• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancasila Sebagai Paradigma pembagunan D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pancasila Sebagai Paradigma pembagunan D"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

PEMBAGUNAN

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Pengampu : Fatma Ainie, S. IP

Disusun Oleh:

1.

Abadi Setiawan

2.

Indra Firmansyah

3.

Mahsusotun Nafisah

Kelas : TI 1

PORGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA ( TI )

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER ( FASTIKOM )

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)

JAWA TENGAH DI WONOSOBO

▸ Baca selengkapnya: pertanyaan tentang pancasila sebagai paradigma pembangunan politik

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Pancasila sebagai paradigma pembangunan merupakan pembangunan yang membutuhkan berbagai macam usaha yang serius. Pembangunan tidak hanya berupa materi saja, namun juga sebuah moral dan spiritual bangsa, karena pancasila adalah sebagai dasar pedoman negara Indonesia. Dengan menerapkan nilai nilai pancasila maka akan membangun nilai-nilai budi pekerti yang baik.

Alasan pemilihan judul pancasila sebagai paradigma pembangunan adalah karena pancasila sebagai dasar negara yang mencakup segala aspek salah satunya pancasila sebagai paradigma pembangunan.

B. Latar Belakang

Untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan, seseorang pasti akan melakukan hal yang paling mendasar untuk mewujudkan cita-citanya. Membuat rancangan serta rincian yang mendetail tentang apapun yang diperlukan untuk memenuhi itu semua. Sama halnya dengan sebuah suatu negara yang memiliki cita-cita. Di negara berkembang tentunya masih banyak cita-cita yang belum bisa diraih, seperti negara Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia melakukan beberapa hal yang bisa membangun negara dan juga bangsanya.

(3)

BAB II

PERMASALAN

1. Apa pengertian paradigma pembangunan?

2. Mengapa pancasila Sebagai paradigma pembangunan ?

3. Apa saja nilai-nilai Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma Pembangunan Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan?

(4)

BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengertian Paradigma Pembangunan.

Paradigma berasal dari bahasa Inggris “paradigm” yang berarti model, pola, atau contoh. Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu masyarakat tertentu. Pancasila adalah paradigma, sebab Pancasila dijadikan landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan. Pancasila sebagai paradigma pembangunan artinya Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.

Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut. Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola. Sedangkan dalam bahasa Yunani disebut paradeigma (paradeiknunai) yang berarti untuk

“membandingkan”,“bersebelahan”(para) dan memperlihatkan (deik). Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut.

(5)

2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan.

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.

Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.

Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolak ukur, parameter, arah dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolak ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.

Dengan demikian, paradigma menempati posisi penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.

Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka tidak berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolak ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam melaksanakan pembangunan.

Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:

a. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga. b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial.

c. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan.

(6)

Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

3. Nilai-nilai Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma Pembangunan Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.

Berdasar pada sila ketiga dari pancasila, yaitu persatuan Indonesia. Pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya yang beragam di seluruh nusantara yang menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Diperlukan adanya pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Sedangkan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang pertahanan dan keamanan, memiliki arti bahwa untuk mencapai terciptanya masyarakat hukum diperlukan penerapan dari nilai-nilai pancasila. Hal itu disebabkan karena Negara juga memiliki tujuan untuk melindungi segenap bangsa dan wilayah negaranya. Nilai-nilai pancasila dalam penerapan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang pertahanan dan keamanan adalah :

a. Sila pertama dan kedua : Pertahanan dan keamanan Negara harus mendasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

b. Sila Ketiga : Pertahanan dan keamanan Negara haruslah mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga sebagai warga Negara.

c. Sila keempat : Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak dasar persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan.

d. Sila kelima : Pertahanan dan keamanan harus diperuntukan demi terwujudnya keadilan hidup masyarakat.

(7)

4. Bidang Yang Mencangkup Pancasila Sebagai Paradiga Pembangunan.

Pembangunan nasional adalah suatu strategi nasional yang direalisasikan untuk mencapai tujuan bangsa. Dalam pembangunan ini dibagi dalam beberapa bidang yaitu: bidang politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan yang kemudian sering disebut POLEKSOSBUDHANKAM. Dalam membangun bidang-bidang tersebut telah dijabarkan dalam GBHN yang dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapaiannya.

Ada beberapa poin yang dimaksud dalam hal ini, antara lain:

1. Pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik negara.

Drs. Mohammad Hatta sebagai pendiri MPR menyatakan bahwa “ Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab” Hal itu menunjukkan bahwa moralitas politik bangsa Indonesia harus mencerminkan isi dan kandungan dari pancasila. Pemerintah juga harus mematuhi aturan pancasila ketika berpolitik diantaranya :

a. Politik negara harus berdasarkan pada kerakyatan.

Terdapat pada isi kandungan dari sila ke IV. Ketika berpolitik, maka pemerintah harus bisa melihat dari kacamata rakyat dan mementingkan kepentingan rakyat (umum) daripada kepentingan golongannya sendiri.

b. Pengembangan dan aktualisasi politik negara harus berdasarkan pada moralitas ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan.

Hal itu terdapat pada isi kandungan pancasila sila I, II, dan III. Berpolitik juga harus memperhatikan norma keagamaan, kemanusiaan apalagi mengenai persatuan. Sangatlah tidak mungkin bagi pemerintah suatu negara yang beragama untuk tidak patuh pada norma agamanya. Pemerintah juga harus memperhatikan segi kemanusiaan, karena yang akan diurus oleh mereka pasti akan menyangkut kemanusiaan dan ras berbangsa.

c. Pengembangan dan aktualisasi politik negara demi tercapainya keadilan dan hidup bersama.

(8)

bisa menyeimbangkan antara satu golongan dengan golongan yang lain agar tidak terjadi perpecahan.

2. Pancasila sebagai paradigma pengembangan Ekonomi.

Ekonomi Indonesia berdasarkan pada kemanusiaan (sila II). Ekonomi sendiri tidak dapat dipisahkan dengan politik ekonomi. Politik ekonomi bersifat swasembada dan swadaya

dengan tidak mengisolasi diri tetapi diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan daya kreasi rakyat. Kebijakan ekonomi yang baik dalam mengembangkan pembangunan Indonesia adalah ekonomi pancasila. Yang memiliki arti bahwa pihak swasta yang bisa mandiri dilindungi hak-haknya untuk mengembangkan usahanya, sedangkan untuk pihak-pihak yang masih belum bisa mengembangkan usahanya akan dibantu oleh pemerintah dalam mengembangkan usahanya.

3. Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya.

Pembangunan dan pengembangan pada aspek sosial budaya didasarkan pada sila ke II, dalam hal ini berarti pengembangan sosial budaya disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan demikian, budaya-budaya Indonesia dapat bertahan dan tidak punah karena telah sesuai dengan BHINEEKA TUNGGAL IKA. Disamping itu, untuk melindungi budaya-budaya yang beraneka ragam, pemerintah telah memberikan kebijakan-kebijakan tertentu. Hal tersebuta adalah untuk mengantisipasi agar budaya Indonesia tidak diklaim oleh negara lain.

4. Pancasila sebagai pearadigma pengembangan pertahanan dan keamanan.

Pertahanan dan keamanan negara berdasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila I dan II), kepentingan warga secara menyeluruh (sila III) dan persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (sila IV).

Pertahanan dan keamanan adalah syarat mutlak untuk menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar. Dengan adanya pertahanan dan keamanan, suatu negara akan mampu menghadapi bahaya-bahaya yang datang dan membangun sesuai dengan tujuan negara.

(9)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa pembangunan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek kebutuhan. Pancasila sebagai paradigma pembangunan merupakan suatu sumber nilai, kerangka pikir, model, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan pembangunan. Yang meliputi pembangunan bidang politik, pembangunan ekonomi, pembangunan sosial budaya, pembangunan pertahanan dan keamanan. Semuanya ditujukan untuk membuat menjadikan bangsa yang semakin berkembang dan masyarakat yang semakin mapan.

Hakekat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung pengertian bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, harus berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Pemerintah Indonesia berupaya membangun negeri ini melalui beberapa cara dan harus melihat sisi pancasila. Agar sesuai dengan karakter kepribadian bangsa. Ini bukanlah hal yang mudah melainkan juga harus dibantu oleh rakyat. Sebagai warga Indonesia kita haruslah bisa bersikap membangun pola pikir kita untuk bisa menerima pembangunan yang bersifat substansial. Dan itu memerlukan kesabaran serta keterbukaan mind dari rakyatnya.

BAB V

KRITIK DAN SARAN

Adapun saran yang bisa kami paparkan dari makalah ini yaitu sebaiknya kita lebih mempelajari dan memahami pancasila lebih dalam lagi agar kita tidak menyimpang dari nilai-nilai pancasila yang merupakan asas Indonesia.

(10)

DAFTAR PUSAKA

1. Syaiful Adly, Pancasila sebagai Paradigma (IT Konsultan Jakarta. 2010) 1Hlm. 2. Rahmat Hidayat, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional

(forester-untad.blogspot.com)1 hlm.

3. Faridah Bahiyah, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangnan Nasional (Id.wikipedia.org.2011) 1hlm.

4. Rochim Udin, Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan (belajarnegara@blogspot.com.2013) 1hlm.

Referensi

Dokumen terkait

hasil peramalan pada saat beban puncak dapat dilihat bahwa, untuk data training nilai ramalannya mengikuti pola data aktual, sedangkan pada data testing nilai

[r]

Hasil analisa dari nilai better dan worst Diagram Kano diketahui atribut-atribut yang berpengaruh terhadap kenaikan kepuasan pelanggan yaitu: Ketepatan Dokter

PROFIT PENJUALAN JAMUR TIRAM PEDAGANG

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jaringan jamur yang bersifat totipotensi, mengetahui tata cara kultur jaringan jamur, mengetahui tata cara perbanyakan biakan

Pada pengujian ini dilakukan pengujian terhadap antarmuka untuk memastikan semua fungsi bekerja dengan baik dan tepat serta pengintegrasian eksternal data dapat

Menilai ketepat gunaan suatu teknologi, tentu memberikan makna atau pengertian yang berhubungan dengan masalah pembangunan (pedesaan) atau masyarakat berpenghasilan rendah.

Beberapa penelitian klasifikasi teks yang pernah dilakukan (Nur dan Santika, 2011 dimana mereka mengambil tweet untuk dataset dan SVM untuk metode klasifikasi untuk