• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KETERKAITAN KAWASAN WISATA PANTAI CARITA TERHADAP USAHA PARIWISATA DI KECAMATAN CARITA KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI KETERKAITAN KAWASAN WISATA PANTAI CARITA TERHADAP USAHA PARIWISATA DI KECAMATAN CARITA KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KETERKAITAN KAWASAN WISATA

PANTAI CARITA TERHADAP USAHA PARIWISATA DI

KECAMATAN CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

PROVINSI BANTEN

Andika Pratama1), Woro Indriyati Rachmani 2), Lilis Sri Mulyawati 3) 1)

Mahasiswa Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2)Staf Pengajar Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3)Staf Pengajar Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan

e-mail : andika_pratama32@yahoo.com

ABSTRAK

Salah satu upaya pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam meningkatkan penerimaan daerah yaitu dengan mengoptimalkan potensi dalam sektor pariwisata. Semakin berkembangnya sektor pariwisata maka dapat memunculkan usaha pariwisata di sekitar daya tarik wisata. Munculnya usaha-usaha pariwisata dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk Identifikasi sebaran obyek daya tarik wisata kawasan wisata Pantai Carita, identifikasi sebaran usaha pariwisata di sekitar kawasan wisata Pantai Carita dan identifikasi keterkaitan kawasan wisata Pantai Carita terhadap usaha pariwisata Pantai Carita. Metode yang digunakan metode analisis jenis usaha pariwisata dimana dasar penentuan usaha pariwisata ditentukan berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan metode analisis spasial, dalam pengerjaan analisis spasial menggunakan software ArcGIS 9.3 untuk membuatan peta sebaran. Untuk mengetahui keterkaitan kawasan wisata Pantai Carita terhadap usaha pariwisata Pantai Carita mengunakan metode analisis persentase, data yang dibutuhkan dalam analisis persentase diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada pemilik atau pengelola usaha pariwisata, peyebaran kuesioner menggunakan teknik Stratified Random Sampling. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat delapan obyek wisata di kawasan wisata Pantai Carita yaitu Pantai Karangsari, Pantai Perhutani, Pantai Matahari Carita, Pantai Lagundi, Pantai Pasir Putih, Pantai Cibendah, Pantai Cidatu Mataram dan Pantai Lombok, terdapat tiga jenis usaha pariwisata yang terdapat di kawasan pariwisata yaitu usaha jasa perjalanan wiisata, usaha jasa makanan dan minuman, dan usaha akomodasi dimana usaha yang mendominasi yaitu usaha jasa makanan dan minuman, dan adanya keterkaitan antara obyek wisata Pantai Carita terhadap usaha pariwisata Pantai Carita, Dimana dengan adanya obyek wisata membuka peluang untuk masyarakat untuk melakukan kegitan usaha pariwisata bagi masyarakat, lokasi yang dipilih oleh pelaku usaha pariwisata dekat dengan obyek wisata, dengan adaya obyek wisata Pantai Carita dapat meningkatkan kunjungan wisatawan terhadap usaha pariwisata dan dengan adanya obyek wisata Pantai Carita dapat meningkatkan jumlah usaha pariwisata sehingga memberikan peluang kerja kepada masyarakat.

Kata Kunci : Tata Ruang, Pariwisata, Usaha Pariwisata

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi wisata bahari yang cukup besar. Namun masih banyak potensi pariwisata yang belum dikembangkan secara baik. Dengan berkembangnya pariwisata di suatu wilayah sangat mempengaruhi peningkatan pendapatan

daerah dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang terdapat di kawasan wisata tersebut.

Keberhasilan pengembangan sektor

kepariwisataan, berarti akan meningkatkan perannya dalam penerimaan daerah, dimana kepariwisataan merupakan komponen utamanya dengan memperhatikan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti: jumlah obyek wisata

(2)

yang ditawarkan, jumlah wisatawan yang

berkunjung baik domestik maupun

internasional, tingkat hunian hotel, dan tentunya pendapatan perkapita.

Terkait dengan semakin tumbuh dan berkembangnya usaha pariwisata di suatu wilayah dapat menciptakan suatu sistem Lokal

Ekonomi Development (LED). Strategi

pengembangan wilayah bertumpu pada sumber daya lokal ini dikenal sebagai konsep pengembangan ekonomi lokal (local economic development). Ekonomi lokal sendiri adalah pengembangan wilayah yang sangat ditentukan oleh tumbuh kembangnya wiraswasta lokal yang ditopang oleh kelembagaan-kelembagaan di wilayah tersebut meliputi, pemerintah daerah, perguruan tinggi, pengusaha pariwisata dan masyarakat (Blakely, 1989:58

)

.

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten yang diarahkan untuk berfungsi sebagai daerah penyangga DKI Jakarta, dan sebagai daerah pengembangan kepariwisataan. Dalam strategi pembangunan Kabupaten Pandeglang sub sektor pariwisata pembangunan dan pengembanganya perlu ditetapkan pada prioritas tinggi agar mampu lebih berperan dalam menunjang perekonomian daerah. Mengenai sektor pariwisata ini jelas dibahas dalam visi dan misi Kabupaten Pandeglang dimana disebutkan:

1. Visi Kabupaten Pandeglang sebagai pusat kegiatan pariwisata dapat diartikan bahwa Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pariwisata sebagai sektor pendukung bagi peningkatan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah dan seluruh stakeholder akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan budaya sebagai destinasi pariwisata, melalui pengembangan objek daya tarik wisata, promosi dan pemasaran, jasa pelayanan pariwisata di dukung oleh infrastruktur yang diperlukan, jaminan regulasi kepariwisataan yang diorentasikan kepada peningkatan kunjungan wisata dan kesejahtraan masyarakat.

2. Misi meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata, ditujukan untuk mendukung penguatan modal dan aplikasi teknologi bagi pembukaan lapangan kerja dan perluasan

peluang usaha masyarakat bagi

pertumbuhan ekonomi dan kesejahtraan masyarakat.

Kabupaten Pandeglang memiliki beragam obyek wisata, mulai dari wisata sejarah, wisata religi, wisata budaya dan wisata alam. Salah

satu obyek wisata yang terkenal adalah obyek wisata kawasan Pantai Carita. Obyek wisata kawasan Pantai Carita merupakan jalur wisata unggulan Kabupaten Pandeglang, dimana pada Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang Kecamatan Carita termasuk kedalam Kawasan Peruntukan Pariwisata.

Besarnya potensi pariwisata tersebut menjadi dasar pemikiran sebagai kegiatan masyarakat untuk mengembangkan usaha

pariwisata sebagai upaya mendorong

meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi

masyarakat yang berada di sekitar kawasan wisata Pantai Carita yang memanfaatkan sumber daya yang berada di sekitar kawasan wisata.

TUJUAN STUDI DAN MANFAAT Tujuan

Berdasarkan perumusan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :

1. Identifikasi sebaran obyek daya tarik wisata kawasan wisata Pantai Carita. 2. Identifikasi sebaran usaha pariwisata di

kawasan wisata Pantai Carita.

3. Identifikasi keterkaitan kawasan wisata Pantai Carita terhadap usaha pariwisata Pantai Carita.

Manfaat

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik mahasiswa sebagai peneliti tetapi juga bagi akademisi ataupun pemerintah kabupaten.

1. Manfaat Keilmuan

Dapat bermanfaat bagi

pengembangan, pemanfaatan, dan

penelitian dalam perencanaan wilayah dan kota serta menjadi bahan masukan dalam melakukan kegiatan penelitan lanjutan terkait dengan pengembangan wilayah di Kabupaten Pandeglang.

2. Manfaat Pemerintah Daerah

Dapat menjadi masukan bagi

pemerintah daerak khususnya pemerintah daerah kabupaten pandeglang nantinya di dalam penentuan potensi-potensi di wilayah Kabupaten Pandeglang yang dapat membantu pertumbuhan. Khususnya untuk

meningkatkan kualitas hidup dan

kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan Pantai Carita serta menambah pendapatan asli daerah. Selain itu, hasil studi ini dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi pihak pengelola kawasan Pantai Carita dalam membuat kebijakan pengelolaan

(3)

kawasan pariwisata dikawasan wisata Pantai Carita.

LANDASAN TEORI

Menurut pendapat (Yoeti, 1982:109) pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk usaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam.

Undang-undang no. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan mengatakan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Word turism organitation (WTO),

mengidentifikasikan pariwisata adalah kegiatan seseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatu tempat di luar lingkunganya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis, ataupun tujuan lainnya.

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Dalam pasal 1 menyatakan Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Menurut UU no 10 tahun 2009 mengklasififikasikan usaha pariwisata meliputi:

 Usaha daya tarik wisata, adalah usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan/binaan manusia.  Usaha kawasan pariwisata, adalah usaha

yang kegiatannya membangun dan/atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.  Usaha jasa transportasi wisata, adalah

usaha khusus yang menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata,

bukan angkutan transportasi

reguler/umum.

 Usaha jasa perjalanan wisata, adalah usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan dan/atau jasa

pelayanan dan penyelenggaraan

pariwisata, termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah. Usaha agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan

pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan.

 Usaha jasa makanan dan minuman, adalah usaha jasa penyediaan makanan dan

minuman yang dilengkapi dengan

peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dapat berupa restoran, kafe, jasa boga, dan bar/kedai minum.

 Usaha penyediaan akomodasi, adalah usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.

 Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, merupakan usaha yang ruang lingkup kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, bioskop, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.

 Usaha penyelenggaraan pertemuan,

perjalanan insentif, konferensi, dan pameran, adalah usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan sekelompok orang, menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas prestasinya, serta menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional.

 Usaha jasa informasi pariwisata, adalah usaha yang menyediakan data, berita, feature, foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk bahan cetak dan/atau elektronik.

 Usaha jasa konsultan pariwisata, adalah usaha yang menyediakan sarana dan rekomendasi mengenai studi kelayakan,

perencanaan, pengelolaan usaha,

penelitian, dan pemasaran di bidang kepariwisataan.

 Usaha jasa pramuwisata, adalah usaha

yang menyediakan dan/atau

mengoordinasikan tenaga pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan/atau kebutuhan biro perjalanan wisata.  Usaha wisata tirta, merupakan usaha yang

menyelenggarakan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara

(4)

komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk.

 Usaha Salus Per Aqua (SPA), adalah usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan

makanan/minuman sehat, dan olah

aktivitas fisik dengan tujuan

menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia.

LOKASI PENELITIAN

Studi ini mengambil kawasan wisata Pantai Carita Kecamatan Carita sebagai lokasi studi. Batasan lokasi studi diambil berdasarkan batas administrasi desa yang berada di Kecamatan Carita yang berbatasan langsung dengan Pantai Carita yaitu: Desa Sukanagara, Desa Sukarame, Desa Sukajadi, Desa Carita, Desa Banjarmasin, dan Desa Pejamben. Kawasan wisata ini mempunyai batas wilayah sebagai berikut:  Batas Utara : Kabupaten Serang.  Batas Selatan : Kecamatan Labuan.  Batas Barat : Selat Sunda.

 Batas Timur : Desa Kawoyang, Desa Sindanglaut dan Desa Tembong.

Gambar 1

Peta Kawasan Wisata Pantai Carira

ALUR PENELITIAN 1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk

mengumpulkan data primer dan data sekunder yang dibutuhkan dalam kegitan ini. Pencarian data primer dapat dilakukan melalui hasil pengamatan di lapangan yang

menggunakan metode observasi dan

kuesioner terhadap pihak terkait dan dapat juga menggunakan alat bantu untuk mendapatkan data seperti menggunakan kamera dalam pengambilan gambar serta penggunaan alat GPS untuk mengetahui

sebaran ODTW dan usaha pariwisata di kawasan wisata Pantai Carita.

2. Analisis

Pada tahap ini yaitu data yang telah diperoleh akan di kelompokan untuk di analisis. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk menjawab tujuan dari penelitian. 3. Sintesis

Tahap sintesis merupakan tahap penyusunan hasil analisis sehingga teridentifikasi tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN

1. Metoda Klasifikasi Jenis Usaha Pariwisata

Dalam menentukan jenis-jenis usaha pariwisata peneliti mengambil jenis usaha pariwisata berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang terdiri dari 13 usaha pariwisata. Untuk mengarahkan fokus peneliti hanya mengambil beberapa jenis usaha pariwisata yang sesuai dengan keadan dilapangan.

Usaha pariwisata yang di identifikasi dalam penelitian ini adalah Usaha Daya Tarik Wisata, Usaha Jasa Perjalanan Wisata, Usaha Jasa Makanan dan Minuman, dan Usaha Penyediaan Akomodasi.

2. Metoda Analisis Spasial.

Metode ini menggunakan sistem informasi geografi (SIG). Software yang digunakan adalah arcGIS 9.3. Dimana tahapan yang dilakukan berupa trekking kawasan obyek wisata dan membuat titik-titik sebaran usaha pariwisata dengan GPS, hasilnya dari trekking diolah dengan software arcGIS dengan cara overlay sebaran dengan bantas administrasi sehingga dapat diketahui sebaran usaha pariwisata yang terdapat kawasan wisata Pantai Carita dalam bentuk peta sebaran ODTW kawasan wisata Pantai Carita dan peta sebaran Usaha Pariwisata.

3. Metoda Analisis Persentase.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh baik melalui hasil kuesioner dan bantuan wawancara,

kemudian dideskripsikan dengan cara

menggunakan analisis persentase.

PEMBAHASAN

1. Identifikasi Sebaran Obyek Daya Tarik Wisata Kawasan Wisata Pantai Carita. Identifikasi sebaran ODTW kawasan wisata Pantai Carita bertujuan untuk mengetahui letak atau lokasi ODTW yang terdapat di Kawasan Wisata Pantai Carita. Berdasarkan hasil identifikasi sebaran ODTW Kawasan wisata

(5)

Pantai Carita terdapat delapan ODTW di sepanjang kawasan wisata Pantai Carita yaitu Pantai Karangsari, Pantai Perhutani, Pantai Matahari Carita, Pantai Lagundi, Pantai Pasir Putih, Pantai Cibendah, Pantai Cidatu Mataram dan Pantai Lombok.

Tabel 1

Koordinat Sebaran Obyek Wisata Pantai Carita Tahun 2013

No. Nama Koordinat

1 Pantai Karangsari 6'17"44 LS - 105'50"25 BT 2 Pantai Perhutani 6'17"40 LS - 105’50"15 BT 3 Pantai Matahari

Carita 6'14"41 LS - 105'49"39 BT

4 Pantai Lagundi 6'18"44 LS - 105'50"27 BT 5 Pantai Pasir Putih 6'17"55 LS - 105'50"31 BT 6 Pantai Cibendah 6'17"26 LS - 105'49"43 BT 7 Pantai Cidatu

Mataram 6'16"15 LS - 105'49"50 BT

8 Pantai Lombok 6'18"40 LS - 105'50"28 BT

Sumber : Analisis, Tahun 2013

Gambar 1

Peta Sebaran Obyek Daya Tarik Wisata

2. Identifikasi Sebaran Usaha Pariwisata Di Kawasan Wisata Pantai Carita. Seiring perkembangan pariwisatan Pantai Carita dapat memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar kawasan wisata dapat melakukan kegiatan perekonomian usaha pariwisata berupa perdagangan dan jasa yang dapat dinikamti para wisatawan. Dengan memanfaat potensi baik dari segi sumber daya manusia dan sumber daya alam masyarakat dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan suatu nilai ekonomi yang menjanjikan. Masih

banyaknya potensi sumber daya yang bernilai ekonomis dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan parwisata.

Berdasarkan hasil survei lapangan, usaha pariwisata yang jumlahnya terbanyak adalah pada usaha pariwisata jasa makanan dan minuman dengan jumlah 65 unit, sedangkan usaha pariwisata yang terrendah pada usaha jasa

perjalanan dengan jumlah sembilan.

Berdasarkan banyaknya usaha pariwisata desa Sukajadi memiliki jumlah usaha pariwisata terbanyak dengan jumlah 41 unit. Dan usaha pariwisata terrendah terletak di Desa Pejamben dengan jumlah empat.

Pola sebaran obyek pariwisata Pantai Carita sangat mempengaruhi sebaran kegiatan usaha pariwisata. Karena kegiatan usaha pariwisata tidak bisa jauh dari kegiatan para wisatawan, sehingga memudahkan interaksi antara wisatawan dengan para pelaku kegiatan usaha pariwisata. Sebagian besar usaha pariwisata yang ada berada di dalam obyek kawasan wisata Pantai Carita, dikarnakan hampir setiap obyek wisata menyediakan ruang khusus untuk pengusaha usaha pariwisata.

3. Identifikasi Keterkaitan Kawasan Wisata Pantai Carita Terhadap Usaha Pariwisata Pantai Carita.

Identifikasi keterkaitan kawasan wisata pantai carita terhadap usaha pariwisata Pantai Carita bertujuan untuk mengetahui apakah usaha pariwisata di kawasan wisata Pantai Carita di pengaruhi oleh keberadaan obyek wisata di kawasan wisata Pantai Carita.Dalam melakukan identifikasi ini maka dibutuhkan pendapat dari pelaku usaha pariwisata, sehingga dapat diketahui apakah usaha pariwisata dipengaruhi oleh obyek wisata atau tidak. Untuk mendapatkan data tersebut maka dibutuhkan kuesioner untuk mendapatkan hasil keterkaitan antar usaha pariwsata dengan obyek wisata, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan hasil pertanyaan kuesioner mengenai keterkaitan obyek wisata terhadap usaha pariwisata sebanyak 85 responden atau

sebanyak 90% menjawab ya. Hal ini

mennujukan adanya pengaruh munculnya obyek wisata terhadap usaha pariwisata yang berada di kawasan wisata Pantai Carita, pengaruh ini ditunjukan dengan munculnya kegiatan usaha pariwisata di kawasan wisata Pantai Carita. Pada pertanyaan kuesioner mengenai usaha pariwisata yang memanfaatkan obyek wisata Pantai Carita sebanyak 89 responden atau 95% menjawab ya. Hal ini menunjukan sebagian besar usaha pariwisata yang berada di kawasan

(6)

wisata Pantai Carita memanfaatkan obyek wisata, ditunjukan dengan banyaknya usaha pariwisata yang berlokasi dekat dengan obyek wisata yang terdapat di kawasan wisata Pantai Carita.

Tabel 2

Keterkaitan Obyek Wisata Pantai Carita Terhadap Usaha Pariwisata

Pantai Carita No. Keterkaitan Obyek Wisata Pantai Carita Terhadap Usaha Lokal Pantai Carita

Jawaban Pilihan Jumlah

YA % TIDAK % Responden % 1 Apakah usaha pariwisata yang anda jalankan dipengaruhi oleh obyek wisata? (Koesioner nomer 11) 85 90 9 10 94 100 2 Apakah usaha pariwisata yang anda jalankan memanfaatkan obyek wisata Pantai Carita? (Koesioner nomer 12) 89 95 5 5 94 100

Sumber : Lampiran kuesioner dan hasil analisis, Tahun 2013.

Pada pertanyaan kuesioner Tabel 3, sebanyak 81 responden atau 86% menyatakan dengan adanya obyek wisata membuka peluang untuk masyarakat dalam melakukan kegitan usaha. Dengan munculnya obyek wisata Pantai Carita dapat memberikan peluang usaha bagi

masyarakat untuk bekerja di bidang

perdagangan dan jasa yang terkait dengan kegiatan pariwisata berupa usaha jasa makanan dan minuman, usaha penyedia akomodasi, dan usaha biro perjalanan.

Tabel 3

Alasan Manfaat Yang Dirasakan Dengan Adanya Obyek Wisata

Pantai Carita

No.

Pertanyaan Rasakan Dengan Adanya Manfaat Yang Anda Obyek Wisata Ini? Jawaban

Responden %

1 a. Membuka peluang usaha 81 86

2 b. Berkembangnya sosial

budaya masyarakat 2 2

3 c. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat 1 7 4 d. Meningkatnya pertumbuhan

ekonomi masyarakat 7 7

5 e. Peningkatan pembangunan

sarana dan prasarana 3 3

Jumlah 94 100

Sumber : Lampiran kuesioner dan hasil analisis, Tahun 2013.

Pada Tabel 4 sebanyak 72 responden atau 77% menyatakan pemilihan lokasi dekat dengan obyek wisata, dengan pemilihan lokasi usaha pariwisata yang berdekatan dengan obyek wisata memudahkan para wisatawan dalam melakukan mobiltas dari obyek wisata menuju usaha pariwisata atau pun

sebaliknya.

Tabel 4

Alasan Memilih Lokasi Usaha Pariwisata

No.

Pertanyaan

Mengapa Anda Memilih Lokasi Ini

Sebagai Tempat Anda Menjalankan

Usaha Pariwisata? Jawaban

Responden %

1 a. Dekat dengan obyek wisata. 72 77

2 b. Mudahnya aksesibilitas. 15 16

3 c. Dekat dengan pemukiman

masyarakat. 0 4

4 d. Dekat dengan usaha pariwisata

lainnya. 4 4

5 e. Karena usaha pariwisata berada di tempat tinggal. 3 3

Jumlah 94 100

Sumber : Lampiran kuesioner dan hasil analisis, Tahun 2013.

Sedangkan pada kuesioner Tabel 5 mengenai pengaruh obyek wisata terhadap usaha pariwisata sebanyak 45 responden atau sebanyak 48% menjawab meningkatnya jumlah

kunjungan wisatawan terhadap usaha

pariwisata, maka semakin banyak pula permintaan wisatawan terhadap kebutuhan sarana dan prasarana usaha pariwisata baik berupa usaha jasa makanan dan minuman, usaha penyedia akomodasi, dan usaha biro perjalanan. Pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya obyek wisata Pantai Carita terhadap usaha pariwisata dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke usaha pariwisata, sehingga kegiatan usaha pariwisata dapat berkembang dari segi pendapatan yang diperoleh karena adanya permintaan wisatawan akan kebutuhan sarana dan prasarana dari kegiatan usaha pariwisata di kawasan wisata Pantai Carita.

Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan adanya keterkaitan antar kawasan wisata Pantai Carita terhadap usaha pariwisata. Dengan adanya obyek wisata di kawasan wisata Pantai Carita dimanfaatkan masyarakat sebagai peluang untuk membuka usaha perdagangan dan jasa yang terkait dengan kegiatan pariwisata.

(7)

Tabel 5

Alasan Pengaruh Obyek Wisata Terhadap Usaha Pariwisata

No.

Pertanyaan

Pengaruh Obyek Wisata Terhadap Usaha Pariwisata? Jawaban Responden % 1 a. Meningkatnya jumlah usaha pariwisata 30 32 2 b. Meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar 10 11 3 c. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan 45 48 4

d. Menjadikan obyek wisata sebagai salah satu sajian atraksi di kegiatan usaha pariwisata

6 6

5

e. Tidak memeberikan pengaruh kegiatan usaha pariwisata

3 3

Jumlah 94 100

Sumber : Lampiran kuesioner dan hasil analisis, Tahun 2013.

Usaha pariwisata yang berada dikawasan wisata Pantai Carita memanfaatkan obyek wisata Pantai Carita sebagai salah satu daya tarik wisata yang diberikan kepada wisatawan. Manfaat yang dirasakan masyarakat terhadap adanya obyek wisata Pantai Carita dapat memberikan peluang usaha bagi masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka usaha yang terkait dengan kegiatan pariwisata berupa berupa usaha jasa makanan dan minuman, usaha penyedia akomodasi, dan usaha biro perjalanan. Pemilihan lokasi usaha pariwisata di kawasan wisata Pantai Carita tidak jauh dari obyek wisata, pemilihan lokasi ini agar memudahkan wisatawan untuk mobilitas dari obyek wisata menuju usaha pariwisata. Pengaruh obyek wisata terhadap usaha pariwisata adalah meningkatnya kunjungan wisatawan terhadap usaha pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di kawasan wisata Pantai Carita

.

KESIMPULAN.

Berdasarkan hasil penelitian pada wilayah studi dan analisis yang dilakukan, maka penyusun menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat delapan obyek wisata yang terdapat di kawasan wisata Pantai Carita. Pada Desa Sukanagara terdapat satu obyek wisata yaitu Pantai Matahari, Desa Sukarame terdapat satu obyek wisata pantai yang bernama Pantai Cidahu Mataram, terdapat empat obyek wisata di Desa Sukajadi diantaranya Pantai Perhutani, Pantai Karangsari, Pantai Pasir

putih, dan Pantai Cibendah, Desa Carita memiliki dua Unit obyek wisata pantai yaitu Pantai Lombok dan Pantai Lagundi. Berdasarkan hasil analisis sebaran obyek wisata kawasan Pantai Carita menunjukan sebaran obyek wisata membentuk pola sebaran memanjang atau linear terhadap pantai, sehingga sebaran obyek wisata mengikuti pantai.

2. Sebaran usaha pariwisata sebagian besar berada tidak jauh dari obyek wisata di kawasan wisata Pantai Carita. Usaha pariwisata yang terdapat di kawasan wisata Pantai Carita berupa usaha jasa perjalanan wisata, usaha jasa makanan dan minuman, dan usaha akomodasi. Usaha jasa perjalanan wisata yang terdapat di kawasan wisata Pantai Carita berupa usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen perjalanan wisata, usaha jasa perjalanan wisata terbanyak yaitu usaha biro perjalanan wisata dengan jumlah tujuh unit dan pada usaha agen perjalanan wisata terdapat dua unit. Usaha pariwisata bidang usaha jasa makanan dan minuman terdiri dari empat jenis usaha yaitu restoran, kafe, jasa boga, dan kedai. Untuk usaha jasa makan dan minuman jenis usaha kedai memiliki jumlah terbanyak yaitu 37 unit, pada usaha restoran berjumlah 15 unit, kemudian usaha jasa boga berjumlah 13 unit, dan usaha kafe berjumlah 10 unit. Dan pada usaha pariwisata bidang usaha akomodasi terdiri dari empat jenis usaha yaitu hotel, vila, pondok, cottage. Usaha pariwisata bidang usaha akomodasi dengan jumlah tertinggi yaitu vila dengan jumlah 26 Unit, kemudian hotel yang berjumlah sembilan unit, usaha cottage berjumlah delapan unit, dan usaha pondok dengan jumlah lima unit.

3. Berdasarkan RTRW Provinsi Banten tahun 2010-2030, RIPP Provinsi Banten tahun 2005, dan RTRW Kabupaten Pandeglang tahun 2011-2031 kawasan wisata Pantai Carita diperuntukan untuk kegiatan

pariwisata. Dengan pengambangan

pariwisata di kawasan wisata Pantai Carita dapat meningkatkan perekonomian baik pendapatan daerah maupun masyarakat di kawasan wisata Pantai Carita. Berdasarkan yang hasil analisis menunjukan bahwa adanya keterkaitan antara obyek wisata dengan usaha pariwisata. Dengan adanya obyek wisata di kawasan wisata Pantai Carita dimanfaatkan masyarakat sebagi

peluang untuk membuka usaha

(8)

kegiatan pariwisata. Pemilihan lokasi

usaha pariwsata yang dijalankan

masyarakat berada dekat dengan obyek wisata Pantai Carita, tujuannya agar menarik wisatawan berkunjung ke usaha pariwisata.

SARAN.

Untuk mengembangkan obyek wisata dan usaha pariwisata secara optimal, maka ada beberapa saran yang dikemukakan sebagai berikut:

1. Masih banyak potensi Pantai Carita yang perlu dikembangkan menjadi obyek wisata. Sehingga dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat dan dapat

meningkatkan pendapatan daerah

Kabupaten Pandenglang.

2. Perlunya kerja sama antara pengelola obyek wisata, usaha pariwisata dan pemerintah daerah dalam melakukan peningkatan promosi wisata pantai di kawasan wisata Pantai Carita.

3. Perlunya penataan ruang di kawasan wisata Pantai Carita Baik berupa Rencana Detai Tata Ruang (RDTR) atau Rencana Pengembangan Pariwisata Pantai Carita.

Hal ini dimaksudkan menciptakan

kawasan wisata Pantai Catita yang aman, nyaman dan tertib dalam melakukan

kegiatan pembangunan atau

pengembangan obyek wisata maupun usaha pariwisata. Karena masih banyak usaha pariwisata yang menjalankan usahanya di wilayah sempadan pantai. 4. Perlunya peningkatan aksesibilitas sarana

dan prasarana penunjang sehingga pengembangan pariwisata di kawasan wisata Pantai Carita akan lebih baik, terutama akses jalan menuju kawasan wisata Pantai Carita perlu diperbaiki.

DAFTAR PUSTAKA

1]. Blakely, E.J. 1989. Planning Economic Development : Theory & Practice, Sage Publication.

2]. [Bappeda] Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten

Pandeglang. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2031. Pandeglang: Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Pandeglang.

3]. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Jakarta.

4]. Yoeti, O.A. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung. Angkasa.

Penulis

1. Andika Pratama, ST. Alumni (2014) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Unpak Bogor. 2. Hj. Woro Indriyati Rachmani, Dra.,

MT, Staf Dosen Program Studi

Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Unpak Bogor.

3. Lilis Sri Mulyawati Ir., M.Si. Staf Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Unpak Bogor.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa seluruh informan yang merupakan tenaga kesehatan Puskesmas Sungai Sembilan Kota Dumai mengandung nilai-nilai

Nilai yang terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan

Dalam penelitian ini ada 8 variabel yang diduga berhubungan dengan obesitas pada remaja yaitu variabel usia, jenis kelamin, frekuensi pola makan, kebiasaan sarapan

MEWUJUDKAN KONSEP ZERO WASTE DI KOTA SURAKARTA (Studi atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah) Tesis ini sebagai tugas

Dari hasil perbandingan dengan standar FCR ikan nila larasati yang diperoleh dari hasil penelitian yang sebelumnya, maka nilai FCR hasil penelitian dengan

Tradisi mairiak yang merupakan tradisi masyarakat Minangkabau pada masa tidak padi dalam rangka memisahkan bulir padi dari tangkainya dengan menggunakan telapak kaki manusia,

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dilakukan uji statistik menggunakan Chi-Square dengan fasilitas Exact- fisher.. Hasil penelitian

Variasi sudut pitch dan variasi taper blade sebagai parameter untuk mengetahui pengaruh terhadap Torsi, Daya, TSR dan C P yang dihasilkan oleh turbin angin