KEPUTUSAN KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS NITA KEPALA UPTD PUSKESMAS NITA
NOMOR :
NOMOR : /SK/PN/II/2018/SK/PN/II/2018
TENTANG TENTANG
TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI UPTD PUSKESMAS NITA TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI UPTD PUSKESMAS NITA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA
KEPALA PUSKESMAS PUSKESMAS NITANITA
Menimbang Menimbang Mengingat Mengingat :: :: a. a. b. b. 1. 1. 2. 2. bahwa
bahwa dalam dalam proses proses penyusunan penyusunan dokumen dokumen akreditasi akreditasi didi perlukan
perlukan acuan acuan tata tata naskah naskah sehingga sehingga format format yang yang di di hasilkanhasilkan seragam;
seragam;
bahwa berdasarkan pertimbangan
bahwa berdasarkan pertimbangan yang di maksud pada huruf ayang di maksud pada huruf a perlu
perlu di di tetapkan tetapkan keputusan keputusan Kepala Kepala Puskesmas Puskesmas Nita Nita tentangtentang tata nas
tata naskah dokumen kah dokumen Puskesmas NiPuskesmas Nita;ta;
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 80 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Tahun 2012 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah;
Pemerintah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; Tahun 2014 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
MEMUTUSKAN MEMUTUSKAN Menetapkan Menetapkan KESATU KESATU KEDUA KEDUA :: :: ::
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NITA TENTANG KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NITA TENTANG TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS NITA.
NITA.
Tata naskah dokumen puskesmas mengacu pada peraturan Tata naskah dokumen puskesmas mengacu pada peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 80 Tahun 2012 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Daerah dan Buku Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Daerah dan Buku Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2015;
Tingkat Pertama Tahun 2015;
Kebijakan SOP yang ada di akreditasi menggunakan SK Kebijakan SOP yang ada di akreditasi menggunakan SK Gabungan Per BAB (SK Payung)
Gabungan Per BAB (SK Payung)
PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA
DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN PUSKESMAS NITA PUSKESMAS NITA J
J ln ln KKeesesehahattaan n No... TeNo... Telplp::... EE mmaaiil:l: p puskeuskesmsmaasnitsnitaa@gm@gmaail.coil.commWebWebsiside
de::--KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM : : : :
Jenis dokumen yang di lakukan pembakuan tata naskahnya meliputi:
1. Kebijakan (SK) 2. Pedoman/Panduan 3. SOP
4. Kerangka Acuan
5. Penomoran SK dan SOP
Keputusan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi pergantian Kepala Puskesmas.
Pembakuan tata naskah terlampir dalam keputusan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Nita
Pada Tanggal: 2018
KEPALA PUSKESMAS NITA
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NITA
NOMOR :
TENTANG TATA NASKAH
DOKUMEN AKREDITASI UPTD
PUSKESMAS NITA
A. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM
Dokumen menggunakan kertas HVS ukuran folio 70 gram dengan margin kiri 3 cm, kanan 3 cm, atas 4 cm, bawah 3 cm, serta spasi 1,5 dengan pengetikan menggunakan tipe huruf times new roman ukuran huruf 11. Untuk penulisan dalam tabel tidak menggunakan ketentuan tersebut, penulisan SOP dengan tipe huruf times new roman ukuran 11.
B. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN
Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala UPTD Puskesmas yang merupakan garis besar yang mengikat dan wajib di laksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan harus di dasarkan pada peraturan perundangan, baik undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Kepala daerah, Peraturan Menteri, dan Pedoman-pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Peraturan/Keputusan Kepala UPTD Puskesmas dapat di tuangkan dalam pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/keputusan.
Format Peraturan/Keputusan dapat disusun sebagai berikut: 1. Pembukaan:
a. Judul : Keputusan Kepala Puskesmas Nita
b. Nomor: Nomor ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan di Puskesmas Nita
c. Jabatan Pembuat Keputusan di tulis simetris, diletakan di tengah margin serta di tulis dengan huruf kapital,
2. Konsideran meliputi: a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan.
2) Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua(:), dan di letakan di bagian kiri,
3) konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad dan di mulai dengan kata bahwa dengan “b” huruf kecil dan diakhiri tanda titik koma(;)
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang memerintahkan pembuat keputusan tersebut.
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatnya sederajad atau lebih tinggi.
3) Konsideran ini di letakan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang.
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu, diawali dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri dengan tanda baca (;)
3. Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf kapital;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ); c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ). 4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
Kesatu : Kedua : Dst
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan, perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/ Surat Keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan Peraturan/Surat Keputusan.
5. Kaki:
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang memuat penanda tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan, pengundangan peraturan/ keputusan yang terdiri dari:
a. tempat dan tanggal penetapan,
b. nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,), c. tanda tangan pejabat, dan
d. nama lengkap pejabat yang menanda tangani. 6. Penandatanganan:
Peraturan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala UPTD Puskesmas, dituliskan nama tanpa gelar.
7. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan:
a. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan Judul Peraturan/ Surat Keputusan, dan tentang apa lampiran SK tersebut,
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas. C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Format baku sistematika pedoman/ panduan yang lazim digunakan sebagai berikut:
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja Kata pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum FKTP
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan FKTP BAB IV Struktur Organisasi FKTP
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian 2. Laporan Bulanan 3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja Kata pengantar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Pedoman C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP BAB III TATA LAKSANA BAB IV DOKUMENTASI
D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN
Kerangaka acuan disusun untuk kegiatan program yang di laksanakan di UPTD Puskesmas. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang merupakan tujuan secara garis besar dari keseluruhan program/kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Agar tujuan dapat dicapai harus juga di jelaskan
bagaimana cara melaksanakan kegiatan, penjadwalan yang jelas, metode yang di gunakan serta sistem evaluasi serta pelaporan.
Sistematika/Format Kerangka Acuan Upaya Kegiatan sebagai berikut: a. Pendahuluan
b. Latar belakang
c. Tujuan umum dan tujuan khusus d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan i. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Sistematika/format kerangka acuan diatas adalah minimal. Puskesmas tidak boleh mengurangi poin-poin diatas, namun dapat ditambahkan beberapa poin sesuai kebutuhan contohnya poin rencana anggaran/pembiayaan.
Petunjuk Penulisan a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait dengan upaya/ kegiatan.
b.Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
c.Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci d.Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e.Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
f.Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan.Sasaran Program/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran
program perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Sasaran yang baik harus memenuhi“SMART” yaitu:
1) Specific:
sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.2) Measurable:
sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan apa dan kapanpencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan ke dalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable:
apabila sasaran harus dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak layak. Contoh kita dapat menetapkan target menurunkan angka kematian, sampai pada batas tertentu, yang dapat diukur sebagai indikator keberhasilan namunmeniadakan kematian merupakan hal yang tidak dapat di pastikan.
4) R esult oriented:
sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil yang ingin dicapai. Misalnya: mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan rawat inap sebesar 50%.5) Ti me bound:
sasaran sebaiknya dapat dicapai dalamwaktu yang relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada Program/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas. Dalam menentukan sasaran harus dapat memimbulkan gairah dan tantangan untuk dapat mencapainya, mendorong peningkatan kapasitas puskesmas dalam batas-batas kewajaran. Sasaran yang baik tidak hanya meningkatkan cakupan upaya pelayanan dan jasa pelayanan yang di hasilkan namun juga menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri kepada para pelaksananya. Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin dapat dicapai akan melemahkan semangat dan motivasi, membunuh inisiatif dan menghambat daya inovasi para pelaksana kegiatan.
g.Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan Gantt
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang direncanakan. Jadwal tersebut akan dievaluasi
setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu Program/ kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan. Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut
harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i.Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan. Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Program/kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di dalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan. Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya
rencana pembiayaan dan anggaran.
E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi,
bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan ole h siapa dilakukan (Permenpan No. 035 tahun 2012).
a. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
b. Manfaat SOP
1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas 2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Contoh: SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.
c. Format SOP:
1) Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi harus “ SERAGAM” karena itu harus di bakukan agar tidak terjadi banyak format dalam penggunaannya, contoh format terdapat dalam lampiran dan di berlakukan sesuai dengan akreditasi puskesmas.
2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan di dalam melihat langkah-langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-item yang ada di SOP.
3) Contoh Format SOP sebagai berikut: a. Kop/heading SOP: JUDUL SOP No Dokumen No Revisi Tanggal Terbit Halaman PUSKESMAS NITA
Tanda Tangan Kepala Puskesmas Nita
Karolus Marfa (tanpa gelar)
NIP: 19670516 198801 1 002
b. Komponen SOP
1. Pengertian Tilis Judul SOP adalah...
2. Tujuan Sebagai acuan dan
langkah-...
3. Kebijakan SK Kapus...
4. Referensi PMK...
5. Prosedur/ Langkah- langkah 6. Diagram Alir (jika dibutuhkan) 7. Unit terkait
8. Dokumen Terkait
9. Rekaman Histori Perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Keterangan
Penjelasan:
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah: nama Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Kepala Puskesmas,
sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi tabel/kotak.
d. Petujuk Pengisian SOP
1) Logo: logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/kota, dan lambang Puskesmas.
2)Kotak Kop/Heading : masing-masing kotak(pusksmas, judul SOP, No Dokumen, No revisi, Ha;aman, SOP, tanggal terbit, ditetapkan kepala puskesmas) diisi sebagai berikut:
a. Heading hanya dicetak halaman pertama.
b. Kotak Puskesmas diberi Logo pemerintah daerah, dan nama Puskesmas c. Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
d. Nomor Dokumen: diisi dengan nomor urut SOP garing(/) SOP garing(/) BAB garing (/) PN garing(/) bulan, garing(/) tahun terbit. Penomoran S OP di buat oleh sekretariat masing-masing Pokja Akreditasi Puskesmas
e. No. Revisi: diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka, misalnya untuk dokumen baru di beri nomor 00, sedangkan dokumen revisi perttama di beri nomor 01, revisi kedua nomor 02 dan seterusnya.
f. Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
g. Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua: 2/5, halaman terakhir: 5/5.
h. Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas: diberi tanda tangan dan nama jelas. 3) Isi SOP
Isi dari SOP adalah sebagai berikut:
a) Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “ Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ...”.
c) Kebijakan: berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut,
misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. d) Referensi:berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e) Langkah-langkah prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu f) Unit terkait:berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut.Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditambahkan antala lain: bagan alir, dokumen terkait.
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/ bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
(1.) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol balok:
(2) Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan d ari tiap tahapan diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut:
o Awal kegiatan: oAkhir kegiatan:
oSimbol Keputusan:
Ya Tidak
oPenghubung: oDokumen :
oArsip :
4) Tata Cara Pengelolaan SOP:
a) SOP di kelola oleh sekretariat akreditasi Puskesmas
b) Setiap Pokja menyerahkan SOP yang sudah di buat untuk penomoran, tanda tangan kepala UPTD Puskesmas dan disimpan sebagai master. Kemudian digandakan dibubuhkan stempel “ASLI” Foto copy SOP di stempel “TERKENDALI” dan didistribusikan ke unit masing-masing dan di arsipkan di unit masing-masing.
F. PENOMORAN DOKUMEN AKREDITASI: Penomoran SK Contoh : SK/017/AK/PKM-NT/II/2018 SK 017 AK PKM-NT II 2017 Penomoran SOP
Contoh : SOP/003/BAB II/PKM-NT/II/2018 SOP 003 BAB II PKM-NT II 2018
Ditetapkan di: Nita
Pada Tanggal: 2018