Pancasila sebagai paradigma reformasi
1.1.
LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar negara merupakan mempunyai peranan
penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai paradigma juga berada
pada posisi pembangunan nasional yang meliputi segenap bidang
kehidupan, seperti politik,ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan, juga di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta hukum
dan hak asasi manusia. Maka dari itu kita harus mengenal Pancasila
sebagai paradigma bangsa Indonesia.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
a.
Adanya kekurangan pemahaman tentang pengertian pancasila dan paradigma.
b.
Adanya kekurangan pemahaman tentang Gerakan Reformasi.
c.
Adanya penyimpangan-penyimpangan dimasyarakat terhadap dasar nilai-nilai yang
dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
d.
Adanya hal-hal yang mempelopori Gerakan Reformasi.
1.3.
TUJUAN
a.
Memahami pengertian Pancasila.
b.
Memahami pengertian paradigma.
c.
Memahami pengertian Reformasi.
d.
Memahami Pancasila sebagai paradigma reformasi.
e.
Memahami syarat-syarat Gerakan Reformasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari bahasa Sansekerta yaitupañca berarti lima
dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
1.
Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan komunitisetempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
2.
Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegaraIndonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun golongannya;
3.
Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat majemukdi kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;
4.
Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakatmajemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat
relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;
5.
Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang membangkitkansemangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
2.2.
Pengertian Paradigma
Pengertian paradigma yakni asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi yang bersifat
umum (sumber nilai), sehingga sebagai sumber hukum, metode yang dalam penerapan ilmu
pengetahuan akan menentukan sifat, ciri dari ilmu tersebut. Ilmu pengetahuan sifatnya
dinamis, karena banyaknya hasil-hasil penelitian manusia, sehingga kemungkinan dapat
ditemukan kelemahan dan kesalahan pada teori yang telah ada.Jika demikian
ilmuwan/peneliti akan kemabali pada asumsi-asumsi dasar dan teoritis, sehingga ilmu
pengetahuan harus mengkaji kembali pada dasar ontologis dari ilmu itu sendiri.
Istilah ilmiah berkembang dalam berbagai bidang kehidupan manusia, diantaranya:
politik, hukum, ekonomi, budaya. Istilah paradigma berkembang menjadi terminologi yang
mengandung konotasi pengertian yaitu sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber
asas, serta arah dan tujuan.
2.3.
Pengertian Reformasi
Kata reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation dari
akar kata reform, sedangkan secara harfah reformasi mempunyai
pengertian suatu gerakan yang memformat ulang, menata ulang, menata
kembali hal-hal yang telah menyimpang, untuk dikembalikan pada format
atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan oleh
rakyat.
Suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat :
1.
Suatu gerakan reformasi dilakukan karena adanya suatu penyimpangan-penyimpangan.3.
Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem Negara demokrasi, bahwakedaulatan berada ditangan rakyat, sebagaimana yang terkandung pada pasal 1 ayat 2.
4.
Reformasi dilkukan kearah suatu perubahan kearah kondisi serta keadaan yang lebih baik,perubahan yang dilakukan dalam reformasi harus mengarah pada suatu kondisi kehidupan
rakyat yang lebih baik dalam segala aspek.
5.
Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang berkebutuhanYang Maha Esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa.
2.4.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi
Pancasila sebagai paradigma reformasi adalah dimana apabila terjadi
suatu perubahan kedepannya maka asumsi-asumsi dasar atau nilai-nilai
yang mendukung perubahan tersebut haruslah selalu berlandaskan pada
pancasila.
Bangsa Indonesia ingin mengadakan suatu perubahan, yaitu menata
kembali kehidupan berbangsa dan bernegara demi terwujudnya
masyarakat madani yang bermatabat kemanusiaan yang menghargai
hak-hak asasi manusia, masyarakat yang demokratis yang bermoral
religius serta masyarakat yang bermoral kemanusiaan dan beradab.
Berbagai gerakan muncul disertai dengan akibat tragedi
kemanusiaan yang sangat memilukan dan menelan banyak korban jiwa
dari anak-anak bangsa sebagai rakyat kecil yang tidak berdosa dan
mendambakan perdamaian ketenteraman serta kesejahteraan.
Namun demikian di balik berbagai macam keterpurukan bangsa
Indonesia tersebut masih tersisa satu keyakinan akan nilai yang
memilikinya yaitu nilai-nilai yang terakar dari pandangan hidup bangsa
Indonesia sendiri yaitu nilai-nilai Pancasila. Reformasi adalah menata
kehidupan bangsa dan negara dalam system Negara di bawah nilai-nilai
Pancasila, bukan menghancurkan dan membubarkan bangsa dan negara
Indonesia.
Bahkan pada hakikatnya reformasi itu sendiri adalah mengembalikan
tatanan kebenaraan kearah sumber nilai yang merupakan Platform
kehidupan bersama bangsa Indonesia, yangselama ini diselewengkan
demi kekuasaan sekelompok orang baik pada masa orde lama maupun
orde baru. Oleh karena itu proses reformasi walaupun dalam lingkup
pengertian reformasi total harus memiliki platform dan sumber nilai yang
jelas merupakan arah, tujuan, serta cita-cita yaitu nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
melakukan perubahan terhadap sumbernya itu sendiri. Oleh karena itu
justru sebaliknya reformasi itu harus memiliki tujuan, dasar, cita-cita serta
platform yang jelas dan bagi bangsa Indonesia Nilai-nilai Pancasila itulah
yang merupakan paradigma Reformasi Total tesebut.
2.5.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Dalam Berbagai Bidang
1.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi HukumDalam era reformasi akhir-akhir ini, seruan dan tuntutan rakyat terhadap pembaharuan
hukum sudah merupakan suatu keharusan karena proses reformasi yang melakukan penataan
kembali tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan perubahan-perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan. Agenda yang lebih konkrit yang diperjuangkan oleh para reformis yang
paling mendesak adalah reformasi bidang hukum.
Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa setelah peristiwa 21 Mei 1998 saat
runtuhnya kekuasaan Orde Baru, salah satu sub system yang mengalami kerusakan parah
selama Orde Baru adalah bidang hukum. Produk hukum baik materi maupun penegakkannya
dirasakan semakin menjauh dari nilai-nilai kemanusiaan, kerakyatan, serta keadilan.
Sub-sistem hukum nampaknya tidak mampu menjadi pelindung bagi kepentingan masyarakat dan
yang berlaku hanya bersifat imperative bagi penyelenggara pemerintahan.
2.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi PolitikLandasan sumber nilai system politik Indonesia dalam pembukaan
UUD’45 alenia IV, jika dikaitkan dengan alenia II, dasar politik ini
menunjukkan bentuk dan bangunan kehidupan masyarakat Indonesia.
Namun dalam kenyataannya nilai demokrasi ini pada masa Orla dan Orba
tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Reformasi politik pada dasarnya berkenaan dengan masalah kekuasaan
yang memang diperlukan oleh negara maupun untuk menunaikan dua
tugas pokok yaitu memberikan kesejahteraan dan menjamin keamanan
bagi seluruh warganya. Reformasi politik terkait dengan reformasi dalam
bidang-bidang kehidupan lainnya, seperti bidang hukum, ekonomi, sosial
budaya serta hakamnas. Misalnya, dalam bidang hukum, segala kegiatan
politik harus sesuai dengan kaidah hukum, oleh karena itu hukum harus
dibangun secara sistematik dan terencana sehingga tidak ada
kekosongan hukum dalam bidang apapun. Jangan sampai ada UU tetapi
tidak ada PP pelaksanaanya yang sering kita alami selama ini.
3.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Ekonomiorang. Maka dari itu perlu dilakukan langkah yang strategis dalam upaya
melakukan reformasi ekonomi yang berbasis pada ekonomi rakyat yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
2.6. Gerakan Reformasi
Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa
pemerintahan Orde Baru, terutama terletak pada ketidakadilan di bidang
politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal kemunculannya
pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam
mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk terus
menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini
menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal
Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan dari
nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD
1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan
menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan rakyat berada
di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang oleh para
penguasa. Dalam UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa “Kedaulatan
adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”.
Gerakan reformasi menuntut untuk dilakukan reformasi total di
segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dam MPR yang dipandang
sarat dengan nuansa KKN.
Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan
terhadap lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi
sumber ketidakadilan, di antaranya :
>> UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
>> UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan
Wewenang DPR / MPR
>> UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
>> UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum
>> UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.
Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin memanas setelah
terjadinya peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul
sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi
Indonesia (PDI).
Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi
itu, bukan hanya menyangkut masalah sekitar konfik PDI saja, tetapi
masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan
masyarakat, maupun pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik,
masyarakat beranggapan bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi
sangat besar, terutama terlihat pada perlakuan keras terhadap setiap
orang atau kelompok yang menentang atau memberikan kritik terhadap
kebijakan-kebijakan yang diambil atau dilakukan oleh pemerintah. Selain
itu, masyarakat juga menuntut agar di tetapkan tentang pembatasan
masa jabatan Presiden.
Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun
1997 telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konfik antar agama
dan etnik yang berbeda. Menjelang akhir kampanye pemilihan umum
tahun 1997, meletus kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan
korban jiwa.
Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar
secara mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi
dukungan terhadap pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam
Sidang Umum MPR tahun 1998 – 2003. Sedangkan di kalangan
masyarakat yang dimotori oleh para mahasiswa berkembang arus yang
sangat kuat untuk menolak kembali pencalonan Soeharto sebagai
Presiden.
Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai
Presiden Republik Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden.
Timbul tekanan pada kepemimpinan Presiden Soeharto yang dating dari
para mahasiswa dan kalangan intelektual.
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat
banyak ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori
oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu
tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang
hukum agar dapat mendudukkan masalah-masalah hukum pada
kedudukan atau posisi yang sebenarnya.
Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi
krisi global tersebut. Krisi ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan
ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang
semakin bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami
keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir
tahun 1997. Sementara itu untuk membantu bank-bank yang bermasalah,
pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI).
Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah ini tidak dapat memberikan
hasil, karena pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin
bertambah besar dan tidak dapat di kembalikan begitu saja.
Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara,
tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.
Memasuki tahun
anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah mempengaruhi aktivitas
ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena
pada akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di
pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik
tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda
masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta
bantuan IMF. Namun, kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan oleh
pemerintah belum terelisasi, walaupun pada 15 januari 1998 Indonesia
telah menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol)
dengan IMF.
Faktor lain yang menyebabkan krisis ekonomi yang melanda
Indonesia tidak terlepas dari masalah utang luar negeri. Utang Luar
Negeri Indonesia menjadi salah satu faktor penyebab munculnya krisis
ekonomi. Namun, utang luar negeri Indonesia tidak sepenuhnya
merupakan utang Negara, tetapi sebagian lagi merupakan utang swasta.
Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6 februari 1998 mencapai
63,462 miliar dollar Amerika Serikat, utang pihak swasta mencapai 73,962
miliar dollar Amerika Serikat.
Akibat dari utang-utang tersebut maka kepercayaan luar negeri
terhadap Indonesia semakin menipis. Keadaan seperti ini juga dipengaruhi
oleh keadaan perbankan di Indonesia yang di anggap tidak sehat karena
adanya kolusi dan korupsi serta tingginya kredit macet.
namun tidak mempertimbangkan kondisi riil di masyarakat. Masyarakat
Indonesia merupakan sebuah masyarakat agrasis dan tingkat pendidikan
yang masih rendah.
Sementara itu, pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan
Orde Baru sudah jauh menyimpang dari sistem perekonomian Pancasila.
Dalam Pasal 33 UUD 1945 tercantum bahwa dasar demokrasi ekonomi,
produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau
pemilikan anggota-anggota masyarakat. Sebaliknya, sistem ekonomi yang
berkembang pada masa pemerintahan Orde Baru adalah sistem ekonomi
kapitalis yang dikuasai oleh para konglomerat dengan berbagai bentuk
monopoli, oligopoly, dan diwarnai dengan korupsi dan kolusi.
Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan yang
dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam
pelaksanaan pola pemerintahan sentralistis ini semua bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah
yakni di Jakarta.
Pelaksanaan politik sentralisasi yang sangat menyolok terlihat pada
bidang ekonomi. Ini terlihat dari sebagian besar kekayaan dari
daerah-daerah diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah
dan rakyat di daerah terhadap pemerintah pusat. Politik sentralisasi ini
juga dapat dilihat dari pola pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris,
karena pemberitaan yang berasala dari Jakarta selalu menjadi berita
utama. Namun peristiwa yang terjadi di daerah yang kurang kaitannya
dengan kepentingan pusat biasanya kalah bersaing dengan berita-barita
yang terjadi di Jakarta dalam merebut ruang, halaman, walaupun yang
memberitakan itu pers daerah.
Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar
setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos
angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncak aksi para mahasiswa terjadi
tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang
semula damai itu berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya
empat orang mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri
Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafdhin Royan.
Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas dari
kalangan kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan
pemerintahan yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.
Rencana kunjungan mahasiswa ke Gedung DPR / MPR untuk melakukan
dialog dengan para pimpinan DPR / MPR akhirnya berubah menjadi
mimbar bebas dan mereka memilih untuk tetap tinggal di gedung wakil
rakyat tersebut sebelum tuntutan reformasi total di penuhinya.
Tekanan-tekanan para mahasiswa lewat demontrasinya agar presiden Soeharto
mengundurkan diri akhirnya mendapat tanggapan dari Harmoko sebagai
pimpinan DPR / MPR. Maka pada tanggal 18 Mei 1998 pimpinan DPR/MPR
mengeluarkan pernyataan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri.
Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh
agama, tokoh-tokoh masyarakat di Jakarta. Kemudian Presiden
mengumumkan tentang pembentukan Dewan Reformasi, melakukan
perubahan kabinet, segera melakukan Pemilihan Umum dan tidak
bersedia dicalonkan kembali sebagai Presiden.
Dalam perkembangannya, upaya pembentukan Dewan Reformasi
dan perubahan kabinet tidak dapat dilakukan. Akhirnya pada tanggal 21
Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri/berhenti
sebagai Presiden Republik Indonesia dan menyerahkan Jabatan Presiden
kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie dan langsung
diambil sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai Presiden Republik
Indonesia yang baru di Istana Negara.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulannya adalah pancasila berperan penting bagi kehidupan
barbangsa dan bernegara, dimana harus didasari oleh kehidupan tatanan
Negara seperti politik, ekonomi, budaya, hukum dan antar umat
beragama.
3.2. Kritik/Saran
Kita sebagai mahasiswa pencetus terjadinya reformasi, mari kita
tunjukan pada dunia bahwa kita mampu dalam merealisasikan semua
cita-cita dan tujuan dasar dari reformasi. Akan tetapi disamping itu, perlu
kita sadari juga bahwasanya kita merupakan mahasiswa sebagai tonggak
dari penjunjung tinggi hak asasi manusia masihlah belum maksimal
kinerjanya untuk hal yang disebutkan diatas. Maka, dari detik ini, kita
sebagai generasi bangsa haruslah benar-benar menanamkan nilai-nilai
pancasila dalam setiap prilaku kita. Dimanapun, dan pada siapapun.
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional Bidang Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan Dikaitkan dengan Nilai-nilai Pancasila Dalam pembangunan nasional pasti dibutuhkan suatu kerangka pemikiran yang melandasi pembangunan nasional itu sendiri. Oleh karena itu, pancasila dapat dijadikan sebagai landasan pembangunan nasional. Namun demikian, dari kata-kata Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan akan tercipta beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu sebagai berikut: - Apa itu Paradigma? - Apa saja Nilai-nilai Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma Pembangunan Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan? - Mengapa Pancasila dapat dijadikan Paradigma Pembangunan Nasional? Orang yang pertama kali menyatakan istilah paradigma adalah Thomas Kuhn, sedangkan arti dari pardigma adalah kerangka pemikiran. Pembangunan Nasional tidak memiliki arti yang sempit hanya membangun fisiknya saja. Pembangunan Nasional memiliki arti yang luas yaitu membangun masyarakat Indonesia seutuhnya. Pancasila dapat dijadikan paradigma pembangunan Nasional karena nilai-nilai pancasila dapat diterapkan dan sesuai dengan perkembangan jaman. Dalam pembangunan Nasional harus mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pada undang-undang alinea ke-IV telah tercantum tujuan dari Negara Indonesia, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencapai masyarakat adil dan makmur. Dan dalam upaya membangun Indonesia seutuhnya itulah diperlukan penerapan dari nilai-nilai pancasila. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan nasional bidang sosial dan budaya, pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pancasila, sila kedua yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Dalam upaya membangun masyarakat seutuhnya, maka hendaknya juga berdasarkan pada sistem nilai dan budaya masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Berdasar pada sila ketiga dari pancasila, yaitu persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya yang beragam di seluruh nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Diperlukan adanya pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Sedangkan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang pertahanan dan keamanan, memiliki arti bahwa untuk mencapai terciptanya masyarakat hukum diperlukan penerapan dari nilai-nilai pancasila. Hal itu disebabkan karena Negara juga memiliki tujuan untuk melindungi segenap bangsa dan wilayah negaranya. Nilai-nilai pancasila dalam penerapan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang pertahanan dan keamanan adalah :
a. Sila pertama dan kedua: pertahanan dan keamanan Negara harus mendasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Sila Ketiga: pertahanan dan keamanan Negara haruslah mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga dalam seluruh warga sebagai warga Negara.
c. Sila keempat: pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak dasar persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan.
Pendidikan yang dilaksanakan atas falsafah Negara Pancasila diarahkan untuk membentuk manusia – manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila, membentuk manusia – manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara dan mencintai sesama manusia. * Peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas perguruan tingkat menengah berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan cara ilmiah yang meliputi : pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi. ♣ Peningkatan peranan Perguruan Tinggi sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam usaha pembangunan selain diarahkan untuk menjadikan Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, juga mendidik mahasiswa untuk berjiwa penuh pengabdian serta memiliki tanggung jawab yang besar pada masa depan bangsa dan Negara, serta menggiatkan mahasiswa, sehingga bermanfaat bagi usaha pembangunan nasional dan pengembangan daerah. C. BUDAYA AKADEMIK * Budaya merupakan nilai yang dilahirkan oleh warga masyarakat yang mendukungnya. * Budaya akademik merupakan nilai yang dilahirkan oleh masyarakat akademik yang bersangkutan. * Pancasila merupakan nilai luhur bangsa Indonesia. * Masyarakat akademik di manapun berada, hendaklah perkembangannya dijiwai oleh nilai budaya yang berkembang di lingkungan akademik yang bersangkutan. Suatu nilai budaya yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sikap kerja sama, santun, mencintai kemajuan ilmu dan teknologi, serta mendorong berkembangnya sikap mencintai seni. D. KAMPUS SEBAGAI MORAL FORCE PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAM * Kampus merupakan wadah kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, sekaligus merupakan tempat persemaian dan perkembangan nilai – nilai luhur. * Kampus merupakan wadah perkembangan nilai – nilai moral, di mana seluruh warganya diharapkan menjunjung tinggi sikap yang menjiwai moralitas yang tinggi dan dijiwai oleh pancasila. * Kampus merupakan wadah membentuk sikap yang da pat memberikan kekuatan moral yang mendukung lahir dan berkembangnya sikap mencintai kebenaran dan keadilan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Kesimpulan Pancasila sebagai paradigma pembangunan merupakan suatu sumber nilai, kerangka piker, model, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan pembangunan. Yang meliputi pembangunan politik, IPTEK, pengembangan bidang politik, poembangunan ekonomi, pembangunan social budaya, pengembangan hankam, pembangunan pertahanan keamanan, dan sebagai reformsi, baik itu reformasi hukum ataupun reformasi politik. Semuanya ditujukan untuk membuat menjadikan bangsa yang semakin berkembang dan masyarakat yang semakin mapan. Pancasila sebagai aktualisasi diri yang berarti betul-betul ada, terjadi atau sesungguhnya. Sehingga terbentuklah aktualisasi objektif dan subjektif. Aktualisasi Pancasila yang objektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif, yudikatif maupun semua bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi Pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan dalam sikap pribadi, perorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa, dan setiap orang Indonesia. Aktualisasi diripun meliputi mencakup dalam tridarma perguruan tinggi, budaya akademik dan lingkungan kampus sebagai moral force pengembangan hukum dan ham. Yang mencerminkan bahwa aktualisasi diri itupun benar-benar ada dan terjadi disekitar kita.
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam perjalanan sejarahnya dapat kita pantau perbuatan bangsa
Indonesia mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Bangsa Indonesia jelas
menjunjung tinggi nilai keagamaan dan kemanusiaan, ini dengan jelas
dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Nilai kesamaan tercermin
dalam kerakyatan untuk sesama warga bangsa dan kemanusiaan yang
adil dan beradab dalam pergaulannya dengan bangsa lain. Nilai
kebebasan dan kemerdekaan tercermin dari perjuangan melawan
penindasan dan perjuangan kemerdekaan. Nilai itu mendorong
persatuan bangsa Indonesia. Dan akhirnya perbuatan manusia
ditujukan untuk mewujudkan nilai kesetiakawanan (solidaritas), yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sadar bahwa sejarah
adalah pengalaman kolektif bangsa, maka bangsa Indonesia layak
menjunjung tinggi dan mempertahankan nilai-niai Pancasila itu demi
kelangsungan hidupnya sebagai bangsa yang berkeadaban.
Dalam kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila mempunyai fungsi salah
satunya sebagai flsafat bangsa. Filsafat sendiri merupakan usaha
pemikiran sistematik, yaitu pemikiran dasariah mengenai manusia
dalam seluruh semesta realita. Pancasila diajukan sebagai flsafat
Negara, yaitu suatu pemikiran yang mendalam untuk dipergunakan
sebagai dasar negara. Sebagai flsafat negara, Pancasila berkenaan
dengan manusia sebab negara adalah lembaga manusia. Kelima sila
itu berfokus pada manusia.
Pancasila yang berisi lima dasar tidak hanya dipandang sebagai lima
prinsip yang berdiri sendiri, akan tetapi dari sila-sila tersebut secara
bersama-sama merupakan satu kesatuan yang bulat. Dimana kesatuan
tersebut dapat diartikan sila yang satu dijiwai sila yang lainnya. Dalam
sila-sila pancasila juga termuat kata-kata dasar Tuhan, manusia, satu,
rakyat dan adil. Sehingga isi atau hakikat sila-sila itu mencakup
pengertian yang luas dan universal.
menunjukkan keyakinan bangsa Indonesia terhadap manusia sebagai
makhluk ciptaan, yang hidup berssama dengan manusia lain sebagai
umat manusia serta menyelesaikan masalah hidupnya atas dasar sikap
musyawarah mufakat. Dengan berpegang pada Pancasila sebagai
flsafat bangsa, Indonesia dapat menentukan sikap di tengah-tengah
berbagai sistem dan aliran-aliran flsafat di dunia.
Pancasila sebagai flsafat hidup bangsa Indonesia tidak dapat
dikatakan demikian saja, karena kiranya arti penting fungsi tersebut
tidak begitu nampak serta dapat dirasakan. Karena sebagai flsafat
rumusan Pancasila memang bersifat abstrak, terlepas dari kehidupan
sehari-hari. Namun kalau kita melihat flsafat Pancasila sebagai dasar
bagi kehidupan bernegara dan kehidupan bermasyarakat bangsa
Indonesia. Untuk itu dalam makalah ini penulis mengambil judul “
Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia “, diharapkan kita dapat
mengetahui nilai yang sesungguhnya dari Pancasila tersebut.
BAB III. PEMBAHASAN
A. FILSFAT
1. Pengertian
Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pada
hakekatnaya sukar untuk memberikan devinisi mengenai flsafat,
karena tidak ada defnisi yang defnitif. Oleh karena itu akan
dikemukakan pengertian mengenai flsafat dan cirri-ciri berflsafat.
Sebagai modal untuk mempelajari Pancasila dari sudut pandangan
flsafat.
1) Pengertian Menurut Arti Katanya
Kata flsafat dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri atas kata philein artinya cinta dan sophia artinya kebijaksanaan.
Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang
sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau
kebenaran yang sesungguhnya.
seluas-luasnuaya dan sedalam-dalamnya. Kata flsafat mempunyai dua
pengertian asasi, yakni flsafat sebagai usaha untuk mencari
kebenaran dan flsafat sebagai hasil usaha tersebut.
2) Pengertian Umum
Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk
memperoleh kebenaran. Dalam hal ini flsafat adalah suatu ilmu
pengetahuan tentang hakekat. Ilmu pengetahuan tentang hakekat
menanyakan apa hakekat atau sari atau inti atau esensi segala
sesuatu. Dengan cara itu jawaban yang akan diberikan berupa
kebenaran yang hakiki, hal mana sesuai dengan arti flsafat menurut
kata-katanya.
3) Pengertian Khusus
Karena flsafat mengalami perkembangan yang cukup lama tentu
dipengaruhi oleh berbagai factor misalnya ruang, waktu, keadaan dan
orangnya.itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapat mengenai
pengertian flsafat yang mempunyai kekhususannya masing-masing.
Adanya berbagai aliran di dalam flsafat adalah suatu bukti bahwa ada
bermacam-macam pendapat yang khusus yang berbeda satu sama
lain. Misalnaya:
Rationalisme mengagungkan akal
Materialisme mengagungkan materi
Idealisme mengagungkan idea
Hedonism mengagungkan kesenangan
Stoicisme mengagungkan tabiat saleh
Aliran-aliran tersebut mempunyai kekhususannya masing-masing
dengan menekankan kepada sesuatu yang dianggap merupakan inti
dan harus diberi tempat yang tinggi.
4) Beberapa defnisi Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran
asli.
1.
Aristoteles (382 – 322 SM), murid Plato
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafsika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik dan estetika.
1.
Al Farabi (870 – 950 M) ahli flsafat Islam
Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam wujud bagaimana
hakikat yang sebenarnya.
1.
Immanuel Kant (1724 – 1804) ahli flsafat Katolik
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan :
v Apakah yang dapat kita ketahui? (jawabannya: “metafsika”)
v Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya: “etika”)
v Sampai di manakah harapan kita? (jawabannya: “agama”)
v Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya: “antropologi )
Berflsafat berarti berpikir dan bertanya-tanya untuk mencari
kebenaran. Namun tidak selalu manusia berpikir itu disebut berflsafat.
Usaha berflsafat itu harus memenuhi syarat-syarat: berpikir secara
kritis, runtut (sistematis), menyeluruh (tidak terbatas pada satu aspek),
dan mendalam (mencari alas an terakhir).
manusia akan berusaha membentuk konsep dasar yang benar dan
sesuai dengan tingkat kemampuannya.
1.
2. Guna Fisafat
Filsafat mempunyai kegunaan baik yang teoritik maupun yang pratik.
Dengan mempelajari flsafat, orang akan bertambah pengetahuannya.
Dengan tambahnya pengetahuan tersebut ia akan mampu menyelidiki
segala sesuatu lebih mendalam dan lebih luas. Kemudian akan
sanggup menjawab sesuatu tersebut dengan lebih mendalam dan luas
pula. Filsafat juga mengajarkan hal-hal yang praktik, ajaran flsafat
yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya etika,
logika, estetika dan lain-lain.
Di dalam flsafat juga dikenal adanya cabang yang membicarakan
tentang keindahan atau atu flsafat seni. Didalam rangka membentuk
manusia idaman seorang flosof terkenal yaitu Plato telah
mengemukakan pendaptnya agar music menjadi salah satu mata
pelajaran. Salah satu mata kuliah yang dianggap penting oleh
Cassiodorus adalah rethorica yaitu seni berpidato.
Berdasarkan atas uraian tersebut di atas, flsafat mempunyai kegunaan
sebagai berikut :
1.
Melatih diri untuk berpikir kritik dan runtut dan menyusun hasil
pikiran tersebut secara sistematik.
2.
Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak
berpikir dan bersikap sempit dan tertutup.
3.
Melatih diri melakukan penelitian,, pengkajian dan memutuskan
atau mengambil kesimpulan mengenai sesuatu hal secara
mendalam dan komperehensif.
4.
Menjadikan diri bersifat dinamik dan terbuka dalam menghadapi
berbagai problem
5.
Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan
tenggang rasa
6.
Menjadi alat yng berguna bagi manusia baik untuk kepentingan
pribadinya maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
3. Fungsi Filsafat
Berdasarkan sejarah kelahirannya, flsafat mula-mula berfungsi
sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan. Pada waktu itu belum ada
ilmu pengetahuan lain, sehingga flsafat harus menjawab segala
macam hal. Soal manusia flsafat yang membicarakannya. Demikian
pula soal masyarakat, ekonomi, Negara, kesehatan dan sebagainya.
Kemudian karena perkembangan keadaan dan masyarakat, banyak
problem yang tidak dapat dijawab lagi oleh flsafat. Lahirlah ilmu
pengetahuan yang sanggup memberi jawaban terhadap
problem-problem tersebut, misalnya ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
kedokteran, ilmu pengetahuan kemasyarakatan, ilmu pengetahuan
manusia, ilmu pengetahuan ekonomi dan lain-lain. Ilmu pengetahuan
tersebut lalu terpecah-pecah lagi menjadi lebih khusus. Demikianlah
lahir berbagai disiplin ilmu yang sangat banyak dengan kekhususannya
masing-masing.
Spesialisasi terjadi sedemikian rupa sehingga hubunagan antara
cabang dan ranting ilmu pengetahuan sangat kompleks.
Hubungan-hubungan tersebut ada yang masih dekat tetapi ada pula yang telah
jauh. Bahkan ada yang seolah-olah tidak mempunyai hubungan. Jika
ilmu-ilmu tersebut terus berusaha memperdalam dirinya akhirnya
sampai juga pada flsafat. Sehubunga dengan keadaan tersebut flsafat
dapat berfungsi sebagai berikut :
1.
Interdisipliner system
2.
Menghubungkan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah kompleks
3.
Tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan
4. Sistem Filsafat
Meskipun demikian, antar ajaran tokoh-tokoh flsafat yang mempunyai
persamaan, dapat digolongkan dalam satu aliran berdasarkan watak
dan inti ajarannya. Jadi aliran flsafat terbentuk atas beberapa ajaran
flsafat dari berbagai tokoh dan dari berbagai zaman. Tegasnya
perbedaan aliran bukan ditentukan oleh tempat dan waktu lahirnya
flsafat, melainkan oleh watak, isi dan ajarannya.
Aliran-aliran yang ada sejak dulu sampai sekarang meliputi :
1.
Aliran Materialisme
Mengajarkan bahwa hakekat realitas semesta, termasuk makhluk
hidup, manusia hakekatnya ialah materi. Semua realita itu ditentukan
oleh materi (misalnya barang kebutuhan ekonomi) dan terikat pada
hokum alam yang bersifat obyektif.
1.
Aliran Idealisme / spiritualisme
Mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup
dan pengertian manusia. Subyek manusia sadar atas realitas dirinya
dan semesta, karena ada akal-budi dan kesadaran rokhani. Manusia
yang tak sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apabila
realita semata. Jadi hakikat diri dan kenyataan ialah akal budi (ide,
spirit)
1.
Aliran Realisme
Mengajarkan bahwa kedua aliran diatas yang saling bertentangan itu
tidak sesuai dengan kenyataan, tidak realistis. Sesungguhnya realitas
kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi)
semata-mata, kehidupan, seperti nampak pada tumbuh-tumbuhan, hewan dan
manusia. Karenanya realitas itu paduan benda (jasmaniah) dengan
rokhaniah (jiwa). Khusus pada manusia Nampak dalam gejala daya
pikir, cipta dan budi. Jadi realism merupakan sintesa antara jasmaniah,
rokhani, materi dengan yang non-materi.
kehidupan (sektoral, fragmentaris) tak dapat disebut sistem flsafat,
melainkan hanya ajaran flosofs seorang ahli flsafat.
B. PANCASILA
Pancasila adalah nama dari dasar Negara Republik Indonesia yang
berisi lima dasar, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima dasar atau sila
itumerupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Rumusan Pancasila
tersebut termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Selain sebagai asas kenegaraan
seperti terdapat dalam Pembukaan UUD 1945, Pancasila sebenarnya
telah ada pada bangsa Indonesia sejak dulu kala, unsure-unsurnya
terdapat pada asas-asas kebudayaan bangsa Indonesia yang kemudian
dimatangkan dalam perjalanan perjuangan kehidupan bangsa
Indonesia.
Dalam kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila berfungsi sebagai dasar
negara, sumber segala sumber hukum, kepribadian bangsa,
pandangan hidup bangsa, pandangan moral, ideologi negara,
pemersatu maupun penggerak perjuangan dan termasuk juga
diantaranya sebagai flsafat Negara yang dibahas dalam makalah ini.
Semua fungsi ini menunjukan bahwa Pancasila merupakan dasar untuk
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Masing-masing dari fungsi tersebut perlu dipahami maknanya dalam
konteks penggunaannya, misalnya fungsi dasar negara nampak jelas
maknanya dalam penyelenggaraan satu kehidupan negara, fungsi
pandangan hidup bangsa tampak maknanya pada sikap dan perilaku
manusia Indonesia.
Pokok pikiran pertama mengamanatkan negara yang bersifat integral,
tidak menyatukan dirinya dengan kepentingan golongan terbesar
dalam masyarakat bangsa tetapi menyatukan dirinya dengan
kepentingan golongan terbesar dalam masyarakat bangsa tetapi
menyatukan dirinya dengan kepentingan seluruh masyarakat.
Dari segi kultural, nilai-nilai Pancasila terdapat pada semua budaya
daerah. Indonesia yang memiliki beraneka ragam kebudayaan, dapat
dipersatukan dengan Pancasila, karena Pancasila digali dari
khasanahkebudayaan itu sendiri. Karena Pancasila sebagai pemersatu
bangsa merupakan sumber tertib hokum, maka Indonesia yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke merupakan satu kesatuan
hukum, dan memiliki hukum nasional yang mengabdi kepada kesatuan
Negara Indonesia.
C. PANCASILA SEBAGI FILSAFAT
1. Arti Pancasila sebagai Filsafat
Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman
Majapahit dalam satu kesatuan. Namun, dengan datangnya
bangsa-bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah oleh mereka dalam
rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Berkat
perjuangan yang gigihdariseluruh rakyat Indonesia pada zaman
penjajahan Jepang dibentuk suatu badan yang diberi nama BPUPKI.
Badan ini diresmikan tanggal 28 Mei 1945 oleh pemerintah Jepang.
Tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengutarakan prinsip
dasar negara yang sekaligus sesudah berpidato menyerahkan teks
pidatonya beserta rancangan undang-undang dasar.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato membahas dasar
negara. Dan pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan
undang-undang dasar yang diberi nama Undang-Undang Dasar 1945. Sekaligus
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar sila-sila Pancasila
ditetapkan. Jadi, Pancasila sebagai flsafat bangsa Indonesia ditetapkan
bersamaan dengan ditetapkannya Undang-Undang Dasar 1945, dan
menjadi ideologi bangsa Indonesia.
negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah
ditetapkan sebagai flsafat bangsa Indonesia.
2. Fungsi Filsafat Pancasila
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi flsafat Pancasila perlu
dikaji tantang ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Fungsi flsafat secara umum, sebagai
berikut :
1.
Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental
atau mendasar dalam kehidupan bernegara. Segala aspek yang
erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat bangsa tersebut
dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari negara
bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai flsafat
dalam kehidupan bernegara, haruslah memberikan jawaban yang
mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara. Hal yang
fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
susunan politik atau sistem politikdari negara, bentuk negara,
susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut
fungsinya telah mampu memberikan jawabannya.
2.
Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran
yang substansi tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan
negara. Dasar Negara kita ada lima dasar dimana setap silanya
berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu kesatuan
yang utuh, tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling
memberikan arah dan sebagai dasar kepada sila yang lainnya.
Tujuan negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi
negara bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan
ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan
disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara
fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan sekaligus menjadi
dasar berdirinya negara ini.
3.
Pancasila sebagi flsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat
dan pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di
Indonesia. Fungsi flsafat akan terlihaat jelas, kalau di negara itu
sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
Pancasila merupakan suatu sistem flsafat. Dalam sistem itu
masing-masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup flsafat hidup dan cita-cita
luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan sesame manusia, hubungan manusia
dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh
dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari
keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan flsafat tentang
kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang
manusia. Oleh karena itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.
Dari pembahasan ini dapat diperoleh unsure inti yang tetap dari
Pancasila, yang tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu
berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal ini
mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi
seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai
cita-cita bangsa dalam Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan
pada 17 Agustus 1945.
E. PANDANGAN INTEGRALISTIK DALAM FILSAFAT PANCASILA
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar flsafat
bangsa Indonesia bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang
merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya. Akan tetapi
bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari
sila-sila Pancasila-sila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak
pada hakikat manusia. Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri
atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai
makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom).
Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya saling
berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan
dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang
monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan
sila-sila Pancasila-silayang merupakan dasar flsafat Negara Indonesia.
berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat
kesamaan. Secara hakiki, bangsa Indonesia yang memiliki
perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa Indonesia berasal dari
keturunan nenenk moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki
kesatuan darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia
yang memilikiperbedaan itu juga mempunyai kesamaan sejarah dan
nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia pernah dijajah,
berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang
lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia
mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri
dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang
menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju
kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal
dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “.
Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia
melaksanakan kehidupan bersama berlandaskan kepada dasar flsafat
Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan sebagai perwujudan
hakikat kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara Indonesia, para
pendiri sepakat untuk mendirikan Negara Indonesia yang sesuai
dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia,yaitu
Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee) negara
yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya,
yang mengatasi seluruh golongan dalam bidang apapun.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala
golongan, segala bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat
satu dengan lainnya dan merupakan persatuan dan kesatuan yang
organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus
diserasikan dan diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup
kenegaraan diatur dalam prinsip solidaritas, menuntut bahwa
kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu dengan
lainnya. Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang
memberi tempat bagi semua golongan dan lapisan masyarakat dalam
bidang apapun.
diri dengan golongan terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan
golongan yang paling kuat, melainkan Negara mengusahakan
tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan semua
perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan
masyarakat.
F. BEBERAPA PENDAPAT BAHWA PANCASILA ADALAH SUATU
FILSAFAT
Di atas telah dikemukakan mengenai flsafat dan ciri-cirinya. Oleh
karena itu sesuatu dapat diklasifkasikan sebagi suatu flsafat jika
memenuhi cirri-ciri tersebut. Demikian pula agar Pancasila merupakan
suatu flsafat harus memenuhi sarat-sarat pengertian dan cirri-ciri
flsafat. Dibawah ini ada beberapa pendapat yang mengemukakan
bahwa Pancasila adalah suatu flsafat.
1.
Pendapat Muh. Yamin
Dalam bukunya Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945,
menyebutkan bahwa ajaran Pancasila adalah tersusun secara harmonis
dalam suatu sistem flsafat. Hakikat flsafatnya ialah satu sinthese
fkiran yang lahir dari antithese fkiran. Dari pertentangan pikiran
lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis, begitu pula halnya
dengan ajaran Pancasila, satu sinthese negara yang lahir dari pada
satu antithese.
Pada kalimat pertama dari mukadimah Republik Indonesia yang
berbunyi : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa. Oleh sebab itu penjajahan harus dihapuskan karena
bertentangan dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Kalimat
pertama ini adalah kalimat antithese. Pada saat antithese itu hilang
maka lahirlah kemerdekaan. Dan kemerdekaan itu kita akan susun
menurut ajaran flsafat Pancasila.
1.
Pendapat Soediman Kartohadiprodjo
flsafat Negara (staats-flosofe). Karena itu dapat dimengerti, bahwa
flsafat Pancasila dibawakan sebagai inti dari hal-hal yang berkkenaan
dengan manusia, disebabkan negara adalah manusia serata organisasi
manusia.
Dikiranya Pancasila adalah ciptaan Ir. Soekarno, tetapi Ir. Soekarno
menolak disebut sebagai pencipta Pancasila, melainkan mengatakan
bahwa Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Sehingga jika
sesuatu flsafat ituu adalah isi jiwa suatu banggsa maka flsafat itu
adalah flsafat bangsa tadi dan pancasila itu adalah flsafat bangsa
Indonesia.
Jadi Soediman Kartohadiprodjo menegaskan bahwa Pancasila sebagi
flsafat bangsa Indonesia berrdasarkan atas ucapan Bung Karno yang
menatakan bahwa Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia.
1.
Pendapat Drijrkoro
Dalam seminar Pancasila beliau berpendapat bahwa flsafat ada di
dalam lingkungan ilmu pengetahuan dan Weltanschauung didalam
lingkungan hidup. Dengan belajar flsafat orang tidak dengan
sendirinya mempelajari Weltanscauung. Dan juga tidak pada
tempatnya jika dalam flsafat aspek Weltanschauug ditekan-tekan
dengan berlebih-lebihan. Shingga dikemukakan bahwa Pancasila
sudah lama merupakan Weltanscauung bagi kita banggsa Indonesia,
akan tetapi tanpa dirumuuskan sebagai flsafat melainkan dalam
dalil-dalil flsafat.
Sehingga Drijarkoro dalam pendapatnya membedakan antara flsafat
dengan Weltscauung. Dan diterangkan pula tentang Pancasila sebagai
dalil-dalil flsafat, dengan mengakui orang masih tinggal di dalam
lingkungan flsafat. Pancasila barulah menjadi pendirian atau sikap
hidup.
1.
Pendapat Notonagoro
dalam rumus abstrak dari kelima sila dari pada Pancasila. Yang intinya
ialah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan (kesatuan dalam
dinamikanya), kerakyatan dan keadilan, terdiri atas kata-kata pokok
dengan awalan-akhiran ke-an dan per-an. Dasar flsafat, asas
kerokhanian Negara Pancasila adalah cita-cita yang harus dijelmakan
dalam kehidupan negara.
1.
Pendapat Roeslan Abdoelgani
Di dalam bukunya Resapkan dan Amalkan Pancasila berpendapat
bahwa Pancasila adalah flsafat Negara yang lahir sebagai
collective-ideologie dari seluruh bangsa Indonesia. Pada hakikatnya Pancasila
merupakan suatu realiteit dan suatu noodzakelijkheid bagi keutuhan
persatuan bangsa Indonesia sebagaimana tiap-tiap flsafat adalah
hakikatnya suatu noodzkelijkheid. Didalam kajian-kajiannya dari dalam,
masih menagndung ruang yang luas untuk berkembangnya
pnegasan-penegasan lebih lanjut. Didalam fungsinya sebagai fondamen Negara,
ia telah bertahan terhadap segala ujian baik yang datang dari
kekuatan-kekuatan contra-revolusioner, maupun yang datang dari
kekuatn-kekuatan extreem.
BAB IV. PENUTUP
Kesimpulan
Kelangsunagan dan keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai
cita-citanya sangat dipengaruhi oleh flsafat negara dari bangsa tersebut.
Bagai bangsa Indonesia, Pancasila adalah pedoman dan arah yang
akan dituju dalam mencapai cita-cita bangsa. Tanpa dilandasi oleh
suatu flsafat maka arah yang akan dituju oleh bangsa akan kabur dan
mungkin akan dapat melemahkan bangsa dan negara, kalau flsafat itu
tidak dihayati oleh bangsa tersebut. Untuk itulah kita bangsa Indonesia
perlu untuk mengerti dan menghayati flsafat Pancasila sebagai
pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
sehari-hari. Seperti halnya kebudayaan di berbagai daerah di Indonesia
adalah sumber dari nilai-nilai Pancasila itu.
Pancasila sebagai flsafat telah berhasil eksistensinya dalam kehidupan
bernegara, karena Pancasila dapat dan mampu berperan sebagi
sumber nilai dalam kehidupan politik, dalam system perekonomian,
sebagai sumber dari sistem sosial dan budaya masyarakat. Oleh
karena itu Pancasila perlu kita sebar luaskan dankita gali terus
menerus, demi kuat dan kokohnya bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila adalah sumber kekuatan bangsa untuk tetap tegaknya
negara dan keteraturan kehidupan bermasyarakat
PENUTUP
Simpulan:
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik simpulan sebagai berikut:1.
Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsaIndonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan palingsesuai bagi bangsa Indonesia
Penutup Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak berarti Pancasila tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan hanya yang sekarang ini ada, tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih terjadi proses regenerasi, selama itu pula Pancasila sebagai pemersatu Bangsa masih tetap kita perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia, selama itu pula masih kita perlukan alat pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama masih ada bangsa Indonesia, maka Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kita butuhkan. Ini sekaligus membuktikan kebenaran Pancasila, baik selaku dasar Negara, maupun sebagai kepentingan lain. Sehingga Pancasila menunjukkan memiliki banyak fungsi atau multy function. Kausa2 tentang pancasila
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara kausalitas Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai relegius. Pancasila dibedakan atas dua macam yaitu : asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung.
Pengertian asal mula secara ilmiah dibedakan atas empat macam yaitu : kausa materialis, kausa formalis, kausa efficient dan kausa finalis (Bagus, 1991 :158). Teori kausalitas ini dikembangkan oleh Aristototeles, adapun berkaitan dengan asal mula yang langsung tentang pancasila adalah asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan yaitu sejak dirumuskan oleh para pendiri negara sejak sidang BPUPKI pertama, Panitia Sembilan, sidang BPUPKI kedua serta sidang PPKI sampai pengesahannya.
Adapun rincian asal mula langsung Pancasila menurut Notonaogoro sebagai berikut : (a) Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)
Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila. Sehingga Pancasila itu pada hakikatnya nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
(b) Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)
Hal ini dimaksudkan bagaimana asal mula bentuk atau bagaimana bentuk Pancasila itu
dirumuskan sebagaimana termuat dalam pembukaan UUD 1945. maka asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama-sama Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila.
(c) Asal Mula Karya (Kausa Effisien)
Kausa efisien atau asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah.
(d) Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis) Pancasila dirumuskan dan
dibahas dalam sidang-sidang para pendiri negara, tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara. Para pendiri negara juga berfungsi sebagai kausa sambungan karena yang merumuskan dasar filsafat negara.
2. Asal Mula yang Tidak Langsung
Secara kausalitas asal mula yang tidak langsung Pancasila adalah asal mula sebelum proklamasi kemerdekaan. Pancasila adalah terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia. Asal mula tidak langsung Pancasila bilamana dirinci adalah sebagai berikut :
1. Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumsukan menjadi dasar filsafat negara, nilai-nilanya yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai keyakinan dan nilai keadilan telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.
2. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum mebentuk negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilia tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain perkataan bangsa Indonesia sebagai ‘kausa materialis’ atau sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.
Bangsa Indonesia Ber-Pancasila dalam ‘Tri Prakara’
dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai asas-asa dalam adat-istiadat dan kebudayaan dalam arti luas (Pancasila Asas kebudayaan). Kedua : Demikian juga unsur-unsur Pancasila telah terdapat pada bangsa Indonesia sebagai asas-asas dalam agama-agama (nilai-nilai religius) (Pancasila Asas Religius). Ketiga : Unsur-unsur tadi kemudian diolah, dibahas dan dirumuskan secara seksama oleh para pendiri negara dalam sidang-sidang BPUPKI, Panitia ‘Sembilan’ (Pancasila Asas Kewarganegaraan). Oleh karena itu Pancasila yang terwujud dalam tiga asas tersebut atau ‘TriPrakara’ yaitu Pancasila Asas kebudayaan, Pancasila Asas Religius, dan Pancasila Asas
Kewarganegaraan.
Hbgn pncasil degan pembukaan maupun batang tubuh uud