• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Komunitas & Efek Thd Ekosistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struktur Komunitas & Efek Thd Ekosistem"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR KOMUNITAS DAN EFEK TERHADAP EKOSISTEM A. STRUKTUR DAN ORGANISASI KOMUNITAS

DEFINISI KOMUNITAS Definisi Fisik Komunitas

Komunitas adalah sekumpulan spesies yang ditemukan dalam suatu habitat atau area. Batasan area atau habitat suatu komunitas dapat ditentukan, misalnya area diskret seperti telaga, kolam, sepotong kayu lapuk, dan sebagainya. Atau batasan yang kontinu seperti savana, hutan sekunder, hutan rawa, dan sebagainya. Kategori dasar suatu komunitas yang memiliki batasan fisik yang jelas disebut bioma (Leksono, 2007).

Definisi Taksonomi Komunitas

Suatu komunitas dapat dikenali dari keberadaan satu spesies atau lebih yang mendominasi secara biomasa atau menyumbang ciri fisik suatu spesies. Contohnya hutan Ericaceae yang didominasi oleh Vaccinium sp. dan Rhododendron sp. atau hutan pinus yang didominasi oleh pohon Pinus merkusii.

Batasan Interaksi Komunitas

Komunitas terdiri atas sekumpulan spesies pada habitat tertentu yang berinteraksi secara signifikan yang memengaruhi satu sama lain.

Batasan Statistik

Komunitas terdiri atas sekumpulan spesies yang kelimpahannya berkorelasi secara positif atau negatif dengan waktu atau tempat.

H U BU N G A N A N TA R PO PU LA SI Y A N G D IN A M IS Model Rivet

Hubungan antara satu populasi dengan populasi yang lain dalam model ini dianggap sangat dekat sehingga mirip keling pada sayap kapal terbang. Satu keling mungkin memiliki peran kecil dalam merekatkan badan pesawat, namun jika keling tersebut dilepas satu per satu saat pesawat terbang maka orang menjadi tahu peran keling tersebut. Model ini menggambarkan interaksi antarpopulasi bersifat obligat, baik obligat dalam hubungan saling ketergantungan maupun obligat dalam hubungan saling menolak/menggusur.

Model Berlebihan (Redundancy)

Model ini beranggapan bahwa hubungan antarpopulasi dalam komunitas cukup longgar. Populasi yang terdapat di alam cukup berlebihan sehingga perubahan satu komponen tidak berpengaruh besar terhadap populasi. Jaring-jaring makanan dalam model ini dianggap tidak terlalu erat sehingga hilangnya satu spesies predator, misalnya akan digantikan oleh spesies predator yang lain.

KARAKTERISTIK KOMUNITAS

Seperti halnya populasi, dalam mempelajari komunitas ada beberapa parameter yang dapat diukur. Ada parameter komunitas yang bersifat kuantitatif, seperti kekayaan spesies, keanekaragaman spesies, dan kelimpahan. Ada juga yang bersifat kualitatif, misalnya tingkatan trofik, bentuk, dan karakter hidup (Leksono, 2007; Wirakusumah, 2003).

Kekayaan Spesies

Kekayaan spesies menunjukkan jumlah spesies dalam suatu komunitas yang dipelajari. Untuk menentukannya perlu dilakukan suatu kajian intensif untuk dapat memperoleh informasi yang tepat mengenai jumlah spesies yang ada. Semakin banyak jenis

(2)

spesies yang ada di suatu area, semakin tinggi tingkat kekayaannya. Keanekaragaman

Keanekaragaman spesies menggambarkan jumlah total proporsi suatu spesies relatif terhadap jumlah total individu yang ada. Semakin banyak jumlah spesies dengan proporsi yang seimbang menunjukkan keanekaragaman yang semakin tinggi.

Kelimpahan Relatif

Kelimpahan relatif dihitung dengan membandingkan kelimpahan individu satu spesies terhadap jumlah kelimpahan total individu tersebut dalam komunitas.

Struktur Trofik

Struktur trofik ditentukan berdasarkan posisi spesies dalam piramida makanan. Struktur trofik ini ditentukan berdasarkan jenis makanan suatu spesies. Hubungan ini menggambarkan aliran energi dari satu spesies ke spesies lain.

Bentuk dan Karakter Hidup

Bentuk hidup pada tumbuhan dapat diklasifikasikan dalam kelompok semak, perdu, dan pohon. Ciri lain yang penting dalam menggambarkan vegetasi tumbuhan adalah karakter tumbuhan yang dominan, misalnya tumbuhan gugur daun, tumbuhan evergreen, dan sebagainya.

SPESIES IN D IK A TO R D A LA M SU A TU K O M U N ITA S

Oleh karena suatu komunitas terdiri atas begitu banyak spesies maka sering kali dalam mempelajarinya atau dalam memonitornya kita perlu mencari satu atau beberapa spesies yang mencerminkan suatu komunitas. Spesies indikator adalah suatu spesies yang statusnya dapat memberikan informasi kondisi secara keseluruhan dari komunitas. Keberadaan spesies--spesies indikator mencerminkan perubahan kualitas lingkungan atau aspek komposisi suatu komunitas.

Kriteria untuk menentukan spesies indikator adalah sebagai berikut :

1. Spesies tersebut secara taksonomi sudah umum dikenal dan bersifat stabil sehingga individunya mudah dikenali.

2. Biologi dan sejarah alamiah spesies tersebut sudah diketahui sehingga diketahui tingkat toleransi dan kebutuhannya.

3. Spesies tersebut mudah disurvei.

4. Spesies tersebut terspesialisasi dalam komunitas atau habitat tertentu. 5. Spesies tersebut harus memiliki asosiasi dekat dengan taksa lain.

Contoh spesies indikator adalah kumbang harimau (Coleoptera: Cicindelidae), semut, kupu-kupu, dan sebagainya. Adapun contoh spesies indikator untuk perairan adalah cacing Tubifex sp., kerang, dan sebagainya.

SPE SIE S K U N C I D A N SP E SIE S D O M IN A N

Spesies kunci adalah spesies yang memiliki peran besar dalam komunitas karena aktivitasnya menentukan struktur suatu komunitas. Suatu spesies dikategorikan sebagai spesies kunci jika spesies tersebut hilang dari komunitas, maka terjadilah perubahan struktur komunitas yang signifikan. Paine (1974) adalah orang pertama yang mengenalkan istilah ini untuk komunitas pada daerah pasang surut. Paine menemukan bahwa bintang laut Pisaster ochraceous merupakan spesies kunci pada zona pasang surut di Amerika Utara. Ketika bintang laut ini diambil dari komunitasnya, kerang Mytilus californius menjadi berlimpah dan

(3)

menggusur spesies-spesies kompetitornya.

Istilah spesies dominan telah lama menjadi bahan diskusi oleh para ahli ekologi. Dominasi lebih menunjukkan superioritas numerik dibandingkan dengan peran. Dominasi biasanya merupakan hasil dari proses kompetisi penggusuran. Ada dua kemungkinan tipe kompetisi yang menentukan dominasi spesies, yaitu tipe transitif jika dominasi terjadi karena kemenangan hierarkis (A mengalahkan B, B mengalahkan C), bisa intransitif jika dominasi terjadi karena kemenangan yang siklis (A mengalahkan B, B mengalahkan C, C mengalahkan A).

M O D E L K E SE T IM B A N G A N K O M U N IT A S

Model ini dikemukakan pertama kali oleh Clement (1916). Sampai tahun 1970, mayoritas ahli ekologi menerima pandangan ini. Model kesetimbangan memfokuskan pada stabilitas. Pendapat ini menyatakan bahwa organisasi komunitas berada dalam model kesetimbangan (equilibrium model) yang dapat diprediksikan. Pada beberapa komunitas, model ini merupakan deskripsi yang bagus untuk menggambarkan organisasi komunitas namun pada komunitas yang lain dengan skala yang lebih kecil, perubahan merupakan suatu kepastian. Menurut model kesetimbangan ini ada dua faktor penting yang berpengaruh terhadap kesetimbangan komunitas, yaitu kompetisi dan predasi.

Sebagai faktor penentu kesetimbangan, kompetisi interspesifik bekerja memengaruhi komunitas sehingga tercapai kesetimbangan. Menurut model ini, kompetisi akan menentukan spesies mana saja yang dapat berkoeksistensi dan bagaimana hubungan relung antara dua spesies tersebut. Penggusuran kompetitif akan menghilangkan salah satu spesies, sedangkan pergeseran ciri akan mengubah posisi dan bentuk relung dua spesies.

Predasi juga berperan menjadi faktor kedua yang menentukan kesetimbangan komunitas. Predasi bekerja mengurangi spesies mangsa sehingga kompetisi antarmangsa berkurang. Penurunan intensitas kompetisi memungkinkan banyak spesies dapat berkoeksistensi.

MODEL KETIDAKSETIMBANGAN KOMUNITAS

Di alam, komunitas berada pada keadaan tidak stabil sepanjang masa karena adanya faktor gangguan. Oleh karena itu, ekologiwan pada masa kini mencoba mengetengahkan mo-del baru yaitu momo-del ketidaksetimbangan (nonequilibrium momo-del) yang fokus pada dua ide, yakni gangguan dan patch. Model ini dikemukakan pertama kali oleh Gleason (1929).

Pengaruh Gangguan

Gangguan adalah kejadian diskret yang merusak struktur komunitas dan mengubah ketersediaan sumber daya atau lingkungan fisika. Gangguan dapat berupa perubahan iklim, angin, penyakit, atau faktor yang lain. Gangguan dapat menyebabkan terhambatnya proses suksesi.

Connell (1979) mengajukan suatu hipotesis gangguan intermediet. Menurut Connell, gangguan yang kecil tidak kondusif bagi komunitas karena pada kondisi ini kompetisi dan predasi akan memainkan peran besarnya di komunitas. Sebaliknya, gangguan yang besar juga dapat merusak komunitas. Gangguan dengan intensitas sedang justru dapat menjaga keanekaragaman hayati karena tekanan kompetisi dan predasi menurun.

Model ketidaksetimbangan komunitas didukung oleh berbagai fakta bahwa meskipun dalam skala luas komposisi komunitas cenderung stabil namun dalam skala yang lebih kecil

(4)

variasi banyak ditemui (Wiens & Rotenberry, 1980). Dalam area dengan ukuran beberapa hektar, perubahan komposisi merupakan pola dominan dibandingkan dengan kestabilan.

Contoh pengaruh gangguan terhadap komunitas dapat ditemukan pada berbagai ekosistem. Dalam ekosistem laut, gangguan badai siklon sangat berpengaruh terhadap luas penutupan area terumbu karang (Connell, dkk., 1997). Luas area yang berkurang akibat gangguan sangat dipengaruhi oleh posisi terumbu karang, terumbu karang yang terlindung mengalami penurunan luas penutupan yang lebih kecil daripada yang tidak terlindung oleh pulau. Pada tahun 1972, badai siklon melenyapkan seluruh terumbu karang di daerah yang tak terlindung. Dalam kurun waktu 25 tahun, pemulihan komunitas terumbu karang tersebut masih sangat lambat.

Di ekosistem teresterial, gangguan badai juga berpengaruh besar terhadap komposisi serangga (Schowalter & Ganio, 1999). Terdapat perbedaan respons invertebrata terhadap gangguan. Perbedaan komposisi invertebrata yang terjadi mirip dengan percobaan eksperimental dengan menghilangkan tumbuhan kanopi.

Dinamika Patch

Patch adalah sistem ekologi dengan skala spasial yang kecil mulai dari beberapa meter2 sampai beberapa hektar. Model dinamika patch memiliki ciri yang menekankan pada sifat komunitas sebagai berikut :

1. Variasi ruang (spasial) pada komunitas alami.

Komunitas memiliki ciri adanya patch yang mencerminkan variasi faktor biotik dan abiotik.

2. Pergerakan individu antar-patch.

Dinamika pergerakan individu antar-patch tergantung kepada skala ruang dan kemampuan individu.

3. Gangguan merupakan kejadian penting yang berpengaruh terhadap komunitas.

Gangguan fisik seperti tsunami, banjir, kebakaran. gunung meletus merupakan hal yang sering terjadi di komunitas alami. Gangguan ini mencegah interaksi antarpopulasi mencapai titik akhir yang dapat diprediksikan.

Menurut DeAngelis & Waterhouse (1987), tiga mekanisme yang memengaruhi model dinamika patch yaitu hubungan fungsional antarspesies, gangguan faktor abiotik, dan adaptasi populasi yang berukuran kecil. Dinamika patch dapat terjadi akibat sumber perubahan yang meliputi gangguan abiotik, penggusuran kompetitor, dan proses stokastik. Sumber perubahan ini bekerja sehingga memengaruhi sub-subpopulasi .

B. Efek Komunitas pada Proses Ekosistem

Karakter dan keanekaragaman atau organisme dan interaksinya di komunitas sangat mempengaruhi proses ekosistem. Karakter spesies berinteraksi dengan lingkungan fisik untuk mengatur proses-proses ekosistem. Ekosistem alam saat ini mengalami perubahan besar dalam keanekaragaman jenis dan karakter spesies dominan. Jumlah, kelimpahan relatif, identitas, dan interaksi spesies semua mempengaruhi proses ekosistem. Konsekuensi fungsional dari perubahan dalam keragaman tergantung pada jumlah spesies yang ada (kekayaan spesies), kelimpahan relatif (spesies uniformitas), identitas spesies yang hadir (komposisi spesies), interaksi di antara spesies, dan variasi temporal dan spasial dalam sifat ini. Interaksi spesies mengatur sifat-sifat yang diungkapkan paling jelas dalam ekosistem

(5)

(Chapin, Matson, and Mooney, 2002).

Spesies memiliki efek ekosistem yang kuat ketika mengubah kontrol interaktif, merupakan faktor-faktor umum yang secara langsung mengatur proses-proses ekosistem. Karakter spesies mempengaruhi pasokan membatasi sumber daya yang memiliki dampak besar. Perbedaan spesies pada kualitas sampah memperbesar perbedaan tempat untuk kesuburan tanah. Spesialisasi phenological dapat meningkatkan pengumpulan sumber daya.

Efek spesies pada iklim mikro berpengaruh paling kuat dalam proses ekosistem pada lingkungan ekstrim. Efek spesies air dan pertukaran energi dapat mempengaruhi iklim regional. Gangguan organisme dapat mengubah kawasan/daerah, mengubah keseimbangan dan proses nonequilibrium.

Memodifikasi interaksi spesies berdampak pada individu spesies dalam proses ekosistem. Interaksi spesies Mutualistic berkontribusi langsung pada proses ekosistem esensial.

Spesies yang mengubah dinamika trophic dapat memiliki dampak ekosistem yang besar. Banyak efek spesies pada ekosistem tidak langsung dan tidak mudah diprediksi.

Keragaman dalam jenis fungsional dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan retensi di ekosistem. Plot yang lebih beragam bisa menggunakan lebih banyak sumber daya karena telah melengkapi spesies dengan pola penggunaan sumber daya; spesies mungkin berbeda dalam jenis sumber daya, lokasi akar, atau waktu pengambilan. Keragaman spesies yang serupa fungsionalnya menstabilkan proses ekosistem dalam menghadapi variasi temporal lingkungan. Keanekaragaman menyediakan jaminan terhadap perubahan yang berfungsi di bawah kondisi ekstrim atau baru. Perbedaan dalam respon lingkungan fungsional di antara spesies yang berbeda dapat menekankan perubahan ekosistem.

Keragaman spesies Bumi berubah cepat karena seringnya spesies punah (baik lokal maupun global), dan perubahan dalam kelimpahan. Kita mulai memahami konsekuensi perubahan ekosistem ini. Banyak karakter spesies yang sangat mempengaruhi proses ekosistem melalui efek pada pasokan atau omset yang membatasi sumber daya, iklim mikro, dan gangguan kawasan. Dampak dari karakter spesies dalam proses ekosistem tergantung pada kelimpahan suatu spesies, kesamaan fungsionalnya dengan spesies lain dalam komunitas, dan interaksi spesies yang mempengaruhi ekspresi pada skala ekosistem. Keragaman ekologis penting jika mengarah pada penggunaan sumber daya komplementer oleh berbagai spesies atau meningkatkan probabilitas tertentu termasuk spesies dengan efek ekologis. Spesies fungsional yang sama umumnya berbeda dalam responsnya terhadap lingkungan, keragaman dalam jenis fungsional dapat menstabilkan proses ekosistem dalam menghadapi variasi temporal atau arah perubahan lingkungan. Efek spesies yang berbeda secara fungsional ke ekosistem dapat mempercepat laju perubahan ekosistem. Efek spesies pada proses ekosistem menyebabkan perubahan komposisi spesies atau keanekaragaman ekosistem cenderung mengubah fungsi spesies, meskipun sifat dari perubahan ini seringkali sulit diprediksi.

C. Kesimpulan

Komunitas dapat dideskripsikan berdasarkan empat cara yaitu: 1) secara fisik oleh batasan habitat; 2) secara taksonomi oleh identitas spesies indikator; 3) secara interaksi oleh keberadaan interaksi yang kuat antarspesies; dan 4) secara statistik oleh pola asosiasi

(6)

antarspesies.

Pola-pola efek komunitas pada proses ekosistem menyebabkan perubahan komposisi spesies dan keanekaragaman ekosistem. Efek spesies yang berbeda secara fungsional ke ekosistem dapat mempercepat laju perubahan ekosistem.

D. Daftar Pustaka

Chapin, F.S., III, Matson, P.A., and Mooney, H.A. (2002). Principles of Terrestrial Ecosystem Ecology. New York, USA: Springer Science+Business Media, LLC.

Leksono, A.S. (2007). Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Malang: Bayumedia. Wirakusumah, S. (2003). Dasar-Dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta:

(7)

Efek komunitas pada Proses Ekosistem

Keanekaragaman organisme dan interaksinya di dalam komunitas mempengaruhi proses ekosistem. Bab ini menguraikan pola dari efek komunitas pada proses ekosistem.

Pendahuluan

Spesies berinteraksi dengan lingkungan fisik untuk melakukan proses ekosistem.

Ekosistem alami sekarang ini mengalami perubahan utama di dalam keanekaragaman spesies dan spesies yang dominan.

Ikhtisar

Jumlah, kelimpahan nisbi, identitas, dan interaksi spesies mempengaruhi proses ekosistem. Konsekuensi fungsional dari perubahan keanekaragaman bergantung pada jumlah spesies (kesempurnaan spesies), kelimpahan relatif (kenetralan spesies), identitas spesies (komposisi spesies), interaksi antar spesies, dan variasi ruang yang sementara di dalam kekayaan ini. Interaksi spesies sangat berpengaruh di dalam ekosistem.

Efek Spesies pada Proses Ekosistem

Spesies bersifat ekosistem kuat untuk memiliki hampir bisa dipastikan barang kepunyaan ketika mereka mengubah kendali-kendali yang interaktip, yang merupakan faktor umum itu secara langsung atur proses-proses ekosistem.

Barang kepunyaan Jenis di Sumber daya Penyediaan Sumber Daya

Ciri-ciri jenis bahwa mempengaruhi penyediaan tentang pembatasan sumber daya mempunyai dampak-dampak utama.

Perputaran Bahan Gizi

Perbedaan-perbedaan jenis di dalam mutu sampah memperbesar lokasi perbedaan-perbedaan di dalam kesuburan tanah.

Pola musiman Tangkapan Sumber Daya

Phenological spesialisasi bisa meningkat tangkapan sumber daya. Barang kepunyaan Jenis di Iklim

Barang kepunyaan jenis di pengaruh mikroklimat memproses ekosistem paling betul-betul di dalam ekstremum lingkungan-lingkungan.

Barang kepunyaan jenis di air dan energi pertukaran dapat mempengaruhi iklim regional. Barang kepunyaan Jenis di

Rezim Gangguan

Organisma-organisma bahwa mengubah rezim gangguan kubah sisanya antara keseimbangan dan proses-proses tidak keseimbangan.

Interaksi-interaksi Jenis dan Proses-proses Ekosistem

Interaksi-interaksi jenis memodifikasi dampak-dampak dari individu jenis di proses-proses ekosistem.

(8)

interaksi-interaksi jenis Mutualistic menyokong secara langsung kepada banyak proses-proses ekosistem penting.

Jenis bahwa mengubah dinamika trof dapat mempunyai ekosistem yang besar berdampak pada.

Banyak barang kepunyaan jenis di ekosistem-ekosistem adalah tak langsung dan tidak dengan mudah diramalkan.

Barang kepunyaan Keaneka Ragaman di Proses-proses Ekosistem

Keaneka ragaman di dalam suatu jenis yang fungsional boleh meningkatkan efisiensi dari penggunaan sumber daya dan ingatan di dalam ekosistem-ekosistem.

Alur cerita semakin berbeda akan gunakan lebih banyak sumber daya karena jenis mempunyai komplementer pola-pola dari penggunaan sumber daya; di dalam yang lain kata-kata, jenis akan berbeda di dalam jenis-jenis dari sumber daya, lokasi akar mereka, atau mereka pemilihan waktu pengambilan.

Keaneka ragaman jenis secara fungsional yang serupa menstabilkan proses-proses ekosistem di wajah variasi sementara di dalam lingkungan.

Keanekaragaman menyediakan asuransi melawan terhadap berubah di dalam berfungsi di bawah kondisi-kondisi ekstremum atau roman.

Perbedaan-perbedaan di dalam tanggapan lingkungan antar jenis secara fungsional yang berbeda boleh tekankan ekosistem berubah.

Ringkasan

Keanekaragaman jenis Earth adalah mengubah dengan cepat karena seringnya pemadaman/pemunahan-pemadaman/pemunahan jenis (- kedua-duanya di tempat itu dan serentak), pengenalan-pengenalan, dan berubah secara cukup. Kita adalah, bagaimanapun, saja

mulai memahami konsekuensi-konsekuensi ekosistem ini berubah. Banyak jenis mempunyai ciri-ciri bahwa betul-betul mempengaruhi proses-proses ekosistem melalui barang kepunyaan mereka pada penyediaan atau perputaran tentang sumber daya pembatasan, mikroklimat, dan gangguan regimeThe berdampak pada ciri-ciri jenis ini di proses-proses ekosistem bergantung pada kelimpahan dari suatu jenis, kesamaan fungsional nya untuk jenis lain di dalam masyarakat, dan jenis interaksi-interaksi bahwa pengaruh ungkapan ciri-ciri penting di skala ekosistem.

Keanekaragaman yang didalam (dirinya) bisa menurut ekologi penting jika itu memimpin ke arah penggunaan komplementer dari sumber daya oleh jenis yang berbeda atau meningkatkan kemungkinan termasuk jenis dengan yang tertentu barang kepunyaan ekologis. Karena jenis yang kepunyaan jenis fungsional sama secara umum berbeda di dalam tanggapan mereka kepada lingkungan, keaneka ragaman di dalam suatu jenis yang fungsional boleh menstabilkan ekosistem proses di wajah variasi sementara atau perubahan-perubahan directional di dalam lingkungan. Pengenalan jenis secara fungsional yang berbeda kepada satu ekosistem, di dalam kontras, boleh mempercepat tingkat dari ekosistem berubah. Barang kepunyaan dari jenis ciri-ciri di proses-proses ekosistem secara umum maka kuat bahwa berubah di dalam komposisi jenis atau keanekaragaman ekosistem-ekosistem mungkin untuk

(9)

mengubah mereka berfungsi, meski sifat yang tepat dari perubahan-perubahan ini adalah sering sulit untuk diramalkan.

Efek Komunitas pada Proses Ekosistem

Ciri-ciri dan keanekaragaman atau organisme dan interaksinya di komunitas sangat mempengaruhi proses ekosistem. Bab ini menjelaskan pola-pola efek komunitas pada

proses ekosistem. Pendahuluan

Ciri spesies berinteraksi dengan lingkungan fisik untuk mengatur proses-proses ekosistem. Ekosistem alam saat ini mengalami perubahan besar dalam keanekaragaman jenis dan ciri spesies dominan.

Tinjauan

Jumlah, kelimpahan relatif, identitas, dan interaksi spesies semua mempengaruhi proses ekosistem.

Konsekuensi fungsional dari perubahan dalam keragaman tergantung pada jumlah

spesies yang ada (kekayaan spesies), kelimpahan relatif (spesies uniformitas), identitas spesies yang hadir (komposisi spesies), interaksi di antara spesies, dan variasi temporal dan spasial dalam sifat ini.

Interaksi spesies mengatur sifat-sifat yang diungkapkan paling jelas dalam ekosistem. Efek Spesies pada Proses Ekosistem

Spesies memiliki efek ekosistem yang kuat ketika mengubah kontrol interaktif, merupakan faktor-faktor umum yang secara langsung mengatur proses-proses ekosistem.

Efek Spesies pada Sumber Alam persediaan Sumber Alam

Ciri spesies mempengaruhi pasokan membatasi sumber daya yang memiliki dampak besar. Gizi Perputaran

Perbedaan spesies pada kualitas sampah memperbesar perbedaan tempat untuk kesuburan tanah.

Sumber Daya seasonality Capture

Spesialisasi phenological dapat meningkatkan pengumpulan sumber daya. Efek spesies Iklim

Efek spesies pada iklim mikro berpengaruh paling kuat dalam proses ekosistem pada lingkungan ekstrim.

Efek spesies air dan pertukaran energi dapat mempengaruhi iklim regional. Efek Spesies pada Gangguan Rezim

(10)

nonequilibrium.

Interaksi spesies dan Proses Ekosistem

Memodifikasi interaksi spesies berdampak pada individu spesies dalam proses ekosistem. Interaksi spesies Mutualistic berkontribusi langsung pada proses ekosistem esensial. Spesies yang mengubah dinamika trophic dapat memiliki dampak ekosistem yang besar. Banyak efek spesies pada ekosistem tidak langsung dan tidak mudah diprediksi.

Keragaman Efek pada Proses Ekosistem

Keragaman dalam jenis fungsional dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan retensi di ekosistem.

Plot yang lebih beragam bisa menggunakan lebih banyak sumber daya karena telah melengkapi spesies dengan pola penggunaan sumber daya; spesies mungkin berbeda dalam jenis sumber daya, lokasi akar, atau waktu pengambilan.

Keragaman spesies yang serupa fungsionalnya menstabilkan proses ekosistem dalam menghadapi variasi temporal lingkungan.

Keanekaragaman menyediakan jaminan terhadap perubahan yang berfungsi di bawah kondisi ekstrim atau baru.

Perbedaan dalam respon lingkungan fungsional di antara spesies yang berbeda dapat menekankan perubahan ekosistem.

Ringkasan

Keragaman spesies Bumi berubah cepat karena seringnya spesies punah (baik lokal maupun global), dan perubahan dalam kelimpahan. Kita mulai memahami konsekuensi perubahan ekosistem ini. Banyak ciri-ciri spesies yang sangat mempengaruhi proses ekosistem melalui efek pada pasokan atau omset yang membatasi sumber daya, iklim mikro, dan gangguan kawasan.Dampak dari ciri-ciri spesies dalam proses ekosistem tergantung pada kelimpahan suatu spesies, kesamaan fungsionalnya dengan spesies lain dalam komunitas, dan interaksi spesies yang mempengaruhi ekspresi pada skala ekosistem. Keragaman ekologis penting jika mengarah pada penggunaan sumber daya komplementer oleh berbagai spesies atau meningkatkan probabilitas tertentu termasuk spesies dengan efek ekologis. Spesies fungsional yang sama umumnya berbeda dalam responsnya terhadap lingkungan, keragaman dalam jenis fungsional dapat menstabilkan proses ekosistem dalam menghadapi variasi temporal atau arah perubahan lingkungan. Efek spesies yang berbeda secara fungsional ke ekosistem, sebaliknya, dapat mempercepat laju perubahan ekosistem. Efek spesies pada proses ekosistem menyebabkan perubahan komposisi spesies atau keanekaragaman ekosistem cenderung mengubah fungsi spesies, meskipun sifat dari perubahan ini seringkali sulit diprediksi.

Referensi

Dokumen terkait

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilatas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul:

Berbeda dengan penelitian ini, layanan penguasaan konten diberikan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa di mana tidak hanya keterampilan komunikasi saja

serat digunakan untuk menahan gaya yang bekerja pada bahan komposit, matrik berfungsi.. melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik terhadap

Register Merk/ Type Ukuran/ CC Bahan Tahun Pem- belian Keterangan Nomor Jumlah. Barang Kondisi Asal/usul

Penelitian ini merumuskan masalah mengenai apakah kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan

jika masih pada gejala awal, maka bakteri baru akan menginfeksi organ vital, sehingga yang akan di rasakan rasa gatal gatal pada daerah yang telah di infeksi,

Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama Hindu adalah suatu proses seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan