• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejatinya seorang manusia terlahir sebagai mahluk individu, namun satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah manusia juga dikatakan sebagai mahluk sosial yang bergantung dan membutuhkan kehadiran manusia lainnya dalam mencapai tujuan tertentu. Hal ini juga sejalan dengan pemikiran Aristoteles dalam bukunya yang berjudul Republica (384-322 sebelum masehi), menyatakan dalam ajaranya, bahwa manusia adalah Zoon Politicon, yang menerangkan manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia lainnya menjadi makhluk yang bermasyarakat. Dari pandangan tersebut jelas terlihat bahwa kunci dari manusia hidup sebagai mahluk sosial adalah bergaul atau berinteraksi satu dengan yang lain.

Interaksi sosial dan komunikasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di dalam dalam proses interaksi, proses komunikasipun berlangsung. Interaksi Sosial menurut Shaw (Ali, 2004:87) merupakan suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu interaksi merupakan stimulus bagi individu lain. Momen disaat pertukaran antarpribadi itu terjadi, disanalah sebenarnya proses komunikasi sedang terjalin antara satu orang individu dan lawan bicaranya. Dimana, pengertian komunikasi sendiri menurut Raymond S. Ross yang dikutip oleh Mulyana (2005:62) adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator. Sehingga dapat disimpulkan benang merah dalam interaksi sosial dan komunikasi adalah proses pertukaran dan

(2)

2 pemahaman makna . Dan inilah yang dikatakan sebagai bentuk komunikasi efektif.

Berkaitan dengan manusia sebagai mahluk sosial yang hidup secara berkelompok, berinteraksi dan berkomunikasi dalam hal pertukaran makna dapat jelas terlihat di dalam kehidupan suatu organisasi yang pada umumnya terdiri atas sejumlah orang dan melalui pembagian tugas dan fungsi tertentu, bekerjasama untuk mencapai tujuan. Salah satu contoh konkret dari organisasi yang memiliki visi dan misi sebagai target pencapaian adalah perusahaan.

Sebuah perusahaan tentu memiliki struktur dan divisi atau bagian-bagian yang menjalankan fungsi tertentu dalam sebuah perusahaan dan yang secara aktif berperan sebagai subyek dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri ada pada pundak sejumlah orang yang disebut sebagai karyawan. Oleh karena manusia terlibat didalamnya, komunikasi menjadi penting di dalam perusahaan untuk mengatur hubungan dan aktivitas perusahaan. Menurut Goldhaber (1986:14) sebagaimana dikutip oleh Arni Muhammad dalam bukunya “Komunikasi Organisasi” (2002:85) memberikan definisi “Organizational communication is the process of creating and exchanging messages within a network ofinterdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Atau dengan kata-kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Pada akhirnya fenomena yang dekat di dalam sebuah perusahaan adalah cara seseorang bertindak, berperilaku, berkomunikasi atau berinteraksi dengan seorang lainnya dalam sebuah organisasi yang dalam hal ini yang dimaksud adalah korporat atau perusahaan saat bertukar informasi dan memaknai pesan dalam organisasi pada dasarnya tidak terlepas pula dari sebuah budaya yang mengikatnya. Adam Ibrahim (2010:198) dalam bukunya “Teori, Perilaku, dan Budaya Organiasasi” menyatakan bahwa kebudayaan organiasasi adalah

(3)

3 keseluruhan nilai, norma-norma, dan kepercayaan. Opini-opini yang dianut dan dijunjung tinggi bersama oleh para anggota organisasi, sehingga kebudayaan tersebut memberi arah dan corak kepada (way of thinking, way of life) anggota organisasi tersebut, kebiasaan (customs), dan tradisi (tradition).

Salah satu produk dari budaya organisasi adalah lahirnya core value organisasi, yang mana core values merupakan nilai-nilai dasar organisasi (perusahaan). Core values adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi dalam perjalanan mewujudkan visi. Core Values memberikan batasan dalam pemilihan cara-cara yang ditempuh dalam perjalanan mewujudkan visi, serta membentuk perilaku yang diharapkan dari anggota organisasi dalam perjalanan mewujudkan visi organisasi.

Dapat disadari bahwa di dalam sebuah perusahaan core values merupakan sejumlah pesan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama menjadi simbol, identitas, atau cerminan diri dari sebuah perusahaan yang penting untuk dimaknai oleh karyawan sebagai subyek aktif di dalam perusahaan. Perilaku karyawan memancarkan nilai yang dianut oleh perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan yang kuat pada umumnya adalah perusahaan yang mampu bertahan atas nilai-nilai dasar (core values) yang dianutnya yang dimaknai dengan seksama dan diterapkan dengan sangat baik. Dalam upaya menerapkan nilai-nilai perusahaan ini dibutuhkan sebuah proses dan strategi komunikasi khusus agar dapat diilhami oleh segenap karyawan dan memenuhi syarat sebuah komunikasi yang efektif di dalam perusahaan.

Strategi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi” (2003:32) adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Salah satu bentuk strategi komunikasi yang dapat dilakukan untuk menanam nilai-nilai perusahaan adalah melalui kegiatan sosialisasi yang juga

(4)

4 merupakan bagian dari aktivitas penyampaian pesan dengan harapan akan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Untuk itu menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan untuk dapat menciptakan rumusan strategi komunikasi yang tepat untuk menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai perusahaan, khususnya kepada karyawan baru dalam perusahaan, dimana karyawan baru adalah orang-orang dari luar perusahaan yang kemudian masuk sebagai bagian dari perusahaan agar mereka dapat menginternalisasi nilai-nilai perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam pelaksanaan sehubungan dengan masuknya anggota baru dalam perusahaan tentu sudah menjadi bagian dari kegiatan divisi Human Resource Development atau Human Capital Management untuk mensosialisasikan nilai-nilai inti perusahaan kepada karyawan agar mereka dapat mengenal perusahaan dimana mereka bekerja. Kegiatan ini terjadi pada tahap kegiatan pelatihan atau orientasi karyawan. Orientasi menurut Wether & Davis dalam Sedarmayanti (2010:114) adalah mengakrabkan karyawan dengan peran, organisasi, kebijakan organisasi, dan karyawan lain.

Salah satu perusahaan besar di Indonesia yang telah berkontribusi besar dalam hal penyediaan sarana dan prasarana telekomunikasi bagi bangsa adalah PT Telkom Indonesia, induk perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group yang resmi disahkan sejak tahun 1995. Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data.

Menurut data yang dilansir melalui website resmi PT Telkom Indonesia, Survei Forbes Global pada tahun 2013 mencatat PT Telkom Indonesia sebagai salah satu perusahan terbesar dari sepuluh besar deretan perusahaan publik di Indonesia. Dalam skala internasional, PT Telkom Indonesia Tbk. menempati urutan ke-685 dan jumlah karyawan kurang lebih sebanyak 26.847 orang.

(5)

5 Dengan ini sudah tak diragukan lagi bahwa Telkom Indonesia adalah perusahaan yang memiliki kredibilitas di industri telekomunikasi. Menempati posisi strategis seperti saat ini, layaknya sebuah organiasasi yang tersruktur, tentu kesuksesan bisnis tidak terlepas dari nilai-nilai, budaya dan etika bisnis yang melandasinya dalam mewujudkan visi dan tujuan organisasi.

Sebagai perusahaan yang kompetitif dan berorientasi pada kepuasan pelanggan juga memiliki tujuan untuk menjadi role model atau percontohan bagi perusahaan, Telkom Indonesia meyakini bahwa sistem dan budaya harus terus dikembangkanpada karyawan agar selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan sesuai dengan tuntutan dan perubahan bisnis. Sejak tahun 2009 dilakukan transformasi budaya baru perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”. Pengembangan budaya berikutnya, dilakukan pada tahun 2013 dengan disahkannya Arsitektur Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan (AKBP) Telkom Group. Secara lengkap filosofi budaya perusahaan yang diterapkan Telkom Indonesia, digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Sistem Budaya Perusahaaan

Sumber: www.telkom.co.id, 2014

Always The Best adalah sebuah basic belief untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan. Always the Best memiliki esensi “Ihsan” yang diterjemahkan “terbaik”. Karyawan yang diharapkan memiliki spirit Ihsan yang

(6)

6 akan selalu memberi hasil kerja yang lebih baik dari yang seharusnya, sehingga sikap ihsan secara otomatis akan dilandasi oleh hati yang ikhlas. Ketika setiap aktivitas yang di lakukan adalah bentuk dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Philosophy to be the Best: Integrity, Enthusiasm, Totality Always the Best menuntut setiap insan Telkom memiliki integritas (Integrity), antusiasme (Enthusiasm), dan totalitas (Totality).

Principles to be the Star dari The Telkom Way adalah 3S yakni Solid, Speed, Smart yang sekaligus menjadi Core Values atau Great Spirit. Penjelasan dari Solid, Speed Smart dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2

Core Values Telkom Indonesia

Sumber: www.telkom.co.id, 2014

Inilah tiga nilai perusahaan yang diterapkan oleh Telkom Indonesia bagi setiap karyawannya.Dari struktur budaya organisasi yang dikembangkan oleh Telkom Indonesia, dapat dilihat bahwa core value adalah pilar atau tiang yang menjadi penghubung bagi sebuah perusahaan untuk dapat sampai kepuncak. Inilah mengapa core value pada akhirnya menempati posisi penting dalam keberlangsungan sebuah perusahaan dan kembali lagi karyawanlah subyek aktif yang dapat menjalani aksi tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Atas dasar inilah peneliti ingin menelaah secara lebih mendalam tentang strategi komunikasi

(7)

7 yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Telkom melalui Human Resource Development perusahaan dalam mensosialisasikan nilai-nilai dasar yang dianut, khususnya dalam memenuhi pengetahuan para karyawan baru tentang perusahaan. Maka dari itu, peneliti menetapkan sebuah penelitian yang berjudul “Strategi

Human Capital Management Dalam Menyosialisasikan Core Values “Solid, Speed, Smart” kepada Management Trainee di PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk.”

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah untuk diteliti lebih lanjut adalah:

1. Bagaimana perencanaan strategi komunikasi yang dilakukan Human Capital Management dalam mensosialisasikan core values “solid, speed, smart” pada management trainee di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.? 2. Bagaimana pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan Human

Capital Management dalam mensosialisasikan core values “solid, speed, smart” pada management trainee di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.? 3. Bagaimana evaluasi strategi komunikasi yang dilakukan Human Capital

Management dalam mensosialisasikan core values “solid, speed, smart” pada management trainee di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menelaah dan mendeskripsikan perencanaan strategi komunikasi yang

dilakukan Human Capital Management dalam mensosialisasikan core values“solid, speed, smart” pada management trainee di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

2. Menelaah dan mendeskripsikan pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan Human Capital Management dalam mensosialisasikan core values“solid, speed, smart” pada management trainee di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

(8)

8 3. Menelaah dan mendeskripsikan evaluasi strategi komunikasi yang dilakukan Human Capital Management dalam mensosialisasikan core values“solid, speed, smart” pada management trainee di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan tentang bagaimana sebuah perusahaan menerapkan strategi komunikasi yang efektif dalam mensosialisasikan nilai-nilai dasar yang dianut oleh perusahaan yang nantinya akan menjadi pedoman perilaku orang-orang yang berada di dalamnya demi tercapainya visi dan misi perusahaan. Dan manfaat penelitian sendiri terbagi menjadi dua aspek, yaitu aspek teoritis dan aspek praktis. Berikut manfaat didalam aspek tersebut: 1.4.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perkembangan Ilmu komunikasi sebagai bahan rujukan maupun referensi, khususnya dalam bidang komunikasi organisasi dan diharapkan dapat menjadi gagasan ilmiah dan model untuk penelitian berikutnya mengenai strategi komunikasi dalam mensosialisasikancore value pada karyawan di dalam perusahaan.

1.4.2 Aspek Praktis

Dari segi praktis hasil peneltian ini dapat memberi masukan bagi semua pihak yang sedang atau akan melaksanakan kajian dibidang ilmu komunikasi. Serta dapat meberikan informasi kepada khalayak mengenai jenis studi komunikasi yang dapat bermanfaat dalam bidang komunikasi organisasi sekaligus sebagai sarana untuk melatih menganalisis sebuah fenomena atau situasi dalam konteks komunikasi. Dengan mengetahui bagaimana proses komunikasi dan interaksi dalam memaknai nilai-nilai perusahaan diharapkan dapat menjadi bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

(9)

9 Dalam proses pengerjaan penelitian ini, peneliti menggolongkan tahapan penelitian kedalam tiga tahapan umum, yaitu pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan analisis data sejalan dengan pendapat Moleong yang dikutip oleh Ghony dan Almanshur dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Penelitian Kualitatif” (2012: 144-157).

1. Tahapan pra-lapangan

Terdapat enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti, khususnya yang melkukan penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang mana dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan, yaitu etika penelitianlapangan. Etika perlu dipahami peneliti agar dapat menjalankan setiap bentuk kegiatan sesuai dengan aturan dan tata krama yang berlaku. Adapun enam tahapan kegiatan tersebut dipaparkan sebagai berikut:

a. Menyusun rancangan penelitian

Rancangan penelitian berguna dalam mengatur sistematika penelitian agar senantiasa berada pada jalur yang benar dan sistematis. Dalam hal ini rancangan penelitian yang dimaksud dapat diartikan dengan proses pembuatan proposal penelitian. Dimana didalam proposal penelitian ditetapkan latar belakang dari masalah yang diangkat besrta fokusnya, kerangka pemikiran hingga metode dan teknis pelaksanaan penelitian. b. Memilih lapangan penelitian

Peneliti memilih penelitian khususnya pada komunikasi dan interaksi karyawan dalam memaknai core value perusahaan di PT Telkom Indonesia, Kantor Cabang Japati.

c. Mengurus perizinan penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti diharuskan untuk menghubungi pihak-pihak yang berwenang dalam memberikan izin dan ketentuan syarat yang harus dipenuhi peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengurus perizinan pada prodi Ilmu Komunikasi di Universitas Telkom pihak manajemen PT Telkom Indonesia, Kantor Cabang Japati, Bandung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

(10)

10 d. Menjajaki dan menilai lokasi penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan orientasi lapangan untuk memahami iklim perusahaan dan lingkungan sekitar agar tidak canggung saat terjun ke lapangan.

e. Memilih dan memanfaatkan informan.

Informan merupakan orang yang dianggap kredibel dalam memberikan informasi dan data yang dibutuhkan di dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang akan memberikan data atau informasi mengenai permasalahan yang akan dibahas, yaitu karyawan PT Telkom Indonesia, Kantor Cabang Japati, Bandung.

f. Menyiapkan alat penelitian

Peneliti menyiapkan peralatan pendukung untuk penelitian yaitu seperangkat alat perekam dan alat tulis.

g. Persoalan etika

Dalam hal etika, peneliti diwajibkan mematuhi etika, norma-norma, serta kebiasaan yang berlaku di dalam lingkungan yang menjadi latar penelitian. Hal ini berkaitan dengan keberlangsungan proses penelitian, hubungan dengan segala pihak yang berkenaan dengan data yang dibutuhkan peneliti sehingga akan mampu tercapainya kerjasama yang solid antara peneliti dan pihak bersangkutan.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini peneliti sudah memasuki pekerjaan lapangan yang mana pada tahap ini dibagi menjadi tiga bagian:

a. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

Dalam hal ini peliti akan memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin, baik dari segi penampilan dan sikap, juga tak lupa untuk melakukan pembagian waktu agar berjalan seefisien mungkin.

(11)

11 b. Memasuki Lapangan

Saat memasuki lapangan, peneliti akan membina keakraban dengan orang-orang yang berhubungan dengan kegiatan sesuai dengan kesediaan pihak-pihak yang berhubungan dengan peneliti.

c. Berperan Serta Sambil Mengumpulkan Data

Peneliti akan melakukan pembatasan studi, mencatat data dan setiap bentuk informasi yang diterima dan melakukan analasis situasi pada saat mengumpulkan data. Tak lupa peneliti bersedia berpartisipasi apabila peneliti diberi kesempatan untuk ikut dalam kegiatan yang dilakukan karyawan untuk menambah pendalaman penelitian.

3. Analisis Data

Analisis data dapat dilakukan saat sedang berada di dalam lapangan dan secara intensif setelah data diterima. Data dapat berupa hasil wawancara dengan informan atau melalui catatan lapangan yang kemudian diolah dan di interpretasi.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lokasi sebagai berikut: 1. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Jalan Japati No.1, Bandung. 2. Telkom Corporate University.

Jalan Gegerkalong, Bandung.

1.6.2 Waktu Peneltian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama enam bulan sejak Oktober 2014 hingga akhir bulan Maret 2015. Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan tertera pada tabel dibawah ini:

(12)

12 Tabel 1.1

Waktu Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Oktober November Desember Januari Februari Maret 1. Mencari ide dan Persiapan 2. Kajian penelitian terdahulu 3. Penyusunanan Proposal Penelitian 4. Pengumpulan data primer dan sekunder di lapangan 5. Analisis dan Interpretasi Data 6. Penyelesaian olah data dan hasil

penelitian hingga simpulan

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini pendataan status ekonomi masyarakat pada suatu wilayah misalnya kelurahan Karang Anyar RT.09 masih kurang objektif sebab tidak sinkronnya pendataan yang dilakukan

Menurut salah satu karyawan yang menjawab sangat setuju pada nilai inti tekad menjadi yang terbaik, yaitu semangat mencapai keunggulan dengan melakukan perbaikan dan

Cerita pendek atau cerpen merupakan salah satu karya fiksi yang mempunyai struktur khas yang membedakannya dengan novel.. Pertama, cerpen harus

10 Benih Hibrida Versus Transgenik.. 70 kedelai lokal dan impor dengan menggunakan sarana produksi pertanian sampai dengan tahun 2003. Sasaran program Prokema 2000

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

Pengukuran frekuensi pukulan pendeta dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan pada masing-masing kelompok dengan metode pengukuran jumlah pukulan dalam tiga puluh

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk