• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP)

LAKIP BBSDLP

TAHUN ANGGARAN 2013

(BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

Oleh

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN (BBSDLP)

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) lingkup Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2013 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja lingkup BBSDLP ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja lingkup BBSDLP TA 2013 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Dalam dokumen PK tersebut ditetapkan 2 (dua) sasaran strategis dengan 5 (lima) indikator kinerja yang ingin dicapai oleh lingkup BBSDLP pada TA 2013. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh seluruh balai di lingkup BBSDLP yakni: BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra, dan Balingtan yang bekerja sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja lingkup BBSDLP Tahun 2013 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja lingkup BBSDLP selanjutnya.

Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2014 Kepala Balai Besar,

Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc. NIP. 19600329 198403 1 001

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

IKHTISAR EKSEKUTIF iv

I PENDAHULUAN 1

II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 4

2.1. Perencanaan Strategis 4

2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2013 14

2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2013 15

III AKUNTABILITAS KINERJA 16

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2013 16 3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja 17

3.3. Akuntabilitas Keuangan 36

3.4. Kegiatan Kerjasama 40

PENUTUP 43

LAMPIRAN-LAMPIRAN 44

(4)

D DAAFFTTAARR LLAAMMPPIIRRAANN H Haallaammaann L Laammppiirraann11..TTiimmPPeennyyuussuunnLLAAKKIIPPUUnngggguullaannBBBBSSDDLLPPTTAA22001133 4444 L Laammppiirraann22..FFoorrmmuulliirrRReennccaannaaSSttrraatteeggiissBBBBSSDDLLPPTTaahhuunn22001100––22001144 4455 L Laammppiirraann33..RReennccaannaaKKiinneerrjjaaTTaahhuunnaannLLiinnggkkuuppBBBBSSDDLLPPTTAA22001133 4488 L Laammppiirraann44..PPeenneettaappaannKKiinneerrjjaaTTaahhuunnaannLLiinnggkkuuppBBBBSSDDLLPPTTAA22001133 4499 L Laammppiirraann55..PPeenngguukkuurraannKKiinneerrjjaaTTaahhuunnaannLLiinnggkkuuppBBBBSSDDLLPPTTAA22001133 5522 L Laammppiirraann66..PPaagguuddaannRReeaalliissaassiiAAnnggggaarraannLLiinnggkkuuppBBBBSSDDLLPPTTAA22001133 5533

(5)

I

IKKHHTTIISSAARR EEKKSSEEKKUUTTIIFF

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BBSDLP tahun 2010-2014 (edisi revisi) sebagai berikut: (1) Menghasilkan data dan informasi sumber daya lahan dalam bentuk spasial dan tabular, (2) Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pengelolaan lahan sawah, lahan kering dan lahan rawa, serta formulasi pupuk anorganik, organik, hayati, dan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan berkelanjutan, (3) Menghasilkan dan mengembangkan sistem informasi agroklimat, dan inovasi teknologi pengelolaan air, (4) Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan pertanian, (5) Menghasilkan rekomendasi kebijakan peruntukan, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial, (6) Menjalin kerjasama dan kemitraan penelitian dan pengembangan dengan lembaga nasional dan internasional serta mempercepat diseminasi inovasi teknologi dan informasi sumber daya lahan pertanian, dan (7) Meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai good and clean governance. Tujuan utama BBSDLP tahun 2010-2014 tersebut, menjadi dasar dalam menentukan sasaran strategis yang ingin dicapai BBSDLP pada tahun anggaran 2013 yang dituangkan dalam Penetapan Kinerja (PK) Lingkup BBSDLP yakni: (1) Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian dengan 4 (empat) indikator kinerja, dan (2) Terselenggaranya diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian dengan 1 (satu) indikator kinerja.

Berdasarkan hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja (PPK) sampai akhir bulan Desember 2013, seluruh indikator kinerja sasaran yang ditetapkan untuk TA 2013 telah berhasil diselesaikan dengan rata-rata persentase capaian 118,2% (sangat berhasil).

Faktor-faktor penghambat yang dihadapi peneliti dalam upaya pencapaian sasaran kegiatan selama TA 2013 adalah: faktor alam berupa kondisi cuaca dan serangan hama & penyakit tanaman, dan faktor SDM berupa terbatasnya jumlah SDM berkualitas/berkeahlian khusus. Untuk mengatasi kendala serangan hama akibat cuaca yang buruk, peneliti mengintensifkan pengamatan dan segera melakukan pemberantasan hama saat serangan hama terdeteksi secara dini, akan tetapi jika serangan hama sudah sangat parah, maka peneliti mengulang lagi dengan tanaman yang baru. Untuk mengatasi cuaca ekstrim, maka peneliti mengatasinya dengan pembuatan embung untuk mengatasi kekeringan, dan membuat parit/saluran irigasi atau menanam varietas yang adaptif terhadap

(6)

genangan air. Keterbatasan jumlah SDM berkualitas/ berkeahlian khusus telah diatasi dengan cara memaksimalkan SDM yang ada dan dengan melibatkan tenaga luar yang memenuhi kualifikasi sesuai kebutuhan.

Untuk membiayai upaya pencapaian sasaran strategis di lingkup BBSDLP, pada tahun anggaran 2013, lingkup BBSDLP berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) revisi terakhir mengelola anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp. 117.324.518.000,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp 31.122.755.000,- , Balittanah Rp 30.294.616.000,- , Balitklimat Rp 18.044.401.000,- , Balittra Rp 23.009.997.000,- , dan Balingtan Rp 14.852.749.000,- . Anggaran yang berasal dari APBN tersebut digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output sebagaimana yang tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 25 peta tematik potensi sumber daya lahan tingkat tinjau dan semi detail, 2) menghasilkan 26 teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, 3) menghasilkan 6 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim, 4) menghasilkan 7 rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global, dan 5) menghasilkan 13 laporan diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian. Selain mengelola anggaran yang bersumber dari APBN, BBSDLP juga mengelola anggaran yang bersumber dari dana hibah luar negeri sebesar Rp. 6.412.270.000,-. Dana hibah tersebut digunakan untuk membiayai 3 (tiga) kegiatan penelitian yang ditargetkan menghasilkan 3 (tiga) laporan kegiatan. Hingga akhir Desember 2013, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp. 114.584.068.350,- atau 97,7% dengan rincian: BBSDLP Rp. 30.046.052.035,- atau 96,5%, Balittanah Rp. 29.947.417.060,- atau 98,85%, Balitklimat Rp. 17.257.793.575,- atau 95,6%, Balittra Rp. 22.533.185.929,- atau 97,93%, dan Balingtan Rp. 14.799.619.251,- atau 99,64%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 2.740.449.650,- atau 2,3%. Meskipun anggaran yang terserap sebesar 97,7%, akan tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Dengan efisiensi sejumlah itu, satker-satker lingkup BBSDLP telah dapat melaksanakan kegiatan dengan pencapaian sasaran strategis sangat berhasil.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 37/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan penelitian pengembangan sumber daya lahan pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumber daya lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumber daya lahan pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan perlengkapan BBSDLP.

Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006 mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumber daya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah – Bogor, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi – Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa – Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian – Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Koordinasi difokuskan untuk mensinergikan pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan dan untuk menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT.

(8)

Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG), BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium.

Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumber daya lahan dan pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki.

Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku usaha nasional maupun internasional.

Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data per 31 Desember 2013, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 519 orang dengan komposisi SDM menurut kelompok fungsional sebagai berikut: Tenaga Peneliti sebanyak 135 orang, Peneliti Non Klasifikasi sebanyak 10 orang, Teknisi Litkayasa sebanyak 82 orang, Pustakawan sebanyak 2 orang, Arsiparis sebanyak 5 orang, Pranata Komputer sebanyak 1 orang, dan Fungsional Umum (Fungsional lainnya) sebanyak 298 orang.

Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa instalasi laboratorium tanah; rumah kaca; kebun percobaan lahan kering di

(9)

Tamanbogo yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan lahan kering; kebun percobaan lahan rawa di Banjarbaru yang terdiri dari: KP. Belandean (Lahan Pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (Lahan Lebak-tadah hujan), KP. Handil Manarap (Lahan Tadah hujan), KP. Binuang (lahan kering-tadah hujan-lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (Lahan Lebak dangkal-tengahan); dan kebun percobaan Jakenan. Pemanfaatan kebun percobaan ini masih harus terus dioptimalkan.

Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu) laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1) Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika & biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1) Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga) Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca (Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC) tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2 dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3) Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas rumah kaca secara langsung di lapangan.

(10)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Perencanaan Strategis

Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2010-2014 (edisi revisi) merupakan lanjutan dari Renstra 2005-2009, yang disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis global maupun nasional, terutama dalam aspek sumber daya lahan pertanian. Renstra ini disusun dalam rangka memenuhi perintah INPRES No. 7 tahun 1999 tentang kewajiban bagi setiap K/L untuk menyusun Renstra dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Penyusunan Renstra BBSDLP 2010-2014 (edisi revisi) mengacu dan berpedoman pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, dan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010-2014. Secara operasional, Renstra ini menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders.

2.1.1. Visi

“Pada tahun 2014, menjadi lembaga litbang penyedia informasi dan teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian berkelas dunia untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan”

2.1.2. Misi BBSDLP

a. Menghasilkan, mengembangkan, dan mendiseminasikan data/informasi, inovasi teknologi serta rekomendasi kebijakan di bidang sumber daya lahan pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan serta berkontribusi pada pengembangan Iptek,

b. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian sumber daya lahan serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya, dan

(11)

c. Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional dalam rangka penguasaan Iptek dan peningkatan peran litbang sumber daya lahan dalam pembangunan pertanian.

2.1.3. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Utama

Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

1) Menghasilkan data dan informasi sumber daya lahan dalam bentuk spasial dan tabular.

2) Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pengelolaan lahan sawah, lahan kering, dan lahan rawa, serta formulasi pupuk anorganik, organik, hayati, dan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan berkelanjutan.

3) Menghasilkan dan mengembangkan sistem informasi agroklimat, dan inovasi teknologi pengelolaan air.

4) Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan pertanian.

5) Menghasilkan rekomendasi kebijakan peruntukan, pemanfaatan, dan pengelolaan sumber daya lahan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial.

6) Menjalin kerjasama dan kemitraan penelitian dan pengembangan dengan lembaga nasional dan internasional serta mempercepat diseminasi inovasi teknologi dan informasi sumber daya lahan pertanian.

7) Meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai good and clean governance.

b. Sasaran Strategis

Sasaran strategis yang ingin dicapai BBSDLP pada periode 2010-2014 adalah: 1) Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan

sumber daya lahan pertanian.

2) Terselenggaranya diseminasi inovasi teknologi sumber daya lahan pertanian.

(12)

2.1.4. Target Utama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan sumber daya Lahan Pertanian

Dalam lima tahun ke depan (2010 – 2014), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian mempunyai beberapa target utama di berbagai bidang penelitian dan diseminasi, yaitu:

1) Peta sumber daya lahan tingkat tinjau dan semi detil untuk pengembangan komoditas unggulan dan sawah bukaan baru.

2) Peta lahan sub optimal/lahan rawa, lahan terlantar, dan terdegradasi. 3) Peta tematik status hara, kalender tanam, peta kekeringan, peta rawan

banjir, peta residu pestisida, peta cemaran logam berat, dan peta tematik lainnya sesuai kebutuhan.

4) Prediksi dan sistem informasi iklim.

5) Sistem peringatan dini ancaman bencana (banjir, kekeringan, dan organisme penggangu tanaman).

6) Perangkat uji cepat (test kit) tanah, pupuk, dan hara tanaman.

7) Formula pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati, dan pembenah tanah.

8) Teknologi pengelolaan kesuburan, konservasi tanah, dan pengelolaan air. 9) Teknologi reklamasi dan remediasi lahan terdegrasi/tercemar.

10) Rekomendasi kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan. 11) Rekomendasi kebijakan antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim. 12) Publikasi Iptek sumber daya lahan pertanian.

2.1.5. Arah Kebijakan

a. Arah Kebijakan Balai Besar Litbang Sumber daya Lahan Pertanian (Fokus Pada Litbang SDL)

Arah kebijakan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian dalam mendukung program Badan Litbang Pertanian terkait dengan empat sukses pembangunan pertanian difokuskan kepada:

1) Dukungan terhadap program intensifikasi sumber daya lahan eksisting produktif:

a. Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi pengelolaan lahan dan pemupukan, baik pupuk organik, an-organik, hayati dan

(13)

pembenah tanah, pemulihan lahan serta teknologi inovasi pengelolaan air dan iklim;

b. Memprioritaskan penyediaan dan diseminasi inovasi teknologi tanah dan pemupukan, efisiensi air, dan kesesuaian iklim untuk peningkatan produktivitas sumber daya lahan.

2) Dukungan terhadap upaya optimalisasi sumber daya lahan terlantar dan terdegradasi (bongkor, lahan tidur) dan lahan sawah bukaan baru: a. Memfokuskan pada penciptaan teknologi inovasi teknologi

pengelolaan lahan reklamasi, pemupukan, dan pengelolaan air untuk perbaikan dan peningkatan kesuburan lahan.

b. Menyediakan informasi potensi dan karakteristik sumber daya lahan terlantar, terdegradasi, dan sawah bukaan baru.

c. Memprioritaskan penyediaan dan diseminasi inovasi teknologi tanah dan pemupukan, efisiensi air, dan kesesuaian iklim untuk peningkatan produktivitas sumber daya lahan terlantar, terdegradasi, dan sawah bukaan baru.

3) Dukungan terhadap upaya pengamanan produksi pertanian akibat ancaman variabilitas dan perubahan iklim serta bencana lainnya:

a. Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi pengelolaan lahan dan air adaptif untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan bencana lainnya.

b. Mengembangkan sistem informasi iklim, sistem informasi geografi (GIS), dan remote sensing sumber daya lahan wilayah rentan dan rawan bencana.

c. Memprioritaskan penyediaan dan diseminasi inovasi teknologi pengelolaan tanah, pemupukan, dan air yang adaptif terhadap perubahan iklim dan ancaman bencana lainnya.

4) Dukungan terhadap program ekstensifikasi dan pengembangan sumber daya lahan pertanian:

a. Memfokuskan pada pembangunan data dan informasi tabular dan spasial (peta) karakteristik dan potensi sumber daya lahan potensial untuk pengembangan pertanian.

b. Mengembangkan sistem data base, teknologi remote sensing, dan sistem informasi geografi (GIS) sumber daya lahan potensial.

(14)

c. Memprioritaskan penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi tabular dan spasial (peta) karakteristik dan potensi sumber daya lahan potensial untuk pengembangan pertanian.

b. Strategi Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

1) Pendekatan penelitian dimulai dengan menetapkan luaran yang akan dihasilkan (output oriented). Luaran yang dihasilkan harus mempunyai nilai tambah ilmiah dan komersial, dihasilkan dalam waktu singkat serta dapat dimanfaatkan oleh pengguna.

2) Menyempurnakan manajemen penelitian dari mulai perencanaan sampai mencapai hasil penelitian yang akuntabel dan good governance.

3) Meningkatkan jaringan kerjasama dengan lembaga penelitian, dunia usaha, dan mitra kerja lainnya perlu dilakukan dalam rangka menggali dan meningkatkan dana penelitian; pengakuan ilmiah internasional (scientific recognation).

4) Mempercepat dan meningkatkan diseminasi, promosi serta penjaringan umpan balik inovasi teknologi, dan kebijakan sumber daya lahan dalam rangka meningkatkan manfaat dan dampak inovasi teknologi yang dihasilkan.

5) Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kapabilitas sumber daya penelitian melalui pelatihan SDM, penambahan sarana dan prasarana, dan struktur penganggaran yang sesuai dengan kebutuhan institusi litbang sumber daya lahan yang berkelas dunia.

6) Mendorong inovasi teknologi yang mengarah pada pengakuan dan perlindungan HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) secara nasional dan internasional.

Selanjutnya berdasarkan kekuatan atau potensi dan kendala/kelemahan, serta peluang dan tantangan, strategi litbang sumber daya lahan dipilih atas:

1) Penguatan inovasi teknologi dan informasi SDLP yang berorientasi ke depan, memecahkan masalah SDL, berwawasan lingkungan, serta dihasilkan dalam waktu yang relatif cepat, efisien, dan berdampak luas (ST).

2) Outsourcing pendanaan dan tenaga ahli melalui aliansi strategis/kerjasama penelitian dan pengembangan dengan lembaga

(15)

internasional/nasional dalam rangka memacu peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pengguna dan pasar (WO).

3) Optimalisasi sumber daya penelitian SDL dalam rangka memacu peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian untuk mendukung peningkatan produktivitas komoditas unggulan (SO).

4) Optimalisasi kapasitas unit kerja untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas penelitian SDL dalam rangka menghasilkan produk penelitian dan pengembangan SDL yang berwawasan lingkungan serta dihasilkan dalam waktu yang singkat, efisien, dan berdampak luas (WT).

5) Peningkatan efektifitas rekomendasi kebijakan antisipatif dan responsif SDLP dalam kerangka pembangunan pertanian untuk memecahkan berbagai masalah dan isu-isu pembangunan pertanian/SDLP yang sedang berkembang (WT).

2.1.6. Program dan Kegiatan

Pada periode 2010-2014 Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya Litbang menurut komoditas prioritas ditetapkan oleh Kementerian Pertanian terdiri dari padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu. Sementara yang termasuk dalam 35 fokus komoditas yaitu: Pangan (padi, kedele, jagung, ubi kayu, dan kacang tanah), Hortikultura (kentang, cabe merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, durian, rimpang, dan jeruk), Perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, tanaman serat, tebu, tembakau, dan cengkeh), serta Peternakan (sapi potong, kambing, domba, babi, ayam buras, dan itik).

Berdasarkan orientasi outputnya, program penelitian dan pengembangan di masing-masing unit kerja penelitian diarahkan pada 2 kategori, sebagai berikut:

a. Program Bertujuan Nilai Tambah Ilmiah (Scientific Recognation) adalah kegiatan untuk menghasilkan inovasi teknologi, diseminasi, dan kelembagaan pendukung untuk peningkatan produksi 5 komoditas prioritas dan 30 fokus komoditas pertanian.

b. Program Bertujuan Nilai Tambah Komersial (Impact Recognation) adalah kegiatan Litbang untuk mendukung program strategis Kementerian Pertanian.

(16)

Berdasarkan sasarannya, maka dalam pelaksanaannya, program litbang sumber daya lahan pertanian dipilah atas tiga koridor atau klaster utama, yaitu:

a. Program penelitian “in house” yang lebih hulu dan berorientasi untuk menghasilkan invensi, paten, dan produk-produk ilmiah termasuk Karya Tulis Ilmiah (KTI).

b. Program Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung Program Empat Sukses Pembangunan Pertanian.

a. Program Penelitian dan Pengembangan untuk memecahkan masalah-masalah strategis dan global, seperti fenomena Perubahan Iklim, krisis energi, dan lain-lain.

Prioritas penelitian yang akan dikerjakan oleh Balai Besar Litbang SDLP dan keempat balai koordinasinya adalah identifikasi, karakterisasi, evaluasi, dan pengelolaan sumber daya lahan pertanian (tanah, iklim, rawa, dan lingkungan pertanian), serta teknologi dan pengelolaan pupuk, untuk mendukung pengembangan Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan.

Dalam lima tahun mendatang Balai Besar Litbang SDLP, berinisiatif untuk juga mengambil peran di depan dalam merespons berbagai isu sumber daya lahan dan lingkungan hidup. Antisipasi, adaptasi, dan mitigasi Perubahan Lingkungan Pertanian ditujukan mengantisipasi perubahan lingkungan pertanian karena pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global dan lahan terdegradasi. Seluruh kegiatan penelitian tersebut dilaksanakan oleh UPT di lingkup Balai Besar Litbang SDLP.

a. Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

1) Inventarisasi dan Evaluasi Potensi Sumber Daya Lahan Pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis GIS.

2) Penelitian Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Lahan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim, dan air), formulasi pupuk (anorganik, organik, dan hayati) dan formulasi pembenah tanah, mendukung P2BN, hortikultura, dan tanaman pangan lainnya.

(17)

3) Program Mitigasi dan Adapatasi Perubahan Lingkungan Pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantasipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global dan degradasi lahan, mendukung program strategis dan hortikultura.

b. Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian

Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertaian diharapkan dapat menjembatani apa yang dilaksanakan Puslit/BB/LRPI dengan apa yang dibutuhkan pengguna di berbagai tingkatan di daerah. Upaya memadukan apa yang dihasilkan berbagai UK/UPT litbang dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat merupakan inti dari program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian, sehingga dapat meningkatkan diseminasi hasil-hasil penelitian sumber daya lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, dan Lingkungan Pertanian).

c. Pengembangan Kelembagaan dan Komunikasi Hasil Litbang

Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya kerja inovatif, reformasi birokrasi, pengembangan sumber daya Litbang (SDM, sarana, dan prasarana) diikuti pengembangan standardisasi dan akreditasi lembaga dan pranata Litbang. Guna memicu output optimal, maka diperlukan pengembangan manajemen teknologi informasi dan sistem informasi serta koordinasi jaringan kerjasama penelitian dan pengkajian. Reformasi perencanaan dan penganggaran, penyempurnaan sistem monitoring dan evaluasi.

1) Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian.

2) Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian.

3) Pengembangan Sistem Informasi, Komunikasi, dan Umpan Balik Inovasi Penelitian Sumber Daya Lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, Lingkungan Pertanian).

4) Peningkatan Kapasitas Penerbitan Publikasi dan Dokumentasi Hasil-hasil Penelitian Sumber Daya Lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, Lingkungan Pertanian).

5) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

(18)

6) Peningkatan kerjasama penelitian dan pengembangan dengan lembaga internasional/nasional.

d. Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Akan menghasilkan hasil analisis kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian untuk menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya lahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah. Isu dan permasalah yang diperkirakan akan mengemuka berkaitan dengan sumber daya lahan pertanian di masa akan datang adalah: perubahan iklim global, emisi gas rumah kaca, perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, degradasi lahan dan lahan terlantar, masalah pencemaran lingkungan pertanian, kekeringan, dan banjir. Kegiatannya adalah:

1) Analisis dan Sintesis Kebijakan Peruntukkan, pemanfaatan, dan pengelolaan Sumber daya Lahan Pertanian.

2) Analisis dan Sintesis Kebijakan Pupuk dan Pemupukan.

3) Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Sumber Daya Lahan. 2.1.7. Indikator Kinerja Utama

Untuk mencapai tujuan dan sasaran BBSDLP yang telah ditetapkan, telah disusun Program Utama 2010 – 2014 dengan rencana tindak dan Indikator Kinerja Utama (IKU) seperti disajikan pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Langkah Operasional dan Indikator Kinerja Utama BBSDLP 2010-2014 Rencana Tindak Indikator Kinerja Utama

Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya Lahan Pertanian  Jumlah Peta Potensi Sumber Daya Lahan Tingkat Tinjau di P. Papua dan Kalimantan serta Tingkat Semidetil di P. Kalimantan, P. Sulawesi, P. Nusa Tenggara, P. Sumatera, P. Maluku, dan P. Papua.

 Jumlah Informasi dan paket komponen teknologi pengelolaan SDL (lahan kering, lahan sawah, dan lahan rawa, air, teknologi adaptasi, mitigasi perubahan lingkungan pertanian) mendukung P2BN dan tanaman pangan lainnya.

 Jumlah formula pupuk dan pembenah tanah, perangkat uji, perangkat lunak.

(19)

Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian

 Jumlah intensitas 30 kali diseminasi inovasi teknologi litbang sumber daya lahan pertanian.

Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Litbang Pertanian

 Meningkatnya penggunaan dan pemanfaatan tujuh kebun percobaan.

 Tersusunnya standar baku SDM di 5 UPT lingkup BBSDLP.

 Terselenggaranya reformasi birokrasi, perencanaan dan penganggaran di 5 UPT lingkup BBSDLP.

 Diperolehnya dan dipertahankannya sertifikat ISO 9001 2008 di 5 UPT lingkup BBSDLP.

 100% laboratorium di Balit & BB terakreditasi ISO/IEC 17025: 2005. Analisis dan Kebijakan

Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Pertanian

 Jumlah rekomendasi (Policy Brief) tentang kebijakan sumber daya lahan pertanian.

 Jumlah makalah kebijakan tentang isu-isu mutakhir bidang sumber daya lahan pertanian diantaranya masalah perubahan iklim, model pengembangan lahan kering beriklim kering.

Sedangkan target capaian IKU BBSDLP pada tahun 2013 sebagaimana yang tercantum dalam lampiran Renstra BBSDLP 2010-2014 edisi revisi adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Target IKU yang ingin dicapai BBSDLP pada TA 2013

Nomor IKU Target

1 Jumlah informasi/peta potensi sumber daya lahan 14 2. Jumlah informasi, komponen teknologi pengelolaan

SDL, formula pupuk dan pembenah tanah, test kit, dan perangkat lunak

23

3. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

10

4. Jumlah Publikasi SDLP 5

5. Jumlah Seminar Nasional 1

(20)

2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2013

Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2013, telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya pencapaian sasaran pada TA 2013.

Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan Teknologi Varietas Unggul Berdaya Saing. Kegiatan utama yang telah ditetapkan adalah Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian. Dari kegiatan tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan lingkup BBSDLP, TA 2013

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan

sumber daya lahan pertanian

1. Jumlah peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail

25 peta

2. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan

26 teknologi

3. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

6 teknologi 4. Jumlah rekomendasi kebijakan

pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

7 rekomendasi - Terselenggaranya

diseminasi inovasi pengelolaan SDL

5. Jumlah diseminasi hasil penelitian

sumber daya lahan pertanian 13 laporan

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2013, BBSDLP merencanakan untuk: (1) menghasilkan 25 peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail, (2) menghasilkan 26 teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan, (3) menghasilkan 6 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, (4) menghasilkan 7 rekomendasi kebijakan

(21)

pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global, dan (5) menghasilkan 13 laporan kegiatan diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian.

2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, selanjutnya diajukan kepada Kepala Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja. Berdasarkan penetapan yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian pada tanggal 31 Januari 2013, maka Penetapan Kinerja BBSDLP untuk Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Penetapan Kinerja Kegiatan Utama lingkup BBSDLP tahun 2013 SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

1. Jumlah peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail

25 Peta 2. Jumlah teknologi pengelolaan

sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan

26 teknologi 3. Jumlah teknologi dan manajemen

antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim

6 teknologi 4. Jumlah rekomendasi kebijakan

pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

7 rekomendasi - Terselenggaranya

diseminasi inovasi pengelolaan SDL

5. Jumlah diseminasi hasil penelitian

sumber daya lahan pertanian 13 laporan Pagu Anggaran

sebelum revisi

Rp. 121.285.463.000,- Pagu Anggaran

(22)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59 persen. Realisasi kinerja lingkup BBSDLP sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 118,2 persen (sangat berhasil).

Keberhasilan pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh komitmen dari para peneliti (SDM) dan dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2013

Dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2013, Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian mempunyai 2 (dua) Sasaran Strategis dengan 5 indikator kinerja sasaran yang ingin dicapai.

Berdasarkan data hasil akhir seluruh kegiatan di lingkup BBSDLP, Pencapaian Indikator Kinerja sasaran kegiatan utama BBSDLP pada tahun anggaran 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Capaian Akhir Indikator Kinerja Sasaran BBSDLP Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

- Tersedianya data,

informasi, dan peningkatan inovasi teknologi

1. Jumlah peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail

(23)

pengelolaan sumber daya lahan

pertanian

2. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan

26 Tekn 28 tekn 107,7

3. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

6 Tekn 8 Tekn 133,3

4. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

7 Rekom 7 Rekom 100

- Terselenggaranya

diseminasi inovasi pengelolaan SDL

5. Jumlah diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian

13 Lap 19 Lap 146,2

Pagu Anggaran Rp. 117.324.518.000,-

Realisasi Anggaran Rp. 114.584.068.350,- (97,7%).

Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator kinerja sasaran lingkup BBSDLP tahun 2013 menunjukkan tingkat keberhasilan sangat berhasil dengan persentase capaian rata-rata 118,2%.

Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja tahun 2013 BBSDLP dapat dijelaskan sebagai berikut :

(24)

Sasaran 1 : Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 6. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah peta potensi sumber daya lahan

pertanian tingkat tinjau dan semidetail 25 Peta 26 Peta 104 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2013 BBSDLP berhasil menyelesaikan 26 peta tematik atau 104% dari target 25 peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/RBI, radar, peta geologi, peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, pH Trough, Abney Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk operasi lapang lainnya. Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke lapangan, tim mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan efektif. Dalam kegiatan di lapangan, setiap hari data yang diperoleh dari

(25)

hasil pengamatan lapang, selanjutnya diolah langsung oleh tim database dan GIS. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan, seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai.

Secara lengkap rincian output peta yang dihasilkan adalah: 1) Peta potensi sumber daya lahan di Tanjung Jabung Timur, Jambi. 2) Peta potensi sumber daya lahan di Kubu Raya, Kalbar.

3) Peta arahan penggunaan lahan pertanian di Tanjung Jabung Timur, Jambi. 4) Peta arahan penggunaan lahan pertanian di Kubu Raya, Kalbar.

5) Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.

6) Peta Status Hara P dan K Tanah Semi Detil skala 1:50.000 di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.

7) Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.

8) Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jagung di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.

9) Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kedelai di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.

10) Peta potensi SDL pada kawasan pertanian industri food estate di Kabupaten Bulungan, Kaltim.

11) Atlas Peta Sumber daya Tanah skala 1:250.000 Provinsi Kalimantan Tengah. 12) Atlas Peta Sumber daya Tanah skala 1:250.000 Provinsi Papua Barat.

13) Peta sebaran tingkat kekeringan lahan sawah di 5 provinsi (Banten, DIY, Jabar, Jateng, dan Jatim) di Pulau Jawa.

14) Peta periode pertumbuhan padi per bulan di 5 provinsi (Banten, DIY, Jabar, Jateng, dan Jatim) di Pulau Jawa.

15) Peta sumber daya tanah semi detail skala 1:50.000 pada 6 Kabupaten (Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Tengah) di Nusa Tenggara.

(26)

16) Peta sumber daya tanah semi detail skala 1:50.000 pada 6 Kabupaten (Sambas, Landak, Kotawaringin Barat, Hulu Sungai Selatan, Tana Tidung, dan Malinau) di Kalimantan.

17) Peta sumber daya tanah semi detail skala 1:50.000 pada 6 Kabupaten (Bolmong, Boalemo, Banggai, Polman, Wajo, dan Konawe Selatan) di Sulawesi. 18) Peta arahan penggunaan lahan pertanian semi detail skala 1:50.000 di 6

Kabupaten (Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Tengah) di Nusa Tenggara.

19) Peta arahan penggunaan lahan pertanian semi detail skala 1:50.000 di 6 Kabupaten (Sambas, Landak, Kotawaringin Barat, Hulu Sungai Selatan, Tana Tidung, dan Malinau) di Kalimantan.

20) Peta arahan penggunaan lahan pertanian semi detail skala 1:50.000 di 6 Kabupaten (Bolmong, Boalemo, Banggai, Polman, Wajo, dan Konawe Selatan) di Sulawesi.

21) Peta kesesuaian lahan untuk padi sawah semi detail skala 1:50,000 pada 6 kabupaten (Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Tengah) di Nusa Tenggara.

22) Peta kesesuaian lahan untuk tanaman jagung semi detail skala 1:50,000 pada 6 kabupaten (Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Tengah) di Nusa Tenggara.

23) Peta kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah semi detail skala 1:50,000 pada 6 Kabupaten (Bolmong, Boalemo, Banggai, Polman, Wajo, dan Konawe Selatan) di Sulawesi.

24) Peta kesesuaian lahan untuk tanaman kakao semi detail skala 1:50,000 pada 6 kabupaten (Bolmong, Boalemo, Banggai, Polman, Wajo, dan Konawe Selatan) di Sulawesi.

25) Peta kesesuaian lahan untuk tanaman tebu semi detail skala 1:50,000 pada 6 provinsi (Sambas, Landak, Kotawaringin Barat, Hulu Sungai Selatan, Tana Tidung, dan Malinau) di Kalimantan.

26) Peta kesesuaian lahan untuk tanaman Kelapa sawit semi detail skala 1:50,000 pada 6 kabupaten (Sambas, Landak, Kotawaringin Barat, Hulu Sungai Selatan, Tana Tidung, dan Malinau) di Kalimantan.

(27)

Beberapa contoh peta yang dihasilkan disajikan pada gambar berikut :

Gambar 1 : Peta Sumber Daya Tanah Tingkat Tinjau Skala 1:250.000 Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Papua Barat

Gambar 2 : Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit Skala 1:50.000 Kabupaten Sambas Kalimantan Barat (kiri) dan Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Pengembangan Pertanian Skala 1:50.000 Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalimantan tengah (kanan)

Gambar 2 : Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Pengembangan Pertanian Skala 1:50.000 Kab. Sumba Tengah, Prov. NTT (kiri), dan Kab. Polman, Prov. Sulbar (kanan)

(28)

Gambar 4 : Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Skala 1:25.000, Kecamatan Gantung, Kab. Belitung Timur, Prov. Kepulauan Bangka Belitung

Seluruh output peta sumber daya lahan tersebut dihasilkan dari kegiatan-kegiatan penelitian yang dilaksanakan di satker BBSDLP. Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi surveyor akan habis pada tahun 2016. Sementara itu rekruitmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode 1978 – 1985 Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti dalam melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, dalam pelaksanaan kegiatan

(29)

pemetaan tanah tahun 2011 dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey. Dengan semangat dan kemampuan yang masih tinggi, pada akhirnya seluruh tugas pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu.

Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2

Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah teknologi baru pengelolaan SDL

dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan

26 Teknologi 28 Teknologi 107,7

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2013 BBSDLP berhasil menghasilkan 28 teknologi teknologi pengelolaan SDL dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan atau 107,7% dari target 26 teknologi. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan hasil dari kerja keras seluruh peneliti yang ada di Balittanah, Balingtan, dan Balittra. Dengan dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: kebun percobaan, rumah kaca, laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan sesuai dengan proposal.

Secara lengkap rincian output yang dihasilkan adalah:

1) Teknologi pengelolaan lahan sawah melalui rekomendasi pupuk untuk padi berpotensi tinggi,

2) Teknologi pengelolaan lahan sawah bukaan baru pH masam, 3) Teknologi pengelolaan Si untuk padi,

4) Teknologi pengelolaan lahan suboptimal untuk kedelai, 5) Teknologi pengelolaan lahan kering iklim kering, 6) Teknologi pengelolaan lahan kering masam, 7) Teknologi pengelolaan padi gogo,

(30)

9) Teknologi produksi pupuk organik, 10) Teknologi produksi pupuk hayati,

11) Teknologi remediasi melalui pengkayaan urea berlapis arang aktif dengan mikroba pendegradasi senyawa POPs ≥ 25% di lahan sawah,

12) Teknologi pengelolaan limbah pertanian in situ,

13) Teknologi pengelolaan DAS pada lahan kering melalui pengendalian erosi, 14) Teknologi pengelolaan DAS pada lahan kering melalui pemupukan berimbang, 15) Kalender Tanam Rawa,

16) Teknologi Pengelolaan Hara di Lahan Rawa,

17) Teknologi Pengelolaan Air di Lahan Salin (TAPASIN),

18) Teknologi ameliorasi, pengelolaan air, dan penggunaan pestisida untuk meningkatkan produktivitas lahan gambut yg rendah emisi,

19) Teknologi ameliorasi dalam meningkatkan produktivitas yg rendah emisi GRK pada lahan sulfat masam,

20) Teknologi pengelolaan hara terpadu lahan lebak dangkal, 21) Teknologi pengelolaan air HARKAT di lahan lebak,

22) Teknologi percepatan peningkatan produktivitas lahan sulfat masam terdegradasi,

23) Formula pupuk anorganik untuk cabai, 24) Formula pupuk anorganik untuk kedelai, 25) Formula hydrogel,

26) Formula matrik nano,

27) Formula Pupuk Hayati di Lahan Rawa, dan 28) PUHS (Perangkat Uji Hara Sawit).

Beberapa contoh teknologi yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8 : Perangkat Uji Hara

(31)

Gambar 10 : Teknologi Handil Bersekat (HARKAT - Kearifan Lokal)

Gambar 11 : Formula Pupuk Majemuk

NPK+mikro

untuk Cabai Tabel 8. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3

Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah teknologi dan manajemen

antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

6 Teknologi 8 Teknologi 133,3

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2013 BBSDLP berhasil menghasilkan 8 teknologi manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim atau 133,3% dari target 6 teknologi. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah sangat berhasil, karena capaiannya melebihi 100%. Secara lengkap rincian output teknologi yang dihasilkan adalah:

(32)

1) Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu, 2) Teknologi informasi pengelolaan iklim dan air,

3) Teknologi dinamika musim panen tanaman buah berbasis iklim dan air, 4) Teknologi food smart village untuk adaptasi perubahan iklim,

5) Teknologi modifikasi iklim mikro untuk tanaman semusim/nilai ekonomi tinggi/bunga,

6) Teknologi nano untuk efisiensi irigasi,

7) Teknologi nano untuk deteksi respon tanaman terhadap kondisi ketersediaan air, dan

8) Model pengelolaan sentra tanaman buah unggulan.

Gambar 12 : Tampilan muka Sistem Kalender Tanam Terpadu

(33)

Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output indikator kinerja kedua dan ketiga di atas secara umum antara lain: kondisi cuaca, keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, dan ketersediaan data pendukung.

Kendala cuaca antara lain menyebabkan terhambatnya pelaksanaan penelitian lapangan di Balittanah, Balingtan, dan Balittra; di Balittra akibat cuaca yang selalu hujan mengakibatkan lahan percobaan teknologi pengelolaan air di rawa lebak selalu tergenang dan gagal ditanami sehingga kegiatan penelitian dihentikan. Akibat faktor cuaca yang kurang bersahabat, juga telah menyebabkan serangan hama dan penyakit meningkat dan menyebabkan terganggunya areal pertanaman percobaan. Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus juga menjadi kendala bagi semua balit dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian, analisis laboratorium dan pengolahan data.

Untuk mengatasi kendala cuaca, bila areal pertanaman kekeringan karena terlambatnya musim hujan, digunakan air yang berasal dari embung seperti yang dilakukan pada penelitian di Tamanbogo dan Balingtan-Jakenan, atau dilakukan penyiraman secara manual seperti yang dilakukan di Balittra-Banjar Baru. Sedangkan jika areal pertanaman kelebihan air (tergenang) akibat hujan yang terus-menerus, semula dilakukan penanaman ulang hingga dua kali tanam, akan tetapi ternyata air tidak kunjung surut sehingga akhirnya penelitian dihentikan/digagalkan. Untuk mengatasi serangan penyakit blast (Pirycularia oryzae) pada tanaman padi yang banyak menyerang lahan percobaan di lahan gambut Balittra, dilakukan dengan pencegahan berupa seed treatment dan aplikasi fungisida tambahan selain perlakuan dengan dosis yang sama untuk semua perlakuan.

Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus cukup dirasakan menyulitkan bagi para peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Di Balittanah dan Balingtan keterbatasan SDM sangat dirasakan oleh para penelliti terutama untuk membantu mengamati dan pelaksanaan perlakuan terhadap tanaman percobaan di rumah kaca maupun di lapangan, programmer, dan tenaga analis. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya yakni dengan memaksimalkan SDM yang ada dan dengan cara menggunakan tenaga dari luar yang memenuhi kualifikasi.

(34)

Kendala spesifik yang dihadapi dalam penerapan teknologi sistem HARKAT dan sistem SISTAK adalah belum tersedianya secara cukup sarana dan prasarana (infrastruktur) pintu-pintu dan jaringan tata air pada handil-handil. Upaya yang dilakukan adalah melakukan advokasi dan sinkronisasi program lintas sektoral untuk wilayah pengembangan, dan mengajukan usulan ke instansi yang berwenang untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut. Kendala dalam pembuatan kalender tanam lahan rawa, data di lapangan sering tidak lengkap atau tidak tersedia. Untuk mengatasinya dilakukan pendekatan dengan menggunakan data yang berasal dari lokasi di sekitarnya.

Tabel 9. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 4

Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah rekomendasi kebijakan

pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

7 Rekomendasi 7 Rekomendasi/

Policy Breaf 100,0 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2013 BBSDLP berhasil menghasilkan 7 rekomendasi kebijakan/policy breaf pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global atau 100% dari target 7 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 4 adalah sangat berhasil, karena capaiannya mencapai 100%. Secara lengkap rincian rekomendasi/policy breaf yang dihasilkan adalah:

1) Residu Pestisida dari Lahan Pertanian di Indonesia,

2) Strategi Pengembangan Inovasi Teknologi Pupuk Mendukung Ketahanan Pangan,

3) Arah Strategi dan Kebijakan Pewilayahan Pupuk Majemuk,

4) Dampak Perubahan Iklim Terhadap Keberlanjutan Pertanian Indonesia dan Kebijakan Satu Peta,

5) Strategi dan Kebijakan Kementerian Pertanian Dalam Optimalisasi Lahan SubOptimal Mendukung Ketahanan Pangan Nasional,

6) Identifikasi Sumber Daya Lahan Pertanian dan Strategi Penanganan Kerusakan Sumber Daya Lahan Akibat Erupsi Gunung Sinabung,

7) Strategi dan saran kebijakan pengembangan model percepatan pengembangan pertanian ramah lingkungan lahan kering masam (m-P3RKLM) Lampung Barat-Lampung,

(35)

Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan buah dari kegigihan dari para Profesor Riset dan peneliti senior di lingkup BBSDLP. Meskipun memiliki jadwal kegiatan yang sangat padat pada berbagai kegiatan penelitian, akan tetapi tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk mengerahkan kekuatan intektualnya guna membahas, merumuskan hingga menetapkan berbagai rekomendasi kebijakan terkait pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global.

Sasaran 2 : Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah diseminasi hasil penelitian

sumber daya lahan pertanian

16 Laporan 19 Laporan 146,2

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2013 BBSDLP berhasil menyelesaikan 19 kegiatan/laporan diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian atau 146,2% dari target 16 kegiatan/ laporan). Jumlah kegiatan/laporan diseminasi tersebut masing-masing terdiri dari 2 laporan diselesaikan oleh Satker BBSDLP, 8 laporan diselesaikan oleh Satker Balittanah, 7 laporan diselesaikan oleh Balittra, masing-masing 1 laporan diselesaikan oleh satker Balitklimat dan Balingtan. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian Sasaran strategis ke 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya melebihi 100%.

Beberapa kegiatan diseminasi yang telah dilaksanakan selama tahun anggaran 2013 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(36)

Gambar 14 : Peserta Pelatihan “Synthetic Aperture Radar RICEscape” yang diselenggarakan pada tanggal 14 sampai 18 Januari 2013 di BBSDLP. Pelatihan “Synthetic Aperture Radar RICEscape” merupakan kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan International Rice Research Institute (IRRI). Kegiatan yang dilakukan adalah berupa pelatihan satellite remote sensing Synthetic Aparture Radar (SAR) dengan nara sumber Dr. Francesco Holecz berasal dari SARMAP SA Switzerland. Acara ini dihadiri oleh Representatif IRRI Indonesia, Prof. Dr. Zulkifli Zaini dan Dr. Michael Antony dari Allianz SE Insurance Switzerland. Sedangkan para pesertanya adalah para peneliti dan teknisi lingkup BBSDLP dan BB Padi.

Gambar 15 : Peserta Training “Oryza2000 Crop Modeling”

Training Oryza2000 Crop Modeling merupakan acara yang diadakan oleh BBSDLP bekerjasama dengan IRRI Filipina. Acara yang merupakan lanjutan dari acara “SAR RICEscape Training” ini dilaksanakan dari tanggal 28-31 Januari 2013 di BBSDLP Bogor. Peserta training terdiri atas peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian yaitu BBSDLP, Balitklimat, BB Padi serta Balingtan.

(37)

Gambar 16 : Kepala Badan Litbang Pertanian menyampaikan presentasi dalam acara

Rapat Kerja lingkup BBBSDLP diselenggarakan pada tanggal 3 sampai 6 April 2013 di Hotel Gumaya, Jalan Gajah Mada Semarang

Gambar 17 : Berbagai kegiatan pada acara “Open House” Balai Besar Litbang

Sumber Daya Lahan yang diselenggarakan pada 16 April 2013 di lingkungan BBSDLP, Cimanggu Bogor.

(38)

Gambar 18 : Berbagai kegiatan dalam acara Temu Lapang dengan tema “Pelatihan Pengelolaan Hara Terpadu” yang dislenggarakan oleh Balittanah pada tanggal 11 April 2013 di Taman Bogo-Lampung.

Peserta temu lapang saat mengunjungi areal persawahan di KP. Taman Bogo

Dr, Ir. Ladiyani saat menjadi narasumber tentang PUTS danpupuk berimbang

Dr. IR. Ladiyani Retno Widowati saat menerangkan cara menggunakan PUTS Nuraini dan Jumena sedang memandu cara

(39)

Gambar 19 : Partisipasi BBSDLP dalam Pekan Lingkungan Indonesia pada 30 Mei – 2 Juni yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

(40)

Perbandingan Capaian Kinerja TA 2012 dengan TA 2013

Perbandingan Capaian kinerja antara tahun anggaran 2012 dengan tahun anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 11. Perbandingan Capaian Akhir Indikator Kinerja Sasaran BBSDLP Tahun 2012 dan 2013

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET REALISASI TARGET REALISASI 2012 2012 2013 2013 Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

1. Jumlah peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail

20 Peta 24 (120%) 25 Peta 26 peta (104%) 2. Jumlah teknologi

pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan

34 Tekn 38 (111,8%) 26 Tekn 28 tekn (107,7%)

3. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

7 Tekn 13 (185,7%) 6 Tekn 8 Tekn (133,3%) 4. Jumlah rekomendasi

kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

10 Rek 18 (180%) 7 Rek 7 Rekom (100%) - Terselenggaran ya diseminasi inovasi pengelolaan SDL

5. Jumlah diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian

28 lap 28 (100%) 13 Lap 19 Lap (146%) Pagu Anggaran 2012 Rp. 73.681.830.000,- Realisasi Anggaran 2012 Rp. 71.652.494.133,- (97,3%) Pagu Anggaran 2013 Rp. 117.324.518.000,- Realisasi Anggaran 2013 Rp. 114.584.068.350,- (97,7%)

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun anggaran 2012, target jumlah peta yang harus dicapai adalah sebanyak 20 peta. Dari target tersebut terealisasikan sebanyak 24 peta atau 120%. Sedangkan untuk Tahun Anggaran 2013, telah dihasilkan 26 peta atau 104% dari target 25 peta yang harus dicapai. Dengan

(41)

demikian untuk indikator kinerja pertama terjadi penurunan % capaian dari 120% menjadi 104%, akan tetapi terjadi peningkatan jumlah target dan realisasi yakni dari target 20 peta pada tahun 2012 menjadi 25 peta pada tahun 2013, dan hasil yang dicapai sebanyak 24 peta pada tahun 2012 menjadi 25 peta pada tahun 2013. Perbedaan jumlah target dan capaian tersebut disebabkan karena pada tahun 2012 jumlah peta yang dihasilkan bukan hanya dari kegiatan di satker BBSDLP saja akan tetapi termasuk peta-peta yang dihasilkan oleh satker Balitklimat dan Balittra. Sedangkan pada tahun 2013, peta yang dihasilkan hanya berasal dari kegiatan-kegiatan di satker BBSDLP saja.

Untuk target dan capaian Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan, pada tahun 2012 telah diperoleh 38 teknologi (111,8%) dari target 34 teknologi yang harus dicapai, sedangkan pada tahun 2013 telah diperoleh 28 teknologi (107,7%) dari target 26 teknologi yang harus dicapai. Terjadinya penurunan jumlah target dan realisasi tersebut disebabkan karena target output yang ditetapkan Penetapan Kinerja masing-masing Balai yang mengeluarkan teknologi tersebut juga menurun sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan.

Demikian halnya dengan indikator kinerja Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global, dan Jumlah diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian yang terjadi penurunan target dan realisasi. Hal tersebut disebabkan karena kebijakan satker yang telah dituangkan dalam Penetapan Kinerja yang disesuaikan dengan kebutuhan terkini.

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBSDLP 2010-2014 pada Tahun 2013

Capaian indikator kinerja utama (IKU) Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian 2010 – 2014 pada tahun 2013 disajikan dalam Tabel 24 berikut ini. Tabel 24. Target dan Capaian IKU BBSDLP pada TA 2013

Nomor IKU Target Realisasi

Jumlah %

1 Jumlah informasi/peta potensi sumber daya

lahan 14 26 185,7

2. Jumlah informasi, komponen teknologi pengelolaan SDL, formula pupuk dan pembenah tanah, test kit, dan perangkat lunak

Gambar

Tabel 2. Target IKU yang ingin dicapai BBSDLP pada TA 2013
Tabel  3. Rencana Kinerja Tahunan lingkup BBSDLP, TA 2013
Tabel 4. Penetapan Kinerja Kegiatan Utama lingkup BBSDLP tahun 2013  SASARAN
Tabel 5. Capaian Akhir Indikator Kinerja Sasaran BBSDLP Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan Nitrogen dan Fosfor Rumput Laut di Teluk Gerupuk Berdasarkan laju penyerapan nutrien (N dan P), biomassa panen, dan luasan area bu- didaya, maka dapat dilakukan estimasi

Pasal 1 angka 2 Undang- Undang No.1 Tahun 2009 mengatur pengertian tanggung jawab pengangkut (air carrier’s liability) yaitu : “Tanggung Jawab Pengangkut adalah

• Tentang apa itu Forex ,Forex merupakan singkatan dari Foreign Exchange yang lebih dikenal dengan Bursa Valas (Valuta Asing) yang berarti suatu jenis transaksi Perdagangan

Dalam hal debitur adalah perusahaan asuransi, permohonan pailit hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan kepada Pengadilan Niaga, maka sesuai dengan ketentuan

Pada suatu inflamasi ringan, biasanya ditemukan kadar TNF- α rendah, tetapi kadar TNF- α sedang dapat memengaruhi pelepasan prostaglandin yang selanjutnya

Bagian sebelumnya memperlihatkan daftar aktivitas perusahaan dan biaya yang terkait serta aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah bagi perusahaan, untuk itu,

1) Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar variabel serta proses – proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas. 2)

Hasil penelitian pada BUSN devisa dalam pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa faktor profil risiko dengan rasio Non Perform