• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAM IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT YANG BERINTERKONEKSI DENGAN PROPERTY MANAGEMENT SYSTEM PADA KLIEN PT.HYPERNET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN DAM IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT YANG BERINTERKONEKSI DENGAN PROPERTY MANAGEMENT SYSTEM PADA KLIEN PT.HYPERNET"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAM IMPLEMENTASI

JARINGAN HOTSPOT YANG

BERINTERKONEKSI DENGAN PROPERTY

MANAGEMENT SYSTEM PADA KLIEN

PT.HYPERNET

Cholid

BINUS University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27-Jakarta Barat, 021-5345830, [email protected]

Mirza Yusuf Manurung

BINUS University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27-Jakarta Barat, 021-5345830, [email protected]

Yudhanolo Prakoso Chondro Utomo

BINUS University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27-Jakarta Barat, 021 5345830, [email protected]

Bayu Kanigoro, S.Kom. M.T

BINUS University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27-Jakarta Barat, 021 5345830, [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa jaringan klien dari PT. Hipernet IndoData yang

sedang berjalan, membuat topologi yang baru berdasarkan kebutuhan klien dengan menggunakan

RADIUS sebagai server jaringan hotspot dan perangkat mikrotik sebagai penunjang jaringan yang

dibentuk, serta melakukan pengintegrasian sistem hotspot baru dengan Property Management

System (PMS) dalam bidang sistem manajemen hotel yang digunakan oleh klien untuk mengelola

usahanya. Manfaat dari pengintegrasian hotspot kedalam modul PMS ini adalah memberikan

layanan tambahan dalam memenuhi kebutuhan penggunaan internet pelanggan hotel. Metode yang

digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode analisis (observasi, wawancara, studi

pustaka, dan analisis) dan metode perancangan dengan menganalisis sistem hotspot yang baru

agar dapat diintegrasikan dengan PMS yang digunakan oleh klien, serta melakukan uji coba sistem

hotspot baru yang telah terintegrasi dengan PMS. Hasil yang dicapai berupa jaringan hotspot yang

telah terintegrasi dengan PMS. Dengan cara menghubungkan RADIUS sebagai server jaringan

hotspot dengan database yang ada pada PMS untuk kebutuhan hotspot, sehingga dapat melakukan

penambahan modul hotspot ke dalam PMS klien. Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan

skripsi ini adalah sistem hotspot yang baru mengalami peningkatan dari sisi kualitas maupun

(2)

keamanan bagi pengguna hotspot, serta jaringan hotspot yang baru berada dalam sistem yang

sama dengan properti sistem manajemen yang digunakan oleh klien.

Kata Kunci

: Property Management System, RADIUS, Hotspot, Integrasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seperti yang dapat dilihat dalam beberapa tahun terakhir, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Internet yang merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi informasi, menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia untuk menjalani aktifitasnya.

Untuk memenuhi tuntutan tersebut, dibutuhkan sebuah sistem jaringan komputer yang baik dalam menyediakan layanan internet. Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya dan dapat mengakses informasi. Agar layanan internet tersebut dapat digunakan secara fleksibel, maka digunakan teknologi nirkabel atau wireless.

Salah satu penerapan ilmu jaringan adalah hotspot. Hotspot merupakan layanan internet tanpa kabel yang menggunakan teknologi Wi-Fi (Wireless Fidelity). Ada berbagai macam jenis hotspot, salah satunya adalah hotspot yang berinteroneksi dengan Property Management System (PMS). PMS adalah aplikasi berbasis client server yang diperuntukan untuk pengelolaan properti seperti hotel. Aplikasi ini dapat memberikan kemudahan bagi pengelola untuk melakukan monitoring pada usahanya dan dapat mengoptimalkan pelayanan yang diberikan.

Banyak hotel yang ada di Indonesia sudah memiliki komputer yang terhubung dengan internet dan sudah menggunakan PMS. Dimana PMS berfungsi untuk mengatur sistem-sistem yang menjalankan fungsi yang ada di hotel tersebut. Mulai dari sistem reservasi, sistem billing, sistem administrasi, sistem mini-bar yang ada di ruangan kamar dan masih banyak lagi. Hotel adalah usaha yang berorientasikan pada pelayanan, oleh karena itu untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanannya maka klien akan membentuk sebuah jaringan hotspot yang sebelumnya berada di sistem yang terpisah menjadi berinterkoneksi dengan PMS. Hal ini ditujukan untuk memberikan sebuah fungsi baru pada PMS yaitu pengaturan sistem hotspot pada klien.

Rumusan Masalah

Kebanyakan hotel saat ini memberikan layanan internet menggunakan hotspot dengan berbagai cara, seperti menggunakan sistem wifi maupun ketersediaan UTP di tiap-tiap kamar yang sudah terkoneksi dengan internet. Ada hotel yang menyediakan layanan internet nya kepada pelanggannya secara gratis ataupun berbayar.

Identifikasi permasalahan yang dihadapi sesuai hasil survei analisis kebutuhan dari klien memiliki beberapa point yaitu :

Sistem hotspot yang terpisah dengan sistem utama hotel yaitu Property Management System Peningkatan security server hotspot yang sedang berjalan

Manajemen bandwidth untuk peningkatan pelayanan hotel

Penyatuan sistem manajemen hotel dengan sistem hotpot yang sebelumnya terpisah adalah hal utama yang akan dikerjakan untuk hotel yang memiliki fasilitas hotspot tersebut. Begitu juga dengan level keamanan jarigan hotspot yang akan dibangun.

Klien juga memiliki tujuan untuk menjual internet dengan fitur ekstra yang disediakan. Akses internet gratis atau free dengan speed 256Kbps dan akses berbayar dengan speed up to 1Mbps.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari implementasi interkoneksi jaringan hotspot dengan Property Management System meliputi :

(3)

Instalasi dan konfigurasi hotspot hasil perancangan dengan menggunakan perangkat Mikrotik.

Menginterkoneksikan hotspot dengan sistem PMS yang ada pada klien. Mengevaluasi dampak sistem hotspot yang diinterkoneksikan ke PMS dari

pengguna.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Membentuk jaringan hotspot yang berinterkoneksi dengan PMS pada klien. Memanfaatkan jaringan yang ada sehingga dapat terbentuk jaringan hotspot

dengan bandwidth yang tersedia.

• Memberikan servis layanan baru pada PMS hotel dalam memenuhi kebutuhan pelanggan atas kebutuhan atas internet.

Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penginterkoneksian jaringan hotspot dengan Property Management System, adalah :

Memberikan fasilitas hotspot yang berinterkoneksi dengan Property Management System.

Memberikan fitur Authentication, Authorization, dan Accounting yang disediakan oleh RADIUS pada hotspot.

• Menyediakan layanan baru pada hotel dari produk yang dihasilkan oleh PT. Hipernet IndoData

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini meliputi dua bagian pokok yaitu metode pengumpulan data dan analisis serta metode perancangan.

• Metode Pengumpulan Data dan Analisis

o Melakukan observasi langsung pada sistem jaringan yang terdapat pada hotel yang akan dipasang hotspot berinterkoneksi dengan PMS.

o Melakukan wawancara dengan team leader pada proyek hotspot berinterkoneksi dengan PMS ini dan kepala teknis serta operasional bidang jaringan pada hotel untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan secara mendetail.

o Melakukan studi pustaka terhadap seluruh komponen-komponen yang digunakan baik dalam perancangan maupun instalasi jaringan hotspot.

o Menganalisis hasil dari observasi wawancara dan studi literatur. o Menganalisis kebutuhan sistem jaringan hotspot berinterkoneksi • Metode Perancangan

o Merancang jaringan hotspot baru yang berinterkoneksi dengan PMS.

o Mengkonfigurasi layanan hotspot sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan agar sistem jaringan hotspot dapat berjalan sesuai kebutuhan.

o Melakukan uji coba terhadap jaringan hotspot baru yang berinteroneki dengan PMS o Implementasi sistem jaringan hotspot baru yang telah terinterkoneksi dengan PMS.

(4)

HASIL DAN BAHASAN

PT Hipernet IndoData yang lebih dikenal dengan HyperNet yang berarti "jaringan yang melebihi layanan jaringan biasa", merupakan perusahaan penyelenggara jaringan Internet, komunikasi data serta solusi jaringan yang berdedikasi tinggi terhadap produk dan layanan yang ditawarkan baik untuk pelanggan korporasi skala kecil hingga besar.

HyperNet didirikan pada tahun 2007, dan kini HyperNet telah menjadi salah satu penyedia jaringan Internet dan komunikasi data terkemuka di Indonesia dengan jangkauan sampai ke daerah terpencil.

Layanan HyperNet didukung kapasitas jaringan internasional hingga 1Gbps yang menggunakan media direct submarine Fiber Optic cable yang terhubung ke data center di Singapura sehingga menjamin kualitas, kecepatan, dan kestabilan layanan komunikasi internet Perusahaan.

Visi :

“Menjadi perusahaan penyelenggara jaringan dan jasa internet terkemuka skala nasional yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan jaminan kualitas dan pelayanan yang memuaskan”

Misi :

Berdasarkan visi tersebut, maka misi yang diemban PT Hipernet IndoData adalah:

o Memberikan kualitas layanan terbaik serta didukung dengan berbagai solusi dan inovasi jaringan telekomunikasi dalam peningkatan pelayanan bagi pelanggan. o Membangun dan mengembangkan infrastruktur jaringan di seluruh kota-kota di

Indonesia dengan teknologi terbaru.

o Menjadi "pool of talent" di bidang infrastruktur dan teknologi informasi untuk mempercepat dalam pencapaian visi.

Gambar diatas adalah struktur organisasi dari PT.Hipernet Indodata, dimana setiap jabatan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

(5)

Gambar diatas merupakan topologi yang sedang berjalan pada klien. Topologi yang diterapkan masih sangat sederhana, Jaringan internet masuk ke modem, lalu melewati firewall sebelum masuk ke router. Dimana fungsi dari firewall disini adalah untuk melakukan seleksi terhadap tautan-tautan yang berbahaya seperti malware. Router terhubung dengan switch yang berfungsi untuk membagi jaringan dan

menyebarkannya melalui wireless access point yang ada. Berikut ini adalah hasil analisis dari kebutuhan klien : o Sistem hotspot

Klien menginginkan hotspot yang dirancang terbagi atas 2 sistem, yaitu hotspot dengan akses cuma-cuma dan akses berbayar. Untuk akses yang non-berbayar, setiap user dapat menggunakan internet secara bebas dengan bandwidth yang lebih kecil.

Sedangkan pada pelanggan klien yang menggunakan akses hotspot yang berbayar, pelanggan akan mendapatkan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan hotspot tidak berbayar untuk melakukan akses internet.

o Bandwidth

Dalam memenuhi kebutuhan internet untuk seluruh aktivitas pelanggan pada hotel, bandwidth yang diminta oleh klien adalah up to 100 Mbps. Pemilihan penggunaan bandwidth sebesar 100 Mbps disesuaikan dengan jumlah kamar yang tersedia yaitu 100 kamar. Bandwidth pelanggan per kamar jika menggunakan akses hotspot yang berbayar dibatasi dengan maksimum bandwidth adalah sebesar 1 Mbps. Sedangkan jika menggunakan akses hotspot tidak berbayar bandwidth dibatasi hanya sebesar 256 Kbps.

o Access Point per Lantai

Access Point yang digunakan untuk tiap lantai dalam gedung kurang lebih 3 Access Point berkapasitas 54Mbps. Access Point akan disusun sesuai blueprint gedung hotel sehingga pemasangan lebih optimal. Optimalisasi diperlukan untuk mengurangi resiko overload dalam penggunakan wifi. o Security

Sistem security pada jaringan wi-fi menggunakan salah satu fitur dari Freeradius yang telah terintegrasi dengan PMS pada hotel. Fitur dari freeradius dalam memenuhi kebutuhan keamanan pada hotspot adalah autentikasi, autorisasi, dan akunting. Sistem keamanan hotspot juga menggunakan captive

(6)

portal yang merupakan firewall dinamis yang ditujukan untuk membatasi akses traffic yang belum terautentikasi dengan radius.

o Keoptimalan Server

Dalam memenuhi segala kebutuhan server, Platform OS yang digunakan yaitu Linux Slackware 64 bit. Platform ini dipilih karena linux slacware lebih stabil dibandingkan platform os linux lainnya, karena paket-paket yang tersedia dapat dipilih sesuai kebutahan. Sehingga paket-paket yang tidak dibutuhkan tidak perlu diinstall sehingga didapat sebuah OS server yang lebih stabil dan tidak memerlukan tempat yang banyak pada hardisk. Setelah seluruh paket yang dibutuhkan dan Linux

Slackware dapat dioperasikan, instalasi LAMP (Linux, Apache, Mysql, PHP) dan freeradius nya. Dengan demikian, didapat server yang dapat dijalankan di komputer dengan spesifikasi rendah sekalipun. Selain itu, dapat mempermudah proses maintenance dan billing service.

o Property Management System (PMS)

Klien menginginkan sebuah sistem hotspot yang dibuat agar tidak dibangun terpisah dengan sistem manajemen (PMS) hotel. Sistem hotspot akan dibuat langsung terintegrasi dengan PMS hotel. Ilustrasi nya, Jika seseorang telah memesan kamar hotel, maka langsung diberikan nomor kamar sebagai ID dan Password untuk login pada captive portal agar dapat menggunakan akses internet. Jika user ingin menggunakan akses berbayar maka user dapat melakukan pembelian paket yang tersedia pada pilihan di captive portal. Setelah melakukan pembelian paket billing user akan langsung masuk kedalam tagihan akhir ketika melakukan check-out. Dengan begitu semua langsung terintegrasi pada sistem manajemen hotel nya nanti.

Berikut ini adalah solusi yang akan diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan diatas : Fungsi RADIUS sebagai manajemen hotspot yang dirancang dalam proyek ini akan langsung di integrasikan pada sistem PMS. Sehingga dapat mengatasi masalah terpisahnya sistem hotspot dan PMS pada hotel.

Dikarenakan hotel memiliki sistem hotspot yang terpisah dengan sistem manajemen hotel,

rancangan ini akan langsung diterapkan sesuai kebutuhan user untuk memberikan layanan hotspot yang lebih efektif dan efisien serta memaksimalkan layanan terhadap kebutuhan pelanggan akan internet. Solusi pemecahan masalah yang akan dilakukan diantaranya :

o RADIUS sebagai jalur penyatuan dua sistem yang akan diintegrasikan

o Peningkatan level keamanan menggunakan captive portal dan bandwidht limit untuk default dan paid mode

Pembagian bandwidth bagi user non-berbayar dan user berbayar akan dibedakan sesuai keputusan manajemen hotel. Paket-paket berbayar disedikan pada captive portal yang merupakan halaman login pada web untuk pelanggan hotel.

(7)

Gambar diatas adalah gambar rancangan secara umum yang akan diaplikasikan pada klien yang akan membentuk jaringan hotspot yang berintegrasi dengan Property Management System. Router board

(mikrotik) akan dikonfigurasikan dengan menggunakan RADIUS yang berperan sebagai server untuk melakukan konfigurasi agar terbentuk jaringan hotspot baru. RADIUS disini berperan sebagai penghubung internet yang tersambung pada routerboard mikrotik dengan jaringan hotspot yang telah terbentuk, dengan melalui PMS yang telah , pengaturan access point dapat langsung dikonfigurasi oleh sistem management hotel. Tanpa perlu layer atau sistem tambahan di luar rancangan diatas. Berikut penjelasan mengenai gambar yang ada di atas :

o Minta akses untuk database user yang dipakai oleh PMS dan POS dengan akses read (select) saja, tanpa akses write (update insert delete)

o Database User tersebut akan dipakai pada aplikasi khusus, yang akan mengecek beberapa menit sekali, apakah ada orang baru atau tidak

o Jika ada orang baru masuk, data akan keluar pada database, kemudian data tersebut dibaca (nomor kamar, nama orang, dsb) oleh aplikasi khusus tersebut.

o Data tersebut digunakan oleh aplikasi khusus yang sebelumnya dikirimkan ke radius untuk dibukakan akses dengan profile "FREE" (free up to 256 kbps), saat ini user sudah bisa login ke internet dengan username nomor kamar, dan password menggunakan no kartu identitas yang digunakan.

o User akan diberikan pilihan di captive portal (portal login internet), apakah mau mengupgrade internetnya menjadi "PAID" (speed up to 1 mbps), jika mau, maka captive portal akan mengirimkan informasi ke aplikasi POS bahwa user melakukan pembelian suatu "barang" yang bernama "voucher internet"

o Tagihan akan masuk ke PMS sesuai dengan nomor kamarnya, lalu akan memberikan sinyal ke radius bahwa username tersebut telah di-upgrade profile-nya menjadi akun yang berbayar.

o User lalu dapat login untuk mendapatkan akses internet melalui captive portal dengan menggunakan NoKamar sebagai username dan NoIdentityId sebagai password.

(8)

Gambar diatas adalah topologi yang akan diimplementasikan, dimana :

o Topologi jaringan yang akan diimplementasi menggunakan 1 modem, 1 router, 4 switch , 12 Access Point, dan 1 buah RADIUS server.

o Untuk lantai 1 sampai lantai 4 menggunakan subnetmask 255.255.255.128 dikarenakan untuk tiap lantai akan dibatasi 126 IP yang akan disebar. Karena tiap lantai memiliki 25 kamar, dan asumsi tiap kamar maksimal 3-4 device yang melakukan koneksi internet, maka paling tidak ada 75-100 IP yang tersedia per-lantainya.

o Pada Router dikonfigurasi DHCP server sehingga Access Point menyebar IP melalui switch. o Firewall pada topologi jaringan yang diimplementasikan bukan Firewall yang ada pada router.

Firewall yang digunakan adalah Captive portal atau portal login hotspot milik Router Mikrotik yang dimodifikasi sesuai permintaan. Captive portal merupakan firewall dinamis sehingga memiliki tingkat keamanan yang berbeda dengan firewall biasa.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pengintegrasian jaringan hotspot dengan PMS :

Yang pertama adalah membuat IP Pool yang berfungsi untuk menentukan range IP address yang akan disebar melalui access point. Setelah itu, DHCP harus dihubungkan dengan RADIUS seperti gambar dibawah ini

(9)

Setelah konfigurasi pada mikrotik selesai, proses berikutnya adalah konfigurasi RADIUS sebagai server jaringan hotspot. Yang pertama adalah melakukan konfigurasi SQL pada session.

Konfigurasi ini berfungsi untuk membentuk sesi saat program meminta untuk menggunakan database MySQL secara terus menerus sampai database selesai digunakan.

SQL pada autentkasi pada radius digunakan untuk mengambil keperluan-keperluan database yang digunakan untuk proses autentikasi yang akan dijalankan pada program. Dalam hal ini database yang diperlukan untuk proses autentikasi adalah database untuk user melakukan login.

(10)

Gambar di atas adalah gambar SQL untuk Autorisasi. Setelah semua dijalankan, hal yang harus dilakukan berikutnya adalah melakukan setting pada port seperti pada gambar dibawah ini

Dapat dilihat port 1812 dipakai untuk melakukan fitur autentikasi request pada RADIUS. Sehingga seluruh proses autenttikasi yang terjadi akan berjalan pada port 1812.

Port 1813 digunakan untuk melakukan fitur akunting pada RADIUS. Seluruh hasil dari proses akunting seperti info pemakaian internet user, web yang sedang diakses user, dan sebagainya akan dijalankan pada port 1813. Untuk menghubungkan jaringan hotspot dengan PMS, dibutuhkan sebuah custom application berupa script PHP yang berfungsi untuk menghubungkan keduanya secara network.

Gambar diatas adalah isi dari connect.php yang digunakan untuk menghubungkan database pms

(11)

Gambar diatas adalah potongan script PHP yang digunakan saat integrasi PMS dan RADIUS sudah berjalan. Script ini berguna untuk mengambil data data yang dibutuhkan RADIUS pada proses autentikasi, autorisasi, dan akunting.

Gambar diatas menjelaskan bahwa PMS tersebut memiliki Database customer, dimana ada data data dari customer yang akan digunakan pada proses integrasi untuk pembuatan username dan password hotspot. Dari contoh database diatas , Database SQL yang menjadi Back-End program tersebut dapat dibuka menggunakan SQL management studio dan database nya dapat di select dan di grap datanya sesuai kebutuhan untuk integrasi dengan server radius.

(12)

Gambar diatas telah menampilkan bagian dari database PMS yang akan digunakan oleh radius untuk diambil data yang dibutuhkan untuk membuat username dan password hotspot. Username yang akan

digunakan adalah nomor kamar dan password yang digunakan adalah no ktp atau id customer.

Cara paling mudah untuk menghubungkan database PMS dengan Radius Server adalah menghubungkan database nya secara network atau jaringan menggunakan script PHP.

Evaluasi Sistem

o Evaluasi Sistem Keamanan

Sistem keamanan jaringan hotspot baru yang diimplementasikan sudah tidak menggunakan protokol sekuriti Wi-Fi Protected Access (WPA) maupun WPA2 yang sebelumnya digunakan pada jaringan lama. Sistem keamanan jaringan hotspot yang baru adalah menggunakan RADIUS yang menjalankan fitur Authentication dan Authorization-nya.

Sistem Keamanan menggunakan RADIUS adalah fitur Authentication dan Authorization yang dijalankan melalui Captive portal (Portal Login) ketika user hotspot akan menggunakan akses internet. Ketika user hotspot dilempar pada page portal login untuk mengakses internet, fitur Authentication serta fitur Authorization yang melakukan proses proteksi data akses dan otorisasi user.

Proteksi data akses yang dimakusd adalah user harus menginput username dan password login yang dibutuhkan untuk mengakses internet. Jika username maupun password salah maka login menjadi tidak valid dah user tidak dapat menggunakan internet.

Pada portal login juga berjalan fitur Authorization dimana user hotspot yang memiliki username dan password yang valid untuk proses otentikasi, user tersebut memiliki otorisasi untuk menaikan bandwidth dari default nya 256Kb menjadi up 1Mb.

o Performance Hasil Authentication User Hotspot

Evaluasi sistem untuk Authentication User pada Hotspot ada pada captive portal didalam mikrotik. Hotspot menggunakan captive portal milik mikrotik dengan sedikit modifikasi dengan menambahkan sistem paid sesuai kebutuhan user.

Gambar diatas terlihat tampilan awal captive portal ketika user hotspot mencoba pertama kali untuk menggunakan internet pada browser. Ketika secara jaringan device user sudah terkoneksi dengan hotspot, pertama kali menggunakan browser akan muncul captive portal tersebut.

Sesuai sistem, Gambar diatas menjelaskan bahwa user telah memasukan username dan password pada halaman captive portal sebelum melakukan browsing. User mendapat username dan password

(13)

speed yg mereka dapat adalah up to 256Kbps. Namun, jika kolom Up 1Mbps speed di centang maka secara otomatis speed internet mereka akan di upgrade menjadi 1Mbps dan akan terkena charge sesuai sistem hotel ketika user akan check-out.

Gambar diatas menjelaskan bahwa user telah berhasil melakukan login ke internet. o Performance hasil Accounting

Sistem akunting untuk internet yang digunakan oleh user hotspot diatur oleh sistem PMS yang dibuat oleh klien. Dari sisi klien, setiap user yang menggunakan hotspot berstatus paid secara default akan mendapat speed up 1Mbps sampai user tersebut check-out. Namun dari sisi user hotspot sendiri, mereka dapat melihat statistik penggunaan internet nya melalui tampilan window yang muncul ketika mereka success login captive portal.

Gambar diatas merupakan salah satu contoh status pemakaian internet yang dapat di cek oleh user hotspot. Tampilan tersebut akan muncul saat login captive portal sukses dan memberikan status akunting penggunaan internet. User dapat melihat IP mereka, jumlah size internet yang telah digunakan, berapa lama telah connect ke internet dan status refresh.

Pada tampilan status akunting user hotspot memiliki tombol log off. Jadi jika sewaktu waktu user hotspot ingin menghentikan penggunaan internet berbayar bisa menekan tombol log off tersebut dan jika ingin menggunakan internet lagi bisa login seperti semula. Ketika login kembali user dapat memilih lagi untuk upgrade speed menjadi 1 Mbps atau dengan speed standart yaitu 256Kbps. Untuk login kembali

menggunakan speed up to 1Mbps maka charge akan dilanjutkan dengan akumulasi yang sebelumnya. Jika menggunakan akses free, maka user tidak dikenakan charge lagi.

Pencatatan data akses internet secara otomatis dimasukkan kedalam log radius yang merupakan kelebihan RADIUS yaitu fitur Accounting nya. Pengguna RADIUS dapat melihat pencatatan data akses internet user pada directory “radacct” yang secara default dibuat oleh radius untuk mencatat detail penggunaan internet hotspot oleh user.

(14)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil analisis dan implementasi yang dilakukan terhadap klien PT. Hipernet Indodata, diperoleh simpulan sebagai berikut :

o Level keamanan jaringan hotspot ditingkatkan yang sebelumnya hanya menggunakan proteksi WPA/WPA2, sekarang menggunakan RADIUS dengan menambah layer Captive Portal untuk mendukung protokol AAA pada Radius sesuai dengan evaluasi sistem keamanan jaringan hotspot yang baru.

o Pelayanan kecepatan internet ditingkatkan bagi para customer klien yang membutuhkan koneksi internet lebih cepat dengan membagi bandwidht default mode dan paid mode. Dengan mode PAID, customer klien dapat menikmati kecepatan internet hingga up 1 Mbps dari yang default hanya 256 Kbps saja.

o Sistem jaringan hotspot yang telah dibentuk dapat berjalan dengan baik ketika dilakukan pengintegrasian dengan PMS melaui script PHP yang digunakan untuk menyambungkan data-data yang ada pada database PMS yang dibutuhkan untuk keperluan hotspot. Dalam hal ini username untuk hotspot menggunakan data NoKamarId pada database PMS, Sedangkan Password untuk hotspot menggunakan IdentityId pada database PMS. o Sistem hotspot yang baru yang telah terintegrasi dengan sistem PMS lebih mudah

digunakan dan efisien daripada sistem hotspot yang lama sesuai hasil evaluasi pengguna sistem PMS baru

Saran

Dari hasil implementasi sistem jaringan hotspot yang telah terintegrasi ini, berikut adalah saran yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem :

o Menambahkan modul-modul lain yang berhubungan dengan PMS selain sistem jaringan hotspot ke dalam sistem manajemen hotel.

o Memaksimalkan fitur AAA yang tersedia dalam RADIUS, terutama fitur akunting dan autorisasi.

REFERENSI

Forouzan, B. (2007). Data Communications and Networking. (4

th

Edition). New York: The

McGraw-Hill Companies, Inc.

Bove, S. B. (2003). Online Real and Personal Property Mangement System. Brown Raysman

Millstein Felder & Steiner LLP, 12.

C. Rigney, e. a. (2000). RFC 2865 : Remote Authentication Dial In User Service (RADIUS). RFC,

76.

Canavan, J. E. (2001). Fundamental of Network Security. (1

st

Edition). London: ARTECH HOUSE,

INC.

DeKok, D. N. (2007). RFC 5080 : Common RADIUS Implementation Issues and Suggested Fixes.

RFC, 25.

Fourier Lab Pte Ltd. Property Managament System. Diperoleh 11-14-2012 dari

http://www.fourierlab.com.sg/property-management-system.html

Gilmore, W. J. (2008). Beginning PHP and MySQL 4

th

Edition : From Novice to Professional. New

York City: Apress.

Hicks, A. (2005). Slackware Linux Essentials. (2

nd

Edition). Canada: Slackware Linux, Inc.

Lenczner, M. (2005). Wireless Portals with Wifidog. Linux Journal, 3(1), 5.

Citraweb Nusa Infomedia. 2013. Mikrotik RouterOS. Diperoleh 11-14-2012 dari

http://mikrotik.co.id/index.php

Reynolds, H. (2009). JUNOS Enterprise Switching. (1

st

Edition). Sebastopol: O'Reilly Media Inc.

Rigney, C. (2000). RFC 2866 : Radius Accounting. RFC, 28.

(15)

Stallings, W. (2003). Computer Organization & Architecture : Designing for Performance. (6

th

Edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Subramanian, M. (2010). Network Management : Principles and Practice. (2

nd

Edition). India:

Pearson Education India.

Tanenbaum, A. S. (2003). Computer Network. (4

th

Edition). USA: Prentice Hall PTR.

Thomas, R. M. (1997). Introduction to Local Area Network. Network Press, 14(1-3), 18.

Thomas, R. M. (1997). Network Topology. (2

nd

Edition). Pensylvania, United States of America:

Sybex Network Press .

RIWAYAT PENULIS

Cholid, lahir di kota Labuhan Ruku pada 12 Oktober 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2013.

Mirza Yusuf Manurung, lahir di kota Pematang Siantar pada 21 Januari 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2013.

Yudhanolo Prakoso Chondro Utomo, lahir di kota Jakarta pada 29 Juni 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2013.

Gambar

Gambar diatas adalah struktur organisasi dari PT.Hipernet Indodata, dimana setiap jabatan memiliki  tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda
Gambar diatas merupakan topologi yang sedang berjalan pada klien. Topologi yang diterapkan  masih sangat sederhana, Jaringan internet masuk ke modem, lalu melewati firewall sebelum masuk ke router
Gambar diatas adalah gambar rancangan secara umum yang akan diaplikasikan pada klien yang akan  membentuk jaringan hotspot yang berintegrasi dengan Property Management System
Gambar diatas adalah topologi yang akan diimplementasikan, dimana :
+6

Referensi

Dokumen terkait

Akhirnya, artikel ini diakhiri dengan diskusi tentang bagaimana sintesis model pedagogis ini, diterapkan pada konteks pengalaman pembelajaran

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu meneliti tentang angka kejadian DBD dan hanya pada karakteristik individu pasien DBD, sedangkan pada penelitian

Berdasarkan gambar histogram di atas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini aspek aktivitas yang diamati dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

bukti dalam pembuktian perkara pidana saat ini terdiri dari lima (5) alat bukti yang diatur Pasal 184 KUHAP dan Pasal 5 UU ITE yaitu sebagai berikut: keterangan saksi, keterangan

Crowdsourcing memungkinkan karakterisasi dan evaluasi kinerja yang bagus dari jaringan skala besar saat ini menggunakan kekuatan massa dan kecerdasan yang

Sistem pengolahan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Klungkung yaitu input dari user interface (WC sentor) ke penampungan awal (tangki septik) dialirkan

Berdasarkan pada perhitungan data statistik persepsi siswa tentang penerapan peraturan 5 hari belajar dilihat dari segi beban belajar yang terdapat pada tabel 67 atau

The Silent Fight toward Class Repression in Black Society as Seen through Frank Money and Ycidra in Tony Morrison’s Home.. Yogyakarta: Department of English Letters,