• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK COGNITIVE RESTRUCTURING UNTUK MENINGKATKAN ACADEMIC SELF EFFICACY SISWA KELAS VIII-D SMPN 1 SEMEN KEDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN KONSELING KELOMPOK COGNITIVE RESTRUCTURING UNTUK MENINGKATKAN ACADEMIC SELF EFFICACY SISWA KELAS VIII-D SMPN 1 SEMEN KEDIRI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

70

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK COGNITIVE RESTRUCTURING UNTUK MENINGKATKAN ACADEMIC SELF EFFICACY SISWA KELAS VIII-D SMPN 1

SEMEN KEDIRI

Naning Fatimatus Zahro

BimbingandanKonseling, FakultasIlmuPendidikan, UniversitasNegeri Surabaya

Naningzahro@mhs.unesa.ac.id Ari Khusumadewi, S.Pd., M.Pd.

Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UniversitasNegeri Surabaya arikhusumadewi@unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling kelompok Cognitive Restructuring untuk meningkatkan Academic Self Efficacy siswa kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri. Penelitian ini menggunakan desain pre experimental design dengan bentuk one group pre-test and post-test design. Dengan subyek yang memiliki Academic Self Efficacy rendah sebanyak 6 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket Academic Self Efficacy dengan 28 item pernyataan.

Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan skor Academic Self Efficacy setelah diberikan konseling kelompokCognitive Restructuring signifikan. Berdasarkan hasil uji sktatistik diketahui Asymp. Sig (2-talled) sebesar 0,028. Bila dalam ketetapan α (taraf kesalahan) sebesar 5% maka 0,028 < 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok Cognitive Restructuring dapat meningkatkan Academic Self Efficacy siswa kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri.

Abstract

The research aims to determine the aplication of Cognitive Restructuring group counseling to improve Academic Self Efficacy of student of VIII-D class at semen Kediri 1 of Junior High School. It was used pre- experiment design with one- group pretest and postest design from 6 subject has low Academic Self Efficacy. It used questionaires of Academic Self Efficacy with 28 item of statement as data collection techniques.

Data analysis techniques used wilcoxon test . The research of the analysis Academic Self Efficacy increased after Cognirive Restructuring group conseling significantly given. Based on the statistic result that Asymp was known as then 0,028<0,05, so it can be conclude that H0 is rejected and Ha is Accepted. In conclusion, the counseling is implementation of Cognitive Restructuring group counseling can improve Academic Self Efficacy of student of VIII-D class at semen Kediri 1 of Junior High School

(2)

71

PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan menurut UU no 20 tahun 2003 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhklak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Fungsi dan tujuan tersebut menunjukkan karakter pribadi peserta didik yang diharapkan terbentuk melalui pendidikan. Karakter pribadi peserta didik yang memiliki keterkitan dengan pembelajaran adalah karakter peserta didik yang bertanggung jawab dengan tugas-tugas belajar, karakter siswa yang optimis, siswa yakin terhadap kemampuanya, memiliki motiviasi belajar yang tinggi, dan minat terhadap pelajaran. Karena karakter pribadi peserta didik tersebut yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik.

Academic Self Efficacy adalah bagian yang sangat berpengaruh dalam kesuksesan pendidikan seseorang lebih khususnya dalam mencapai hasil akademik yang bagus semestinya siswa harus memiliki Academic Self Efficacy yang tinggi untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu Academic Self Efficacy yang tinggi sangat dibutuhkan dalam diri seseorang karena memiliki kemampuan yang begitu bagus saja akan tetapi jika tidak didampingii dengan self efficacy yang tinggi pada individu tentunya hal ini tidak akan begitu bisa berjalan dan berkembang secara optimal, dengan dimilikiinya Academic Self Efficacy yang tinggi maka seseorang meyakini akan kemampuan yang dimilikinya tentunya dengan keyakinan tersebut akan adanya sebuah usaha yang akan dilakukan dalam mencapai suatu tujuan tersebut.

Berdasarkan studi pendahuluan di SMPN 1 Semen kediri terdapat siswa yang memiliki ciri-ciri lemah pada Academic Self Efficacy. Peneliti melakukan wawancara dengan guru BK dan wali kelas VIII-DBerdasarkan wawancara dengan guru BK menerima keluhan dari wali kelas bahwa siswa kelas VIII-D terungkap sekitar enam sampai sembilan siswa mengalami Academic Self Efficacy rendah. Academic Self Efficacy ini berupa siswa sulit untuk mengerjakan tugas yang diberikan, siswa mengeluh jika guru memberikan tugas. jika di suruh maju untuk menjawab soal siswa tidak mau dan menyuruh temanya yang dirasa lebih pintar untuk maju kedepan menjawab soal. Wali kelas melapor

kepada guru bk bahwa siswa mencontek pada salah satu temanya yang dirasa pintar alhasil jawaban dari tugas yang diberikan sama.

Berdasarkan wawancara dengan Wali kelas VIII-D sekitar enam sampai sembilan siswa mengeluh apabila diberi tugas yang dirasa agak sulit, siswa sulit disuruh mengerjakan tugas, siswa tidak yakin dalam mengatasi kesulitan yang menghambat siswa dalam menyelesaikan tugas yang sulit, siswa sudah merasa tidak bisa sebelum mencoba mengerjakan tugasnya, dalam mengerjakan tugas kurang maksimal, tidak berani bertanya maupun berpendapat karena merasa ragu dengan kemampuan yang dimilikinya, kurang meyakini akan kempuan dirinya, serta lima siswa tidak mau mengerjakan soal di depan kelas ketika guru menunjuk untuk maju ke depan mengerjakan soal, siswa tidak yakin bahwa ia bisa mengerjakan soal, siswa merasa minder dengan teman yang dianggapnya lebih pandai, dan banyaknya siswa yang menyontek .

Dari hasil wawancara tersebut dapat mengindikasikan bahwasanya siswa mengalami AcademicSelf Efficacy lemah hal ini sama seperti pendapat Bandura (1997) yang mengemukakan bahwa individu yang mempunyai Academic Self Efficacy yang lemah cenderung menyerah ketika dihadapkan pada satu permasalahan. Dengan demikian, lemahnya Academic Self Efficacy dapat membuat siswa enggan melakukan kewajibanya sebagai siswa yaitu belajar dengan baik dan menuntaskan tugas-tugasnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi karena siswa memiliki Academic Self Efficacy rendah. Pengertian dari akademik itu sendiri yaitu merupakan suatu sistem dalam pembelajaran yang mengacu pada semua jenis mata pelajaran yang berada di dunia pendidikan. Kegitan akademik meliputi tugas-tugas yang dinyatakan dalam program pembelajaran, diskusi, ulangan, pengerjaan tugas seperti tugas rumah ataupun tugas yang diberikan guru disekolah. Dalam satu kegiatan akademik tidak hanya dalam kegiatan tatap muka yang terjadwal saja tetapi juga kegiatan yang direncanakan (terstruktur) dan yang dilakukan secara mandiri.

Faktor yang menyebabkan Academic Self Efficacy rendah siswa kelas VIII-D salah satunya siswa sudah memprediksi kegagalan sebelum mengerjakan tugas-tugas akademiknya, Siswa takut

(3)

72

salah dalam menjawab soal. Siswa sudah menyerah sebelum mengerjakan tugas karena ia tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini senada dengan pendapat bandura (1997) bahwasanya proses terbentuknya Academic Self Efficacy berawal dari proses kognitif( keyakinan diri ), dimana proses kognitif merupakan proses berfikir yang mempengaruhi self- efficacy individu. Fungsi utama dari kognitif adalah untuk memungkinkan individu memprediksi peristiwa yang mungkin terjadi dan mengembagkan cara-cara untuk mengendalikan hal-hal yang mempengaruhi hidup mereka. Individu agar dapat memperidiksi dan mengembangkan cara-cara tersebut diperlukan proses kognitif yang efektif dimana individu dapat memproses informasi dengan baik untuk mengatasi suatu tugas situasi yang dihadapi.

Peran Guru BK sangat penting di sekolah termasuk dalam bidang belajar, selama ini guru bk di SMPN 1 Semen hanya memberi nasehat kepada siswa yang memiliki Academic Self Efficacy rendah, guru BK di SMPN 1 Semen belum pernah menganalisis tentang Academic Self Efficacy pada siswa. Jadi siswa yang sering mencontek, memiliki nilai rendah, siswa yang takut salah dalam menjawab soal yang diberikan guru, siswa yang kurang memahami materi secara baik diberi motivas-motivasi dan beberapa nasehat, sehingga layanan yang dilakukan oleh guru BK di SMPN 1 Kediri dirasa kurang optimal, karena belum mampu menunjukkan hasil yang maksimal daalam menciptakan perubahan pada siswa yang memiliki Academic Self Efficacy rendah. Melihat fenomena tersebut, maka perlu dilakukan upaya-upaya lain yang sekiranya mampu dan berhasil dalam usaha meningkatkan Academic Self Efficacy siswa. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui Konseling kelompok teknik Cognitive restructuring.

Penggunaan Konseling Cognitive Restructuring dirasa sesuai untuk meningkatkan Academic Self Efficacy siswa. Cormier dan Cornier dalam Nursalim(2005)” Cognitive restructuring menggunakan asumsi bahwa respon-respon perilaku dan emosi yang tidak adaptif dipengaruhi oleh keyakinan, sikap, dan persepsi (kognisi) klien”. Pembentukan sebuah kelompok bertujuan agar siswa mampu hubungan yang dinamis antar anggota, membentuk dinamika kelompok.Konseling kelompok adalah salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberikan umpan balik dan pengalaman belajar dimana dalam prosesnya menggunakan

prinsip-prinsip dinamika kelompok. Konseling kelompok dengan strategi cognitive restructuring digunakan untuk membantu konseli memecahkan masalahnya yang bersumber pada adanya keyakinan yang tidak rasional yang dialami oleh konseli.

Academic Self Efficacy pada siswa berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa, Siswa dengan Academic Self Efficacy yang rendah akan mengindari pelajaran yang banyak tugasnya dan diangga bahwa tugas tersebut sulit untuk dikerjakan khususnya untuk tugas-tugas yang menantang. Maka Academi Self Efficacy siswa perlu ditingkatkan agar dengan Academic Self Efficacy yang tinggi siswa mempunyai keinginan besar untuk mengerjakan tugas-tugasnya, dapat meyakini kemampuanya dalam mengerjakan tugas-tugas akademiknya, dan membuat siswa berprestasi melalui proses akademik. siswa yang mengalami irational belief atau keyakinan yang tidak rasional seperti tidak yakin dengan kemampuanya, takut salah dalam mengerjakan tugas, dan sudah merasa tidak bisa sebelum mengerjakan, menganggap dirinya bodoh akibat dari keyakinan yang irasional, permasalahan tersebut dibentuk oleh keyakinan sikap dan persepsi siswa yang tidak tepat. Dengan Strategi ini dapat membantu siswa memahami adanya hubungan timbal balik antara persepsi/kognisi dengan tepat. Pemberian strategi cognitive restructuring dirasa cocok untuk membenahi keyakinan irasional siswa sebagai dasar dalam meningkatkan Academic Self Efficacy pada siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka timbul gagasan untuk mengadakan penelitian tentang penerapan konseling strategi perubahan pola berpikir untuk meningkatkan Academic Self Eficacy siswa. Peneliti ini berfokus pada keinginan untuk menguji rendahnya Academic Self Efficacy yang dialami siswa yang diakibatkan oleh keyakinan-keyakinan irasional yang diciptakan sendiri, ditujukan pada diri sendiri hingga berdAmpak pada lemahnya keyakinan siswa dalam kemampuanya. Selanjutnya peneliti mencoba memberikan perlakuan yaitu konseling kelompok strategi Cognitive Restructructuring untuk membantu meningkatkan Academic Self Efficacy yang akan dapat diatasi dengan tepat.

RUMUSAN MASALAH

Apakah penerapan konseling kelompok Cognitve Restructuring dapat digunakan untuk meningkatkan

(4)

73

Academic Self Efficacy yang dialami siswa kelas VIII-D SMPN 1 Semen?

KAJIAN PUSTAKA Academic Self efficacy .

Menurut Bandura (dalam Alwisol,2009) academic Self–efficacy mengacu pada keyakinan yang berkaitan dengan kemampuan dan kesanggupan seorang pelajar untuk mencapai dan menyelesaikan tugas-tugas studi dengan target hasil dan waktu yang telah ditentukan. Dimensi-dimensi academic self-efficacy

Menurut Bandura (dalam zimmerman, 2000) self fficacy mengacu pada tiga dimensi, yaitu:

1) Level of magnitude

Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kesulitan yang diyakini seseorang dalam menyelesaikan tugas ataupun masalah tertentu.

2) Strenght

Dimensi ini berkaitandengan tingkat kekuatan atau kelemahan keyakinan seseorang terhadap kemampuanya untuk dapat menyelesaikan tugasnya.

3) Generality

Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan individu dalam menguasai berbagai tugas dan situasi, baik secara umum maupun tugas yang baru.

1. Konseling Kelompok

a. Pengertian Konseling kelompok

Konseling kelompok merupakan kelompok terapeutik yang dilaksanakan untuk membantu klien mengatasi masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Konseling kelompok umumnya ditekankan untuk proses remidial dan pencapaian fungsi-fungsi secara optimal. (Latipun, 2015:129).

b. Tahapan Konseling Kelompok

Menurut Corey dan Yalon(dalam Latipun:2015) membagi tahapan didalam konseling kelompok menjadi enam tahapan yaitu :

a) Prakonseling (tahap pembentukan) b) Tahap 1 Permulaan

c) Tahap Transisi d) Tahap Kerja e) Tahap Akhir

f) Setelah Konseling: Tindak lanjut dan evaluasi

Konseling Cognitive Reistructuring a) Pengertian Cognitive restructuring

Cognitive Restructuring (CR) (dalam Nursalim,2013:32) merupakansebuahteori yang mulanyadikembangkanolehseorangtokoh yang bernama Ellis . Dalam CR

perilaku-perilakuseseorang yang

sulituntukberadaptasidipengaruhiolehbeberapafa ktoryaitu :keyakinan, sikap, danpresepsi (kognisi) konseli.

Pendapat Cormier dan Cormier (dalam Nursalim,2005:48), StrategiCognitiveRestructuringadalahsalahsatust rategiatauprosedurmembantuklienuntukmenetap kanhubunganantarpersepsidankognisinyadengan emosidanperilakunya, danuntukmengidentifikasipersepsiataukognisiter sebutdenganpersepsilebihmeningkatkandiri. Prosedur

Menurut Cormier dan Cormier (dalam Nursalim 2013:32), prosedur strategi cognitive restructuring dibagi menjadi enam tahapan, yaitu:

1) Rasional

2) Identifikasi pikiran klien dalam situasi problem 3) PengenalandanlatihanCopingThought(CT) 4) Pindahdaripikiran-pikiran negative keCopingThought 5) Pengenalandanlatihanpenguatpositif. METODE PENELITIAN

Penelitian dengan judul Penerapan konseling kelompok dengan teknik Cognitive Restructuring Untuk meningkatkanAcademic Self Efficacy pada Siswa kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen, karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pre-eksperimental design dengan metode one group pre-test post-test design. Pada penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali penyebaran angket yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen dilakukan. Pertama yang dilakukan adalah pengukuran awal (pre-test) dengan menggunakan angket, kemudian dalam jangka waktu tertentu diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan konseling Cognitive Restructing Selanjutnya melakukan pengukuran kembali (post-test) dengan angket yang sama yang telah

(5)

74

diberikan pada saat tes awal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil atau efek dari pemberian perlakuan terhadap masalah yang dialami oleh siswa yaitu yang mengalami Academic Self Efficacy rendah.

Dalam penelitian ini menggunakan 1 macam angket yakni angket Academic Self Efficacy. Kisi-kisi angket Academic Self Efficacyyang telah dikembangkan berdasarkan definisi operasional yang didapatkan dari pendapat beberapa ahli. AngketAcademic Self Efficacy memiliki pilihan jawaban berkategori :sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pada penelitian ini data yang terkumpul melalui angke tmenggunakan analisis statistic non parametricdenganuji wilcoxon. karena data yang akan dianalisis berasal dari jumlah subyek yang relative kecil. Berdasarkan pendapat sugiyono(2012) Wilcoxon adalah suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dua sampel dependen yang berpasangan atau berkaitan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek eksperimen dalam penelitian adalah sebanyak 6 siswa kelas VIII-D dengan skor terendah dari 37 angket yang disebar di kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri Hasil pengukuran angket pretest yang diberikan dikelompokan menjadi : kategoritinggi, sedang dan rendah. Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa ada 5 Siswa yang masuk pada kategori tinggi, 26 Siswa yang masuk pada kategori sedang dan 6 Siswa yang masuk pada kategori rendah. 6 siswa yang memiliki skor terendah maka akan diberikan treatment berupa konseling kelompok dengan menggunakan konseling kelompok Cognitive Restructuring Berikut ini adalah siswa yang menjadi subyek penelitian :

No. Nama subyek Skor Kategori 1 AR 63 Rendah 2 FS 62 Rendah 3 ME 65 Rendah 4 SZ 64 Rendah 5 SA 63 Rendah 6 VZ 64 Rendah Tabel 1 SubyekPenelitian

Hasil skor angket Academic Self Efficacydiatas menunjukan kondisi awal sebelum subyek mendapatkan perlakuan. Hasil tersebut dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Diagram 1 Hasil Pretest subyek Setelah mengetahui hasil pretest, maka diberikan treatment berupa konseling kelompok Cognitive Restructuring Pada siswa kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri. Pelaksanaan konseling Cognitive Restructuring dilakukansebanyak 5kali pertemuan..Adapun langkah-langkah yang diberikan dalampelaksanaankonselingkelompok Cognitive Restructuring adalahRasional, Identifikasi pikiran konseli dalam situasi problem, pengenalan dan latihan Coping Thought, Pindah dari pikiran negatif ke Coping Thought, Pengenalan dan latihan penguat positif

Setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan konseling kelompok Cognitive Restructuring kepada enam (6) subyek yang memiliki tingkat Academic Self Efficacyyang rendah.Selanjutnya diberikan pengukuran akhir (post-test) Adapun data yang diperoleh dari hasil post-test yakni sebagai berikut :

Diagram 2 Hasil post-test 6 Subyek.

Analisis Data

Setelah diperoleh hasil Pre-Test dan Post Test maka peneliti membandingkan hasil pretes dan post test kemudian melakukan analisis data agar diketahui hasil penelitian dengan cermat dan teliti serta untuk mengetahui benar tidaknya hipotesis yang digunakan. Analisis data yang digunakan menggunakan wilcoxon. 66 68 70 72 AR FS ME SZ SA VZ 60 62 64 66 AR FS ME SZ SA VZ

(6)

75

Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan skor Academic Self Efficacy setelah diberikan konseling Cognitive Restructuring signifikan karena Berdasarkan hasil uji sktatistik diketahui Asymp. Sig (2-talled) sebesar 0,028. Bila dalam ketetapan α (taraf kesalahan) sebesar 5% maka 0,028 < 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok Cognitive Restructuring dapat meningkatkan Academic Self Efficacy siswa kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri. Tabel 2 Pre-Test dan Post-Test

Analisis Individual

Perubahan Subyek AR mulai bisa berpikir bahwa ia tidak selamanya menjadi orang yang

gagal. Dia berusaha untuk yakin dengan kemampuanya bahwa ia tidak selamanya gagal, bahwa ia yakin ia bisa menjawab soal atau tugas tugas. Subyek FS dapat berusaha untuk meningkatkan Academic Self Efficacy dengan meyakinkan dirinya bahwa yakin dengan kemampuanya untuk menjawab soal maupun tugas-tugas sekolah. Subyek ME dapat lebih yakin dengan kemampuanya, menghilangkan pikiran bahwa ia akan gagal sebelum menjawab soal menjadi lebih yakin dan berpikir yang rasional bahwa ia akan mencoba pantang menyerah menjawab tugas-tugas dari guru mengaggap tugas sebagai tantangan SA dapat lebih yakin dengan kemampuanya,berpikir bahwa ia mampu mengerrjakan soal berusaha terus untuk berpikir bahwa dirinya mampu ia mulai meyakini bahwa tuga-tugas sekolah dapat ia kerjakan sendiri, VZ dapat lebih yakin dengan kemampuanya,berpikir bahwa ia mampu mengerrjakan soal berusaha terus untuk berpikir bahwa dirinya mampu ia mulai meyakini bahwa tuga-tugas sekolah dapat ia kerjakan secara mandiri lebih meyakini kemampuan yang dimilikinya. ia mulai berpikir bahwa ia tidak selalu jawabanya akan salah tidak selalu bahwa ia akan tidak bisa terus, bahwa ia akan mencoba mengerjakan tugas.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pre-test, diperoleh 6 siswa dari kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri yang termasuk dalam kategori Academic Self-Efficacy rendah. Selanjutnya 6 Siswa tersebut diberikan perlakuan konseling kelompok Cognitive Restructuring. Setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan konseling kelompok Cognitive Restructuring sebanyak 5 kali pertemuan, selanjutnya siswa diberikan lagi angket tentang Academic Self Effficacy tujuanya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat Academic Self Efficacy oleh 6 siswa dari kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri setelah memperoleh perlakuan konseling kelompok Cognitive Restructuring peningkatan skor Academic Self Efficacy , peningkatan disebabkan keseriusan konseli mengikuti konseling kelompok, siswa mampu mengikuti tahapan tahapa setiap knseling dan siswa dapat menemukan motivasi yang mendorong salah satunya motivasi dari orang tua dan teman-teman.

Perubahan skor Academic Sellf Efficacy siswa terlihat pada dalam proses analisi uji wilcoxon terlihat dalam analisis uji wilcoxon menunjukkan bahwa peningkatan skor Academic Self Efficacy setlah diberikan konseling cognitive restructuring signifikan karena Berdasarkan hasil uji sktatistik diatas diketahui Asymp. Sig (2-talled) 0,28. Karena nilai 0,028 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau Ho ditolak artinya ada perbdedaan hasil konseling kelompok Cognitive Restructuring. dengan demikian penerepan konseling kelompok dengan teknik Cognitive Restructuring dapat digunakan untuk meningkatkan Academic Self Efficacy siswa kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri.

Dari hasil post-test tersebut, diketahui adalah perbedaan dari 6 siswa tersebut setelah memperoleh perlakuan konseling kelompok Cognitive Restructuring adapun temuan-temuan dari hasil penelitian adalah meskipun kelima subyek sama-sama diberi konseling kelompok cognitive restructuring tetapi ada subyek yang belum maksimal dalam dalam meningkatkan Academic Self Efficacy . Hal ini ditunjukkan berdasarkan selisih antara pre-test dan Post-test. Hal ini dikarenakan setiap individu memiliki motivasi yang berbeda-beda. Ada 2 siswa yang meningkat selain dari konseling kelompok Cognitive Restructuring ia mendapatkan motivasi dari kedua orang tuanya dan perhatian yang diberikan oleh orang tuanya. No Pre-Test Post-Test selisih Keterangan 1 63 69 6 Meningkat 2 62 71 9 Meningkat 3 65 68 3 Meningkat 4 64 71 7 Meningkat 5 63 71 8 Meningkat 6 64 68 4 Meningkat

(7)

76

Pada skor awal (pre-test) keenam siswa kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri termasuk memiliki kategori Academic Self Efficacy rendah. Sedangkan pada skor akhir (post-test), skor Academic Self Efficacy Enam siswa mengalami kenaikan.

Dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok Cognitive Restructuring tidak mengalami kendala yang berarti baik pada siswa maupun pembimbing sendiri. Petunjuk atau instruksi yang diberikan oleh pebimbing cukup dapat dipahami dan cukup dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok Cognitive Restructuring. Sehingga 6 siswa berhasil meningkatkan Academic Self Efficacy . Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu pemberian perlakuan konseling kelompok Cognitive Restructuring yang dilakukan oleh peneliti dirasa kurang maksimal dalam memberikan perlakuan serta konseli kelompok hanya sebanyak 5 kali pertemuan. Sebaiknya dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam melaksanakan perlakuan sehingga memungkinkan tercapainya tujuan secara maksimal. Selain itu pebeliti hendaknya melihat variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini, misalnya pengaruh keluarga ,pada salah satu keluarga subyek memiliki latar belakang ekonomi yang lebih sehingga orang tua dapat memberikan motivasi maupun fasilitas yang lebih seperti guru les yang dapat memberikan dampak meningkatnya academic self efficacy pada siswa oleh karena itu dalam penelitian ini penilti tidak melihat latar belakang keluarga siswa dari segi ekonomi maupun motivasi dan perhatian orang tua terhadap anak. Selain itu juga pengaruh teman, pada salah satu subyek memiliki sahabat yang mampu memberikan motivasi termasuk dalam bidang belajar. Serta pacar yang mampu memberikan motivasi sehingga pengaruh motivasi atau dukungan lainya dan lingkungan yang turut memungkinkan menjadi faktor yang dapat meingkatkan Academic Self Efficacy siswa. Selain itu peneliti hendaknya memperhatikan layanan-layanan khusus yang wajib diberikan kepada siswa misalnya konseling individu dengan strategi modelling serta teknik konseling lainya, karena faktor-faktor yang dapat meningkatkan Academic Self Efficacy tidak hanya diimplementasikan melalui konseling kelompok Cognitive Restructuring. Dalam hal-hal tersebut tidak diamati karena keterbatasan-keterbatasan peneliti, sehingga untuk peneliti lebih lanjut hendaknya variabel-variabel tersebut

dipertimbangkan untuk diamati supaya hasil penelitian lebih akurat.

PENUTUP Simpulan

Hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon. Hal ini terbukti dari hasil perlakuan yang diberikan kepada subyek penelitian yang berjumlah 6 orang menunjukkan peningkatan skor dengan perubahan skor Academic Sellf Efficacy siswa terlihat pada dalam proses analisi uji wilcoxon terlihat dalam analisis uji wilcoxon menunjukkan bahwa peningkatan skor Academic Self Efficacy setlah diberikan konseling cognitive restructuring dalam proses analisi uji wilcoxon terlihat dalam analisis uji wilcoxon menunjukkan bahwa peningkatan skor Academic Self Efficacy setlah diberikan konseling cognitive restructuring signifikan karena Berdasarkan hasil uji sktatistik diatas diketahui Asymp. Sig (2-talled) 0,28. Karena nilai 0,028 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau Ho ditolak artinya ada perbdedaan hasil konseling kelompok Cognitive Restructuring. dengan demikian penerepan konseling kelompok dengan teknik Cognitive Restructuring dapat digunakan untuk meningkatkan Academic Self Efficacy siswa kelas VIII-D SMPN 1 Semen Kediri

Saran

Dengan adanya bukti bahwa konseling kelompok Cognitive Restructuringmampu meningkatkan Academic Self Efficacy pada siswa kelas VIII maka diharapkan konselor sekolah dapat mempergunakan konseling naratif sebagai salah satu jenis layanan konseling kelompok untuk meningkatkan Academic Self Efficacypada siswa kelasVIII-D.

Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai penerapan konseling kelompok Cognitive Restructuring untuk meningkatkan Academic Self Efficacy pada siswa alangkah baiknya juga mengontrol variabel lain yang mungkin bisa memberikan pengaru terhadap hasil penelitian

(8)

77

DAFTAR PUSTAKA Alwisol.Psikologikepribadian.Edisi:Revisi.Malang: UMM Press,2009. Arikunto Suharsimi.2009.Manajemen Penelitian.Jakarta:RinekaCipta.

Bandura, Albert. 1997. Self-Efficacy: The Excercise of Control. New York: W. H. Freeman and company.Djarwanto.2003.Statistik Nonparametrik.Yogyakarta.BPFE Gocer, Ali. 2013. The assessment of the perception

of the academic selfefficacy of Turkish education graduate students. Turkey :Academic Journal.

Khoni’ah,Fauziyah.2016.Hubungan dukungan sosial Orang tua dan Academic Self-efficacy dan Penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Plus Darussalam Blokagung Banyuwangi.

Latipun.2015.Psikologi konseling.Malang:UMM Press.

Nursalim, Mochammad.2013.Strategi dan Intervensi Konseling.Akademia Permata.

Nursalim, Mochammad dkk. 2005. Strategi konseling. Surabaya: UNESA University Press

Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Media Group. Shofiah,Vivik &

Raudatussalamah.2015.Self-Efficacy dan Self Regulation sebagai unsur penting dalam pendidikan karakter. (online), (ejournal.uin-suska.ac.id, diakses pada 10 November 2017).

Sugiyono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.2012. Statistika Untuk

Penelitian.Bandung.Alfabeta

Zimerman, Barry J. 2000. Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn. Contempory Educational Psychology.

Gambar

Diagram 1 Hasil Pretest subyek  Setelah  mengetahui  hasil  pretest,  maka  diberikan  treatment  berupa  konseling  kelompok  Cognitive  Restructuring  Pada  siswa  kelas  VIII-D  SMPN  1  Semen  Kediri

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada anak dengan celah bibir dan atau langitan memerlukan perawatan preventif dan restorasi yang sama dengan anak yang tanpa celah bibir atau langitan, tetapi karena pada

Berdasarkan hasil penelitian, kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, indikator kualitas rasa produk UKM Martabak Mas Ipung masih tergolong

Kerangka Kebijakan Program Muhammadiyah Jangka Panjang (Visi Muhammadiyah 2025) menjelaskan bahwa rencana strategisnya adalah mengembangkan dan memperluas kekuatan

penggunaan hutang sebagai modal atau DER dapat berpengaruh terhadap EPS jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk memperoleh

Pada penelitian ini, penulis membuat system pengenalan wajah menggunakan metode Local Binary Pattern dan dikombinasikan dengan Principal Component Analysis

Ketentuan KUHP bahwa tindakan yang dikategorikan sebagai perbuatan pidana apabila tindakan tersebut berkaitan dengan kelalaian yaitu dilakukan dengan sengaja atau

Hasil : Terdapat pengaruh yang signifikan jenis fortifikan besi terhadap kadar Fe namun tidak signifikan terhadap total BAL, pH dan uji organoleptik pada yogurt sinbiotik jelly