• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Komite Keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Komite Keperawatan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PELAYANAN

KOMITE KEPERAWATAN

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii BAB I. Pendahuluan... 1 1.1... Latar Belakang... 1 1.2... Tujuan ...1 1.3... Ruang Lingkup... 1 1.4... Batasan Operasional... 2

(2)

1.5...

Landasan Hukum... 2

BAB II. Standar Ketenagaan... 5

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia... 5

2.2. Distribusi Ketenagaan... 5

2.3. Pengaturan Jaga / Dinas... 5

BAB III. Standar Fasilitas... 6

3.1. Denah Ruang... 6

3.2. Standar Fasilitas... 6

3.3. Ruang Diklat... 9

BAB IV. Tata Laksana Pelayanan... 10

4.1. Sub Komite Mutu... 10

4.2. Sub Komite Kredensial... 10

4.3. Sub Komite Etik... 10

BAB V. Logistik... 11

5.1. Pengadaan Operasional... 11

BAB VI. Keselamatan Pasien... 13

6.1. Pengertian... 13

6.2. Tujuan... 13

6.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien... 13

BAB VII. Keselamatan Kerja... 15

7.1. Pengertian... 15

7.2. Tujuan... 15

7.3. Tata Laksana Keselamatan Karyawan... 15

BAB VIII. Pengendalian Mutu... 17

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG.

Pelayanan kesehatan terutama keperawatan harus berkualitas dan bermutu.Untuk mencapai itu diperlukan pelatihan dan refreshing ulang tentang beberapa tindakan dan asuhan keperawatan secara periodik.Pelatihan ini bersifat kontinyu dan terus ada peningkatan secara keilmuan.Pelayanan keperawatan dirumah sakit Rizani dilakukan selama 24 jam.

Rumah sakit Rizani merupakan Institusi kesehatan yang mendukung pelayanan kesehatan dilakukan secara prima dan paripurna.salah satunya adalah adanya Komite Keperawatan yang salah satu tugasnya memperbaiki dan

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.Komite ini

mempunyai pedoman pengorganisasian dan pelayanan yang bersinergi seiring tumbuh berkembangnya pelayanan yang dilakukan di rumah sakit batu.Harapan terbitnya buku ini adalah setiap petugas bisa melakukan asuhan keperawatan sesuai standart yang sudah ada dan ditetapkan di rumah sakit.

Berdasarkan hal tersebut diatas tersusunlah buku Standar Pelayanan Komite Keperawatan RS. Rizani.Diharapkan dengan tersusunnya buku ini dapat meningkatkan pelayanan keperawatan di rumah sakit melalui tersedianya sumber daya yang sesuai dengan standar di RS Rizani Paiton

1.2. TUJUAN.

Sebagai panduan atau pedoman pelayanan Kesehatan di bidang

keperawatan yang dilakukan di rumah sakit Rizani.Pedoman ini menjadi dasar atau panduan ketika petugas kesehatan (Perawat,Bidan)melakukan asuhan keperawatan pada pasien

1.3. RUANG LINGKUP.

Pelayanan Keperawatan di seluruh Rumah Sakit yang terdiri dari : 1. Pelayanan Instalasi Rawat jalan.

Pelayanan Instalasi Gawat Darurat.

2. Pelayanan Instalasi Kamar Operasi. 3. Pelayanan Instalasi Rawat Inap BATASAN OPERASIONAL.

(4)

1. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural di rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan

profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. (1) Staf Keperawatanadalah kelompok staf perawat fungsional yang

dikelompokkan berdasarkan empat kelompok besar pasien di RS.Rizani yaitu Medikal Bedah, Anak, Maternitas, dan Perawatan Kritis.

(2) Staf Keperawatan adalah seluruh perawat dan bidan di RS Rizani (3) Kewenangan Klinis / Clinical Previledge adalah uraian intervensi

keperawatan dan kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan sesuai degan area prakteknya.

(1) Surat Penugasan Klinis / Clinical Appointment adalah penugasan yang diberikan oleh Direktur RS Rizani kepada staf keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur RS Rizani dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan, pengembangan profesional berkelanjutan / Continuing

Profesional Development (CPD), serta memastikan mutu pelayanan

keperawatan.

(4) asuhan kebidanan di RS Rizani berdasarkan daftar kewenangan klinis yang diperoleh melalui proses kredensial.

(5) Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis.

.

(6) Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medis yang dilaksanakan oleh perawat dan bidan.

(7) Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk

menentukan kewenangan klinis.

(8) Rapat Rutin yaitu rapat yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan yang membahas harian keperawatan.

(5)

(9) Rapat Kerja, yaitu rapat yang dilaksanakan minimal satu kali dalam satu periode kepengurusanyang diikuti oleh pengurus Komite Keperawatan dan Bidang Keperawatan untuk membahas rencana kerja keperawatan.

(10) Rapat Pleno, yaitu rapat koordinasi yang dihadiri olehseluruh

komponen keperawatan (Komite Keperawatan, Bidang Keperawatan, dan staf keperawatan) yang bertujuan untuk mengeluarkan

rekomendasi keperawatan.

(11) Sidang Tahunan, yaitu sidang yang dilakukan setahun sekali oleh Keperawatan untuk melakukan evaluasi terhadap program kerja yang telah dilaksanakan.

(1) Tugas Sub Komite Kredensial sebagaimana dimaksud adalah: a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis.

b. Menyusun buku putih.

c. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial. d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial.

e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.

f. Melakukan kredensial ulang secara berkala setiap tiga tahun. g. Membuat laporan seluruh proses kredensial kepada Ketua Komite

keperawatan untuk diteruskan kepada Direktur Rumah Sakit Rizani.

(1) Tugas Sub Komite Mutu Profesi sebagaimana dimaksud adalah: a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area

praktek.

b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan berkelanjutan /Continuing Profesional Development

(CPD) tenaga keperawatan.

c. Melakukan audit mutu asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

d. Memfasilitasi proses pendampingan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan.

.

(1) Tugas Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi sebagaimana dimaksud adalah:

a. Menyusun Pedoman Etika dan Disiplin Staf Keperawatan. b. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan. c. Melakukan pembinaan etika dan disiplin tenaga keperawatan.

(6)

d. Melakukan penegakan disiplin tenaga keperawatan.

e. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-masalah etika dalam kehidupan profesi, asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

f. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis dan/atau surat penugasan klinis.

g. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

Informasi komite keperawatanadalah organisasi tentang pelayanan keperawatan yang tersedia di Rumah Sakit.

Sub Komite Mutu merupakan bagian dari komite keperawatan yang mengembangkan Diklat dibidang keperawatan.

Sub Komite Kredensial merupakan bagian dari komite keperawatan yang melakukan seleksi pegawai baru.

Sub Komite Etik merupakan bagian dari komite keperawatan yang membahas tentang etik profesi.

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman.

1.4. LANDASAN HUKUM.

Komite Keperawatan disuatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus terselenggara sesuai dengan :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36Tahun 2009 tentang Kesehatan.

b. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.

d. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

e. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. f. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar

(7)

g. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

h. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

i. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

j. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.

k. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.

l. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan 1991. m. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D

Departemen Kesehatan 1991.

n. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan Dan Perawat Di RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.

o. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B (non pendidikan), C, dan D, Departemen Kesehatan 2006.

p. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Waluyo Jati Kraksaan.

(8)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN 2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.

TABEL 2.1

Kualifikasi SDM Bagian Komite Keperawatan RS Rizani Paitons. Nama Jabatan PendidikanKualifikasi PengalamanKerja Pelatihan Ketua Komite

Keperawatan

S 1

Keperawatan tahun Sekretaris Komite

Keperawatan KeperawatanD III Tahun Sub Komite Mutu D III

Keperawatan Tahun Sub Komite

Kredensial

D III

Keperawatan Tahun Sub Komite Etik D III

Keperawatan Tahun TABEL 2.2

Pola Ketenagaan Komite Keperawatan RS Rizani Paiton No Jenis Pendidikan Jumlah Tenaga

1 S1 Keperawatan 2 DIII Keperawatan 3 DIII Kebidanan

2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN.

Ketenagaan disusun dan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit 2.3. PENGATURAN JAGA/DINAS.

Komite Keperawatan bekerja mulai pukul 07.00-14.00

BAB III

STANDAR FASILITAS 3.1. DENAH RUANG.

(9)

3.2. STANDAR FASILITAS

1. Ruang Laboratorium Keperawatan.

Ruang ini berfungsi untuk tempat menyimpan alat alat peraga Misalnya :

 Boneka/Pantom Resusitasi untuk Dewasa  Boneka/Pantom Resusitasi untuk Bayi  Boneka Untuk tehnik pasang Infus.  Boneka Untuk tehnik pasang kateter

 Boneka Untuk tehnik pasang Selang Lambung  Bagan Anatomi manusia

Standar alat :

a. Tempat tidur 2 buah

b. Tensimeter dinding (raksa) 2 buah c. Oxygen + selang O2 1 buah

d. Monitor set 1 buah

e. Oxymeter 1 buah

f. Defibrilator 1 buah

g. Suction set 1 buah

h. EKG 1 buah

i. Syringe pump set 1 buah

j. Nebulizer 1 buah

k. Lampu senter 1 buah

l. Stetoscope 1 buah

m. Papan keras 1 buah

n. Neck collar 1 buah

o. Cath. tray set (dengan berbagai ukuran) p. NG tube set (dengan berbagai ukuran)

q. Tempat sampah 1 buah r. Emergency trolley

 Ambu bag dewasa 1 buah  Ambu bag bayi / kecil 1 buah  Laryngoscope + blade (ukuran 1,2,3)  ETT (ukuran 3 – 7,5)

 Stilet 2 buah

 Spuit 10 cc (on steril) 1 buah

 Jelly 1 tube

 Sarung tangan on steril  Plester

 Gunting plester  Guedel (ukuran 1 – 3) s. Infus trolley

 Set slang infus (mikro, makro, blood set)  Intercath (ukuran 24 – 14)

(10)

 Touniquet

 Cairan desinfektan (alkohol 70%) + kapas  Perlak

 Band aid  Plester

 Gunting plester

 Tube sampla pemeriksaan laboratorium. Standar obat : a. Cairan  RL 3 Kolf  NaCl 0,9% (500 cc, 1000 cc) (3,3) kolf  D10% (500 cc) (1) kolf  Asering 1 kolf  Manitol 1 kolf b. Obat

 Adrenalin inj 10 amp

 Afropin sulfaas inj 10 amp

 Morphin inj 1 amp

 Pethidine inj 2 amp

 Valium inj + supp (5,5)  Dexamethasone inj 10 amp

 Aminophilin inj 4 amp

 Dextrose 40% 5flash

 NaCL 0,9% 25 ml 5flash

 Aquadest 25 ml 10 flash

 Natrium bicarbonat 5 flash

 Xylocard/Lidocain inj 10 amp 1

 Cedocard PO 10

 Aspilet PO 10

 MgSO4 20% 2 flash

 Dopamin inj 1 amp

 Furosemide inj 10 amp

c. Spuit (dengan berbagai ukuran 1cc – 50cc)  1 cc 1 box  3 cc 1 box  5 cc 1 box  10 cc 1 box  20 5 bj  50 3 bj

d. Jarum suntik (dengan berbagai ukuran 27 – 18)  23 20 bj

(11)

 25 20 bj  18 20 bj  20 20 bj e. Alat GD set

Ruang Laboratorium Keperawatan ini masih dalam proses pengajuan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.sesuai dengan masa jabatan sebagai ketua komite keperawatan RS Rizani.

3.3. RUANG DIKLAT.

Ruang ini berfungsi untuk tempat berlatih perawat dan bidan selain refreshing tindakan keperawatan juga termasuk sharing ilmu keperawatan terkini.

Standar alat :

a. Meja untuk administratif b. Kursi peserta

c. LCD

d. ATK (Buku tulis,Spidol, penghapus, papan tulis dll)

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN 4.1. SUB KOMITE MUTU.

1. Memantau pelaksanaan SPO di seluruh ruang keperawatan.

2. Melakukan audit keperawatan di ruang perawatan minimal 3 bulan sekali.

3. Mengembangkan diklat dalam bidang keperawatan

(12)

4.2. SUB KOMITE KREDENSIAL.

1. Melakukan kredensial pegawai baru. 2. Melakukan rekredensial pegawai. 3. Mengatur wewenang profesi.

4. Menyusun program orientasi pegawai baru. 4.3. SUB KOMITE ETIK.

1. Pedoman etik & sosialisasinya. 2. Mengelola mekanisme masalah etik. 3. Pemulihan nama baik.

4. Mekanisme ijin penelitian. 5. Mekanisme perlindungan hukum

BAB V LOGISTIK

Pengelolaan alat tulis kantor meliputi pemesanan,pengambilan, penyimpanan dan pencatatan .

Mekanisme pengadaan alat tulis kantor di komite keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Petugas komite membuat pemesanan semua alat tulis kantor yang diperlukan dalam program e-slip yang ada disetiap computer rumah sakit.

2. Setelah daftar permintaan selesai,petugas mengirimkan permintaaanya kebagian gudang.

3. Petugas gudang segera menyiapkan kebutuhan yang diperlukan dan menerima slip permintaan.slip ini sebagai bukti tanda serah terima petugas gudang dengan instalasi/bagian yang meminta.slip ini berupa lembaran kertas warna putih (untuk gudang) dan lembaran kertas warna merah (untuk unit/instalasi yang meminta).

4. Petugas gudang akan mengantar pemesanan ke bagian/Instalasi yang membutuhkan sesuai daftar yang diminta.serta membawa bukti e-slip

(13)

berwarna merah sebagai cross chek ulang untuk daftar permintaan.slip ini akan diberikan pada bagian/instalasi yang meminta sebagai laporan beban bulanan. 5.1. PENGADAAN OPERASIONAL. N O PERSEDIAAN BARANG JUMLAH BARANG ATK 1 BUKU EKSPEDISI 1 2 BUKU FOLIO 100 3 3 CHLEAR HOLDER (40) 5 4 ISI STAPLES (K) 1 5 ISOLASI DAIMARU 2 CM 1 6 KERTAS A4 S 70 GR 4 7 KERTAS FC 70 GR 2 8 LAKBAN HITAM 3 9 LEM POVINAL 1 10 PENGHAPUS PENSIL 1 11 PENGHAPUS WHITE BOARD 1 12 PENSIL 2B 1 13 SPIDOL BOARD MARK HITAM 2

14 SPIDOL KECIL HITAM 3 15 SPIDOL MARKER HITAM 1 16 STIPO KIROKO 1 17 TINTA PRINTER HITAM 2 18 TINTA PRINTER MERAH 1

19 TINTA PRINTER BIRU 1 20 TINTA PRINTER KUNING 1 21 PLASTIK BENING UNTUK JILID 1 RUMAH TANGGA 1 TEMPAT SAMPAH INJAK 1 2 TISSUE KOTAK RFL (PASEO) 1 3 JAM DINDING 1 4 BATERAI ABC (K) 3 5 PESAWAT TELPON 1 6 MICROSHIELD 2% 1

(14)

CLEANSER 500 ML CETAKAN 1 AMPLOP RSBB (T) 1 2 SURAT PERINTAH KERJA LEMBUR 1 BENGKEL 1 LAMPU NEON PHILIPS 36/40 W 3 BAB VI KESELAMATAN PASIEN 6.1. PENGERTIAN.

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

6.2. TUJUAN.

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit. 2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat.

3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.

4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

6.3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN

1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan keperawatan.

(15)

3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).

4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun gelang identitas.

5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat, tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll. 6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana. 7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :

- Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien. - Insidens pasien jatuh.

- Insidens kejadian infus blong. - Insidens kesalahan pemberian obat. - Insidens kesalahan cara pemberian obat. - Insidens kesalahan persiapan operasi.

- Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang

8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien

BAB VII

KESELAMATAN KERJA 3.1. PENGERTIAN.

(16)

Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit. 7.2. TUJUAN.

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS.Rizani Paiton. 2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

7.3. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN.

1. Setiap petugas medis maupun non

medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, yaitu :

o Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.

o Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.

o Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll.

o Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani pasien

2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.

3. Mengelola alat dengan

mengindahkan prinsip sterilitas yaitu: o Dekontaminasi dengan larutan klorin. o Pencucian dengan sabun.

o Pengeringan

4. Menggunakan baju kerja yang

bersih.

5. Melakukan upaya-upaya medis

yang tepat dalam menangani kasus :

(17)

o Flu burung. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :

 Cuci tangan

Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama ± 5 menit, yaitu dengan

menyikat selruh telapak tangan maupun punggung tangan.  Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah

memeriksa penderita.

 Memakai masker N95 atau minimal masker badan

 Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila diperlukan)

 Menggunakan apron / gaun pelindung  Menggunakan sarung tangan

 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot) o Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Beberapa indikator mutu dalam pelayanan keperawatan sebagai berikut : 1. Survei Kepuasan Pelanggan

Survei kepuasan pelanggan dilakukan setiap 1 bulan sekali.survei ini dilakukan sebagai tolok ukur pelanggan terhadap kepuasan pelayanan keperawatan yang dilakukan dirumah sakit Rizani.Kepuasan ini juga mencakup tentang kebersihan,standarisasi alat dan juga pelayanan komunikasi yang dilakukan oleh petugas selama dalam perawatan.

(18)

BAB IX PENUTUP

Demikianlah buku Standar Pelayanan Komite Keperawatan ini dibuat. Kami mengajak semua pihak yang bekerja di RS. Rizani Paiton untuk dapat bersama – sama membina dan mengembangkan sistem pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Semua petugas baik tenaga medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan keperawatan hendaknya selalu menaati ketentuan yang telah digariskan di dalam buku standar ini.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam keadaan tertentu direktur dapat menerbitkan surat penugasan klinis sementara (Temporary Clinical appointment) misalnya untuk konsultan tamu

Surat Penugasan Klinis ( Clinical Appointment  ) adalah surat penugasan Direktur kepada seorang tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan pelayanan penunjang di

Komite keperawatan mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme keperawatan/kebidanan sehingga pelayanan asuhan keperawatan/kebidanan kepada pasien

(3) Berdasarkan Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka seorang staf medis tergabung menjadi anggota kelompok (member) staf

Sub komite kredensial dan disiplin mempunyai kewenangan menilai dan memutuskan kewenangan klinis yang adekuat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki setiap tenaga

Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur dalam hal menyusun, menetapkan Standar Asuhan Keperawatan di rumah sakit, memantau pelaksanaan asuhan keperawatan,

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 1 Maksud dibuatnya Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah agar Komite keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik melalui

Surat Penugasan Klinis clinical appointment adalah surat yang diterbitkan oleh Direktur rumah sakit kepada seorang staf medik untuk melakukan sekelompok pelayanan medis di rumah sakit