• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI DAN FUNGSI KURIKULUM docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI DAN FUNGSI KURIKULUM docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Dewasa ini berkembang suatu anggapan bahwa pendidikan bukan lagi merupakan suatu ilmu, melainkan suatu teknologi. Hal ini disebabkan oleh upaya pengembangan dan penyempurnaan pendidikan, khusunya kurikulum, lebih banyak datang dari praktik di sekolah, dibandingkan dengan dari penerapan teori-teori yang sudah mapan. Perubahan dan penambahan isi kurikulum sering diadakan karena adanya kebutuhan-kebutuhan praktis. Karena selalu menekankan pada hal-hal praktis itulah, masa berlaku kurikulum tidak bisa lama

Namun, memperhatikan kondisi pendidikan beberapa tahun belakangan ini, penyelenggara pendidikan tampaknya menghadapi kesulitan dalam menerapkan kurikulum yang berlaku. Berbagai kasus menunjukkan kurangnya pemahaman para penyelenggara pendidikan terutama yang berkaitan dengan peran dan fungsi pendidikan. Kekurangpahaman penyelenggara pendidikan tentang peran dan fungsi kurikulum dapat berakibat fatal terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan kenyataan ini, penyusun merasa tertarik untuk membahas lebih jauh tentang peran dan fungsiengertian ku kurikulum yang nanti diharapkan dapat menjadi salah satu sumber belajar bagi para penyelenggara pendidikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyusun suatu karya ilmiah yang berjudul. “Teori dan Fungsi Kurikulum

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kurikulum?

2. Apa konsep, perkembangan dan fungsi teori kurikulum? 3. Apa peran dan fungsi kurikukulum?

C. Tujuan

(2)
(3)

garis finish (dunia olahraga). Selanjutnya, istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan. Menurut Beuchamp (1968,6) kurikulum sebagai suatu rencana pengajaran berisi tujuan yang ingin dicapai, bahkan yang aka di sajikan, kegiatan pengajaran, alat-alat pengajaran, dan jadwal waktu pengjaran1.

B. Konsep Teori Kurikulum

Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan mengenai teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.2

1. Kurikulum sebagai suatu substansi

Suatu kurikulum rencana kegiatan blajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat merujuk pada suatu dokumen yng berisi suatu rumusan tentang ujian, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai kurikulum persetujuan bersama antar penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan

2. kurikulum sebagai suatu sistem yaitu sistem kurikulum

Sitem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pedidikan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mecakup personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, menyempurnakannya. Hasil dari suatu kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari suatu kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.

1 . Putri Siti Nadhiroh, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum,

http://putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/dasar-dasar-pengembangan-kurikulum/ , Oktober 2 6 , 2017.

(4)

3. Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum

Bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum. Dan sistem kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan beragai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Seperti halnya para ahli sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga diuntut untuk:3

a. Mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan perspektif dari istilah-istilah teknis

b. Mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru.

c. Melakukan penelitian penelitian inferensial dan prediktif

d. Mengembangkan sub-subteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum.

C. Perkembangan Teori Kurikulum

Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan Charless dan McMurry, tetapi secara definitive berawal dari hasil karya Frankin Babbit tahun 1918. Bobbit sering dipandang sebagai ahli kurikulum Yang pertama, ia perintis pengembangan praktek kurikulum. Menurut Bobbit teori kurikulum itu sederhana, yaitu kehidupan manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama terbentuk oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Pendidikan berupa mempersiapkan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Mulai tahun 1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada anak (child centered). Perkembangan teori kurikulum selanjutnya di bawakan oleh Hollis Dasweel.

Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang kurikulum di beberapa negara di bagian Amerika Serikat. Ia mengembangkan kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan. Maka Caswell mengembangkan kurikulum yang bersifat interaktif. Dalam pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi guru-guru berpartisipasi dalam

(5)

menentukan kurikulum, menentukan stuktur organisasi dari penysusun kurikulum, dalam merumuskan pengertian kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menetukan kegiatan belajar, desain kurikulum, menilai hasil.

Pada tahun 1947 di Univertas Chicago berlangsung diskusi besar pertama tentang kurikulum. Sebagai hasil diskusi tersebut dirumuskan tiga tugas utama teori kurikulum:

1. Mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang mendasarinya,

2. Menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur yang mendukungnnya,

3. Mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa yang akan datang untuk memecahkan masalah tersebut.

Ralph W.Tylor (1949) mengemukakan empat pertanyaan pokok yang menjadi inti kajian kurikulum:

1. Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?

2. Pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?

3. bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif?

4. bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?4

Menurut Beauchamp sendiri merangkumkan perkembangan teori kurikulum antara tahun 1960 sampai 1965. Ia mengindentifikasikan adanya 6 komponen kurikulum sebagai bidang studi yaitu landasan kurikulum, isi kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian, dan pengembangan teori. Jack R. Frymier (1967) mengemukakan tiga unsure dasar kurikulum yaitu actor, artifak, dan pelaksanaan.

Ada beberapa masalah atau isu substansi dalam pembahasan tentang teori kurikulum yaitu definisi kurikulum, sumber sumber kebijaksaan kurikukulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peran nilai dalam pengembangan kurikulum, dan implikasi teori kurikulum.

1. Sumber pengembangan kurikulum

Pengembang kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, karena sekolah mempersiapkan anak bagi kehidupan orang dewasa, kurikulum terutama isi kurikulum diambil dari kehidupan

(6)

orang dewasa. Dalam pengembangan selanjutnya, sumber ini menjadi luas meliputi semua unsur kebudayaan. Pendidikan atau pengajaran bukan memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan potensi-potensi yang telah ada pada anak. Ada tiga pendekatan terhadap anak sebagai sumber kurikulum, yaitu kebutuhan siswa, perkembangan siswa, dan minat siswa. Beberapa pengembang kurikulum mendasarkan penentuan kurikulum pada pengalaman-pengalaman penyusunan kurikulum yang lalu. Hal lain yang menjadi sumber penyusunan kurikulum adalah nilai-nilai. Terakhir yang menjadi sumber penentuan kurikulum adalah kekuasaan sosial-politik.5

2. Desain dan rekayasa kurikulum

Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsure-unsur dan kurikulum, hubungan antara satu unsure dengan unsure lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya. Dalam desain kurikulum, ada dua dimensi penting, yaitu:

a. substansi, unsur-unsur serta organisasi dari dokumen tertulis kurikulum,

b. model pengorganisasian dan bagian-bagian kurikulum terutama organisasi dan proses pengajaran.

Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum: Pertama, ketentuan-ketentuan, tentang bagaimana penggunaan kurikulum serta bagaimana mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan masukan dari pengalaman, kedua, kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk desainnya maupun system pelaksanaannya.

D. Fungsi Teori Kurikulum

Teori kurikulum memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan penyusunan, pengembangan, pembinaan dan evaluasi kurikulum pada khususnya dan pendidikan pada umumnya. Dalam kaitannya fungsi kurikulum meliputi

1. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan memberikan alternatif secara rinci dalam perencanaan kurikulum.

(7)

2. Sebagai landasan sistematis dalam pengambilan keputusan, memilih, menyusun dan membuat urutan isi kurikulum.

3. Sebagai pedoman atau dasar bagi evaluasi formatif dan kurikulum yang sedang berjalan.

4. Membantu orang (yang berkepentingan dengan kurikulum) untuk mengidentifikasi kesenjangan pengetahuannya sehingga merangsang untuk diadakannya penelitian lebih lanjut.6

E. Peran Kurikulum

Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Kalau kita analisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan dimana sekolah sebagai institusi sosial melaksanakan operasinya, maka kita akan menentukan paling tidak 3 jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yakni: peranan konservartif, peranan kritis dan evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama pentingnya dan antara ketiganya perlu dilaksanakan secara berkeseimbangan.7

a. Peranan Konservatif

Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berprilaku sesuai dengan norma-norma tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu.dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing mengerototi budaya lokal, maka peran konsevatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran konservatif nya, kurikulum berperan dalam menangkal

6 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992), Hlm. 11.

(8)

berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat,sehingga keajekan dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara.8

b. Peranan kreatif

Peranan kreatif, yaitu peranan kurikulum untuk menciptakan dan menyusun kegiatan-kegiatan yang kreatif dan konstruktif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki peserta didik melalui berbagai kegiatan dan pengalaman belajar yang kreatif, efektif, dan kondusif. Kurikulum harus dapat merangsang pola berpikir dan pola bertindak peserta didik untuk menciptakan sesuatu yang baru sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarga, bangsa dan negara.9

c. Peranan Kritis dan Evaluatif

Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpatisipasi dan kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Nila-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan dan diadakan modifikasi serta dilakukan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.10

Dalam proses pengembangan kurikulum ketiga peran harus berjalan secara seimbang. Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman, sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatif nya dapat memuat hilangnya nilai-nilai budaya masyarakat.11

8 Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta, Kencana; 2008), hal. 10

9 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung, Remaja Rosdakarya; 2013), hal.17

10 Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum (Dasar-Dasar dan Perkembangan), (Bandung, Mandar Maju; 1990), hal. 9

(9)

F. Fungsi Kurikulum

Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua insan, yang selalu menjadi tumpuan dan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Pendidikan juga sebagai alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat, dan mencetak generasi yang mampu melangkah sesuai dengan apa yang menjadi harapan bangsa.12 Maka di dalam pendidikan diterapkan

kurikulum yang berfungsi untuk mencapai tujuan tujuan yang diharapkan. Sebelum kita bicara mengenai fungsi kurikulum, terlebih dahulu akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan fungsi. Kata fungsi berasal dari bahasa inggris “function” yang mempunyai banyak arti, diantaranya yang berarti jabatan, kedudukan, kegiatan dan sebagainya.13 Kurikulum merupakan salah satu asas

penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, apabila asas ini baik dan kuat, maka dapat dipastikan proses belajar mengajar pun akan semakin lancar sehingga tujuan pendidikan pun akan tercapai.14 Dalam aktifitas belajar

mengajar, kedudukan kurikulum sangat krusial karena dengan kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat (benefit). Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu: fungsi pendidikan umum (Common and General Education), Suplementasi (Supplementation), Eksplorasi (Esploration) dan, Keahlian (Specialization).

1. Fungsi Pendidikan Umum (Common and General Education)

Fungsi pendidikan umum (Common and General Education) yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan, memahami setiap hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat

12 Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas ), cetakan pertama, STAIN Ponorogo Press, 2009, hal 115

13 H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta, Rineka Cipta; 2010), hal 12.

(10)

dan makhluk sosial. Dengan demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa pada jenjang dan level atau jenis pendidikan manapun.

2. Suplementasi (Supplementation)

Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan, perbedaan minat maupun perbedaan bakat. Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut. Dengan demikian setiap anak memiliki kesempatan untuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakatnya. Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata harus terlayani untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata juga harus terlayani sesuai dengan kemampuannya.

3. Eksplorasi (Eksploration)

Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya paksaan. Namun demikian, proses eksplorasi terhadap minat dan bakat siswa bukan pekerjaan yang mudah. Adakalanya terjadi pemaksaan dari pihak luar, misalnya para orang tua, yang sebenarnya anak tidak memiliki bakat dan minat terhadap bidang tertentu, mereka dipaksa untuk memilihnya hanya karena alasan-alasan tertentu yang sebenarnya tidak rasional. Oleh sebab itu para pengembang kurikulum mesti dapat menggali rahasia keberbakatan anak yang kadang-kadang tersembunyi.

4. Keahlian (Spesialization)

(11)

demikian kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian misalnya, perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik. Bidang-bidang semacam itu yang diberikan sebagai pilihan, yang pada akhirnya setiap peserta didik memiliki keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang spesialisasinya. Untuk itu pengembangan kurikulum harus melibatkan para spesialis untuk menentukan kemampuan apa yang harus dimiliki setiap siswa sesuai dengan bidang keahliannya.15

Namun demikian, disamping itu kurikulum bermanfaat bagi anak didik, ia juga mempunyai fungsi fungsi lain yakni:16

1. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan

Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai, sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakan sekolah yang bersangkutan. Maksudnya, bila tujuan tujuan yang diinginkan belum tercapai, orang akan cenderung meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan itu, misalnya dengan meninjau kurikulumnya. Pendidikan tertinggi sampai pendidikan terendah mempunyai tujuan, yaitu tujuan yang akan dicapai setelah berakhirnya aktifitas belajar.

Di Indonesia ada 4 tujuan pendidikan utama yang secara hirarkis dapat ditemukan, yaitu:

a. Tujuan Nasional

Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan dari keseluruhan satuan, jenis dan kegiatan pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal, informal dan nonformal dalam konteks pembangunan nasional.

b. Tujuan Institusional

15 Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran...hal.

(12)

Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga pendidikan.

c. Tujuan Kurikuler

Tujuan kulikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi.

d. Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan instruksional atau pembelajaran.

Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita citakan, tujuan tujuan tersebut meski dicapai secara bertingkat yang saling mendukung, sedangkan keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan (pendidikan )17

2. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah

Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan sehari sehari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler. Pengaturan kegiatan ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih, seperti jenis program pendidikan apa yang sedang dan akan dilaksanakan, bagaimana prosedur pelaksanaan program pendidikan, kapan dan dimana program pendidikan dilaksanakan. Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut menguasai program adminitrasi kurikulum dan mengontrol kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan agar sesuai kurikulum yang berlaku. Disinilah pentingnya pemerintah melibatkan kepala sekolah dalam merancang kurikulum, termasuk sosialisasi kurikulum baru.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Setiap Jenjang Pendidikan.

Sering kita mendengar, bahwa perguruan tinggi mengeluh tentang mutu lulusan SLTA yang kurang memadai. Para guru di SLTA memberikan alasan,

(13)

karena terdapat kelemahan pada lulusan SMP. Guru SMP tidak mau menerimanya begitu saja, akhirnya melemparkan kelemahan itu kepada SD. Guru-guru di SD inilah yang menjadi tumpuan masalah. Tindakan saling melemparkan kekurangan atau kesalahan bukan merupakan solusi yang terbaik, karena dapat menimbulkan persoalan yang semakin meruncing. Salah satu jalan keluarnya ialah setiap jenjang pendidikan harus sama-sama saling menyesuaikan dan mempelajari kurikulum pada sekolah-sekolah yang ada di bawah atau di atasnya. Jadikanlah kurikulum SD sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan kurikulum SMP, dan kurikulum SMP sebagai bahan pertimbangan pengembangan kurikulum di SMA. Begitulah seterusnya sampai di perguruan tinggi. Melalui cara seperti itu, maka kesinambungan kurikulum pada semua jenjang pendidikan akan semakin jelas. Bagi sekolah yang berada diatasnya, kurikulum merupakan pengembangan atau lanjutan dari pendidikan sebelumnya.

Dengan demikian, fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan ialah:

a. Fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum,

b. Fungsi penyiapan tenaga, yaitu bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil, baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

4. Fungsi Kurikulum Bagi Guru

(14)

tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum.

Guru betul-betul dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi personal, dan kemampuan sosial secara seimbang dan terpadu. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak dan harga mati. Segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru dan disampaikan kepada peserta didik harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan kurikulum tidak bisa dipisahkan, tetapi harus merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga menjadi satu raga.18

5. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas

Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan supervisi. Dengan demikian, dalam proses pengawasan para pengawas akan dapat menentukan apakah program sekolah termasuk pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntunan kurikulum atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu juga pengawas dapat memberikan saran perbaikan.

6. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, kurikulum adalah alat produsen dari sekolah, sedangkan masyarakat adalah konsumennya. Sudah tentu antara konsumen dan produsen harus sinkron. Kurikulum sekolah outputnya harus dapat link and match dengan kebutuhan masyarakat.19 Dengan mengetahui suatu kurikulum

sekolah, masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka memperlancar program 18 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum....hal. 15

(15)

pendidikan, serta dapat memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan program pendidikan di sekolah. Sehingga sekolah dapat melahirkan generasi-generasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Presepsi yang salah jika menganggap manfaat kurikulum hanya dapat diambil oleh pihak-pihak yang terkait dalam dunia sekolah saja. Memang pada dasarnya yang mengembangkan sebuah kurikulum adalah sekolah, namun seperti yang telah dibahas, manfaat dari sebuah kurikulum sangatlah luas. Semua pihak dapat mengambil manfaat dari sebuah kurikulum, dan kurikulum memberikan manfaat tersendiri dari tiap dimensinya.20

7. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua

Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan baik bagi penyelenggaraan program sekolah, maupun membantu putra/putri mereka belajar dirumah sesuai dengann program sekolah. Melalui kurikulum orang tua akan mengetahui tujuan yang harus dicapai serta ruang lingkup materi pelajaran.

8. Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan

Instansi atau perusahaan manapun yang mempergunakan tenaga kerja lulusan suatu lembaga pendidikan tentu menginginkan tenaga kerja yang bermutu tinggi dan mampu berkompetisi agar dapat meningkatkan produktifitasnya. Biasanya, para pemakai lulusan selalu melakukan seleksi yang ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja. Seleksi dalam bentuk apa pun tidak akan membawa arti apa-apa jika instansi tersebut tidak mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para calon tenaga kerja tersebut. Bagaimanapun, kadar pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki calon tenaga kerja, merupakan produk dari kurikulum yang ditempuhnya. Para pemakai lulusan harus mengenal kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai

(16)

lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang handal, enerjik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat dan berkualitas.21

9. Fungsi Pendidikan Bagi Siswa

Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui kurikulum siswa akan memahami apa yang harus dicapai, isi atau bahan pelajaran apa yang harus dikuasai, dan pengalaman belajar apa yang harus di lakukan untuk mencapai tujuan.

Berkaitan dengan fungsi kurikulum, alexander Inglis ( dalam Hamalik, 1990) mengemukakan enam fungsi kurikulum untuk siswa, yaitu :

a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)

Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.

b. Fungsi Integrasi (the integrating function)

Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan yang harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.

c. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)

(17)

Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa setiap siswa memiliki perbedaan baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.

d. Fungsi persiapan (the propaedeutic function)

Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya

e. Fungsi Pemilihan (the selective function)

Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.

f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)

(18)

dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.22

(19)

meramalkan hal yang harus dilakukan atau kemungkinan baru yang akan terjadi. Di samping itu, teori kurikulum juga mengadakan analisis tentang keadaan pendidikan dan dampaknya terhadap masyarakat luas. Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan mengenai teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. Ada beberapa masalah atau isu substansi dalam pembahasan tentang teori kurikulum yaitu definisi kurikulum, sumber sumber kebijaksaan kurikukulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peran nilai dalam pengembangan kurikulum, dan implikasi teori kurikulum. Teori kurikulum memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan penyusunan, pengembangan, pembinaan dan evaluasi kurikulum pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup dimasyarakat. Kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis dan evaluatif.

(20)

guru yaitu sebagai pengembang kurikulum, tetapi dan sebagai pelaksana kurikulum. Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan supervisi. Bagi masyarakat, kurikulum adalah alat produsen dari sekolah, sedangkan masyarakat adalah konsumennya. Sudah tentu antara konsumen dan produsen harus sinkron.

Referensi

Dokumen terkait

Bersama ini disampaikan kepada seluruh Calon Penyedia Jasa yang mengikuti pelelangan pemilihan langsung konstruki Pokja III ULP Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Tahun

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA.. MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN SISWA KELAS XI TO A

Membuka file database MS Access berarti membuka file yang pernah dibuat dan disimpan sebelumnya selain membuka jendela database yang pernah dibuat sebelumnya Anda bisa

Rencana produksi SEMPLUNIK (Sempoa Lucu dan Unik) dengan memanfaatkan limbah kayu dan kawat untuk membuat kerangka sempoa dan clay dari tepung untuk membuat manik-maniknya

Berdasarkan hasil penelitian di atas yang menjadi faktor utama sehingga tidak ada pembagian harta waris di Desa Paduran Mulya adalah lemahnya Ilmu

Shdar ?elar€rM Minirnun bertujun Fedbqikan batde taytud ninimLm tE *hmsnya dilouhi oleh RSUD. Asar nugsi slMdo lfju RSUD. Muhanmad Zein lainan dapar nencapai rujuan

Dalam proporsi yang lebih khusus, program pengembangan bahasa Indonesia iptek juga dapat dilaksanakan melalui pengajaran mata kuliah Bahasa

Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya mengajukan diri (melamar kerja) sebagai tenaga administrasi kesehatan /tenaga counter/tenaga lainnya untuk bergabung.. Data