Perpustakaan Perguruan Tinggi mempunyai peran penting di dalam sebuah universitas. Perpustakaan di perguruan tinggi menyimpan berbagai macam koleksi, seperti buku, jurnal, laporan tahunan serta layanan yang bersifat digital. Perpustakaan perguruan tinggi harus ada di setiap perguruan tinggi.
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: buku pedoman (1994:3) dinyatakan bahwa : Perpustakaan perguruan tingi adalah unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi dengan cara memilih, menyinpan, mrngolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.
Sedangkan menurut Soedibyo (1987:1) perpustakaan perguruan tinggi adalah “suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama dengan uint lainnya tetapi dalam peranan berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakn tri dharma”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perguruan tinggi harus mempunyai perpustakaan. Karena itu adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh perguruan tinggi.
Kebutuhan setiap perpustakaan dari waktu ke waktu terus berubah, Semakin banyaknya kebutuhan yang diinginkan sebuah perpustakaan mengharuskan menyiadakan koleksi terbaru agar perpustakaan tersebut biar tetap up date. Maka itu perlu di lakukan penyiangan koleksi agar koleksi tidak terlalu banyak dan tidak menumpuk.
2.1.1 Tujuan perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan dari pendidikan perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dari perguruan tinggi tersebut, sekaligus juga meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan juga untuk mencerdaskan setiap orang yang bernaung di perguruan tinggi tersebut.
Menurut Sulistyo-Basuki (1993:52) secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajaran dan mahasiswa, sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.
b. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program sarjana dan pasca sarjana.
c. Menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan.
e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.
Dalam buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi (1979:1) dinyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar, serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi, yang meliputi lima aspek yaitu : a. Pengumpulan informasi b. Pelestarian informasi c. Pengolahan informasi d. Pemanfaatan informasi e. Penyebarluasan informasi
Sedangkan menurut buku pedoman umum pengolahan koleksi perpustakaan perguruan tinggi (1999:4) dinyatakan bahwa : sebagai integral dari suatu perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang pelaksaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tujuan dari perpustakaan sangat baik dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan setiap orang, bangsa dan negara.
2.1.2 Fungsi dari Perpustakaan Perguruan Tinggi
Agar perpustakaan perguruan tinggi dapat berjalan dengan maksimal maka harus mempunyai fungsi-fungsi yang seperti dijelaskan di bawah ini.
Menurut buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi (1979: 3) : fungsi perpustakaan dapat ditinjau dari beberapa segi proses pelayanan.
a. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi yang didukung sesuai dengan perannya perpustakaan, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tiga macam fungsi yaitu :
1) sebagai pusat pelayanan informasi 2) sebagai pendidikan dan pengajaran
3) sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitian
4) sebagai pusat pelayanan informasi untuk pengabdian kepada masyarakat
b. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi ditinjau dari beberapa segi proses pelayanan . 1) sebagai pusat pengumpulan informasi
2) sebagai pusat pelestarian informasi 3) sebagai pusat pengolahan informasi 4) sebagai pusat pemanfaatan informasi 5) sebagai pusat penyebaran informasi
c. Ditinjau dari segi pelaksanaannya, pada setiap fungsi perpustakaan perguruan tinggi tersebut di atas dua sifat fungsi yaitu :
1) fungsi yang bersifat akademis edukatif 2) fungsi yang bersifat administrasif teknis
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gagasan-gagasan para ahli itu benar. Harus ada fungsi yang seperti mereka sebutkan tadi. Yang mana fungsi-fungsi tersebut harus berjalan dengan baik. Menurut para ahli apabila suatu perpustakaan ingin maju maka sebuah perpustakaan tersebut harus menerapkan fungs-fungsi yang telah mereka sebutkan tadi.
2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tiap-tiap perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan perguruan tinggi tersebut. Ada suatu perpustakaan perguruan tinggi yang hanya melayani pengguna saja tetapi ada juga perpustakaan perguruan tinggi yang melayani pengguna melakukan proses peminjaman buku serta transaksi peminjaman dan pengembalian buku.
Menurut Sjahrijal-Pamuntjak (2000:5) Tugas perpustakaan adalah :
Melayani keperluan para mahasiswa dari tingkatan persiapan sampai kepada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para penelitian yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan.
Menurut pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan umum (2000:5) tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta kampus.
Pendapat lain tentang tugas perpustakaan menurut Wiese (1999:11) menguraikan: a. Mensuplai informasi
b. Mengemban hasrat ingin tahu
c. Memberikan inspirasi, ide baru dan semangat ingin maju d. Memberikan bermacam-macam pandangan dan pendapat e. Membantu siswa belajar mandiri
f. Memberikan ketrampilan penggunaan jasa perpustakaan
g. Meningkatkan ketrampilan membaca dan memperkaya perbendaharaan kata h. Menyajikan karya sastra yang baik
i. Memberikan informasi tentang karir dan hobi
j. Sebagai batu loncatan untuk mengenal jasa perpustakaan Adapun tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah :
1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang d butuhkan untuk pengajaran.
2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studinya.
3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi para peneliti.
4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap tugas perpustakaan perguruan tinggi itu berbeda-beda dan tidak sama serta mempunyai tugas yang berbeda juga. Perpustakaan yang pada umumnya melayani pengguna baik dari masyarakat sampai kepada mahasiswa dan dosen. Oleh karena itu, perpustakaan mempunyai peranan penting di dalam kehidupan.
2.2 Pengertian Penyiangan
Penyiangan adalah suatu praktek mengeluarkan bahan pustaka dari koleksi yang copynya kelebihan, dan koleksi yang jarang digunakan serta koleksi yang informasinya kurang tepat dan kurang relevan untuk kurikulum yang dibutuhkan oleh mahasiswa (Yulia :1999;198-199).
Sedangkan menurut Thompson (1943:148) Penyiangan adalah suatu praktek yang dilakukan untuk menarik koleksi atau mengirim koleksi yang kelebihan copy serta jarang digunakan dimana tingkat pemakaiannya sangat rendah.
Sedangkan menurut M. P. Douglas dalam Siregar (1999;17-18) adalah suatu proses untuk mengeluarkan bahan pustaka dari koleksi perpustakaan, dimana koleksi tersebut sudah usang isinya atau rusak yang tidak mungkin diperbaiki lagi.
Menurut Sulistyo Basuki dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan (1991:271-274) disebutkan bahwa preservation atau pelestarian mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk di dalamnya kebijakan pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpannnya. Conservation atau pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut.
Kebijakan pengawetan dan pelestarian bahan pustaka suatu perpustakaan berkaitan dengan perencanaan serta kegiatan mengurangi kerusakan bahan pustaka. Kegiatan-kegiatan pengawasan lingkungan dan fisik materi dan gedung, pengembangan perencanaan kesiagaan terhadap kerusakan bahan pustaka, usaha alih media/bentuk, serta perawatan preventif dan perbaikan dituangkan dalam program yang terpadu. Harus ditunjuk orang, bagian atau pihak tertentu yang bertanggung jawab atas program pengawetan dan pelestarian ini, yang dapat bekerja sama dengan
berbagai pihak, termasuk di dalamnya pihak administrasi perpustakaan, pengawas gedung (maintenance), dan pihak atasan dari instansi induk setempat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan pengguna yang meningkat dan berubah dari waktu ke waktu, serta pengembangan koleksi perpustakaan yang dilakukan secara terus menerus menyebabkan makin bertambah banyaknya koleksi yang ada di perpustakaan. Sebagian koleksi pustaka akan berkurang manfaatnya, misalnya karena ada perkembangan baru sehingga diperlukan edisi mutakhir. Ada koleksi pustaka yang walaupun usia terbitannya sudah tua, tetapi nilainya makin tinggi, baik nilai ilmiahnya (intrinsik), maupun nilai fisiknya (ekstrinsik). Koleksi pustaka tersebut merupakan karya langka, memuat sejarah perkembangan ilmu pengetahuan serta diakui sebagai akar perkembangan ilmiah masa kini. Masalah lain adalah makin terbatasnya ruang perpustakaan tempat menyimpan koleksi dan makin tingginya biaya pemeliharaan, sehingga perlu mengurangi buku-buku yang benarbenar sudah tidak bermanfaat. Berdasarkan hal tersebut, maka usaha penyegaran koleksi melalui kegiatan penyiangan koleksi perpustakaan menjadi sangat penting, terutama untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna dan misi perpustakaan.
Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan koleksi dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat diberikan ke perpustakaan lain , atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi. Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru . pemilihan bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan dan guru, kemudian untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran, kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
2.2.1 Tujuan Penyiangan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kebijakan penyiangan koleksi (weeding) di Universitas Sumatera utara Penyiangan adalah proses mengeluarkan koleksi dari rak karena koleksi tersebut sangat rusak, terbitan lama, tulisannya kurang difahami, kurang diminati, kurang relevan, terlalu banyak eksemplarnya atau telah ada edisi terbaru. Penyiangan (weeding) dilakukan dalam
rangka menjaga kemutakhiran dan daya guna koleksi perpustakaan sehingga perpustakaan semakin diminati dengan koleksinya yang segar dan up-to date. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif kualitatif, yaitu peneliti mengambil data dengan cara observasi langsung ke lokasi penelitian, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Universitas Sumatera Utara telah melakukan kegiatan penyiangan dan memiliki kriteria serta prosedur penyiangan bahan pustaka namun belum memiliki kebijakan penyiangan secara tertulis. Maka diharapkan agar Universitas Sumatera Utara memiliki kebijakan penyiangan secara tertulis demi meningkatkan kinerja perpustakaan sebagai penyedia informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan penyiangan adalah suatu praktek untuk mengerluarkan bahan pustaka yang mana bahan pustaka tersebut tidak dapat di gunakan lagi.
2.2.2 Fungsi Penyiangan
Fungsi penyiangan adalah untuk menjaga agar koleksi perpustakaan tetap sesuai dengan keperluan masyarakat pemakai.Di samping itu penyianaganyang di kerjakan pustakawan juga berfungsi untuk memudahkan pemakai mengetahui buku-buku yang masih segar dan menarik.
Fungsi dari kegiatan konservasi dan preservasi sebagai upaya pengawetan dan pelestarian bahan pustaka adalah sebagai berikut:
a. Fungsi melindungi,adalah untuk melindungi bahan pustaka supaya terjaga kelestariannya b. Fungsi pengawetan, untuk membuat bahan pustaka menjadi lebih awet dan tahan lama c. Fungsi kesehatan, adalah terjaga kebersihannya sehingga petugas maupun pengguna
perpustakaan terjaga kesehatannya
d. Fungsi pendidikan, adalah melatih atau mendidik pengguna untuk lebih memperhatikan penggunaan dan perlakuan terhadap bahan pustaka
e. Fungsi kesabaran, adalah melatih kesabaran karena untuk merawat bahan pustaka diperlukan kesabaran yang besar
f. Fungsi sosial, adalah mampu menciptakan komunikasi dan hubungan dengan pihak luar g. Fungsi ekonomi, adalah menghemat anggaran dalam kegiatan pemeliharaan bahan
pustaka
h. Fungsi keindahan, karena dengan kerapian dan kebersihan bahan pustaka maka akan tercipta keindahan sehingga pengguna akan merasa senang
Pada Perpustakaan USU penyiangan yang dilakukan berfungsi untuk melestarikan ilmu pengetahuan dan menunjang kurikulum pendidikan. Penyediaan buku-buku baru yang sesuai dengan kurikulum yang sedang berjalan ini juga akan bermanfaat dalam menunjang penelitian.
Dikumpulkan di dalam suatu tempat. Selanjutnya bahan pustaka tersebut diperiksa satu persatu dengan baik dan teliti, serta disesuaikan dengan pedoman pelaksanaa penyiangan.
Apabila koleksi tersebut sudah disesuaikan, maka koleksi yang tergolong sudah out of date disisihkan dari koleksi yang memerlukan perbaikan. Bahan pustaka yang tergolong sudah tidak sesuai dengan informasi
2.2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG BISA MERUSAK BUKU
Menurut Tauber, Maurice F. (1983: 1) menyatakan bahwa faktor-faktor yang bisa merusak buku adalah :
a. Faktor Biotis (termasuk jamur dan serangga)
Bahan pustaka yang sudah menderita penyakit jamur biasanya warna kertasnya berubah menjadi kuning, karena memang jamur bisa menyebabkan berubahnya warna kertas, di samping itu jamur bisa menyebabkan kertas lengket satu dengan yang lain sehingga halaman bahan pustaka tersebut tidak bisa dibuka dan kalau hal ini dipaksa, halaman itu bisa robek. Jamur bis a t umbu h su bur karena ke le mba ba n udara yang t inggi Jamur akan berhent i berkembang biak kalau kele mbaban udara tidak sesuai.. Hal ini ditandai dengan adanya bint ik-bintik coklat pada bahan pustaka tersebut. S e r a n g g a s a n g a t b e r b a h a y a b a g i b a h a n p u s t a k a . R a ya p misalnya akan memakan buku jika kayu di sekitarnya sudah habis dimakannya. untunglah sekarang ini banyak rak yang, terbuat dari logam sehingga rayap tidak bisa memakannya. Kecoa sangat merusak buku dengan cara meningggalkan noda pada kertas. Di samping, itu kotorannya yang berupa cairan dapat merusak keutuhan buku. Hal yang bisa mengundang hadirnya kecoa adalah sisa-sisa makanan yang tercecer. Itulah sebabnya mengapa di ruang baca perpustakaan d ilar a ng ma ka n at au me mba w a ma k a na n. Ta ng a n ya ng ak a n memegang bahan makanan juga harus bersih bebas dari noda minyak karena kalau buku itu ternoda minyak akan mengundang bahaya serangan Serangga. S e r a n g g a ya n g c u k u p b e r ba h a ya a d a la h n g e n g a . B inat a ng in i me milik i t u bu h t ip is ber war na co k lat d a n s a ngat ge mar hid u p da n berk e mba ng bia k d i t e mp at ya ng g e la p s e p e r t i mis a ln ya d id a la m bu k u , r a k , a lma r i d a n t empat -tempat la in yang, se je nis. Sasaran dari ngengat adalah perekat buku yang terletak di punggung dan sampul buku. Serangga lain
yang cukup berbahaya adalah apa yang disebut dengan kutu buku. Sebetulnya binatang, ini adalah sangat kecil berwarna abu-abu dan putih, badannya lemah sedangkan kepalanya relatif lebih besar dengan gigi yang kuat. B inat ang ini me nyera ng per mukaa n kert as sehingg a mengakibatkan huruf-huruf banyak yang hilang dan akibatnya buku tersebut sulit dibaca. b. Faktor fisika
Suhu udara ya ng t ingg i dapat me mp ercepat pro ses perusakan kertas karena kertas menjad i kering dan pecah-pecah dan rapuh. Kelembaban yang tinggi dapat menyuburkan t u mbu h n ya ja mu r d a n s e ba ik n ya k e le mb a b a n ya ng r e nd a h dapat menyebabkan kertas menjadi kering dan cepat hancur. Se la in it u s ina r mat a har i ya ng la ng s u ng me ng e na i buk u a k a n me r u s a k bu k u . D e bu ju g a b is a me n ja d i mu s u h b u k u karena se lain mengganggu kesehatan, debu dapat menimbu lkan noda-noda, mengaburkan tulisan dalam buku menularkan jamur.
c. Faktor kimia
Bahan pencemaran udara banyak bervariasi dan yang ber be nt uk g a s pe nce mar a n, p art ike l lo g a m sa mp a i u ns u r ya ng be sar sep ert i mis a lnya debu da la m udara merupakan s a la h s a t u p e n ye b a b b e s a r r u s a k n ya k e r t a s d a n b a h a n o rga nik la in ya ng bis a me n imbu lk a n no da- no d a per ma ne n pada kertas tersebut. Pence maran tadi bisa dikendalikan dengan cara menjaring udara.
d. Faktor Manusia
Buka n ha nya s era ngg a s a ja ya ng merup a ka n mu su h besar buku, tetapi juga manusia. Hanya dengan cara me megang buku saja sudah bisa merusak buku. Tangan yang kotor atau berminyak bisa mengganggu kondisi buku karena tangan ya n g b e r min ya k b is a me nd a t a ng k a n k e c o a a t a u s e r a ng g a la in. Be lu m lag i ada t angan ja hil ya ng senga ja mero bek kert as dan sekedar menco rat-coret dengan st abilo s a mbil memberi komentar yang tidak perlu. Sering kali kita lihat ada o rang yang se nga ja me lipat bagia n t ert ent u sebagai bat as ha la ma n ya ng a ka n d ifo t o ko pi, le b ih- le b ih p ad a buku ba nya k ha la ma n n ya t e ba l, mis a ln ya E ns ik lo pe d i da n k a mu s. Keru s ak a n in i ak a n bert a mba h be sar k are na buk u- bu ku t e ba l it u haru s d it e ka n ap a bila d ifo t o co p y. Disamping itu, cara penempatan buku pada rak secara c e r o bo h b is a me r u s a k bu k u , M is a ln ya me ne mp a t k a n bu k u terlalu
padat didalam jajaran rak karena kalau dipaksa, bagian kulit dan punggung akan lekas rusak. Karena itulah ada ketentuan dala m hal penempatan buku pada rak, yaitu pustakawan tidak bakal memenuhi seluruh rak dengan buku, sehingga rak menjadi penuh. Harus ada tempat yang kosong.
e. Faktor bencana alam
Ke bakaran at au banjir misa lnya merupakan be nca na ya ng bis a t iba-t iba t erjad i. Kewaspad aa n dan ke s iapa n pent ing, sehingga bisa dia mbil tindakan yang cepat dan t e p a t u nt u k b is a me ng u r a ng i r e s ik o k e r u s a k a n a p a b i la be nar- be nar t er ja d i, mis a ln ya me n yia pk a n a lat p e ma da m kebakaran di set iap ruangan. Usaha pencegahan kerusakan bu k u me ma ng ha r u s d i la k u k a n s e d in i mu ng k in. H a l in i . memang jauh lebih ba ik dan mudah d ibandingkan dengan melakukan perbaikan terhadap buku yang terlanjur rusak.
2.2.4 PENCEGAHAN KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA
Menurut Tauber, Maurice F. (1983: 3) Menyatakan bahwa pencegahan kerusakan bahan pustaka adalah sebagai berikut:
a. Vacuum cleaner
Membersihkan buku dan rak tempat penyimpanan buku secara berkala merupakan langkah untuk mencegah kerusakan buku, terutama adalah debu. Untuk membersihkan buku yang mudah lepas, digunakan s ikat atau kalau tidak ada s ikat juga boleh digunakan kuas.
Va c u m c l e a n e r ju g a b is a d i ma n fa a t k a n d e n g a n sedikit peringatan yaitu karena daya isapnya yang sangat kuat makes alat ini digunakan secara hati-hati. Pergunakan Vac uu m Cl ean e r in i u nt uk me ng is ap d e bu ya ng me ngo t o ri t e mp a t p e n y i mp a n bu k u d a n ba g ia n l u a r bu k u p a d a ya ng mas ih baik/kuat dan jangan pada buku yang sudah rapuh karena bisa berakibat semakin rusaknya buku tersebut. Ka r e t b u s a a t a u s p o n d a p a t ju g a d ip a k a i u nt u k me mber s ihk a n buku dar i d e bu. Se ba ik n ya k aret bu s a in i d ip e r g u n a k a n m e m b e r s i h k a n d a r i a r a h t e n g a h t e r le b i h da hu lu baru ke arah p ingg ir. No da-no da ya ng sukar d ih ila ng k a n d e ng a n k u a s a t a u s ik a t b is a d i la k u k a n d e ng a n karet penghapus.
Me let akkan buku pada le mar i kaca merupakan sa la h sat u car a u nt uk me ng h ind ar i ser a nga n d e bu. N a mu n de mik ia n, Bu ku- buk u ya ng d it e mp at ka n pa da le ma r i ka ca it u masih tetap harus dibersihkan secara berkala.
c. A C (Air Conditioning)
Memasang AC pada ruangan perpustakaan juga merupakan sa lah satu cara untuk merawat buku. Dengan me masang AC, berarti ruangan harus dala m keadaan tertutup berarti mengurangi masuknya debu, AC ini bisa membantu menurunkan ke lembaban udara, Mencegah perke mbangan tumbuhnya ja mur p a d a b u k u . S e la in it u A C ju g a b is a me ng a t u r s u hu d a n kelembaban udara ruangan sesuai dengan standar penyimpana n bu k u ya it u a nt a r a 2 0 s . d . 2 4 d e r a ja t c e lc iu s d a n ke le mba ban a nt ara 45 s. d. 60 RH. Sebaik nya AC ini d ihidupkan 24 jam, karena bila tidak justru akan lebih menjadi buruk kondisi buku.
d. Insektisida
Agar ruanga n pe nyimpa na n buku at au ruangan baca buk u d ap at t er be ba s dar i s era ng a n ser a ngg a, Se ba ik n ya dind ing, langit- langit, rak buku dan tempat penyimpanan s e c a r a b e r k a la d i s e mp r o t d e n g a n b a h a n I n s e k t is id a . S e r a n g g a t id a k me n yu k a i b a u - b a u ya n g b e r b a u k a mfe r , n apthalene ball dan bahan yang sejenis.
e. Sinar matahari
Sinar matahari harus dicegah langsung masuk melalui je nd e la , k a r e na S in a r ma t a ha r i la ng s u ng b is a me r u s a k buku. Untuk itu, setiap jendela harus dilengkapi dengan k a c a f i lt e r a t a u k a c a d i f u s e r g u n a me l e m a h k a n s i n a r matahari yang masuk. Mikrofilm dan mikrofis juga sudah banyak dilakukan w a la u t e n t u s a ja r e la t i f m a h a l. P a d a u m u m n y a , b a h a n pustaka yang dimikrofilmkan ini adalah surat kabar, arsip dan buku-buku langka.
f. Fumigasi
Fu mig as i juga ba nya k d ila kuka n pu st akawa n ya ng be r t u ju a n u nt u k me mb u nu h s e r a ng g a t e r ut a ma t e lu r d a n lar va nya sert a bis a me mat ik a n ja mur. P e fu mig a s ia n in i d ila kuka n de nga n me nggu naka n ba ha n k imiaw i sepert i mis alnya karbo n tetra klor ida, me thyl bio mida, t hymo l kristal, karbo n disu lfit dan Formida demida.
Fumigasi ini bisa dilakukan dengan tiga Cara yaitu: a. Dilakukan diruangan penyimpan buku. b. Membawa buku ke ruang fumigasi sedangkan ruang penyimpanan disemprot dengan bahan kimia pembunuh serangga dan keinudian dibersihkan. c. Dilakukan dalam almari terutama kalau jumlah buku sedikit.
Ba ha n pust aka ya ng suda h t er la njur ru sa k jug a perlu diperbaiki dengan tekun,telit i dan sabar. Misalnya buku yang telah rusak sampulnya harus segera diperbaiki, baha n ya ng Mungkin juga kita harus menambah atau menambal k e r t a s k a la u a d a ba g ia n bu k u ya ng h i la ng , s o b e k a t a u b e r lu b a n g . U n t u k me n a m b a l b u k u ya n g b e r lu b a n g d a p a t d ip ergu na ka n p u lp. Pu lp in i c uku p mu d a h d ibu at , ya it u dari kertas bekas disobek kecil-kecil kemudian dilumatkan dengan lem cair. Kertas yang berlubang diletakkan diatas kaca yang telah d ibasahi dengan air suling. Bagian yang berlubang kemudian dit amba l dengan pulp, kemud ian tekan tambalan tersebut dengan menggunakan kertas pengisap dan dipress.
Laminasi merupakan cara untuk melindungi buku yang sudah rapuh agar tidak bertambah parah. Untuk melaminasi bu k u h a r u s d ile p a s t e r le b ih d a hu lu , k e mu d ia n d i j il id kembali seperti semula. M a s i h b a n ya k c a r a u nt u k me r a w a t b a h a n p u s t a k a terutama majalah agar masa pakainya lebih lama. Buku yang bar u d at a ng k it a s a mp u l t er le b ih d a hu lu d e ng a n s a mp u l plast ik mika dengan ukuran plast ik 0.07 atau 0,0. Pada s a at in i ba n ya k bu k u ba r u ya n g mu t u ja h it a n n ya t id a k baik, misa lnya buku hanya dile m pada bagian punggungnya s e h ing ga buk u mu d a h le p a s. M ak a k it a haru s me na mba h ikatan atau jahitan pada punggung, digergaji sedalam 1/2 cm sebanyak 3 lubang, kemudian sampul dengan karton yang tebal Cara unt uk mena mbah keawet an dan masa paka i buku dan majalah adalah dengan jalan menjilid dan membendel. Bahan karton untuk membendel harus dari bahan yang, cukup baik, misalnya lem harus terbuat dari bahan organik yang tidak disukai oleh serangga atau tikus.
Koleksi yang terawat dengan baik, sudah barang tertentu akan mem-pengaruhi image yang positif terhadap kualitas layanan perpustakaan, sehingga akan timbul daya tarik yang kuat bagi para siswa, guru, yang akhirnya diharapkan para siswa, guru selaku pemakai perpustakaan ada interes berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan sekolah.
2.2.5 Cara merawat buku
Menurut Wofford, Azile (1959: 1) Menyatakan bahwa cara merawat buku adalah :
a. Cara yang termudah adalah merawat daripada mengobati. Biasakan untuk memberi sampul plastik pada buku yang baru di beli.
b. Jangan sekali-kali menggunakan buku sebagai bantal atau pengganjal pintu. Kegiatan seperti itu akan lebih mempercepat penuaan pada buku. Hentikan kebiasaan membolak balikkan halaman buku dengan membasahi tangan. Apalagi pakai air ludah. Dilarang melipat buku atau menandai halaman buku dengan mencorat-coretnya. Cukup selipkan kertas pembatas pada halaman yang belum selesai Anda baca.
c. Posisi terbaik untuk meletakkan buku adalah dalam keadaan berdiri pada rak khusus. Tapi akan lebih baik jika menyimpannya dalam lemari tertutup untuk menghidari debu yang berlebih. Jangan menumpuk buku. Apalagi dengan beban berat di atasnya. Hal tersebut akan membuat lembaran-lembaran buku saling menempel, huruf-hurufnya cepat pudar dan jilidnya jadi gampang lepas. Kalau bisa beri butir penyerap air (silica gel) dan kapur barus dalam rak atau lemari buku.
d. Jangan menjejal-jejalkan rak buku. Berilah sedikit ruang untuk mempermudah pengambilan dan pengaturan buku. jangan juga membiasakan membawa buku dengan memasukkan ke dalam tas yang penuh dengan berbagai macam barang. Apalagi mencampurnya dengan makanan. Lebih baik jangan memaksakan buku itu masuk dalam tas yang ukurannya lebih kecil dari buku.
e. Hindarkan buku dari air, minyak, debu dan panas matahari langsung atau lampu yang berkekuatan tinggi. hal-hal itu dapat merusak buku. Kertasnya akan cepat berjamur, warnanya menguning dan gampang robek.
f. Hindari memfotokopi buku. Untuk bisa memfotokopi halaman buku, biasanya punggung buku akan ditekan kuat-kuat. Hal ini jelas akan memperpendek umur jilid buku. Selain itu, ingatlah bahwa memfotokopi buku tanpa izin adalah pelanggaran hukum dan hak cipta.
g. Jika terpaksa harus meminjam buku, catatlah dalam daftar agenda bahwa buku itu telah dipinjam oleh salah satu teman. Jangan takut memperingatkan pengguna untuk
merawatnya. Sayang kalau buku yang sudah kita rawat baik-baik malah hilang karena teman itu menyepelekannya.
h. Lakukan perawatan khusus dengan lebih cermat dan meyeluruh secara berkala. Dijamin suatu saat Anda pasti membutuhkannya lagi. Dan akan merasa bangga bisa menghargai buku yang begitu berjasa.
BAB III
PENYIANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA