• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Level

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengendalian Level"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Ir. Heriyanto, M.T. Ir. Heriyanto, M.T.

1.

1. TUJUANTUJUAN

Praktikum ini memberi kompetensi dasar pada mahasiswa yaitu kemampuan untuk dapat Praktikum ini memberi kompetensi dasar pada mahasiswa yaitu kemampuan untuk dapat mengendalikan sistem aliran. Adapun tujuan praktikum:

mengendalikan sistem aliran. Adapun tujuan praktikum: 1)

1) menentukan kurva karakterisitik statik pada beban berbeda;menentukan kurva karakterisitik statik pada beban berbeda; 2)

2) melakukan identifikasi sistem untuk menentukan parameter model proses;melakukan identifikasi sistem untuk menentukan parameter model proses; 3)

3) mempelajari pengaruh nilai parameter pengendali pada respons levelmempelajari pengaruh nilai parameter pengendali pada respons level

2.

2. LANDASAN TEORILANDASAN TEORI 2.1

2.1 Karakteristik StatikKarakteristik Statik

Karakteristik statik sistem proses adalah perilaku sistem yang tidak bergantung waktu. Karakteristik statik sistem proses adalah perilaku sistem yang tidak bergantung waktu. Dengan kata lain menunjukkan hubungan

Dengan kata lain menunjukkan hubungan  steay-state steay-state  antara variabel proses dan sinyal  antara variabel proses dan sinyal kendali. Karakteristik statik lebih baik digambarkan dalam bentuk kurva hubungan antara kendali. Karakteristik statik lebih baik digambarkan dalam bentuk kurva hubungan antara vaiabel proses dan sinyal kendali. Dari situ dapat dilihat pada sinyal kendali berapa untuk vaiabel proses dan sinyal kendali. Dari situ dapat dilihat pada sinyal kendali berapa untuk menghasilkan nilai variabel proses tertentu. Dengan karakterisitk statik dapat diperoleh menghasilkan nilai variabel proses tertentu. Dengan karakterisitk statik dapat diperoleh informasi:

informasi:

linieritas sistem;linieritas sistem;

 jenis aksi sistem proses ( jenis aksi sistem proses (directdirect atauatau reverse acting reverse acting ););

 steady state gain steady state gain (K  (K  p p););

 pengaruh beban pada kebu pengaruh beban pada kebutuhan besartuhan besar manipulated variablemanipulated variable;;

 batas pengendalian yang dapat dilakukan  batas pengendalian yang dapat dilakukan ((controllabilitycontrollability).).

2.2

2.2 Identifikasi Sistem ProsesIdentifikasi Sistem Proses

Identifikasi sistem proses dilakukan untuk mengetahui parameter model proses. Metode Identifikasi sistem proses dilakukan untuk mengetahui parameter model proses. Metode sederhana dapat dilakukan dengan uji kurva reaksi. Uji dilakukan dengan mengubah nilai sederhana dapat dilakukan dengan uji kurva reaksi. Uji dilakukan dengan mengubah nilai sinyal kendali pada titik kerja/operasi ke nilai baru, misalnya dari 60% ke 70%. Dari uji sinyal kendali pada titik kerja/operasi ke nilai baru, misalnya dari 60% ke 70%. Dari uji kurva reaksi dapat diperoleh model FOPDT (

kurva reaksi dapat diperoleh model FOPDT ( first order plus dead ti first order plus dead timeme) yang memiliki tiga) yang memiliki tiga  parameter:

 parameter:

Steady-state gainSteady-state gain (K  (K  p p), yang menentukan sensitivitas respons.), yang menentukan sensitivitas respons.

Time constantTime constant (τ p p), yang menentukan kecepatan respons.), yang menentukan kecepatan respons.

 Dead time Dead time (( p p), yang menentukan besar tundaan re), yang menentukan besar tundaan respons.spons.

2.3

2.3 Pengendalian LevelPengendalian Level

Dalam pengendalian level ini sebagai PV adalah level air, MV adalah level air masuk, SP Dalam pengendalian level ini sebagai PV adalah level air, MV adalah level air masuk, SP adalah level yang diinginkan, gangguan adalah level air keluar. Sebagai sensor level adalah adalah level yang diinginkan, gangguan adalah level air keluar. Sebagai sensor level adalah  jenis

(2)

sistem cenderung tidak stabil. Pada pengendali proporsional saja ( P-control )

dengan memperbesar K c maka offset lebih kecil.

Waktu integral i): integral menghilangkan offset , menambah tundaan

(pergeseran fase), dan membuat sistem cenderung tak stabil (overshoot dan decay ratio semakin besar). Semakin kecil waktu integral, respons semakin cepat, tetapi semakin tak stabil.

Waktu derivatif  (τd): derivatif tidak menghilangkan offset , mempercepat respons,

membuat sistem lebih stabilan (overshoot dan decay ratio semakin kecil) tetapi sistem menjadi peka terhadap gangguan cepat (noise). Semakin besar waktu derivatif respons semakin cepat.

3. PERALATAN PERCOBAAN

Susunana peralatan percobaan adalah sebagai berikut

(3)

Gambar 2. Susunan peralatan. Keterangan Gambar 2:

(1) Bak berisi air (2) Pompa

(3) Control valve (4) I/P Transducer  (5) Udara instrumen (6) Manometer

(7) Regulator tekanan udara

(8) Pengendali luar (9) Panel kendali

(10) Komputer

(11) Tangki Penampung

(12) Katup buang manual

(13) Sensor dan transmiter level

(14) Katup solenoida

3. PROSEDUR PERCOBAAN 3.1 Persiapan

1) Pastikan penampung air telah terisi paling sedikit tiga perempat penuh. 2) Sistem peralatan level telah terhubung secara benar dengan komputer. 3) Pastikan komputer bekerja normal.

3.2 Pengoperasian Perangkat Keras

1) Pastikan udara instrumen telah mengalir pada tekanan masuk 140 kPa (1,4 bar) atau maksimum 200 kPa (2 bar). Jika perlu atur regulator tekanan udara instrumen agar memenuhi tekanan tersebut.

2)  Nyalakan peralatan CRL dengan menekan tombol daya

3) Ubah saklar pemilih ke posisi PC. Pompa akan hidup dan mengalirkan air ke dalam tangki

3.1 Pengoperasian Perangkat Lunak

1)  Nyalakan komputer/laptop dan jalankan program level control  2) Pastikan posisi tombol AUTO/MANUAL pada posisi MANUAL 3) Pastikan posisi tombol REVERSE/DIRECT pada posisi REVERSE

(4)

solenoida tertutup (off ).

2) Atur manipulated variable yang merepresentasikan bukaan katup kendali dengan menggeser horizontal scroll  ke 0%. Tunggu ampai penunjukan tekanan nol.

3) Perbesar manipulated variable ke 10%. Tunggu sampai penunjukkan tekanan konstan.

4) Teruskan memperbesar MV ke 20%, 30%, 40%, 50% dan seterusnya hingga 100%. Catat nilai MV dan tekanan yang diperoleh.

5) Ulangi langkah (2-4) dengan menambah beban proses yaitu membuka katup solenoida.

3.3 Identifikasi Sistem Proses dan Penetuan Parameter Pengendali

1) Pastikan posisi tombol AUTO/MANUAL pada posisi MANUAL dan katup solenoida tertutup.

2) Tekan tombol START agar proses berjalan.

3) Atur manipulated variable (MV) hingga PV (level) 50%

4) Dengan cepat tambahkan nilai MV 10%. Misalnya kalau semula 40% ubah menjadi 50%. Perhatikan perubahan PV yang dihasilkan.

5) Jika sudah konstan, hentikan dengan menekan tombol STOP maka data  pengamatan akan masuk ke EXCEL. Simpan dengan data yang diperoleh.

6) Ulangi langkah (2-5) dengan beban proses berbeda yaitu dengan membuka katup solenoida. Setelah selesai tutup kembali katup solenoida.

Dari kurva yang dihasilkan tentukan parameter proses konstanta waktu proses (τ p

), steady- state gain (K  p) dan waktu mati ( p). Selanjutnya dari parameter proses yang diperoleh

tentukan parameter pengendali seperti gain proporsional (atau  proportional band ), waktu integral dan derivatif menurut Zigler-Nichols untuk pengendali P, PI, dan PID.

3.4 Pengendali Proporsional (P)

1) Masukkan nilai K c atau PB dari hasil di butir (3.5) dan pastikan SP pada 50 %,

2) Ubah waktu integral (Ti) ke nilai yang sangat besar (misal 100000) dan waktu

derivatif ke nol..

3) Geser vertical scroll  SP ( setpoint ) ke posisi 50 % atau dengan cara mengetikkan nilai 50 kemudian tekan ENTER.

4) Ubah posisi tombol AUTO/MANUAL ke posisi AUTO

5) Tekan tombol START, dan amati indikator MV, PV dan SP. Bila PV sudah stabil atau di sekitar SP lanjutkan ke langkah (6).

(5)

6) Ubah setpoint (SP) ke 70 % dengan mengetikkan angka 70 dan diikuti menekan ENTER.

7) Amati nilai tekanan (PV), apakah bisa mengikuti SP. Perhatikan juga adakah osilasi nilai tekanan (PV).

8) Ubah setpoint (SP) kembali ke 50 %, dan tunggu sampai nilai PV stabil dan konstan.

9) Tekan timbol STOP maka data pengamatan akan masuk ke EXCEL. Simpan dengan data yang diperoleh.

10) Tambah gain K c dua kalinya (misal: semuala 2 menjadi 4) atau atau perkecil PB

sebesar setengahnya (misal: semula 50% menjadi 25%). Ulangi langkah (5-9).

11) Kurangi gain K c setenganya (misal: semuala 2 menjadi 1) atau atau perbesar PB

sebesar dua kalinya (misal: semula 50% menjadi 100%). Ulangi langkah (5-9). 3.5 Pengendali Proporsional-Integral (PI)

1) Masukkan nilai K c atau PB dan τi dari hasil di butir (3.5) dan pastikan SP pada

50 %,

2) Tekan tombol START, dan amati indikator MV, PV dan SP. Bila PV sudah stabil atau di sekitar SP lanjutkan ke langkah (3).

3) Ubah setpoint (SP) ke 70 % dengan mengetikkan angka 70 dan diikuti menekan ENTER.

4) Amati nilai tekanan (PV), apakah bisa mengikuti SP. Perhatikan juga adakah osilasi nilai tekanan (PV).

5) Ubah setpoint (SP) kembali ke 50 %, dan tunggu sampai nilai PV stabil dan konstan.

6) Tekan timbol STOP maka data pengamatan akan masuk ke EXCEL. Simpan dengan data yang diperoleh.

7) Ulangi langkah (2-6) dengan matriks variasi sebagai berikut.

Pengendali PI PROPORSIONAL

2 PB PB 0,5 PB

INTEGRAL

0,5 τi Run 11 Run 12 Run 13

τi Run 21 Run 22 Run 23

2 τi Run 31 Run 32 Run 33

Catatan: K c dan τi adalah nilai yang diperoleh dari butir (3.5), PB = 100/K c

3.6 Pengendali Proporsional-Integral-Derivatif (PID)

1) Masukkan nilai K c atau PB, τi, dan τd dari hasil di butir (3.5) dan pastikan SP

 pada 50 %,

2) Tekan tombol START, dan amati indikator MV, PV dan SP. Bila PV sudah stabil atau di sekitar SP lanjutkan ke langkah (3).

3) Ubah setpoint (SP) ke 70 % dengan mengetikkan angka 70 dan diikuti menekan ENTER.

4) Amati nilai tekanan (PV), apakah bisa mengikuti SP. Perhatikan juga adakah osilasi nilai tekanan (PV).

5) Ubah setpoint (SP) kembali ke 50 %, dan tunggu sampai nilai PV stabil dan konstan.

6) Tekan timbol STOP maka data pengamatan akan masuk ke EXCEL. Simpan dengan data yang diperoleh.

(6)

2 τi Run 91 Run 92 Run 93

Catatan: K c, τi, dan τd adalah nilai yang diperoleh dari butir (3.5), PB = 100/K c

3.7 Penyelesaian

1) Matikan peralatan seluruhnya dari sumber listrik. 2) Buka katup buang tangki sehingga kosong.

3) Bersihkan tempat kerja sehingga tidak ada sampah, kertas atau barang lain  berserakan di sekitar peralatan.

4. KESELAMATAN KERJA

Potensi bahaya yang perlu diwaspadai.

Hati-hati dengan listrik bolak-balik 220 V dari PLN

Pada saat bekerja, di sekitar meja tidak terdapat pemasangan listrik yang

 berbahaya.

Selidiki dengan test-pen atau peralatan lain, apakah semua peralatan telah

ditanahkan dengan baik. Hal ini untuk menghindari sengatan listrik akibat efek kapasitif atau induktif.

Berhati-hatilah dengan perhiasan logam, seperti cincin, jam tangan, mistar logam,

dan lain-lain alat yang mampu membuat hubung singkat.

Usahakan agar tidak seorangpun dapat tersandung oleh kawat-kawat atau tidak

sengaja merobohkan peralatan.

Bila menghubungkan peralatan, maka hubungan dengan jaringan listrik dilakukan

 paling akhir.

Jika terjadi sengatan listrik dan korban terbelit kawat, jangan panik! Cepat putuskan

sambungan listrik, baru menolong korban.

5. CARA PENGOLAHAN DATA

Data pengamatan yang diperoleh adalah tabel data selama percobaan yang tersimpan dalam format EXCEL. Dari percobaan ini beri penjelasan mengenai respons variabel  proses. Berikut yang perlu diperhatikan:

(7)

2) Tentukan parameter model proses

3) Buat peta penalaan (tuning map) untuk pengendali P, PI, dan PID. Peta penalaan adalah  peta yang menggambarkan grafik respons untuk setiap pasangan parameter pengendali.

5 DAFTAR PUSTAKA

(1) Heriyanto (2010).  Pengendalian Proses. Jurusan Teknik Kimia, Bandung: POLBAN

(2) Cooper, D.J. (2004). Practical Procxess Control . Control Station.

(3) Wade, H. L. (2004). Basic and Adavanced Regulatory Control: System Design and  Application. Ed. 2, ISA, NC.

Gambar

Gambar 1. Diagram instrumen pengendalian
Gambar 2. Susunan peralatan.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel data pengamatan hasil perhitungan jumlah koloni bakteri Salmonella typhi setelah di beri berbagai konsentrasi minuman probiotik yakult sebagai yang

atau data yang merupakan penjelasan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh dari pengamatan

Tabel data peserta Training of Trainer agar dikirim kembali kepada Panitia melalui email kepegawain.kopertis3@yahoo.com dalam format Microsot Excel (...).

Struktur data pengukuran berulang dalam konteks regresi multilevel diartikan sebagai pengamatan variabel-variabel yang bersarang pada individu (subyek pengamatan)

Setelah data tenaga kesehatan perawat/bidan diisi dengan benar dan tersimpan di sistem, anda bisa melengkapi data pelatihan dari perawat/bidan tersebut.Dari tabel Tenaga Kesehatan

Data harga emas yang akan digunakan untuk penelitian disimpan dalam format tabel dalam excel (.xls), agar memudahkan dalam pengolahan data. Contoh dari data set bisa

Langkah pertama membuat proses export dan import data excel adalah membuat database dengan access 2007 dan beri nama DBExport.accdb. kemudian buatlah tabel dengan

Dari data presentase tersebut akan dibuat grafik pareto diagram seperti berikut: Gambar 5 Diagram Pareto Data Bulan Juli 2017 Sumber: Tabel 5 Dari hasil pengamatan gambar 5 dapat