• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN REPERTOAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN REPERTOAR"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

KAJIAN REPERTOAR A. Sejarah Drum

Awal dari drumset disatukan pada akhir 1800 setelah penemuan pedal bass drum. Penemuan ini memungkinkan satu orang untuk memainkan beberapa instrumen perkusi (snare drum, bass drum, dan cymbal) dalam satu waktu. Contoh pengembangannya seperti yang dipakai untuk mengiringi musisi jazz di New Orleans pada 1920. Penemuan pedal memungkinkan pemain untuk membebaskan tangan sehingga dapat memainkan alat musik perkusi lainnya secara bersamaan. Pada tahun 1920 pedal bass drum telah menjadi peralatan standar bagi pemain drum jazz dan juga drumset yang kita ketahui sekarang. Susunan ini terdiri dari berbagai jenis cymbal, tom-tom, snare, bass drum dan peralatan musik unik seperti woodblock dan cowbell. Susunan diatas tidaklah paten dan dapat diubah sesuai keinginan pemain.

Seiring dengan berjalannya waktu, tiap bagian dari drumset ini mengalami perkembangan, antara lain:

1. Bass Drum

Di belahan dunia bagian timur, “davul” atau bisa juga disebut “tabl turki” adalah pendahulu dari instrumen bass drum. Davul ditemukan pada abad ke -14 di Mediterania Timur. Davul berbentuk silinder dengan double-head (terdiri dari dua permukaan).1 Bass drum masih sangat jarang ditemui di Eropa sampai pada abad ke-18, sebelum adaptasi dari grup musik militer Turki menjadi terkenal di kalangan grup musik militer Eropa. Dalam acara-acara tertentu, bass drum mulai digunakan pada musik orkestra. Bass drum yang digunakan dalam orkestra sampai pada abad ke-19 adalah bass drum yang berbentuk batang kayu silinder dengan panjang melebihi diameter batang kayu itu sendiri (yang berukuran 50 cm). Alat musik ini dikenal sebagai “long drum”, sama

1 Stanley Sadie, The New Groove Dictionary of Music and Musician (London:

(2)

6

seperti drum pada abad pertengahan yang menggunakan tali berbentuk huruf “V” yang diuntaikan untuk mengencangkan dan mengendurkan tegangan.2

Bass drum dengan ketebalan sekitar 66 cm dan diameter head sekitar 81 cm sempat populer di Eropa. Pada akhir abad ke-20, bass drum jenis ini mulai digunakan di Inggris. Tipe bass drum seperti ini mempunyai suara yang cenderung menyerupai tom-tom dengan karakter suara rendah dan secara kualitas masih kurang. 3 Orkes simfoni di Inggris dan Amerika Utara

menggunakan bass drum double-head dengan diameter head yang berukuran 90-100 cm. Dalam orkes, bass drum pada umumnya ditumpu dengan penyangga agar pemain dapat memainkannya dari posisi manapun sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Mallet yang digunakan biasanya berukuran besar dengan ujung berlapiskan benang wol dan beratnya proporsional untuk dapat menghasilkan suara yang bulat. Bass drum yang digunakan pada drumset memiliki ukuran lebih kecil dan diletakkan pada posisi horizontal dan dimainkan dengan menggunakan pedal.4

2. Snare Drum

Ide terciptanya snare drum berawal dari alat musik Tabor. Tabor ditemukan di Eropa pada 1300. Tabor merupakan drum berbentuk lingkaran yang memiliki dua permukaan yang ditutup dengan kulit hewan dan memiliki jerat untai tunggal.5Penggunaan snare drum dalam kemiliteran bermula dari alat musik yang digunakan oleh tentara kerajaan Ottoman. Penggunaan snare drum dalam kemiliteran mulai populer pada 1400-an. Pada masa itu snare drum menggunakan untaian tali-tali yang membentuk pola menyerupai huruf W dan V yang berfungsi untuk mengatur ketegangan dari membran snare drum.

Pada 1600 metode baru untuk menata mulai dikembangkan, yaitu dengan penggunaan sekrup. Metode baru ini, membuat tegangan kulit snare menjadi lebih tinggi sehingga memungkinkan pemain snare untuk memainkan pola

2 Stanley Sadie, The New Groove Dictionary of Music and Musician (London:

Macmilan Publisher, 2001), hal.609

3 Ibid, hal. 608. 4 Ibid, hal. 610. 5 Ibid, hal. 612.

(3)

7

ritmik yang lebih rumit serta lebih cepat dari sebelumnya. Pertengahan tahun 1800, snare drum dibuat dari kuningan dan ukurannya semakin diperkecil untuk mendapatkan suara yang lebih tinggi. Penggunaan snare drum dalam musik Jazz pada 1900-an bertujuan untuk “comping” yang berarti mendukung dan berinteraksi dengan musisi lain. Kepopuleran gaya musik tersebut, perusahaan drum mulai membuat snare drum dalam ukuran yang berbeda-beda dan snare drum menjadi bagian dari drumset.6

3. Hi-hat

Sebagian besar pedal bass drum memiliki pemukul tambahan untuk cymbal yang dipasang di pinggiran bass drum (clanger). Alat tersebut menghasilkan suara pukulan yang monoton. Drummer menggunakan peralatan yang disebut “snow shoe sock pedal”. “Snow shoe sock pedal” terdiri dari dua simbal yang dipasang diantara dua papan seukuran kaki dan diberi pegas, pemain menyelipkan kakinya ke dalam tali penahan (menyerupai papan seluncur salju).7

“Snow shoe” diganti “low boy”. Low boy memiliki fungsi yang hampir sama dengan hi-hat yang sekarang kita kenal; satu-satunya perbedaan terletak pada simbal yang tingginya sekitar 9’ dari lantai. Hi-hat ditemukan pada tahun 1926 berawal dari kesulitan Papa Jo Jones (seorang pemain drum legendaris pada era swing) menjangkau simbal yang terletak 9' dari lantai. Pada awalnya dia menggunakan tongkat gantungan baju. Kemudian perusahaan drum Walberg and Auge menyempurnakan konstruksi dari hi-hat.8

4. Tom-tom

Tom-tom mulai dikenal pada awal 1900, pada masa musik teater mendominasi dunia. Kenyataan ini mendorong para pemain drum untuk melengkapi drumset mereka dengan peralatan-peralatan tambahan lainnya yang menghasilkan efek-efek suara yang beragam.9

6 Muffler. History of Snare Drum. 2006

10 Mei 2014 http://www.drummuffler.com/history-of-the-snare-drum.html

7 John Aldrige. Op.cit., hal 22. 8 Ibid. hal 23.

(4)

8

Tom-tom berasal dari Cina dikenal dengan nama “chinese toms”; terdiri dari satu head atau satu permukaan yang dilapisi dengan kulit dan tidak menggunakan hoop atau pinggiran, langsung ditempel pada badan tom. Hingga akhir 1920, chinese tom secara perlahan tergantikan oleh tom single head yang dapat ditata. Tom-tom yang terlihat modern ini memiliki head yang terpasang pada bagian atas dan bawah.10

5. Cymbal

Sejarah simbal berawal dari seorang pandai besi yang dapat membuat perlengkapan dan senjata sendiri dengan mengkombinasi tembaga dan timah. Proses pencampuran, pengecoran, dan tempering (memperkuat bahan dengan pemanasan dan pendinginan) berkembang, dan teknologi pembuatan cymbal modern kemudian menyebar ke beberapa negara seperti: Mesir, Cina, Persia, dan Turki. Pada awalnya perunggu Turki digunakan untuk tujuan militer, namun dalam perkembangannya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bel dan cymbal. Pada 1300 Turki telah menjadi pembuat cymbal terbesar, terutama pembuatan cymbal untuk orkestra dan opera di Eropa.11

10 John Aldrige., hal 25.

11 Scott Hutton. The History Of Cymbal. 2010

(5)

9 B. Jenis Musik

1. Rock Progressive

Rock Progressive adalah bentuk dari musik rock yang berkembang di akhir 1960 sampai awal 1970 sebagai salah satu salah satu usaha musisi Inggris untuk mengangkat musik rock.12 Musik rock progressive menggunakan instrumen

yang biasanya digunakan dalam musik rock, pada masa ini para musisi banyak bereksperimen dengan genre musik rock itu sendiri.13

Beberapa karakteristik musiknya, antara lain: a. Bentuk

Struktur lagu progressive rock biasanya menghindari bentuk umum musik populer pada umumnya (verse-chorus-coda), memperpanjang bagian lagu atau menambahkan bagian interlude dengan dinamika yang menimbulkan perbedaan yang kontras.

b. Ritme

Berlatar belakang dan pengaruh dari musik klasik, jazz, serta eksperimen pada musik, musisi progressive rock memiliki kecenderungan untuk berkreasi dengan perubahan tempo dan sukat selain 4/4. Pendekatan yang dilakukan bervariasi, tergantung pada musisi/grup musik, akan tetapi secara ritmis, musisi menggunakan beragam ketukan dimulai dari ketukan biasa (regular beats) sampai dengan ketukan-ketukan dengan sukat rumit.14

2. Latin

Sejarah Amerika Latin sangat dipengaruhi oleh penjajahan Eropa dan perdagangan budak dengan Afrika. Maka Amerika Latin banyak mendapat pengaruh budaya dari Eropa dan Afrika. Pengaruh yang diberikan oleh Eropa

12 Lucas Biela. definition of progressif rock music.

10 Mei 2014 http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition

13 Miller, Russ. The Drum Set Crash Course.Miami : Warner Bros.

Publications, 2001.

14 Lucas Biela. definition of progressif rock music.

(6)

10

terlihat dari dua bahasanya yaitu Spanyol dan Inggris, sedangkan pengaruh dari Afrika adalah irama musik.15

Karakteristik musik Latin: a. Bentuk

Secara umum musik Latin menggunakan tiga bentuk yaitu bagian intro; grup musik memainkan vamps (dua atau tiga progresi akor) serta bagian penutup atau coda.

b. Clave

Pola ritme sinkopasi yang dimainkan dengan menggunakan dua stik. Ritme yang digunakan antara lain:

Clave 3:2

Clave 2:3

Gambar 2.1. Pola ritme Clave c. Bajo-Tumbao-bass

Pengulangan pola ritmik pada bass atau conga berdasarkan pada clave. d. Call And Response

Sebuah frase musik yang dimainkan oleh instrumen solo kemudian diikuti pemain musik atau seksi lainnya yang memainkan frase baru sebagai respons terhadap frase sebelumnya.16

1) Samba

Kata “samba” diambil dari bahasa portugis “semba”. Kata itu sendiri memiliki beberapa arti seperti: berdoa dan wanita. Pertama kali didokumentasi dalam koran pada 1838, diartikan sebagai ritme dan tarian.17

15 Emilio Grenet. History Of Latin Music. 1998

10 Mei 2014 http://www.revels-bey.com/history_of_latin_music.htm

16 Meriam Webster call–and–response

10 Mei 2014 http://www.merriam-webster.com/dictionary/call-and-response

(7)

11

Musik samba berakar dari Afrika yang merupakan salah satu tipe dari tarian Afro Brazilian yang masih hidup di Bahia (Brazil Utara). Samba sebagai genre musik berkembang di Rio de Janeiro pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Para budak Afrika pindah ke ibukota Brazil untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan mereka membawa musik dan tarian Samba bersama mereka.18 Gaya ini terus mengalami perkembangan, dari tarian sebuah kelompok berkembang menjadi tarian berpasangan. Pada tahun 1970 samba begitu populer, kehadiran musik rock dan disco sempat meredupkan kepopuleran samba. Namun dengan adanya penambahan instrumen seperti banjo dan tan-tan, samba kembali populer dan banyak musisi yang menggunakan gaya ini dalam karyanya.19

2) Songo

Songo adalah perpaduan antara gaya tradisional daerah dan gaya kontemporer Kuba yang mengandung elemen-elemen funk dan jazz. Songo adalah salah satu jenis music dari Kuba dimana pengaturan frase irama musik dari bass, drum/kick, dan conga-conga saling berinteraksi secara ritmis dan dinamis. Ritme Songo banyak mendapat pengaruh dari Juan Formell, yaitu yang mempatenkan istilah Songo, pianis Cesar “Pupy” Pedrosa, dan drummer/perkusionis Jose Luis Quintana “Changuito” dari grup Los Van Van (grup musik terpopuler di Kuba selama lebih dari 30 tahun). Songo menjadi pelopor gaya musik Afro Cuban yang terbentuk dari ritme drumset dengan tambahan alat-alat musik perkusi.

Cymbal ride memainkan ketukan yang konstan, bass drum memainkan ritme tumbao di kedua hitungan, dan bagian snare memberi

10 Mei 2014 http://www.buzzle.com/articles/history-of-samba-music.html

18 Piero Scaruffi.A History Of Popular Music. 2003

10 Mei 2014 http://www.scaruffi.com/history/latin.html

19 Kashmira Lad. History Of Samba Music. 2010

(8)

12

fill in dalam bentuk not sinkopasi. Aksen-aksen yang terdapat di bagian snare menciptakan keseluruhan suasana dan musik dari Songo.20

3) Soca

Soca adalah sejenis musik daerah kepulauan Trinidad dan Tobago. Soca adalah percampuran antara calypso tradisional dan musik Indian yang diciptakan oleh seorang musisi bernama Lord Shorty. Dia menambahkan alat musik ritmis Indian ke dalam Calypso tradisional yang kemudian menghasilkan suatu musik yang baru dengan nama “Solka”, yang adalah singkatan dari “Soul of KAlypso”. Nama “Solka” berubah menjadi Soca (nama yang sekarang kita kenal) dikarenakan adanya kesalahan pengejaan. Soca muncul sekitar 1960-an dan di masa kini, adalah salah satu dari jenis-jenis musik Karibia terpopuler di dunia.21

3. Funk

Funk adalah sebuah aliran musik yang mengandung unsur musik tarian Afrika-Amerika. Umumnya musik funk dapat dikenali lewat ritme yang sering terpotong singkat, bunyi gitar ritme yang tajam, perkusi yang dominan, pengaruh jazz yang kuat, irama-irama yang dipengaruhi musik Afrika, serta kesan gembira yang didapati saat mendengarnya. Akar funk dapat ditelusuri hingga jenis rhythm and blues dari daerah Louisiana pada 1960-an. Aliran musik ini terkait erat dengan musik soul serta jenis musik turunan lainnya seperti P-Funk dan Funk Rock.22

20 Miller, Russ. The Drum Set Crash Course.Miami : Warner Bros.

Publications, 2001.

21 Megan Romer. Soca Music 101.2010

8 Februari 2015 http://worldmusic.about.com/od/genres/p/SocaMusic.htm

22 Miller, Russ. The Drum Set Crash Course.Miami : Warner Bros.

(9)

13 C. ANALISIS REPERTOAR

Analisis repertoar dalam resital ini menggunakan cara menganalisis dalam musik barat, sebelum membahas lebih jauh mengenai repertoar dalam resital ini, perlu diketahui beberapa bentuk penulisan notasi sebagai lambang bunyi pada drum set yang digunakan oleh penulis. Berikut ini merupakan penulisan notasi pada drum set:

Gambar 2.2 Notasi drum

1. Analisis “New Ground” karya Darmon Meader.

Darmon Meader dikenal sebagai vokalis, arranger, dan pemain saksofon. Lagu ini diaransemen oleh Darmon Meader, ia bekerjasama dengan Tommy Igoe; seorang pemain drum solois, pemimpin band dan pengajar. “New Ground” merupakan sebuah karya musik latin, didalamnya terdapat beberapa pola ritmik drumming seperti: Soca, Songo dan Samba dengan pola dasar sebagai berikut.

Soca

(10)

14 Samba

Gambar 2.3 Tiga pola ritmik dasar

Lagu ini diawali dengan tutti23 2 birama bersukat 5/8, 1 birama solo drum dan 1 birama tutti bersukat 2/4.

Gambar 2.4 Tutti

Pada birama ke 5 – 14 memainkan pola ritmik Soca yang kemudian kembali lagi memainkan tutti pada birama ke 15 – 17, tutti tersebut juga berfungsi sebagai jembatan untuk kembali ke birama 9 dan perubahan irama menjadi Songo.

Gambar 2.5 Tutti tiga birama

Bagian B (birama 18 – 25) irama musik berubah menjadi Songo. Pada birama 20 dan 21 terdapat sinkopasi yang dimainkan bersamaan dengan gitar bass dan seksi tiup logam.

Gambar 2.6 Sinkopasi bagian B

Birama ke 23 – 25 merupakan kadens dari bagian Songo, yang berakhir di akord V dengan tutti sebagai berikut:

(11)

15

Gambar 2.7 Bagian B

Irama berubah kembali menjadi Soca pada birama 26 dengan sinkopasi pada ketuk ke-2nya.

Gambar 2.8 Sinkopasi bagian Soca

Tutti tiga birama kembali muncul yang kemudian disusul dua birama melodi pendek tenor saksofon sebagai jembatan peralihan ke bagian solo saksofon. Bagian D merupakan bagian solo saksofon; pola drum pada bagian ini mengalami beberapa kali perubahan. Irama Soca (birama 38 – 53) berubah menjadi Songo (birama 54 – 61), kemudian berubah kembali menjadi Soca dibirama 62 – 69. Birama 70 merupakan solo saksofon bagian chorus. Irama pada bagian ini tidak mengalami perubahan (masih berirama Soca), perubahan menjadi irama Songo baru terjadi kembali di birama ke 86 – 93. Pada birama ke-94 irama berubah kembali menjadi Soca. Birama 100 – 103 merupakan tutti yang sama seperti bagian awal lagu.

Bagian E (birama 106 – 171) merupakan bagian solo piano dengan progresi akor dan jumlah birama yang sama dengan bagian D. Perbedaan pada bagian E terletak pada pola ritmik yang digunakan (samba dan songo) dan instrumen solonya (piano).

Bagian F, G dan H merupakan bagian solo drum dengan figur; masing-masing bagian memiliki figur yang berbeda. Figur tersebut terdiri dari not sinkopasi yang dimainkan secara bersamaan oleh seluruh band dan seksi tiup logam dan di akhir figur ditutup dengan tiga birama tutti:

(12)

16

Gambar 2.9 Solo bagian F

Gambar 2.10 Solo Bagian G

Gambar 2.11 Solo Bagian H

Berikutnya merupakan lima birama solo drum (birama 199 – 203) yang ditutup dengan not triplet oleh seksi tiup logam (birama 204).

Gambar 2.12 Bagian I

Kemudian lagu kembali ke bagian B, C dan masuk ke bagian coda dengan tutti sebagai berikut:

(13)

17

Gambar 2.13 Bagian coda

2. Analisis “Access Denied” karya Dave Weckl; Jay Oliver

“Access Denied”, merupakan karya dari Jay Oliver dan Dave Weckl seorang komponis sekaligus pemain drum. Karya ini berada dalam album yang berjudul Rhythm of The Soul lagu ini beraliran rock-fusion dan funk. Karya ini dimainkan dengan sukat 6/4 dan 4/4. Dave Weckl merupakan drummer dan komponis, serta seorang band leader dari Dave Weckl Band. Penguasaan groove dari pola ritme komposisi ini memegang peranan penting dalam keberhasilan memainkan komposisi ini. Ada 2 macam pattern utama yang digunakan dalam karya ini. Berikut ini merupakan bagian A.

Gambar 2.14 Pattern A

Gambar 2.15 Pattern B

Pada birama 44 sampai birama 52 terdapat tutti yang dimainkan dengan menggunakan pattern drum sebagai berikut.

(14)

18

Gambar 2.16 Pola pattern pada tutti

Pada birama 68 sampai birama 83 terdapat bagian solo drum yang diselingi dengan tutti. Berikut pola yang digunakan.

Gambar 2.17 Birama 68-70

Gambar 2.18 Birama 71-74

Gambar 2.19 Birama 75-77

Gambar 2.20 Birama 78-80

(15)

19

Birama berikutnya dilanjutkan dengan lead gitar yang akan mengantar kembali ke bagian A dan ke bagian B dan berakhir dengan coda sepanjang 4 birama.

3. Analisis “Katahdin” karya Stuart Hamm

“Katahdin” merupakan karya dari group band instrumental yang bernama Vital Information. Komposisi bergenre Jazz fussion ini adalah karya dari pemain bass Stuart Hamm. Permainan drum Steve Smith dalam lagu Katahdin ini memiliki perubahan pola pattern dan sukat. Bagian Tema pada lagu ini menggunakan sukat 5/4 dengan pola hi hat swing dan 4/4 pada bagian bridge.

Intro dimulai dengan melodi gitar yang pola ritmenya bersamaan dengan pola ritme cymbal. Pada bagian introduksi terdiri dari 9 birama yang dimulai dari birama gantung.

Gambar 2.22 Introduksi

Pada bagian A menggunakan sukat 5/4 yang terdiri dari 8 birama. Pola ritme dalam bagian ini menggunakan pola fast swing pada open closed hi hat dan ride cymbal

(16)

20

Pada melodi bagian B masih menggunakan pola ritme yang sama dengan bagian A. Bagian B teriri dari 12 birama yang diulang satu kali. Pada birama 9 terdapat tutti yang bersamaan dengan melodi gitar.

Bagian C terjadi perubahan tanda sukat dari 5/4 ke 4/4. Pada bagian ini terdiri dari 4 birama yang diulang selama empat kali dan ditambah 2 birama yang berisi fill in untuk menuju ke bagian selanjutnya.

Gambar 2.24 Bagian C (Bridge)

Pada bagian D berisi solo gitar selama 48 birama dengan iringan pola ritme drum set yang sama dengan bagian B. Pola ritme pada drum set sering mengikuti alur melodi dari solo gitar sehingga permainan drum set menjadi tutti dengan melodi. Setelah dari bagian D menuju ke bagian E yaitu bridge ke-2. Pada bagian ini memiliki pola ritme yang sama dengan bagian C. Bagian E terdiri dari 16 birama dan ditambah 4 birama break untuk menuju bagian solo drum.

Dalam lagu Katahdin pada bagian F adalah bagian solo drum yang dimainkan dengan sukat 5/4 selama 48 birama. Setelah dari bagian solo drum menuju ke bridge ke-3 atau bagian G. Bagian ini terdiri dari 16 birama dan ditambah 2 birama istirahat sebagai jembatan untuk menuju bagian H. Pada bagian

(17)

21

H drum set dimainkan pada open closed hi-hat dan hanya diiringi dengan melodi gitar selama12 birama.

Gambar 2.25 Pola ritme Hi- hat pada bagian H (melodi Gitar)

Setelah dari bagian H, tema utama kembali dimainkan pada bagian selanjutnya yaitu bagian I. Pada bagian ini terdiri dari 12 birama. Pola ritme masih memakai pola yang sama dengan bagian tema sebelumnya. Bagian J terdiri dari Bridge dan coda. Pada bagian ini dimainkan selama 24 birama dan merupakan bagian terakhir dari lagu Katahdin.

4. Analisis “Panic Attack” karya Dream Theater

“Panic Attack” merupakan salah satu lagu bergenre Progresive Rock dari album Octavarium karya Dream Theater yang diciptakan pada tahun 2005. Intro pada lagu ini diawali oleh instrument bass dengan menggunakan sukat 4/4. Dalam lagu sepanjang 232 birama ini terdapat 8 macam sukat yang digunakan, yaitu 4/4, 5/4, 9/8, 13/8, 6/4, 7/4, 6/8, 3/4. Bagian intro merupakan tema utama pada karya ini, dimainkan sepanjang 24 birama, berikut ini merupakan pattern drum yang digunakan :

(18)

22

Gambar 2.26 Pattern intro

Memasuki bagian A, pola sukat yang digunakan mengalami pengelompokan yang terus diulang yaitu 5/4 dan 9/8.

Gambar 2.27 Pola sukat 5/4

Gambar 2.28 Pola sukat 9/8

Pattern tersebut kemudian sedikit dikembangkan dengan menggunakan fill triplet.

Gambar 2.29 Pengembangan pola sukat 5/4

Gambar 2.30 Pengembangan pola sukat 9/8

Setelah bagian A mengalami pengembangan, tema utama muncul kembali sepanjang 6 birama untuk persiapan masuk ke bagian B yang menggunakan 2 macam pola dengan sukat 6/4.

(19)

23

Gambar 2.31 Pola bagian B

Selanjutnya pada birama 93-106, merupakan bridge untuk mengantar ke bagian chorus.

Gambar 2.32 Bagian bridge

Masuk ke bagian Chorus, pattern di bagi menjadi 2 bagian.

Gambar 2.33 Bagian chorus

Selanjutnya pada birama 127-134 tema utama kembali muncul dan memasuki bagian guitar solo pada birama 135-174 dengan polymetric24

(20)

24

Gambar 2.35 Polymetric

Melodi pada gitar berlanjut pada birama 175-190, dan kemudian kembali ke chorus pada birama 191-210. Dan berakhir dengan kembalinya tema utama sebagai coda.

5. Analisis “Lake Side Shuffle” karya dari P. Horvarth dan N. Stachel

Karya ini dimainkan dengan feel 6/8 walaupun pada repertoar menggunakan tanda sukat 4/4, yang di dalamnya termasuk bagian yang berubah menjadi swing feel. Pada bagian intro atau verse menggunakan pola half – time style funk dengan pola tangan kanan memainkan not pola 6/8 bagaikan pola clave namun diaplikasikan pada hi-hat , ride cymbal atau pada cowbell.

Gambar 2.36 Bagian A

Pada bagian B, pattern drum yang digunakan masih sama seperti sebelumnya. Pola yang sama hanya saja tangan kanan yang semula memainkan hi-hat pada bagian ini memainkan cowbell. Masih dengan pattern yang sama pada bagian C tangan kanan kembali berubah yang sebelumnya memainkan cowbell sekarang memainkan bell cymbal.

Ketiga bagian ini diulang persis sama seperti sebelumnya, dan hanya mengalami sedikit perubahan pada bagian B, yaitu tangan kanan yang berpindah memainkan ride cymbal.

(21)

25

Gambar 2.37 Chorus

Bagian interlude, rhythm section (drum, bass, dan perkusi) bermain secara bersama sebagai jembatan menuju solo saksofon. Pada bagian ini penyaji juga menambahkan variasi pola sticking agar kesan irama latin lebih terasa. Pola yang digunakan adalah double paradidle yang mendapat sedikit modifikasi dalam mengaplikasikannya. (R L R L L R L R L R L L).

Pada permulaan dari solo saksofon, ( bagian D) drum hanya memainkan cymbal. Kemudian disusul dengan pola West African drumming ( bagian D1 ) yang diadaptasi dari sebuah tarian di Nigeria.

Gambar 2.38 Bagian D1

Bagian D2, perkusi mulai memainkan pola West African dan kemudian pada bagian D3 gitar dan keyboard menyusul untuk mengangkat suasana pada bagian solo saksofon sebanyak 32 birama.

Gamba 2.39 Pola West African

(22)

26

Gambar 2.41 Solo variasi 2

Setelah solo saksofon berakhir, saksofon kembali memainkan melodi B dan C (chorus) untuk menuju pada bagian E ( solo keyboard). Pada bagian E pola drum berubah menjadi swing feel (64 birama). Setelah solo keyboard lalu kembali menuju bagian B dan C. Chorus kembali di ulang dengan menambahkan pola snare pada ketuk ke 2 dan 4.

Gambar 2.42 Chorus out

Bagian chorus terakhir chorus kembali diulang sebanyak 2 kali dengan saksofon sebagain solois untuk mengakhiri karya ini dan ditutup dengan sinkopasi bersamaan dengan seluruh instrumen.

6. Analisis Spur of the Moment karya dari Dave Weckl

Karya ini ditulis dengan maksud untuk mengisi drum pada musik instrumental bergenre R&B atau Jazz-funk. Karya ini juga dimaksudkan untuk mendemonstrasikan konsep “beat displacement”. Secara keseluruhan karya memperlihatkan rasa dari permainan drum 16th funk feel. Sebelum memasuki bagian introduksi, karya ini dimulai dengan memainkan solo oleh drum machine sepanjang satu birama.

(23)

27

Bagian introduksi dimainkan selama empat birama dengan penekanan aksen pada birama keempat.

Gambar 2.44 16th funk feel

Gambar 2.45 Tutti bagian intro

Bagian A drum memainkan groove 16th note. 16th note merupakan cirri khas dari musik funk itu sendiri.

Gambar 2.46 Groove 16th note

Pada bagian B dimulai dengan solo fill in di birama 12. Penggunaan 16th note displacement pada bagian ini bass drum terintegrasi dengan pola bass.

(24)

28

Gambar 2.48 Tutti bagian B

Pada bagian C drum menggunakan quarter note ride cymbal sebagai ide utama.

Gambar 2.49 Pattern drum bagian C

Gambar 2.50 Tutti bagian C

Gambar 2.51 Groove & hits (tutti)

Pada birama 49 terdapat solo drum sepanjang 32 birama yang akan kembali menuju bagian B. Solo ini dimainkan dengan mengikuti ritme keyboard.

(25)

29

Setelah memainkan kembali bagian B, drum kembali memainkan groove & hits bagian D yang menjadi coda dari lagu ini. Di akhiri dengan tutti sebagai berikut.

Gambar 2.53 Tutti bagian coda.

7. Analisis “Platt Opus” karya Platypus

“Platt Opus” bergenre rock progresif yang diciptakan pada tahun 2000. Lagu ini menceritakan tentang pembantaian yang dilakukan oleh manusia terhadap hewan platypus. Lagu ini dimainkan dengan sukat yang berubah-ubah dan penggunaan tutti dalam setiap bagian lagu, dan yang menarik dari karya ini pemain drum banyak memainkan improvisasi.

Bagian A merupakan intro, bagian ini dimulai oleh instrument piano dan dimainkan dengan sukat 4/4.

Gambar 2.54

Bagian B adalah bagian tutti yang dimainkan dengan pola seperti berikut :

Gambar 2.55

Bagian C merupakan pengembangan pola bagian B pada sukat 7/4. Bagian ini dimainkan sepanjang 8 birama.

(26)

30

Bagian D sukat 4/4 memainkan tutti sebagai berikut :

Gambar 2.57

Pada bagian E terdapat tutti yang berubah-ubah sukat dari 3/4, 4/4.

Gambar 2.58

Bagian F merupakan bagian solo gitar dimana bass memainkan pola yang tertulis dibawah sebagai acuan oleh instrument lain.

Gambar 2.59

Bagian G merupakan kelanjutan bagian F dimana gitar memainkan solo, disamping tutti persiapan menuju solo drum.

Gambar 2.60

Bagian H, sukat 7/4 dan pola ritmik tertulis dibawah menjadi dasar pengembangan pattern pada solo drum.

Gambar 2.61

Bagian I dengan pola yang sama dengan bagian sebelumnya,menambahkan gitar sebagai lead untuk mengantar ke bagian berikutnya.

(27)

31

Gambar 2.62

Bagian J sama seperti pada bagian E terdapat tutti yang berubah-ubah sukat dari 3/4, 4/4

Gambar 2.63

Bagian K dengan berubah pola sukat 4/4,6/4,7/4,5/4 dimainkan sebanyak dua kali sebelum berganti ke bagian berikutnya.

Gambar 2.64

Bagian L merupakan bagian akhir lagu dimana bagian ini mengulangi bagian G-time.

Gambar

Gambar 2.1. Pola ritme Clave  c.  Bajo-Tumbao-bass
Gambar 2.2  Notasi drum  1.  Analisis “New Ground” karya Darmon Meader.
Gambar 2.3  Tiga pola ritmik dasar
Gambar 2.7 Bagian B
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cara melakukan : Posisi penderita bisa tidur telentang atau duduk, tangan pemeriksa sisi kiri memegang tangan penderita pada telapak tangan penderita yang

Karena keberhasilan budidaya rumput laut sangat erat kaitannya dengan ketepatan dalam pemilihan dan penentuan lokasi yang tepat (Puja et al.,2001). Olehnya

Target atau indikator keberhasilan pada tahap ini adalah teridentifikasinya kelemahan dalam sistem pengelolaan keuangan yang lama, daftar rencana kerja pembangunan

Pada awalnya batik Belanda tidak menampilkan pola-pola buketan. Namun demikian, seiring dengan adanya perkembangan polanya, maka batik Belanda pun menampilkan ragam hias

Oleh sebab itu seluruh jagad dapat dikatakan sebagai masjid, tempat dimana para muslimin bersujud kepada Allah SWT dan gedung masjid pada dasarnya hanyalah fungsi kedua dari

Berikutan daripada kenyataan-kenyatan di atas ini, kajian ini dilakukan dan satu rekabentuk telah dicadangkan untuk disesuaikan dengan keperluan cara makan dan jenis

Berdasarkan analisis situasi dilapangan pada kedua mitra tersebut didapatkan permasalahan yang kurang lebih sama, yakni : kapasitas produksi yang masih rendah, desain

Virtual Indonesian Musical Instruments (Virtuan INMUINS) adalah aplikasi berbasis Mixed Reality yang berjalan dalam platform android yang dapat menggabungkan