• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POSISI TEMPAT DUDUK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH POSISI TEMPAT DUDUK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POSISI TEMPAT DUDUK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR

WEDI TAHUN AJARAN 2019/2020 PADA MATERI PERBANDINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: Guna Sudarma NIM : 151414070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH POSISI TEMPAT DUDUK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PANGUDI LUHUR

WEDI TAHUN AJARAN 2019/2020 PADA MATERI PERBANDINGAN SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: Guna Sudarma NIM : 151414070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk

1. Tuhan Allah Yang Maha Esa karena atas kasih dan sayang-Nya telah menuntun saya pada setiap proses pembuatan skripsi ini.

2. Almarhumah Ibu, Bapak, Pakdhe, Budhe, Tante, Om, Kakak dan Adik saya yang terus menyemangati, mendoakan, mendengarkan keluh kesah saya dalam pembuatan skripsi ini.

3. Sahabat-sahabat saya Eki, Wahyu, Cahyo, Ito, Panji, Krisma, Gristi, Erma, Dhyas yang selalu menyemangati dan mendukung saya dalam setiap proses pembuatan skripsi ini.

(4)

vii ABSTRAK

Guna Sudarma, 151414070. 2020. “Pengaruh Posisi Tempat Duduk Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi Tahun Ajaran 2019/2020 Pada Materi Perbandingan”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tempat duduk siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi; (2) Tempat duduk siswa dapat memengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2019/2020 pada materi perbandingan.

Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif, dilengkapi dengan data kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. Pengumpulan data motivasi belajar adalah berupa observasi, instrumen angket dan wawancara. Sedangkan pengumpulan data hasil belajar menggunakan instrument soal. Uji validasi instrument menggunakan uji validitas pakar yaitu dosen dan guru mata pelajaran matematika.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi siswa kelas VII masuk dalam kategori tinggi sebanyak 53,38% siswa. (1) Penelitian ini juga menunjukkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh posisi tempat duduk. Hal tersebut terlihat pada hasil tiap pernyataan angket dan hasil wawancara yang menyatakan bahwa siswa nyaman dan mendorong siswa untuk belajar. (2) Penelitian ini juga menunjukkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh posisi tempat duduk. Hal tersebut dapat terlihat pada hasil proses belajar dan hasil wawancara yang berdampak pada hasil belajar. Posisi tempat duduk yang dipilih adalah yang mempertimbangkan posisi di depan, belakang, samping kanan atau samping kiri membuat siswa nyaman dan tidak nyaman. Namun ada siswa yang motivasi belajarnya dipengaruhi oleh posisi tempat yang mempertimbangkan personal. Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa posisi tempat duduk yang mempertimbangkan di depan, belakang, samping kanan atau samping kiri memengaruhi hasil belajar dan motivasi siswa secara positif dan negatif.

(5)

viii ABSTRACT

Guna Sudarma, 151414070. 2020. “The Effect of Seating Position on motivation and learning result of Grade 7 Junior High School Pangudi Luhur Wedi year 2019/2020 on Comparison Topic”. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program. Departement of Mathematics Educatoin and Science. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to determine: (1) The seat of the students can affect the learning motivation of the VII grade students of SMP Pangudi Luhur Wedi; (2) Student seating can affect the learning outcomes of grade VII students of SMP Pangudi Luhur Wedi for the 2019/2020 academic year on comparison material.

This research uses descriptive qualitative method, equipped with quantitative and qualitative data. The research subjects were students of class VII with a total of 21 students. The collection of learning motivation data is in the form of observation, questionnaire instruments and interviews. Meanwhile, the learning outcome data collection uses question instruments. The instrument validation test used the expert validity test, namely the lecturers and teachers of mathematics.

The results of this study indicate that the motivation of grade VII students is in the high category of 53.38% of students. (1) This study also shows that learning motivation is influenced by seating position. This can be seen in the results of each questionnaire statement and the results of the interviews which state that students are comfortable and encourage students to learn. (2) This study also shows that learning outcomes are influenced by seating position. This can be seen in the results of the learning process and the results of interviews which have an impact on learning outcomes. The seat position chosen is one that considers the position in front, back, right side or left side that makes students comfortable and uncomfortable. However, there are students whose learning motivation is influenced by the position of a place that considers personal. Based on the above, it can be concluded that the seating position that considers the front, back, right side or left side affects student learning outcomes and motivation positively and negatively.

(6)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat dan karunia-Nya atas segala proses dalam Tugas Akhir ini sehingga tugas akhir ini bisa selesai tepat pada waktunya.

Penulisan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Posisi Tempat Duduk Terhadap Hasil Belajaran Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi Tahun Ajaran 2019/2020 Pada Materi Perbandingan” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai derajat kesejahteraan pada program studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis mendapat berbagai bimbingan dari banya pihak dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Beni Utomo, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

3. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang sudah meluangkan waktu dan pikiran serta membrikan semangat terus bagi peneliti.

4. Ibu Rina, selaku Guru mata pelajaran matematika di SMP Pangudi Luhur Wedi yang sudah bersedia memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas yang beliau ampu, serta bersedia membimbing peneliti dalam menyelesaikan instrument-instrumen yang digunakan.

5. Kedua orang tua, serta saudara-saudari peneliti yang sudah banyak mendoakan demi kelancaran studi khususnya penyusunan Tugas Akhir ini. 6. Veronika Laras, selaku teman peneliti yang selalu menemani selama kuliah

bersama di Universitas Sanata Dharma.

7. Sahabat dan teman-teman angkatan P.Mat 2015 yang sudah berproses bersama dengan penulis.

8. Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Wedi yang sudah berkenan membantu kelancaran Tugas Akhir ini.

9. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung sudah membantu kelancaran proses pembuatan Tugas Akhir ini.

Penulis menyatakan bahwa masih banyak kekurangan pada Tugas Akhir ini. Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman peneliti, maka peneliti mengharapkan kritik dan saran atas Tugas Akhir ini.

(7)

x

Akhir kata, peneliti mengharapkan Tugas Akhir ini dapat bermanfaan bagi banyak pihak dan bagi para pembaca.

(8)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI………..xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Batasan Masalah ... 6 E. Penjelasan Istilah ... 6 F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Belajar ... 10

B. Hasil Belajar ... 11

C. Motivasi Belajar ... 14

D. Hubungan Secara Teoritis Antara Motivasi Belajar dan Hasil Belajar ... 19

E. Materi Perbandingan ... 20

F. Penelitian Lain yang Relevan ... 26

(9)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Subyek Penelitian ... 29

C. Objek Penelitian ... 29

D. Bentuk Data ... 30

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ... 30

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 37

H. Prosedur pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 42

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Pelaksanaan Penelitian dan Deskripsi Data ... 44

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 51

C. Keterbtasan Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(10)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Observasi Siswa ... 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket ... 33

Tabel 3.3 Pernyataan Angket ... 34

Tabel 3.4 Skor Tiap Pernyataan ... 34

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Soal... 34

Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara ... 36

Tabel 3.7 Koefisien Korelasi... 38

Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Reliabilitas ... 39

Tabel 3.9 Uji Validitas Angket Motivasi Belajar ... 39

Tabel 3.10 Skala Pendekatan Sturges (Zainal Mustafa,2009) ... 41

Tabel 3.11 Kriteria Hasil Belajar ... 42

Tabel 4.1 Skor Setiap Siswa Pada Instrumen Soal ... 49

Tabel 4.2 Skor Setiap Siswa Pada Instrumen Angket ... 50

Tabel 4.3 Kriteria Motivasi Siswa (Zainal Mustafa, 2009) ... 51

Tabel 4.4 Kategori Hasil Belajar (Pretest) ... 61

Tabel 4.5 Kategori Hasil Belajar (Postest) ... 62

(11)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrument Soal ………71

Lampiran 2 Soal Pretest dan Kunci Jawaban ………73

Lampiran 3 Soal Postest dan Kunci Jawaban ………77

Lampiran 4 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ………..84

Lampiran 5 Angket Motivasi Belajar Siswa ………..85

Lampiran 6 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ………87

Lampiran 7 Hasil Postest Siswa ……….88

Lampiran 8 Foto Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ……….94

Lampiran 9 Validasi Instrumen Soal ……….103

Lampiran 10 Foto ………...104

Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian ………106

(12)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dikembangkan sejak zaman nenek moyang hingga zaman sekarang. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari di sekolah dan sangat berperan penting dalam ilmu pengetahuan yang lain. Matematika merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk dapat membentuk peserta didik berfikir logis. Matematika memegang peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia.

Dalam tingkatan sekolah, proses pembelajaran matematika diperlukan kualitas pembelajaran yang memadai, yaitu pembelajaran yang diarahkan untuk membantu siswa belajar dengan efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang seperti itu akan memotivasi peserta didik, sehingga peserta didik mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Dengan termotivasinya peserta didik, penguasaan peserta didik terhadap matematika, akan memberi adil bagi pencapaian tujuan pendidikan secara umum, yaitu mempersiapkan peserta didik agar mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, jujur, efektif, dan efisien. Kemudian juga mempersiapkan peserta didik agar bisa menggunakan pola fikir matematika dalam kehidupan sehari-hari serta dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Guru sebagai seorang pendidik dan panutan bagi peserta didik harus bisa menguasai lingkungan di dalam kelas dengan baik. Melalui penguasaan di dalam

(13)

2

kelas maka akan tercipta suasana belajar yang kondusif, kemudian peserta didik juga mendapatkan dorongan motivasi untuk lebih semangat dalam mengikuti proses belajar. Memotivasi peserta didik merupakan kewajiban bagi seorang guru. Guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip motivasi yang dapat membantu pelaksanaan tugas mengajarnya. Seorang guru tersebut harus menyadari betapa pentingnya motivasi di dalam membimbing belajar peserta didiknya dengan menggunakan berbagai macam teknik misalnya, kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian, celaan atau menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan yang dapat mendorong peserta didik agar mau belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Drs. H. Mundasir, M.Pd. dalam Desain Pembelajaran (2012) bahwa “Keterampilan menjelaskan, mengadakan penjajakan, memberikan motivasi, bertanya kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan, memilih dan menggunkan strategi dan metode pembelajaran dan mendia, melakukan interaksi dengan siswa, menggunakan isyarat verbal dan non verbal harus dimiliki seorang guru dalam mengajar”.

Di dalam memberikan motivasi, seorang guru dapat memberikan stimulus di dalam kelas yaitu dengan menata tempat duduk peserta didiknya secara bervariasi untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Classroom Seating atau tempat duduk kelas merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan kelas. Pengelolaan lingkungan kelas itu merupakan keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikannya bila terjadi gangguan atau masalah dalam proses belajar mengajar. Pengelolaan lingkungan kelas

(14)

3

sesungguhnya merupakan bagian tugas penting yang harus dilakukan oleh guru, pada setiap kali melakukan kegiatan belar mengajar.

Dengan penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif, dan juga menyenangkan bagi peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat W. S. Winkel (2014) bahwa “Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Lebih jauh, diketahui bahwa tempat duduk berpengaruh jumlah terhadap waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan”. Selain itu pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakakan, memelihara tingkah laku siswa yang dapat mendukung proses pembelajaran. Maka dengan demikian pengelolaan kelas berupa penataan tempat duduk siswa sebagai bentuk pengelolaan kelas dapat membantu menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.

Di dalam mengubah susunan tempat duduk siswa secara berkala merupakan hal menarik karena juga dapat mempengaruhi minat siswa untuk belajar. Pengubahan ini dapat disebut sebagai variasi ruangan belajar untuk mengatasi kebosanan siswa karena terlalu terpaku dengan cara duduk lingkungan teman yang sama setiap hari. Di samping itu, mengganti posisi duduk dan struktur meja secara berkala dapat menciptakan rasa kekeluargaan, kekompakan yang tinggi karena setiap siswa punya kesempatan untuk duduk dengan siapa saja di kelasnya tanpa membeda-bedakan. Dengan demikian, proses belajar secara kolaboratif untuk meningkatkan prestasi kemungkinan besar dapat dicapai.

(15)

4

Berdasarkan yang dialami peneliti saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada kelas VII di SMPN 2 Gamping, peneliti melihat pembelajaran yang berlangsung sudah baik seperti kondisi kelas yang mendukung, sikap guru yang tegas, perlengkapan dalam pembelajaran seperti buku-buku paket dan LKS (Lembar Kerja Siswa) membantu proses belajar mengajar di kelas. Namun, dalam proses pembelajaran guru masih sering menggunakan metode ceramah, dan terdapat beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain yang membuat siswa tidak antusias dalam proses KBM, atau siswa tidak konsentrasi dalam mengikuti KBM seperti beberapa siswa yang sedang sibuk dengan dirinya sendiri. Perilaku siswa yang seperti ini berdampak terhadap hasil belajar siswa.

Ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), peneliti mengajar di kelas VII. Saat mengajar, peneliti mengamati siswa ketika diberi tugas untuk kerja kelompok sebagian besar siswa mengerjakan dengan teman sebangkunya. Namun ada beberapa siswa yang mengerjakannya tidak dengan teman sebangkunya. Hal tersebut dikarenakan siswa kelas VII masih masa peralihan dari SD ke SMP. Dimana mereka masih belum saling mengenal, sehingga mendorong siswa mencari teman sebanyak-banyaknya. Meskipun masih ada beberapa siswa yang mengerjakan bukan dengan teman sebangkunya. Hal tersebut terjadi entah karena siswa bosan atau tidak nyaman dengan teman sebangkunya. Perilaku siswa seperti ini bisa disebabkan karena kurangnya motivasi siswa tehadap pembelajaran matematika dan kenyamanan antara sesama

(16)

5

teman. Karena itu motivasi siswa perlu ditingkatkan agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik untuk mencapai hasil belajar yang baik pula.

Berdasarkan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan hasil observasi di SMP Pangudi Luhur Wedi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh posisi tempat duduk terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2019/2020 pada materi perbandingan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah posisi tempat duduk memengaruhi motivasi belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi?

2. Apakah posisi tempat duduk memengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian tersebut ialah:

1. Untuk mengetahui posisi tempat duduk siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2019/2020 pada mata pelajaran matematika.

(17)

6

2. Untuk mengetahui posisi tempat duduk siswa dapat memengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2019/2020 pada mata pelajaran matematika.

D. Batasan Masalah

1. Peserta didik yang menjadi subyek data penelitian ialah peserta didik SMP Pangudi Luhur kelas VII tahun ajaran 2019/2020.

2. Kemampuan peserta didik yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa untuk menerima pembelajaran matematika.

E. Penjelasan Istilah

Terdapat beberapa istilah yang akan diuraikan di bawah ini, dengan harapan dapat mengurangi kesalahan dalam penafsiran terhadap judul serta isi dari skripsi penelitian ini. Istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Perbandingan

Perbandingan adalah ukuran yang digunakan untuk membandingkan suatu nilai terhadap nilai lainnya dengan satuan sejenis. Setiap niali yang dibandingkan harus mempunyai satuan yang sama, misalnya satuan panjang, berat, dan waktu. Berdasarkan konsep matematika,matematika dapat ditulis dalam bentuk pecahan, tanda colon (:), atau ditulis biasa. Missal, “1 banding 2” dapat ditulis “1:2”.

2. Posisi Tempat Duduk

Posisi tempat duduk di kelas diyakini sangat mempengaruhi konsentrasi siswa dalam belajar. Karena itulah saat pertama kali

(18)

7

bersekolah setelah kenaikan kelas, guru harus bisa menciptakan iklim belajar yang kondusif dan maksimal. Misalkan penataan ruang kelas berupa pengaturan tempat duduk yang dirotasi setiap hari atau setiap seminggu sekali. Guru yang memiliki pemikiran kreatif pasti mengetahui bagaimana suasana kelas bisa fresh setiap hari. Merotasi tempat duduk dan merubah penataan meja adalah jawabnya. Yang tadinya di depan pindah ke belakang, yang tadinya di samping kanan pindah samping kiri, dan seterusnya.

3. Motivasi

Menurut Sugeng Paranto (1981:3) motivasi adalah daya atau usaha yang menyebabkan seseorang terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

4. Motivasi Belajar

Seperti yang dikutip oleh Grace Nindita (2017) motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Pembahasan motivasi dan motivasi belajar meliputi sejumlah unsur yang relevan bagi lahirnya dan bertahannya motivasi itu. Di antara unsure itu ada yang bersifat internal dan mental, ada pula yang bersifat eksternal.

Aneka unsur internal dan mental yang akan diuraikan meliputi enam topik, yaitu kebutuhan dan motivasi; harapan akan sukses dan motivasi; keadaan terangsang dan motivasi; pencarian sebab dan motivasi;

(19)

8

kaitan antara keberhasilan dan keyakinan tentang kemampuan; serta kesimpulan bagi tenaga pengajar.

Sedangkan unsur eksternal yang memengaruhi kadar motivasi belajar siswa yang diatur sedemikin rupa sehingga berdampak positif seperti resiko yang melekat pada tugas belajar tertentu; suasana di dalam kelas; harapan tenaga pengajar terhadap siswa; berbagai tindakan instruksional untuk untuk membangkitkan motivasi belajar.

5. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1990:3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peneliti, guru, dan peserta didik.

1. Bagi peserta didik

Peserta didik dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam mata pelajaran matematika terhadap posisi tempat duduk peserta didik.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dalam melihat berbagai masalah yang ada di pendidikan.

3. Bagi guru

a. Guru dapat memberikan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(20)

9

b. Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

c. Dapat membantu guru dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar dengan melihat motivasi eksternal salah satunya posisi tempat duduk.

(21)

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Belajar

Menurut Natawijaya (1997:1), belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penelitian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan yang terhadap dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam bergai aspek kehidapan atau pengalaman terorganisir.

Menurut Thursan Hakim (2005:1), mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam kualitas tingkah laku seperti peningkatan kecapaian, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya piker dan kemapuan.

Menurut Heri Rahyubi (2014:3) belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar adalah proses transformasi ilmu guna memeroleh kopetensi, keterampilan, dan sikap untuk membawa perubahan yang lebih baik. Sedangkan kegiatan pembelajaran merupakan suatu system dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

(22)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, menurut peneliti definisi belajar adalah proses perubahan pengetahuan dan perilaku seseorang berdasarkan perilaku yang diperolehnya.

B. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1990:3) hasil belajar siswa pada dasarnya mencakup perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Belajar kognitif dibagi menjadi beberpa tipe hasil belajar:

a. Tipe hasil belajar: Pengetahuan

Pengetahuan yang dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Tipe hasil belajar ini termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat dasr untuk tipe hasil belajar berikutnya. b. Tipe hasil belajar: Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman adalah menerapkan sesuatu yang sudah didapat untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Misalnya menjelaskan sesuatu dengan kalimatnya sendiri dari yang dibaca atau didengarnya, member contoh lain dari contoh yang sudah disebutkan sebelumnya.

c. Tipe hasil belajar: Aplikasi

Tipe hasil aplikasi adalah penggunaan ide, teori atau petunjuk teknis yang sudah didapat lalu dipraktekkan atau diterapkan pada situasi nyata yang baru.

(23)

d. Tipe hasil belajar: Analisis

Tipe hasil analisis adalah tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari tipe hasil belajar sebelumnya dan berhubungan dengan hasil belajar sebelumnya. Pada tipe hasil belajar ini seseorang diharapkan mempunyai kemampuan menangkap pemahaman dengan baik dan dapat memahami proses, car kerja dan memahami sistematikanya.

e. Tipe hasil belajar: Sintesis

Tipe hasil sintesis adalah menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Seseorang yang memiliki pikiran sintetis adalah seseorang yang berpikir secara divergen atau bercabang. Seseorang yang memiliki pemikiran tersebut biasanya pemecahan masalah atau jawabannya belum dapat dipastikan.

Berpikir sintetis merupakan salah satu jalan untuk membuat orang menjadi kreatif. Berfikir kreatif merupakan salah satu hasil yang ingin dicapaik dalam pendidikan karena seseorang dengan berpikir tersebut dapat menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreativitas juga dilakukan dengan berpikir secara divergen.

f. Tipe hasil belajar: Evaluasi

Tipe hasil belajar evaluasi adalah penilaian terhadap sesuatu yang dapat diamati dari segi tujuan, cara kerja dan

(24)

lain-lain. Pada tipe ini diperlukan kriteria atau standar tertentu agar dalam penilaian terdapat suatu patokan untuk member evaluasi.

Dapat disimpulkan bahwa dalam hasil belajar kognitif dibagi menjadi beberapa tipe hasil belajar. Tipe-tipe hasil belajar tersebut merupakan tahap-tahapan dari seseorang ketika menerima pengetahuan dari dasar hingga tahapan yang paling tinggi. Tahapan-tahapan tersebut saling memengaruhi satu dengan yang lain.

Hasil belajar dengan ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar ini dapat diamati dari segi tingkah laku siswa seperti disiplin, motivasi belajar, menghargai sesame dan guru dan sebagainya. Selain itu dapat diamati pula dari segi perasaan, minat, keinginan dan lain-lain. Jadi guru falam proses pembelajaran tidak hanya melihat nilai siswa saja namun sikap siswa juga.

Hasil belajar psikomotoris dapat diamati dari segi keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini berhubungan dengan keterampilan seseorang setelah ia mendapat pengalaman belajarnya. Misalnya, siswa dapat member contoh lain selain yang sudah disebutkan oleh guru. Jadi guru dapat melihat hasil belajar dengan mengamati ketrampilan siswa setelah mendapat pengalaman belajar tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mengamati hasil belajar siswa dalam bidang kognitif yaitu tentang pengetahuan yang mencakup beberapa tipe hasil belajar.

(25)

Penilaian hasil belajar menurut Nana Sudjana (1990) dapat dibedakan menjadi penilaian tes dan penilaian non tes. Penilaian tes tersebut dapat dibagi menjadi penilaian tes secara lisan, penilaian tes secara tertulis (tes dilakukan dengan tulisan) dan penilaian tes tindakan (dapat diamati dari bentuk tindakan siswa). Sedangkan penilaian bukan non tes meliputi observasi, kuesioner, wawancara dan lain-lain. Jadi dalam penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi penilaian tes dan penilaian non tes. Kedua penilaian tersebut saling berpengaruh dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

C. Motivasi Belajar

Menurut Iskandar Agung (2010:38) sejumlah hal dapat menjadi pedoman atau acuan bagi guru untuk membangkitkan perhatian dan motivasi peserta didik, antara lain:

1. mengkaji rancangan dan persiapan bahan ajar dan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan;

2. merancang cara yang akan digunakan dalam membangkitkan perhatian dan memotivasi siswa;

3. merancang penggunaan gaya bahasa yang sederhana, segar, komunikatif dan tidak monoton agar bahan ajar yang diberikan tidak membosankan dan mudah dicerna oleh siswa;

4. merancang penciptaan suasana interaksi belajar mengajar yang luwes dan bersahabat antara guru dengan peserta didik;

(26)

5. merancang bentuk pertanyaan yang bersifat membimbing (direction question) dengan sedapat mungkin memunculkan rasa keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan;

6. merancang dan menentukan bentuk verbal atau non verbal terhadap siswa yang memperlihatkan perhatian dan motivasi peserta didik; 7. merancang tugas yang dapat membangkitkan perhatian dan motivasi peserta didik.

Sedangkan menurut Sudjana (2011: 61) aspek dalam motivasi belajar yaitu:

1. minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran;

2. semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajar;

3. tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya; 4. reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan; 5. rasa senang siswa dan puas dalam mengerjakan tugas yang

diberikan.

Sardiman (2009:83) menjelaskan indikator-indikator di atas dapat digunakan oleh guru sebagai indikator yang mendukung untuk mendorong siswa yang sedang belajar agar tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, selalu merasa ingin membuat prestasinya semakin meningkat. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Menurut Hamzah B. Uno (2012:23) motivasi belajar timbul karena dua faktor, yaitu motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik ,

(27)

berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita- cita, sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas aktifitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Menurut Hamzah B. Uno (2012:23) Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. adanya hasrat dan keinginan berhasil;

2. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3. adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4. adanya penghargaan dalam belajar;

5. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;

6. adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan sesorang dapat belajar dengan baik

Hamzah B. Uno (2012:9 ) menjelaskan isi dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik, yaitu sebagai berikut:

Motivasi Intrinsik:

1. penyesuaian tugas dan minat; 2. perencanaan yang penuh variasi; 3. umpan balik atas respon siswa;

(28)

5. kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaanya.

Motivasi ekstrinsik berisi:

1. penyesuaian tugas dengan minat; 2. perencanaan yang penuh variasi; 3. respons siswa;

4. kesempatan peserta didik yang aktif;

5. kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaanya; 6. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Fungsi motivasi menurut Hamalik (2001:161) sebagai berikut;

a. Mendorong timbulnya melakukan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan

perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Hamalik (2001:159) motivasi memiliki dua komponen, yaitu:

1. komponen dalam (inner component) ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas dan ketegangan psikologis; 2. komponen luar (outer component) ialah yang diinginkan

(29)

ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujan yang hendak dicapai.

Menurut Hamalik (2001:159) “Nilai motivasi dalam pengajaran adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru membangkitkan motivasi belajar murid”.

Dalam garis besarnya menurut Hamalik (2001:159) motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut;

a. Motivasi menentukan tingkat berhasilnya atau gagalnya perbuatan belajar murid. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

b. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan. Dorongan motif dan minat. Ada pada murid, pengajaran yang demikian sesuai dengan tuntunan demokrasi dalam pendidikan.

c. Pengajaran yang bermotivasi menurut kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar murid-muridnya memiliki self motivation yang baik.

d. Berhasil atau gagalnya membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam pengajaran erat pertaliannya dengan pengaturan disiplin

(30)

kelas. Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnyamasalah dalam disiplin dalam kelas.

e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari pada asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam pengajar buku saja melengkapi prosedur mengajar tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian penggunaan asas motivasi adalah sangat esensial dalam proses belajar mengajar D. Hubungan Secara Teoritis Antara Motivasi Belajar dan Hasil Belajar

Menurut Sudirman (2012:85) pada buku Interaksi dan Motivasi

belajar Mengajar bahwa hasil belajar akan menjadi baik ketika ada

motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan berhasil juga pelajaran tersebut. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan keadaan tingkatan usaha belajar bagi para siswa. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena didorong oleh motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik pula. Jadi dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik.

(31)

E. Materi Perbandingan 1. Teori dan Rumus

a. Gambar Berskala

Jika gambar dengan keadaan yang sebenarnya dan memliki bentuk yang sesuai maka gambar itu dibuat dengan perbandingan tertentu yang disebut dengan skala.

Rumus:

Keterangan: S = Skala

Up = Ukuran pada peta Us = Ukuran sebebenarnya

Istilah skala sering kita jumpai kalau kita membuka peta/atlas.

Gambar 2.1 Skala Peta Pulau Bali Jika pada peta tertulis skala 1 : 5.000.000 berarti:

 1 cm pada peta mewakili 5.000.000 cm jarak yang sebenarnya, atau

(32)

 1 cm pada peta mewakili 50.000 m jarak yang sebenarnya, atau

 1 cm pada peta mewakili 50 km jarak yang sebenarnya. Skala adalah perbandingan ukuran pada gambar (cm) dengan ukuran sebenarnya (cm). Tampak bahwa skala menggunakan satuan cm untuk dua besaran yang dibandingkan. Perlu diingat bahwa 1 km = 1.000 m = 100.000 cm.

b. Menyederhanakan Perbandingan

Untuk dua besaran sejenis a dan b dengan m adalah FPB dari a dan b maka:

Rumus:

c. Perbandingan Senilai

Misalkan terdapat dua besaran A = {a1, a2, a3, …, an} dan B = {b1, b2, b3, …, bn} yang berkorespondensi satu-satu maka A dan B disebut berbanding senilai. Jika untuk ukuran A semakin semakin besar maka ukuran B juga semakin besar.

Menyelesaikan perbandingan senilai:

Hasil kali silang Perbandingan senilai

A B

(33)

d. Perbandingan Berbalik Nilai

Missal terdapat dua besaran A = {a1, a2, a3, …, an} dan B = {b1, b2, b3, …, bn} yang berkorespondensi sattu-satu maka A dan B disebut berbalik nilai jika ukuran A semakin besar tetapi B semakin kecil.

Menyelesaikan perbandingan berbalik nilai:

Hasil kali silang Perbandingan berbalik nilai

2. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Perbandingan dalam kehidupan sehari-hari misalnya:

a) Untuk menghitung banyak barang dengan jumlah harganya.

b) Untuk menghitung banyak liter bensin dengan jarak yang ditempuh sebuah kendaraan.

c) Untuk menentukan jumlah bunga tabungan dengan lama menabung.

d) Untuk menghitung jumlah kaleng cat dan luas permukaan yang bisa di cat.

e) Untuk menghitung banyaknya pekerja dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan (untuk pekerjaan yang sama).

f) Untuk menghitung kecepatan kendaraan dengan waktu tempuhnya (untuk jarak yang sama).

(34)

g) Untuk menghitung banyaknya ternak dan waktu untuk menghabiskan makanan tersebut (untuk jumlah makanan ternak yang sama)

h) Dan masih banyak lagi aplikasi lainnya. 3. Contoh dan Pembahasan

1) Tinggi badan Duta 160 cm, tinggi badan Dita 120 cm dan tinggi badan Deta 60 cm. Tentukan perbandingan tinggi mereka!

Gambar 2.2 Tinggi Badan Orang

Penyelesaian:

 Perbandingan tinggi badan Duta dan Dita = 160 cm:120 cm = 160:120 = 4:3

 Perbandingan tinggi badan Dita dan Deta = 120 cm:60 cm = 120:60 = 2:1

 Perbandingan tinggi badan Duta dan Deta = 160 cm:60 cm = 160:60 = 8:3

2) Usia Ayah 45 tahun dan usia ibu 40 tahun, sedangkan usia Adi 15 tahun serta usia Avi 10 tahun. Tentukan perbandingan usia mereka! Penyelesaian:

 Perbandingan usia Ayah dan Ibu = 45 tahun : 40 tahun = 45 : 40 = 9 : 8

(35)

 Perbandingan Usia Adi dan Avi = 15 tahun : 10 tahun = 15 : 10 = 3 : 2  Perbandingan usia Ayah dan Adi =

45 ahun : 15 tahun = 45 : 15 = 3 : 1

3) Sebuah model pesawat terbang panjang badannya 18 cm, lebar sayapnya 12 cm. Jika lebar sayap pesawat sesungguhnya 8 m, berapakah panjang badan pesawat sesungguhnya?

Gambar 2.3 Skala Ukuran Pesawat

Penyelesaian:

p = p = 12 meter Jadi, panjang pesawat sesungguhnya adalah 12 meter

4) Sebuah panti asuhan mempunyai persediaan beras yang cukup untuk 35 anak selama 24 hari. Berapa hari beras itu akan habis jika penghuni panti asuhan bertambah 5 anak?

(36)

Penyelesaian: Diketahui :

:

Ditanyakan : Berapa banyak anak jika penghuni panti asuhan bertambah 5 anak?

Jawab : Banyak anak bertambah dan banyak hari berkurang, maka menggunakan perbandingan berbalik nilai

35 40p = 35 x 24 40p = 840 P = P = 21

Jadi, untuk 40 anak berasakan habis dalam waktu 21 hari

5) Sebuah gedung bertingkat tampak dari depan lebarnya 20 meter dan tingginya 60 meter. Jika tinggi gedung pada model adalah 12 cm, berapakah lebar gedung pada model ?

Penyelesaian: L = L = 4 cm Jadi, lebar gedung pada model adalah 4 cm

Banyak anak Banyak hari

35 24

(37)

F. Penelitian Lain yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Jurnal yang berjudul Pengaruh Motivasi Belajar Dan Metode

Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMP

PGRI 16 Brangsing Kabupaten Kendal Tahun 2015. Pada jurnal

tersebut penulis jurnal ingin melihat metode pembelajaran yang digunakan oleh guru apakah sudah baik atau belum. Kemudian penulis juga melihat apakah metode pembelajaran tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi dan metode pembelajaran tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII.

2. Artikel yang berjudul Efek Posisi Tempat Duduk Peserta Didik

Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar Negeri Di

Kecamatan Talun Blitar oleh Nita Agustina Mustofa, dkk, pada Tahun

2017. Dari artitel tersebut penulis artikel ingin melihat tingkat prestasi belajar peserta didik yang duduk di posisi depan, posisi tengah, dan posisi belakang. Selain itu penulis juga ingin mengetahui perbedaan prestasi belajar peseta didik yang duduk di posisi depan, posisi tengah, dan posisi belakang. Pada artikel tersebut dapat disimpulkan tingkat prestasi dan perbedaan prestasi belajar yang duduk di posisi depan, posisi tengah, dan posisi belakang dalam kategori sedang.

(38)

3. Skripsi yang Berjudul Kenyamanan Belajar Siswa Di Kelas IV SD

Negeri Se-Kecamatan Pakualaman Tahunajaran 2014/2015 Oleh

Luthfiana Ambarsari pada Tahun 2015. Di skripsi tersebut peneliti

ingin melihat kenyamanan belajar siswa SD tersebut dengan kondisi di lingkungan dalam dan luar bagaimana. Pada skripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa siswa yang nyaman dan tidak nyaman belajar di kelas. Sebagai kondidi lingkungan yang di dalam maupun yang di luar kelas masih ada yang kurang baik. Faktor yang membuat siswa tidak nyaman belajar di kelas adalah kondisi lingkungan dalam dan luar kelas.

G. Kerangka Berpikir

Setiap orang pasti memerlukan pendidikan. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan setiap orang. Pendidikan yang didapat salah satunya adalah si tingkat Sekolah Menengah Pertama melalui pembelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang diperoleh dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama adalah mata pelajaran matematika. Matematika adalah mata pelajaran yang menggunakan operasi berhitung dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol matematis. Di dalam proses pembelajaran siswa diberikan motivasi-motivasi. Siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan mendapatkan hasil belajar yang baik.

(39)

Memberikan motivasi kepada siswa dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Dari hasil observasi menuinjukkan bahwa memotivasi siswa masih dikatakan rendah. Hanya beberapa siswa yang mendapatkan motivasi. Rendahnya memotivasi siswa membuat semangat belajar siswa dan hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan. Diperlukannya suatu tindakan terhadap siswa untuk mendapatkan semangat belajar dan hasil belajar.

Tindakan yang dirasa sesui untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah tindakan memberikan motivasi dan merubah posisi tempat duduk siswa. Memberikan motivasi secara menyeluruh bisa meningkatkan semangat siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Sedangkan merubah posisi tempat duduk siswa sebagai upaya siswa mempunyai suasana lebih baru dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan uraian dari paragraph sebelumnya, peneliti berinisiatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh satu faktor, yaitu faktor kondisi lingkungan pembelajaran berupa merubah posisi tempat duduk siswa seperti yang dikemukakan oleh Ali Imron. Jika kondisi lingkungan belajar mendukung dalam pembelajaran maka motivasi belajar siswa juga akan meningkat. Secara teoritis jika motivasi belajar meningkat maka hasil belajar siswa pun meningkat. Peneliti berharap dengan adanya pemberian faktor tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan akan berpengaruh juga terhadap meningkatnya hasil belajar siswa.

(40)

29 BAB III Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang menguraikan teori secara sistematis (bukan hanya sekedar pendapat para pakar atau penulis buku) dan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Penelitian kuantitatif berarti semua data yang diperoleh dapat dirangkum, di analisis dan diolah secara statistik. Peneliti akan mendeskripsikan pengaruh posisi tempat duduk siswa terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Data kualitatif dapat diperoleh melalui observasi, wawancara, dan mengedarkan intrumen angket. Data kuantitatif dapat diperoleh melalui hasil belajar dan hasil angket.

B. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah 21 siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun akademik 2019/2020.

C. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah proses pembelajaran dan kemampuan siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun akademik 2019/2020.

(41)

D. Bentuk Data

1. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dengan melihat hasil belajar siswa melalui hasil pretest dan postest dari materi perbandingan.

2. Data Motivasi Belajar Siswa

Data motivasi belajar diperoleh melalui observasi yang berupa catatan peneliti dan dokumentasi ketika proses pembelajaran. Selain itu, data motivasi belajar juga berupa wawancara dan angket tentang motivasi belajar untuk mendukung data dari hasil observasi.

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Wedi kelas VII semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 dan pengambilan data berlangsung pada awal bulan Januari 2020 sampai awal bulan Februari 2020.

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui: a. Observasi

Obsevasi dilakukan ketika berlangsungnya proses pembelajaran matematika di dalam kelas yang akan diteliti dan pengamatan ini dilakukan melalui pengamatan langsung dan akan didokumentasikan. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas sebelum di ubah posisi tempat duduknya dan sesudah di ubah posisi tempat duduknya.

(42)

b. Pemberian angket

Pemberian angket dilakukan untuk mencari pengaruh posisi tempat duduk siswa terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Angket berisi beberapa pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari subyek yang akan diteliti.

c. Pemberian tes

Tes dilakukan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap bembelajaran yang sudah diterima sampai sejauh mana. Kegiatan tersebut dilakukan ketika materi satu bab sudah selesai.

d. Wawancara

Wawancara digunakan untuk melengkapi data yang sudah didapat melalui observasi dan pemberian angket tentang pengaruh posisi tempat duduk siswa terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa di SMP Pangudi Luhur Wedi.

2. Instrument pengumpulan data

Instrument pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Penilaian yang dilakukan peneliti di awal yaitu melakukan observasi atau mengamati tindakan di dalam kelas secara langsung dan dicatat dalm lembar observasi.

(43)

Tabel 3.1 Tabel Observasi Siswa

No Aspek yang diamati Pernyataan Keterangan

Ya Tidak

1. Siswa siap dalam memulai pelajaran (mempersiapkan buku pelajaran matematika)

2. Siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika 3. Siswa bertanya

kepada guru atau teman sebangku jika mengalami kesulitan 4. Siswa memperhatikan

guru saat guru menyampaikan materi pembelajaran matematika 5. Siswa tidak beraktivitas lain selain memperhatikan guru menjelaskan materi 6. Siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika 7. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru

b. Lembar angket

Lembar angket diberikan kepada setiap siswa untuk mengetahui motivasi belajar dalam pembelajaran matematika. Berikut ini adalah kisi-kisi angket tentang motivasi belajar siswa:

(44)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket A. Pertanyaan yang termasuk ke dalam motivasi intrinsic

No Indikator Sub Indikator Nomer Angket

1 Mengetahui persiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika

Mempersiapkan buku pelajaran matematika dan perlengkapan lainnya

1,11 Menjaga sikap ketika guru sudah mulai

masuk kelas dan memulai pembelajaran

5,12 Memerhatikan guru yang di depan 2,9 Mempersiapkan diri sebelum menghadapi ulangan atau kuis

4,7 2 Mengetahui sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika di dalam kelas

Bertanya dengan guru atau teman jika ada materi yang belum paham

3,8 Sikap ketika dihadapkan dengan

permasalahan dari soal

10,14 Memerhatikan guru ketika guru sedang

menjelaskan materi

6,16 Mengerjakan Ulangan Harian atau Ujian

lainnya 13,15 3 Mengetahui sikap siswa dalam menghadapi pelajaran matematika ketika di rumah

Mengulang materi yang diperoleh dari sekolahan

17,20

B. Pertanyaan yang termasuk kedalm motivasi ekstrinsik 4 Mengetahui sikap

siswa terhadap pelajaran matematika

Pengaruh dari lingkungan (teman) terhadap pelajaran matematika

22

Sikap siswa untuk memperoleh nilai matematika yang baik

24 5 Mengetahui reaksi siswa terhadap pelajaran matematika

Pengaruh buku panduan seperti LKS atau Buku Paket terhadap siswa

19 Tindakan siswa terhadap nilai jelek dan

baik 18,21 6. Mengetahui sikap siswa terhadap perubahan tempat duduk

Sikap siswa terhdap pelajaran matematika sebelum posisi tempat duduk berubah

23 Sikap siswa terhadap pelajaran

matematika setelah posisi tempat duduk berubah

(45)

Setiap pilihan jawaban angket memiliki skor yang berbeda. Perbedaan skor tersebut dapt dilihat dari kriteria penyataan menurut skala likert:

i. Untuk pernyataan yang bersifat negatif

1= Sangat Setuju, 2= Setuju, 3= Tidak Setuju, 4= Sangat Tidak Setuju.

ii. Untuk pernyataan yang bersifat positif

1= Sangat Tidak Setuju, 2= Tidak Setuju, 3= Setuju, 4= Sangat Setuju.

Tabel 3.3 Pernyataan Angket

Pernyataan Negatif Pernyataan Positif

7, 3, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 20, 24, 25 2, 4, 1, 8, 5, 6, 10, 13, 17, 18, 19, 21, 22, 23

Tabel 3.4 Skor Tiap Pernyataan Pernyataan Negatif Penyataan Positif Sangat Setuju = 1

Setuju = 2 Tidak Setuju = 3 Sangat Tidak Setuju = 4

Sangat Setuju = 4 Setuju = 3 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 1

c. Lembar tes

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Soal N o Kompetensi Dasar Indikator Soal Jumlah Soal

Nomor Soal Tuntut an Pil. Gan Uraian

Soal Pre Test 1 3.7 Menjelaskan rasio dua besaran (satuannya sama Menentukan konsep perbandingan 4 1, 2, 3, dan 4 C1

(46)

dan berbeda). 2 4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda). Menggunkan konsep perbandingan senilai dalam masalah nyata 3 1, 2, dan 3 C2 3 4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan berbalik nilai. Menyelesaika n masalah proporsi dengan perbandingan senilai 2 1 dan 2 C2 Menyelesaika n masalah proporsi dengan perbandingan berbalik nilai 1 4 C2

Soal Pos Test 4 3.7 Menjelaskan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda). Menentukan konsep perbandingan 3 1 1 dan 2 C2 Menentukan perbandingan dua besaran dengan satuan berbeda 2 2 dan 3 C2 5 3.8 Menganalisis perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan menggunakan tabel data, grafik dan persamaan. Menggunkan konsep perbandingan senilai dalam masalah nyata 2 4 dan 5 C2 Menggunakan tabel dalam menyelesaika n masalah nyata 2 7 dan 10 C3 6 4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan rasio dua besaran (satuannya sama Menyelesaika n masalah perbandingan dan skala 1 3 C2 Menggunakan

konsep skala 2 6 dan 9

(47)

dan berbeda). 7 4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan berbalik nilai. Menyelesaika n masalah proporsi 2 4 dan 5 C2 Menggunakan konsep perbandingan berbalik nilai dalam masalah nyata. 1 8 C2 d. Lembar wawancara

Subyek yang akan di wawancara adalah siswa-siswa yang kelasnya sudah diteliti dan dipilih secara acak. Langkah ini dilakukan setelah siswa telah mengisi angket. Wawancara digunakan untuk memperkuat dari hasil angket yang telah dikerjakan oleh siswa-siswi. Sebelum melakukan wawancara, peneliti membuat kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara A. Pertanyaan Terkain Angket

No. Indikator Sub. Indikator No. Angket

1 Mengetahui konsisten jawaban siswa

Penyebab siswa tidak konsisten terhadap jawaban

1 B. Pertanyaan Terkait Hasil Belajar

2 Mengetahui proses siswa menyelesaikan soal

Langkah-langkah dalam mengerjakan soal latihan

4, 5, 6 Sikap siswa ketika mengerjakan soal

dan sebelum mengerjakan soal

2, 3 C. Pertanyaan Terkait Posisi Tempat Duduk

3 Mengetahui sikap siswa terkait posisi tempat duduk

Posisi tempat duduk memengaruhi motivasi belajar

9 Posisi tempat duduk memengaruhi

hasil belajar matematika

10 Merasa nyaman/ tidak nyaman dengan posisi tempat duduk

(48)

G. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Instrumen

Sugiyono (2014:125-130)membedakan jenis uji validitas instrument menjadi 3 jenis yaitu uji validitas instruksi, uji validitas isi, dan uji validitas eksternal. Jenis uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalaha uji validitas konstruksi. Dengan instrument berupa kuesioner dan wawancara, pengujian validitas dapat dilakukan dengan melalui pendapat ahli setelah dikontruksikan mengenai aspek yang diukur dengan berdasarkan pada teori tertentu. Kisi-kisi yang telah disusun, dapat membantu proses pengujian validitas yang dikonsultasikan kepada ahli.

Untuk menentukan validitas angket motivasi belajar siswa, peneliti menggunakan teknik korelasi product-moment dari Person sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

= banyaknya siswa = skor butir

(49)

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:180) interprestasi terhadap nilai koefisien korelasi digunakan kriteria Nurgana

(Ruseffendi, 1994:144) beerikut ini: Tabel 3.7 Koefisien Korelasi

Nilai r Interprestasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

2. Uji Reliabilitas Intrumen

Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2013:180). Reliabilitas instrument pada penelitian ini diperoleh dengan mengolah data hasil uji coba instrument angket dengan menggunakan rumus Alpha.

Rumus mencari variansi

Keterangan :

= banyaknya butir soal

= jumlah variansi skor tiap item = variansi skor total

(50)

Interpretasi nili mengacu pada pendapat Guilford (Ruseffendi, 1991b:191) dalam Asep Jihad dan Abdulah Haris (2013:181):

Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Reliabilitas Interpretasi Koefisien Realibilitas

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

3. Uji Coba Instrumen

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian kepada subyek, peneliti lebih dulu menguji lembar instrument yaitu angket motivasi belajar kepada subyek lain yang setara dengan subyek penelitian. Uji coba angket dilaksanakan pada hari Jumat, 22 November 2019 di kelas VII B

i. Uji validitas

Butir validitas angket dikatakan valid jika

. Berikut hasil perhitungan validitas uji coba

angket motivasi belajar kelas VII B.

Tabel 3.9 Uji Validitas Angket Motivasi Belajar

Butir Soal Keterangan

1 0,615 Valid 2 0,573 Valid 3 0,520 Valid 4 0,412 Valid 5 0,418 Valid 6 0,573 Valid 7 0,401 Valid 8 0,071 Tidak Valid

(51)

9 0,117 Tidak Valid 10 0,571 Valid 11 0,620 Valid 12 0,585 Valid 13 0,446 Valid 14 0,415 Valid 15 0,405 Valid 16 0,523 Valid 17 0,662 Valid 18 0,499 Valid 19 0,463 Valid 20 0,106 Tidak Valid 21 0,675 Valid 22 0,781 Valid 23 0,733 Valid 24 0,514 Valid 25 0,402 Valid

Berdasarkar tabel di atas, terlihat bahwa ada tiga butir soal yang tidak valid.

ii. Uji realibilitas

Uji reliabilitas pada instrument dilakukan untuk mengetahui apakah instrument dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang konsisten. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas, reliabilitas angket motivasi belajar siswa kelas VII B adalah 0,88379

4. Analisis Instrumen Angket

Peneliti menggunakan skala Pendekatan Sturges (Zainal Mustafa,2009) untuk menganalisis kriteria motivasi belajar siswa. Kriteria dalam skala likert dibagi menjadi tika, yaitu rendah (R), sedang (S), dan tinggi (T).

(52)

Skor Maksimum = 25 x 4 = 100 Skor Minimum = 25 x 1 = 25 Range (jarak) = 100 – 25 = 75 Banyak kategori = 3

Interval setiap kategori adalah :

Jadi skor untuk setiap kategori dapat dilihat tabel di bawah ini. Keterangan :

A = skor minimum yang diperoleh B = skor maksimum yang diperoleh Kriteria ditentukan sebagai berikut:

Tabel 3.10 Skala Pendekatan Sturges (Zainal Mustafa,2009)

Kriteria Interval

Rendah (R)

Sedang (S)

Tinggi (T)

5. Analisis Hasil Belajar

Penelitian menganalisis hasil belajar siswa dengan melihat nilai siswa yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh guru mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil belajar siswa tersebur, peneliti menganalisis dengan membagi siswa berdasarkan kriteria hasil belajar untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan oleh guru yaitu

(53)

perbandingan. Kriteria hasil belajar dirumuskan menurut Eko Putro Widoyoko (2009:238). Berikut pedoman kriteria hasil belajar siswa:

Tabel 3.11 Kriteria Hasil Belajar

Rumus Klasifikasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Keterangan:

(rerata ideal) = (skor maksimum ideal + skor minimum ideal)

(simpangan baku ideal) = (skor maksimum ideal-skor minimum

ideal)

= skor empiris

H. Prosedur pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan

Saat melaksanakan penelitian, ada beberapa prosedur sebelum melakukan penelitian, yaitu :

1. Persiapan dan Perencanaan

Berikut merupakan persiapan peneliti dalam melaksanakan penelitian: a. Menyususn instrument yang akan digunakan pada saat

melaksanakan penelitian dan mevalidasi kepada pakar

b. Membuat surat izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut c. Membuat kesepakatan dengan guru Waka Kurikulum dan guru

mata pelajaran mengenai kelas dan waktu yang akan digunakan untuk penelitian.

(54)

2. Pelaksanaan a. Observasi

Saat melaksanakan observasi peneliti mengamati kelas yang akan dijadikan subyek penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati keadaan kelas ketika pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilaksanakan sebelum posisi tempat duduk diubah dan setelah di ubah.

b. Tes tertulis

Tes tertulis diberikan sebanyak dua kali, yaitu pretest dan

posttest. Pretest dilaksanakan ketika materi setengah bab sudah

dipelajari. Sedangkan postest bisa disebut dengan ulangan harian. c. Pemberian angket

Setelah melaksankan observasi dan tes tertulis maka peneliti membagikan angket kepada siswa-siswi yang dijadikan subyek penelitian.

d. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah pemberian angkat. Subyek yang akan diwawancarai dipilih dua perwakilan siswa secara acak dari tiap kriteria pada motivasi belajar. Selain itu peneliti juga melihat dari hasil angket yang telah diberikan, yaitu berupa tidak konsisten jawaban siswa.

(55)

44 Papan Tulis Meja Guru P i n t u 24 19 23 20 22 21 18 13 17 14 16 15 12 7 11 8 10 9 6 1 5 2 4 3 BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISI DATA, DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian dan Deskripsi Data

1. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian ini pada awal bulan Januari tahun 2020 sampai awal bulan Februari tahun 2020 di SMP Pangudi Luhur Wedi dengan subyek 21 siswa kelas VII B yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Kelas VII B mendapatkan mata pelajaran matematika tiga kali dalam satu minggu, yaitu pada hari selasa, rabu, dan kamis.

Pada kelas VII B ini wali kelas mengubah posisi tempat duduk siswa setiap seminggu sekali. Hal tersebut dikarenakan agar pembelajaran setiap minggunya tidak monoton. Wali kelas dalam mengubah posisi tempat duduk menggunakan metode mengular. Jadi posisi tempat duduk bergeser satu kursi ketika berubah. Posisi tempat duduk ini bergeser ke belakang, ke samping kanan, ke depan atau ke samping kiri. Tergantung pada posisi awal tempat duduk sisiwa.

(56)

Papan Tulis Meja Guru P i n t u 24 19 23 20 22 21 18 13 17 14 16 15 12 7 11 8 10 9 6 1 5 2 4 3

Peta di atas merupakan denah posisi tempat duduk dengan metode mengular yang digunakan di kelas VII B. Tetapi, karena siswa di kelas VII B berjumlah 21 siswa maka ada 3 bangku yang dikosongkan. Wali kelas menggunakan metode mengular agar semua siswa dapat merasakan motivasi ketika tempat duduknya berada di depan, belakang, di samping kiri atau kanan. Dengan demikian siswa juga memperoleh perlakuan yang adil dalam posisi tempat duduk, karena tidak memandang bulu. hal tersebut dapat memengaruhi siswa jika siswa berada di bagian bangku depan, karena dapat fokus pada pembelajaran, hal ini dikemukakan oleh guru-guru mata pelajaran dan wali kelas VII B.

Posisi tempat duduk saat awal mulai pembelajaran di semester genap tanggal 6 Januari 2020 – 15 Januari 2020 masih belum berubah, dan diubah setelah siswa diberikan soal pre-test pada tanggal 15 Januari 2020. Pada tanggal 16 Januari – 30 Januari posisi tempat duduk siswa mulai diubah setiap pelajaran matematika.

(57)

Papan Tulis Meja Guru P i n t u 17 12 16 13 15 14 11 6 10 7 9 8 5 24 4 1 3 2 23 18 22 19 21 20

Gambar 4.3 Denah Posisi Tempat Duduk Akhir Siswa

Langkah pertama dalam penelitian, peneliti mengambil data dengan melakukan beberapa tahap, yaitu:

1. Observasi

Observasi dilaksanakan sebanyak tiga kali, yaitu pertama peneliti melakukan observasi tentang tindakan siswa sebelum dirubah posisi tempat duduknya. Observasi pertama dilaksanakan pada tanggal 22 November 2019 dan pada tanggal 6 Januari 2020 sampai 14 Januari 2020. Observasi kedua, peneliti mengobservasi tindakan siswa saat diberikan soal

Pre-test, pada tanggal 15 Januari 2020 yaitu tindakan negatif seperti

mencontek teman sebangku/bekerjasama dengan teman sebangku. Observasi ketiga, peneliti mengobservasi tindakan siswa setelah dirubah posisi tempat duduknya dan saat diberikan soal Pos-test pada tanggal 30 Januari 2020. Tindakan-tindakan yang menjadi pengamatan peneliti yaitu

(58)

tindakan siswa dalam mengerjakan soal atau berdiskusi dalam mengerjakan soal-soal latihan dengan teman sebangku atau teman yang ada di depan, belakang atau samping. Namun, ada siswa yang ketika diberikan latihan soal dia hanya mengerjakan sendiri saja entah karena tidak nyaman dengan teman sebangku atau karena malu untuk bertanya keteman sebangkunya atau teman sekitarnya. Pada observasi kedua dan ketiga, peneliti merubah posisi tempat duduk siswa dengan bantuan guru mata pelajaran matematika. Posisi tempat duduk diubah setelah pemberian soal Pre-test.

2. Pemberian Soal

Peneliti memberikan soal berupa Pre-test dan Pos-test pada materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai. Untuk soal

Pre-test diberikan pada tanggal 15 Januari 2020 ketika siswa

tempat duduknya belum dirubah. Sedangkan soal Pos-test diberikan pada tanggal 30 Januari 2020 ketika siswa tempat duduknya sudah dirubah dan soal Pos-test ini sebagai Ulangan Harian di Bab Perbandingan. Soal pre-test dan pos-test yang digunakan yaitu soal yang sudah tertera pada lampiran.

3. Pemberian Angket

Setelah pemberian soal Pos-test, peneliti melakukan uji instrumen angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan pengaruh posisi tempat duduk terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Sebelum angket diberikan kepada siswa, terlebih dahulu angket divalidasi oleh pakar dan di uji coba dengan subyek lain yang sekiranya setara dengan subyek penelitian, yaitu kelas VII A. Uji coba dilaksanakan pada 21 November 2019. Setelah diketahui instrument angket valid dan reliable,

Gambar

Gambar 2.1 Skala Peta Pulau Bali  Jika pada peta tertulis skala 1 : 5.000.000 berarti:
Gambar 2.2 Tinggi Badan Orang  Penyelesaian:
Gambar 2.3 Skala Ukuran Pesawat  Penyelesaian:                                                                                                                     p =                      p = 12 meter  Jadi, panjang pesawat sesungguhnya adalah 12 meter
Tabel 3.1 Tabel Observasi Siswa  No  Aspek yang diamati  Pernyataan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif, bertujuan untuk mengetahui perilaku yang dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga tentang

Dari penjelasan diatas daya tarik merupakan produk dari suatu daerah tujuan wisata, yang bersifat nyata (barang) maupun tidak nyata (jasa) yang dapat memberikan kenikmatan

Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah istilah generik yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang memancarkan dalam bentuk identitas ( khas ) nomor urut

Tesis ini mengkaji tentang keberadaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) didaerah, dalam rangka menegakkan Peraturan Daerah (Perda), khususnya Perda yang memuat

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Koperasi pada dasarnya mengandung dua unsur yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Karena koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana diketahui sistem itu

Hasil kegiatan menunjukkan capaian yang baik ditandai oleh berhasilnya, kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari : (1) penyuluhan dan koordinasi pada anggota dan

lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan ( outcome ) maupun indikator sasaran (