• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS YURIDIS Sosiologis Dan Filosofi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS YURIDIS Sosiologis Dan Filosofi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PROSES PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA

ABSTRAK

Usaha perasuransian yang sehat merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi resiko yang dihadapi anggota masyarakat dan sekaligus merupakan salah satu lembaga penghimpun dana masyarakat, sehingga memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan dan kehidupan perekonomian, dalam upaya memajukan kesejahteraan umum.

Alasan utama orang membeli asuransi jiwa karena sejumlah pertanggungan yang dibutuhkan ketika si tertanggung meninggal. Dalam rangka memenuhi tanggungjawab mereka terhadap pemilik polis dan ahli waris, pihak asuransi harus mengambil langkah-langkah pemastian bahwa pembayaran klaim harus dilakukan secepatnya kepada pihak yang membutuhkan.

Sering timbul keluhan dari klien perusahaan asuransi jiwa bahwa pengajuan klaim memakan waktu yang sangat lama dan belum dibayar juga oleh perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Padahal dalam melaksanakan kegiatan usahanya perusahaan asuransi terutama asuransi jiwa yang sangat gencar mempromosikan produknya akan tetapi apabila saat menerima klaim perusahaan asuransi jiwa seolah-olah mengulur waktu dengan dalih prosedur yang memakan waktu cukup lama, investigasi kasus, dokumen-dokumen yang diperlukan untuk klaim tersebut tidak lengkap dan sebagainya. Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana pengaturan mengenai proses pembayaran klaim asuransi jiwa yang ada saat ini.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 telah melaksanakan pembangunan di segala bidang secara berkesinambungan. Dalam pelaksanaan pembangunan dapat terjadi berbagai ragam dan jenis resiko yang perlu ditanggulangi oleh masyarakat. Oleh karena itu dipandang perlu untuk menanggulangi resiko yang dihadapi oleh masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia.

Usaha perasuransian yang sehat merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi resiko yang dihadapi anggota masyarakat dan sekaligus merupakan salah satu lembaga penghimpun dana masyarakat, sehingga memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan dan kehidupan perekonomian, dalam upaya memajukan kesejahteraan umum.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian pada dasarnya menganut azas spesialisasi usaha dalam jenis-jenis usaha di bidang perasuransian. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa usaha perasuransian merupakan usaha yang memerlukan keahlian serta ketrampilan teknis yang khusus dalam penyelenggaraannya.

Salah satu jenis usaha perasuransian tersebut adalah usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.

Alasan utama orang membeli asuransi jiwa karena sejumlah pertanggungan yang dibutuhkan ketika si tertanggung meninggal. Dalam rangka memenuhi tanggungjawab mereka terhadap pemilik polis dan ahli waris, pihak asuransi harus mengambil langkah-langkah pemastian bahwa pembayaran klaim harus dilakukan secepatnya kepada pihak yang membutuhkan.

Sering timbul keluhan dari klien perusahaan asuransi jiwa bahwa pengajuan klaim memakan waktu yang sangat lama dan belum dibayar juga oleh perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Berikut adalah salah satu kasus yang berkaitan dengan permasalahan yang timbul karena pembayaran klaim asuransi jiwa.

2.1 Rumusan Masalah

(3)

BAB II PEMBAHASAN

Pengaturan Mengenai Proses Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa

Setiap perusahaan asuransi jiwa harus menetapkan prosedur standar untuk proses klaim. Prosedur standar ini dirancang untuk menyeimbangkan antara hak ahli waris untuk mendapatkan pertanggungan dengan segera dan kebutuhan pihak asuransi untuk memeriksa validitas dari klaim tersebut.

Klaim secara umum adalah suatu tuntutan atas suatu hak, yang timbul karena persyaratan dalam perjanjian yang ditentukan sebelumnya telah dipenuhi. Sedangkan secara khusus klaim asuransi jiwa adalah suatu tuntutan dari pihak pemegang polis/ yang ditunjuk kepada pihak asuransi, atas sejumlah pembayaran uang pertanggungan atau nilai tunai yang timbul karena syarat-syarat dalam perjanjian asuransi jiwanya telah dipenuhi.

Adapun penyebab terjadinya klaim adalah sebagai berikut : 1. Tertanggung meninggal dunia.

2. Pemegang polis menghentikan pembayaran preminya dan memutuskan perjanjian asuransinya pada saat polisnya sudah mempunyai nilai tunai.

3. Perjanjian asuransi sudah berakhir sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam polis dan kewajiban pemegang polis telah terpenuhi atau polis dalam keadaan lapse tetapi telah mempunyai nilai tunai (habis kontrak bebas premi) .

4. Tertanggung mendapat kecelakaan.

5. Tertanggung karena suatu penyakit perlu diopname atau rawat jalan.

Sejauh ini diketahui ada beberapa macam klaim, yakni : 1. Klaim meninggal dunia

Timbul jika tertanggung atau peserta yang tercantum dalam polis meninggal dunia, sedang polisnya dalam keadaan berlaku (inforce).

(4)

Timbul jika polis sudah mempunyai nilai tunai, sedang pemegang polis memutuskan perjanjian asuransinya.

3. Klaim habis kontrak

Timbul jika jangka waktu perjanjian asuransi sudah berakhir, sedang polisnya dalam keadaan inforce (premi telah dibayar sampai jangka waktu kontrak).

4. Pengobatan

Timbul akibat peserta menderita suatu penyakit dan perlu pengobatan. 5. Klaim rawat inap dan rawat jalan

Timbul akibat peserta menderita suatu penyakit dan perlu diopname atau cukup hanya dengan rawat jalan saja.

Dalam proses pengajuan klaim asuransi jiwa, nasabah atau ahli waris dari tertanggung harus melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti :

- Polis asli

- Kuitansi asli bukti pembayaran premi terakhir

- Surat keterangan meninggal dunia dari Lurah/Kepala Desa yang dilegalisir oleh Camat, atau Akte Kematian

- Surat Keterangan dari Kepolisian atau pihak yang berwenang apabila tertanggung meninggal karena kecelakaan

- Surat pengajuan klaim meninggal dunia - Daftar pertanyaan klaim

- Surat Keterangan sebab meninggal dunia dari Dokter/Rumah Sakit apabila tertanggung meninggal dunia dari Dokter/Rumah Sakit apabila tertanggung meninggal dunia dalam perawatan Dokter/Rumah Sakit

- Fotokopi kartu keluarga (bila diperlukan)

Namun faktanya meskipun dokumen-dokumen tersebut telah dipenuhi, pihak asuransi jiwa masih harus malakukan pemeriksaan-pemeriksaan terkait dengan klaim asuransi jiwa tersebut.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh penulis dari Kepala Operasional AJB Bumiputera 1912 diketahui bahwa dalam pengurusan klaim asuransi jiwa, setelah nasabah atau ahli waris dari tertanggung melengkapi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh pihak AJB Bumiputera 1912, kemudian akan diteliti lebih lanjut oleh pihak AJB Bumiputera 1912 mengenai kebenaran klaim asuransi jiwa tersebut. Proses pemeriksaan dapat memakan waktu yang relatif panjang apabila wilayah atau tempat meninggal tertanggung tidak mudah terjangkau. Karyawan perusahaan asuransi yang bertanggungjawab terhadap proses pemeriksaan biasanya disebut pemeriksa klaim (claim examiner) atau analis klaim (claim analyst). Dalam proses dan pembayaran klaim, claim examiner akan:

- menentukan status dari polis - memverifikasi data si tertanggung

- memeriksa kematian dengan point kematian yang diasuransikan - memeriksa jumlah kerugian yang ditanggung oleh polis

(5)

- menentukan jumlah pertanggungan yang akan dibayar

Setelah diteliti kebenarannya kemudian pihak AJB Bumiputera 1912 akan melaporkan kepada kantor wilayah apabila AJB Bumiputera 1912 yang bersangkutan adalah merupakan kantor cabang. Hal ini juga akan memakan waktu yang cukup lama. Terutama apabila uang pertanggungan dari tertanggung lebih dari Rp 10.000.000,00. Karena harus dilaporkan kepada kantor pusat AJB Bumiputera 1912 di Jakarta Pusat. Hal ini berarti akan memperlambat penyelesaian atau pembayaran klaim asuransi jiwa.

Pasal 23 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransiansebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 menyatakan :

”Perusahaan Asuransi atau Reasuransi dilarang melakukan tindakan yang dapat memperlambat penyelesaian atau pembayaran klaim, atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan yang dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian atau pembayaran klaim”.

lebih lanjut dalam Pasal 25 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 422/kmk.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Disebutkan bahwa, tindakan yang dapat dikategorikan memperlambat penyelesaian atau pembayaran klaim adalah tindakan Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang :

memperpanjang proses penyelesaian klaim dengan meminta penyerahan dokumen tertentu, yang kemudian diikuti dengan meminta penyerahan dokumen lain yang pada dasarnya berisi hal yang sama;

menunda penyelesaian dan pembayaran klaim dengan mengaitkannya pada penyelesaian dan atau pembayaran klaim reasuransinya;

tidak melakukan penyelesaian klaim yang merupakan bagian dari penutupan asuransi dengan mengaitkannya pada penyelesaian klaim yang merupakan bagian lain dari penutupan asuransi dalam 1 (satu) polis yang sama;

memperlambat penunjukan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, apabila jasa Penilai Kerugian Asuransi dibutuhkan dalam proses penyelesaian klaim; atau menerapkan prosedur penyelesaian klaim yang tidak sesuai dengan praktek usaha asuransi yang berlaku umum.

Mengenai jangka waktu yang harus dipenuhi perusahaan asuransi jiwa dalam menyelesaikan atau membayar klaim asuransi jiwa yang diajukan oleh nasabah atau ahli waris tertanggung telah diatur dalam Pasal 27 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 422/kmk.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, yakni :

“Perusahaan Asuransi harus telah membayar klaim paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak adanya kesepakatan antara tertanggung dan penanggung atau kepastian mengenai jumlah klaim yang harus dibayar”.

(6)

jumlah klaim yang harus dibayar maka perusahaan asuransi jiwa sudah harus melunasi klaim tersebut.

Berdasarkan analisis dari penulis terdapat kelemahan dari pelaksanaan peraturan-peraturan mengenai klaim asuransi jiwa ini. Yakni :

Asuransi jiwa adalah suatu bentuk perjanjian antara tertanggung dengan perusahaan asuransi jiwa. Dimana perjanjian tersebut dituangkan kedalam Polis. Menurut Pasal 1 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 422/kmk.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, polis asuransi adalah polis atau perjanjian asuransi, atau dengan nama apapun, serta dokumen lain yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian asuransi, termasuk tanda bukti kepesertaan asuransi bagi pertanggungan kumpulan, antara pihak penanggung dan pihak pemegang polis atau tertanggung. Jadi polis asuransi jiwa adalah merupakan undang-undang bagi tertanggung dan perusahaan asuransi jiwa. Maka segala hal yang ada didalam polis termasuk didalamnya syarat dan tata cara pengajuan klaim, dan bukti pendukung yang diperlukan dalam mengajukan klaim serta jangka waktu penyelesaian atau pembayaran klaim harus dilaksanakan, karena asas lex specialis derogat lex generalis. Meskipun banyak juga perusahaan asuransi jiwa yang tidak mencantumkan pengaturan mengenai syarat dan tata cara pengajuan klaim serta jangka waktu penyelesaian atau pembayaran klaim dalam polis asuransi mereka.

(7)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.. 3) Continous improvement (InfoKomputer magazine January 2012, Pg. 107) The correct word was continuous improvement. 4) Continous autofocus

Biasanya secara umum diri yang dipikirkan itu terdiri dari gambaran-gambaran diri ( self image ) baik itu potongan visual (seperti bentuk wajah dan tubuh yang

It can be shown that the level of students’ awareness of fraud prevention, students’ ethical perception, and internalization of objectivity and professional responsibility of

@asil &ang #iperoleh ti#a' a'an +e+pengaruhi hasil persilangan Men#el.. 'arena genIgen &ang #ipilih Men#el a#alah genIgen &ang ti#a' terpaut

Tujuan dari penelitian ini membandingkan hasil uji simulasi metode load balance antara ecmp (saat ini) dan pcc ketika terjadi kongesti bandwidth dengan manajerial

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peningkatan hasil belajar heading sepakbola dengan media bola plastik disimpulkan bahwa pada siklus I

[r]

Gambar 2.5 Gerakan smash yang beresiko menyebabkan cedera .Cedera berawal dari penyerang yang melompat dengan cepat dan lebih rendah untuk mendekati arah net sehingga