BEKASI, 22 FEBRUARI 2011
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BALAI IRIGASI
Kondisi jaringan irigasi di lapangan banyak yang
mengalami kerusakan.
Ketersediaan air baik secara kualitas maupun
kuantitas semakin menurun, sementara
kebutuhan semakin meningkat.
Inovasi budidaya yang hemat air saat ini banyak
dikembangkan dalam budidaya padi antara lain
metode
System of Rice Intensification
(SRI) dan
Indeks Pertanaman (IP) 400.
Tahun 2010 dilakukan uji coba model neraca air
yang telah teruji meliputi interval pemberian air
irigasi maupun pola operasi irigasi yang sudah
diujicoba pada skala tersier
• Validasi model simulasi alokasi air SRI skala DI
• Penerapan pola operasi irigasi SRI di beberapa lokasi
Naskah Ilmiah
berupa rancangan
pedoman teknis pola
operasi irigasi SRI
tingkat DI
• IP 400 Sumedang, melanjutkan di lokasi yang sama untuk mendapatkan
keberlanjutan data
• IPAT-BO, menggunakan data sekunder berdasarkan pengamatan pihak terkait
Naskah Ilmiah berupa
rancangan pedoman
teknis pola operasi
irigasi pada budidaya
non SRI
1
Hipotesis yang mendasari kegiatan penelitian ini adalah
pengaplikasian irigasi hemat air pada skala daerah irigasi
tidak hanya dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan
produktifitas air (
Water Productivity
), akan tetapi akumulasi
penghematan dapat berpengaruh positif terhadap pola
operasi pada bangunan induk terkait dengan manajemen
pengelolaan air. Akumulasi penghematan air irigasi juga
dapat diterapkan pada metode budidaya padi lainnya jika
diterapkan pada skala yang lebih luas, serta dapat
meningkatkan produktifitas air (
Water Productivity
).
Lokasi
1) Penelitian validasi model simulasi pola operasi irigasi hemat
air sebagai penelitian lanjutan akan dilakukan di Daerah
Irigasi Mrican Kanan, Jombang, Jawa Timur (lanjutan).
2) Pengembangan Irigasi Hemat Air pada budidaya padi
mendukung IP 400 dilaksanakan di Desa Cibereum Wetan,
Kecamatan Cimalaka, Kab. Sumedang, Jawa Barat. Penelitian
di lokasi tersebut melanjutkan penelitian musim tanam
ketiga dimana MT I dan MT II sudah dilakukan pada tahun
2010.
No Uraian kegiatan Januari Februari Maret April
1 Persiapan : penyusunan KAK,
diskusi kegiatan, pelaporan
Penyusunan KAK dan diskusi internal
Pembahasan KAK oleh tim evaluator Balai dan Pusair
• Penyusunan laporan awal
2 Survey awal ,koordinasi
pelaksanaan kegiatan,
pelaporan, pengumpulan data penunjang
• Koordinasi dg BPTP Jabar, BB Padi serta kelompok tani terkait IP 400 • Koordinasi dg Dinas PU
Jombang, BBWS Brantas, PSAWS Kediri terkait validasi model SRI skala DI • Koordinasi dg PJT II terkait
penerapan irigasi intermittent
• Diskusi teknis dg narsum terkait
3 Pelaksanaan penelitian,
pengumpulan data
• Survey lokasi yang memungkinkan untuk penerapan operasi irigasi intermittent, IP 400 • Diskusi teknis dg narsum terkait metodologi penelitian • Perbaikan jaringan dan Pemasangan Alat Ukur (sesuai hasil survey awal) • Penempatan alat ukur pada lokasi/jaringan yang memerlukan verifikasi • Pengamatan lanjutan untuk IP 400 • Verifikasi parameter input model simulasi dari lapangan, perbaikan model simulasi
karakteristik tanah secara
acak yang mewakili hulu tengah dan hilir.
Pengamatan kehilangan air
di saluran primer dan sekunder
Kalibrasi alat ukur di
jaringan
Data input RTTG detail Pengamatan kebutuhan air
di tersier bagian hulu
Perbaikan metode
perhitungan model alokasi
V
ALIDASIM
ODELA
LOKASIA
IRDI. M
RICANMH I MH II (Tanam I) MK I (Tanam II) MK II (Tanam III) Sisa Waktu 7 Hari MH I (Tanam IV) (MP 2009/2010) Total 365 hari Varietas umur genjah Varietas umur genjah Varietas umur sangat genjah Varietas umur sangat genjah Varietas umur genjah 7 90 HST 7 75 HST 7 75 HST 7 90 HST 15 15 15 15
= Persemaian dilakukan 15 hari sebelum panen
= Pengolahan tanah = Tanam sampai panen
• Waktu yang tersedia harus sama atau kurang dari 12 bulan untuk 4 musim tanam atau kurang dari 3 bulan/musim
• Persediaan air ada sepanjang tahun
• Semua kegiatan perlu dilaksanakan secara cepat bahkan ada kegiatan yang bersifat tumpang tindih, misalnya penyemaian benih dilakukan sebelum panen.
• Padi ditanam dalam satu hamparan secara serentak, karena jika tidak demikian jenis dan intensitas hama dan penyakit akan meningkat.
Data yang diambil
Alat ukur/Metode
Irigasi
Cut Throat Flume, LTF
Drainase
CTF
Tinggi genangan (di petak kontrol)
Slooping gauge
Tinggi muka air tanah (di petak kontrol)
Piezometer
Data kondisi tanah (fisika)
Sampel tanah dan analisa lab.
Kehilangan air
Current meter, CTF
Lokasi titik kontrol
Penelusuran jaringan
Validasi model simulasi alokasi air SRI skala DI
1) Pengumpulan Data Kebutuhan Air di DI. Mrican Kanan (Lanjutan MK I 2010)
2) Pengukuran kehilangan air di saluran dengan alat ukur pembanding.
3) Menghitung ulang alokasi air pada setiap titik kontrol dengan metode
LPR-FPR dan metode kebutuhan air SRI dengan excel.
Mulai
Perhitungan ketersediaan Debit rata-rata 10 harian Intake Mrican Kanan
Perhitungan kebutuhan Air SRI sesuai dengan fase tanam (Olah tanah, Awal, Generatif, dan Pematangan)
Kebutuhan Air total dilahan (Kebutuhan Air SRI x Luas areal )
Kebutuhan Air dijaringan (Kebutuhan Air di lahan x Efisiensi
)
Kalikan Faktor K Kebutuhan air cukup
?
Selesai Pengumpulan Data
Debit Intake Bendung, Skema Daerah Irigasi, Luas Baku Sawah, Kebutuhan air SRI, Efisiensi saluran, Periode Tanam
Ya
Tidak
Pengumpulan Data 1Debit Intake Bendung 2Skema Daerah Irigasi 3Luas Baku Sawah 4Koefisien LPR 5Koefisien FPR 6Efisiensi saluran 7Periode tanam Ya Tidak Kebutuhan air cukup
?
Kebutuhan Air dilahan (Total LPR x FPR )
Mulai
Perhitungan ketersediaan debit rata-rata 10 harian intake Mrican Kanan
Perhitungan kebutuhan Air sesuai dengan fase taman
(Bibit, Garap, Tanam)
Total LPR
(Koefisien LPR x Luas areal )
Kebutuhan air dijaringan (Kebutuhan Air di lahan x Efisiensi
)
Kalikan Faktor K
Selesai
BIBIT
GARAP
TANAM
Metode
Perhitungan
Alokasi air
rata-rata per 10
harian
(m
3
/det)
Efisiensi
penghematan
(%)
SRI Jawa Barat
9.40
46.29
SRI Jombang
11.14
36.42
Eksisting Mrican
Kanan (dg
metode
LPR-FPR)
17.52
•Aplikasi irigasi di lahan secara intermittent
Pemberian irigasi di lahan dilakukan mengacu pada metode pemberian air yang optimal berdasarkan hasil penelitian, yaitu pemberian air SRI Jabar.
•Pengambilan debit dari intake tersier secara kontinyu
Pengambilan debit dilakukan secara kontinyu dengan jumlah lebih kecil dibandingkan dengan konvensional dan menyesuaikan dengan fase budidaya, yaitu fase pengolahan lahan 1,25 l/det, padi muda (vegetatif anakan) 0,43 l/det, padi dewasa (pembungaan dan pengisian bulir) 0,83 l/det dan padi tua (pematangan) 0,31 l/det.
•Rotasi dilakukan di boks tersier (rotasi petakan kuarter) bila diperlukan
Rotasi dilakukan dengan membagi petak-petak kuarter berdasarkan kondisi eksisting jaringan irigasi dan pengambilan air tiap petak bila jumlah air terbatas. Interval waktu untuk pengolahan lahan adalah 10 harian. Untuk masa budidaya interval yang digunakan adalah 5 harian.
•Pemodelan operasi irigasi
Selain dengan observasi di lapangan, disusun pula model matematis berdasarkan persamaan water balance menggunakan data debit, hujan serta kondisi kadar air tanah di beberapa petak kontrol. Dengan demikian dapat dievaluasi parameter-parameter teknis yang mempengaruhi operasi irigasi seperti Kc (koefisien tanaman) untuk tanaman padi SRI dan besarnya kehilangan air di tingkat tersier yang dapat digunakan sebagai bahan penyempurnaan Kriteria Perencanaan (KP).
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Naskah Ilimah Pengkajian Efisiensi Penggunaan Air Irigasi Permukaan
I. Persiapan
1. Diskusi internal 2. Studi pustaka 3. Penyusunan KAK
4. Survai Awal penentuan lokasi (bekerjasama dengan pihak terkait)
II. Pelaksanaan (mencakup koordinasi, pengumpulan data, diskusi teknis, pengamatan lapangan, analisis dan olah data)
A. Validasi model simulasi SRI skala DI
a. Penentuan metodologi validasi model simulasi alokasi air pada daerah irigasi
b. Penempatan alat ukur debit, water table, verifikasi pola operasi irigasi dengan pola eksisting c. Pengamatan data kebutuhan air d. Evaluasi dan perbaikan model simulasi
B. Penyempurnaan rekomendasi teknis pola irigasi hemat air dengan berbagai inovasi teknologi budidaya padi non SRI
a. Penelusuran jaringan b. Identifikasi dan pemetaan c. Pemasangan alat ukur
d. Sosialisasi dan pelatihan pengukuran dan pengamatan
e. Pengamatan operasi irigasi pada jaringan irigasi f. Evaluasi, pengolahan dan analisis data g. Penyempurnaan draft rekomendasi teknis
C. Workshop Irigasi Hemat Air
a. Koordinasi kegiatan dengan stakeholder.
b. Persiapan dan penyusunan skenario/proposal workshop.
c. Identifikasi target group dan calon peserta. d. Penyiapan lokasi workshop, alat peraga jika
diperlukan, materi pokok maupun pendukung yang disampaikan.
e. Penyampaian informasi serta undangan calon peserta, kepada pihak terkait.
f. Pelaksanaan workshop. g. Evaluasi.
III. Pelaporan
1. Penyusunan Lap. Awal 2. Penyusunan Lap. Interim 3. Penyusunan Konsep Lap. Akhir 4. Penyusunan Lap. Akhir
Desember
Januari Februari Maret April Mei Juni
NO. Tahapan Pelaksanaan
BULAN