PENGARUH KELAS SOSIAL PENGHUNI DALAM PEMILIHAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP TINGKAT KEPUASANNYA
(Studi Kasus Pada Permukiman di Jalan Simpang Kalijaga, Sumbersari, dan Comboran)
Oleh:
Umar Yahya, Ana Ziyadatul Husna, Lailatul Qodriyah Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN MALIKI
Malang
Jalan Gajayana No.50 Malang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan penghuni rumah terhadap rumah yang mereka huni berdasarkan pada kelas sosialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan wawancara, menyebarkan kuisioner, dan dokumentasi masing-masing 2 responden dalam tiap jenis permukiman. Sampel yang digunakan adalah Perumahan UIN di Jalan Simpang Kalijaga Malang, Perkampungan Sumbersari Malang, dan Kawasan Pasar Comboran Malang.
Kata Kunci: Kelas Sosial, Kepuasaan, Tempat Tinggal.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, dalam pemilihan sebuah tempat tinggal sering kali seseorang memilih karena adanya kebutuhan baik berdasar pada jumlah penghuni, fasilitas dalam rumah , keamanan, dan
pertimbangan lain dimana akses terhadap kebutuhan lain menjadi terjangkau. Akan tetapi adanya keterbatasan baik sosial maupun fnansial menjadikan seseorang memilih tempat tinggal yang
kemampuannya. Oleh karena itu, kelas sosial seseorang sangat berpengaruh pada cara seseorang memilih tempat tinggal yang sesuai. Perbedaan kelas sosial seseorang menyebabkan adanya perbedaan tingkat kepuasaan seseorang terhadap tempat tinggal yang dia tempati. Umumnya mereka yang berada pada kelas sosial menengah ke atas cenderung memilih tempat tinggal di kawasan
perumahan dan
perkampungan, sedangkan mereka yang berada pada kelas sosial menengah ke bawah cenderung memilih tempat tinggal di kawasan perkampungan atau tempat kumuh.
Permasalahan yang timbul akibat perbedaan tingkat kepuasaan tersebut adalah mencari bagaimana kelas sosial mempengaruhi seseorang dalam pemilihan tempat tinggal serta untuk
mengetahui bagaimana tingkat kepuasaan penghuni terhadap tempat tinggal yang dipilih tersebut. Sedangkan sampel pada penelitian ini terdiri dari 6 responden yang berasal dari Perumahan UIN di Jalan Simpang Kalijaga, Perkampungan Sumbersari, dan Kawasan Pasar Comboran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kelas sosial penghuni dalam pemilihan tempat tinggal terhadap tingkat kepuasaannya. Batasan penelitian ini adalah kepuasan penghuni dalam rumahnya berdasarkan kelas sosialnya.
METODE PENELITIAN
pengamatan langsung di lapangan. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan mengalisis hasil
observasi dan
membandingkannya dengan teori yang terkait.
KAJIAN TEORI
Teori yang terkait dengan penelitian ini antara lain:
Kelas Sosial Masyarakat Sikap dan pandangan seseorang dalam memilih kriteria hunian tergantung pada kelas sosial mereka sendiri, dimana seringkali masyarakat dengan ekonomi tertentu akan memilih jenis hunian dan lokasi sesuai kemampuan fnansial mereka. Masyarakat dengan gaji yang rendah akan memiliki pilihan yang terbatas. Kepuasan mereka akan hunianpun masih dibawah standar, sedangkan lokasinya berada pada permukiman kumuh yang lingkungannya kadang pula rawan akan tindakan
kejahatan seperti penyergapan, pencurian dan pertengkaran antar keluarga dan tetangga.
Beberapa kelas sosial tersebut tinggal pada lingkungan yang beraneka pula, yakni yang disebut sebagai homogenitas dan hiterogenitas. Ketika sebuah perumahan pada lingkungan yang kecil, misalnya pada perumahan, blok, dan lingkungan sekitarnya memiliki kelas sosial yang sama maka mereka dapat dikatakan homogen. Hubungan bertetangga akan tercipta bukan tergantung dari pribadi individu, tetapi ia diciptakan oleh lingkungan yang homogen itu sendiri. Sedangkan hiterogenitas adalah lawan dari homogenitas, yaitu percampuran antara berbagai kelas sosial dalam lingkungan perumahan. Hiterogenitas juga dapat berarti percampuran umur dan percampuran suku.
Seseorang akan memilih jenis tempat tinggal berdasar kebutuhannya. Dasar dalam
pemilihan tempat tinggal tergantung pada berapa jumlah dan status penghuninya yang akan direncanakan.
Orang dewasa yang masih lajang akan memilih tinggal pada sebuah unit sewa sendirian, unit sewa yang dibutuhkan satu kamar yang
sesuai dengan
kebutuhannya. Lokasi yang dipilih biasanya adalah dekat dengan tempat kerja dan fasilitas hiburan. Pada daerah perkotaan akses menuju transportasi umum juga menjadi pertimbangan.
menyediakan tempat tidur yang memadai, ruang dapur dan ruang makan, ruang untuk berinteraksi sosial serta gudang atau tempat penyimpanan. Sedangkan lokasi yang diinginkan biasanya dekat dengan tempat kerja. Selain itu pada daerah perkotaan, pasangan
muda juga akan
mempertimbangkan
kemudahan akses dengan tempat belanja, hiburan dan fasilitas pendidikan.
Biasanya, keluarga muda yang memiliki anak menginginkan untuk memiliki rumah pribadi. Ruang yang dibutuhkan adalah unit dengan tiga kamar tidur, rumahmengakomodasi fungsi sebagai tempat menyiapkan makanan, tempat makan, cuci dan hiburan. Taman dibutuhkan untuk kegiatan bermain anak di luar ruangan.lokasi yang diinginkan adalah pinggiran kota yang tersedia taman
dan pasar juga dekat dengan pusat kesehatan serta fasilitas rekreasi. Posyandu juga dibutuhkan oleh keluarga dengan anak yang masih balita. Ketika anak beranjak memasuki usia sekolah, jarak terhadap pusat pendidikan juga dipertimbangkan.
Kebutuhan jenis rumah pada dasarnya mengacu pada level ketika mereka memiliki anak usia remaja. Mereka memiliki keinginan yang besar untuk memiliki rumah pribadi. Lingkungan sosial menjadi prioritas untuk perkembangan anak.
Psikologi dalam Perumahan
Bagaimanapun tipenya, ukurannya, kondisinya, dan lokasinya, rumah mempunyai peran yang penting dalam membentuk kondisi psikologis penghuninya. Berikut adalah beberapa aspek dalam psikologi lingkungan untuk memperdalam penjelasan tentang psikologi dalam perumahan:
Kebutuhan manusia merupakan semua hal yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup manusia dan jika tidak ada, maka manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya. Kebutuhan fsiologis manusia meliputi: udara, makanan dan lain sebaginya. Dalam hal ini kebutuhan fsiolgis manusia lebih sulit untuk dipahami atau dimengerti. Oleh karena itu, banyak pakar yang telah membahas tentang kebutuhan manusia antara lain Freud, Maslow, Murry, Horney, Adler, dan
rumah dengan penghuninya tercipta hubungan yang saling mendukung karena mereka melihat rumah sebagai simbol atau cerminan dari diri kita sendiri.
Perubahan peran genre juga berdampak pada perubahan identitas diri dari rumah tersebut. Hal ini dikarenakan banyak perempuan yang dulunya hanya di rumah saja kemudian bekerja di luar rumah. Dari penelitian yang dilakukan oleh Saegert tentang perbedaan cara pandang antara laki-laki dan perempuan erat kaitannya dengan pekerjaan, anak, pekerjaan rumah tangga dan lain sebaginya menghasilkan 4 konfik yang berhubungan dengan rumah yaitu: konfik perseorangan atau struktur akibat dari ketidakcocokan antara apa yang diharapkan oleh penghuni rumah dengan kebutuhan rumah tersebut, perselisihan tentang
pembagian peran dalam rumah tangga akibat dari ketidakpuasaan antara suami, istri, dan orang tua, konfik antarpersonal, dan konfik intrapersonal yang terjadi karena perbedaan antara karakteristik mereka sekarang dengan karakteristik yang mereka inginkan.
dalam rumah menjadi tolak ukur dalam privasi penghuninya.
Sedangkan konsep dari
personal space lebih
sederhana dibandingkan dengan privasi. Personal space ini dapat diumpamakan sebagai sebuah gelembung yang selalu kita bawa yang bersifat sangat pribadi. Personal space juga dapat dikatakan sebagai lapisan yang paling dekat dengan seseorang dan lebih pribadi dibandingkan dengan yang lainnya.
Territori merupakan sebuah manivestasi dari identitas diri dan tempat. Dalam perumahan untuk menguatkan manivestasi tersebut adalah dengan memberikan penandaan atas hak milik pribadi. Dalam sebuah perumahan yang dihuni oleh banyak keluarga, territori ini lebih sulit untuk dipenuhi dibandingkan dengan satu keluarga.
a. Ruang personal (personal space) berupa domain kecil sejauh jangkauan manusia yang dimiliki setiap orang. b. Teritorialitas (teritoriality),
yaitu kecendrungan untuk menguasai daerah yang lebih luas bagi penggunaan oleh seseorang atau sekelompok pemakai atau bagi fungsi tertentu.
c. Kesesakan dan kepadatan (crowding dan density), yaitu keadaan apabila ruang fsik yang tersedia sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah penggunanya.
d. Privasi (privacy), sebagai
usaha untuk
mengoptimalkan
pemenuhan kebutuhan sosial manusia.
ANALISIS HASIL
PENELITIAN
Perbedaan ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan seseorang. Umumnya kelas sosial ini diukur dari kemampuan fnansial seseorang dalam
memenuhi semua
kebutuhannya. Sedangkan pembagian kelas sosial terdiri dari 3 tingkat, yaitu: kelas sosial menengah ke bawah, kelas sosial menengah, dan kelas sosial menengah ke atas.
Dalam konteks bermukim seseorang juga menjadikan kelas sosial sebagai salah satu cara dalam memilih sebuah tempat tinggal. Seseorang yang berada pada kelas sosial menengah ke atas lebih memilih tempat tinggal di perumahan, seseorang yang berada pada kelas sosial menengah cenderung memilih tempat tinggal di perumahan maupun perkampungan, dan seseorang yang berada pada kelas sosial menengah ke
bawah cenderung memilih tempat tinggal di perkampungan maupun di tempat kumuh.
Berikut adalah analisis hasil observasi yang dilakukan pada 6 responden dengan jenis permukiman yang berbeda:
1. Perumahan UIN di Jalan Simpang Kalijaga Malang.
pendidikan maupun keramaian sehingga memudahkan mereka dalam membuka usaha sampingan.
Sedangkan tingkat kepuasaan penghuni terhadap tempat tinggalnya adalah sebagai berikut:
Rumah 1
N
o Aspek yang dikaji
Tingkat kepuasaan
Sang at Puas
Pua s
Tid ak pua
s 1 Keamanan
2 Privasi antar penghuni 3 Ukuran Rumah
4 Fasilitas dalam rumah 5 Kenyamanan dalam rumah
6 Tingkat kepadatan dalam rumah 7 Tingkat kesesakan di dalam rumah 8 Kesesuaian antara penghuni dengan
ruang yang dibutuhkan
9 Kesesuaian antara fungsi rumah dengan manfaat yang diterima
1 0
Kesesuaian dengan fnansial penghuni
1 1
Identitas diri pada tempat tinggal
1 2
Tingkat Kepuasaan dalam Ruang: Teras
Ruang Tamu Ruang Keluarga Ruang Makan Ruang Tidur Dapur
Tingkat kepuasaan penghuni pada rumah 1 adalah puas dengan tempat tinggal mereka. Kepuasaan ini dikarenakan pada tempat tinggal yang mereka huni telah memenuhi standar kepuasaan bagi penghuninya dan telah memenuhi kebutuhan baik fsik maupun psikologis penghuninya. Selain itu, pada rumah 1 ini mereka memperhatikan kenyamanan di dalam rumah dengan memberikan ruang
berkumpul dan waktu untuk bersama, suasana ruang
yang homely menjadikan
seseorang yang masuk ke dalam rumah ini merasakan seakan di rumah sendiri. Sedangkan ketidakpuasaan yang terjadi pada beberapa ruang dikarenakan luas/ ukuran ruang tidak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan sehingga terdapat beberapa ruang yang bergeser fungsi menampung aktivitas tersebut.
Rumah 2
N
o Aspek yang dikaji
Tingkat kepuasaan
Sang at Puas
Pua s
Tid ak pua
s 1 Keamanan
2 Privasi antar penghuni 3 Ukuran Rumah
4 Fasilitas dalam rumah 5 Kenyamanan dalam rumah
6 Tingkat kepadatan dalam rumah 7 Tingkat kesesakan di dalam rumah 8 Kesesuaian antara penghuni dengan
ruang yang dibutuhkan
dengan manfaat yang diterima 1
0
Kesesuaian dengan fnansial penghuni
1 1
Identitas diri pada tempat tinggal
1 2
Tingkat Kepuasaan dalam Ruang: Teras
Ruang Tamu Ruang Keluarga Ruang Makan Ruang Tidur Dapur
Kamar Mandi Tempat Usaha Ruang Belajar Gudang
Sedangkan pada rumah 2 ini, tingkat kepuasaan penghuni adalah puas dengan tempat tinggalnya. Hal ini dikarenakan terpenuhinya standar kepuasaan bagi penghuninya dan dapat mewadahi semua aktivitas yang terdapat dalam tempat tinggal tersebut. Selain itu, meskipun berada di lingkungan perumahan, pembangunan rumah ini tidak dilakukan secara homogenitas oleh seorang pengembang sehingga rumah ini memperlihatkan identitas dan kepribadian penghuninya. Banyaknya
dalam rumah juga diciptakan dengan adanya interaksi sosial antar penghuni yang baik.
2. Perkampungan Sumbersari Malang
Umumnya masyarakat yang tinggal pada perkampungan ini adalah masyarakat dengan kelas sosial menengah dan kelas sosial menengah ke bawah. Pada perkampungan ini lebih banyak dihuni oleh pendatang daripada penduduk aslinya. Oleh karena itu, status kepemilikan rumah ada yang milik sendiri dan kontrak. Pemilihan tempat tinggal ini selain dilatarbelakangi oleh
kondisi historis seorang responden juga dipengaruhi oleh pekerjaan dari penghuni rumah dan penyesesuaian antara penghuni dengan kebutuhan ruangnya sehingga dapat mewadahi aktivitas dalam tempat tinggal tersebut. Berikut adalah tabel tingkat kepuasan penghuninya terhadap tempat tinggalnya di Perkampungan Sumbersari:
Rumah 1
No Aspek yang dikaji
Tingkat kepuasaan
Sang at Puas
Pua s
Tid ak pua
s 1 Keamanan
2 Privasi antar penghuni 3 Ukuran Rumah
6 Tingkat kepadatan dalam rumah 7 Tingkat kesesakan di dalam rumah 8 Kesesuaian antara penghuni dengan
ruang yang dibutuhkan
9 Kesesuaian antara fungsi rumah dengan manfaat yang diterima
10 Kesesuaian dengan fnansial penghuni 11 Identitas diri pada tempat tinggal 12 Tingkat Kepuasaan dalam Ruang:
Teras
Ruang Tamu Ruang Keluarga Ruang Makan Ruang Tidur Dapur
Kamar Mandi Tempat Usaha Ruang Belajar Gudang
Penghuni pada rumah 1 ini adalah pendatang yang berasal dari luar Kota Malang. Latar belakang pemilihan tempat tinggal ini adalah kesesuaian dengan kemampuan fnansial penghuni terhadap kenutuhan dalam bermukim. Selain itu, meningkatnya kebutuhan ruang setelah memiliki seorang anak juga menjadi faktor penting dalam pemilihan tempat tinggal ini. Hal ini dikarenakan pada
ruang-ruang yang utama yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas telah terpenuhi. Tingkat kepuasaan penghuni rumah ini juga dipengaruhi oleh kesesuaian dengan kemampuan fnansial individu terhadap rumah tinggalnya. Kenyamanan dalam rumah tercipta dengan memberikan suasana ruang yang diinginkan. Meskipun
begitu, pada rumah 1 terjadi pergeseran fungsi satu ruang menjadi fungsi yang lain. Kesesakan di rumah ini dirasakan akibat banyak perabot dalam rumah yang kurang tertata dan adanya pergeseran fungsi ruang tersebut. misalnya untuk ruang tamu yang sekaligus berfungsi sebagai ruang keluarga dan makan.
Rumah 2
No Aspek yang dikaji
Tingkat kepuasaan
Sanga
t Puas Puas
Tida k puas 1 Keamanan
2 Privasi antar penghuni 3 Ukuran Rumah
4 Fasilitas dalam rumah 5 Kenyamanan dalam rumah 6 Tingkat kepadatan dalam rumah 7 Tingkat kesesakan di dalam rumah
8 Kesesuaian antara penghuni dengan ruang yang dibutuhkan
9 Kesesuaian antara fungsi rumah dengan manfaat yang diterima
10 Kesesuaian dengan fnansial penghuni 11 Identitas diri pada tempat tinggal 12 Tingkat Kepuasaan dalam Ruang:
Teras
Ruang Tamu Ruang Keluarga Ruang Makan Ruang Tidur Dapur
Penghuni pada rumah 2 ini adalah penduduk asli Sumbersari tersebut. Latar belakang pemilihan tempat tinggal ini adalag karena nilai historis rumah tersebut bagi penghuni dan kedekatan dengan kerabat dan saudara.
Penghuni rumah
memanfaatkan tempat tinggal ini selain sebagai tempat untuk bermukim juga sebagai sebagi tempat usaha. Sedangkan tingkat kepuasaan penghuni terhadap tempat tinggalnya adalah puas karena rumah
tersebut sudah
mencerminkan karakter dan identitas penghuni dengan status kepemilikan milik pribadi. Selain itu, karena tempat tinggal ini telah memenuhi hampir semua aktivitas yang di dalam rumah ini. Kenyamanan di dalam rumah ini diciptakan dengan suasana yang tenang sehingga terkadang di dalam rumah ini kurang terjadi
hubungan interaksi antar penghuni. Kesesakan dalam rumah ini terjadi akibat banyaknya perabot di dalam ruang sehingga berpengaruh pada kondisi psikologis penghuninya.
3. Kawasan Pasar
Comboran Malang
pada tempat tinggalnya di Kawasan Pasar Comboran Malang:
Rumah 1
No Aspek yang dikaji
Tingkat kepuasaan
Sang at Puas
Pua s
Tid ak pua
s 1 Keamanan
2 Privasi antar penghuni 3 Ukuran Rumah
4 Fasilitas dalam rumah 5 Kenyamanan dalam rumah
6 Tingkat kepadatan dalam rumah 7 Tingkat kesesakan di dalam rumah 8 Kesesuaian antara penghuni dengan
ruang yang dibutuhkan
9 Kesesuaian antara fungsi rumah dengan manfaat yang diterima
10 Kesesuaian dengan fnansial penghuni 11 Identitas diri pada tempat tinggal 12 Tingkat Kepuasaan dalam Ruang:
Teras
Ruang Tamu Ruang Keluarga Ruang Makan Ruang Tidur Dapur
Kamar Mandi Tempat Usaha Ruang Belajar Gudang
Penghuni pada rumah 1 ini adalah pendatang yang berada pada kelas menengah ke bawah. Latar
penghuni dan dekat dengan lokasi kerja. Status kepemilikan rumah ini adalah kontrak, meskipun begitu penghuni ini juga sudah memiliki rumah dengan status kepemilikan pribadi yang sedang direnovasi. Tingkat kepuasan penghuni terhadap tempat tinggalnya adalah kurang puas dengan rumah yang mereka huni. Hal ini dikarenakan pada banyaknya aktivitas yang tidak dapat diwadahi oleh rumah ini. Selain itu, tingkat keamanan penghuni terhadap kereta dari
pertamina juga
mempengaruhi kepuasaan penghuni terhadap rumahnya karena rumah ini terletak di pinggir jalur
kereta pertamina yang mana status kepemilikan tanah adalah hak milik PJKA. Kondisi ini berpengaruh pada kondisi psikologis penghuni terhadap rumahnya. Kepadatan yang dirasakan oleh penghuni dipengaruhi oleh ukuran rumah yang sangat kecil yaitu 2x3m dan lingkungan sekitar. Sedangkan kesesakan dipengaruhi oleh perabot di dalam rumah dan lingkungan sekitarnya.
Rumah 2
No Aspek yang dikaji
Tingkat kepuasaan
Sang at Puas
Pua s
Tid ak pua
1 Keamanan
2 Privasi antar penghuni 3 Ukuran Rumah
4 Fasilitas dalam rumah 5 Kenyamanan dalam rumah
6 Tingkat kepadatan dalam rumah 7 Tingkat kesesakan di dalam rumah 8 Kesesuaian antara penghuni dengan
ruang yang dibutuhkan
9 Kesesuaian antara fungsi rumah dengan manfaat yang diterima
10 Kesesuaian dengan fnansial penghuni 11 Identitas diri pada tempat tinggal 12 Tingkat Kepuasaan dalam Ruang:
Teras
Ruang Tamu Ruang Keluarga Ruang Makan Ruang Tidur Dapur
Kamar Mandi Tempat Usaha Ruang Belajar Gudang
Penghuni pada rumah 2 ini merupakan penduduk asli kawasan tersebut. latar belakang pemilihan tempat tinggal tersebut adalah nilai historis dari tempat tinggal tersebut. Sebenarnya penghuni 2 ini bukan merupakan kelas menengah ke bawah, akan tetapi
karena ingin
mempertahankan historis
tersebut dan kemudahan akses menyebabkan penghuni tersebut mempertahankan rumah tersebut. Tingkat kepuasaan penghuni pada tempat tinggalnya adalah puas. Hal ini dikarenakan pada rumah
tersebut telah
dan kesesuaian dengan kemampuan fnansial penghuni. Kenyamanan dalam rumah penghuni terganggu akibat adanya aktivitas di lingkungan sekitar sehingga penghuni memberikan taman di depan rumah sebagai zona peralihan antara aktivitas yang ada di dalam rumah dengan lingkungan sekitarnya. Kesesakan dalam rumah tersebut kurang begitu terasa sesak karena penataan perabot di dalam ruang yang menyesuaikan dengan kebutuhan. Kondisi seperti ini sangat berpengaruh pada kondisi psikologis penghuni.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis di atas dapat dismpulkan bahwa:
1. Kelas sosial sangat berpengaruh dalam pemilihan tempat tinggal
2. Adanya perbedaan tingkat kepuasaan antar kelas sosial terhadap tempat tinggal yang dipilih
REFERENSI
Laurens, Joice Marcella. 2005. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT Grasindo