• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PENGGUNAAN E-LEARNING BERBASIS MEDIA SOSIAL EDMODO BAGI GURU SMA DI KECAMATAN BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN PENGGUNAAN E-LEARNING BERBASIS MEDIA SOSIAL EDMODO BAGI GURU SMA DI KECAMATAN BULELENG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

160

PELATIHAN PENGGUNAAN E-LEARNING BERBASIS MEDIA SOSIAL

EDMODO BAGI GURU SMA DI KECAMATAN BULELENG

Gede Aditra Pradnyana1, I Made Ardwi Pradnyana2, I Gede Partha Sindu3

1,2,3Jurusan Pendidikan Teknik Informatika – Fakultas Teknik dan Kejuruan

Unversitas Pendidikan Ganesha – Singaraja Bali Email : gede.aditra@undiksha.ac.id

Abstrak

Persoalan kelemahan tenaga pendidik dalam menggunakan TIK untuk kegiatan belajar mengajar akan dijumpai dimana saja di Indonesia, termasuk di Kecamatan Buleleng. Dengan manfaat yang begitu banyak, penggunaan E-Learning dalam proses belajar mengajar di SMA Kecamatan Buleleleng sangatlah rendah. Disisi lain, penggunaan E-Learning dalam proses belajar mengajar ini sangatlah berbanding terbalik dengan penggunaan media sosial oleh guru dan siswa di SMA. Kegiatan P2M ini bertujuan untuk mengenalkan aplikasi E-learning berbasis media sosial Edmodo kepada guru SMA di Kecamatan Buleleng. Keterampilan penggunaan media sosial yang dimiliki oleh Guru diharapkan mempermudah proses pembelajaran dengan menggunakan Edmodo. Metode kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah dalam bentuk ceramah, diskusi, dan praktek. Pelatihan akan dilakukan selama 2 sesi dimana sesi pertama lebih fokus dalam memberikan informasi mengenai pemanfaatan E-Learning, pengenalan Edmodo, proses mendaftar di Edmodo, sampai pada pengenalan fitur-fitur dan keunggulan Edmodo. Pada sesi kedua, pelatihan akan fokus terhadap pengemasan konten pembelajaran, melakukan praktek dan simulasi proses pembelajaran dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada Edmodo. Modul pelatihan akan diberikan kepada peserta sebagai alat bantu dalam kegiatan praktek di laboratorium komputer. Luaran dari kegiatan P2M ini adalah berupa modul penggunaan Edmodo untuk guru serta artikel ilmiah. Hasil evaluasi pelaksanaan P2M ini menunjukkan bahwa P2M ini bermanfaat untuk menunjang proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.

Kata kunci : Guru, E-Learning, Media Sosial, Edmodo

A. PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah merambah berbagai bidang kehidupan tidak terkecuali bidang pendidikan dan pengajaran. Kemajuan TIK tersebut tidak dapat dipungkiri banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Teknologi komputer dan internet, mulai dari perangkat lunak maupun perangkat keras memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran para peserta didik. Penguasaan terhadap TIK menjadi hal yang sangat penting dalam rangka menghadapi persaingan global. Oleh karena itu, TIK sangat perlu untuk diperkenalkan, dipraktikkan, dan dikuasai oleh pendidik dan peserta didik agar dapat bersaing di dalam kehidupan global.

E-learning adalah suatu kemajuan penting dalam sistem pendidikan modern. E-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) maupun sistemnya. Darin E. Hartley mengatakan bahwa e-learning adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. E-learning juga dapat didefinisikan sebagai upaya peserta didik dengan sumber belajarnya (basis data, pakar/guru, dan perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan. E-learning atau electronic E-learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan melalui penerapan TIK.

(2)

161

tahun 2008 oleh Nic Borg dan Jeff Ohara yang berkeyakinan bahwa perlu dikembangkan lingkungan sekolah yang terhubung dengan semua aktifitas di dunia. Edmodo adalah platform media sosial yang sering digambarkan sebagai Facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan. “Edmodo merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen sosial yang menyerupai Facebook, tapi sesungguhnya ada nilai lebih besar dalam aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini”[1]. Beberapa fitur yang terdapat pada Learning Management System (LMS) untuk mendukung e-leaming seperti penugasan, kuis dan penilaian pun terdapat di Edmodo. Edmodo sangat komprehensif sebagai sebuah course management system seperti layaknya Moodle, dengan antar muka (interface) yang menyerupai facebook yang merupakan media sosial popular saat ini, penguna tidak akan merasa asing bahkan akan merasa mudah untuk menggunakannya.

Fakta yang ada dilapangan, kemampuan penggunaan TIK pada bidang pendidikan di negara berkembang, seperti Indonesia, tentu tidak akan sebaik kemampuan TIK tenaga pendidik di negara maju. Dengan demikian persoalan kelemahan tenaga pendidik dalam menggunakan TIK akan dijumpai dimana saja di Indonesia, termasuk di Kecamatan Buleleng. Dengan manfaat yang begitu banyak, penggunaan E-Learning dalam proses belajar mengajar di SMA di Kecamatan Buleleleng sangatlah rendah. Disisi lain, penggunaan E-Learning dalam proses belajar mengajar ini sangatlah berbanding terbalik dengan penggunaan media sosial oleh guru dan siswa di SMA. Dalam kesehariannya, baik di sekolah maupun di rumah, guru maupun siswa kerap sekali menggunakan media sosial, seperti facebook, twitter, path, dan lain-lain, untuk berinteraksi, berbagi informasi, bahkan membicarakan seputar pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan pemaparan di atas, pengenalan, dan penggunaan media sosial Edmodo bagi guru SMA di Kecamatan Buleleng dalam proses belajar mengajar sangatlah tepat untuk dilakukan. Keterampilan penggunaan media sosial yang dimiliki oleh Guru tentu akan sangat mempermudah proses pembelajaran dengan menggunakan Edmodo yang memiliki keunggulan serupa dengan aplikasi E-Learning pada umumnya.

B. SUMBER INSPIRASI

Pemanfaatan internet sebagai sarana pendidikan yang kerap dilakukan adalah melalui media E-Learning. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk pengguna internet terbanyak di Asia Tenggara. Akan tetapi, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang bekerjasama dengan Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) Universitas Indonesia mengenai profil pengguna internet Indonesia tahun 2014, diperoleh data bahwa penggunaan internet di Indonesia sebagai sarana pendidikan hanya 29,3% [2]. Hal tersebut terjadi karena lemahnya pengetahuan serta keterampilan penggunaan internet, khususnya E-Learning, sebagai media pendukung pendidikan. Lemahnya pengetahuan serta keterampilan ini terjadi dihampir seluruh wilayah Indonesia termasuk Provinsi Bali.

Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten terluas yang ada di Provinsi Bali, memiliki 9 (sembilan) kecamatan yang tersebar diseluruh daerah Bali utara, terbentang dari ujung barat sampai ujung timur pulau Bali, dengan ibukota kabupaten terletak di kota Singaraja, yang sekaligus merupakan ibukota Kecamatan Buleleng. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Daerah Kecamatan Buleleng tahun 2014, jumlah fasilitas pendidikan formal (sekolah) di Kecamatan Buleleng berjumlah 126 yang terbagi menjadi fasilitas SD sebanyak 85,

(3)

162

SMP berjumlah 18 dan SMA berjumlah 23 [3]. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMAN 1 Singaraja, I Putu Eka Wilantara, MPd, disebutkan bahwa SMAN 1 Singaraja sampai saat ini belum menerapkan E-Learning dalam proses pembelajaran ke siswa. SMAN 1 Singaraja telah memiliki sistem E-Learning berbasis MOODLE namun tidak digunakan akibat kurangnya keterampilan guru dalam menggunakannya. Lemahnya kemampuan TIK dan sulitnya pengoperasian MOODLE juga dikeluhkan para guru. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Kepalah Sekolah SMA Lab Undiksha, Drs. Wayan Sukerta, M.Pd., yang menjelaskan bahwa sampai saat ini SMA Lab Undiksha belum menerapkan dan memiliki fasilitas E-Learning.

Berbanding terbalik dengan penggunaan internet sebagai sarana pendidikan, berdasarkan survei yang dilakukan APJII tahun 2014 ditemukan data bahwa 87,4% penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mengakses media sosial dan 43,7% pengguna internet di Indonesia adalah pengguna kalangan pelajar dan guru. Hal ini merupakan indikasi bahwa penggunaan media sosial telah menjadi suatu "budaya" dalam kehidupan pelajar, sehingga merupakan suatu tantangan bagi pendidik untuk menggunakan strategi dengan memanfaatkan kultur tersebut. Dari hasil wawancara dengan beberapa guru serta siswa di SMAN 1 Singaraja dan SMA LAB Undiksha, sebagian besar tidak mengetahui adanya media sosial Edmodo sebagai salah satu aplikasi E-Learning yang dapat digunakan dalam mendukung proses pembelajaran dan berinteraksi dengan guru atau siswa lain layaknya media sosial yang ada. Dari proses wawancara juga diperoleh informasi tidak adanya media yang dapat digunakan sebagai sarana berinteraksi antar guru, antar siwa, atau antar guru dan siswa di Kecamatan Buleleng atau cakupan yang lebih luas, dalam berbagi pengetahuan, informasi

dan atau konten pembelajaran.

Dari proses observasi yang dilakukan di SMAN 1 Singaraja dan SMA Lab Undiksha, sarana yang dimiliki sekolah sangatlah mendukung proses pembelajaran menggunakan E-Learning berbasis media sosial Edmodo ini, seperti adanya lab-lab komputer dan hotspot area di lingkungan sekolah. Guru dan siswa SMA pada umumnya juga sudah terbiasa dalam penggunaan laptop atau komputer dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan data dan informasi diatas, dipandang perlu untuk memberikan pelatihan penggunaan E-Learning berbasis media sosial Edmodo ini bagi guru dan siswa SMA di Kecamatan Buleleng ini. Dari proses wawancara dan observasi yang dilakukan hampir sebagian besar guru SMA di Kecamatan Buleleng merupakan pengguna aktif media sosial seperti Facebook, sehingga pelatihan penggunaan media sosial Edmodo ini diharapkan dapat berjalan secara efektif dan dapat diterapkan dengan baik di sekolah mengingat cara penggunaan Edmodo yang hampir mirip media sosial Facebook.

E-Learning

E-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi E-Learning dari berbagai sudut pandang. Berdasarkan kajian beberapa definisi, Anita Ratnasari menyimpulkan bahwa yang disebut sebagai E-Learning adalah konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar[4]. Pendapat serupa juga disampaikan Gede Suriadhi, I Dewa Kade Tastra, Ign. Wayan Suwatra yang menyatakan bahwa e-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/ atau internet [5]. Selain itu, Som Naidu (2006) dalam Gede Suriadhi, I Dewa Kade Tastra, Ign. Wayan

(4)

163

Suwatra (2014) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan secara sengaja jaringan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan mengajar[5]. Istilah lain yang mengacu pada hal yang sama, yaitu online learning atau web based learning. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/ perkuliahan di kelas, memacu untuk melakukan kegiatan metode synchronous dan asynchronous pada e-learning.

Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternative pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan dibidang teknologi komunikasi dan informasi. Ada berbagai jenis E-Learning yang diterapkan di sekolah, salah satunya yaitu Learning

Management System (LMS). Edmodo

merupakan salah satu jenis LMS yang sering digunakan saat ini. LMS adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk membuat materi pembelajaran secara online

berbasiskan web dan mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya (Gede Suriadhi, I Dewa Kade Tastra, Ign. Wayan Suwatra, 2014).

Edmodo : E-Learning Berbasis Media Sosial

Edmodo merupakan salah satu media sosial yang didesain untuk penggunaan pembelajaran dan berbasis sekolah. Hal ini terlihat pada tampilan halaman awal Edmodo yang membedakan login penggunan sebagai guru, siswa atau orang tua siswa[1]. Edmodo dikembangkan oleh Nic Borg dan Jeff O’Hara pada akhir 2008. Menurut Jenna Zwang (2010) dalam Evin Yudhi Setyono (2015), Edmodo adalah sebuah situs pendidikan berbasis social networking yang di dalamnya terdapat berbagai konten untuk pendidikan [6]. Guru dapat memposting bahan-bahan pembelajaran, berbagi link dan video, penugasan proyek, dan pemberitahuan nilai siswa secara langsung. Selain itu juga Edmodo dapat menyimpan dan berbagi

Gambar 1.Tampilan Halaman Awal Edmodo.

semua konten digital termasuk blog, link, gambar, video, dokumen, dan presentasi. Selain itu, menurut Frank Gruber (2008) dalam Evin Yudhi Setyono (2015), Edmodo memberikan kemudahan bagi user untuk membuat grup dan berbagi file, links,

video (embed video) dan gambar dilengkapi dengan peringatan (alert), penugasan (assignment ) dan agenda kegiatan (event).

Umaroh (2012) dalam Basori (2013) menyebutkan terdapat beberapa kelebihan

(5)

164

dan kekurangan dari jejaring sosial Edmodo [1]. Kelebihan dari Edmodo yaitu:

1. Membuat pembelajaran tidak bergantung pada waktu dan tempat. 2. Meringankan tugas guru untuk

memberikan penilaian kepada siswa.

3. Memberikan kesempatan kepada orangtua/ wali siswa untuk memantau aktivitas belajar dan prestasi dari putra-putrinya.

4. Membuat kelas lebih dinamis karena memungkinkan interaksi guru dengan siswamaupun antara siswa dengan siswa dalam hal pelajaran atau tugas.

5. Memfasilitasi kerja kelompok yang multidisiplin.

6. Mendorong lingkungan virtual kolaboratif yang membantu pembelajaran berbasis proses. Pelatihan pemanfaatan Edmodo untuk tujuan pengabdian kepada masyarakat sebelumnya pernah dilakukan oleh Budi Mulyono[5]. Pelatihan tersebut ditujukan bagi guru-guru matematika SMA yang tergabung dalam MGMP Matematika Kota Palembang. Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari pertemuan dengan metode

presentasi, diskusi dan simulasi tersebut mengambil lokasi pelatihan di SMAN 1 Palembang (Sekretariat MGMP Matematika Kota Palembang).

Kegiatan pelatihan untuk tujuan pengabdian pada masyarakat dengan topik e-learning di lingkungan UNDIKSHA sudah pernah dilakukan.

Pelatihan ditujukan untuk internal dosen UNDIKSHA dengan judul Pemanfaatan E-Learning Undiksha Bagi Dosen-Dosen di Lingkungan Fakultas Teknik Dan Kejuruan Undiksha, Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pembelajaran). Pelatihan tersebut memanfaatkan MOODLE sebagai LMS e-learning. Sedangkan penelitian tentang pemanfaatan Edmodo pernah dilakukan oleh Gede Suriadhi, I Dewa Kade Tastra, Ign. Wayan Suwatra [4] dengan judul Pengembangan E-Learning Berbasis Edmodo Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII di SMP Negeri 2 Singaraja. Namun, untuk kegiatan pelatihan pemanfaatan Edmodo sebagai LMS E-Learning belum pernah dilakukan oleh dosen UNDIKSHA baik ditujukan bagi kalangan internal (dosen UNDIKSHA) maupun eksternal (guru atau masyarakat).

C. METODE

1. Kerangka Pemecahan Masalah

PERMASALAHAN

1. Tidak semua SMA di Kecamatan Buleleng memiliki E-Learning

2. Kurangnya pengetahuan guru SMA mengenai E-Learning berbasis media sosial Edmodo

3. Kebanyakan guru SMA belum mengetahui cara penggunaan media sosial Edmodo dalam mendukung proses belajar mengajar

4. Kurangnya/tidak adanya sarana interaksi/berbagi pengetahuan antar guru-guru SMA di Kecamatan Buleleng

(6)

165

2. Metode Kegiatan

Metode kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah dalam bentuk ceramah, diskusi, dan praktek. Pelatihan akan dilakukan selama 2 sesi dimana sesi pertama lebih fokus dalam memberikan informasi mengenai pemanfaatan E-Learning, pengenalan Edmodo, proses mendaftar di Edmodo, sampai pada pengenalan fitur-fitur dan keunggulan Edmodo. Pada sesi kedua, pelatihan akan fokus terhadap pengemasan konten pembelajaran, melakukan praktek dan simulasi proses pembelajaran dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada Edmodo. Modul pelatihan akan diberikan kepada peserta sebagai alat bantu dalam kegiatan praktek di laboratorium.

3. Rancangan Evaluasi

Evaluasi kegiatan ini dilakukan saat berlangsungnya kegiatan pelatihan dan melihat produk akhir kegiatan

1. Aspek yang dievaluasi

Aspek yang dievaluasi adalah kehadiran, aktivitas peserta, pemahaman peserta terhadap materi yang telah diberikan.

2. Teknik Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sesuai. Kehadiran peserta dievaluasi berdasarkan daftar hadir peserta yang disi, aktifitas peserta berdasarkan instrumen observasi dan tingkat pemahaman berdasarkan jawaban dari latihan soal yang diberikan.

3. Indikator Pencapaian Program

4. Kriteria pencapaian program setiap aspek adalah (1) kehadiran peserta,

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

1. Penerapan LMS E-Learning seperti MOODLE.

2. Penggunaan media sosial Edmodo sebagai alternatif aplikasi E-Learning.

3. Pembuatan media interaktif pengenalan E-Learning yang berbasis media sosial Edmodo. 4. Pembuatan modul atau buku tutorial Edmodo bagi siswa dan guru SMA

5. Melakukan seminar pengenalan E-Learning dan media sosial Edmodo bagi guru SMA di Kecamatan Bulelenng

6. Melakukan pelatihan penggunaan media sosial Edmodo sebagai sarana pendukung proses belajar mengajar guru SMA di Kecamatam Buleleng

7. Melakukan pelatihan penggunaan media sosial Edmodo sebagai sarana berinteraksi dang bertukar ilmu pengentahuan antar guru-guru SMA di Kecamatan Buleleng

METODE KEGIATAN

1. Seminar (Ceramah dan Diskusi)

2. Workshop penggunaan media sosial Edmodo

SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

1. Penggunaan media sosial Edmodo sebagai aplikasi E-Learning

2. Melakukan kegiatan pengenalan E-Learning dan media sosial Edmodo bagi guru dan siswa SMA di Kecamatan Buleleng

3. Melakukan pelatihan penggunaan media sosial Edmodo sebagai sarana pendukung proses belajar mengajar guru-guru SMA di Kecamatam Buleleng Melakukan pelatihan penggunaan media sosial Edmodo sebagai sarana berinteraksi dang bertukar ilmu pengetahuan serta informasi antar guru dan siswa SMA di Kecamatam Buleleng

(7)

166

aktivitas berkategori baik, dan tingkat pemahaman materi berkategori baik

D. KARYA UTAMA

1. Tahap Persiapan Kegiatan

Untuk memperlancar proses pelatihan yang dilakukan, maka diperlukan sebuah buku pedoman pelatihan dalam bentuk modul. Modul Edmodo berisikan

beberapa materi utama saat pelatihan seperti pengenalan Edmodo, alasan menggunakan Edmodo, persiapan penggunaan Edmodo, pembuatan akun sebagai guru pada Edmodo, sampai pada fitur-fitur yang ada pada Edmodo. Modul yang dibuat dikhususkan untuk pengguna guru. Untuk lebih jelas dan lengkapnya, modul pelatihan Edmodo dapat dilihat pada bagian lampiran.

Gambar 2. Persiapan Lab Komputer di UPT TIK UNDIKSHA Kegiatan pelatihan penggunaan

E-Learning berbasis media sosial Edmodo ini dilaksanakan di Laboratorium Komputer UPT TIK Universitas Pendidikan Ganesha. Proses peminjaman Lab diawali dengan pemeriksaan status Lab di hari pelaksanaan untuk memastikan Lab tidak dipergunakan, kemudian dilanjutkan dengan bersurat kepada Ketua UPT TIK UNDIKSHA untuk peminjaman. Tepat satu hari sebelum hari pelaksanaan, panitia pelaksana dan mahasiswa melakukan persiapan tempat pelatihan, seperti pemasangan spanduk, pemeriksaan komputer, serta pengujian kecepatan internet.

2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pelatihan penggunaan E-learning berbasis media sosial Edmodo ini dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2016. Kegiatan diawali dengan proses registrasi peserta. Peserta yang melakukan proses registrasi berjumlah 14 orang guru SMA dari 23 orang guru yang melakukan konfirmasi kehadiran. Setelah proses registrasi dilanjutkan dengan kegiatan pembukaan oleh ketua pelaksana kegiatan. Dalam membuka kegiatan, ketua pelaksana kegiatan menyampaikan beberapa hal antara lain sumber dana kegiatan pelatihan, memperkenalkan tempat pelatihan, dan pentingnya kegiatan pelatihan yang dilaksanakan.

(8)

167

(a) (b)

Gambar 3. Proses Pembukaan Kegiatan Pelatihan, (a) Sambutan dan Laporan Ketua Pelaksana, (b) Peserta Kegiatan Pelatihan Penggunaan E-Learning Berbasis Media Sosial Edmodo

Setelah acara pembukaan dilakukan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber Bapak Gede Saindra Santyadiputra, S.Kom., M.Cs. Materi yang dipaparkan mengenai pengenalan dan pentingnya E-Learning dalam proses pembelajaran. Setelah pemaparan selesai dilakukan pemaparan materi dan pendampingan teknis mengenai penggunaan Edmodo. Pada sesi ini kegiatan dipandu oleh instruktur Gede Aditra Pradnyana, S.Kom., M.Kom., dengan berpedoman pada modul yang telah diberikan. Untuk memperlancar kegiatan pelatihan, setiap guru juga didampingi oleh mahasiswa. Materi

penggunaan Edmodo yang disampaikan dan dilatih antara lain :

a. Pembuatan akun Edmodo sebagai guru b. Pengaturan akun Edmodo

c. Pembuatan kelas pada Edmodo d. Penggunaan fitur Notes

e. Penggunaan dan pengaturan fitur Assignments

f. Pembuatan quiz pada Edmodo (Tipe Multiple Choice, True False, Short Answer, Matching dan Fill in The Blank)

g. Pemanfaatan fitur Pooling dan

Edmodo Planner

(a) (b) Gambar 4. Kegiatan Pelatihan, (a) Pemaparan Materi Oleh Narasumber, (b) Pendampingan

Teknis Penggunaan Edmodo Akhir dari kegiatan pelatihan ditutup dengan

pengisian E-Kuisioner oleh peserta kegiatan

pada komputer masing-masing. E-Kuisioner dibuat menggunakan Google Form.

(9)

E-168

Kuisioner digunakan untuk mendapatkan respon peserta serta evaluasi dari kegiatan pelatihan yang telah dilakukan.

E. ULASAN KARYA

Secara umum, kegiatan pelatihan berlangsung dengan baik. Para guru terlihat sangat bersemangat saat mulai ikut mempraktekkan penggunaan Edmodo pada komputer masing-masing. Dari observasi yang dilakukan, peserta paling antusias saat mempraktekkan fitur pertemanan yang ada pada Edmodo. Peserta sangan bersemangat saat saling bertukar ID Edmodo dan mengirimkan pesan saat telah terhubung. Selain itu dari hasil observasi juga diperoleh bahwa diskusi sering terjadi saat pembahasan pembuatan quiz.

Keunggulan penerapan E-learning adalah memperluas kesempatan siswa untuk

belajar karena memungkinkan untuk belajar kapanpun, dimanapun tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dibandingkan dengan media sosial maupun Learning Management System (LMS) lainnya, EDMODO memiliki beberapa kelebihan antara lain: mirip facebook sehingga mudah digunakan, free, dan tidak memerlukan server di sekolah. Pelaksanaan pelatihan penggunaan Edmodo ini bermanfaat bagi peserta, guru-guru SMA di Kecamatan Buleleng, terbukti dengan hasil evaluasi yang diperoleh setelah kegiatan berlangsung. Evaluasi dilaksanakan dengan menyebarkan E-Kuisioner (kuesioner online) yang dibuat dengan Google Form. Link kuisioner tersebut dibuka oleh peserta pelatihan dan diisi secara online juga pada saat selesai pelatihan. Kuisioner ini diisi oleh 14 orang responden yang merupakan peserta pelatihan

1. Kebermanfaatan Program P2M

Gambar 5. Kebermanfaatan Program P2M Sebanyak 100% peserta pelatihan

menyatakan bahwa kegiatan pelatihan E-Learning berbasis media sosial Edmodo ini

sangat bermanfaat, hal ini sesuai kebutuhan penerapan El-Learning yang diperoleh pada saat melakukan analisis situasi.

(10)

169

Gambar 6. Pemahaman Edmodo Sebanyak 100% responden menyatakan

bahwa kegiatan pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan pemahaman peserta mengenai penggunaan Edmodo. Akan tetapi terdapat 14,3% responden menyatakan tidak

tahu apakah akan memanfaatkan Edmodo dalam proses belajar mengajar yang akan dilakukan, sementara 85,7% menjawab akan memanfaatkan Edmodo dalam proses belajar mengajar.

(11)

170

3. Kritik dan Saran Terhadap Kegiatan Pelatihan

Berdasarkan E-Kuisioner yang diberikan juga terdapat beberapa kritik dan saran terhadap kegiatan pelatihan yang dilakukan, yaitu:

a. Suara instruktur tidak jelas b. Latihan berkelanjutan c. Sangat bermanfaat dan

meningkatkan pemahaman saya dalam penggunaaan Edmodo d. Pelatihan ini sangat baik sekali tapi

agar lebih diperkaya pendalaman materinya serta prakteknya e. Kesulitan dalam membuat soal

matematika, mohon disempurnakan f. Masih kesulitan dalam membuat

soal matematika

g. Pelatihan terlalu singkat, perlu ada tahapan pemantapan berikutnya h. Tempat duduk tidak pas dengan

letak komputer sehingga leher agak sakit.

i. Waktu pelaksanaan terlalu singkat. j. Pelatihannya diperpanjang

k. Saran : mungkin bisa dibarengi dengan pelatihan siswa

l. Sudah baik, no comment.

m. Penjelasan dari instruktur mohon diperjelas, dan urutan sesuai modul n. Jika dimungkinkan diadakan

pendampingan tambahan yang mengikutsertakan siswa

F. KESIMPULAN

Pengabdian Kepada Masyarakat dalam skim penerapan Ipteks dengan judul ”Pelatihan Penggunaan E-Learning Berbasis Media Sosial Edmodo Bagi Guru SMA di Kecamatan Buleleng” telah dilaksakan pada tanggal 5 Agutus 2016 bertempat di Lab Komputer UPT TIK Universitas Pendidikan Ganesha. Kegiatan pelatihah ini dibagi ke dalam dua sesi, yaitu sesi pemaparan materi mengenai Learning serta pentingnya penerapan E-Learning dan sesi pendampingan pelatihan penggunaan Edmodo. Evaluasi pengabdian

kepada masyarakat ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang diisi oleh 14 peserta. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 100% peserta pelatihan setuju bahwa pelatihan ini bermanfaat serta 100% peserta menyatakan pelatihan ini mampu membantu mereka memahami penggunaan Edmodo. Berdasarkan saran yang diisi peserta pelatihan pada kuisioner, perlu dilakukan pelatihan tambahan yang mendukung pemanfaatan E-Learning seperti pembuatan e-book, e-modul, animasi, hingga pelatihan pembuatan presentasi yang menarik.

G. DAFTAR PUSTAKA

[1] Basori, (2013) Pemanfaatan Social Learning Network “Edmodo” dalam Membantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS. JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013 [2] Asosiasi Penyedia Jasa Internet

Indonesia, (2015). Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. Jakarta : Puskakom UI, Katalog Dalam Terbitan [3] Badan Pusat Statistik Kabupaten

Buleleng. (2014). Statistik Daerah Kecamatan Buleleng 2014. Katalog BPS.

[4] Ratnasari, Anita (2012). Studi Pengaruh Penerapan E-Learning Terhadap Keaktifan Mahasiswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar Studi Kasus Universitas Mercu Buana Jakarta. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012) ISSN: 1907-5022 Yogyakarta, 15-16 Juni 2012.

[5] Suriadhi , Gede, I Dewa Kade Tastra, Ign. Wayan Suwatra, (2014). Pengembangan E-Learning Berbasis Edmodo Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII di SMP Negeri 2 Singaraja. Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

[6] Mulyono, Budi, (2013). Pemanfaatan Media Sosial Edmodo pada

(12)

171

Pembelajaran Matematika bagi Guru-guru SMA di Kota Palembang. Prosiding Seminar Pendidikan Nasional, Palembang 28 Desember 2013.

[7] Setyono, Evin Yudhi, (2015). Pengaruh Penggunaan Media Jejaring Sosial Edmodo Terhadap Hasil belajar Mahasiswa Pada Topik Pembuatan Kurve-S Menggunakan Microsift Excell. SOSHUM JURNAL SOSIAL DAN HUMANIORA, VOL. 5, NO.1, MARET 2015

H. PERSANTUNAN

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Universitas Pendidikan Ganesha dibawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabidan Kepada Masyarakay Universitas Pendidikan Ganesha yang telah mendanani kegiatan ini melalui Dana DIPA UNDIKSHA. Terima kasih juga kami ucapkan kepada kepala UPT TIK Universitas Pendidkan Ganesha serta guru-guru yang ikut mensukseskan kegiatan P2M ini.

Gambar

Gambar 1.Tampilan Halaman Awal Edmodo.
Gambar 2. Persiapan Lab Komputer di UPT TIK UNDIKSHA  Kegiatan  pelatihan  penggunaan
Gambar 3. Proses Pembukaan Kegiatan Pelatihan, (a) Sambutan dan Laporan Ketua Pelaksana,  (b) Peserta Kegiatan Pelatihan Penggunaan E-Learning Berbasis Media Sosial Edmodo
Gambar 5. Kebermanfaatan Program P2M  Sebanyak  100%  peserta  pelatihan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Asesmen terhadap resiko bahaya harus dilakukan untuk menentukan, bagi setiap resiko bahaya terhadap keamanan pangan yang teridentifikasi (lihat 7.4.2), apakah dalam meng-eliminasi

Berdasarkan paparan data dan pembahasan terhadap data yang tersaji pada bagian terdahulu, maka penelitian ini menemukan beberapa temuan, yaitu bahwa dalam

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka dapat diketahui pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana merancang sebuah media

Pada penelitian akan dilihat seberapa besar pengaruh ketahanan kejut (impact resistance) pada paving blok dengan pemakaian FCA (fine coarse agregate) untuk berbagai

KEPALA DINAS KESEHATAN SAMPANG, 27

Sebuah cara sederhana dengan memanaskan secara kilat (flash-heating) air susu ibu (ASI) yang terinfeksi HIV berhasil membunuh virus yang mengambang bebas di ASI, berdasarkan

Disarankan kepada Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual (Dirjen HaKI) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan cooking loss tertinggi diperoleh dari ISN pati jagung dan berbeda sangat nyata dengan ISN yang dibuat dari pati aren murni dan pati