MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPA
MATERI PERPINDAHAN PANAS DAN LISTRIK MELALUI METODE
EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN
2013/2014 SDN 3 NGANTRU TRENGGALEK
Oleh: Jamik Siswati
SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap Pokok
Bahasan Perpindahan energi panas dan listrik Kelas VI Semester II SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014; (2) Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen; dan (3) Mengetahui keefektifan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di SDN 3 Ngantru Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek. Obyek penelitian adalah siswa Kelas VI SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk bidang studi IPA materi perpindahan energi panas dan listrik yang berjumlah 39 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes, observasi, angket, dan daftar nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 64,74 (rendah), siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,42 (cukup) dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 82,11 (baik). Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar terhadap bidang studi IPA materi perpindahan energi panas dan listrik pada siswa Kelas VI SDN 3 Ngantru Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester II secara signifikan.
Kata kunci: mata pelajaran IPA, prestasi belajar, metode eksperimen
Pembelajaran IPA lebih diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa be-lajar aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Jadi dalam proses pembelajaran IPA pen-dekatan yang selalu harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses di samping pendekatan lain yang sesuai.
Guna menumbuhkan cara berfikir yang logis dan sikap jujur serta obyektif ter-sebut dihasilkan suatu hasil atau produk be-rupa penjelasan atau deskripsi tentang feno-mena-fenomena alam beserta hubungan kau-salitasnya. Dalam pelajaran IPA hendaknya
Kegiatan pembelajaran IPA meliputi penyen-tuhan, perakitan, pemanipulasi, percobaan dan penginderaan. Kegiatan IPA dirancang untuk anak SD hendaknya memberikan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran mental yang konkrit ini penting dalam pem-bentukan konsep-konsep dasar yang kokoh. Selain itu, di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran beri-kutnya. (Pusat Kurikulum, 2002)
Berdasarkan dengan melihat kondisi siswa di kelas pada saat proses belajar me-ngajar terlihat sekali siswa seperti kurang mi-nat belajar, dan kurangnya perhatian saat
25
berguna yang berdampak pada kurangnya minat anak untuk mengikuti proses belajar mengajar, selain itu juga disebabkan oleh minimnya pendekatan pembelajaran yang dimiliki oleh guru sehingga siswa cenderung bosan dan menganggap pelajaran tersebut kurang bermakna. (Masturmudi, 2002).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah menggunakan metode eksperimen, Eksperi-men adalah suatu bentuk strategi pembela-jaran yang difokuskan pada kegiatan aktif dan praktis siswa yang mengarah pada pemahaman dan penguasaan materi pembe-lajaran melalui aktifitas-aktifitas nyata dan terwujud dalam sebuah pola pembelajaran yang efektif dan efisien. Eksperimen membe-rikan suatu khazanah pengetahuan baru bagi siswa, yang mampu memberikan motivasi yang baru bagi proses pembelajaran pada bidang studi IPA. Di sisi lain, pembelajaran yang menggunakan eksperimen memberikan kegiatan rekreatif pada siswa yang bersifat
refreshing (penyegaran kembali) tanpa
mengurangi esensi dari kegiatan belajar mengajar (KBM) itu sendiri dan menunjang serta mengarah pada pencapaian pembelajaran bidang studi IPA yang telah ditentukan. (Kistona, 2002).
Metode eksperimen merupakan salah satu upaya nyata yang dilaksanakan oleh guru pengajar bidang studi IPA untuk menjawab permasalahan atau problematik penurunan prestasi belajar siswa yang me-miliki ekses serta dampak kemana-mana, menyentuh berbagai elemen dalam pendi-dikan di sekolah dasar itu sendiri, maupun masyarakat secara umum. Dengan demikian, peneliti tertarik menggunakan metode eks-perimen dalam proses pembelajaran IPA dengan pertimbangan metode eksperimen
dapat menjawab permasalahan atau proble-matik penurunan prestasi belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis pe-nelitian tindakan kelas (PTK). Pepe-nelitian di-lakukan pada siswa Kelas VI Semester II SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Ta-hun Pelajaran 2013/2014. Lokasi penelitian adalah di SDN 3 Ngantru Kabupaten Treng-galek. Pengumpulan data dilakukan meng-gunakan tes, observasi, angket, dan daftar ni-lai. Desain penelitian yang digunakan terdiri dari 2 siklus, tiap siklus meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan),
observation (pengamatan) dan reflection
(re-fleksi). Tiap siklus dilaksanakan sesuai deng-an tujudeng-an ydeng-ang ingin dicapai. Permasalahdeng-an yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. (Arikunto, 1987).
HASIL
Siklus Pertama Refleksi Awal
Peneliti bersama mitra guru meng-adakan pengamatan di kelas VI tentang ren-dahnya nilai mata pelajaran IPA dan faktor-faktor penyebabnya. Dalam hal ini pembe-lajaran pada Kelas VI kurang efektif kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode yang kurang tepat sehingga membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran karena siswa cenderung hanya men-dengarkan dan mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru sedangkan guru sendiri hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi kurang aktif dan
cenderung pasif karna kurang terlibatnya siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa cenderung cepat bosan pada saat pelajaran berlangsung.
Planning
Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini membahas materi Per-pindahan energi panas dan listrik dengan alo-kasi waktu efektif 2 minggu, setiap minggu terdiri dari 4 jam pelajaran efektif, dalam setiap minggu memerlukan 2 kali tatap muka, tatap muka yang pertama 2 jam pelajaran dan tatap muka yang kedua I jam pelajaran, setiap jam pelajaran alokasi waktunya 40 menit.
Acting
Setelah tahap perencanaan selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah melak-sanakan tindakan sesuai dengan perencanan. Pada siklus I pada konsep sama. Langkah - langkah dalam pembelajaran meliputi pem-bukaan, inti dan penutup.
Pertemuan I
A. Kegiatan awal (10 menit)
1) Motivasi: apakah kamu pernah melihat kilatan cahaya dilangit?
2) Energi apa yang terdapat pada petir?
B. Kegiatan Inti (100 menit)
1) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran tentag perpindahan ener-gi panas dan listrik.
2) Secara kelompok siswa melakukan kegiatan.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Membimbing peserta didik untuk
membuat rangkuman
2) Memberi tugas setiap kelompok
untuk membuat rangkaian listrik
Pertemuan II
A. Kegiatan pendahuluan (10 menit)
1) Motivasi: bagaimana susunan baterai pada lampu senter
2) Sebutkan macam-macam gejala kelistrikan
B. Kegiatan inti (100 menit)
1) Guru menjelaskan cara pembuatan rangkaian listrik sederhana (2 model)
2) Secara kelompok siswa membuat rangkaian listrik:
C. Kegiatan penutup (10 menit)
1) Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja peserta didik.
2) Penegasan catatan siswa.
Observation
Peneliti yang sekaligus berperan se-bagai observer mengamati proses pelaksana-an pembelajarpelaksana-an di dalam kelas ypelaksana-ang dilaku-kan oleh guru Kelas VI sebagai peneliti. Dari hasil observasi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara. merata, membuat rangkuman dan memberikan. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 50% dan dapat dilihat pada Tabel 1; (b) Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan, (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal, selain itu siswa bersikap selalu melaksanakan perintah, melakukan peneliti-an, dan bekerja sama dengan kelompoknya. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas
27 Tabel 1 Aktivitas Guru pada Siklus I
No Kegiatan SIKLUS I Jumlah
P1 P2
1 Guru membuat RPP 2 2 4
2 Waktu yang digunakan sesuai rencana 2 2 4
3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP 2 2 4
4 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan 2 2 4
5 Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen 2 2 4
6 Guru merangsang interaksi antar siswa 2 2 4
7 Guru menggunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung
2 2 4
8 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas 2 2 4
9 Metode pembelajaran berpusat pada siswa 2 2 4
10 Guru melaksanakan evaluasi 2 2 4
Jumlah 40
%Rata-rata 50
Tabel 2 Aktivitas Siswa pada Siklus I
No Indikator SIKLUS I
P1 P2 ∑
1 Siswa Mempersiapkan Alat-Alat Yang Diperlukan Dalam Eksperimen
2 3 5
2 Siswa Melakukan Eksperimen Sesuai Dengan Petunjuk Dari Guru 2 2 4
3 Kesungguhan Siswa Dalam Melakukan Eksperimen 2 3 5
4 Hasil Kerja Siswa Dalam Eksperimen 2 3 5
5 Kebersihan Tempat Setelah Melakukan Eksperimen 2 3 5
Jumlah 24
%Rata-rata 60
Kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (2) Me-minta Pendapat kelompok lain untuk mem-beri penegasan, dan (3) memmem-beri kesempatan siswa untuk bertanya. Aktifitas siswa yang sering dilakukan, yaitu (1) Mengemukakan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep, dan (2) Memperhatikan temannya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok bahasan dengan alat atau gambar. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan metode eksperimen pada bidang studi IPA mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh sebelum siklus
sebesar 66,58 (rendah) sedangkan pada si-klus I meningkat sebesar 75,53 dengan tuntasan belajar mencapai 73,68%. Dari ke-tuntasan siswa pada siklus I masih belum mencapai ketuntasan yang peneliti inginkan yaitu sebesar 85%, sehingga perlu diadakan perbaikan pada tahap selanjutnya pada siklus ke II.
Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil ob-servasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pe-laksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis dengan hasil, yaitu: (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesu-ai dengan rencana walaupun belum sem-purna; (b) Siswa masih banyak yang belum memahami jalannya metode eksperimen; (c)
Suasana kelas masih gaduh belum mengarah pada suasana yang hidup dalam proses be-lajar mengajar; dan (d) Siswa masih sedikit
yang bertanya, sehingga guru banyak mem-berikan penjelasan.
Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I No. Nama Siswa Nilai
Ketuntasan Tunta s Tidak Tunta s 1. Alifia Silvia Arsetya 60 TT
2. Amanda Agristya
Ningrum 70 T
3. Anindya Diva 70 T
4. Ahmad Tulus Arrofik 80 T
5. Arwidya Mahendra 60 TT 6. Bagas Surya Maulana 70 T 7. Bintar Pratama 80 T 8. Daffa Mustika 70 T 9. David Harisangka 70 T
10. Debi Rinia Putri 70 T
11. Diva Shalhi Effendi 60 TT
12. Evada Mutiara Rahmadani 80 T 13. Fadilla Wadyahari Natasya 90 T 14. Fatma Ironi 80 T
15. Giusti Fara Wedya K 90 T
16. Haliza Nadiatus Zahra 60 TT 17. Hendriko Satriyo Ruskatama 60 TT 18 Herjuna Wahyu Alvan 90 T
19 Iza Zafa Makarin 90 T
20 Kirana Andini Janna
l 80 T 21 Martha Elfira W 60 TT 22 Melisa Nur'aini 70 T 23 Moch.Handista Ashar 80 T 24 Muhammad Naufal Rifqi 70 T 25 Muhammad Muntaqibun H 90 T 26 Nabila Permatasari 90 T 27 Novela Hayunda P 80 T 28 Putri Ananda P 60 TT 29 Reghita Wina P 70 T 30 Renandika Salsabilla 90 T 31 Sabrina Rosmawardani 60 TT
32 Tegar Dwi Saputro 70 T
35 Wynne Faiza Rosada 80 T 36 Yossep Brastito 90 T 37 Amelia Putri Budiarko 60 TT 38 Anggita Amaliyanti Sutarjo 80 T 39 Mayoma Cahya Lilinuha 60 TT Jumlah 2870 28 11 Rata-rata 75.5 3 73.68 28.95 Siklus Kedua Planning
Dengan memperhatikan refleksi pada siklus I maka diimplementasikan siklus II. Siklus II dimulai dengan perencanaan me-nyusun rencana pembelajaran pada konsep yang sama. Penggunaan metode eksperimen berdasarkan refleksi siklus I terdapat bebe-rapa perubahan yang harus diperbaiki. Per-baikan tersebut sesuai yaitu pertama tujuan dari kegiatan sudah sedikit diarahkan atau dipandu sesuai dengan hasil refleksi siklus I, kedua penggunaan tabel penilaian diri dan penialian teman.
Acting
Langkah-langkah dalam pembelajar-an pada siklus 2 meliputi pembukapembelajar-an, inti dpembelajar-an penutup.
Pertemuan I
A. Kegiatan awal (10 menit)
1) Motivasi: apakah kamu pernah melihat kilatan cahaya dilangit?
29
pembelajaran tentag perpindahan energi panas dan listrik.
2) Secara kelompok siswa melakukan kegiatan.
C. Kegiatan Akhir(10 menit)
1) Membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman
2) Memberi tugas setiap kelompok untuk membuat rangkaian listrik sederhana pada pertemuan berikut.
Pertemuan II
A. Kegiatan pendahuluan (10 menit)
1) Motivasi: bagaimana susunan baterai
pada lampu senter
2) Sebutkan macam-macam gejala kelistrikan
B. Kegiatan inti (100 menit)
1) Guru menjelaskan cara pembuatan
rangkaian listrik sederhana (2 model)
2) Secara kelompok siswa membuat rangkaian listrik:
C. Kegiatan penutup (10 menit)
1) Guru memberikan penghargaan atau
hasil kerja peserta didik.
2) Penegasan catatan siswa.
Observation
Peneliti yang sekaligus berperan sebagai observer mengamati proses pelak-sanaan pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru Kelas VI sebagai pene-liti. Dari hasil observasi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: (a) Guru selalu memu-satkan perhatian, memperjelas pendapat sis-wa, memberi waktu yang cukup untuk ber-fikir, mengajukan pertanyaan secara. Merata, membuat rangkuman dan memberikan. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 92,11% yang secara rinci disajikan pada Tabel 4; (b) Siswa selalu mem-perhatikan: (1) Guru sedang memberi
penje-lasan, (2) Siswa yang mengemukakan penda-pat dan pertanyaan (3) Siswa yang men-definisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal, selain itu siswa bersikap selalu melaksanakan perintah, melakukan penelitian, dan bekerja sama dengan kelompoknya. Dari hasil ini diper-oleh persentase aktivitas siswa sebesar 80% dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5; (c) Kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (2) Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Tabel 4 Aktivitas Guru pada Siklus II
No Kegiatan P1 Siklus II P2 ∑
1 Guru membuat RPP 3 4 7
2 Waktu yang digunakan sesuai rencana
3 3 6
3 Materi yang diberikan sesuai
dengan RPP 3 4 7
4 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan
3 4 7
5 Guru membimbing siswa
dalam melakukan eksperimen 3 3 6
6 Guru merangsang interaksi
antar siswa 3 4 7
7 Guru menggunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung
3 3 6
8 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas
3 4 7
9 Metode pembelajaran berpusat
pada siswa 3 4 7
10 Guru melaksanakan evaluasi 3 4 7
Jumlah 67
%Rata-rata 83.75
Aktifitas siswa yang sering dilakukan adalah mengemukakan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubu-ngan deberhubu-ngan konsep, dan memperhatikan temannya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok bahasan dengan alat atau gambar. Nilai hasil belajar siswa siklus II
secara rinci disajikan pada Tabel 6.
Tabel 5 Aktivitas Siswa pada Siklus II
No Indikator PSIKLUS II 1 P2 ∑ 1 Siswa Mempersiapkan Alat-Alat
Yang Diperlukan Dalam Eksperimen
3 4 7
2 Siswa Melakukan Eksperimen Sesuai Dengan Petunjuk Dari Guru
3 3 6
3 Kesungguhan Siswa Dalam
Melakukan Eksperimen 3 3 6
4 Hasil Kerja Siswa Dalam
Eksperimen 3 4 7
5 Kebersihan Tempat Setelah
Melakukan Eksperimen 3 3 6
Jumlah 32
%Rata-rata 80
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan eksperimen pada bidang studi IPA dapat dipertahankan dan meningkat lagi dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I sebesar 75,53, se-dangkan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 84,21. Perolehan persentase aktivitas guru sebesar 92,11% dan aktivitas siswa sebesar 80%. Hal ini dapat dikatakan bahwa guru dalam penyampaian materi pembelajar-an dengpembelajar-an melakukpembelajar-an eksperimen sesuai dengan harapan karena dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah dilakukan. Dalam re-fleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran. Data yang terse-dia kemuterse-dian terse-dianalisis, dengan hasil sebagai
memahami konsep IPA dengan mudah de-ngan diterapkannya metode demonstrasi eksperimen; (c) Suasana kelas menjadi suasana lebih hidup; dan (4) Siswa sudah mulai berminat dan sudah terbiasa bertanya kepada guru.
Table 6 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II No. Nama Siswa Nilai
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak 1. Alifia Silvia Arsetya 80 T
2. Amanda Agristya
Ningrum 90 T
3. Anindya Diva 100 T
4. Ahmad Tulus Arrofik 80 T
5. Arwidya Mahendra 90 T 6. Bagas Surya Maulana 70 T 7. Bintar Pratama 60 TT 8. Daffa Mustika 80 T 9. David Harisangka 90 T
10. Debi Rinia Putri 80 T
11. Diva Shalhi Effendi 80 T
12. Evada Mutiara
Rahmadani 60 TT
13. Fadilla Wadyahari
Natasya 100 T
14. Fatma Ironi 90 T
15. Giusti Fara Wedya K 90 T
16. Haliza Nadiatus Zahra 60 TT 17. Hendriko Satriyo Ruskatama 80 T 18 Herjuna Wahyu Alvan 70 T
19 Iza Zafa Makarin 80 T
20 Kirana Andini Janna l 90 T
21 Martha Elfira W 70 T 22 Melisa Nur'aini 90 T 23 Moch.Handista Ashar 80 T 24 Muhammad Naufal Rifqi 90 T 25 Muhammad Muntaqibun H 60 TT 26 Nabila Permatasari 80 T 27 Novela Hayunda P 70 T 28 Putri Ananda P 80 T 29 Reghita Wina P 90 T 30 Renandika Salsabilla 90 T 31 Sabrina 90 T
31 No. Nama Siswa Nilai Tuntas Ketuntasan Tidak Tuntas 34 Wahyu Andrianti P 80 T 35 Wynne Faiza Rosada 90 T 36 Yossep Brastito 100 T 37 Amelia Putri Budiarko 90 T 38 Anggita Amaliyanti Sutarjo 80 T 39 Mayoma Cahya Lilinuha 90 T Jumlah 3200 35 4 Rata-rata 84.21 92.11 10.53 Interpretasi Data
Dari hasil penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,58 siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,53 dan pada siklus II mengalami peningkatan men-jadi sebesar 84,21. Hal ini menunjukkan bah-wa dengan melakukan eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar melalui materi pokok perpindahan energi panas dan listrik di bidang studi IPA pada siswa Kelas VI SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester II secara signifikan. Peningkatan prestasi belajar siswa dari awal siklus, siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 1.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat di-simpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,58 (rendah), siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,53 (cukup) dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 84,21 (baik). Bukan hanya nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan selain itu ketuntasan belajar siswapun juga mengalami peningkatan dari sebelum siklus yaitu sebesar 48,39% meningkat pada siklus ke I dengan persentase 73,68% dan setelah diadakan penelitian lanjutan pada siklus ke II ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan kembali dengan persentase 92,11%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar terhadap materi perpindahan energy panas dan listrik bidang studi IPA pada siswa Kelas VI SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester II secara signifikan. Setelah pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan Metode eksperimen, banyak siswa yang merasakan manfaatnya sehingga dapat mengikuti pela-jaran dengan penuh semangat dan berdasar-kan hasil pengamatan terdapat peningkatan prestasi belajar. Dengan menggunakan meto-de yang variatif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Gambar 1 Perkembangan Hasil Belajar Siswa Saran
Saran yang dapat diberikan berdasar-kan hasil penelitian, yaitu: (a) Mengingat pentingnya metode Ekperimen sebagai upaya menunjang Cara Belajar Siswa Aktif di sekolah maka diharapkan agar para guru untuk menerapkan metode dalam proses
ke-giatan belajar mengajar di kelas; (b) Hendak-nya guru dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran dan konsep yang diajarkan; dan (c) Metode belajar yang digunakan dapat membuat siswa tidak merasa bosan dan sukar.
DAFTAR RUJUKAN
Anton.1989. Penerapan Aljabar Linear.
Jakarta: Erlangga.
Arikunto, S.1987. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Hadi, S. 1986. Metodologi Research. Yogya-karta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Hamalik, O. 1980. Metodologi Belajar dan
kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:
Tarsito.
Kistona, AR. 2002. Classroom Action
Rese-arch. Makalah disajikan dalam
Pela-tihan Wakasek Kurikulum SD se Jawa Timur, BPG, Surabaya, tahun 2002. Koenoesantoro. 2002. Evaluasi
Pembelajar-Masturmudi. 2002. Inovasi Pendidikan. Ma-kalah disajikan dalam Pelatihan Waka-sek Kurikulum SD Se Jawa Timur, BPG, Surabaya, tahun 2002.
Mutmainah Amini. 2002. Pengalaman
Proses Pembelajaran Metode Demons-trasi Eksperimen di Malang. Makalah
disajikan dalam Seminar Pembelajaran Kontruktivisme pada SD, Jurusan FMIPA UM, Malang, tahun 2002. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
2002. Petunjuk Teknis Penelitian IPA. Jakarta: Depdiknas.
Rahadi. 2003. Dinamika Kekuasaan
Ekono-mi Politik Indonesia Pasca-Soeharto. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 SEBELUM SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II 66.58 75.53 84.21 50.00 73.68 92.11 RATA-RATA KETUNTASAN BELAJAR