• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PINTAR TERHADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PINTAR TERHADA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PINTAR TERHADAP

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PADA MATA

PELAJARAN IPS KELAS VII SEMESTER 2 MATERI POKOK

KERAJAAN HINDU-BUDHA DI SMP-SMP SWASTA

SE-KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penelitian Kependidikan Dosen Pengampu Prof. Dr. Maman Rahman, M.Sc

Disusun oleh :

Nama : Misroh Sulaswari NIM : 0301510047 Prodi : Pendidikan IPS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

I. JUDUL

PENGARUH PENGGUNAAKAN KARTU PINTAR TERHADAP PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SEMESTER 2 MATERI POKOK KERAJAAN HINDU-BUDHA DI SMP-SMP SWASTA SE-KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

II. LATAR BELAKANG

Di era modern seperti sekarang ini, perkembangan teknologi begitu pesatnya memasuki segala kehidupan masyarakat dunia. Tidak terkecuali di Indonesia, perkembangan IPTEK telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang termasuk sistem pendidikan di Indonesia yang mulai menggunakan kecanggihan teknologi dalam proses pembelajarannya. Maka muncul sistem pendidikan berbasis IT yang tentu saja berdampak pada pengadaan alat-alat teknologi seperti komputer, LCD proyektor dan sebagainya di sekolah-sekolah di Indonesia sebagai lembaga pendidikan formal. Dengan begitu sekolah dituntut memiliki sejumlah dana yang mencukupi untuk pengadaan sarana prasarana penunjang proses pembelajaran yang berbasis IT tadi.

Pendidikan modern dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti tersebut di atas merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah melalui dinas pendidikan baik di tingkat provinsi, kabupaten hingga kecamatan juga telah mendorong para guru agar tidak gagap teknologi (gaptek) dengan memberikan diklat dan pelatihan IT sehingga para guru tersebut diharapkan mampu menggunakan komputer dalam kegiatan belajar mengajar. Berbagai program bantuan juga diarahkan kepada pengadaan alat-alat komputer dan sebagainya yang dapat menunjang proses pembelajaran modern.

(3)

pendidikan bagi sekolah tersebut bertumpu pada proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi.

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi tersebut dapat meminimalisir kekurangan sekolah dalam menyediakan alat bantu belajar yang berbasis IT, sehingga terjadi proses belajar mengajar yang optimal dan pada akhirnya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal pula sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itulah guru diharapkan terus memperbaiki cara-cara mengajar yaitu dengan pembelajaran aktif.

Untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran memang dibutuhkan media belajar atau alat bantu belajar. Seperti yang diungkapkan Darsono (2001) bahwa yang disebut dengan alat bantu belajar adalah segala sesuatu yang direncanakan oleh guru, biasanya berupa alat peraga dan media, seperti CD pembelajaran, gambar-gambar yang menarik perhatian peserta didik. Lebih lanjut Darsono menjelaskan fungsi media tersebut sebagai bahan ajar yang dapat dipelajari siswa tanpa melalui guru.

Media pembelajaran sekarang ini telah banyak ragamnya, baik itu berupa CD pembelajaran dan yang saat ini sedang populer adalah kartu pintar yang dapat ditemukan di toko-toko buku dan alat-alat tulis. Para guru yang mengajar di sekolah-sekolah pinggiran tanpa fasilitas komputer dan teknologi modern dapat memanfaatkan media kartu pintar tersebut dalam kegiatan belajar mengajar. Di samping itu, guru dapat membuat sendiri alat bantu belajar tersebut sesuai dengan kreativitas para guru, sehingga dapat menghemat pengeluaran sekolah.

(4)

SMP-SMP di kecamatan Kayen yang hanya ada 4 SMP yaitu 2 SMP swasta dan 2 SMP negeri. Berbeda dengan SMP swasta, 2 SMP negeri di Kecamatan Kayen memiliki media yang cukup memadai, apalagi salah satu SMP yaitu SMP 1 Negeri Kayen menjadi sekolah dengan standar RSBI, tentu saja memiliki sarana yang lengkap. Maka, penggunaan kartu pintar si SMP swasta diharapkan mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran IPS menggantikan sarana tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Pengaruh Penggunaakan Kartu Pintar Terhadap Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Semester 2 Materi Pokok Kerajaan Hindu-Budha Di SMP-SMP Swasta Se-Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2011/2012.

III. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran IPS menggunakan kartu pintar di SMP-SMP swasta kelas VII semester 2 Materi Kerajaan Hindu-Budha di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012?

2. Seberapa efektifkah pembelajaran IPS menggunakan kartu pintar di SMP-SMP swasta kelas VII semester 2 Materi Kerajaan Hindu-Budha di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada pengaruh penggunaan kartu pintar terhadap efektivitas pembelajaran IPS kelas VII semester 2 Materi Kerajaan Hindu-Budha di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012.

IV. Batasan Masalah

(5)

V. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah serta batasan masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Efektifkah pembelajaran IPS menggunakan kartu pintar di SMP-SMP swasta kelas VII semester 2 Materi Kerajaan Hindu-Budha di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012?

2. Adakah pengaruh penggunaan kartu pintar terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS kelas VII semester 2 materi pokok kerajaan Hindu-Budha di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012 ?

VI. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran IPS melalui penggunaan kartu pintar di SMP-SMP swasta kelas VII semester 2 Materi Pokok Kerajaan Hindu-Budha se- Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012?

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kartu pintar terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS kelas VII semester 2 materi pokok kerajaan Hindu-Budha se-Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012 ?

VII. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam mempelajari materi-materi IPS terutama materi pokok Kerajaan Hindu-Budha.

2. Bagi Guru

(6)

3. Bagi Sekolah

Untuk dijadikan dasar bagi sekolah agar terus mendukung dan mengembangkan pembelajaran meskipun dengan kondisi serba kekurangan sehingga sekolah dapat membuat kebijakan untuk pendidikan yang lebih bermutu.

VIII. PENEGASAN ISTILAH

Untuk mempermudah memahami dan mempertegas ruang lingkup permasalahan maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini perlu diberi batasan istilah.

1. Pengaruh

Pengaruh dalam penelitian ini adalah hubungan sebab akibat yang ditimbulkan oleh dua variable yaitu penggunaan kartu pintar sebagai variable bebas dan efektivitas pembelajaran sebagai variable terikat.

2. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti sesuatu yang membawa hasil. Efktivitas menunjukkan taraf tercapainya tujuan (Depdiknas, 2002). Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya ketuntasan hasil belajar IPS materi pokok Kerajaan Hindu-Budha pada aspek kognitif dari jumlah siswa yang ada di kelas eksperimen (Mulyasa, 2002). Kriteria efektif dalam penelitian ini adalah apabila rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen yang diberi media kartu pintar mencapai ketuntasan belajara lebih dari atau sama dengan 70.

3. Kartu pintar

Kartu pintar yang dimaksud di sini adalah kartu-kartu kecil yang masing-masing berisi konsep-konsep materi, gambar-gambar, teka-teki soal dan sebagainya. 4. Materi pokok kerajaan Hindu-Budha

(7)

5. Siswa kelas VII semester 2 di SMP-SMP swasta se-Kecamatan Kayen

Dalam penelitian ini, yang dimaksud siswa kelas VII semester 2 adalah siswa SMP-SMP swasta yang ada di kecamatan Kayen yaitu SMP Muhammadiyah 5 Kayen dan SMP PGRI 6 Kayen yang duduk di kelas VII semester 2 pada tahun pelajaran 2011/2012.

IX. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Hakikat Belajar Mengajar

Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gagne yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku manusia selama beberapa periode tertentu dan tidak didapat dari proses pertumbuhan manusia (Catharina, 2004:2). Perubahan perilaku tersebut terjadi lebih dikarenakan adanya proses pengalaman dari individu tersebut. Menurut Sudjana (2000:28) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti bertambah pengetahuannya, pemahamannya, sikap, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Sependapat dengan Gagne dan Sudjana, Oemar Hamalik (2001:36-50) juga menjelaskan hakikat belajar sebagai perubahan perilaku yang berasal dari pengalaman. Jadi, belajar adalah proses dan bukan hasil atau tujuan yaitu mengalami. Sementara pengalaman tersebut diperoleh berkat interaksi antara individu dengan lingkungan. Dikatakan oleh Hamalik bahwa bukti individu telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya masih lemah.

Surakhmad (1994) menjelaskan lima karakteristik dalam belajar, yaitu: a. Belajar terjadi dalam situasi yang berarti secara individual, artinya belajar

sebagai proses perubahan tingkah laku yang terjadi dalam situasi tertentu. b. Adanya motivasi sebagai daya penggerak aktivitas belajar siswa.

c. Hasil belajar adalah kebulatan pola tingkah laku yang terlihat pada perbuatan reaksi dan sikap siswa secara fisik maupun mental.

(8)

Sementara mengajar atau teaching oleh Hamalik dalam bukunya yang lain dijelaskan dalam beberapa macam pengertian. Pertama, mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa di sekolah. Kedua, mengajar sebagai proses mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui sekolah. Ketiga, mengajar sebagai usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa (Hamalik, 2005:29-49).

Sedangkan Surakhmad (1994:16-75) menekankan proses mengajar pada istilah interaksi edukatif. Surakhmad menyatakan bahwa proses interaksi yang terjadi dalam situasi kependidikan adalah interaksi edukatif yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan selama kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar sebagai sebuah pola interaksi edukatif merupakan proses pendidikan yang berlangsung secara sadar dalam arti memiliki sebuah tujuan yaitu perubahan tingkah laku peserta didik.

Ahli lain yaitu Djamarah dan Zain (2006:10-76) mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar adalah inti dalam pendidikan, karena kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Interasksi edukatif yang terjadi antara guru dan peserta didik adalah ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Dalam hal ini, anak haruslah yang bersifat aktif sementara peran guru adalah sebagai motivator dan fasilitator.

Dari pengertian belajar dan mengajar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan guru (mengajar) dan peserta didik (belajar) termasuk di dalamnya terdapat interaksi edukatif antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, yaitu perubahan tingkah laku peserta didik.

B. Strategi Belajar Mengajar

(9)

pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif. Dilihat dari kegiatan pengolahan materi maka strategi belajar mengajar dapat dibedakan menjadi dua jenis:

1. Strategi belajar mengajar ekspositori, guru mengolah secara tuntas materi sebelum disampaikan di kelas sehingga peserta didik tinggal menerima saja. 2. Strategi belajar mengajar heuristik, peserta didik mengolah sendiri materi

dengan pengarahan dari guru.

Di samping itu diperlukan variasi dalam pembelajaran dengan berbagai cara salah satunya menggunakan kartu pintar untuk menumbuhkan minat belajar siswa.

C. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti sesuatu yang membawa hasil. Tingkat keberhasilan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar 75-99% bahan pelajaran yang diajarkan dikuasai siswa.

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60-74% saja yang dikuasai siswa.

4. Kurang. Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa.

(Djamarah, 2002:120)

Berdasarkan pendapat Djamarah tentang tingkatan keberhasilan, maka tingkat efektivitas pembelajaran matematika ditinjau dari hasil belajar adalah: 1. Sangat efektif, apabila nilai rata-rata hasil belajar seluruh siswa dalam satu kelas

adalah 100.

2. Efektif, apabila nilai rata-rata hasil belajar seluruh siswa dalam satu kelas adalah 75-100.

3. Kurang efektif, apabila nilai rata-rata hasil belajar seluruh siswa dalam satu kelas adalah 60-74.

(10)

D. Kartu Pintar

Diantara isinya:

1. Gambar-gambar menarik yang diharapkan membantu siswa memahami tentang bangun datar dan bangun ruang.

2. Permainan teka-teki tentang bangun datar dan bangun ruang.

3. Latihan-latihan soal yang dibuat di dalam kartu untuk dapat digunakan sebagai permainan oleh siswa.

Manfaat:

1. Untuk membangkitkan minat belajar siswa.

2. Untuk membantu daya berfikir siswa dalam memahami suatu ide yang dijelaskan.

3. Mempercepat dan meningkatkan proses belajar mengajar. 4. Meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Tinjauan Tentang Materi Pokok Kerajaan Hindu-Budha

Materi pokok kerajaan Hindu-Budha dalam Mata pelajaran IPS terdapat pada kelas VII semester 2 dengan Standar Kompetensi no.5 yaitu Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Budha sampai masa Kolonial Eropa. SK no.5 ini memiliki 3 Kompetensi Dasar yaitu:

1. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu-Budha, serta peninggalan-peninggalannya.

2. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-peninggalannya

3. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa

F. Evaluasi dan Belajar Tuntas a) Evaluasi

(11)

maupun menjawab pertanyaan guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Sementara penilaian hasil dilihat dari tes kemampuan dasar melalui ulangan harian dan ulangan akhir satuan pendidikan yang disebutkan dengan sejumlah angka sebagai hasil belajar siswa.

Dalam proses pendidikan evaluasi berfungsi untuk: 1. Mengetahui kemajuan berfikir belajar siswa.

2. Mengetahui status akademik siswa dalam kelas.

3. Mengetahui penguasaan, kekuatan, dan kelemahan siswa atas suatu unit pelajaran.

4. Mengetahui efisiensi metode pembelajaran yang digunakan guru.

5. Menunjang pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang bersangkutan.

6. Memberi laporan kepada siswa dan orang tuanya.

7. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencanaan pendidikan. 8. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.

9. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan.

10. Merupakan bahan feedback bagi siswa, guru, dan program pengajaran. 11. Sebagai alat motivasi belajar siswa.

(Slameto, 1999:15)

b) Belajar Tuntas

Pembelajaran tuntas (mastery learning) adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok siswa (kelas) tetapi mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan sehingga hal ini memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Menurut Gentille dan Lalley (dalam Mulyasa, 2002) terdapat prinsip-prinsip utama dalam pembelajaran tuntas, yaitu: 1. Kompetensi yang harus dicapai siswa dirumuskan dengan urutan yang hierarkis. 2. Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi

harus diberikan feedback.

3. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan dimana diperlukan.

(12)

Ada enam ciri pokok pada belajar mengajar dengan prinsip belajar tuntas, yaitu:

1. Berdasarkan atas tujuan instruksional (standar kompetensi) yang hendak dicapai yang sudah ditentukan lebih dahulu.

2. Memperhatikan perbedaan individu siswa. 3. Menggunakan prinsip belajar siswa aktif.

4. Menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang kecil.

5. Menggunakan sistem evaluasi yang kontinu dan berdasar atas kriteria. 6. Menggunakan program remedial and enrichment.

(Mulyasa, 2002:99)

Seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran, sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada dalam kelas tersebut.

G. Hipotesis

Terdapat pengaruh penggunaan kartu pintar terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS kelas VII semester 2 materi pokok kerajaan Hindu-Budha di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012.

X. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena berusaha menganalisis variabel menggunakan statistik. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2010:13) bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan ststistik. Sementara Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa quantitative studies emphasize the measurement and analysis of causal relationship between variables, not process. Dikatakan juga bahwa

(13)

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui pengaruh penggunaan kartu pintar terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS kelas VII semester 2 materi pokok kerajaan Hindu-Budha di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012.

B. Populasi dan Sampel Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi menurut Arikunto (2002) adalah keseluruhan subjek penelitian. Jadi, populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester 2 SMP-SMP swasta yang ada di Kecamatan Kayen yaitu dari SMP Muhammadiyah 5 Kayen terdiri dari 3 kelas, yaitu;

1. Kelas VII A sebanyak 45 siswa 2. Kelas VII B sebanyak 43 siswa 3. Kelas VII C sebanyak 45 siswa

Sedangkan SMP PGRI 6 Kayen terdiri dari 2 kelas, yaitu: 1. Kelas VII A sebanyak 40 siswa

2. Kelas VII B sebanyak 37 siswa.

Sehingga jumlah keseluruhan siswa kelas VII SMP-SMP swasta se-Kecamatan Kayen semester 2 adalah 210 siswa.

Sampel

(14)

Berdasarkan data yang diperoleh ada 3 kelompok kelas pada kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Kayen, dan dari ketiga kelas tersebut dipilih 2 kelas secara acak untuk kepentingan penelitian, yaitu sebagai kelas kontrol dan sebagai kelompok kelas eksperimen. Terpilih kelas VII A dengan jumlah 45 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII C dengan jumlah 45 siswa sebagai kelompok kontrol. Sementara pada SMP PGRI 6 Kayen yang hanya memiliki 2 kelas, maka secara acak kelas VII A sebanyak 40 siswa menjadi kelas eksperimen dan kelas VII B sebanyak 37 menjadi kelompok kontrol.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah objek atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi suatu kejadian atau variabel penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan kartu pintar dalam materi pokok Kerajaan Hindu-Budha.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas. Variabel terikatnya adalah efektivitas pembelajaran IPS yang ditunjukkan melalui hasil belajar siswa kelas VII semester 2 SMP Muhammadiyah 5 Kayen dan SMP PGRI 6 Kayen sebagai SMP-SMP swasta di Kecamatan Kayen Kabupaten pati pada mata pelajaran IPS materi pokok Kerajaan Hindu-Budha.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Instrumen untuk mengukur variabel efektivitas pembelajaran menggunakan kartu pintar melalui angket dan eksperimen.

(15)

Validitas instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid (Sugiyono, 2010: 121). Karena instrumen dalam penelitian ini ada dua bentuk yaitu non test (efektivitas pembelajaran) dan test (hasil belajar) maka pengujian validitas menggunakan dua cara yaitu construct validity dan content validity. Dalam construct validity, instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu menurut para ahli, kemudian diuji coba dan dianalisis faktor yaitu mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Sedangkan untuk instrumen yang berbentuk test pengujian validitas isi dilakukan dengan membadingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Setelah itu kedua instrumen tersebut diujikan validitas butir-butir instrumen dengan menggunakan analisis uji beda pada rumus t-test berikut:

t= X´1− ´X2

Untuk mengetahui apakah perbedaan itu signifikan atau tidak, maka t hitung perlu dibandingkan dengan t tabel. Bila t hitung lebih besar dari t tabel maka perbedaan itu signifikan sehingga instrumen dinyatakan valid.

Reliabilitas instrumen

(16)

k = jumlah item dalam instrumen M = mean skor total

St2 = varians total

(Sugiyono, 2010: 132)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode dokumentasi dengan mencari data awal dari populasi berupa daftar nama, jumlah siswa dan daftar nilai IPS ulangan akhir siswa kelas VII semester 1 SMP Muhammadiyah 5 Kayen dan SMP PGRI 6.

2. Kuesioner (angket) dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dipilih karena merupakan teknik penelitian yang efisien bila peneliti sudah tahu dengan pasti variabel yang akan diukur (Sugiyono, 2010: 142)

3. Metode tes dalam rangka mengetahui hasil belajar siswa kelas VII semester 1 sebelum dan setelah melakukan pembelajaran menggunakan kartu pintar materi pokok kerajaan Hindu-Budha di SMP Muhammadiyah 5 Kayen dan SMP PGRI 6 Kayen.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:

- Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden; - Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden; - Menyajikan data tiap variabel yang diteliti;

- Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah; - Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

(17)

Berdasarkan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu hipotesis asosiatif maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Maka perhitungan untuk menguji hipotesis ini adalah dengan rumus Product moment yaitu:

rxy=

xy

(

x2

)(

y2

)

(Arikunto; 2002)

Dengan ketentuan bila r hitung lebih besar dari r tabel maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya yaitu menggunakan rumus persamaan regresi sederhana berikut:

Y'

=a+bX

Keterangan Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta atau harga X=0 b = koefisien regresi

X = nilai variabel independen (Sugiyono, 2010:262)

X. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002a. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara

---. 2002b. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara

Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES

Darsono, dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

Denzin, Norman K & Lincoln, Yvonna S (ed). 2000. Handbook of Qualitative Research. London: Sage Publications

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

---. 2003. Pedoman Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswin. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

(18)

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

---. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

---. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Slameto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Salatiga: Bumi Aksara

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

---. 2002. MetodeStatistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitative, Kualitative dan Research and Development (RnD). Bandung: Alfabeta

Suherman, Erman dan M. Yaya S. 1990. Petunjuk Paraktis Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah

Referensi

Dokumen terkait

a) Perilaku lentur balok beton bertulang yang ditambal dengan UPR-Mortar menunjukkan kekakuan yang hampir sama dengan balok kontrol. Namun dilihat dari perilaku setelah mengalami

Berdasarkan penegasan istilah tersebut, pengertian judul penelitian ini adalah suatu telaah atau kajian yang mendalam untuk mengkritisi manajemen pengelolaan Madrasah

The Embassy of the Federal Republic of Germany presents its compliments to the Department of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and, referring to the

(4)Menganalisispengaruh penerapan metode cooperative learning tipe student team achievement division terhadap hasil belajar mahasiswa ditinjau dari motivasi belajar

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barangigasa Pemerintah, diinstuksikan kepada para Menteri dan Pimpinan

typhi SLT-1, tetapi reseptor yang ada pada membran eritrosit manusia golongan darah O sesuai dengan struktur protein flagellin

Dan kinerja lembaga pemasaran kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman belum baik, yang diindikasikan oleh : (1) besarnya marjin pemasaran, (2) kecilnya bagian harga

Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik beberapa permasalahan yang akan menjadi batasan pembahasan dari penelitian ini antara lain : Faktor-Faktor