• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

16

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis meliputi : penyiraman, pemupukan, pemangkasan, pembersihan gulma, penanaman ulang dan penggantian media tanam, pengendalian hama penyakit, panen, dan pasca panen. Prestasi kerja penulis, karyawan, dan standar prestasi kerja per HOK ( Tabel 3).

Tabel 3. Prestasi Kerja Penulis dan Karyawan per HOK

Kegiatan Prestasi Karyawan Volume Kerja Prestasi Kerja Volume Kerja Prestasi Kerja Pemeliharaan a. Pewiwilan 110- 15.71-- 120- 17.14 b. Penyiangan Gulma 0.50* 0.07** 1.50* 0.21** Panen 2.50+ 0.36++ 2.50+ 0.35++ Pasca Panen a. Sortasi 1.50+ 0.21++ 1.50+ 0.21++ b. Pengemasan 1.00+ 0.14++ 1.50+ 0.21++ Penanaman Ulang a. Pengisian Media 48- 6.85-- 70- 10 b. Penanaman 52- 7.42-- 70- 10 --Sumber : Data Pengamatan di Lapangan, 2010

Keterangan : HOK : Hari Orang Kerja = 7 jam

- : polybag/HOK; -- : polybag /jam

* : rak/HOK ; ** : rak/jam + : kg/HOK ; ++ : kg/jam

Penyiraman

Penyiraman tanaman stroberi dilakukan secara rutin dengan menggunakan sistem irigasi tetes (drip irrigation). Penggunaan sistem irigasi tetes lebih menguntungkan karena air yang digunakan lebih efisien. Air yang digunakan saat penyiraman tidak mengenai buah stroberi yang bisa menyebabkan buah menjadi busuk. Menurut Gunawan (1996) jumlah air yang dibutuhkan sekitar 5 - 6 l/m2. Air diberikan berupa tetesan-tetesan di sekitar daerah akar 2 - 3 kali sehari tergantung pada keadaan.

Penyiraman dilakukan pada pagi hari mulai pukul 07.00 - 09.00 WIB atau siang hari pada pukul 13.00 - 15.00 WIB. Waktu yang dibutuhkan untuk

(2)

17 penyiraman sekitar 20 menit/1 000 l air. Selama berlangsungnya kegiatan magang, air yang diberikan untuk setiap greenhouse tidak tergantung dari ukuran yang seharusnya, jika air sudah mulai keluar dari polybag dan media tanam sudah terlihat lembab maka kegiatan penyiraman dihentikan. Penyiraman pada musim hujan tetap dilakukan untuk menjaga agar media tanam tidak kering dan padat. Menurut Lingga (2009) frekuensi irigasi tergantung dari permukaan media, tahap pertumbuhan tanaman, dan faktor iklim.

Penyiraman juga dilakukan pada seluruh bagian tanaman agar tanaman segar, tidak tampak layu, hama yang menempel di tanaman menjadi hilang. Penyiraman dilakukan secara manual dengan menggunakan selang yang langsung dihubungkan dengan pompa air. Air yang digunakan berasal dari kolam penampungan. Kualitas air menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kolam penampungan air yang ada di Vin’s Berry Park tidak memiliki penutup. Hal ini mendukung berkembang biaknya jamur atau bakteri dalam kolam penampungan air.

Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan pemeliharaan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi yang dihasilkan. Pemberian nutrisi yang tepat pada tanaman akan memberikan tambahan nutrisi, sehingga tanaman akan tumbuh optimal, berbuah lebat, kualitas buah baik, dan produksi buah bisa kontinyu. Kebutuhan nutrisi tanaman pada sistem hidroponik di Vin’s Berry Park dilakukan dengan irigasi tetes. Aspek teknis pemupukan akan dibahas sendiri pada bab berikutnya.

Pemangkasan

Pemangkasan atau biasa disebut dengan pewiwilan dilakukan dengan cara membuang daun-daun yang sudah tua, mati, dan terkena hama penyakit. Daun yang terserang penyakit harus segera diwiwil karena bisa menularkan penyakit ke daun-daun lain yang masih sehat, sehingga pertumbuhan tanaman dapat terganggu. Setiap tanaman stroberi disisakan 3 - 4 daun. Kegiatan pewiwilan

(3)

18 dilakukan setiap dua minggu, sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pewiwilan tanaman stroberi untuk satu

greenhouse adalah empat hari dengan asumsi dikerjakan oleh satu orang

karyawan. Tanaman yang belum diwiwil dan sudah diwiwil dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pemeliharaan Tanaman; (a) Tanaman Sebelum Pewiwilan, (b) Tanaman Sesudah Pewiwilan

Pembersihan Gulma

Pembersihan gulma di sela-sela tanaman dalam polybag dilakukan secara intensif. Media tanam dalam polybag yang di sekelilingnya ditumbuhi oleh gulma akan berdampak pada persaingan dalam penyerapan nutrisi yang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang optimal. Pembersihan gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma.

Kebersihan lingkungan di dalam greenhouse mempengaruhi pertumbuhan tanaman stroberi. Greenhouse yang ada di Vin’s Berry Park berlantai tanah, sehingga memerlukan pemeliharaan yang intensif agar keberadaan gulma yang ada di dalam lingkungan greenhouse tidak bisa menularkan hama dan penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan stroberi. Kegiatan pembersihan gulma dilakukan secara manual dengan menggunakan kored untuk gulma yang berada di bawah rak tanaman. Gulma yang tumbuh antara lain golongan teki, Euphorbia

hirta, Axonopus compressus, dan Ageratum conyzoides. Kegiatan pembersihan

gulma dilakukan setiap bulan atau melihat kondisi yang ada, yaitu saat gulma

(4)

19 yang tumbuh terlihat banyak. Kegiatan pembersihan gulma di bawah rak tanaman jika dilakukan oleh satu orang karyawan membutuhkan waktu sekitar 3 - 4 hari setiap greenhouse dengan jumlah tanaman 1 600 polybag.

Penanaman Ulang dan Penggantian Media Tanam

Salah satu kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan oleh Vin’s Berry Park adalah penanaman ulang. Penanaman ulang di Vin’s Berry Park dikenal dengan istilah pembengkelan yaitu kegiatan peremajaan tanaman dengan cara memotong crown tanaman sampai crown yang tersisa panjangnya sekitar 1.5 cm. Tanaman yang sudah dipotong crownnya kemudian dipotong akarnya, sehingga panjang akar yang tersisa sekitar 10 - 12 cm. Daun tanaman stroberi dibuang dan disisakan 3 – 4 buah untuk mengurangi penguapan. Pembuatan lubang tanam dilakukan sebelum penanaman sesuai dengan panjang akar.

Penanaman stroberi dilakukan dengan cara meletakkan tanaman, sehingga

crown tanaman tepat berada pada tengah-tengah polybag yang sudah berisi media

tanam. Crown yang ditanam terlalu dalam maka akar tanaman akan busuk tetapi jika terlalu dangkal crown dan bagian atas akar akan kering. Pembuangan akar pada tanaman yang akan diremajakan, dapat meningkatkan keberhasilan hidup tanaman. Kegiatan peremajaan bisa meningkatkan produksi buah pada saat awal panen karena tanaman bisa berproduksi seperti halnya tanaman baru.

Pemeliharaan tanaman dilakukan saat bunga dan buah pertama muncul yaitu sekitar umur satu bulan, hal ini bertujuan agar nutrisi terkonsentrasi untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman baru bisa berbuah setelah berumur empat bulan dan umur lima bulan tanaman sudah mulai bisa dipanen. Kegiatan penanaman ulang harus dilakukan dengan hati-hati. Cara penanaman ulang yang salah akan menyebabkan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. Kegiatan penanaman ulang jika dilakukan oleh satu orang karyawan membutuhkan waktu sekitar dua minggu setiap greenhouse dengan jumlah tanaman 1 600 – 2 000 polybag.

Penggantian media tanam dilakukan jika media sudah rusak yaitu sudah ada lapisan lumut pada bagian atas dan media tanam sudah memadat (Gambar 4). Rusaknya media disebabkan oleh serapan nutrisi oleh tanaman tidak berlangsung

(5)

20 cepat, sehingga komposisi nutrisi yang belum terserap tanaman tertinggal dalam media yang akhirnya media menjadi padat. Pemberian nutrisi yang teratur menyebabkan pH media menjadi tidak netral, sehingga media tanam harus diganti untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Gambar 4. Media Tanam Stroberi; (a) Media Tanam yang Ditumbuhi Lumut, (b) Media Tanam yang Sudah Rusak

Penambahan media tanam dilakukan terhadap media yang sudah terlihat memadat dan berkurang. Kegiatan ini dilakukan secara rutin atau melihat kondisi media tanam. Tahap awal kegiatan ini adalah menggemburkan media tanam yang sudah mulai memadat kemudian media tanam yang baru ditambahkan. Hal ini bertujuan agar campuran media dapat berfungsi dengan baik sebagai penambah nutrisi bagi tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Penggunaan sistem hidroponik dalam budidaya stroberi memberikan nilai lebih karena serangan hama dan penyakit bisa lebih dikontrol. Penyakit berpotensi menyebabkan masalah yang serius pada tanaman stroberi. Gangguan hama dan penyakit dengan intensitas serangan yang tinggi bisa menyebabkan gagal panen. Penggunaan pestisida yang tepat dapat mengendalikan serangan hama dan penyakit. Menurut Strand (1994) penyakit pada tanaman stroberi dapat disebabkan oleh faktor fisik seperti kekurangan nutrisi dan stress lingkungan.

Penyemprotan pestisida menggunakan alat semprot knapsack sprayer. Penyemprotan dilakukan setiap dua minggu pada sore hari. Pestisida yang dibutuhkan untuk satu greenhouse sebanyak 1.5 tangki (1 tangki = 15 liter).

(6)

21 Penyemprotan tidak dilaksanakan pada siang hari karena suhu terlalu tinggi, sehingga larutan pestisida akan menguap dan akhirnya penyerapan berlangsung tidak efektif.

Penyakit yang menyerang tanaman stroberi adalah busuk buah yang disebabkan oleh Botrytis cinerea dan jamur karat. Busuk buah ditandai dengan buah yang sudah matang kebasah-basahan dan berwarna coklat muda (Gambar 5). Hama yang menyerang pada tanaman stroberi di Vin’s Berry Park adalah belalang, ulat, tungau, kutu daun, dan siput yang menyebabkan buah yang matang berlubang (Gambar 6). Menurut Kalie (2000) tungau menyerap cairan dari daun bagian bawah, sehingga daun berubah jadi merah tua dan kemudian berguguran. Buah yang terserang warnanya menjadi tidak sempurna dan biasanya gugur menjelang dipanen. Daun stroberi yang terserang tungau berwarna hijau kehitaman kemudian menjadi kering.

Gambar 5. Penyakit Stroberi di Vin’s Berry Park; (a) Busuk Buah, (b) Jamur Karat

Tindakan pengendalian perlu dilakukan untuk menghindari serangan hama dan penyakit. Intensitas serangan yang masih sedikit dapat dikendalikan dengan cara mengambil dan mematikan hama atau membuang tanaman yang terserang. Pengendalian hama dan penyakit dengan penyemprotan pestisida dapat dilakukan jika intensitas serangan sudah mulai meningkat. Penyemprotan pestisida harus dilakukan hati-hati, karena penggunaan pestisida dapat menimbulkan residu pada buah dan tanaman stroberi. Salah satu alternatif pemecahannya adalah pemeliharaan tanaman di dalam lingkungan greenhouse yang dilakukan rutin.

(7)

22

Gambar 6. Hama Stroberi di Vin’s Berry Park; (a) Belalang, (b) Ulat, (c) Siput, (d) Kutu Daun

Tanaman stroberi pada greenhouse A memiliki tingkat intensitas serangan tungau paling parah dibandingkan dengan greenhouse lainnya. Tanaman stroberi pada greenhouse A juga banyak terserang jamur karat. Tanaman stroberi yang terserang jamur karat ditandai dengan batang tanaman berwarna kecoklatan dan daun tanaman terlihat kusam. Tanaman stroberi yang terserang tungau dan jamur karat langsung dibuang. Jumlah tanaman stroberi yang terserang saat kegiatan magang berlangsung hampir 85% dari jumlah populasi tanaman di greenhouse A. Hama dan penyakit serta pestisida yang digunakan di Vin’s Berry Park dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hama dan Penyakit serta Pestisida yang Digunakan di Vin’s Berry Park

Hama dan Penyakit Bahan Aktif Dosis ( per 15 l air)

Hama

1. Ulat Deltametrin 8 - 10 ml

2. Kutu Daun Deltametrin 8 - 10 ml

3. Tungau Piridaten 10 - 15 ml

Penyakit

1. Jamur Karat Fenarimol 10 - 15 ml

Difenokonazol 10 - 15 ml

Sumber : Data Pengamatan di Lapangan, 2010

a b

(8)

23

Panen dan Pasca Panen

Kegiatan panen dilakukan pada umur panen yang tepat karena akan berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas buah yang dihasilkan. Stroberi berbuah pada umur 5 - 6 bulan setelah tanam. Kegiatan panen dilakukan pada pagi hari karena pada siang hari buah akan cepat lembek atau rusak. Pemanenan stroberi dilakukan saat kulit buah sudah didominasi warna merah, hijau kemerahan, hingga kuning kemerahan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memetik buah stroberi bersama kelopak dan tangkainya menggunakan tangan atau gunting. Buah stroberi yang sudah dipanen ditampung dalam baki plastik yang terdiri dari satu lapis buah agar tidak terjadi gesekan yang menyebabkan buah menjadi busuk.

Kegiatan pasca panen yang dilakukan di Vin’s Berry Park meliputi : penyortiran, pengelompokan (grading), pengemasan, dan pengepakan. Buah stroberi yang sudah dipanen selanjutnya disortasi dan dikelompokkan. Grading buah dilakukan berdasarkan ukuran dan bobot buah. Terdapat empat kelas buah stroberi yang ada di Vin’s Berry Park yaitu super dengan bobot buah > 23 g/buah, medium besar (MB) dengan bobot buah 20 - 23 g/buah, medium kecil (MK) dengan bobot buah 12 – 19 g/buah, kecil dengan bobot buah 9 - 11 g/buah, dan apkir dengan bobot buah < 9 g/buah. Harga setiap kelas buah stroberi yang dijual di Vin’s Berry Park saat magang berlangsung bervariasi yaitu Rp. 60 000,00/kg untuk kelas MB, Rp. 50 000,00/kg untuk kelas MK, dan Rp. 40 000,00/kg untuk kelas kecil.

Buah stroberi dikemas dalam kotak styrofoam dengan ukuran (20 x 20 x 5 ) cm3 untuk setengah kg buah stroberi, kemudian ditutup dengan plastik khusus (wrapping). Kotak styrofoam diberi alas daun stroberi untuk menghindari kerusakan buah akibat gesekan pada saat pengemasan.

Pengolahan Buah

Buah stroberi yang digunakan sebagai bahan baku produk olahan stroberi adalah buah stroberi yang tidak layak dijual dalam bentuk segar (apkir) tetapi masih layak untuk dikonsumsi. Buah stroberi yang apkir kemudian dibuang kelopaknya dan dicuci bersih menggunakan air yang mengalir. Buah stroberi yang

(9)

24 sudah dicuci kemudian dibungkus dengan plastik dan disimpan di dalam freezer sebagai bahan baku produk olahan stroberi. Jumlah buah stroberi yang tersedia di kebun tidak cukup untuk bahan baku produk olahan stroberi. Vin’s Berry Park membeli buah stroberi segar dari petani Kampung Langkop untuk bahan baku produk olahan stroberi. Buah stroberi yang sudah dibeli dari petani pengumpul di Kampung Langkop sudah dibuang kelopaknya sehingga langsung disimpan di dalam freezer.

Pengolahan buah stroberi dilakukan di Vin’s Berry Garden Cafe yang terletak di Jalan Patuha, Talaga Bodas, Bandung. Produk olahan buah stroberi yang dihasilkan adalah ice cream, ice cake, manisan stroberi, selai, sari buah, dan

yoghurt (Gambar 7). Berbagai produk olahan yang sudah dikemas kemudian

diberi label atau ciri khas dari nama perusahaan sehingga terlihat unik dan menarik.

Gambar 7. Produk Olahan Stroberi di Vin’s Berry Park; (a) Selai, (b) Yoghurt-Selai (Yolai), (c) Ice Cream

Agrowisata Vin’s Berry Park

Vin’s Berry Park selain sebagai kebun produksi buah stroberi juga sebagai tempat agrowisata. Pemasaran wisata dilakukan oleh ketua perusahaan secara langsung dengan mendatangi lokasi yaitu instansi perusahaan dan lembaga pendidikan dari mulai playgroup hingga perguruan tinggi yang berada di daerah Bandung ataupun kota yang lain. Penawaran secara tidak langsung dilakukan melalui faksimile, email, maupun promosi melalui media elektronik dan cetak.

Pengunjung dapat menanyakan dan memesan jenis-jenis paket wisata melalui telepon atau faksimile kepada ketua perusahaan. Paket wisata yang

(10)

25 ditawarkan oleh pihak Vin’s Berrry Park bersifat edukatif (Lampiran 4). Paket wisata yang ditawarkan oleh Vin’s Berry Park dan banyak dipesan oleh pengunjung terdiri dari Aku dan Lingkungan, Green Tamagochi, Chocolate

Painting, Outbond, Fun Adventure, Water Activities, dan Petik Stroberi. Jika

pesanan paket wisata yang diinginkan pengunjung sudah disepakati dengan ketua perusahaan, maka akan dibuat surat persetujuan dari perusahaan mengenai tanggal dan jam kedatangan pengunjung. Surat persetujuan dikirim melalui faksimile kepada pemesan paket wisata. Uang muka dibayar tiga hari sebelum kunjungan. Cara pembayaran uang muka dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan.

Kendala yang dihadapi dalam agrowisata di Vin’s Berry Park berasal dari faktor internal perusahaan yaitu persediaan stroberi untuk dipetik oleh pengunjung tidak banyak, sehingga dialihkan ke paket wisata yang lain dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kurang memuaskan.

Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan di Desa Alam Endah, Kampung Langkop, Kecamatan Rancabali. Kampung Langkop merupakan salah satu sentra penanaman stroberi yang terletak pada ketinggian 1 400 mdpl dengan suhu rata-rata 20 0C dan kelembaban udara 82 %. Sebagian besar penduduk di Kampung Langkop adalah petani stroberi. Beberapa petani stroberi juga berperan sebagai petani pengumpul yang bertugas membeli hasil panen stroberi dari para petani yang berada di sekitar Kampung Langkop.

Sistem penanaman stroberi di Kampung Langkop dilakukan secara konvensional yaitu ditanam dengan menggunakan karung beras berukuran 50 kg (Gambar 8). Hal ini dilakukan supaya buah yang dihasilkan tetap bersih dan tidak busuk akibat terendam air seperti yang dijumpai bila tanaman stroberi menggunakan mulsa. Satu karung ditanami empat buah tanaman. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7 : 3. Varietas stroberi yang ditanam adalah stroberi California. Varietas yang pernah ditanam diantaranya varietas Soho, Holand, Shantung, dan akhir-akhir ini diusahakan varietas Earlibrite. Jarak tanam karung adalah 40 cm x 60 cm.

(11)

26 Produksi buah yang dihasilkan di Kampung Langkop adalah 0.5 kg/karung/empat tanaman. Produksi buah menurun sekitar 65 % saat musim hujan karena banyaknya buah yang busuk.

Gambar 8. Sistem Penanaman di Kampung Langkop; (a) Karung, (b) Karung Terbalik

Kegiatan pemeliharaan tanaman stroberi dimulai 1 - 2 bulan setelah tanam. Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin. Pemupukan masih dilakukan secara manual. Pupuk yang akan digunakan dilarutkan dalam air kemudian disiram di sekeliling tanaman. Pupuk yang digunakan diantaranya adalah pupuk kandang, NPK mutiara (16 : 16 : 16), dan pupuk daun. Konsentrasi tiap pupuk dalam penggunaanya berbeda-beda. Pupuk kandang yang digunakan sebanyak 1 - 2 kg/karung yang diaplikasikan empat bulan sekali. Konsentrasi pupuk NPK mutiara sebanyak 4 kg/200 l air yang diaplikasikan setiap dua minggu. Pupuk daun yang digunakan sebanyak 2 ml/1 l air yang diaplikasikan sesuai kebutuhan.

Buah stroberi yang sudah dipanen kemudian disortir dan dikelompokkan menurut ukuran buah. Pengelompokkan buah stroberi dilakukan berdasarkan bobot buah. Pengelompokkan buah stroberi yang digunakan adalah 15 - 19 g/buah (grade A), bobot buah 10 - 14 g/buah (grade B), bobot buah 5 - 9 g/buah (grade C) dan bobot buah < 5 g/buah (apkir). Buah stroberi yang memar karena gesekan termasuk buah stroberi yang apkir. Buah stroberi dikemas dengan plastik mika berukuran seperempat dan setengah kg kemudian disusun dalam kotak

styrofoam. Harga untuk masing-masing grade buah stroberi berbeda-beda yaitu :

(12)

27 Rp. 30 000,00 – Rp. 35 000,00 untuk grade A, Rp. 20 000,00 – Rp. 25 000,00 untuk grade B, Rp. 15 000,00 – Rp. 20 000,00 untuk grade C, dan Rp. 10 000,00 untuk buah stroberi yang apkir. Buah stroberi yang sudah dikemas dijual ke berbagai daerah antara lain Sukabumi, Bogor (pasar tradisional dan pedagang pengecer), dan Bandung (restoran, toko kue, hotel, supermarket) baik dalam bentuk segar maupun dibekukan.

Gambar

Gambar  3.  Pemeliharaan  Tanaman;  (a)  Tanaman  Sebelum  Pewiwilan,   (b) Tanaman Sesudah Pewiwilan
Gambar  4.  Media  Tanam  Stroberi;  (a)  Media  Tanam  yang  Ditumbuhi   Lumut, (b) Media Tanam yang Sudah Rusak
Gambar  6.  Hama  Stroberi  di  Vin’s  Berry  Park;  (a)  Belalang,  (b)  Ulat,   (c) Siput, (d) Kutu Daun
Gambar  7.  Produk  Olahan  Stroberi  di  Vin’s  Berry  Park;  (a)  Selai,   (b) Yoghurt-Selai (Yolai), (c) Ice Cream
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Crumb rubber dan pecahan genteng dapat digunakan sebagai agregat halus untuk membuat beton dengan kategori beton ringan. 2) Dalam membuat beton ringan struktural

Dorongan internal yang cukup menonjol dalam mempengaruhi pilihan karier kaum gay adalah kebutuhan akan rasa aman dari lingkungan.. Sedangkan yang eksternal adanya

[r]

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

Pada pelaksanaan siklus I nilai-nilai yang diperoleh peserta didik kelas XI TPM B SMK Negeri 2 Surakarta pada pembelajaran mata diklat CNC Dasar TU-3A

Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan

[r]

Pendekatan perancangan dilakukan dengan bentukan bangunan baru yang melanjutkan langgam dan bentukan bangunan historis. Pengolahan fasad, garis dan bidang horisontal