• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROYEK AKHIR RC EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JL.SEMOLOWARU UTARA JL. SEMOLOWARU JL. SEMOLOWARU TENGAH JL. SUKO SEMOLO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROYEK AKHIR RC EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JL.SEMOLOWARU UTARA JL. SEMOLOWARU JL. SEMOLOWARU TENGAH JL. SUKO SEMOLO"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEK AKHIR – RC 090342

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL

JL.SEMOLOWARU UTARA – JL. SEMOLOWARU –

JL. SEMOLOWARU TENGAH – JL. SUKO SEMOLO

TRISTIAN PAMBUDI

NRP. 3106 030 067

Dosen Pembimbing

AMALIA FIRDAUS MAWARDI,ST.MT

NIP. 19770218.200501.2002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2012

(2)

 Surabaya adalah kota besar yang mempunyai banyak permasalahan, salah satunya permasalahan lalu lintas. Hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah kendaraan yang beroperasi tiap harinya dan menyebabkan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi di daerah-daerah tertentu di Surabaya. Kondisi persimpangan pada JL. Semolowaru Utara – JL. Suko Semolo – JL. Semolo Waru Tengah – JL. Semolowaru pada saat ini memang tidak terlihat bermasalah pada jam-jam biasa, Namun pada saat jam puncak tertentu terutama jam puncak sore kemacetan akan terjadi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan kinerja simpang tersebut agar menjadi lebih optimal.

 Dengan permasalahan seperti di atas maka perlu adanya evaluasi yang di dukung oleh suatu studi pengaturan lalu lintas untuk menyelesaikan masalah ini.

 Analisa kinerja persimpangan untuk kondisi saat ini dan untuk 5 tahun yang akan datang hingga tahun 2017 dilaksanakan dengan metode MKJI 1997 serta dengan bantuan program KAJI dan Ms.Excel. Analisa ini di awali dari pengumpulan data-data jumlah penduduk, tata guna lahan dan pertumbuhan bangkitan jumlah kendaraan yang diperoleh dari BAPPEKO dan DISPENDUKCAPIL sebagai data sekunder, sedangkan untuk data primer didapat dari hasil survey di lapangan.

 Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi didapatkan jika DS>0.75 maka diperlukan perbaikan berupa perbaikan fase sinyal atau dapat dilakukan perubahan geometrik maupun keduanya untuk mendapatkan kondisi lalu lintas yg terbaik sehingga kemacetan dapat dihindari

(3)

PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana mengevaluasi kinerja persimpangan yang ada di JL. Semolowaru Utara – JL. Suko Semolo – JL. Semolo Waru Tengah – JL. Semolowaru pada saat ini. Bagaimana memperbaiki kinerja simpang tersebut jika pada saat ini sudah tidak optimal. Apakah perlu di evaluasi ulang baik pengaturan waktu siklus, managemen lalu lintas dan kondisi geometrik utuk saat ini maupun untuk waktu 5 tahun yang akan datang.

TUJUAN PENULISAN

 Untuk mengevaluasi kinerja persimpangan pada JL. Semolowaru Utara – JL. Suko Semolo – JL. Semolo Waru Tengah – JL. Semolowaru pada kondisi eksisting (kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, jumlah kendaraan terhenti , dan tundaan) yang terjadi berdasarkan pada volume lalu lintas saat ini

 Merencanakan ulang kinerja persimpangan yang ada pada saat ini maupun untuk jangka waktu 5 tahun ke depan berdasarkan MKJI 1997

BATASAN MASALAH

 Menganalisa dan merencanakan ulang kinerja persimpangan sesuai dengan syarat teknis simpang bersinyal menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)1997

 Perencanaan ulang kinerja persimpangan dengan perbaikan untuk saat ini sampai 5 tahun ke depan tanpa memperhitungkan adanya kordinasi simpang sekitar area

MANFAAT PENULISAN

 Merencanakan ulang kinerja persimpangan JL. Semolowaru Utara – JL. Suko Semolo – JL. Semolo Waru Tengah – JL. Semolowaru, maka diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang selama ini terjadi dan dapat memperlancar arus lalu lintas sesuai dengan yang telah direncanakan

(4)
(5)

TINJAUAN PUSTAKA

 LANDASAN TEORI MKJI 1997

 Pada evaluasi simpang bersinyal JL. Semolowaru Utara – JL. Suko Semolo – JL. Semolo Waru Tengah – JL. Semolowaru Surabaya menggunakan manual Kapasitas Jalan Indonesia ‘1997 (MKJI)

 Manual Kapasitas Jalan Indonesia adalah suatu system yang disusun sebagai metode efektif yang berfungsi untuk perancangan dan perencanaan managemen lalu lintas yang direncanakan terutama agar pengguna dapat memperkirakan perilaku lalu lintas dari suatu fasilitas pada kondisi lalu lintas, geometric dan dan keadaan lingkungan tertentu, sehingga dapat membantu untuk mengatasi permasalahan seputar kondisi lalu lintas di jalan perkotaan. MKJI memuat juga pedoman lalu lintas yang menyarankan pengguna sehubungan dengan pemilihan tipe fasilitas dan rencana sebelum memulai prosedur perhitunan rincian untuk menentukan perilaku lalu lintasnya

 PROSEDUR PERHITUNGAN SIMPANG BERSINYAL

 Simpang-simpang bersinyal yang merupakan bagian dari system kendali waktu tetap yang dirangkai atau sinyal aktuasi kendaraan terisolir, biasanya memerlukan metode atau perangkat lunak khusus dalam analisanya. Walau demikian masukan untuk waktu sinyal dari suatu simpang yang berdiri sendiri dapat diperloleh dengan manual ini.

 Prosedur perhitungan simpang bersinyal ini menguraikan mengenai tata cara untuk menentukan waktu sinyal, kapasitas dan perilaku lalu lintas(tundaan, panjang antrian dan rasio kendaraan terhenti) pada simpang bersinyal di daerah perkotaan maupun semi perkotaan berdasarkan data-data yang ada di lapangan untuk kemudian di olah sesuai urutan pengerjaan hingga didapatkan suatu nilai Level Of Service (LOS) yang diharapkan.

(6)

 LOS yang tinggi didapatkan apabila cycle timenya pendek sebab cycle time yang pendek akan menghasilkan delay yang kecil dalam klasifikasi pelayanannya LOS dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu :

 Tingkat Pelayanan A

Keadaan arus bebas (Freeflow)

 Volume traffic rendah

 Kecepatan mobil tinggi

 Kepadatan lalin rendah

 Kecepatan ditentukan oleh pengemudi sehingga adanya batas kecepatan dan kondisi fisik jalan

 Tingkat Pelayanan B

 Kondisi arus stabil

Kecepatan operasional mulai terbatas oleh kondisi traffic

 Pengemudi masih bebas memilih kecepatan yang dikehendaki pada batas-batas yang wajar

 Batas-batas terendah kecepatan pada tingkat ini biasanya dipakai untuk pejalan “jalan di luar kota”

 Tingkat pelayanan C

 Masih didalam daerah arus stabil, tetapi karena volumenya mulai tinggi maka kecepatan dan pergerakannya mulai terbatas (dalam batas yang masih memuaskan)

 Tingkat ini sesuai untuk “perencana dalam kota”

 Tingkat Pelayanan D

 Mulai memasuki arus tidak stabil

 Kecepatan cenderung untuk bertoleransi pada baas-batas wajar (kecepatan terbatas dapat dipertahankan)

(7)

 Tingkat Pelayanan E

 Kecepatan sangat rendah

Volume traffic tinggi

 Sering terjadi kemacetan mendadak

 Tingkat Pelayanan F

Arus dipaksakan (forcedflow)

 Sering terjadi kemacetan total

 Volume dibawah kapasitas (kecepatan dan volume nol)

Tundaan Berhenti Pada Berbagai Tingkat Pelayanan (LOS)

Tingkat Pelayanan Tundaan (det/smp) Keterangan A B C D E F < 5 5,1 – 15 15,1 – 25 25,1 – 40 40,1 – 60 > 60 Baik sekali Baik Sedang Kurang Buruk Buruk Sekali

(8)

METODOLOGI

 Metodologi yang digunakan untuk penyusunan Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan Administrasi yang meliputi :

 1.Mengurus surat-surat yang diperlukan misal : surat pengantar untuk pengambilan data dari Kaprodi Diploma III Teknik Sipil ITS

 2.Mencari, mengumpulkan dan mempelajari segala bentuk kegiatan yang dapat mendukung dalam penyusunan Proyek Akhir

 Mengumpulkan Data Yang Meliputi :

 Data primer

 Data Geometrik

Data geometrik meliputi data lebar pendekat, data lebar saluran, data lebar bahu jalan

 Tata guna lahan yang terbagi menjadi 3 tipe lingkungan jalan, yaitu : 1.Komersial (COM)

2.Permukiman (RESS) 3.Akses terbatas (RA)

 Data arus lalu lintas

Data arus lalu lintas adalah data kendaraan tiap pendekat yag dibagi dalam 3 arus yaitu : 1.Arus kendaraan lurus (ST)

2.Arus kendaraan belok kanan (RT), dan

3.Arus kendaraan belok kiri mengikuti traffic light (LT) atau belok kiri langsung (LTOR)

 Masing-masing pendekat terdapat berbagai jenis kendaraan yang disurvey, yaitu : 1.MC (Motorcycle) adalah sepeda motor

2.LV (Light Vehicle) adalah kendaraan ringan 3.HV (Heavy Vehicle) adalah kendaraan berat

4.UM(Un Motorized) adalah kendaraan tak bermotor

 Data kondisi lingkungan

Data kondisi lingkungan yang dimaksud adalah daerah disekitar persimpangan dimana kondisi lingkungan ini mempengarugi tingkat hambatan samping

(9)

 Data Sekunder

 Data Sekunder bersumber dari BAPPEKO dan Badan Pusat Statistik Surabaya, data yang didapat adalah Data Jumlah Penduduk, Data Pertumbuhan Kendaraan, Tata Guna Tanah (land Use)

 Pengolahan data

1.Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka dapat dilakukan perhitungan kapasitas (C), derajat kejenuhan (DS), panjang antrian (QL), tundaan simpang (DI), jumlah kendaraan terhenti maupun factor perilaku yang berpengaruh terhadap kondisi lalu lintas persimpangan, apakah masih layak atau tidak untuk dipertahankan

2.Selanjutnya dilakukan perbaikan kinerja smpang kondisi eksisting dengan melakukan beberapa alternatif yang dapat dipilih,yaitu :

* Memperbaiki waktu sinyal traffic light * Memperbaiki kondisi geometrik jalan * Pengaturan lalu lintas

* Kombinasi dari dua atau ketiganya

3.Kemudian untuk perencanaan 5 tahun, perencanaan dilakukan dengan memilih kombinasi dari perubahan waktu sinyal, perubahan kondisi geometric yaitu pelebaran pendekat dan perubahan pengaturan arah arus lalu lintas

4.Dengan selesainya analisa persimpangan JL. Semolowaru Utara – JL. Suko Semolo – JL. Semolo Waru Tengah – JL. Semolowaru Surabaya, maka dapat disimpulkan proses pekerjaan Proyek Akhir ini telah selesai

(10)

MULAI

Analisa Kinerja Simpang Kondisi Eksisting Data Primer Data Sekunder

*Survey data geometrik *Data jumlah penduduk *Survey data arus lalu lintas *Data pertumbuhan kendaraan *Survey data kondisi lingkungan *Tata guna lahan

Analisa Kinerja Simpang 5 tahun ke depan

DS > 0.75

a)Memperbaiki waktu sinyal

b)Memperbaiki kondisi geometrik jalan c)Pengaturan lalu lintas

d)Kombinasi dari keduanya atau ketiganya

Hasil Kesimpulan Selesai OK NOT OK DS dan Tundaan lebih baik dari kondisi eksisting

(11)

A

Evaluasi kondisi simpang Eksisting

Evaluasi kondisi simpang untuk jangka waktu 5 tahun ke dengan alternatif kombinasi dari perubahan arah arus lalu lintas dan perubahan kondisi geometrik

KESIMPULAN

(12)

LANGKAH A: DATA MASUKAN A-1 : Kondisi Geometrik A-2 : Kondisi Lalu Lintas

LANGKAH B :

PENGGUNAAN SIMPANG B-1 : Fase sinyal

B-2 : Waktu antar hijau dan hilang

LANGKAH C :

PENENTUAN WAKTU SINYAL C-1 : Tipe pendekat

C-2 : Lebar pendekat efektif C-3 : Arus jenuh dasar

C-4 : Faktor-faktor penyesuaian C-5 : Rasio arus atau rasio jenuh

LANGKAH D : KAPASITAS D-1 : Kapasitas

D-2 : keperluan untuk perubahan

LANGKAH E :

PERILAKU LALU LINTAS E-1 : Persiapan

E-2 : Panjang antrian E-3 : Kendaraan terhenti E-4 : Tundaan

ALTERNATIF PERUBAHAN

Ubah penentuan fase sinyal (traffic light), lebar pendekat (geometrik) aturan membelok (manajemen)

YA

(13)

 Perhitungan Regresi

 Penggunaan metode regresi sudah seringkali digunakan. Dibandingkan dengan metode lain, metode regresi ini menghasilkan

garis penyimpangan yang dapat ditekan sekecil mungkin sesuai data yang kita miliki. Dalam analisa regresi dapat dinyatakan bentuk persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel – variabelnya.

 Metode yang digunakan adalah metode regresi linier. Bentuk umum dari persamaan regresi linier dapat dituliskan sebagai berikut

:

Y = a + bX

 Dimana :

a,b = Koefisien regresi

n = Jumlah data pengamatan x = Variabel bebas

y = Variabel tak bebas

 Harga r berkisar antara -1 sampai denga 1, bila harga r = 1 atau r = -1 berarti hubungan antara x dan y sangat kuat atau

persamaan di atas dapat dipakai.Sedangkan bila harga r = 0 berarti persamaan tidak layak.

 Selanjutnya untuk analisa regresi jumlah kendaraan bermotor menggunakan program bantu Microsoft Excel dan didapatkan hasil

regresi sebagai berikut

 Dari hasil analisa regresi jumlah sepeda motor didapat :

Y = 5993365x + 5348604,90 R² = 0.96

 Dari hasil analisa regresi jumlah kendaraan ringan didapat :

Y = 22433.80x + 711309.20 R² = 0.920

 Dari hasil analisa regresi jumlah kendaraan berat didapat :

Y = 9045.9x + 401370.50 R² = 0.83 Tahun MC LV HV 2013 5.58 % 2.46 % 1.87 % 2014 5.28 % 2.40 % 1.84 % 2015 5.02 % 2.34 % 1.81 % 2016 4.78 % 2.29 % 1.77 % 2017 4.56 % 2.24 % 1.74 %

(14)
(15)

SURVEY TRAFFIC SIGNAL DAN SURVEY CYCLE TIME DAN GEOMETRIK

Fase Hijau Kuning Merah All red Cycle TIme

1 26 3 86 2 117

2 17 3 96 1 117

3 16 3 94 1 117

4 41 3 72 1 117

Fase Hijau Kuning Merah All red Cycle TIme

1 24 2 88 2 116

2 21 2 92 1 116

3 17 2 96 1 116

4 41 2 72 1 116

Fase Hijau Kuning Merah All red Cycle TIme

1 34 3 110 2 139 2 21 3 114 1 139 3 16 3 119 1 139 4 51 3 84 1 139

Pagi

Siang

Sore

Utara Utara-lt Barat Selatan Timur

Lebar pendekat 5.40 m 5.40 m 5.40 m 2.40 m 5.80 m Lebar Masuk 2.70 m 2.70 m 2.70 m 2.40 m 5.80 m Lebar Keluar 2.40 m 3.80 m 3.80 m 4.90 m 4.70 m

Lebar LTOR 2.70 m

(16)

PEMILIHAN FASE

 Fase 1

1.Arus LT,ST,RT pada pendekat utara bergerak 2.Arus ST,RT pada pendekat barat berhenti 3.Arus LT,ST,RT pada pendekat selatan berhenti 4.Arus LT,ST,RT pada pendekat timur berhenti 5.Arus LTOR pada pendekat barat bergerak

 Fase 2

1.Arus ST,RT pada pendekat barat bergerak 2.Arus LT,ST,RT pada pendekat selatan berheti 3.Arus LT,ST,RT pada pendekat timur berhenti 4.Arus LT,ST,RT pada pendekat utara berhenti 5.Arus LTOR pada pendekat barat bergerak

 Fase 3

1.Arus LT,ST,RT pada pendekat selatan bergerak 2.Arus LT,ST,RT pada pendekat timur berhenti

3.Arus ST,RT pada pendekat utara berhenti.Arus LT bergerak 4.Arus ST,RT pada pendekat barat berhenti

5.Arus LTOR pada pendekat barat bergerak

 Fase 4

1.Arus LT,ST,RT pada pendekat timur bergerak

2.Arus ST,RT pada pendekat utara berhenti.Arus LT bergerak 3. Arus ST,RT pada pendekat barat berhenti

4. Arus LT,ST,RT pada pendekat selatan berheti 5.Arus LTOR pada pendekat barat bergerak

(17)

HASIL PERHITUNGAN EKSISTING PUNCAK PAGI 2012

Pada perhitungan kondisi eksisting puncak pagi memiliki nilai pelayanan atau LOS nya adalah F dengan nilai tundaan simpang rata – rata sebesar 139.95 det/smp

Pada perhitungan kondisi eksisting puncak siang memiliki nilai pelayanan atau LOS nya adalah F dengan nilai tundaan simpang rata – rata sebesar 64.22 det/smp

Pada perhitungan kondisi eksisting puncak sore memiliki nilai pelayanan atau LOS nya adalah F dengan nilai tundaan simpang rata – rata sebesar 226.19 det/smp

Setelah perbaikan kondisi eksisting, serta penambahan rambu – rambu hasil yang diperoleh untuk puncak pagi siang dan sore selama 5 tahun ke depan memiliki nilai pelayanan LOS D dengan nilai tundaan rata – rata terbesar 35 det/smp

Berikut ringkasan untuk tahun selanjutnya

2012 2013 2014 2015 2016 2017

pagi siang sore pagi siang sore pagi siang sore pagi siang sore pagi siang sore pagi siang sore cycle

time 117 116 139 77 77 77 77 80 77 79 82 81 82 82 81 82 82 81

DI 139.95 64.22 226.19 32.68 31.59 32.30 33.46 32.70 32.55 33.97 33.69 34.02 35.46 33.93 34.30 35.78 34.20 34.70

(18)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari seluruh rangkaian pengamatan di lapangan sampai dengan analisa pembahasan pada persimpangan

JL. Semolowaru Utara – JL. Semolowaru – JL Semolowaru Selatan – JL Suko semolo dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1.

Untuk kondisi eksisting, puncak pagi memiliki tingkat pelayanan LOS F dengan tundaan simpang rata –

rata sebesar 139.95 det/smp. Sedangkan puncak siang memiliki tingkat pelayanan LOS F dengan nilai

tundaan simpang rata – rata sebesar 64.22 det/smp. Dan puncak sore memiliki tingkat pelayanan LOS F

dengan nilai tundaan simpang rata – rata sebesar 226.19 det/smp. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa

penyebab kemacetan disebabkan oleh pengaturan waktu sinyal yang kurang tepat serta kondisi geometrik

yang mempengaruhi lalu lintas

2.

Alternatif yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja kondisi persimpangan adalah kombinasi dari

perubahan waktu siklus dengan melakukan pengaturan fase –fase serta perubahan kondisi geometrik

yaitu pelebaran lebar keluar dari pendekat barat sebesar 20 cm sepanjang 200 m. Setelah perbaikan

kondisi eksisting, serta penambahan rambu – rambu hasil yang diperoleh untuk puncak pagi siang dan

sore selama 5 tahun ke depan memiliki nilai pelayanan LOS D dengan nilai tundaan rata – rata terbesar

35 det/smp

3.

Sar

an

Dari beberapa kesimpulan sebagaimana dijelaskan di atas maka saran untuk perbaikan atau solusi adalah sebagai berikut :

1. Bila melakukan pelebaran pada semua pendekat simpang, R (jari – jari) pada belokan perlu diperhitungkan dengan tujuan untuk mempermudah bagi pengendara pada saat berbelok 2. Pada pendekat yang mempunyai jalur LTOR sebaiknya pada jarak 50 dan 100 m dipasang rambu dilarang berhenti sehingga dapat mencegah kemacetan

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta kemudahan penulis dalam penyusun skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai

Bakteri asam laktat yang hendak digunakan sebagai biopreservatif pada pindang ikan tongkol harus diseleksi dulu penghambatan terhadap pertumbuhan mikrobia pembusuk,

Program Studi Teknik Informatika SKPL - SIREKPUS 10/ 19 Merupakan fungsi yang digunakan oleh semua. user perpustakaan untuk mencari buku

Untuk mencapai tujuan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh ketetapan sistem yang digunakan pada lembaga pendidikan itu sendiri, sebab mutu yang diperoleh oleh suatu

Pada diameter buah tanaman mentimun hasil uji BNJ pada taraf 5% (Tabel 3), menunjukkan bahwa pada pemberian dosis vermikompos terhadap diameter buah tanaman

Pulau Parang merupakan salah satu pulau dari 5 pulau di Kepulauan Karimunjawa yang berpenghuni.Pulau Parang juga termasuk kawasan konservasi yang berada di bawah

Seperti halnya dengan menentukan rasio hara yang dianggap seimbang untuk tanaman kelapa sawit, tahap pertama dalam menentukan nilai kecukupan kejenuhan hara (K,

• Inventori harus cukup untuk memenuhi • Inventori harus cukup untuk memenuhi layanan pelanggan kualitas pada