• Tidak ada hasil yang ditemukan

farmakognosi-jilid-3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "farmakognosi-jilid-3"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

FARMAKOGNOSI

Jilid III ( untuk kelas III )

Cetakan Pertama

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Departemen Kesehatan RI

Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia Kesehatan

Pusdiknakes

2004

375.615 1 Ind f

(2)

FARMAKOGNOSI

Jilid III ( untuk kelas III ) Cetakan Pertama

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Tim Penyusun :

1. Dra. Elizabeth Linggiana, Apt. 2. Dra. Titi Lestari, Apt.

3. Zulfahmi

Tim Pembahas / Editor :

1. Dra. Sri Hartati, Apt. 2. Zulfahmi

3. Muhammad Yani Zamzam 4. Basril, A.Md.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan petunjuk-Nya, buku pegangan untuk siswa Sekolah Menengah Farmasi telah dapat disusun kembali. Penyusunan kembali ini disesuaikan dengan kurikulum baru yakni Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001.

Kami sangat menghargai usaha Tim Penyusun buku pegangan ini yang dikoordinir oleh Sekretariat Bersama Sekolah Menengah Farmasi Se Indonesia dan telah melibatkan seluruh unsur SMF Se Indonesia.

Kami harapkan buku ini sangat bermanfaat bagi siswa / peserta didik, guru / tenaga pendidik di sekolah dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, selanjutnya dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang farmasi khususnya dan dibidang kesehatan umumnya.

Akhirnya untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami harapkan adanya saran perbaikan dan kritik dari semua pembaca.

(4)

PENGANTAR DARI SEKBER

Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi telah diikuti dengan perombakan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 1987 dengan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001. Dalam kurikulum baru ini telah diperjelas kompetensi seorang Asisten Apoteker berdampingan dengan peran tenaga farmasi lainnya.

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Buku Farmakognosi Jilid III untuk siswa kelas III Sekolah Menengah Farmasi dapat terbit pada waktunya. Buku Farmakognosi III ini disusun kembali untuk disesuaikan dengan Garis – Garis Besar Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001 disertai dengan harapan akan menjadi buku pegangan yang sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Farmasi.

Perlu kita sadari bahwa buku ini adalah buku pegangan bagi murid dalam menerima pelajaran, dan tentu saja buku pegangan untuk guru adalah juga beberapa referensi lainnya sehingga diharapkan para guru dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan seperti kesalahan redaksional atau kesalahan cetak. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan – masukan untuk penyempurnaan buku ini.

Kami sangat berterima kasih kepada Tim Penyusun, Tim Pembahas dan Editor yang telah bekerja keras sehingga buku ini dapat terbit pada waktunya.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ii

Pengantar dari Sekber iii

Daftar Isi iv

Bab I Simplisia dari Phycophyta, Myophyta dan Mycophyta

1

Bab II Getah, Damar dan Malam 6

Bab III Pengolahan Bahan Nabati 16

Bab IV Simplisia dari Hewan 23

Bab V Simplisia dari Mineral 29

Bab VI Antibiotika 33

Bab VII Immunosera 43

(6)

BAB I

SIMPLISIA DARI PHYCOPHYTA, MYOPHYTA

DAN MYCOPHYTA

1. Agar 3. Secale cornutum 2. Saccharomyces Siccum 4. Usnea thallus

1. AGAR

Nama lain : Agar – agar, Gelosa, Vegetable gelatin. Tanaman asal : Gelidium cartilagenium (L)*

Gracilaria confervoides (L)** Sejenis ganggang merah*** Keluarga : * Gelidiaceae

** Sphaerococcaceae *** Kelas : Rhodophyceae Zat berkhasiat

utama / Isi

: Garam kalsium dari gelosa, yaitu hidrat arang kompleks yang tersusun dari rangkaian galaktosa dimana molekul yang terakhir berikatan dengan asam sulfat, iodium

Persyaratan kadar

: 20 – 100 bagian per juta

Penggunaan : Karena mampu mengisap dan mengikat air, sehingga dalam usus berfungsi sebagai pelumas dan penambah isi usus, maka banyak dipakai pada pengobatan sembelit yang kronis. Juga sebagai bahan penolong pada berbagai sediaan obat.

Pemerian : Umumnya berupa berkas potongan – potongan memanjang yang tipis seperti selaput dan berlekatan atau berbentuk keping, serpih / butiran, abu – abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna, tidak berbau atau berbau lemah, rasa berlendir, jika lembab liat, jika kering rapuh.

Bagian yang digunakan

: Koloidal hidrofil yang kering yang diperoleh dari penyarian.

Cara panen : Cara California :

Ganggang direndam air, dibersihkan dari pasir dan kotoran lainnya, direbus dengan

(7)

tekanan, disaring selagi masih panas, sari dimasukkan ke dalam tabung – tabung pendingin, gudir yang terjadi digerus, dibekukan dan dipisahkan dari air dinginnya secara disaring hampa berputar, pengeringan selanjutnya dilakukan dengan mengalirkan udara panas.

Cara Jepang :

Ganggang yang dipelihara di dekat pantai dikeringkan,dipukul – pukul untuk memisahkan pasir, kerang dan kotoran lainnya, berganti – ganti dicuci dan dijemur sampai pucat warnanya, kemudian disari agarnya

Cara Australia :

Ganggang dibersihkan dari pasir dan dikelantang, direbus pada suhu 94o – 98o selama 2 – 4 jam sebagai larutan 4% dan pH dibuat 5 - 6, bagian – bagian yang padat dipisahkan secara pemusingan dan cairan yang telah jernih dicuci dengan norit, dikentalkan, didiamkan, kotoran – kotoran organik dibilas dengan aliran air dan dikeringkan pada suhu 40o – 50o.

Jenis - jenis : Agar Sailan, dibuat dari Gracilaria lichenoides (Graville)

Agar Makasar, dibuat dari Eucheuma spinosum (Ag) tercampur dengan garam dapur.

Agar Amerika, agar pantai di Pasifik diperoleh dari ganggang Gelidium cartilagenium, Gelidium amansii, Anhfeltia plicata.

Agar Pantai Atlantik, diperoleh dari Gracilaria confervoides, Hypnea muciformis dan ganggang merah lainnya. Agar Jepang, dibuat dengan nama Japanese Isinglass, diperoleh dari Gelidium cartilagenium, dan Gloiopeltis tenax. Agar Australia, dari Gracilaria confervoides dan Sphaerococcus compressus (Ag).

(8)

2. SACCHAROMYCES SICCUM

Nama lain : Ragi kering, Dry yeast

Tanaman asal : Saccharomyces cerevisiae (Meyen) atau Candida utilis (Hannegeng)

Keluarga : Ascomycetes Zat berkhasiat

utama / Isi

: Vitamin dan putih telur.

Penggunaan : Sumber vitamin B komplek dan zat putih telur.

Bagian yang digunakan

: Ragi yang diperoleh dari biakan pilihan. Cara panen : Ragi yang berasal dari pabrik bir disebut

ragi bir kering, dan apabila telah dihilangkan rasa pahitnya disebut ragi bir kering tidak pahit.

Ragi yang berasal dari kultur dengan media yang serasi disebut ragi utama kering.

Keterangan : 10 gram ragi setara dengan 35 kalori; 4,6 gram protein nabati; 0,2 gram lemak; 3,7 gram hidrat arang; 11 mg kalsium; 189 mg fosfor anorganik dan 1,8 mg besi.

3. SECALE CORNUTUM

Nama lain : Sekale kornutum, Gandum Induk, Mother of Rye, Ergot, Horn Seed.

Tanaman asal : Claviseps purpurea *, Secale cereale ** Keluarga : Hypocreaceae *, Poaceae **

Zat berkhasiat utama / Isi

:  Alkaloida, terbagi 3 golongan:

1. Ergotamina (ergotamina, ergotaminina, ergosinina).

2. Ergotoksina (ergokristina, ergokriptina, ergokornina, ergokristinina, ergo-kriptinina, ergokomina).

3. Ergobasina, (ergobasina / ergonivina, ergobasinina, ergonovinina.

 Tiramina, histamina, ergotionina dan glikokolbetaina.

(9)

 Lemak terdiri dari trioleinat, trioksileinat dan fitosterin, lesitin, ergosterin, asam sfaselin, manit, trehalosa dan mineral utama asam fosfat.

Persyaratan

kadar

:  Kadar alkaloida jumlah dihitung sebagai ergotoksina tidak kurang dari 0,2%;

 Kadar alkaloida yang larut dalam air dihitung sebagai ergometrina (ergonovina) tidak kurang dari 0,03%. Penggunaan : Semua alkaloida – alkaloida ini

menyebabkan kontraksi otot polos terutama otot uterus. Jika dosis lebih besar maka juga menguncupkan otot saluran kemih, usus dan pembuluh darah

Pemerian : Bau dan rasa tidak enak Bagian yang

digunakan

: Sklerotium dari Claviseps purpurea yang tumbuh dalam buah Secale cereale

Sediaan : 1. Ergometrini maleas ( FI ) untuk : - Ergometrini Compressi (F.N) - Ergometrini Injectio (F.N)

2. Ergotamini Tartras ( FI ) untuk : - Ergotamini Injectio (F.N) - Ergotamini Compressi (F.N) - Ergotamini Solutio (F.N)

- Coffeini Ergotamini Pulveres (F.N) 3. Secalis Cornuti Pulvis (FI)

4. Secalis Cornuti Extractum (FI), untuk Secalis Guttae (F.N)

5. Secalis Cornuti Tinctura (FI)

Penyimpanan : Dalam keadaan utuh ditempat sejuk dan kering.

(10)

4. USNEA THALLUS

Nama lain : Kayu angin, Linchen Dasypogus

Tanaman asal : Usnea misaminensis (Vain) Not, Usnea dasypoga (Acharius) atau Usnea sp.

Keluarga : Usneaceae Zat berkhasiat

utama / Isi

: Asam urat, zat pahit, hidrat arang Penggunaan : Astringen, obat sakit perut, anti septik Pemerian : Bau lemah, rasa pahit

Bagian yang digunakan

: Seluruh thallus, berbentuk benang, pada umumnya bulat memanjang, bercabang – cabang berwarna abu – abu sampai biru kehijauan pucat.

(11)

BAB II

GETAH, DAMAR & MALAM

1. Balsamum Peruvianum ( F.I ) 2. Balsamum Tolutanum ( E.F.I ) 3. Benzoinum ( F.I )

4. Chrysarobinum ( E.F.I ) 5. Gummi Acaciae ( F.I )

6. Gummi Arabici Desenzymatum ( E.F.I ) 7. Myrrha ( F.I )

8. Opium ( F. I ) 9. Papainum ( F.I ) 10. Tragacantha ( F.I )

1. BALSAMUM PERUVIANUM

Nama lain : Balsam Peru

Tanaman asal : Myroxylon pereirae ( Royle ) Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat utama & Persyaratan kadar

: 50 % - 60 % sinamein (campuran benzil bensoat dan bensilsinamat), 20 – 30 % damar. Asam benzoat, asam sinamat, vanillin dan peruvinol (= nerolidol).

Penggunaan : Obat gudik, obat luka, obat wasir dan obat batuk.

Sediaan : Peruviani unguentum (F.N) Balsamum papillare (FOI).

Pemerian : Cairan kental tidak lengket, bebas dari serat warna coklat tua, lapisan tipis transparan berwarna ciklat kemerahan, bau khas, enak, rasa pahit dan getir, bau aromatik khas menyerupai vanilin.

Bagian yang digunakan

: Eksudat kental yang diperoleh dari batang yang telah dihanguskan dan dilukai. Waktu & cara

panen

: Mulai umur 5 tahun sampai 30 tahun atau lebih dapat diambil balsemnya. Pada permulaan bulan November / Desember batang dipukul - pukul(tanpa menge-lupaskan kulitnya pada sekeliling-nya dengan meninggalkan sisa yang utuh.

(12)

Kulit yang dipukul-pukul itu akan retak atau digoreskan irisan – irisan padanya. Setelah 5 – 6 hari, kulit yang rusak itu dibakar dan seminggu kemudian kulit itupun lepaslah/dikelupas.

Dari kayunya keluar cairan ditampung dengan secarik kain yang ditutupkan pda luka jika kain sudah penuh dengan balsem lalu dicelupkan ke dalam air mendidih, balsam yang lebih berat akan mengendap dan dipisahkan.

Aliran balsam yang kedua timbul 7 – 10 hari kemudian, ini dikumpulkan seperti di atas.

Setelah itu luka diserut dan keluarlah aliran balsam yang ketiga. Kulit yang rusak itu akan sembuh dalam jangka waktu 2 tahun setelah itu dapat diperlakukan seperti semula.

Ketiga macam balsam yang keluar itu berturut-turut disebut :

- Tagauzonte. - Balsamo de trapo

- Balsamo de contaripique Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. BALSAMUM TOLUTANUM

Nama lain : Balsam Tolu

Tanaman asal : Myroxylun balsamum ( L ) Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat utama / persyaratan kadar

: Campuran zat-zat serupa damar, terdiri dari asam sinamat, asam benzoat serta ester dari kedua asam ini; damar sebanyak 75 – 80%; alkohol dari ester tersebut adalah toluresinotanol; asam-asam aromatik sebanyak 36%; asam sinamat bebas 12% dan asam benzoat bebas 8%; minyak atsiri yang amat aromatik sebanyak 1,5 – 3% dan terdiri atas bensil benzoat, bensilsinamat, filandren dan farnesol. Penggunaan : Obat batuk dan fiksatif.

(13)

Pemerian : Bau aromatik mirip buah vanilin rasa aromatik, jika dihangatkan dan ditekan diantara 2 lempeng kaca dan diperiksa dengan kaca pembesar, tampak hablur asam sinamat.

Bagian yang digunakan

: Balsam yang diperoleh dengan penorehan batang.

Cara panen : Dibuat irisan-irisan berbentuk huruf V yang sedemikian dalam sampai mengenai kayunya. Cairan yang keluar ditampung dalam cawan-cawan kecil. Isi cawan dikumpulkan kedalam kantong – kantong yang ditaruh di atas punggung keledai. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. BENZOINUM / BENZOE

Nama lain : Kemenyan Sumatra Tanaman asal : Styrax benzoin (Dryand),

Styrax paralleloneurus (Perkins) Keluarga : Styracaceae Zat berkhasiat utama / Persyaratan kadar : Lubanolbenzoat (=koniferilbenzoat), 1 – bensoresinol (=sumare Sinol), vanilin, stirol, benzaldehida, bensil -sinamat, fenil-propil Sinamat.

Penggunaan : Bahan pengawet (mencegah tengik) obat batuk, tinctur untuk antiseptikum.

Pemerian : Massa keras, rapuh, tersusun atas butiran agak putik yang terbenam dalam massa bening berwarna coklat beabuan hingga coklat kemerahan, bau khas enak, rasa agak getir.

Bagian yang digunakan

: Damar balsamik yang diperoleh dengan penorehan batang.

Cara panen : Kemenyan ini keluar akibat patologis (pada tanaman sendiri tiada saluran damar). Setelah pohon mencapai umur 6

(14)

tahun dibuat luka dekat asal cabang yang terendah.

Cairan yang pertama keluar adalah yang terbersih, menghasilkan kemenyan yang paling putih, dan bau yang paling enak. Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun. Sediaan : Benzoes Tinctura

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. CHRYSAROBINUM

Nama lain : Krisarobin

Tanaman asal : Andira Aroraba ( Aquiar ) Keluarga : Papilionaceae

Isi / Syaratan kadar

: 70% Krisarobin yaitu hasil reduksi dari asam krisofanat (=Metil dioksi antrakinon) Penggunaan : Obat psoriasis, obat trikhofitosis.

Pemerian : Serbuk hablur renik ringan, warna kuning atau coklat kekuningan, tidak berbau, tidak berasa.

Bagian yang digunakan

: Campuran zat yang diperoleh dengan penyarian araroba yang terdapat dalam rongga batang. Tepung araroba ini disebut juga tepung goa.

Sediaan : Chrysarobini unguentum (Form.nas)

5. GUMMI ACACIAE

Nama lain : Gom Arab, Acacia, Gummi Mimosae Tanaman asal : Species Acacia antara lain Acacia Senegal

(Wild) Keluarga : Papilionaceae Zat berkhasiat utama / Persyaratan kadar

: Arabin, yaitu garam kalium, kalsium dan magnesium dari asam arabinat yang tersusun atas arabinosa, ramnosa, galaktosa dan asam aldobionat; enzim dari tipe oksidase.

(15)

Penggunaan : Bahan penolong pada pembuatan sediaan obat misalnya suspensi, emulsa, trokisi, basila, pil dan tablet.

Pemerian : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.

Bagian yang digunakan

: Eksudat gom kering yang diperoleh dari batang dan dahan.

Cara panen : Gom Arab keluar sendiri dari retakan-retakan kulit batang dan mengeras di udara. Tanaman yang telah berumur 6 tahun mulai dapat diambil gomnya. Untuk memper-banyak produksi kadang-kadang kulit batang diiris-iris (dibuat luka).

Jenis - jenis : 1. Gom Arab atau gom kordofan : mutu -nya terbaik. Dikumpulkan di kordofon Propinsi Sudan. Ada dua kwalitas yaitu :

 Bleached gum berupa butir-butir bulat telur atau potongan bersudut-sudut, putih atau agak kuning luarnya retak-retak.

 Natural gum yang lebih tembus cahaya dan retak-retaknya tidak sedemikian banyak, warna lebih kuning atau berwarna merah jambu. Gom senegal (Gom Afrika Barat), berasal dari Senegal, daya rekatnya bagus, maka banyak dipakai dalam industri. Umumnya berupa butir-butir jorong atau bulat dan utuh, atau berupa potongan-potongan bentuk bumbung yang lurus atau terpilin, jenis yang terbaik berwarna agak putih (tidak berwarna), tetapi umumnya tampak kekuningan, kemerahan atau merah coklat. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Keterangan : Lima abad sebelum masehi, oleh Herodotus sudah ditulis tentang pemakaian gom Arab oleh orang Mesir purba untuk dipakai sebagai perekat. Hipporates pada tulisan - tulisannya antara 450 - 350 sebelum Masehi menyebabkan penggunaan gom arab sebagai bahan obat.

(16)

6. GUMMI ARABICI DESENZYMATUM

Nama lain : Gom Arab bebas enzim

Tanaman asal : Species Acacia antara lain Acacia Senegal (Wild.) Keluarga : Papilionaceae Zat berkhasiat utama / Persyaratan kadar

: Sama seperti gom Arab hanya tanpa enzim oksida

Penggunaan : Zat tambahan

Pemerian : Lempeng tipis, hampir tidak berbau, rawa tawar seperti lendir.

Pembuatan : Bagian gom arab dicampur dengan 1,5 bagian air, campuran dipanaskan dalam aliran uap air selama 1 jam atau dalam uap air bersuhu 107o selama 30 menit. Campuran diratakan sebagai lapisan-lapisan tipis pada lempeng kaca, kemudian dikeringkan.

7. M Y R R H A

Nama lain : Mira

Tanaman asal : Species Commiphora antara lain Commiphora molmol. Keluarga : Burseraceae. Zat berkhasiat utama / Persyarat kadar

: 40 – 70 % gom ( galokto – siloaraban ), 25 – 45 % damar yang berisi fenol-fenol (Heraboresam, herabomirol, mirolol). Asam-asam damar 3 – 10 %, minyak atsiri (mirol dan mirenol) berisi pinen, limonen, herabolen, egenol, kresol, sinamilaldehid dan kuminaldehid; mineral, zat pahit, asam semut, asam cuka dan asam mirol.

Penggunaan : Untuk pembuatan dupa dan parfum. Tinctura mira untuk obat kumur.

(17)

Jika digerus dengan air, terbentuk emulsa berwarna kuning.

Bagian yang digunakan

: Damar gom minyak yang diperoleh dari batang.

Cara panen : Batang-batang dilukai kulitnya, kulit ini berisi kelenjar schisogen yang mengandung damar (harsa) warna putih kekuningan.

Pada pengeringan warna berubah menjadi coklat kekuningan sampai coklat kemerahan. Ada pula yang keluar sendiri dari retakan-retakan kulit batang.

Jenis - jenis : Mira Somali (Mulmul) diperoleh dari C.Molmol.

Mira Arab diperoleh C. abyssinica. Mira arab tidak searomatik Mira Somali.

Sediaan : Tinctur myrrhae (FI) untuk Colutorium adstringens (Form.nas)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. O P I U M

Nama lain : Opium mentah, candu, Thebaicum, Meconium

Tanaman asal : Papaver Somniferum (L). Keluarga : Papaveraceae

Zat berkhasiat utama / Isi

: Alkaloida-alkaloida morfina, narkotina, kodeina,tebain .papaverina dan narseina. Alkaloida-alkaloida ini terikat apada asam sulfat, asam laktat dan asam mekonat. Zat putih telur, gula, malam, lemak, lendir, garam sulfat dan fosfat dari logam kalsium dan magnesium.

Persyaratan kadar

: Kadar morfina tidak kurang dari 10,0 % (dihitung sebagai morfin anhidrat).

Penggunaan : Pengobatan terhadap gejala - gejala mencret dan sebagai sudorifika, narkotikum.

(18)

Pemerian : Masa padat, coklat, bau khas kuat rasa khas sangat pahit.

Bagian yang digunakan

: Getah kering yang diperoleh dengan penorehan buah tua tetapi belum masak. Cara panen : Beberapa hari setelah daun mahkota gugur,

dan buah menjadi tua, pada buah ditorehkan garis-garis mendatar, tegak lurus atau berpilin seperti kumparan. Getah yang keluar dibiarkan mengering 24 jam kemudian dikupas dengan pisau tumpul. Umumnya sebagian epidermis buah ikut terkupas dan merupakan 6–10 % opium. Buah candu hanya menghasilkan getah 1 kali. Ditempat yang amat panas iklimnya penorehan dapat diulangi 2-3 kali. Jika udara panas dan kering, getahnya yang terkumpul sedikit dan kental. Jika udara lembab, hasilnya lebih banyak tetapi kadar airnya juga lebih tinggi.

Jenis - jenis : 1. Opium Turki disebut juga Opium Smira, Opium Asia kecil, Opium Konstatinopel. Luarnya keras, sebelah dalam lunak, plastik coklat kemerahan. Untuk mencegah melengketnya satu sama lain, sebelah luar ditempeli sisa-sisa daun candu dari tanaman Rumex. Bau sangat khas dan pahit.

2. Opium Masedonia (Opium Saloniki) berasal dari Papapaver Somniferum var album dan jenis yang abu-abu-ungu. Kadar morfina tinggi (13-17%) kodeina 0,464%, narseina 0,025%.

3. Opium Iran (Opium Persia), getah opium yang terkumpul dicampur dengan gom sampai sama rata, dipotong bentuk batu bata, dijemur, dibungkus kertas merah (jarang kertas putih) dan diikat dengan tali merah atau kuning. Kadar air lebih kecil dari opium Turki, bau apek rasa sangat pahit.

4. Opium India, kadar morfina rendah, kadar narseina lebih tinggi dari kadar morfina, warna coklat tua atau kehitaman jika masih menyerupai pasta.

(19)

pipih,dibungkus kertas putih.

6. Opium Mesir, mutu rendah yang terbaik hanya berisi 6-7% morfina, sering dipalsukan dengan pasir, abu, biji-biji tanaman, sari buah candu, gom arab, tragakan, jadam, potongan-potongan besi. Sediaan : 1. Opii extractum (F.I)

2. Opii pulvis (F.I), untuk dibuat : - Bismuthi opii pulveres (F.N)

- Opii pulvis compositus (F.I), untuk dibuat Acidi acetyl salicylici Camphorae opii Compressi (F.N), Acidi Acetyl salicy opii Pulveres I, II, III (F.N)

3. Opii compositi compressi.

4. Opii Tinctura (F.I), dibuat untuk Benzoici Opii Tinctura (F.N)

5. Opii Tinctura Aromatica (F.I) 6. Opialum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya ; dalam lemari yang terkunci karena obat narkotik.

Keterangan : Opium dianggap bermutu rendah jika : - Warna kehitam-hitaman.

- Rasa manis, kurang pahit dan agak memualkan

- Konsistensi lunak seperti lemak.

- Jika dipotong, halus atau berisi benda asing.

- Tidak memberi warna coklat tua pada ludah.

- Tidak membentuk cairan kental dengan air.

- Tidak meninggalkan bekas yang sama rata gelap setelah digoreskan pada kertas.

9. PA PAINUM

Nama lain : Papaina

Tanaman asal : Carica papaya (L.) Keluarga : Caricaceae

(20)

Zat berkhasiat utama / Isi

: Enzima proteolitik

Penggunaan : Membantu pencernaan zat putih telur, dan diberikan dalam bentuk serbuk, pil, tablet, eliksir.

Pemerian : Putih atau putih kelabu, bau khas, rasa lemah mirip pepsin, sangat mudah terurai. Bagian yang

digunakan

: Getah buah mentah / hijau dan getah daun. Cara panen : Dibuat pengendapan getah segar dengan

etanol 95% kemudian dilarutkan dalam air dan diendaplan kembali dengan penambahan etanol 95% dan dikeringkan. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

10. TR AGACANTHA

Nama lain : Tragakan

Tanaman asal : Astragalus gummifer Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat utama / Persyaratan kadar

: Zat lendir yang pada hidrolisa menghasilkan arabinosa, metil pentosa, galaktosa dan asamgalturonat.

Amylum 3% dan abu yang mengandung kalium, calsium, Mg, Asam phosphat bagian yang tidak larut dalam air disebut basorin.

Penggunaan : Untuk membuat emulsa, gudir, perekat pil dan trokhisi, juga untuk pelicin alat-alat kedokteran tertentu.

Bagian yang digunakan

: Eksudat gom kering diperoleh dengan menoreh batang.

Sediaan : Pulvis gummosus (FOI) Confectio Barii Sulfatis et usum internum (FOI)

(21)

BAB III

PENGOLAHAN BAHAN NABATI

1. Aloe ( E.F.I ) 2. Camphora ( F.I )

3. Carbo Adsorbens ( F.I ) 4. Catechu ( E.F.I )

5. Colophonium ( E.F.I ) 6. Gallae

7. Glycyrrhizae Succus ( F.I ) 8. Ichthammolum ( F.I ) 9. Natrii Alginas ( E.F.I ) 10. Pix Carbonis ( E.F.I )

1. ALOE

Nama lain : Jadam, Aloes.

Tanaman asal : Bermacam-macam jenis Aloe : Aloe perryi (Bakar)

Aloe barbadensis (Miller) Aloe ferox (Miller)

Aloe africana (Miller) Aloe spicata (Baker) Keluarga : Liliaceae

Zat berkhasiat utama / Isi

: Damar, aloin, air dan abu. Sifat Purgatif disebabkan oleh 3 pentosida yaitu barbaloin (=aloin), isobarbaloin dan betabarbaloin. Hidrolisa dari barbaloin antara lain menghasilkan aloe emodin dan d-arabinosa.

Penggunaan : Pencahar

Pemerian : Semua jenis jadam berasa sangat pahit dan menimbulkan rasa mual.

Bagian yang digunakan

: Cairan yang keluar dari potongan daun segar.

Jenis – jenis, cara panen dan perbedaannya

: 1. Jadam Curacoa diperoleh dari Aloe barbadensis, Aloe vera, Aloe vulgaris. Batang sangat pendek dan mengayu, bunga kuning terang. Pada permulaan musim semi, daun - daun dipotong pada pangkalnya, diletakkan miring dalam

(22)

lubang bentuk V. Cairan yang keluar ditampung dalam tong, dibiarkan menguap di udara atau direbus dalam panci tembaga sampai kental, dimasukkan cetakan dan dibiarkan menjadi keras. 2. Jadam Cape diperoleh dari Aloe ferox; Aloe africana , Aloe Spicata (=aloe eru varcernuta). Batang tinggi seperti pohon sampai 5 meter, daun - daun sebanyak 30-50 helai, bunga putih. Daun yang telah dipotong ditampung cairannya dalam kanvas atau kulit kambing. Cairan ini kemudian dikumpulkan dalam drum atau kaleng, direbus selama 4 - 5 jam dengan dituang ke dalam cetakan dan dibiarkan menjadi keras.

3. Jadam Sekotrin, Massa yang licin, mengkilap warna hitam kemerahan sampai hitam kecoklatan kadang - kadang lunak. Mudah dipatahkan, patahan berbentuk kerang dengan tepi yang tajam, jadam yang segar disimpan lama, bau mirip campuran putik krokus dan mira.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. CAMPHORA

Nama lain : Kamfer

Tanaman asal : Cinnamomum camphora (L.) Keluarga : Lauraceae

Zat berkhasiat utama / Isi

: Kamfer ( C12 H16 O )

Penggunaan : Karminativa, obat kejang, obat gatal, obat encok, anti iritansia.

Pemerian : Hablur butir atau massa hablur tidak berwarna atau putih, bau khas tajam, rasa pedas dan aromatik.

Cara panen : Potongan akar, batang dan cabang dialiri uap air, uap yang berisi minyak ditampung dalam kamar pendingin yang air pendinginnya mengalir dari atas kebawah

(23)

melewati dinding kamar, kamfer menempel disebelah atas dan sebelah bawah terdapat minyak dan air. Minyak disaring untuk memisahkan kamfer yang ada disitu. Kamfer yang diperoleh masih kotor berwarna agak jambon dan lunak. Untuk pemurniannya dicampur kapur sebanyak 1/5 bobotnya dipanaskan dalam periuk besi untuk membuang air dan minyak atsiri (suhu 100o) setelah itu suhu dinaikkan sampai 175o – 200o untuk mensublimasikan kamfernya.

Sediaan : - Lotio Kummerfeldi (Form.nas) - Solutio Camphora spirituosa (F.N) - Tabulae Acidi acetylosalicylici

compositum (FOI) Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. CARBO ADSORBENS

Nama lain : Karbo adsorben, arang penyerap.

Ketentuan : Arang yang dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan tertentu, telah diaktifkan untuk mempertinggi daya serap.

Penggunaan : Antidota

Pemerian : Serbuk sangat halus, bebas dari butiran, warna hitam, tidak berbau, tidak berasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. CATECHU

Nama lain : Gambir

Tanaman asal : Uncaria Gambier (Hunter Roxb) Keluarga : Rubiaceae

(24)

utama / Isi isokatekin dan akakatekin, kuersetin, merah kateku.

Pemerian : Tidak berbau, rasa mula-mula pahit dan rasa kelat-sepat, kemudian agak manis. Bagian yang

digunakan

: Sari air kering yang diperoleh dari daun dan ranting muda.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. COLOPHONIUM

Nama lain : Gondorukem, Resina, Rosin. Tanaman asal : Beberapa spieces Pinus. Keluarga : Pinaceae

Zat berkhasiat utama / Isi

: Isomir dan modifikasi dari anhidrat asam abietat, termasuk golongan ini adalah asam primarat, asam sapinat.

Penggunaan : Bahan salep dan pleister, berkhasiat mencegah oksidasi dari lemak, maka berguna sebagai bahan pengawet salep. Pemerian : Masa jernih seperti kaca, warna kuning

pucat atau kuning kecoklatan, bersudut-sudut, rapuh mudah lengket satu dengan lainnya, bau dan rasa lemah, mirip ter. Bagian yang

digunakan

: Sisa yang diperoleh pada penyulingan minyak atsiri dari damar minyak.

Jenis - jenis : 1. Gondorukem gom, sisa dari minyak terpentin yang disuling minyak atsiri, bubuknya berwarna putih, tidak lunak 50 – 70o

2. Gondorukem kayu, diperoleh dari kayu pinus secara penyulingan, penyarian atau kedua cara ini bersama-sama, bubuknya berwarna kekuning-kuningan, bagian yang tidak tersabunkan lebih banyak dari pada gondorukem gom, titik lunak 53 – 55o Sediaan : Solutio Mastichis compositus (FOI) Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

(25)

6. GALLAE

Nama lain : Jenitri

Tanaman asal : Quercus infectoria (Oliver) Keluarga : Fagaceae

Zat berkhasiat utama / Isi

: Asam penyamak 50 – 75 %, asam galat 2 – 4 %, damar, pati, kalsium oksalat

Penggunaan : Obat wasir (sebagai salep), bagian dari jamu singset.

Pemerian : Bau lemah, rasa sangat kelat dan agar manis.

Cara panen : Serangga Cynips tinctoria (keluarga Cynipidae) menaruh telur – telurnya pada pucuk-pucuk dan batang-batang muda, larva yang keluar dari telur tersbut mengeluarkan cairan berisi enzima yang dapat merubah pati yang terdapat dalam sel-sel disekitar larva tersebut menjadi gula, perubahan dari pati kegula ini, makin meningkat dan merangsang sel-sel jaringan yang bulat tengahnya berongga (karena dimakan larva tersebut). Jenitri yang baik diperoleh dari jaringan yang belum ditinggalkan serangganya, berat dan tergantung warnanya dinamakan jenitri biru, hijau atau hitam. Jika telah ditinggalkan oleh serangganya, ringan, lebih menyerupai bunga karang dan berwarna pucat, disebut jenitri putih dan nilainya rendah.

Sediaan : Acidum Tannicum (F.I) Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

7. GLYCYRRHIZAE SUCCUS

Nama lain : Sari akar manis, Succus Liquiritiae. Tanaman asal : Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera Keluarga : Papilionaceae

(26)

Zat berkhasiat utama / Isi

: Gliserizin sampai 15 %, gula, lendir zat putih telur, air, zat yang dapat disari 49% dan yang tidak dapat larut dalam air 5%. Persyaratan

kadar

: Kadar glizerin tidak kurang 10% dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Penggunaan : Obat batuk

Pemerian : Batang berbentuk silinder/bongkah besar, licin agak mengkilap warna hitam, coklat tua, atau serbuk berwarna coklat, bau khas lemah, rasa manis khas.

Bagian yang digunakan

: Akar yang masih segar disari dengan air mendidih, sari diuapkan dan dikeringkan hingga bebas air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

8. ICHTHAMMOLUM

Nama lain : Ichtamol, Ichthyol

Asal : Garam amonium asam sulfonat yang diperoleh dari batuan bitumen, bercampur dengan ammonium sulfat dan air.

Zat berkhasiat utama / Isi

: Senyawa belerang, amonium sulfat Persyaratan

kadar

: Kadar belerang organik tidak kurang dari 10,5% dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, kadar belerang dalam bentuk sulfat tidak lebih dari 25% dari kadar belerang jumlah.

Penggunaan : Antiseptika lemah, obat batuk

Pemerian : Cairan kental, warna hampir hitam berbau khas.

Sediaan : Solutio Ichtammoli Aetheris (Form.Ind.) Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

(27)

9. NATRII ALGINAS

Nama lain : Natrium Alginat

Tanaman asal : Nacrocystis pyrifera (Turn.), Laminaria sacharina (L.) Laminaria digitata (L.) Nereocystis luetkeana (Mers.)

Keluarga : Lessoniaceae Zat berkhasiat

utama / Isi

: Garam natrium dari asam alginat (suatu asam poliuronat)

Penggunaan : Emulgator

Pemerian : Serbuk halus atau kasar, warna putih kekuningan, hampir tidak berbau, hampir tidak berasa.

Pembuatan : Merupakan karbohidrat yang dimurni-kan diperoleh dengan penyarian ganggang coklat menggunakan alkali encer, sebagian besar dari garam natrium dari asam alginat Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. PIX LIQUIDA

Nama lain : Ter Kayu

Tanaman asal : Dari keluarga Pinaceae Zat berkhasiat

utama / Isi

: Hidrokarbon(benzol, toluol, silol, stirol, naftalin, parafin, terpen, politerpen), furfurol, metilfurfuran, dimetilfurfuran, fenol kresol, pirokatekin, guayakol dan pirogalol.

Penggunaan : Obat eksim menahun dan obat batuk Pemerian : Masa kental, lebih berat dari air, warna

coklat tua hampir hitam bau khas, rasa khas dan empireumatik

Bagian yang digunakan

: Masa kental yang diperoleh dari penyulingan kering kayu.

(28)

BAB IV

SIMPLISIA DARI HEWAN

1. Adeps Lanae (F.I.) 2. Adeps Suillus (E.F.I.) 3. Cera Alba (F.I.) 4. Cera Flava (F.I.) 5. Cetaceum (F.I.) 6. Gelatinum (F.I.) 7. Mel depuratum (E.F.I.) 8. Thyroidum (F.I.)

1. ADEPS LANAE

Nama Sinonim : Lemak bulu domba anhydrous lanolin, Wool FAT, Lemak bulu

Nama hewan : Ovis Aries (L.) Keluarga : Bovidae Zat berkhasiat

Utama/Isi

: Ester-ester lemak dengan kolesterol, oksikolesterol, gamma-lanosterol, lano-sterol dihidrolanolano-sterol dan agnolano-sterol. Adapun asam lemaknya adalah asam palmitat, asam miristinat, asam lano-palmitat, asam lanoserat, asam serotat dan asam karnaubat, alkoholalkohol, setil -alkohol dan karnaubie-alkohol.

Penggunaan : Sebagai salep, sabun, pasta, pil dan serbuk.

Sediaan : - Aethylis Aminobenzoatis Tannini Unguentum (Form. Nas).

- Bacitracini Neomycini Polymyxini unguentum (Form. Nas).

- Chloramphenicoli unguentum (Form. Nas).

- Gamexani cremor (Form. Nas). - Hydrocortini unguentum (Form. Nas). - Ichtammoli unguentum (Form. Nas). - Methylis Salysilatis unguentum (Form.

Nas).

- Tetracyclini Hydrocloridi unguentum (Form. Nas).

Pemerian : Zat serupa lamak, liat, likat warna kuning muda atau kuning pucat, agak tembus

(29)

cahaya bau lemah dan khas. Bagian yang

diambil

: Lemak yang dimurnikan dari bulu domba. Pembuatan : Pada bulu domba terdapat 10-50 % lemak

yang merupakan selaput luar bulu tersebut. Air sabun bekas pencuci bulu mengandung lemak tersebut. Pada air cucian ditambah asam sulfat dan magma berlemak yang terpisah diambil, magma diperas panas-panas untuk memisahkan kotoran-kotoran. Lemak yang diperoleh dimurnikan lagi, jika masih berisi asam lemak bebas.

Lemak bulu domba dapat pula diperoleh langsung yaitu secara disari dengan pelarut organik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya atau ditempat sejuk.

2. ADEPS SUILLUS

Nama sinonim : Lemak babi, Lard. Nama hewan asal : Sus scrofa (L.) Keluarga : Suidae

Penggunaan : Bahan salap, emplastrum Sediaan : Emplastrum Plumbi Oxydi.

Pemerian : Lemak lunak, likat, warna putih bau leak tapi tidak tengik, jika dileburkan menjadi cairan jernih dan kemudian dibiarkan, tidak terpisah air.

Bagian yang digunakan

: Lemak dari rongga perut. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. CERA ALBA

Nama Sinonim : Malam putih, White Bees Wax. Nama hewan : Apis Mellifera (L.) dan species lain. Keluarga : Apidae

(30)

Zat berkhasiat Utama/Isi

: Mirisin (Mirisilpalmitat), terdapat pula asam serotinat, serasin (campuran parafin), asam melisinat, seril-alkohol.

Penggunaan : Bahan salap

Sediaan : Methylis Salicylatis unguentum (F.N), Unguentum Leniens

Pemerian : Zat pada lapisan tipis bening warna putih kekuningan, bau lemah.

Bagian yang digunakan

: Malam dari sarang yang telah dibersihkan dan yang telah diputihkan.

Cara memperoleh : Dulu diputihkan secara dijemur dan bentuk pita-pita tipis. Sekarang dioksidir dengan hidrogenperosida, kalium permanganat atau benzoil-peroksida. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. CERA FLAVA

Nama Sinonim : Malam kuning, Yellow Bees Wax Nama hewan asal : Apis Mellifera (L.)

Keluarga : Apidae Zat berkhasiat

Utama/Isi

: Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau asam serotinat, asam melisinat, mirisil-alkohol, hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan. Penggunaan : Bahan salep.

Sediaan : Oculentum Hydrargyri Oxydi Flavi (FOI) Pemerian : Zat padat, jika dingin agak rapuh, jika

hangat enjadi elastis, bekas patahan buram dan berbutir warna coklat kekuningan, bau enak seperti madu.

Bagian yang diambil

: Malam yang telah dibersihkan dari sarang apis

(31)

5. CETACEUM

Nama Sinonim : Setaseum, Spermaseti Nama hewan asal : Physeter macrosephallus

Physeter catodon (L.) dan Hyperoodon rostratus (Miller)

Keluarga : Physeteridae Zat berkhasiat

Utama/isi

: Setin ( = setilpalmitat ), setilstearat, setiloleat, setilaurat, setilmiristinat, dan setil alcohol.

Penggunaan : Bahan salap

Sediaan : Unguentum Leniens (Form. Nas).

Pemerian : Massa hablur bening, licin, warna putih mutiara, bau dan rasa lemah.

Bagian yang diambil

: Malam padat murni yang diperoleh dari minyak lemak yang terdapat pada kepala, lemak dan badan ikan.

Cara memperoleh : Binatang menyusui ini kepalanya besar, bagian atas kepala berisi cairan yang setelah binatangnya mati, menjadi padat putih seperti bunga karang, merupakan campuran setaseum dan minyak lemak. Dengan perasan, pencucian dengan soda dan lain sebagainya diperoleh setaseum murni.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6. GELATINUM

Nama Sinonim : Gelatina Zat berkhasiat

utama

: Glutina tersusun atas glikokol, leusin, prolin, asam glutamat, lisin, arginin, alanin, asam asparoginat, fenil-alanin, oksiprolin dan histidin.

Penggunaan : Bahan kapsul, salep, cairan transfusi. Keterangan : Gelatina adalah protein yang diperoleh

(32)

dari bahan kalogen.

Ada dua macam tipe gelatina yaitu : Type A dengan titik iso-electric pada pH 7-9, Type B dengan titik iso-electric pada pH 4,7-5,0

Kwalitas dan sifat-sifat gelatina ditetapkan oleh perbandingan antara glutina dan khondrina yang terdapat padanya.

Gelatina makanan dapat dibuat dari 3 sumber utama, yaitu : tulang-tulang yang sudah bersih, kulit babi yang baru dibekukan, dan kulit sapi muda.

Tulang yang diolah dengan asam klorida menghasilkan garam kalsium yang larut dalam Osein.

Osein dan kulit sapi muda jika diolah dengan kapur, memberikan kolagen kotor yang setelah dimurnikan pada pH 5 – 6 menghasilkan gelatin tipe B.

Kulit babi yang diolah dengan asam klorida dan disari pada pH 3,5 – 5 akan menghasilkan lemak dan gelatin tipe A. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

7. MEL DEPURATUM

Nama Sinonim : Madu murni Nama hewan asal : Apis mellifera (L.) Keluarga : Apidae

Zat berkhasiat Utama/Isi

: Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air, zat atsiri aromatik, asam semut (sedikit) Penggunaan : Sebagai sumber hidrat arang yang mudah

dicerna, reduktor dalam sediaan-sediaan ferro.

Pemerian : Cairan kental serupa sirup, bening, warna kuning muda sampai coklat kekuningan, rasa manis khas bau enak khas, jika dipanaskan diatas penangas air bau menjadi lebih kuat, tetapi tidak berubah.

(33)

Bagian yang diambil

: Madu

Cara memperoleh : Madu yang diperoleh dari sarang apis ini, dimurnikan dengan pemanasan dibawah suhu 800, didiamkan, kotoran yang mengapung diambil, kemudian madu diencerkan dengan air secukupnya hingga bobot per ml memenuhi persyaratan. Jenis-jenis : Di Mesir dan dari apis fasciata, di Senegel

dari apis adamsonii di Afrika dari apis caffra dan apis scutella.

Di Madagaskar dari apis unicolor. Di India dari apis dorsata (apis indicata = apis florea).

Madu erhalus adalah madu yang diperoleh tanpa pemerasan tetapi dibiarkan mengalir dari sarang lebah, jika dipusingkan memberika madu yang paling jernih. Virgin honey adalah madu yang diperoleh dari sarang yang belum perbah terbuka. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. THYROIDUM

Nama Sinonim : Tiroida

Nama hewan asal : Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang menyusui, telah dibersihkan dari jaringan pengikat dan lemak.

Zat berkhasiat/isi : Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin, Mono yodo tirosin.

Persyaratan kadar : Kadar yodium yang terikat sebagai senyawa organik tidak kurang dari 0,17 % dan tidak lebih dari 0,20 %

Penggunaan : Pengobatan terhadap hipotiroidisme (kerdil dan myxoedema).

Sediaan : Thyroidi Compressi – F.I.

merian : Serbuk warna kekuningan hingga coklat, bau lemah, mirip bau daging rasa asin. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

(34)

BAB V

SIMPLISIA DARI MINYAK MINERAL

1. Paraffinum Liquidum (F.I.) 2. Paraffinum Solidum (F.I.) 3. Vasolinum Album (F.I.) 4. Vaselinum Flavum (F.I.)

1. PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Sinonim : Parafin cair, White mineral oil liquid petrolium, Mineral oil.

Zat berkhasiat Utama/isi

: Hidrocarbon (C17H36 sampai C27H56

hidrokarbon siklis, hidrokarbon tidak jenuh dan derivat derivat dari benzen).

Penggunaan : Bahan salep dan pencahar

Sediaan : - Betamethasoni cremor (Form. Nas). - Cliquilini cremor (Form. Nas).

- Cliquinolini Hydrocortisoni cremor (Form. Nas).

- Clioquinolini Hydrocortisoni (F.N) - Gentamycini cremor (Form. Nas).

- Dexamethasoni Neomycini cremor (Form. Nas).

- Dibucaini cremor (Form. Nas). - Dienostroli cremor (Form. Nas). - Gentamycini unguentum(Form. Nas). - Hydrocortisoni cremor (Form. Nas). - Hyoscini oculentum (Form. Nas). - Prednisoloni unguentum (Form. Nas). - Triamcinologi Acetonidi unguentum

(Form. Nas).

- Unguentum Leniens (Form. Nas).

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak berasa.

Cara

memperoleh

: Diperoleh dari minyak mineral.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya.

(35)

2. PARAFFINUM SOLIDUM

Nama Sinonim : Parafin padat. Cara

memperoleh

: Minyak mineral

Diperoleh dari residu minyak tanah kasar, residu ini disuling lagi, maka diperoleh minyak parafin sebagai distilat yang kemudian diolah dengan asam sulfat dan selanjutnya dengan larutan natrium hidroksida (selama pengolahan dibuat tetap cair secara dipanaskan dengan uap air setelah terpisah dari bagian airnya, minyak parafin dibekukan menjadi zat yangsetengah padat kemudian diperas.

Bagian minyak yang cair dipakai sebagai minyak pelumas, bagian yang padat dicairkan, dibekukan dan diperas lagi pada suhu yang tidak lebih tinggi dari tadi, hasilnya dikenal sebagai refined wax.

Zat ini dicuci, diperas, dicairkan dan dialirkan lewat arang tulang (atau bahan-bahan lain sejenis), dan dibekukan, terbentuk massa yang keras, tembus cahaya dan tidak berwarna. Zat khasiat

utama

: Sama seperti parafin cair.

Penggunaan : Bahan pengeras salep, zat tambahan. Sediaan : Balsamum Album

Balsamum Rubrum

Pemerian : Padat, sering menunjukkan susunan hablur, warna putih atau tidak berwarna, tidak berasa, agak licin, jika terbakar nyala terang jika dileburkan menghasilkan cairan yang tidak berfluorosensi.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. VASELINUM ALBUM

Nama sinonim : Vaselni putih, White petrolium Zat berkhasiat

Utama

: Hidrokarbon berat molekul tinggi terutama parafin-parafin, senyawa-senyawa hidrokarbon siklis dan hidrokarbon tidak

(36)

jenuh.

Penggunaan : Bahas salep, pencahar lemah Sediaan : - Bacitracini Neomycini

Polymix ini unguentum (F.N). - Balsamum Album (F.N). - Betamethasoni cremor (F.N). - Cloramphenicoli unguentum (F.N). - Chrysarobini unguentum (F.N). - Clioquinolini cremor (F.N). - Getamycini cremor (F.N).

- Dexamethasoni Phophatis cremor (F.N). - Dibucaini cremor (F.N).

- Gentamycini unguentum (F.N). - Hyoscini oculentum (F.N). - Ichtamoli unguentum (F.N). - Hydrocortisoni unguentum (F.N).

- Tetracyclini Hydrochloridi unguentum (F.N).

- Triamcioloni Acetonidi cremor (F.N). - Triamcioloni Acetonidi unguentum (F.N). - Triprllenamini cremor (F.N).

- Zinci unguentum (F.N).

- Vaselinum Hydrophylium (F.N).

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening warna putih, warna ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk, berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan tidak berbau, hampir tidak berasa.

Cara

memperoleh

: Vaselinum flavum yang telah diputihkan. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. VASELINUM FLAVUM

Nama Sinonim : Vaselin kuning, petrolium. Zat berkhasiat : Serupa dengan vaselin putih. Penggunaan : Bahan salep, pencahar lemah.

Sediaan : - Aethylis Aminobenzoatis unguentum (F.N).

- Aethylis Aminobenzoatis Tannini unguentum (F.N).

(37)

- Olei Iecoris unguentum (F.N). - Peruviani unguentum (F.N). - Prednisoloni unguentum (F.N).

- Recorcinoli unguentum compositum (F.N).

- Zinci pasta (F.N).

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, warna kuning muda sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan dingin tidak diaduk. Berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan, tidak berbau, hampir tidak berasa.

Cara

memperoleh

: Diperoleh dari minyak mineral Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

(38)

BAB VI

ANTIBIOTIKA

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad renik, dan dalam kadar yang sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jasad renik lain (virus, riketsia, bacteria, protozoa, cendawan).

Dewasa ini pengertian antibiotika juga mencakup senyawa-senyawa kimia yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan atau yang bersifat bakterisida (membunuh kuman) dan diperoleh secara sintesia murni (misalnya kloramfenikol dan tetrasiklina) atau secara semi sintesia (misalnya ampisilina dan kloksasilina).

Contoh dari antibiotika golongan penisilia yang diperoleh dari biakan jasad renik dan yang diperoleh dengan cara semisintesa adalah sebagai berikut :

Penisilina alam : Benetamina penisilina, benzatina penisilina, benzil penisilina,

Fenoksimetil penisilina, prokaina penisilina.

Penisilina semisintesa : Ampisilina, kloksasilina, metisilina, nafsilina, oksasilina, penamesilina, propisilina.

Perkataan antibiotika berasal dari 2 perkataan Yunani, yaitu : anti yang berarti melawan dan bio yang berarti kehidupan. Antbiotika “Broad spectrum” adalah antibiotika yang efektif berbagai kelompok jasad renik (kelompok virus, riketsia, kuman dan lain sebagainya) dan berfaedah untuk pengobatan infeksi ganda.

Antibiotika yang termasuk “Broad spectrum” antara lain adalah ampisilina, karbensilina, kloramfenikol, klortetrasiklina, demitilklortetrasiklina, doksisiklina, gentamisina, kanamisina, neomisina, oksitetrasiklina dan derivatnya, rolitetrasiklina dan tetrasiklina.

Antibiotika yang cocok untuk pengobatan terhadap infeksi kuman-kuman gram positif antara lain adalah basitrasina, penisilina dan derivatnya, gramisidin, linkomisina, novohiosina, natrium fusidat, spiramisina, triasetiloleandomisina, tirotrisina dan vankomisina.

Antibiotika untuk pengobatan infeksi kuman gram negatif, antara lain adalah kolistina, polimiksina B dan sulfokmiksina.

Untuk pengobatan tuberkulosa dan lepra digunakan sikloserinadihidrostrep tomisina, streptomisina, rifamisina dan viomisina untuk pengobatan infeksi protozoa digunakan paranomisina.

1. AMPCILLINUM = Ampisilina (F.I)

Persyaratan Kadar

: Ampisilina mengandung tidak kurang dari 95 % C16H19N3O4S, masing-masing dihitung terhadap

zat anhidrat.

(39)

atau hampir tidak berbau, rasa pahit.

Sediaan : Ampicillini Capsulae (F.I), Ampicillini Trihidrat, Ampicillini Trihydratis Capsulae, Ampicillini Pro Suspension.

2. BACITRACINUM = Basitrasina (F.I)

Sumber : Basitrasina adalah antimikroba yang dihasilan oleh biakan Basillus licheniformis atau Basillus subtilis var. Tracy (Familia Basillaceae).

Pemerian : Serbuk warna putih sampai coklat, tidak berbau atau berbau lemah, rasa pahit.

Sediaan : Bacitracinum pro Injectione, Bacitracini Oculentum, Bacitracini unguentum

3. CEPHALEXINUM (F.I)

Sumber : Sefalaksina berasal dari fungus Cephalosporium aeromonium.

Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai putih kuning gading, bau khas

Sediaan : Cephalexini Capsulae, Cephalexini Compressi

4. CEPHALORIDIUM = Sefaloridini (F.I)

Pemerian : Serbuk hablur, putih bau lemah mirip piritina, rasa pahit

Sediaan : Cephalorodinum pro Injectione

5. CHLORAMPHENICOLUM = Kloramfenikol (F.I)

Persyaratan Kadar

: Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0 C11H12Cl2N2C5,

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng

memanjang warna putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau, rasa sanga pahit, dalam larutan asam lemah, mantap.

(40)

Sediaan : Chloramphenicoli Capsule, Chloramphenicoli Ucolentum, Chloramphenicoli Unguentum, Chloramphenicoli Palmitas, Chloramphenicoli Palmitatis Suspensio.

6. CHLORTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM

=

Kloratetrasiklalina Hidroklorida (F.I)

Sumber : Kloratetrasiklina hidroklorida adalah garam hidroklorida zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces aureofaciens (Familia streptomycetaceae) atau diperoleh dengan cara lain

Pemerian : Hablur kuning, tidak berbau, rasa pahit. Sediaan : Chlortetracyclini Hydrochloridi Oculentum

7. CLINDAMYCINI HYDROCHLORIDUM (F.I) = Klindamisina Hidroklarida

Pemerian : Serbuk hablur warna putih, rasa pahit. Sediaan : Clidamysini Hydrochloridi Capsulae

8. DEMECLOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I)

Sumber : Adalah garam hidroklorida. Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan Streptomyces aureofaciens (Familia Streptomycetaceae), atau yang dibuat denngan cara lain.

Pemerian :

Serbuk hablur warna kuning, tidak berbau, rasa pahit.

Sediaan : Demeclocyclini Hydrocloridi Capslae (F.I)

9. DOXYCYCLINUM (F.I)

Sumber : Termasuk golongan tetracycline dan dibuat secara sintesa

Pemerian : Serbuk hablur kuning.

Sediaan : Doxycyclinum pro suspension, Doxycyclinum Hydrochloridum Capsulae

(41)

10. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)

Sumber : Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces erythreus Waksman (Familia Streptomycetaceae)

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau agak kuning, tidak berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik.

Sediaan : Erithromycini Compressi, Erithromycini Stearas.

11. FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina Sulfat (F.I)

Sumber : Zat anti mikroba yang yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces fradial atau Streptomcyces decaris (Famila

streptomyceataceae).

Pemerian : Serbuk putih, putih kekuningan, tidak berbau, hampir tidak berbau, tidak berasa, higroskopik.

12. GENTAMICINI SULFAS = Gentamicina Sulfat (F.I)

Sumber : Gentamicina Sulfat adalah garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora purpurea.

Persyaratan Kadar

: Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 mcg gentamisina, dihitung sebagai zat anhidrat.

Pemerian : Serbuk, warna putih sampai coklat.

Sediaan : Gentamycini Sulfatis Cremor, Gentamycini Sulfatis Compressi.

13. GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina (F.I)

Sumber : Griseofulfina adalah anti fungi yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penisillinum

griseofulvumatum atau diperoleh dengan cara lain

Persyaratan Kadar

: Mengandung tidak kurang 97,0%dan tidak lebih dari 102,0% C17H17ClO6, dihitung terhadap zat

(42)

Pemerian : Serbuk warna putih sampai kuning gading pucat, tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran zarah maksimum sampai 5 µm, boleh terdapat beberapa zarah berukuran lebih dari 30 µm. Sediaan : Griseofulvini Compressi (F.I)

14. KALII BENZYLPENICILLINUM = Kalium Benzilpenisilina (F.I)

Sumber : Kalium penisilina G. adalah garam kalium asam zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penicilium notatum (Familia Aspergilaseae) dan jasad renik sejenis, atau dibuat dengan cara lain.

Persyaratan Kadar

: Kadar Penisilina jumlah, dihitung sebagai C16H17KN2C4S, tidak kurang dari 90,0%

Pemerian : Serbuk hablur renik, halus warna putih. Jika diperiksa dalam parafin cair ringan menggunakan mikroskop polarisasi, sebagian besar tampak sebagai bagian yang dapat larut, membias rangkap dan jika bidang polarisasi diputar mempunyai tempat pemadaman.

Sediaan : Kalii Benzylpenicillina Compressi (F.I)

15. KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina Sulfat (F.I)

Sumber : Kanamisina sulfat adalah garam monosulfat, C18H36N4C11SO4 (BM 582,60) atau garam sulfat

asam C18H36N4O111,7H2SO4 (BM 651,20)

kanamisina, zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces kanamycetus (Familia Streptoecetaseae)

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau

(43)

16. NATRII BENZYPENICILLINUM (F.I)

Sumber : Natrium dari asam bersifat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penicillinum notatum (Familia Aspergillaceae), atau jasad renik sejenis, atau dibuat dengan cara lain

Persyaratan Kadar

: Kadar Penicillina jumlah dihitung sebagai C16H17N2Na4S, tidak kurang dari 90,0% kadar

natrium benzulpenicillina, C16H17NaO4S tidak

kurang dari 90,0%.

Pemerian : Serbuk hablur warna putih

17. NATRII CARBENICILLINUM (F.I)

Persyaratan Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 89% C17H16N2Na2O6S dihitung terhadap zat anhidrat

Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih, tidak berbau, rasa pahit, higroskopik.

Sediaan : Natrii Carbenicillinum Pro Injectio.

18. NATRII CEPHALOTHINUM (F.I) = Natrium sefalotina

Pemerian : Serbuk hablur putih atau hampir putih, hampir tidak berbau, rasa pahit.

Sediaan : Natrii Cephalothinum pro Injectio

19. NATRII DICLOXACILLINUM (F.I) = Natrium Dikloksasilina

Sumber : Derivatnya Penicillina.

Pemerian : Serbuk hablur tidak berwarna, rasa pahit

Sediaan : Natrii Dicloxacillini Capsulae, Natrii Dicloxacillinum Suspension.

20. NEOMYCINI SULFAS = Neomisina Sulfat (F.I)

Sumber : Neomisina sulfat adalah campuran garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces Fradiae (Familia

(44)

Streptomycetaceae).

Pemerian : Serbuk warna putih atau putih kekuningan, hampir tidak berbau, higroskopik.

21. NOVOBIOCINUM CALCINUM = Novobiosina Kalsium (F.I)

Sumber : Novobiosina kalsium adalah garam kalsium zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces niveus (Familia Streptomycetaceae) atau jasad hidup sejenis atau yang dibuat dengan cara lain. Pemerian : Serbuk hablur, warna putih kekuningan, tidak

berbau, rasa manis kemudian pahit. Sediaan : Novobiocini Compressi

22. NOVONIOCINUM NATRIUM = Novobiosina Natrium (F.I)

Sumber : Novobiosina natrium adalah garam natrium zat antu mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces niveus (Familia Streptomytaceae) atau jasad hidup sejenis, atau yang dibuat dengan cara lain. Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih

kekuningan, tidak berbau, rasa manis, kemudian pahit.

Sediaan : Novobiosini Compressi

23. NYSTATINUM = Nistatina (F.I)

Sumber : Nistatina adalah zat anti fungi yang umumnya dihasilkan oleh biakan Streptomyces nursei (Familia Streptomycetaceae) atau dengan cara lain.

Pemerian : Serbuk warna kuning sampai coklat muda, bau khas

Sediaan : Nystatini Compressi, Nystatinum pro Suspensione, Nystatini Unguentum

(45)

24. OXYTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM = Oxytetrasiklina Hidroklorida (F.I)

Sumber : Oksitetrasiklina hidroklorida adalah garam hidroklorida zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces remosus (Familia Streptomycetaceae) atau yang dibuat dengan cara lain.

Pemerian : Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau, rasa pahit, hidrogrospik.

Sediaan : Oxytetracyclini Hydrochloridi Capsule, Oxytetracyclini Hydrochloridi pro Injection.

25. POLYMYXINI B SULFAS = Polimiksina B Sulfat (F.I)

Sumber : Polimiksina B sulfat adalah campuran garam sulfat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Bacillus polymixa (Familia Bacillaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.

Sediaan : Serbuk warna putih sampai kuning gading, tidak berbau atau berbau lemah

26. RIFAMYCINUM (F.I) = Rifamisina

Sumber : Adalah kelompok bagi sejumlah zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyeces mediterranei

Jenis-jenis rifamisina ditandai dengan huruf-huruf dibelakang namanya. Rifamisina A, B, C, D dan E diperoleh dari alam.

Rifamisina O, S dan SV adalah derivat dari rifamisina B.

Sediaan : Rifamycini Capsulae

27. STREPTOMYCINI SULFAS = Streptomisina Sulfat (F.I)

Sumber : Streptomysina Sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces griseus (Kransky) Waksman et Nenrici (Familia Streptomycetaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.

(46)

Pemerian : Zat padat warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau berbau lemah, rasa agak pahit

Sediaan : Streptomycini Sulfatis Injectione, Streptomycini Sulfatis Pro Injectione.

28. TETRACYCLINUM (F.I) = Tetrasiklina

Sumber : Tetrasiklina adalah zat antimikroba yang duperoleh dengan cara deklorinasi klotetrasiklina, atau dengan mereduksi oksitetrasiklina, atau dengan cara fermentasi. Pemerian : Serbuk hablur renik, warna kuning tidak berbau Sediaan : Tetracyclini Suspensione

29. TETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I) = Tetrasiklina hydroklorida F.I.

Sumber : Tetrasiklina Hydroklorida adalah garam hidroklorida zat antimikroba yang diperoleh dengan cara mereduksi katalitik klortetrasiklina atau dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces aureofaciens (Familia Streptomycetaceae). Sediaan : Tetracyclina Hydrochloridi Capsulae.

30. VANCOMYCINI HYDROCHLORIDUM F.I. = Vankomisina Hidroklorida

Sumber : Antimikroba yang umumnya dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces orientalis (Familia Streptomecetaceae), atau yang dibuat dengan cara lain

Pemerian : Serbuk warna coklat muda, tidak berbau, rasa pahit

(47)

31. VIOMYCINISULFAS = Viomisina Sulfas (F.I)

Sumber : Viomisina sulfat adalah garam sulfat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptonyces griseus var purpureus (Familia Streptomycetaceae) atau dengan cara lain.

Pemerian : Serbuk pahit, agak higroskopik Sediaan : Viomycini Sulfatis pro Injectione

(48)

BAB VII

IMMUNOSERA

Imunoserum

Imunoserum adalah sediaan cair atau sediaan kering beku, mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh secara pemurnian serum hewan yang telah dikebalkan. Imunoserum mempunyai khasiat khas menetralkan toksin kuman atau bisa ular atau mengikat kuman atau virus atau antigen lain yang sama dengan yang digunakan pada pembuatannya.

Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang telah dikebalkan dengan penyuntikan toksin atau toksoida, bisa ular atau suspensi jasad renik atau diberi penisilina.

Zat pengawet yang cocok dapat ditambahkan, dan harus ditambahkan untuk sediaan yang disimpan dalam dosis ganda. Sediaan yang diperoleh dengan pengeringan bekuan mengandung air tidak lebih dari 1,0 %. Rekontutitusi dilakukan pada saat akan digunakan. Pemerian :

Imunoserum cair : Tidak keruh, hampir tidak berwarna atau kuning sangat lemah, hampir tidak berbau kecuali bau bakterisida yang ditambahkan.

Imunoserum kering beku

: Serbuk atau kerak, tidak berwarna atau kuning pucat.larutan dalam air menyerupai imunoserum cair

Persyaratan berikut berlaku untuk imunoserum cair dan imunoserum kering beku yang direkonstitusi.

1. IMUNOSERUM ANTIDIPHTHERICUM = Imunoserum Antidifteri = Antitoksin Difteri

Persyaratan Kadar

: Imunoserum antidiferi mengandung globulin dengan antitoksin khas yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtherioe potensi kurang dari 1000 UI per ml.

Pemerian : Keasaman-kebasaan : Albumin : Protein asing : protein jumlah : Toksisitas abnormal : Penyimpanan Memenuhi syarat yang tertera pada Imunosera.

Identifikasi : Mempunyai aktivitas khas menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka

(49)

2. IMUNOSERUM ANTIRABIENICUM

= Imunoserum Antirabies = Antitoksin Rabies

Persyaratan Kadar

: Imunoserum Antirabies mengandung globulin anti khas rabies yang dapat menetralkan virus rabies.

Pemerian : Keasaman-kebasaan ; Albumin; Protein Asing ; protein jumlah; Toksin abnormal; Sterilitas, penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada immunosera.

Identifikasi : Mempunyai aktivitas khas menetralkan virus rabies dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka.

3. IMUNOSERUM ANTITETANICUM

= Imunoserum Antitetanus = Antitoksin Tetanus

Persyaratan Kadar

: Imunoserum Antitetanus mengandung globulin antitoksin khas yang dapat menetralkan toksin Clostridium tetani.

Pemerian : Keasaman-kebasaan ; Albumin; Protein Asing ; protein jumlah; Toksisitas abnormal; Streilitas, penyimpangan memenuhi syarat yang tertera pada immunosera.

Identifikasi : Mempunyai aktivitas khas menetralkan toksin Clostridium tetani dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka

4. IMUNOSERUM ANTIVENINUM POLYVALENTE = Imunoserum Antibisa Polivalen = Antibisa Ular

Persyaratan Kadar

: Imunoseru Antibisa Polivalen adalah larutan steril, terutama mengandung glubolin dengan anti zat khas dapat menetralkan bisa Ankystrodon rhodostoma, Bungarus fasciatus dan Naja sputatrix. Potensi tiap mili menetralkan tidak kurang dari 10 LD50 dan tidak lebih dari 25

LD50 bisa Ankystrodon rhodoston, tidak kurang

dari 25 LD50 dan tidak lebih dari 50 LD50 – bisa

Naja Sputatrix.

Pemerian : Keasaman-kebasaan ; Toksisitas abnormal; Streilitas, Susut pengeringan; penyimpanan; Penandaan memenuhi syarat yang tertera pada immunosera.

(50)

BAB VIII

VACCINA

Vaksina adalah sediaan mengandung antigen, dapat berupa kuman mati, kuman inaktif, kuman hidup yang dilumpuhkan virulensinya tanpa merusak potensi antigennya, digunakan untuk menimbulkan kekebalan aktif dan khas terhadap infeksi kuman atau toksinnya.

Vaksin dibuat dari bakteri, riketsia, virus atau toksin dengan cara berbeda-beda sesuai jenisnya seperti tertera pada masing-masing monografi, sedemikian rupa sehingga masih tetap identitasnya dan bebas cemaran jasad renik.

Zat tambahan yang cocok dapat ditambahkan sewaktu pembuatan, tetapi penisilina atau streptomisina tidak boleh digunakan pada setiap tahap pembuatan atau dalam hasil akhir. Jika streptomisina digunakan dalam pembuatan biakan sel untuk vaksin virus, harus dibebaskan dari medium pembenihannya sewaktu hendak ditunasi virus.

Hasil akhir diwadahkan secara teknik aseptik ke dalam wadah steril dan akhirnya ditutup kedap untuk menghilangkan cemaran. Bakterisida yang cocok dapat ditambahkan ke dalam vaksin inaktif steril dan selalu ditambahkan, kecuali dinyatakan lain, jika sediaan yang diedarkan dalam wadah tertutup kedap kemungkinan akan terjadi kemunduran aseptiknya dalam kondisi yang berbeda.

Untuk vaksin yang kering dibekukan, cara pengeringbekuan harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan mengurangi kadar air hingga tidak kurang dari 2,0 %. Jika vaksin mengandung fenol, kadar tidak boleh lebih dari 0,5 % b/v. Penambahan fenol tidak diharuskan.

Sterilitas semua vaksin steril harus memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji keamanan hayati. Penyimpanan kecuali dinyatakan lain, vaksin cair disimpan pada suhu 20 hingga 100, hindarkan terjadinya pembekuan, vaksin kering disimpan pada suhu tidak lebih dari 200, terlindung dari cahaya.

Penandaan pada etiket harus juga tertera :

1. banyaknya ml jumlah dalam wadah, untuk vaksin cair. 2. dosis dan

3. daluwarsa

Vaksin Bakteri

Biakan bakteri dapat ditumbuhkan pada medium perbenihan padat. Kuman dipanen dari perbenihan menggunakan larutan klorida P atau zat pembawa lain yang cocok.

Medium perbenihan cair dapat juga digunakan untuk biakan bakteri sebagian atau seluruhnya. Biakan dapat digunakan untuk membuat vaksin yang dapat dilakukan secara kimia, fisika atau biokimia. Untuk vaksin steril, kuman dimatikan sedemikian rupa sehingga harus tetap menguasai potensi pengebal.

Dapat ditetapkan jumlah bakteri yang hidup atau yang mati per ml species atau varietas bakteri yang terdapat dalam sediaan. Dapat juga ditetapkan derajat kesuburan. Pemerian suspensi : umumnya putih dalam cairan tak berwarna atau cairan agak berwarna. Toksisitas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan hayati.

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah spektrum lebih sedikit Resolusi spasial Tinggi (0,5 - 4m) untuk pemetaan skala lokal Hanya kawasan kecil yang terliput Resolusi temporal Pemetaan regular memungkin

a. Kas di Bendahara Penerimaan, merupakan saldo kas yang dikelola oleh bendahara penerimaan untuk tujuan pelaksanaan penerimaan di lingkungan kementerian/lembaga

sikap diskriminasi memiliki jiwa mandiri dan independen, tidak berpikiran untuk meminta-minta. Jika beberapa kesulitan menimpanya, dia menghadapinya dengan sabar dan

Seleksi Umum; adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat.. Seleksi

Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Pembangunan Pagar Gedung Kantor di Kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai ini sesuai dengan apa yang telah diren!anakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan hutang, kinerja perusahaan, nilai perusahaan, kebijakan hutang, volatilitas laba dan investasi tidak memiliki pengaruh

Peserta kelompok mata pelajaran dibagi kelompok kecil (2 – 3 orang) masing-masing menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan kelas masing-masing (satu

Panalungtikan anu geus pernah dilakukeun ku mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah patali jeung kasalahan morfologis aya dua nya éta (1) “Kasalahan Morfologis dina