• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim untuk Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim untuk Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Diskusi Regional

Forum KTI

”Adaptasi Terhadap

Perubahan Iklim

untuk Pulau-Pulau Kecil

di Kawasan Timur Indonesia”

Lombok, 17-19 Oktober 2011

KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

(2)

Diskusi Regional

Forum KTI

”Adaptasi Terhadap

Perubahan Iklim

untuk Pulau-Pulau Kecil

di Kawasan Timur Indonesia”

Lombok, 17-19 Oktober 2011

(3)

”Robo, warga Desa Selmona, Kepulauan Aru, Maluku, beralih profesi dari nelayan menjadi petani rumput laut. Usaha ini kemudian membuahkan hasil yang layak untuk dirinya dan keluarga. Walaupun pada awalnya Robo beralih usaha karena kondisi melaut yang selalu berubah, apa yang dilakukannya sebenarnya merupakan satu bentuk adaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang berhasil. Perlu diketahui bahwa masyarakat pulau-pulau kecil ini juga adalah kelompok yang memiliki kearifan lokal dan motivasi yang paling kuat untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya”

Perubahan iklim berdampak luas terhadap jutaan masyarakat pulau-pulau kecil, yang terutama berprofesi sebagai nelayan pesisir. Mereka bergantung pada ekosistem yang amat rentan yang dengan perubahan kecil saja sudah berdampak besar: perubahan suhu air yang merusak terumbu karang, misalnya, akan memperparah kondisi buruk yang dilakukan manusia seperti polusi dan penangkapan ikan besar-besaran sehingga menurunkan populasi ikan. Perahu-perahu penangkap ikan juga mesti mesti menghadapi cuaca yang tidak menentu dan gelombang tinggi. Perubahan iklim juga sudah mengganggu mata pencaharian di banyak pulau.

Kerentanan pulau-pulau kecil terhadap dampak dari perubahan iklim disebabkan kemampuan adaptasi yang relatif terbatas, terutama karena sulitnya akses ke berbagai sarana dan prasarana pendukung. Berbagai ancaman yang mengintai pulau-pulau kecil di KTI antara lain kenaikan permukaan air laut, erosi pantai, intrusi air laut. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa minimal 8 dari 92 pulau-pulau kecil terluar yang merupakan perbatasan perairan Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan muka air laut.

Diskusi Regional Forum KTI adalah diskusi pembangunan yang bersifat tematik dan merupakan wadah bertukar solusi bagi para pelaku pembangunan yang bekerja untuk Kawasan Timur Indonesia. Diskusi dengan tema ”Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim untuk Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia” terlaksana atas kerja sama Yayasan BaKTI, Forum KTI dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, BAPPENAS, Dewan Nasional Perubahan Iklim dan Harian KOMPAS sebagai mitra media yang akan meliput dan menyebarluaskan kegiatan ini baik versi cetak maupun online.

Pengantar

Diskusi Regional Forum KTI

”Adaptasi Terhadap

Perubahan Iklim

untuk Pulau-Pulau Kecil

di Kawasan Timur Indonesia”

(4)

Perlu ada strategi adaptasi yang mencerminkan dinamika kehidupan masyarakat dan menjawab kebutuhan tingkat lokal. Adaptasi juga harus diintegrasikan dalam kerangka

pembangunan yang lebih luas dan bukannya dilihat sebagai sebuah tindakan yang terpisah. Berbagai pihak harus saling mendukung dan bekerja sama. Masyarakat (demand side) yang hidup di pulau-pulau kecil memiliki kearifan lokal dan motivasi yang kuat untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Di sisi lain, lembaga-lembaga pemerintah dan internasional (supply side) memiliki program dan sumber daya yang cukup untuk mendukung masyarakat dalam melakukan adaptasi. Kedua elemen ini harus dipertemukan untuk saling berbagi dan memahami, untuk pada akhirnya bekerja sama dalam mendukung masyarakat di pulau-pulau kecil melakukan adaptasi di lingkungannya.

Yayasan BaKTI sebagai organisasi yang bergerak di bidang pengelolaan pengetahuan mengadakan Diskusi Regional yang mengambil tema besar perubahan iklim dan hubungannya dengan pulau-pulau kecil dan terpencil di KTI. Kekuatan BaKTI adalah mempertemukan kedua belah pihak baik itu supply dan demand side agar bisa meningkatkan kesadaran dan memulai kerjasama dalam menangani isu-isu perubahan iklim di masa depan dan memungkinkan pengembangan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan.

1. Kegiatan ini merupakan pertemuan antara para pemangku kepentingan dari tingkat akar rumput dan daerah khususnya provinsi-provinsi kepulauan (Maluku, Maluku Utara, NTB, dan NTT) serta provinsi lain di Sulawesi dan Papua dengan lembaga-lembaga Pemerintah seperti Dewan Nasional Perubahan Iklim, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,

Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, dan mitra pembangunan internasional (donor), serta organisasi masyarakat sipil yang memiliki

program/tertarik untuk memulai program adaptasi perubahan iklim di Indonesia.

2. Development market place* menjadi titik berat dari

pelaksanaan seluruh mata acara di mana sisi demand dan supply dari isu adaptasi terhadap perubahan iklim dapat membicarakan peluang-peluang kerjasama.

3. Kegiatan diskusi akan dilakukan dalam bentuk pemaparan dari berbagai pihak (masyarakat,

kementerian terkait, mitra pembangunan internasional) secara setara dan seimbang tentang perubahan iklim, strategi adaptasi, pengalaman di masyarakat, serta komitmen pemerintah daerah.

4. Penyampaian materi diskusi dan tanggapannya akan dijalankan secara dinamis, menggunakan pendekatan appreciative inquiries dan proses kreatif dengan tujuan mendorong interaksi yang lebih aktif dan positif antar berbagai pihak.

Konsep acara

1. Meningkatkan pemahaman mengenai perubahan iklim secara umum dan dampaknya bagi penghidupan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil.

2. Meningkatkan pemahaman bahwa adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan bagian dari strategi pembangunan daerah dan bukan sebuah permasalahan tunggal dan terpisah.

3. Meningkatkan pemahaman mengenai bentuk komitmen dan keberpihakan pemerintah pusat, lembaga-lembaga terkait serta mitra internasional dalam mendukung adaptasi terhadap dampak perubahan iklim di pulau-pulau kecil.

4. Mempertemukan kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki inisiatif dan motivasi untuk melakukan adaptasi dengan lembaga pemerintah, lembaga internasional dan sektor swasta yang memiliki program dan sumber daya untuk mendukungnya. 5. Memperkenalkan metode convening people

yang dijalankan oleh Yayasan BaKTI sebagai media yang tepat untuk mempertemukan pihak-pihak yang terkait langsung dengan isu adaptasi untuk menghasilkan keluaran yang konkrit dan terukur.

1. Peningkatan pemahaman mengenai dampak perubahan iklim bagi penghidupan

masyarakat yang hidup di pulau-pulau kecil. 2. Peningkatan pemahaman mengenai

pembangunan daerah yang menyertakan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan dan sumber daya di dalamnya.

3. Peningkatan pemahaman mengenai program kerja dari kementerian, lembaga pemerintah dan internasional yang mendukung adaptasi terhadap dampak perubahan iklim di pulau-pulau kecil.

4. Terbukanya peluang bagi kelompok-kelompok masyarakat di pulau-pulau kecil untuk bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah, lembaga-lembaga internasional dan sektor swasta dalam melakukan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. 5. Dikenalnya pendekatan convening people

yang dijalankan oleh Yayasan BaKTI sebagai media yang tepat untuk menghasilkan keluaran yang konkrit dan terukur.

Keluaran yang

diharapkan

Tujuan Diskusi

Diskusi Regional Forum KTI ”Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

untuk Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia”

(5)

Development Market Place

Pameran 'Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Timur

Indonesia'

Peserta

Waktu dan Tempat

Waktu

Tempat

Pertemuan dan interaksi antar peserta dikemas dalam bentuk 'development market place', di mana sisi demand dan supply dari isu adaptasi bertemu dan membicarakan peluang-peluang kerjasama potensial. Kelompok masyarakat berkesempatan untuk mempresentasikan upaya-upaya kreatif yang telah mereka lakukan sebagai bagian dari adaptasi terhadap perubahan iklim dan bagaimana hal tersebut dapat diadopsi dan direplikasi di daerah lain. Sektor swasta akan memaparkan berbagai peluang produksi dan pemasaran produk-produk dari pulau-pulau kecil. Pemerintah Daerah dan Kementerian terkait akan berpeluang menyampaikan program dan rencana aksi mereka, serta memberi penjelasan bagaimana masyarakat dapat mengakses program-program tersebut.

Tersedia maksimum 15 tempat bagi kelompok masyarakat, LSM nasional maupun internasional, perusahaan swasta, badan pemerintah, mitra pembangunan internasional untuk

memperkenalkan berbagai upaya dan program yang dilaksanakan terkait dengan adaptasi perubahan iklim. Berbagai inovasi, data dan informasi terbaru mengenai adaptasi perubahan iklim tersedia selama tiga hari bagi pengunjung pameran yang adalah para stakeholder kunci dalam isu perubahan iklim di Indonesia. Selain mempromosikan kegiatan dan bertukar pengetahuan, peluang-peluang kerjasama antar berbagai pihak terkait upaya dan program adaptasi terhadap perubahan iklim di pulau-pulau kecil juga dapat dimulai dari Pameran .

Diskusi Regional ini akan mempertemukan kurang lebih 150 peserta dari kelompok masyarakat

pulau-pulau kecil, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, Dewan Nasional Perubahan Iklim, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan Hidup,

Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, dan mitra pembangunan internasional (donor), media lokal dan nasional juga akan hadir dalam pertemuan ini, bukan hanya untuk meliput kegiatan namun juga berpartisipasi aktif sebagai peserta dalam pertemuan.

Senin – Rabu, 17-19 Oktober 2011

The Santosa Villas & Resort Lombok

Jl. Raya Senggigi Km. 8 Senggigi, Lombok Nusa Tenggara Barat

Telp: +62 370 693 090 Fax: +62 370 693 175

Diskusi Regional Forum KTI ”Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

untuk Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia”

(6)

Pelaksanaan Diskusi Regional Forum KTI dan Yayasan BaKTI ”Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim untuk Pulau-pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia” membutuhkan biaya sebesar kurang lebih IDR 525.750.000 (Lima Ratus Dua Puluh Lima Juta Tujuh Ratus

Lima Puluh Ribu Rupiah). Kegiatan ini mendapat dukungan dana dari Australia Indonesia

Partnership for Decentralization (AIPD) - AusAID sebesar IDR 153,000,000 (Seratus Lima

Puluh Tiga Juta Rupiah). Untuk mendukung keberlangsungan kegiatan ini, Yayasan BaKTI,

sebagai pelaksana membuka peluang bagi pihak-pihak yang ingin berkontribusi untuk mendukung pelaksanaan Diskusi Regional melalui Sponsorship dan Donasi.

Sponsorship Kategori Platinum

Kontribusi: IDR 70,000,000

Kompensasi: 1. Booth pameran

2. Hak untuk menjadi peserta pertemuan selama 3 hari, untuk 1 (satu) orang wakil dari sponsor

3. Logo pada Backdrop di ruang pertemuan, pameran dan ruang media 4. Logo pada Advertorial untuk promosi kegiatan Diskusi Regional 5. Logo pada baliho/umbul-umbul, spanduk, tas dan materi cetak lainnya

6. Tempat untuk display Standing Banner ukuran standar, di tempat registrasi dan pameran

7. Logo yang melink ke website sponsor pada halaman Diskusi Regional di website BaKTI dan Batukar.info

8. Penyebutan nama sponsor di acara pertemuan

Kompensasi:

1. Logo pada Backdrop di ruang pertemuan, pameran dan ruang media 2. Logo pada Advertorial untuk promosi kegiatan Diskusi Regional 3. Logo pada baliho/umbul-umbul, spanduk, tas dan materi cetak lainnya

4. Tempat untuk display Standing Banner ukuran standar di tempat registrasi dan ruang pameran

5. Logo yang melink ke website sponsor pada halaman Diskusi Regional di website BaKTI dan Batukar.info

6. Penyebutan nama sponsor di acara pertemuan.

Kompensasi:

1. Logo pada Advertorial untuk promosi kegiatan Diskusi Regional 2. Logo pada baliho/umbul-umbul, spanduk, tas dan materi cetak lainnya.

3. Logo yang melink ke website sponsor pada halaman Diskusi Regional di website BaKTI dan Batukar.info

4. Penyebutan nama sponsor di acara pertemuan.Yayasan BaKTI dan Forum KTI

Sponsorship Kategori Gold

Kontribusi: IDR 50,000,000

Sponsorship Kategori Silver

Kontribusi: IDR 35,000,0000

Pembiayaan

Yayasan BaKTI mengundang pihak yang berkomitmen kuat untuk mendukung peningkatan efektivitas pembangunan KTI lewat dukungan sponsorship pada Diskusi Regional Forum KTI dan Yayasan BaKTI ”Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim untuk Pulau-pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia”. Manfaat untuk sponsor dapat dilihat dalam tabel berikut:

Sponsorship

Diskusi Regional Forum KTI ”Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

untuk Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia”

(7)

BaKTI merupakan singkatan dari Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia. Nama

BaKTI merefleksikan visi, misi dan tujuannya sebagai pusat pertukaran pengetahuan dan informasi pembangunan Kawasan Timur Indonesia yang meliputi 12 provinsi di Papua, Maluku, Sulawesi dan Nusa Tenggara.

BaKTI adalah sebuah yayasan yang berkedudukan di Makassar, berdiri pada pertengahan tahun 2009. Merupakan transformasi dari program multi donor yang telah mulai beroperasi dan berpengalaman dalam berbagai aktifitas mendukung efektifitas pembangunan KTI sejak tahun 2004.

BaKTI bertujuan memajukan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia dengan berfokus pada:

· Meningkatkan kolaborasi dan koordinasi dalam upaya-upaya pembangunan · Meningkatkan pertukaran pengetahuan dan pengadopsian praktik cerdas · Meningkatkan peluang untuk mempengaruhi berbagai agenda yang lebih luas · Mendorong inisiatif lokal, perluasan dan replikasinya di Kawasan Timur Indonesia Untuk menuju pada tujuan-tujuan di atas maka salah satu fungsi BaKTI adalah mendukung dan memfasilitasi sekertariat Forum KTI. BaKTI berperan dalam mendorong dan memfasilitasi proses pertukaran pengetahuan seperti Diskusi Regional, Pertemuan Forum KTI dan jaringan-jaringan yang ada di bawah Forum KTI.

Forum KTI adalah forum yang bersifat independen dan terbuka yang secara aktif mendorong

dan mengembangkan kemitraan para pihak serta mendorong inovasi sosial dalam menjawab tantangan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia. Anggota Forum KTI berasal dari unsur pemerintah, legislatif, akademisi, organisasi non pemerintah, pihak swasta yang merupakan tokoh kunci pelaku pembangunan Kawasan Timur Indonesia.

Agar lebih terfokus, Forum ini memfasilitasi 12 Kepala BAPPEDA Provinsi di Kawasan Timur Indonesia dalam jaringan tata kelola pemerintahan dan perencanaan pembangunan. Jaringan ini dikenal dengan nama Forum Kepala BAPPEDA Provinsi se-KTI. Untuk memenuhi kebutuhan kebijakan dan perencanaan pembangunan berbasis pengetahuan, Forum KTI telah

mengembangkan Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia (JiKTI). Forum KTI wilayah di 12 propinsi di KTI juga dibentuk untuk mendukung aktifitas Forum KTI di tingkat lokal.

Diskusi Regional Forum KTI ”Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

untuk Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia”

Yayasan BaKTI dan

Forum KTI

5

Informasi Kontak

Sekretariat Diskusi Regional Forum KTI Jl. Dr. Sutomo No. 26

Makassar 90113 – Sulawesi Selatan Telp: 62-411-3650320-22 Faks: 62-411-3650323 Website: www.bakti.org Stevent Febriandy Telp: 62-411-3650320-22 ext 108, email: sfebriandy@bakti.org Christy Desta Pratama

Telp: 62-411-3650320-22 ext. 114, email: cdpratama@bakti.org

(8)

Panitia Kegiatan

Dewan Pengarah

Alex Retraubun

Pembina Yayasan BaKTI

Armi Susandi

Wakil Ketua Kelompok Kerja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim

Caroline Tupamahu

Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI

Erna Witoelar

Pembina Yayasan BaKTI

Markus Yoltuwu

Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Sudirman Saad

Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan

Suprayoga Hadi

Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT)

Christy Desta Pratama Mila Shwaiko

Akram Zakaria Luna Vidya

Bidang Acara Bidang Logistik

dan Administrasi

Helena Palungan Ichsan Djunaed Ita Masita Ibnu Ashry Sallatu Kasih Saptaningsih Bidang Pameran Afdhaliya Ma'rifah Sumarni Arianto Bidang Penggalangan Dana Iwan Sandiago Maurice Alarie Sherly Heumasse Zusanna Gosal Rezky Mulyadi

Michael Siahaya (Maluku) Aziz Marsaoly (Maluku Utara) Jhon Boekorsjom (Papua) Jonni Marwa (Papua Barat)

Victoria Ngantung Bidang Publikasi dan Promosi

Pelaksana

Stevent Febriandy Ketua Panitia Pendukung Kegiatan

Tim Fasilitator INSPIRIT

Penasehat

Willi Toisuta

Marwah Daud Ibrahim Winarni Monoarfa M. J. Papilaja Fary Dj. Franscis

Ivan A. Hadar Madjid Sallatu Mien Ratoe Oedjoe H.J. Huliselan Jan Pieter Karafir

Rusdi Mastura H. La Sara Charles Kepel Husni Mu'adz Samuel J. Renyaan K.H. Sybli Sahabuddin Suriel Mofu

Johannes Melky Subani (NTT) H. M. Rosikhan (NTB) Vivi George (Sulawesi Utara) Aryanto Husain (Gorontalo)

Zulfinachry Achmad (Sulawesi Tengah) Mitzan (Sulawesi Tenggara)

Kahar Ali Nur (Sulawei Barat) Diagusta B. Randa (Sulawesi Selatan)

Koordinator Wilayah Forum KTI

LAMPIRAN 1

Diskusi Regional Forum KTI ”Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

untuk Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia”

(9)

LAMPIRAN 2

Perkiraan Biaya

dan Kontribusi

Diskusi Regional Forum KTI ”Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

untuk Pulau-Pulau Kecil di Kawasan Timur Indonesia”

Keterangan Total (IDR)

A. Tiket Pesawat 182.000.000 B. Akomodasi 64.500.000 C. Honorarium (Moderator, Fasilitator, Narasumber) & Perdiem 155.000.000 D. Konsumsi (Paket Meeting) 79.250.000 E. Transportasi Lokal 24.000.000 F. Supplies 15.500.000 G. Pameran (Sewa Ruangan) 5.500.000

Total Biaya IDR 525.750.000

Total Biaya USD 58.417

Kontribusi Total (IDR)

AIPD - AusAID 153.000.000

(10)

KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Sekretariat Diskusi Regional Forum KTI

Jl. Dr. Sutomo No. 26, Makassar 90113 – Sulawesi Selatan Telp: 62-411-3650320-22, Faks: 62-411-3650323

Referensi

Dokumen terkait

Metafora sebagai salah satu wujud daya kreatif bahasa di dalam penerapan makna, artinya berdasarkan kata-kata tertentu yang telah dikenalnya dan berdasarkan keserupaan atau

Pembelajaran inovatif dapat diterapkan dengan beberapa asas sebagai berikut: 1) Berpusat pada peserta didik, maksudnya paradigma guru sebagai pusat pembelajaran dan peserta didik

Sebuah film yang berbau illuminati dapat dilihat dari perusahaan yang memproduksi film tersebut, sekilas memang rumah produksi atau production house

Dari hasil percobaan pengendalian level pada tangki dengan menggunakan software DCS Centum CS 3000 dapat disimpulkan bahwa berapapun besar nilai setpoint yang

Pengetesan dilakukan pada suhu dingin untuk memudahkan pengamatan, karena jika suhu larutan panas maka suhu endapan akan tinggi dan menyebabkan endapan akan

Beberapa contoh ukuran pada tingkat output adalah banyaknya unit produk yang tidak memenuhi spesifikasi tertentu yang ditetapkan (banyak produk cacat), tingkat efektivitas

Untuk sampel pengujian Beban lentur dilakukan sesudah melewati pengujian sifat tampak, kerataan, ukuran, penyerapan air, penyerapan panas, rembesan air dari semua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki persepsi kualitas pelayanan cukup baik, persepsi harga obat yang bersaing, dan sebagian besar