• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA MATER SHARED ELECTRONIC RECORD REKAM ELEKTRONIK KESEHATAN MATERNITAS BERSAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA MATER SHARED ELECTRONIC RECORD REKAM ELEKTRONIK KESEHATAN MATERNITAS BERSAMA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

MATER SHARED ELECTRONIC RECORD

REKAM ELEKTRONIK KESEHATAN MATERNITAS BERSAMA

Disusun untuk memenuhi :

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Oleh: ELVIA METTI NPM 1006748545

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MATERNITAS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama

Elvia Metti*

Abstrak

Perkembangan teknologi informatika keperawatan pada abad 21 menuntut perawat untuk memahami informasi dasar keperawatan dan konsep-konsep komputer karena merupakan ilmu kombinasi. Salah satu area kesehatan yang perlu menjadi perhatian adalah area maternitas. Penerapan Rekam Kesehatan Elektronik (RKE) yang sudah dikembangkan menjadi Personally Controlled Electronic Health Record (PCEHR) akan memberikan kemudahan bagi pasien dan pemberi pelayanan/perawatan kesehatan untuk pengontrolan kesehatan pasien. PCEHR yang dikembangkan pada area maternitas dikenal dengan Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama. Sistem ini tidak hanya memberikan infomasi tetapi juga untuk memberdayakan pasien memanajemen diri dalam pengelolaan penyakit baik akut atau kronis dan untuk meningkatkan komunikasi antara pemberi pelayanan kesehatan dan pasien. Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama memberikan fasilitas keamanan dengan menjaga privasi pasien dan aksesibilitas informasi kesehatan bagi pasien, integrasi pemberi pelayanan/perawatan pasien. Penerapan sistem ini perlu didukung oleh fasilitas komputer/jaringan internet, kerjasama pihak terkait dan sumber daya manusia penggunanya.

(3)

LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang sangat pesat di bidang kesehatan, sangat mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Teknologi informasi ini juga berdampak pada bidang keperawatan khususnya dalam pendokumentasian catatan kesehatan pasien. Hal ini memberi tantangan pada perawat untuk memiliki ilmu baru dan kemampuan berkreasi dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan pasien.

Awal abad 20 adanya kemajuan teknologi informatika mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan informasi lebih mudah seperti melaui media televisi dan radio. Perubahan teknologi komputer juga memberi dampak pada keperawatan dalam pengolahan data dan informasi pasien. Perawat dituntut bisa mengakses informasi secara cepat dan mudah melalui internet.

McGonigle dan Mastrian (2011) menjabarkan secara jelas tentang informatika keperawatan di abad ke-21. Perawat dituntut mempunyai pengetahuan dasar tentang informatika keperawatan dalam mewujudkan pelayanan keperawatan profesional terkini. Informatika keperawatan merupakan hasil pengetahuan informasi sintetis dalam keperawatan menggunakan konsep-konsep dari ilmu komputer, ilmu kognitif, ilmu informasi dan ilmu keperawatan. Perawat harus memahami informasi dasar keperawatan dan konsep-konsep komputer karena merupakan ilmu kombinasi.

Di negara maju perkembangan rekam kesehatan elektronik mengalami peningkatan seperti di New York yang sudah mengembangkan rekam perawatan maternitas elektronik (electronic maternity care records) (Childbirth Connection, 2011). Sedangkan di Zambia, Sub-Saharan Afrika telah melaksanakan perawatan prenatal dan melahirkan secara komprehensif dengan model pencatatan yang disebut Zambia Electronic Perinatal Records System (ZEPRS) dari tahun 2007-2010 (Benjamin, et all., 2011). Pemanfaatan RME di Australia yang diteliti oleh Homer, et.all, 2010 dengan pemanfaatan Personal Digital Assistant (PDA)

(4)

sebagai alat interactive antenatal electronic maternity record melalui sistem Oby-Mate. Akhir tahun 2010 Australia mengembangkan lagi rekam kesehatan khusus di area maternitas yaitu Mater Shared Electronic Record (Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama) untuk pasien maternitas dan bayi baru lahir sebagai pengembangan aplikasi PCEHR (Personally Controlled Electronic Health Record) (Strachan, 2011).

Indonesia baru mulai mengembangkan rekam kesehatan elektronik dan masih bersifat pelayanan kesehatan secara umum. Simposium yang diadakan tahun 2005 salah satunya membahas tentang persiapan tenaga medis melalui rekam kesehatan elektronik (RKE) dalam Manajemen Informasi Kesehatan di Indonesia sebagai tindak lanjut dari penyusunan buku pedoman RKE yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik (Anis Fuad, 2005). Workshop yang diadakan di Fakultas Kedokteran UGM tanggal 10-12 Mei 2010 juga membahas Rekam Medis Elektronik (RME) dan RKE (Gugu, 2010).

Penerapan RME khusus area maternitas walaupun sudah dilakukan namun aksesnya terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Anggun Dewi (2008) tentang gambaran persepsi perawat tentang penerapan penggunaan rekam medis elektronik di unit rawat inap Brawijaya Women and Children Hospital menunjukkan ketidaklengkapan pendokumentasian catatan keperawatan dalam aplikasi RME oleh perawat ruang inap sebanyak 81,5% pada bulan Februari 2008 dan 87% pada bulan Maret 2008. Hal ini memberi gambaran bahwa masih kurangnya keterlibatan perawat dalam pemanfaatan teknologi informatika khususnya di area maternitas. Sedangkan area maternitas merupakan salah satu area kesehatan yang berisiko karena pada kondisi hamil, melahirkan/persalinan dan masa postpartum pasien akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis yang mempengaruhi semua sistem tubuhnya. Risiko tersebut bisa menjadi aktual dan membahayakan/mengancam nyawa tergantung dari respon tubuh pasien dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut.

(5)

KAJIAN LITERATUR

McGonigle dan Mastrian (2011) menyatakan ada delapan komponen penting yang membantu keselamatan pasien dalam pelayanan perawatan kesehatan yaitu 1. informasi kesehatan dan data; 2. manajemen hasil; 3. petunjuk manajemen pamasukan data; 4. dukungan keputusan; 5. komunikasi elektronik dan konektivitas; 6. dukungan pasien; 7. proses administrasi; 8. laporan dan manajemen populasi kesehatan. Berkaitan dengan sistem informasi, salah satunya terdapat Clinical System Information (CIS) seperti Electronic Health Records (EHR) atau Rekam Kesehatan Elektronik (RKE) dan Electronic Personal Health Records (EPHR).

Rekam kesehatan elektronik dimulai tahun 1960 dengan system COSTAR dikembangkan oleh Barnet di Labor Ilmu Komputer RS Umum Massachusetts. Dibutuhkan integrasi data untuk fungsionalitas RKE, pengiriman jaringan terintegrasi (IDN/ Integrated Delivery Network) dan sistem sentral dengan data dasar yang banyak atau gudang data klinis (CDR/ Clinical Data Repository) (Carter J.H, 2008).

Perkembangan RKE dikhususkan lagi pada rekam kesehatan personal (Personal Health Records/PHR) elektronik, yaitu pencatatan kesehatan kontrol pasien secara elektronik (Al-ubaydli, 2011). Tahun 2006, Markle Foundation mengidentifikasi lebih dari 167 produk PHR yang berbeda. Tahun 2007, Universitas Carolina Utara di Chapel Hill mengembangkan sistem PHR yang berorientasi pada pengguna (user). Hasil review literatur hanya delapan penggunaan PHR yang berfokus pada pasien sebagai pengguna. Penggunaan PHR membutuhkan tiga macam pengalaman yang substansial yaitu pengalaman komputer; pengalaman informasi kesehatan dengan konsep dan terminologi kesehatan medis; dan pengalaman penyimpanan pencatatan personal.

Komponen informasi yang terdapat dalam PHR yaitu tinjauan/memperbaharui catatan medis; membuat/merubah janji; meminta arahan dan resep; meninjau hasil laboratorium; email dokter dan profesi kesehatan lainnya; meminta dan

(6)

mendapatkan saran kesehatan secara umum atau pribadi; berpartisipasi dalam diskusi chatting online dan kelompok pendukung dan menerima dukungan keputusan untuk pilihan medis (Cimino, Patel & Kushniruk, 2002; Wald et al, 2004; Endsley et al, 2006 dalam Marchionini et al, 2007).

Sistem PHR dikembangkan lagi secara khusus yang mengacu pada area kesehatan tertentu seperti area maternitas (masa perinatal, khusus kehamilan dan persalinan, serta bayi baru lahir). Pelaksanaan sistem khusus ini sudah dilakukan oleh Universitas Carolina Utara di Chapel Hill dengan Sistem Rekam Kesehatan Kehamilan Personal Elektronik (Choemprayong, et all., 2006). Perkembangan pencatatan maternitas interaktif secara elektronik dengan mengembangkan personal digital assistant (PDA) sudah menjadi bagian di Australia khususnya setelah dikembangkannya rekam medis elektronik (Homer, et al, 2010). Akhir tahun 2010 dikembangkan lagi Personally Controlled Electronic Health Record (PCEHR) hibah dari rekam kesehatan elektronik oleh Department of Health and Ageing (DOHA) Australia. Bulan April 2011 Pelayanan Kesehatan Maternitas Australia mengusulkan aplikasi tentang PCEHR untuk masuk gelombang kedua setelah sukses sebelumnya pada gelombang pertama menggantikan Rekam Kesehatan Kehamilan (Pregnancy Health Records) berbasis kertas.

Mater Shared Electronic Record (Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama) merupakan pengembangan aplikasi PCEHR (Personally Controlled Electronic Health Record). Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama memberikan fasilitas keamanan dan aksesibilitas informasi kesehatan bagi pemberi perawatan pasien sehingga sumber tidak ganda. Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama menggabungkan akses ke informasi perawatan akut yang bersumber dari sistem informasi klinis maternitas; gudang informasi perawatan primer yang bersumber dari praktik umum; portal pasien yang memungkinkan pasien mengakses beberapa informasi dan kontrol privasi yang terdapat dalam Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama pasien; perangkat tambahan untuk portal dokter maternitas yang memungkinkan pemberi

(7)

kontrol pasien; integrasi praktik umum terpilih dalam Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama.

Pasien bisa mengakses sistem Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama sesuai dengan informasi datanya pada fasilitas informasi yang disediakan. Informasi ini bisa diperbaharui oleh pasien sesuai dengan kondisinya sehingga memudahkan pengontrolan kesehatan pasien. Sistem ini tidak hanya sekedar memberikan infomasi tetapi juga untuk memberdayakan pasien untuk manajemen diri dalam pengelolaan penyakit baik akut atau kronis dan untuk meningkatkan komunikasi antara pemberi pelayanan kesehatan dan pasien. Informasi elektronik bergantung pada teknologi untuk akses dan tampilan transmisi. Pelaksanaan sistem ini membutuhkan dukungan jaringan komputer dan internet sehingga memudahkan dalam pengelolaan data dan informasi.

Beberapa contoh tampilan Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama 1. Halaman Utama Terintegrasi

(8)

2. Desain kalender

(9)
(10)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Perkembangan teknologi informatika memberi dampak yang positif terhadap upaya peningkatan kualitas pencatatan kesehatan pasien untuk meningkatkan kualitas kesehatan pasien. Pemanfaatan internet sebagai media saling memberi dan menerima informasi tentang kesehatan pasien sangat didukung oleh ketersediaan fasilitas seperti jaringan, perangkat dan sumber daya manusianya sebagai pengguna (user) serta serta kerjasama berbagai pihak baik pihak RS, tenaga teknologi informasi dan pasien itu sendiri.

Penerapan rekam kesehatan elektronik dengan sistem Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama perlu dikembangkan di area maternitas seperti yang dilakukan oleh Australia yang bisa diakses oleh pasien, tenaga kesehatan maternitas dan tim kesehatan lain. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan status derajat kesehatan pasien khususnya pasien maternitas baik ibu hamil, melahirkan maupun ibu postpartum.

* Mahasiswa Kekhususan Keperawatan Maternitas NPM. 1006748545

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Al-ubaydli, Mohammad. (2011). Personal Health Records : a guide for clinicians. United Kingdom: Wiley-Blackwell

Benjamin, et. all. (Januari, 2011). Implementation of the Zambia Electronic Perinatal Record System for comprehensive prenatal and delivery care. International Journal of Gynecology and Obstetrics 113, hal. 131–136.

Carter, Jerome H. (2008). Electronic health records: a guide for clinicians and administrators 2nd edition. USA : American College of Physicians

Chilbirth Connection Organisation. (2011). Transforming Maternity Care Blueprint for Action Development and Use of Health Information Technology

Choemprayoeng, et al. (2006). Interfaces for the Personal Pregnancy Health Records (PregHeR) System:Facets in Time. AMIA 2006 Symposium Proceedings Page - 885

Dewi, Ratih Anggun. (2008). Gambaran Persepsi Perawat Tentang Penerapan Penggunaan Rekam Medis Elektronik Di Unit Rawat Inap Brawijaya Women and Children Hospital. Skripsi Mahasiswa FKM UI

Fuad, Anis. Persiapan Tenaga Medis dalam Persiapan RKE di Indonesia, Makalah dalam seminar sehari Rekam Kesehatan Elektronik, Jakarta 2005

Homer, et al. (Juni, 2010). Developing an interactive electronic maternity records. British Journal of Midwifery,Vol 18, No 6, hal.384-389.

Gugu. (2010). Workshop Transisi Menuju Rekam medis Elektronik di Rumah Sakit. Diakses tanggal 30 Oktober 2011 dari http://simkes.fk.ugm.ac. id/2010/05/

Marchionini, et al. (Februari, 2007). Evidence Base for Personal Health Record Usability Final Report to the National Cancer Institute

McGonigle, Dee dan Mastrian, Kathleen. (2011). Nursing Informatics and the Foundation of Knowledge 2nd edition. Canada: Ascend Learning Company

Strachan, Michael. (April, 2011). Mater Shared Electronic Health Record for Maternity and Newborn Patients.

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ PENGARUH TINGKAT BUNGA (KUPON) SURAT UTANG NEGARA (SUN),

1 Devolusi seringkali dipadankan dengan istilah ‘desentralisasi politik’. Namun, pendapat Rondinelli yang mewakili aliran Anglo-Saxon mendefinisikan devolusi

1. Tujuan kepertama untuk mereduksi sejumlah variabel asal yang jumlahnya banyak menjadi sejumlah variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel asal, dan

“ PENGARUH RISIKO KREDIT, PROFITABILITAS, LOAN TO DEPOSIT RATIO , BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL DAN UKURAN BANK TERHADAP KECUKUPAN MODAL BANK KONVENSIONAL

Secara garis besar implementasi budaya organisasi yang dilakukan di kedua kantor cabang ini dilakukan secara konsisten, karena dapat mempengaruhi kinerja anggota organisasi

Sensitivitas Agensia Penyebab Penyakit Bakteri pada Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus yang Berasal dari Kampung Lele, Boyolali terhadap Berbagai Antibiotic.. Perbandingan

dengan diperolehnya PHBS dari hasil penelitian ini adalah cukup, maka masih diperlukan tatanan yang baik untuk melestarikan lingkungan dan budaya PHBS yang baik

1) RME memberikan pengertian yang jelas dan mudah dipahami siswa tentang materi matematika karna menggunakan konteks yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat