• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU GURU : MATEMATIKA KELAS XI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU GURU : MATEMATIKA KELAS XI"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang – Undang

Penulis : Sri Cahyaningsih, S.Pd Penyunting materi : Dr. Anton Noornia. M.Pd

Desain dan Layout : Cikal Wisnu Pramudya, Sumiyati

Penyelia Penerbitan : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Kotak Katalog dalam Terbitan (KDT)

Cetakan ke-1, 2016

Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt MILIK NEGARA

TIDAK DIPERDAGANGKAN

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. MATEMATIKA - SMALB – TUNARUNGU

Buku Guru/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. -Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

viii, hl. : ilus.; . Untuk SMALB Kelas XI

ISBN...(jilid lengkap) ISBN...(jilid I) I. Buku MATEMATIKA – Studi dan pengajaran. Judul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(4)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah buku guru sebagai pedoman pembelajaran bagi siswa SMALB tunarungu kelas XI ini telah dapat terselesaikan. Apa khabar rekan-rekan guru siswa tunarungu, semoga selalu mendapat bimbingan dari Tuhan YME hingga dapat mengantarkan siswa tunarungu menjadi manusia yang mandiri. Dapat menyongsong masa depan yang mumpuni, berakhlak baik, dan mendapat tempat di hati masyarakat sekitarnya. Semoga amal baik Bapak/Ibu guru dibalas berlipat ganda oleh Tuhan YME di dunia terlebih lagi di akherat kelak. Aamiin…!

Buku ini disusun sebagai model atau acuan Bapak/Ibu guru yang mengajar matematika untuk siswa tunarungu kelas XI sebagai pedoman membelajarkan buku siswa kelas XI. Bapak/ Ibu guru diperkenankan menggunakan sumber lain yang relevan, bahkan diharapkan bersedia menyusun sendiri sesuai kebutuhan, kemampuan dan kondisi lingkungan setempat. Berilah materi pembelajaran yang esensial, agar berguna dalam kehidupan mereka. Perlu Bapak/Ibu guru ketahui pula bahwa buku ini diperuntukan bagi siswa tunarungu dengan kecerdasan rata-rata atau di bawah rata-rata. Bagi siswa yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata disarankan untuk menggunakan sumber dari buku regular. Kita tahu bahwa banyak pula siswa tunarungu yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata, sehingga tidak mengalami hambatan dalam belajar matematika seperti siswa-siswi regular.

Penekanan dalam membelajarkan materi matematika untuk siswa tunarungu adalah pada proses. Guru hendaknya dapat memikirkan untuk memilih metode dan strategi yang tepat. Telah dapat dibuktikan di dunia pendidikan tunarungu pendekatan yang lebih dapat mengantarkan siswa tunarungu memperoleh pemahaman tinggi adalah melalui percakapan atau komunikasi. Walaupun sebagian dari kita menganggap bahwa siswa tunarungu itu tidak bisa bercakap/berkomunikasi. Anggapan itu tentu tidak benar. Kekurangan/hambatan dan kelemahan hendaknya tidak kita abaikan, tetapi menjadikan kita untuk mencari cara yang tepat untuk mengurangi kekurangan/hambatan dan kelemahan tersebut. Guru harus mampu dan sabar menangkap ungkapan siswa baik dengan cara lisan yang kurang jelas, isyarat, tulisan maupun komtal.

(5)

Ciptakan situasi yang membuat siswa aktif. Karena dengan keaktifan siswa, akan meningkatkan pemahaman pembelajaran mereka.

Kami menyadari penyusunan buku ini maupun buku siswa masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami membuka diri jika Bapak/Ibu guru atau Pemerhati tunarungu memberi saran dan masukkan demi peningkatan mutu pembelajaran matematika bagi siswa tunarungu. Mari kita saling mengisi kegiatan pembelajaran untuk siswa tunarungu, karena kami bukanlah guru yang mempunyai spesifikasi bidang studi matematika, namun sedikit banyak memahami bagaimana cara membelajarkan matematika kepada tunarungu.

Walaupun buku ini dan buku siswa masih sangat jauh dari kesempurnaan, kami berharap tetap dapat menjadi acuan dan model bagi guru siswa tunarungu. Selamat menjalankan tugas, sekali lagi semoga amal baik kita diterima Tuhan YME dan mendapat balasan melebihi apa yang kita perjuangkan. Aamiin Yarobbal Alaamiin…! Jakarta, April 2016 Penulis, Sri Cahyaningsih, S.Pd

(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………... iii

Daftar Isi ………... v

I PETUNJUK UMUM ... 1

A. Pembelajaran Matematika ………... 3

1. KI-KD Mata Pelajaran ... ... 4

2. Tujuan Pembelajaran... 5

3. Materi Pembelajaran... 6

4. Pengalaman Belajar Mata Pembelajaran... 7

B. Peniliaian Pembelajaran... 8

1. Konsep Penilaian Dalam Pembelajaran ... 8

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran... 9

3. Teknik dan Instrumen Pembelajaran... 9

4. Pengolahan Hasil Penilaian dan Pelaporan... 10

C. Remedial... 13 1. Prinsip-Prinsip Remedial ... 13 2. Pembelajaran Remedial... 15 D. Pengayaan... 16 1. Prinsip-Prinsip Pengayaan ... 16 2. Pembelajaran Pengayaan... 17

E. Interaksi Guru dan Orangtua ... 18

1. Interaksi Secara Langsung ... 18

2. Interaksi Tidak Langsung... 19

II PETUNJUK KHUSUS ... 20

BAB I Bilangan Bulat... 21

Peta Konsep... 21

Subbab Mengenal Bilangan Bulat... 23

A. Pembelajaran... 23

1. Kompetensi Dasar ... 23

2. Indikator... 23

3. Pengalaman Belajar... 23

4. Media dan Sumber Belajar ... 24

5. Langkah-Langkah Pembelajaran... 24

(7)

2. Tindak Lanjut... 28

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 29

Subbab Operasi Hitung Bilangan Bulat... 23

A. Pembelajaran ... 29

1. Kompetensi Dasar ... 29

2. Indikator... 29

3. Pengalaman Belajar... 30

4. Media dan Sumber Belajar ... 30

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 30

B. Penilaian Tindak Lanjut... 51

1. Penilaian ... 51

2. Tindak Lanjut... 52

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 53

BAB II Bilangan Bulat... 58

Peta Konsep... 58

Subbab Satuan-Satuan Panjang ... 60

A. Pembelajaran ... 60

1. Kompetensi Dasar ... 60

2. Indikator... 60

3. Pengalaman Belajar... 60

4. Media dan Sumber Belajar ... 60

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 61

B. Penilaian Tindak Lanjut... 63

1. Penilaian ... 63

2. Tindak Lanjut... 64

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 65

Subbab Menentukan Hubungan antas Satuan Panjang.. 65

A. Pembelajaran ... 65

1. Kompetensi Dasar ... 65

2. Indikator... 65

3. Pengalaman Belajar... 65

4. Media dan Sumber Belajar ... 66

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 66

B. Penilaian Tindak Lanjut... 72

1. Penilaian ... 72

2. Tindak Lanjut... 73

Subbab Satuan-Satuan Berat ... 74

(8)

1. Kompetensi Dasar ... 74

2. Indikator... 74

3. Pengalaman Belajar... 74

4. Media dan Sumber Belajar ... 74

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 75

B. Penilaian Tindak Lanjut... 77

1. Penilaian ... 77

2. Tindak Lanjut... 77

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 78

Subbab Hubungan Antar Satuan Berat ... 78

A. Pembelajaran ... 78

1. Kompetensi Dasar ... 78

2. Indikator... 78

3. Pengalaman Belajar... 78

4. Media dan Sumber Belajar ... 79

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 79

B. Penilaian Tindak Lanjut... 82

1. Penilaian ... 82

2. Tindak Lanjut... 83

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 83

BAB III Bangun Datar... 88

Peta Konsep... 88

Subbab Macam-Macam Bangun Datar... 89

A. Pembelajaran ... 89

1. Kompetensi Dasar ... 89

2. Indikator... 89

3. Pengalaman Belajar... 89

4. Media dan Sumber Belajar ... 89

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 90

B. Penilaian Tindak Lanjut... 92

1. Penilaian ... 92

2. Tindak Lanjut... 92

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 93

Subbab Keliling dan Luas Persegi Panjang, Persegi dan Segitiga... 93

A. Pembelajaran ... 93

a. Keliling dan Luas Persegi Panjang...93

(9)

c. Keliling dan Luas Segitiga... 101

B. Penilaian Tindak Lanjut... 104

1. Penilaian ... 104

2. Tindak Lanjut... 104

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 105

Subbab Jumlah Sudut dalam Bangun Datar Segitiga dan Segi Empat... 105

a. Jumlah Sudut dalam Bangun Datar Segitiga...105

1. Kompetensi Dasar ... 105

2. Indikator... 106

3. Pengalaman Belajar... 106

4. Media dan Sumber Belajar ... 106

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 107

b. Jumlah Sudut dalam Bangun Segi Empat...109

1. Kompetensi Dasar ... 109

2. Indikator... 109

3. Pengalaman Belajar... 110

4. Media dan Sumber Belajar ... 110

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 110

B. Penilaian Tindak Lanjut... 113

1. Penilaian ... 113

2. Tindak Lanjut... 113

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 114

BAB IV Bangun Ruang...119

Peta Konsep... 119

Subbab Mengenal Unsur-Unsur Bangun Ruang... 121

A. Pembelajaran ... 121

1. Kompetensi Dasar ... 121

2. Indikator... 121

3. Pengalaman Belajar... 121

4. Media dan Sumber Belajar ... 121

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 122

B. Penilaian Tindak Lanjut... 126

1. Penilaian ... 126

2. Tindak Lanjut... 126

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 127

Subbab Jaring-Jaring Kubus dan Balok... 128

(10)

2. Indikator... 128

3. Pengalaman Belajar... 128

4. Media dan Sumber Belajar ... 128

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 129

Subbab Luas Permukaan dan Volume Kubus Balok... 132

A. Pembelajaran ... 132

1. Kompetensi Dasar ... 132

2. Indikator... 132

3. Pengalaman Belajar... 132

4. Media dan Sumber Belajar ... 132

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 133

B. Penilaian Tindak Lanjut... 145

1. Penilaian ... 145

2. Tindak Lanjut... 146

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 147

Subbab Rusuk dan Sisi Sejajar Vertkal Horizontal pada Balok dan Kubus... 147

A. Pembelajaran ... 147

1. Kompetensi Dasar ... 147

2. Indikator... 147

3. Pengalaman Belajar... 147

4. Media dan Sumber Belajar ... 148

5. Langkah-Langkah Pembelajaran ... 148

B. Penilaian Tindak Lanjut... 153

1. Penilaian ... 153

2. Tindak Lanjut... 154

C. Kegiatan Bersama Orang Tua ... 155

A. RANGKUMAN ...158

B. UJI KOMPETENSI... 159

DAFTAR PUSTAKA... 161

(11)
(12)

BUKU PANDUAN GURU

Buku Panduan Guru untuk Mata Pelajaran Matematika SMALB-B disusun untuk mempermudah dan memperjelas bagi guru dalam menggunaan buku siswa ketika melaksanakan pembelajaran kepada siswa. Buku ini diterbitkan oleh Pemerintah sesuai dengan kurikulum tahun 2013. Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi tentang Petunjuk Umum dan bagian kedua berisi tentang Petunjuk Khusus. Peyunjuk khusus merupakan Petunjuk Pembelajaran Matematika SMALB tiap konsep, sesuai Kurikulum 2013 dan buku siswa. Uraian setiap konsep disajikan untuk setiap rencana tatap muka. Setiap tatap muka berisi materi pengayaan untuk guru beserta potensi miskonsepsi pada siswa pada konsep itu, pembelajarannya, serta alternatif penilaiannya. Melalui Model pengorganisasian seperti ini, diharapkan Guru mendapatkan kemudahan dalam pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Selain itu guru mendapatkan gambaran terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar (terutama untuk KD pada KI III dan KI IV). Sebagai muaranya, panduan pembelajaran Matematika SMALB-B diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara optimal, sehingga siswa mampu mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada satuan pendidikan tertentu. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru di SMALB Tunarungu bahwa kemampuan siswa sangat heterogen maka prinsip utama adalah pelayanan individual.

Buku Guru dan Buku Siswa hanya sebagai salah satu sumber belajar, pengembangannya disesuaikan dengan kemampuan siswa yang bersifat aktual, esensial yang dapat mendukung pembelajaran di bidang vokasional di setiap sekolah serta dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari.

(13)

A.Pembelajaran Matematika:

Pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan saintifik yang dapat diperkuat dengan model-model pembelajaran, antara lain: Model Pembelajaran Kooperatif; Pembelajaran Kontekstual; Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing; Project

Based Learning; dan Problem Based Learning.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus.

Pendekatan saintifik pada proses pembelajaran langsung, disesuaikan dengan materi yang ada pada mata pelajaran matematika dimana siswa mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut siswa melakukan kegiatan belajar mengamati kejadian, peristiwa, situasi, pola, fenomena yang terkait dengan matematika dan mulai dikenalkan pemodelan matematika dalam berbagai bentuk; menanya atau mempertanyakan mengapa atau bagaimana fenomena bisa terjadi; mengumpulkan atau menggali informasi melalui mencoba, percobaan, mengkaji, mendiskusikan untuk mendalami konsep yang terkait dengan fenomena tersebut; serta melakukan asosiasi atau menganalisis secara kritis dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur/algoritma yang sesuai, menyusun penalaran dan generalisasi, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.

Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pada pembelajaran tidak langsung yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan

(14)

dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.

Dalam pembelajaran matematika hal yang perlu ditekankan adalah:

a. Aktivitas belajar di bawah bimbingan guru maupun mandiri dengan menggunakan konsep dan prosedur secara benar dan sistematis dengan mementingkan pemahaman daripada hanya mengingat prosedur.

b. Melatih kemampuan berpikir untuk membuat generalisasi dari fakta, data, fenomena yang ada.

c. Melatih keterampilan melakukan manipulasi matematika untuk menyelesaikan masalah.

d. Melatih keterampilan penalaran matematika. e. Pembelajaran berbasis pemecahan masalah

1. Kompetensi Inti dan Kompetnsi Dasar Mata Pelajaran Matematika

(15)

2. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran Matematika SMALB-B bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,

(16)

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematik.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan dan masalah e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

3. Materi Pembelajaran

Buku ini diperuntukan bagi siswa tunarungu yang mempunyai hambatan komunikasi sehingga menghambat pula perolehan bahasa akibatnya mengalami kemiskinan bahasa. Mereka juga mengalami hambatan dalam emosi dan kecerdasan. Namun masih ada siswa tunarungu yang tidak mengalami hambatan kecerdasan. Untuk itu guru perlu melaksanakan assesmen sebelum menggunakan buku ini. Apabila hasil assesmen kemampuan siswa menunjukan lebih dari standar materi yang tercantum pada buku ini, guru perlu meningkatkan dan memperluas kegiatan pembelajarannya dengan cara meningkatkan indikator maupun perluasan materi yang lebih dari pada kedalaman materi yang terdapat pada buku ini. Namun apabila hasil assesmen menunjukan kemampuan siswa di bawah standar dari materi yang tercantum pada buku ini, guru perlu menyederhanakan, mengganti, atau mengurangi kegiatan pembelajarannya namun masih tetap dalam koredor materi yang terdapat pada buku ini.

Adapun ruang lingkup materi yang diberikan untuk siswa tunarungu kelas XI pada buku ini seperti yang terdapat pada buku siswa adalah: Bilangan bulat, Berbagai macam bangun datar, Bangun ruang sisi datar, Satuan Panjang dan Satuan Berat.

(17)

4. Pengalaman Belajar

Kegiatan belajar tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia baik secara formal maupun non formal. Pengalaman merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang dalam kehidupannya baik pada waktu yang sudah lama maupun yang baru saja terjadi. Pengalaman belajar bagi siswa merupakan suatu peristiwa yang dialami oleh setiap siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas bersama guru dalam kurun waktu tertentu.

Pengalaman belajar bagi siswa sangat dipengaruhi jalannya proses pembelajaran yang disajikan guru. Sehingga guru dituntut dapat menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan metode maupun strategi yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disajikan. Strategi pembelajaran yang selama ini dapat memberikan banyak pengalaman bagi siswa tunarungu dengan cara menggali kemampuan/pengalaman dasar setiap siswa untuk menjembatani materi baru.

Perlu dipertimbangkan bahwa pembelajaran pada siswa tunarungupun seyogyanya tetap melibatkan siswa untuk berpendapat, apapun pendapat mereka, seperti: ungkapan tidak jelas, sepotong-sepotong, gesti, isyatat-isyarat sesuai kemampuan komonikasi mereka, guru harus sabar menangkap dan membahasakan ungkapan mereka serta menanggapinya. Mengingat keberhasilan pengalaman siswa sangat terkait erat dengan keterampilan proses pembelajaran, maka semakin siswa aktif semakin bermakna dan semakin menghayati pula materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar yang mereka perolehpun semakin meningkat. Semoga para guru/pengajar tunarungu memahami metode dan strategi pembelajaran bagi siswa tunarungu untuk mengantarkan siswa-siswanya memperoleh pengalaman belajar sampai kemampuan yang optimal.

(18)

B. Penilaian Pembelajaran:

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran

Proses penilaian akan dilaksanakan oleh setiap guru setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dan untuk menentukan kegiatan tindak lanjut agar indikator-indikator yang telah direncanakan dapat tercapai. Prinsip-prinsip dalam penilaian pembelajaran matemaika

adalah:

- Valid: penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa.

- Mendidik: penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar siswa. Hasil penilaian dapat dirasakan siswa sebagai penghargaan bagi siswa yang berhasil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi siswa yang kurang berhasil. Sikap mental siswa lebih bermakna dalam konteks pembeajaran matematika.

- Adil: penilaian tidak membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, bahasa dan gender.

- Terbuka: kriteria penilaian dan dasar pengambilan penilaian harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.

- Berkesinambungan: penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran perkembangan belajar siswa.

- Menyeluruh: dilakukan dengan berbagai metode termasuk portofolio. Dan mencakup aspek kognitif dan psikomotor, serta aspek afektif sebagai pembinaan sikap siswa.

- Bermakna: mudah dipahami, berguna, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak.

(19)

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran

Pembelajaran Matematika akan berhasil jika kita mengetahui karakteristiknya. Ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai, pembelajaran ini menekankan penguasaan konsep dan algoritma, serta keterampilan memecahkan masalah. Dari aspek materi menekankan pada materi yang esensial bagi siswa SMALB tunarungu yang mendukung sikap kemandirian sehingga memerlukan materi yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa agar berguna untuk kehidapan selanjutnya. Materi yang sangat membantu mereka, seperti: Bilangan, Aljabar, dan Geometri. Matematika juga bersifat hirarkis, yaitu suatu materi merupakan prasyarat untuk materi berikutnya.

3. Teknik dan Instrumen Penilaian dalam Pembelajaran a. Teknik Penilaian dalam Pembelajaran.

Pada akhir pembelajaran maupun pada akhir serangkaian pembelajaran, guru melaksanakan penilaian untuk mengetahui kompetensi siswa setelah mempelajari suatu materi pembelajaran pada saat itu dan setelah mempelajari materi pada subbab dan pada suatu bab.

Pada pelaksanaan penilaian guru dapat memilih menggunakan teknik-teknik penilaian sesuai dengan situasi dan kondisi yang diinginkan.

Teknik-teknik penilaian tersebut yang sesuai dengan pembelajaran matematika antara lain:

1). Penilaian Tertulis

Penilaian secara tertulis dilaksanakan secara tes tertulis. Dalam menjawab soal siswa tidak harus secara tertulis tetapi bisa dalam bentuk lain, seperti: memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.

Instrument pada penilaian ini, perlu dicermati kesesuaian antara materi soal dengan indikator pada kurikulum. Selain itu rumusan soal harus jelas dan tegas dan tidak menggunakan kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.

(20)

2). Penilaian Kinerja

Penilain kinerja, dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kinerja siswa. Pelaksanaan penilaian ini dilakukan melalui pengamatan. Seperti mengamati ketika siswa: bermain peran, menggunakan atau mengoperasikan suatu alat, membuat sesuatu ketika belajar matematika atau ketika belajar bidang vokasional, dan sebagainya. Alat pengamatan yang digunakan dapat berupa Daftar Chek atau Skala Rentang.

3). Penilaian Proyek.

Penilaian terhadap suatu tugas, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Pelaksanaan penilaian ini dapat berupa Daftar Chek atau Skala Rentang.

4). Penilaian Portofolio

Penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kompetensi siswa dalam satu periode tertentu. Pada pembelajaran matematika dapat berupa perkembangan kemampuan dalam berhitung, mengukur, mengkonversi satuan panjang maupun satuan berat.

b. Instrumen Penilaian dalam Pembelajaran 1). Instrumen Penilaian Ranah Kognitif

Bentuk soal pada ranah ini adalah: obyektif, uraian dan soal terbuka

a). Soal obyektif adalah soal dengan pemberian skor obyektif. Artinya siapapun yang memeriksa lembar jawaban akan menghasilkan skor yang sama. Dapat berupa pilihan ganda, benar salah, dan menjodohkan.

b). Soal uraian adalah soal yang menuntut siswa untuk menggunakan respon atau menguraikan langkah untuk memperoleh jawaban yang benar.

(21)

c). Soal terbuka adalah soal yang mempunyai lebih dari satu cara untuk memperoleh jawaban yang benar. Siswa diminta untuk menemukan jawaban itu beserta syarat khususnya.

2). Instrumen Penilaian Ranah Psikomotor

Penilaian terhadap kemampuan psikomotor siswa dapat dilakukan dengan kombinasi penilaian dan pengamatan. Dapat berupa penilaian tertulis, identifikasi, simulasi, dan penilaian kerja.

3). Instrumen Penilaian Ranah Afektif

Meskipun kemampuan afektif siswa tidak menjadi tolak ukur keberhasialan siswa dalam pembelajaran, tetapi perlu dilaksanakan penilaian ini sebagai pembinaan sikap setiap siswa agar memiliki karakter yang sesuai dengan aspek-aspek penilaian karakter. Mengingat kemampuan kognitif dan psikomotor siswa tidak bisa lepas dari kemampuan afektifnya. Komponen afektif, meliputi:

(a). Sikap siswa terhadap matematika yang menyangkut perbuatan, perasaan, dan pikiran siswa berdasarkan pendapat pribadi. Bisa positif, negatif, atau netral.

(b). Minat siswa terhadap pelajaran matematika berhubungan dengan keingintahuan.

(c). Konsep diri siswa terhadap pelajaran matematika sehubungan dengan batas kemampuan diri, memahami manfaat belajar matematika, dan lain-lain.

5. Pengolahan Hasil Penilaian dan Pelaporan a. Pengolahan Hasil Penilaian

Penilaian merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar siswa secara berkesinambungan untuk mengetehui apakah siswa sudah menguasai kompetensi yang sudah ditetapkan sehingga guru dapat mengambil keputusan terhadap prestasi siswa.

(22)

Setelah data dan informasi siswa terkumpul baik secara langsung maupun tidak langsung, langkah selanjutnya adalah pengolahan data yang berarti memberikan nilai dan makna terhadap data yang sudah dikumpulkan.

Tehnik pengolahan hasil tes ada beberapa langkah, yaitu:

1). Memberi skor terhadap hasil tes, berdasarkan kunci jawaban, pedoman penskoran, dan pedoman konversi.

2). Mengkonversikan skor dari nilai angka ke huruf/ diskriptif atau sebalikmya.

3). Melakukan analisis soal, untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dan daya pembeda.

Pelaporan Hasil Penilaian

Hasil penilaian siswa dapat berupa angka maupun diskriptif sesuai kompetensi dasar tertentu dapat bermanfaat bagi siswa, guru, orang tua siswa, sekolah maupun masyarakat.

1). Laporan untuk siswa dan orang tua

Laporan berisi tentang catatan diusahakan selengkap mungkin, agar dapat memberikan informasi kepada siswa maupun orang tua untuk mengambil sikap tindakan selanjutnya. Pada setiap akhir semester berupa rapor, namun hasil pembelajaran dan sikap siswa dapat diberitahukan kepada siswa dan orang tua setiap akhir pembeajaran. Perlu juga disampaikan perkembangan sikap setiap siswa.

2). Laporan untuk sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan perlu mendapat laporan hasil pembelajaran setiap siswa untuk mempertanggungjawabkan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar siswa akan diperhatikan dan dipikirkan pihak sekolah. Sehingga guru selain melaporkan prestasi juga perlu melaporkan tentang problem kepribadian siswa.

(23)

3). Laporan untuk Masyarakat

Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan, berkaitan dengan kemampuan/skil baik bidang pengetahuan maupun bidang keterampilannya. Hal ini akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan di lembaga pendidikan tersebut di mata masyarakat.

C. Remidial

Remedial diberikan kepada siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Belajar.

1. Prinsip-prinsip Remidial

a. Prinsip-prinsip Remidial sesuai dengan Sifatnya sebagai Pelayanan Khusus

Bagi anak berkebutuhan khusus, remedial harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1). Adaptif

Setiap siswa memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program remedial hendaknya memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, remedial harus mengakomudasi perbedaan individual siswa.

2). Interaktif

Remedial hendaknya memungkinkan siswa untuk secara intensif berinteraksi dengan guru dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar siswa yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya siswa yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.

3). Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar siswa

(24)

berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik siswa.

4). Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin

Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat terhindar dari kekeliruan. Belajar, remedial, dan pengayaan merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran, remedial, serta pengayaan harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat siswa dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Remidial

1).Pengajaran remidi diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan demikian merupakan pelayanan khusus bagi siswa yang memerlukan.

2).Tujuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 3).Metode pembelajaran bersifat differensial. Disesuaikan

dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan. Satu sama lain berbeda sesuai dengan tingkat kesulitan siswa yang diberi remidi.

4). Pelaksanaan remidi memerlukan kerja sama dengan pihak lain, yaitu pembimbing, guru bidang studi lain, bahkan dengan psikologi jika diperlukan.

5). Memerlukan peralatan dan penunjang lebih banyak untuk membantu hingga siswa lebih dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan.

6). Alat evaluasi disesuaikan dengan keadaan siswa. Bahkan siswa sesering mungkin diberi evaluasi.

(25)

2. Pembelajaran Remidial

Langkah-langkah pembelajaran remedial: a. Identifikasi permasalahan pembelajaran

Identifikasi dilakukan melalui observasi selama proses pembelajaran bersama dan saat penilaian otentik, melalui tes/ ulangan harian atau penilaian proses. Adapun permasalahan pembelajaran bisa dikategorikan menjadi 3 fokus perhatian, yaitu:

1). Keunikan siswa sebagai individu.

Ada siswa yang cenderung lebih aktif dan senang praktik secara langsung, ada yang berkaitan dengan latar belakang keluarga dan sosial budaya. Siswa yang berasal dari keluarga yang terpisah ayah ibunya berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga harmonis.

2). Permasalahan pada materi ajar

Rancangan pembelajaran lebih dipersiapkan pada buku siswa maupun guru. Pada kenyataannya tidak semua yang disajikan dalam materi ajar sesuai dengan kompetensi siswa. Guru sering menemukan materi ajar terlalu tinggi untuk beberapa siswa. Oleh karena itu perlu disiapkan berbagai alternatif.

3). Permasalahan pada strategi pembelajaran

Dalam proses pembelajaran hendaknya guru tidak hanya terpaku pada satu strategi dan metode pembelajaran saja. Mengingat tipe dan gaya belajar siswa sangat bervariasi termasuk juga minat dan bakatnya. Untuk itu guru perlu mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

b. Perencanaan

Setelah melakukan identifikasi awal terhadap pemasalahan belajar siswa, guru telah memperoleh pengetahuan tentang siswa dan mulai membuat perencanaan. Dengan melihat bentuk kebutuhan dan tingkat kesulitan yang dialami siswa, guru merencanakan waktu, cara/strategi, dan menyiapkan media

(26)

pembelajaran, contoh-contoh dan alternatif aktifitas, materi, dan alat pendukung.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan program remidi ada 3 fokus penekanan, yaitu: 1). Keunikan siswa

2). Alternatif contoh dan aktifitas terkait materi ajar 3). Strategi/metode pembelajaran

d. Penilaian Otentik

Dilakukan setelah pembelajaran remidi. Jika siswa belum mencapai kompetensi minimal, guru perlu meninjau kembali strategi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya menentukan strategi yang labih tepat. Apabila siswa mencapai atau melampui kompetensi yang sudah ditetukan, bisa sebagai bahan rujukan bagi rekan guru lainnya.

D. PENGAYAAN

Pengayaan merupakan suatu kegiatan siswa yang dapat melampui kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan dalam seperangkat pembelajaran. Pengayaan merupakan pengalaman baru bagi siswa tersebut, untuk menimgkatkan kompetensi yang sudah dipahami.

Bentuk pelaksanaan pengayaan dapat berupa: Belajar mandiri, belajar kelompok, maupun membimbing temannya yang belum paham dengan materi yang sedang dipelajari.

Penilaian hasil kegiatan pengayaan merupakan nilai tambah bagi siswa dibandingkan teman-temannya. Hasil penilaian tersebut dapat dicantumkan pada penilaian portofolio.

Seperti pada remedial, dalam pengayaanpun akan dijelaskan tentang prinsip-prinsip dan pembelajaran pengayaan. 1. Prinsip-prinsip Pengayaan.

Prinsip-prinsip program pengayaan yang perlu diperhatikan dalam mengonsep program pengayaan menurut Khatena (1992)

(27)

a. Inofasi. Guru perlu menyesuaikan program yang diterapkan dengan kekhasan siswa, karakteristik kelas, serta lingkungan hidup dan budaya siswa.

b. Kegiatan bersifat memperkaya. Dalam menyusun materi dan mendesain pembelajaran pengayaan, kembangkan dengan kediatan yang menyenangkan, membangkitkan minat, merangsang pertanyaan, sumber-sumber bervariasi.

c. Merencanakan metodologi yang luas dan bervareasi.

Misalnya: memberikan tugas proyek, pengembangan minat, dan memberikan aktivitas sesuai pembelajaran yang berlangsung. 2. Pembelajaran Pengayaan

Langkah-langkah dalam program pengayaan tidak berbeda jauh dengan program pembelajaran remidial. Diawali dengan kegiatan identifikasi, kemudian perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian otentik terhadap kemampuan siswa. Apabila melalui observasi dalam proses pembelajaran siswa mempunyai kemampuan lebih dari teman-temannya, cepat menyelesaikan tugas sehingga mereka mempunyai waktu yang lebih, disinilah dibutuhkan kepekaan guru untuk memutuskan merencanakan dan melaksanakan program pengayaan.

Winner (1996) dalam Santrock (2007), mengemukakan karakteristik siswa yang berbakat antara lain:

a. Siswa yang cermat dalam setiap hal. Siswa yang selalu pertama dalam menguasai materi pembelajaran.

b. Siswa yang cepat selalu dapat memecahkah masalah kehidupan sehari-hari dengan pemikiran sendiri.

c. Memiliki hasrat untuk “menguasai”. Mereka memiliki hasrat, obsesi, minat, dan kemampuan untuk fokus sehingga mereka mudah memahami dan menguasai suatu hal.

Bagi anak tunarungu dalam memecahkan masalah tetap memerlukan bimbingan guru. Dan kemampuan minat dan hasratnya biasanya ditunjukkan dengan selalu fokus, walaupun tetap dalam pengawasan guru. Kegiatan membimbing dan menjelaskan cara menyelesaikan

(28)

tugas-tugas yang diberikan kepada teman-temannya, bagi siswa tunarungu sudah memerlukan program pengayaan.

E. INTERAKSI GURU DAN ORANG TUA

Maksud dari kegiatan interaksi guru dan orang tua ini adalah agar guru selalu meminta dan mengingatkan siswa untuk memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah dinilai dan diberi komentar oleh guru kepada orang tua/wali siswa. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar hasil pekerjaan putra-putrinya. Orang tua/wali juga dapat menuliskan apresiasi kepada anak sebagai wujud perhatian dan komitmen orang tua untuk ikut bersama-sama mengantarkan putra-putrinya agar lebih berhasil. Bentuk apresiasi orang tua ini akan menambah semangat siswa untuk mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya baik dalam konteks pemahaman materi, sikap dan perilaku jujur, displin, kerja keras. Hasil penilaian yang telah diparaf oleh guru dan orang tua/wali kemudian disimpan dan menjadi bagian dari portofolio siswa. Untuk ini pihak sekolah akan menyediakan format tugas/pekerjaan para siswa.

1. Interaksi secara langsung

Untuk melaksanakan kerja sama antara Kepala Sekolah dan guru dengan orang tua dibutuhkan penjelasan maupun masukan-masukan yang diinginkan orang tua. Pada permulaanya tentu diperlukan pertemuan antara guru dengan orang tua yang dapat dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memberikan waktu untuk mengadakan pertemuan dengan orang tua. Hal-hal yang perlu dibicarakan antara lain:

a. Program kegiatan sekolah selama setahun. Baik program dari sekolah maupun program dari setiap guru/wali kelas. Guru/ wali kelas dapat menyampaikan bentuk bantuan/kegiatan apa saja yang bisa dibantu orang tua di rumah, termasuk kegiatan pembelajaran yang terdapat di buku siswa.

b. Bentuk-bentuk bimbingan di rumah baik dalam bidang kegiatan pembelajaran maupun kemampuan bersikap dalam berinteraksi

(29)

dengan guru, teman, dan orang tua. Di sini juga dapat dibicarakan tentang bakat dan minat setiap siswa, sehingga mereka tambah berprestasi. Dan pemasalahan siswa terutama dalam menghadapi dan menggunakan media sosial yang menjadi trend saat ini. Media sosial masih menjadi permasalahan bagi siswa karena pada umumnya siswa tunarungu kurang memahami aturan/hukum penggunannya. Akibatnya banyak permasalahan dengan adanya media sosial.

c. Masukan-masukan yang diinginkan orang tua demi kemajuan kemampuan itelektual, mental, emosional, dan spiritual putra-putrinya.

Jika diperlukan atau ada permasalahan mendesak, guru/ wali kelas maupun kepala sekolah dapat meminta orang tua untuk datang ke sekolah, membicarakan permasalahan yang menyangkut putra-putrinya.

2. Interaksi secara Tidak langsung

Pertemuan dengan orang tua tentu sangat terbatas. Oleh karena itu perlu ditindaklanjuti secara tidak langsung, karena interaksi ini justru lebih banyak diperlukan.

Segala sesuatu dari guru yang akan disampaikan kepada orang tua siswa di rumah, bisa melalui buku penghubung (jika ada), surat, telepon/sms/grup media sosial, pengantar maupun siswa itu sendiri.

(30)
(31)

PETA KONSEP:

BILANGAN BULAT

BAB I

MENGENAL BILANGAN BULAT BILANGAN BULAT PEMBAGIAN MASALAH OTENTIK OPERASI PADA BILANGAN BULAT PERKALIAN PENGURANGAN PENJUMLAHAN

(32)

PENGANTAR BAB

Pada bab ini, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan operasi hitung bilangan bulat. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan proses 5 M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan). Namun 5 M tersebut dilaksanakan sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi saat pembelajaran. Urutan 5 M juga disesuaikan saat pembelajaran berlangsung. Siswa juga secara aktif diarahkan untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dari masalah yang ada. Bagi tunarungu, percakapan dan alat peraga merupakan bagian penting untuk membahas permasalahan terkait dengan operasi hitung bilangan bulat. Percakapan yang dimaksud bahwa pendekatan saintifik selalu dalam bimbingan guru. Adapun alat peraga dimaksud dapat berupa benda-benda kongkret atau benda tiruan yang ada di sekitar siswa yang berfungsi untuk memperjelas konsep materi yang dibelajarkan. Pada akhir pembelajaran diharapkan siswa memperoleh pengalaman belajar sebagai berikut:

1. Mengkomunikasikan masalah otentik yang pemecahannya terkait dengan operasi hitung bilangan bulat.

2. Menyelesaikan model Matematika untuk memperoleh solusi permasalahan yang diberikan terkait dengan operasi hitung bilangan bulat.

3. Menuliskan dengan kata-katanya sendiri konsep operasi hitung bilangan bulat berdasarkan kaidah yang berlaku.

4. Menerapkan berbagai aturan pada operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

(33)

Subbab: Mengenal Bilangan Bulat A. Pembelajaran:

1. Kompetensi Dasar

3.1 Memahami konsep bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.

4.1 Menghitung operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan bulat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Indikator Pembelajaran

a. Menyebutkan bilangan yang termasuk dalam bilangan bulat. b. Menunjukkan letak bilangan bulat positif terhadap bilangan 0 pada garis bilangan.

c. Menunjukkan letak bilangan bulat negatif terhadap bilangan 0 pada garis bilangan.

d. Mengurutkan bilangan bulat positif , bilangan 0, dan bilangan bulat negatif pada garis bilangan.

3. Pengalaman Belajar.

Pengalaman belajar siswa yang diharapkan guru pada materi tentang “Mengenal bilanan Bulat” adalah:

a. Siswa mampu memahami bilangan bulat positif, bilangan bulat 0, dan bilangan bulat negatif.

b. Siswa mampu mrnyebutkan bilangan yang termasuk bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif.

c. Siswa mampu mengurutkan bilangan bulat positif, bilangan bulat 0, dan bilangan bulat negatif pada garis bilangan

Agar siswa memperoleh pengalaman belajar yang optimal sesuai kemampuan setiap individu, guru yang mengajar siswa tunarungu diharapkan melaksanakan proses pembelajaran dengan cara lebih mengaktifkan siswa melalui percakapan, apapun ungkapan siswa harus ditangapi.

(34)

4. Media dan Sumber Belajar. a. Media Belajar

Guru diharapkan dapat memilih media belajar yang tepat karena media belajar akan membantu siswa mempermudah memahami materi yang sedang dipelajarinya.

Media pembelajaran tentang mengenal bilangan bulat yang bisa dipersiapkan guru adalah gambar garis bilangan yang mencakup bilangan bulat.

b. Sumber Belajar:

Buku siswa, buku guru, dan buku-buku matematika lain yang relevan.

5. Langkah-langkah Pembelajaran. a. Kegiatan Pendahuluan.

1) Guru mempersiapkan siswa dalam proses pembelajaran, seperti: kebersihan dan kerapian kelas, kemudian berdoa bersama-sama.

2) Guru mengkondisikan siswa agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan cara menciptakan suasana akrap dan rileks.

3) Guru membangun keterarahwajahan dan keterarahsuaraan, seperti: mengabsen siswa dengan cara menutup mulut guru menggunakan kertas/buku. Jika belum pernah dengan cara tersebut, dimulai tanpa menutup mulut lebih dulu.

4) Guru bersama siswa mempercakapkan tentang manfaat mempelajari bilangan bulat, seperti:

• Siswa dapat membaca termometer.

• Siswa dapat memperkirakan suhu udara di daerah panas maupun di daerah dingin.

• Siswa dapat mengukur suhu badan menggunakan termometer.

(35)

Interaksi dalam kegiatan ini sudah mulai dengan tiga arah antara siswa dengan guru, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. Untuk membangun sikap positif bagi siswa.

Setelah percakapan tersebut, guru menggunakan buku siswa, yaitu Bab I tentang Bilangan Bulat. Subbab Mengenal Bilangan Bulat

(Buku Siswa, halaman 3 s.d 5).

b. Kegiatan Inti

Kegiatan Mengomunikasikan

Pembelajaran diawali dengan mengajak siswa-siswa ke luar kelas, kemudian mempercakapkan/membicarakan keadaan cuaca di tempat tersebut.

Jika suhu udara panas, bicarakanlah dengan siswa: wah… panas sekali, supaya badan terasa segar kira-kira minum apa ya? Guru mengarahkan siswa menjawab ‘minuman’ dingin yang menggunakan es batu’.

Jika suhu udara terasa dingin, bicarakanlah dengan siswa: wao… dingin sekali, supaya badan terasa hangat kira-kira minum apa ya? Guru mengarahkan siswa menjawab ‘minuman hangat’. Dan mengarahkan siswa mengutarakan tidak cocok minum minuman dingin.

• Guru mengkondisikan suasana percakapan, dalam situasi siswa saling menghargai pendapat dan saling membantu temannya yang belum memahami isi percakapan.

Catatan:

• Guru mengarahkan siswa menyebutkan macam-macam minuman dingin dan panas.

• Guru dipersilakan memodifikasi cara-cara tersebut sesuai kondisi se tempat dan keinginan guru. Jadi diperbolehkan membicarakan situasi lain.

(36)

Kegiatan Mengamati

Pembelajaran dilanjutkan dengan mempelajari materi di buku siswa

tentang ‘Mengenal Bilangan Bulat’ halaman 3 s.d 5.

Guru mempersilakan siswa mengamati gambar dan membaca pernyataan-pernyataannya.

Guru mengarahkan siswa agar bertanya kepada temannya, kira-kira berapa suhu yang terdapat pada gambar, suhu udara di Indonesia pada musim kemarau, bagaimana rasa badan kita jika suhu udara panas, serta minuman apa yang dapat menyegarkan badan pada saat suhu udara panas.

Guru tetap mengkondisikan suasana percakapan, dalam situasi siswa saling menghargai pendapat dan saling membantu temannya yang belum memahami isi materi.

Guru menyampaikan kepada siswa terbentuknya es batu yang terbuat dari air. Sampaikan juga jika es batu tersebut untuk minuman, harus terbuat dari air mineral/air matang.

Guru mempersiapkan termometer suhu udara dan meminta siswa untuk mengukur suhu udara di dalam freezer. Arahkan mereka untuk mengungkapkan besar suhu udara saat pengukuran tersebut.

Ketika guru menyampaikan materi tersebut, pembelajaran tetap tiga arah, guru diharapkan bisa memancing agar siswa mengungkapkan pendapatnya sesuai materi, dengan cara bertanya atau pernyataan provokasi, seperti: pernyataan yang berlawanan.

Selanjutnya mempercakapkan tentang garis bilangan yang memuat bilangan-bilangan yang sudah dibicarakan dan menyebutkan ada bilangan bulat positif, bilangan bulat 0, dan bilangan negatif. Siswa diminta menyebutkan contoh-contoh bilangan bulat positif dan negatif secara urut.

Guru mempersilakan siswa untuk bertanya, jika masih ada yang belum jelas.

(37)

Kegiatan Berlatih

Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan 1.1 halaman

5. Pada pengerjaan latihan ini, siswa diminta saling membantu dengan cara yang baik. Kemudian guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa sesuai jawaban berikut:

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup diserahkan kepada kreasi guru masing-masing sesuai dengan kemampuan siswa serta situasi dan kondisi setempat.

B. Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian

Guru melakukan penilaian selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian selama proses pembelajaran dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan, sedangkan penilaian setelah proses pembelajaran menilai hasil kerja siswa untuk mengerjakan latihan 1.1 Halaman 5

a. Penilaian Observasi (pengamatan):

Menilai dimensi afaktif untuk pembinaan sikap siswa agar mempunyai karakter yang lebih baik.

(38)

Aspek-aspek yang dapat perhatian guru, seperti: kerja sama, sopan-santun, ringan membantu teman, dsb.

b. Penilaian hasil pekerjaan siswa pada latihan 1.1 sesuai dengan pedoman.

Pedoman penilaian latihan soal 1.1 Halaman 5: Nilai maksimal adalah: 10.

• Setiap soal yang dikerjakan dengan tepat, memperoleh skor 2. • Setiap soal yang dikerjakan 75% tepat, memperoleh skor 1,5. • Setiap soal yang dikerjakan 50% tepat, memperoleh skor 1. • Setiap soal yang dikerjakan 25% tepat, memperoleh skor 0,5. • Setiap soal yang dikerjakan tidak tepat, memperoleh skor 0,25. • Setiap soal yang tidak dikerjakan, memperoleh skor 0.

Nilai Akhir : x 100

2. Tindak Lanjut:

Hasil penilaian setiap siswa dapat ditindaklanjuti oleh guru untuk menentukan kegiatan selanjutnya. Jika semua siswa sudah tepat mengerjakan semua tugas pada latihan 1.1 Halaman 5, kegiatan dilanjutkan membahas materi selanjutnya. Namun jika masih ada siswa yang belum bisa, kegiatan dilanjutkan dengan remidial bagi siswa yang belum bisa dan pengayaan bagi siswa yang sudah bisa.

Kegiatan Pengayaan:

Siswa yang sudah tepat dalam mengerjakan tugas latihan 1.1, Halaman 5 bisa menjadi tutor sebaya, yaitu diminta membimbing temanya yang belum bisa.

Guru juga dipersilakan memberi kegiatan pengayaan dan remidial yang lain sesuai dengan materi yang diajarkan.

(39)

C. Kegiatan bersama Orangtua

Guru memberitahukan kepada siswa, bahwa mereka belajar di rumah untuk mengerjakan tugas pada buku siswa halaman 5 bersama orang tua atau saudara, dan memberi tahu orangtua, agar orangtua mengingatkan, membimbing, dan mengawasi putranya untuk mengerjakan tugas di rumah, serta memberi paraf pada hasil kerja putranya. Dijelaskan pula bahwa yang harus dilakukan orang tua adalah membimbing bukan mengerjakan tugas.

Pemberitahuan bisa melalui sms, telpun, grup media sosial, atau buku penghubung. Jika orang tua belum jelas cara membimbingnya dipersilakan menghubungi guru.

Subbab: Operasi Hitung Bilangan Bulat A. Pembelajaran:

1. Kompetensi Dasar

3.1 Memahami konsep bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.

4.1 Menghitung operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan bulat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Indikator Pembelajaran

a. Memahami cara menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, dan membagi dua bilangan bulat positif, negatif, maupun campuran.

b. Menghitung hasil penjumlahan dua bilangan bulat positif, negatif, maupun campuran, termasuk dalam permasalahan sehari-hari.

c. Menghitung hasil pengurangan dua bilangan bulat positif, negatif, maupun campuran, termasuk dalam permasalahan sehari-hari.

d. Menghitung hasil perkalian dua bilangan bulat positif, negatif, maupun campuran, termasuk dalam permasalahan

(40)

e. Menghitung hasil pembagian dua bilangan bulat positif, negatif, maupun campuran, termasuk dalam permasalahan sehari-hari.

3. Pengalaman Belajar.

Pengalaman belajar siswa yang diharapkan guru pada materi tentang “Operasi hitung Bilanan Bulat” adalah:

a. Siswa mampu memahami cara menjumlahkan,

mengurangkan, mengalikan, dan membagi bilangan bulat positif dengan positif, bilangan bulat positif dengan negatif, atau sebaliknya, dan bilangan bulat negatif dengan negaitf baik dengan menggunakan garis bilangan ataupun cara susun.

b. Siswa mampu menghitung hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat positif dengan positif, bilangan bulat positif dengan negatif, atau sebaliknya, dan bilangan bulat negatif. dengan negaitf baik dengan menggunakan garis bilangan ataupun cara susun.

c. Siswa mampu menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat.

Agar siswa memperoleh pengalaman belajar yang optimal sesuai kemampuan setiap individu, guru yang mengajar siswa tunarungu diharapkan melaksanakan proses pembelajaran dengan cara lebih mengaktifkan siswa melalui percakapan, apapun ungkapan siswa harus ditanggapi oleh guru.

4. Media dan Sumber Belajar. a. Media Belajar

Guru diharapkan dapat memilih media belajar yang tepat karena media belajar akan membantu siswa mempermudah memahami materi yang sedang dipelajarinya.

(41)

Media pembelajaran tentang operasi hitung bilangan bulat yang bisa dipersiapkan guru adalah alat tulis, benda-benda sekitar kelas, dan gambar garis bilangan yang mencakup bilangan bulat.

b. Sumber Belajar:

Buku siswa, buku guru, dan buku-buku matematika lain yang relevan.

5. Langkah-langkah Pembelajaran. 5.1 Penjumlahan bilangan Bulat

a. Kegiatan Pendahuluan.

1) Guru mempersiapkan siswa dalam proses pembelajaran, seperti: kebersihan dan kerapian kelas, kemudian berdoa bersama-sama.

2) Guru mengkondisikan siswa agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan cara menciptakan suasana akrap dan rileks.

3) Guru membangun keterarahwajahan dan

keterarahsuaraan, seperti: mengabsen siswa dengan cara menutup mulut guru menggunakan kertas/buku.

4) Guru bersama siswa mempercakapkan tentang manfaat mempelajari operasi hitung bilangan bulat, seperti:

• Siswa dapat menghitung pembayaran ketika berbelanja dan menghitung uang pengembaliannya bila membayar dengan uang lebih.

Interaksi dalam kegiatan ini sudah mulai dengan tiga arah antara siswa dengan guru, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. untuk membangun sikap positif bagi siswa. Setelah percakapan tersebut, guru menggunakan buku siswa,

yaitu Bab I tentang Bilangan Bulat. Subbab Operasi Hitung pada Bilangan Bulat, materi: Penjumlahan halaman 6 s.d 11.

(42)

b. Kegiatan Inti

Kegiatan Mengingat

Pembelajaran diawali dengan mengajak siswa-siswa ke luar kelas, kemudian mempercakapkan/membicarakan kegiatan siswa pada waktu melangkah ke kanan.

Guru meminta dua siswa untuk berada di depan dan berhadapan dengan siswa lain. Satu siswa diminta melangkah ke kanan 4 kali kemudian dilanjutkan siswa satu lagi melangkah 3 kali. Guru meminta semua siswa untuk menghitung banyak langkah kedua temannya tersebut. Selanjutnya guru meminta dua siswa lagi untuk melakukan seperti temannya tersebut dengan bilangan yang berbeda. Tanyakan kepada siswa operasi hitung apakah yang baru saja diperagakan.

Pembelajaran dilanjutkan dengan mempelajari materi di buku siswa tentang ‘Penjumlahan Bilangan Bulat’ halaman 6 s.d 11.

Guru meminta siswa untuk memberikan contoh penjumlahan yang sudah mereka pelajari dan meminta salah satu temannya untuk mebat garis bilangan dengan bimbingan guru.

Kegiatan selanjutnya adalah, guru meminta siswa untuk memperhatikan contoh-contoh soal pada buku siswa halaman 6 s.d 9 dan pembahasannya.

a. Guru menyediakan kain sepanjang 5 m atau lebih dan meteran. Jika tidak ada kain boleh diganti dengan benda lain. Guru meminta dua anak untuk memerankan Ikhsan dan Hani, kemudian guru mengarahkan siswa lain untuk meminta temannya membuat garis bilagan dari kegiatan tesebut. Guru meminta siswa mencocokkan hasil pekerjaan temannya dengan jawaban pada buku siswa halaman 8 dan 9 . Guru mengarahkan siswa menanggapi dengan cara yang baik dengan memberi pujian walaupun hasil pekerjaanya kurang tepat.

(43)

boleh menggunakan media lain. Kemudian setelah mempercakapkan hasil ukuran tersebut, guru meminta anak lain mengukur kembali. Dan mengarahkan siswa lain untuk meminta temannya membuat garis bilagan dari kegiatan tesebut. Guru mengarahkan siswa menanggapi dengan cara yang baik dengan memberi pujian walaupun hasil pekerjaanya kurang tepat.

c. Guru mengarahkan siswa untuk meminta temannya membuat garis bilagan dari kegiatan pada contoh soal pada buku siswa no.c. Guru meminta siswa mencocokkan hasil pekerjaan temannya dengan jawaban pada buku siswa halaman 10. Guru mengarahkan siswa menanggapi dengan cara yang baik dengan memberi pujian walaupun hasil pekerjaanya kurang tepat.

Guru mempersilakan siswa untuk bertanya, jika masih ada yang belum jelas.

Kegiatan Berlatih

Guru meminta siswa mengerjakan soak-soal pada latihan 1.2 halaman 8, kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa sesuai jawaban berikut:

a. -3 -2 -1 0 1 2 3 -3 +4 1 -3 + 4 = 1 b. -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 -7 -2 -9 (-7) + (-2) = -9

(44)

c. -3 -2 -1 0 1 2 3 -3 +6 3 (-3) + 6 = 3 d. -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 +2 -5 -3 2 – 5 = -3 e. 0 1 2 3 4 5 6 6 -2 4 6 – 2 = 4 c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup diserahkan kepada kreasi guru masing-masing sesuai dengan kemampuan siswa serta situasi dan kondisi setempat.

Penjumlahan bilangan bulat berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.

a. Kegiatan Pendahuluan:

1). Guru mempersiapkan siswa dalam proses pembelajaran, seperti: kebersihan dan kerapian kelas, kemudian berdoa bersama-sama.

(45)

pembelajaran dengan cara menciptakan suasana akrap dan rileks.

3). Guru membangun keterarahwajahan dan keterarahsuaraan, seperti: mengabsen sisiwa dengan cara menutup mulut guru menggunakan kertas/buku.

4). Guru bersama siswa mempercakapkan tentang manfaat mempelajari operasi hitung bilangan bulat, seperti:

• Siswa dapat menghitung penjumlahan pada bilangan bulat.

Interaksi dalam kegiatan ini sudah mulai dengan tiga arah

antara siswa dengan guru, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. untuk membangun sikap positif bagi siswa.

Setelah percakapan tersebut, guru menggunakan buku siswa, yaitu Bab I tentang Bilangan Bulat. Subbab Operasi Hitung pada Bilangan Bulat: Penjumlahan bilangan bulat berkaitan dengan permasalahan sehari-hari (Buku Siswa, halaman 8 s.d 13).

b. Kegiatan Inti

Kegiatan Mengamati

Pembelajaran diawali dengan mengajak siswa-siswa mempercakapkan/membicarakan masalah yang terdapat pada buku siswa halaman 10 dan 11 , dengan pancingan pertanyaan atau pernyataan provokasi, seperti:

• Apa permasalahan ibu Ahsan?

• Ooo … Ibu Ahsan mendapat uang. Bimbing siswa untuk mengatakan ‘tidak mendapat uang tetapi harus membayar uang sekolah, berarti harus mengeluarkan uang’.

• Ibu Ahsan harus membayar uang sekolah berapa rupiah? Ingatkan siswa tentang penjumlahan bersusun, bimbinglah

siswa untuk meminta temannya dengan cara penjumlahan bersusun.

(46)

Bimbing siswa agar selalu menghargai pekerjaan temannya dan jika temannya masih salah mengerjakannya, minta siswa yang sudah bisa untuk membimbingnya.

Bimbing siswa mencocokan jawabannya dengan jawaban di buku siswa.

Kegiatan berlatih

Guru meminta siswa mengerjakan soak-soal pada latihan 1.3 halaman 10, boleh dengan cara bersusun, kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa sesuai jawaban berikut:

Jawaban lat 1.3

a. Jumlah buku yang diambil keduanya = 7 buah + 8 buah = = 15 buah

b. Dian membayar harga pembelian buah jeruk dan apel = 5 x Rp60.000,00 + 3 x Rp60.000,00 =

Rp300.000,00 + Rp180.000,00 = Rp480.000,00 c. Banyak pin yang dibuat siswa kelas X-1 dan X-2 tersebut= 26 buah + 17 buah = 43 buah

d. Jumlah pinjaman orang tua Dendi kepada kakaknya = Rp1.500.000,00 + Rp1.300.000,00 = Rp2.800.000,00

Kegiatan Mengomunikasikan

Guru membimbing siswa yang mampu untuk mengungkapkan permasalahan lain berkaitan dengan penjumlahan bilangan bulat. Bagi siswa yang mampu mengejakan latihan 1.3, diminta juga

mengerjakan latihan 1.4 halaman 11, sebagai pengayaan. Jawaban soal latihan 1.4:

1. - 37 6. - 22 2. - 799 7. - 9

(47)

3. - 311 8. 33 4. 181 9. 801 5. 321 10. 794 c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup diserahkan kepada kreasi guru masing-masing sesuai dengan kemampuan siswa serta situasi dan kondisi setempat.

5.2 Pengurangan bilangan Bulat a. Kegiatan Pendahuluan.

1) Guru mempersiapkan siswa dalam proses pembelajaran, seperti: kebersihan dan kerapian kelas, kemudian berdoa bersama-sama.

2) Guru mengkondisikan siswa agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan cara menciptakan suasana akrab dan rileks.

3) Guru membangun keterarahwajahan dan keterarahsuaraan, seperti: mengabsen siswa dengan cara menutup mulut guru menggunakan kertas/buku.

4) Guru bersama siswa mempercakapkan tentang manfaat mempelajari operasi hitung bilangan bulat, seperti:

• Siswa dapat menghitung pengurangan pada bilangan bulat.

Interaksi dalam kegiatan ini sudah mulai dengan tiga arah antara siswa dengan guru, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. untuk membangun sikap positif bagi siswa.

Setelah percakapan tersebut, guru menggunakan buku siswa, yaitu Bab I tentang bilangan bulat. Subbab Operasi Hitung pada Bilangan Bulat: Pengurangan. (Buku Siswa, halaman 11 s.d 13).

(48)

b. Kegiatan Inti

Kegiatan Mengingat

Pembelajaran diawali dengan mengajak siswa-siswa ke luar kelas, kemudian mempercakapkan/membicarakan kegiatan siswa pada waktu melangkah ke kanan dan ke kiri Guru meminta dua siswa untuk berada di depan dan

berhadapan dengan siswa lain. Satu siswa diminta melangkah ke kanan 3 kali kemudian dilanjutkan siswa satu melangkah ke kiri 2 kali. Guru meminta semua siswa untuk menghitung banyak langkah yang tersisa dari kedua temannya tersebut. Selanjutnya guru meminta dua siswa lagi untuk melakukan seperti temannya tersebut dengan bilangan yang berbeda. Tanyakan kepada siswa operasi hitung apakah yang baru saja diperagakan.

Pembelajaran dilanjutkan dengan mempelajari materi di buku siswa tentang ‘Pengurangan Bilangan Bulat’ halaman …

Guru meminta siswa untuk memberikan contoh

Pengurangan yang sudah mereka pelajari dan meminta salah satu temannya untuk membuat garis bilangan dengan bimbingan guru.

Kegiatan selanjutnya adalah, guru meminta siswa untuk memperhatikan contoh-contoh soal pada buku siswa halaman 12 s.d 13 dan pembahasannya.

a. Guru menyiapkan buku tulis 7 buah. Guru meminta dua siswa untuk memerankan sebagai Ruri dan adiknya. Percakapkan apa yang harus dilakukan keduanya sesuai dengan isi soal tersebut. Arahkan siswa agar bisa bertanya kepada temannya sesuai dengan soal tersebut.

Guru mengarahkan siswa agar meminta temannya untuk menjawab soal tersebut pada garis bilangan. Guru juga membimbing siswa agar menghargai hasil jawaban temannya pada garis bilangan tersebut. Jika jawaban benar, siswa lain diminta memujinya dan jika belum tepat arahkan untuk

(49)

b. Guru meminta siswa menjawab soal secara bersama-sama. Dan meminta siswa lain untuk menjawab pada garis bilangan. Guru mengajak siswa untuk mencocokkan hasil pekerjaan

siswa tersebut dengan jawaban yang ada pada buku siswa. Selanjutnya guru meminta siswa mengerjakan soak-soal pada

latihan 1.5 halaman 13, kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa sesuai jawaban berikut:

a. 5 -3 2 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 5 – 3 = 2 b. -6 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 -4 -2 (-4) – 2 = 6 c. -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 -3 -6 -9 (-3) – 6 = -9 d. -3 -5 2 -4 -3 -2 -1 0 1 2 2 – 5 = -3

(50)

e. -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 6 -8 -2 6 – 8 = -2 c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup diserahkan kepada kreasi guru masing-masing sesuai dengan kemampuan siswa serta situasi dan kondisi setempat.

Pengurangan bilangan bulat berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.

a. Kegiatan Pendahuluan:

1) Guru mempersiapkan siswa dalam proses pembelajaran, seperti: kebersihan dan kerapian kelas, kemudian berdoa bersama-sama.

2) Guru mengkondisikan siswa agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan cara menciptakan suasana akrap dan rileks.

3) Guru membangun keterarahwajahan dan

keterarahsuaraan, seperti: mengabsen siswa dengan cara menutup mulut guru menggunakan kertas/buku.

4) Guru bersama siswa mempercakapkan tentang manfaat mempelajari operasi hitung bilangan bulat tentang pengurangan bilangan bulat berkaitan dengan permasalahan sehari-hari, seperti: Siswa dapat menghitung uang pengembalian ketika berbelanja bila membayar dengan uang lebih.

(51)

Interaksi dalam kegiatan ini sudah mulai dengan tiga arah

antara siswa dengan guru, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. untuk membangun sikap positif bagi siswa.

Setelah percakapan tersebut, guru menggunakan buku siswa, yaitu Bab I tentang Bilangan Bulat. Subbab Operasi Hitung pada Bilangan Bulat: Pengurangan bilangan bulat berkaitan dengan permasalahan sehari-hari. (Buku Siswa, halaman 14 s.d 16).

b. Kegiatan Inti

Kegiatan Mengamati dan menalar

Pembelajaran diawali dengan mengalak siswa-siswa ke ruang berAC, kemudian mempercakapkan suhu udara yang ada pada ruang tersebut, dengan pancingan pertanyaan/pernyataan provokasi, seperti:

• Hiii… panas! Berharap anak bisa menyangkal ‘tidak atau dingin’. • Guru meminta siswa untuk melihat suhu udara pada AC.

• Guru mengarahkan siswa untuk saling bertanya, suhu udara berapa derajat yang diinginkan ketika berada di ruang berAC. • Guru mengajak siswa mengukur suhu di luar ruangan dan

melihat hasilnya, kemudian bertanya samakah dengan suhu di dalam tadi?

Kegiatan dilanjutkan dengan meminta siswa untuk mengamati gambar pada buku siswa halalaman 18, kemudian mempercakapkan/membicarakan permasalahan, dengan pancingan pertanyaan atau pernyataan profokasi, seperti:

• Berapa derajat suhu udara yang diinginkan orang ketika berada di ruang berAC?

• Guru membimbing siswa untuk menanyakan kepada temannya, berapa selisih suhu udara di ruangan yang dipasang AC dengan di luar ruangan tersebut?

(52)

• Guru membimbing siswa untuk mencocokkan jawaban temannya dengan jawaban yang ada di buku siswa. Jika jawabannya benar bimbing siswa untuk memberi pujian, tapi jika belum benar bimbing siswa untuk membantu temannya tersebut.

Kegiatan Berlatih

Guru meminta siswa mengerjakan soak-soal pada latihan 1.6 halaman 15 dan 16, kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa sesuai jawaban berikut:

Jawaban latihan 1.6

a. Sisa buku ibu Sena =18 buah - 7 buah - 8 buah = 3 buah. Atau = 18 buah - (7 buah + 8 buah) = 18 buah - 15 buah = 3 buah. b. Sisa pinjaman bu Dea kepada bu Ita =

RP100.000,00 - Rp80.000,00 = Rp20.000,00 c. Sisa uang Toto = Rp18.000,00 - Rp8.000,00 = Rp10.000,00 d. Banyak tas yang dibagikan pak Husni =

68 buah - 31 buah = 37 buah.

Kegiatan Mendiskusikan

Guru membimbing siswa yang mampu untuk mengungkapkan permasalahan lain berkaitan dengan pengurangan bilangan bulat.

Bagi siswa yang mampu menjawab soal latiha 1.6, diminta juga mengerjakan latihan 1.7, sebagai pengayaan halaman 17

Jawaban soal latihan 1.7: 1. 609 6. 39 2. 191 7. - 4

(53)

3. - 565 8. 13 4. - 845 9. 9

5. - 1.173 10. - 1.046

Catatan: guru dipersilakan membimbing siswa menggunakan

cara pengurangan bersusun.

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup diserahkan kepada kreasi guru masing-masing sesuai dengan kemampuan siswa serta situasi dan kondisi setempat.

5.3 Perkalian Bilangan Bulat a. Kegiatan Pendahuluan.

1) Guru mempersiapkan siswa dalam proses pembelajaran, seperti: kebersihan dan kerapian kelas, kemudian berdoa bersama-sama.

2) Guru mengkondisikan siswa agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan cara menciptakan suasana akrap dan rileks.

3) Guru membangun keterarahwajahan dan keterarahsuaraan, seperti: mengabsen siswa dengan cara menutup mulut guru menggunakan kertas/buku.

4) Guru bersama siswa mempercakapkan tentang manfaat mempelajari operasi hitung bilangan bulat, seperti:

• Siswa dapat menghitung jumlah benda yang dibeli beberapa kali, jika sama banyak.

Interaksi dalam kegiatan ini sudah mulai dengan tiga arah antara siswa dengan guru, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. untuk membangun sikap positif bagi siswa. Setelah percakapan tersebut, guru menggunakan buku siswa,

yaitu Bab I tentang Bilangan Bulat. Subbab Operasi Hitung pada Bilangan Bulat: Perkalian. (Buku Siswa, halaman 17 s.d 18).

(54)

b. Kegiatan inti

Pembelajaran diawali dengan mempercakapkan tetang perkalian yang pernah siswa pelajari sebelumnya, dengan cara meminta siswa untuk memberikan contoh perkalian dan cara menghitungnya. Dilanjutkan dengan membahas permasalahan pada buku siswa halaman 18.

Guru menyiapkan 12 buah buku, dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan/pernyataan provokasi, seperti:

a. Susan membeli buku 7 buah ya? Guru merespon jawaban dari siswa, kemudian mengarahkan siswa untuk bertanya kepada temannya, benarkah? Berapa banyak buku yang dibeli Susan? Ia membeli berapa kali? Berapa jumlah buku yang dibeli Susan? Bagaimana cara menghitungnya? Cocokkan bersama siswa apakah jawaban siswa tersebut sesuai dengan jawaban di buku siswa. Berilah pujian kepada siswa tersebut.

b. Piring ibu Neny berkurang berapa buah? Guru meminta salah satu siswa untuk menjawab dan memberikan cara menghitungnya. Cocokkan bersama siswa apakah jawaban siswa tersebut sesuai dengan jawaban di buku siswa. Berilah pujian kepada siswa tersebut.

Guru meminta siswa mengerjakan soak-soal pada latihan 1.8, halaman 18, kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa sesuai jawaban berikut: a. 9 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 54 b. 8 x 7 = 7 + 7 + 7 + 7 +7 + 7 + 7 + 7 = 56 c. 4 x 13 = 13 + 13 + 13 + 13 = 52 d. 7 x 42 = 42 + 42 + 42 + 42 + 42 + 42 + 42 = 294 e. 6 x 15 = 15 + 15 + 15 + 15 + 15 + 15 = 90 c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup diserahkan kepada kreasi guru masing-masing sesuai dengan kemampuan siswa serta situasi dan kondisi setempat.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan melihat permasalahan di atas dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan varietas dan cara tanam bawang merah yang adaptif pada dataran rendah

Sebagaimana kenyataan di lapangan yang terjadi pada mahasiswa program studi pendidikan matematika semester VI tahun akademik 2014- 2015 STKIP Muhammadiyah Pringsewu

Menurut Santoso (1995:20) bahwa retribusi pasar di banyak daerah dan kota di Indonesia menjadi sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang cukup berarti. Retribusi pasar

Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan untuk menyelesaikan studi di Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran

Pada bab III penulis akan memaparkan secara rinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir dan Laporan yang berjudul “Modifikasi

Metode yang digunakan untuk menetapkan perak dalam suasana asam dengan larutan. baku kalium / ammonium thiosianat, kelebihan thiosianat dapat ditetapkan

Penelitian ini bermaksud mendikripsikan pelaksanaan PNPM-Mandiri dalam penanggulangan kemiskinan beserta manfaat bagi masyarakat miskin,mendiskripsikan partisipasi masyarakat dan