• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PEMANENAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jack). DI PLASMA INTI SARI PT. KOTA BANGUNPLANTATION. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PEMANENAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jack). DI PLASMA INTI SARI PT. KOTA BANGUNPLANTATION. Oleh :"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PEMANENAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jack). DI PLASMA INTI SARI

PT. KOTA BANGUNPLANTATION

Oleh :

MUTMAINNAH LANGGAR

NIM : 110500090

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

KAJIAN PEMANENAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jack). DI PLASMA INTI SARI

PT. KOTA BANGUNPLANTATION

Oleh :

MUTMAINNAH LANGGAR

NIM : 110500090

KaryaIImiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(3)

KAJIAN PEMANENAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jack). DI PLASMA INTI SARI

PT. KOTA BANGUNPLANTATION

Oleh :

MUTMAINNAH LANGGAR

NIM : 110500090

Karya IlmiahSebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya IImiah

:

Kajian Pemanenan Pada Tanaman Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jack) Di Plasma Inti Sari PT. Kota Bangun Plantation

Nama

: Mutmainnah Langgar

Nim : 110500090

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing Penguji 1 Penuji 2

Rosy Mirasari, SP. MP Nurlaila, SP.MP Riama Rita Manullang SP,MP

NIP.197806242005012002 NIP.197110302001122001 NIP.19701162000032002

Menyutujui Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Mengesahkan. Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP, M.Sc NIP. 197210252001121001

Ir. Hasanudin, MP NIP. 1960805 198903 1 005

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang teah melimpahkan rahmatnya dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas- tugas selama pengkajian yang berlangsung Di Plasma Inti Rakyat PT. Kota Bangun Plantation Kecamatan Jembayan Kabupaten Kutai kartanegara Provinsi Kalimantan timur. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanan dalam pengkajian ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagi pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Rossy Mirasari, SP MP, selaku dosen pembimbing karya ilmiah 2. Ibu Nurlaila, SP MP, selaku dosen penguji I

3. Ibu Riama Rita Manullang, SP MP, selaku dosen pengui II

4. Bapak Ir. Hasanudin,SP MP, selaku ketua jurusan manajemen pertanian

5. Bapak Nur Hidayat, SP, MSc, Selaku Ketua Program Setudi Budidaya Tanaman Perkebunan

6. Bapak Ir. Wartomo, SP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 7. Keluarga yang telah banyak memberikan motifasi dan do'a baik secara moril ,

dalam menyelesaikan pengkajian.

Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan Karya Ilmiah ini masih dapat kekurangan , baik dari segi penusunan maupun dari segi penggetahuan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penyusunan Karya Ilmiah ini. Penulis berharap agar Kariah Ilmiah ini dapat bermanfaat.

(6)

ABSTRAK

MUTMAINNAH LANGGAR. Kajian Pemanen Pada Tanaman Kelapa Sawit Di

Plasma Inti Sari PT. Kota Bangun Plantation (di bawah bimbingan Rossy Mirasari ). Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting

di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit, kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengkaji kegiatan panen di PT. Kota Bangun Plantation berdasarkan kriteria matang panen, kegiatan panen, dan rotasi panen

Metode kajian ini dilaksanakan di Plasma Inti Sari PT. Kota Bangun Plantation Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur selama 6 bulan dihitung mulai dari Februari sampai dengan Juli 2014. Pengambilan data ini dilakukan dengan 2 cara yaitu data primer dan data sekunder.

Di Plasma Inti Sari PT. Kota Bangun Plantation,t ahapan panen di lapangan pada umumnya sudah sesuai dengan SOP PT. Kota Bangun Plantation, kecuali pada tahap penentuan kriteria matang panen dan pengutipan brondolan. Buah kelapa sawit masih ada yang dipanen pada fraksi 1, dan brondolan yang jatuh tidak semua dikutip.

Kata kunci: Panen kelapa sawit

(7)

RIWAYAT HIDUP

MUTMAINNAH LANGGAR, lahir pada tanggal 15 Nopember 1990 di Kalikur Kecamatan Buyasuri Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tengara Timur. Merupakan anak ke 5 dari 10 bersaudara pasangan bapak Muhamad Langgar dan Ibu Siti Aminah Yusuf

Tahun 1997 memulai pendidikan di Sekolah Dasar (MI) Leuwtung Kecamatan Buya Suri, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan lulus pada tahun 2003, kemudian melanjutkan Ke Sekolah lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negri Buyasuri hingga lulus pada tahun 2006 melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Buyasuri dan lulus pada tahun 2009. dan pada tahun 2010 melanjutkan pekerjaan di PT. Astra Agro di muara wahwu sebagai karyawan harian, pada tahun 2011 melanjutkan ke perguruan tinggi di Politeknik Pertanian Negeri samarinda. Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

Tanggal 5 Maret 2014 sampai dengan 30 April 2014 mengikuti Praktek Kerja Lapang di Plasma Inti Rakyat PT. Kota Bangun Plantation Kecamatan Loakulu Kabupaten Kutai kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR...

i

DAFTARISI...

ii

DAFTARTABEL...

iii

DAFTARGAMBAR...

iV

DAFTAR LAMPIRAN ... V

I. PENDAHULUAN ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Tinjauan Umum Kelapa Sawit ... 4

B. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ... 11

C.

Panen ... 12

III. METODE KAJIAN ...

22

A. Tempat Dan Waktu ... 22

B. Alat Dan Bahan ... 22

C. Prosedur Pengambilan Data ... 22

D. Pengolahan Data ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

A. Hasil ... 24

B. Pembahasan ... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

A. Kesimpulan ... 28

B. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Peta PT. Kota Bangun Plantation ... 31 2. Tabel produksi kajian di Plasma Inti Sari PT. Kota Bangun Plantation 32 3. Tinjauan Umum Perusahaan ... 33 4. Dokumentasi hasil kajian ... 34

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Tingkat Kematangan Kelapa Sawit ... 34

(11)

I. PENDAHULUAN

Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar bagi Negara selain karet dan kopi

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan minyak yang dihasilkan tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya memiliki kadar kolestrol rendah, bahkan tanpa kolestrol.

Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Kegiatan ini memerlukan teknik utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit (Suyatno, 2004)

Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting dan merupakan saat- saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen adalah indikator akan dimulainya pengambilan inventasi yang tlah ditanamankna dalam budidaya. Melalui pemanenan yang dikellah dengan baik akan diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu yang bauk dan tanaman mampu bertahan dalam umur yang panjang.

Berbeda dengan tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit hanya akan mengambil bagian yang paling bernillai ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang

(12)

menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap membiarkan tanaman berproduki secara terus menerus sampai batas usia ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25 tahhun, dan dapat berkurang bergantung dari tingkat pemliharaan yang dilakukan termasuk cara pemanen. Hal itulah yang melatarbelakanggi penulis untuk mengkaji tentang pemanenan pada tanaman kelapa sawit (Suyatno, 2004)

Seksi panen adalah areal panen yang merupakan pengelompokan blok-blok areal tanaman menghasilkan dengan luas tertentu sebagai areal kerja panen yang harus diselesaikan tenaga pemanen setiap hari. Dalam Satu divisi atau afdeling

Panen merupakan salah satu kegiatan penting dalam pengolahan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Panen merupakan faktor penting dalam pencapaian produksi apabila kegiatan pemanenan atau pemotongan buah dilakukan terlambat atau lewat matang maka hasil produksi minyak pada tandan akan mengalami penurunan (Sunarko, 2008)

Tujuan dari kajian tentang pemanenan tanaman kelapa sawit adalah untuk mengkaji kegiatan panen di PT. Kota Bangun Plantation berdasarkan kriteria matang panen, kegiatan panen dan rotasi panen

Hasil yang diharapkan dari kajian pemanenan tanaman kelapa sawit adalah: 1) Agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

2) Agar mahasiswa bisa mengetahui tahapan - tahapan melakukan pemanenan yang baik pada tanaman kelapa sawit.

(13)

II. TINJAUAN

PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tanaman Kelapa Sawit

Pada awal bangsa portugis mengenal tanaman kelapa sawit saat melakukan perjalanan ke Pantai Gading (Ghana). Mereka heran ketika menyaksikan penduduk setempat menggunakannya untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan. Tanaman kelapa sawit masuk ke indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai tanaman hias sekitar tahun 1848. Daerah pertama di indonesia yang diketahui sangat cocok untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit ini adalah Sumatra Utara.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dilakukan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit. Di pulau Sumatra saja hingga pada tahun 1920 sudah puluhan perusahaan perkebunan yang menanam kelapa sawit. Masa suram bagi tanaman kelapa sawit setempat terjadi pada waktu penjajahan jepang, yang mengakibatkan kebun kelapa sawit diganti dengan tanaman pangan. Hal ini menyebabkan pengolahan pabrik- pabrik tidak lagi berproduksi (Wijayanto, 2008)

Potensi areal perkebunan di Indonesia masih terbuka luas untuk tanamankelapa sawit. Upaya perluasan perkebunan komoditas kelapa sawit dilaksanakan dengan jangkauwan daerah penanaman meluas dari keluar daerah serta peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit, khususnya perkebunan rakyat ( Utoyo, 2012)

(14)

1. Aspek botani

Menurut Djoehana (2010), taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi dapat diuraikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tacheobionta (Tumbuhan berbulu) Sub Divisi : Spermathophyta (Menghasilkan biji ) Divisi : Magnoliphyta (Tumbuhan berbunga ) Kelas : Liliopsida (Berkeping satu/monokotil ) Sub Kelas : Arecidae

Famili : Arecaceae (Suku pinang- pinangan ) Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq 2. Sifat -sifat Botani

Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu Bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang, dan daun sedangkan bagian generatif yang merupakan alat perkembangan terdiri dari bunga dan buah (Sunarko, 2008)

a. Bagian vegetatif 1) Akar

Sebagai tanaman jenis palma, kelapa sawit tidak memiliki akar tunnggang maupun akar cabang. Akar yang keluar dari pangkal

(15)

batang sangat besar jumlahnya dan terus bertambah banyak. Sistem perakaran dapat diuraikan sebagai berikut

2) Batang

Batang kelapa sawit tumbuh secara lurus ke atas. Diameter batang yang normal adalah 40-60 cm, tetapi pada pangkalnya membesar. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang membentuk daun-daun dan memanjagkan batang. Selama 4 tahun pertama, titik tumbuh berkembang membentuk daun-daun dan batang yang tumbuh melebar membentuk basis batang. Pertumbuhan meninggi setelah tanaman berumur 4 tahun, dengan kecepatan pertumbuhan (pertumbuhan tinggi) sekitar 25-40 cm per tahun (Marihat, 1992).

Pada umumnya, untuk beberapa tahun batang masih tetap berbungkus oleh pelepah daun, oleh karenanya lingkar batang menjadi lebih besar, apabila pelepah (frond) di pangkas secara teratur, bekas kaki-kaki (pangkal pelepah) daun nampak pada batang yang letaknya teratur seperti spiral. Pada umumnya setiap tanaman mempunyai 8 spiral yang letaknya agak tegak dan mengarah ke kanan atau ke kiri. Sifat ini merupakan sifat genetis. Pangkal pelepah daun mulai melepas (jatuh) setelah tanaman berumur 10 tahun atau lebih. Pangkal pelepah yang jatuh dapat mulai dari mana saja, tetapi lebih sering dari tinggi batang.

Secara alami (pertumbuhan liar di hutan), tinggi batang mencapai 30 meter. Tetapi secara komersial (dalam budidaya

(16)

perkebunan) jarang sekali tinggi tanaman kelapa sawit melebihi ketingian 15-18 m. Hal ini berhubungan dengan kemudahan pelaksanaan panenan buah dan pemeliharaan lainnya. Misalnya pemangkasan daun (Hariyadi, 2008).

3) Daun

Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun tardapat duri-duri dan bulu-bulu halus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat lebih dari 9 meter. Helai anak daun yang tarletak di tengah pelepah daun adalah yang paling panjang dan panjangnya dapat melebihi 1,20 meter. Jumlah anak daun dalan satu pelepah adalah 100-160 pasang.

Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan membentuk spiral. Pada tanaman yang tumbuh normal 2 set spiral dapat dilihat selang 8 daun mengarah ke kanan, dan selang 13 daun mengarah ke kiri, tergantung pada sifat genetisnya.

Pohon kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan,pada satu batang terdapat 40-50 pelepah daun. Apabila tidak dilaksanakan pemangkasan sewaktu panen,maka jumlah daun melebihi 60 buah.

Pertumbuhan pelepah daun tiap tahun pada tanaman mudah yang berumur 4-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua berjumlah antara 20-25 helai (Dwi dan Utoyo, 2012)

(17)

b. Bagian generatif 1) Bunga

Bunga kelapa sawit berumah satu. Pada satu batang terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah pada tandan bunga yang berbeda. Sering kali terdapat pula tandan bunga betina yang mendukung bunga jantan (hermaprodit). Tanda bunga terletak di ketiak daun mulai tumbuh setelah tanaman berumur sekitar satu tahun. Promordia (bakal ) bunga terbentuk sekitar 33-34 bulan sebelum bunga matang (siap melaksanakan penyerbukan). Pertumbuhan bunga sangat di pengaruhi oleh kesuburan tanaman. Tanaman yang tumbuh kerdil pertumbuhan bunganya lebih lambat (Wijayanto, 2008).

a). Bunga jantan

Letak bunga jantan yang satu dengan yang lainnya sangat rapat dan membentuk cabang-cabang bunga yang panjang antara 10-20 cm. Pada tanaman dewasa,satu tandan mempunyai ± 200 cabang bunga.Setiap cabang mengandung 700-1200 bunga jantan. Bunga jantaqn ini terdiri dari 6 helai benang sari dan 6 perhiasan bunga. Tepung sari berwarna kuning pucat dan berbau spesifik. Satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan 25-50 gram tepung sari. (Pahan, 2010) b). Bunga betina

Bunga betina terletak dalam tandan bunga. Tiap tandan bunga mempunyai 100-200 cabang, dan setiap cabang terdapat

(18)

paling banyak 30 bunga betina. Dalam satu tandan terdapat 3000-6000 bunga betina. Bunga betina memiliki tiga putik dan 6 perhiasan bunga.Di antara bakal buah hanya satu yang subur dan jarang terdapat dua ataupun lebih Bunga jantan maupun bunga betina biasanya terbuka selama 2 hari, sekalipun dalam musim hujan bisa sampai 4 hari.Tepung sari dapat menyerbuki selama 2 - 3 hari, tetapi makin lama, daya hidupnya (viabilitas) makin menurun (Pahan, 2010)

c).Buah

Kira-kira 5 bulan setelah terjadinya penyerbukan, buah menjadi masak. Tiap buah panjangnya 2 - 5 cm dan beratnya dapat melebihi 30 gram. Kelapa sawit tipe deli lebih besar ukurannya dari pada kelapa sawit Afrika. Buah kelapa sawit termasuk ’’buah batu’’. Bagian-bagiannya terdiri dari:

1) Kulit buah (exokarp)

2) Daging buah (pulp, mesokarp) yang banyak mengandung minyak

3) Cangkang (tempurung , shell, endokrap), dan

4) Inti (kernel,endosperm), mengandung minyak seperti minyak kelapa

Exocarp dan mesocarp sering juga disebut sebagai pericarp yaitu bagian buah yang mengandung sebagian besar minyak kelapa sawit. Rendemen minyak dalam pericrap sekitar 24%,

(19)

sedangkan dalam inti hanya sekitar 4%. Kualitas minyak inti lebih baik dari pada minyak yang terkandung dalam pericra, (Wijayanto, 2008).

Lamanya proses pembentukan buah, dari saat terjadinya penyerbukan sampai matang. Tergantung dari keadaan iklim dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Lama proses pemangkasan buah diberapa kawasan berbeda. Di malaysia sekitar 5, 5 bulan, di Sumatra 5 - 6 bulan dan di Afrika 6 - 9 bulan (Subbang, 2013).

Selain buah kelapa sawit masih mudah, yaitu berumur 4,5 - 5 bulan, buah kelapa sawit berwarna ungu. Setelah itu warna kulit buah (exocarp) berubah dari ungu berangsur- angsur menjadi merah kekuning-kuningan. Pada saat ini pembentukan minyak yang intensif pada daging buah (mesocarp), dan butir-butir minyak tersebut mengandung karotin (carotein) yang berwarna jingga.

Proses pembentukan minyak dalam daging buah berlangsung selama 24 hari, yaitu sampai buah mencapai tingkat masak. Masaknya buah dalam satu tandan tidak sekaligus, tetapi berangsur-angsur mulai dari bagian samping yang terkena sinar matahari menuju kearah bawa (pangkal). Satu tandan buah tetap siap untuk dipanen apabila beberapa buah dari tandan tersebut telah lepas dan jatuh ketanah (Suyato, 2004).

(20)

B. Syarat tumbuh tanaman kelapa sawit

Menurut Suyatno (2004), tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis.

a. Iklim

1) Curah hujan dan kelembaban

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2. 500 - 3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200 - 400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan produksinya pun akan rendah. (Anonim, 1995).

2) Penyinaran matahari

Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7 - 5 jam per hari. pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau

(21)

malam hari. 3) Suhu

Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25 - 27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun (Marihat ,1992).

b. Tanah

Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.

1 ). Sifat fisik tanah

Beberapa hal yang menemui sifat fisik tanah adalah tekstur, struktur, konsintensi, kemiringan tanah ,permeabilitas, ketebalan lapisan tanah, dan kedalaman permukaan tanah. Tanaman kelapa sawit tubuh baik pada tanah gembur , subur, berdraenase baik, permeabelitas sedang, dan mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padat. Tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20 - 60 % debu 10- 40, dan liat 20- 50. Tanah yang kurang cocok adalah pantai berpasir dan tanah gambut tebal.

(22)

2). Sifat kimia tanah

Sifat kimia tanah dapat dilihat dari tingkat keasaman dan komposisi kandungan hara mineralnya. Sifat kimia tanah mempunyai arti penting dalam menentukan dosis pemupukan dan kelas kesuburan tanah.

Tanaman kelapa sawit tidak memerlukan tanah dengan sifat kimiah yang istimewa sebab kekurangan suatu unsur hara dapat diatasi dengan pemupukan. Walaupun demikian tanah yang mengandung unsur hara dalam jumlah besar sangat baik untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman, sedangkan keasaman tanah menentukan ketersediaan dan keseimbangan unsur- unsur hara dalam tanah. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH tanah antara 4,0 - 6,5, sedangkan pH optimumnya adalah 5 - 5,5. Tanah yang memiliki pH rendah dapat dinaikan dengan pengapuran, tetapi membutuhkan biaya yang tinggi, tanah yang pHnya renda biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut (Pahan 2010).

C. Panen

Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2 - 3 tahun. Buah akan menjadi masak sektar 5 - 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang ,buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh tersebut disebut brondolan. Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan

(23)

buah masak, memunggut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarang. Perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan sistem panen, serta mutu panen (Wijayanto, 2008).

1. Kriteria matang panen

Blok dikatakan siap panen apabila 40% dari tanaman dalam blok telah memenuhi kriteria matang pohon, berat janjang rata-rata 3,5 kg dan 2 brondolan per janjang. Kriteria matang panen dipakai adalah apabila dari tandan telah terdapat 2 brondolan lepas alami per kg tandan (dijumpai 2 butir brondolan lepas secara alami di piringan). Kriteria matang panen Tandan Buah Segar (TBS) diharuskan pada tingkat kematangan optimal yaitu: Fraksi II dan Fraksi III Standar SOP ( Anonim, 2010).

Anonim 2010, kriteria panen tandan buah segar (TBS) diharuskan pada tingkat kematangan optimal. Tingkat kematangan kelapa sawit dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Tingkat Kematangan Buah Kelapa Sawit

Fraksi Jumlah Brondolan Lepas Derajat Kematangan 00 Tidak ada membrondol.buah warna hitam Sangat mentah

0 < 1 Brondolan / kg TBS Mentah

I 12,5 %-25,5% buah luar Kurang Matang

II 25-50% buah luar Matang 1

III 50-75 buah luar Matang 2

IV 75-100% buah luar Lewat matang 1 V Buah lapisan dalam membrondol Lewat matang 2 VI Semua buah membrondol Tandan kosong

(24)

Keterangan : Tingkat Kematangan buah yang baik adalah fraksi 2 dan 3 (brondol 1 dan 2 per kg berat tandan), Brondol maksimal 12,5%. Komposisi panen yang dikatakan baik adalah 2 + 3 + 4 = 80%, fraksi 5% fraksi 1 = 15%

2. Kerapatan Panen

Kerapatan panen adalah tingkat tandan buah matang panen sesuai dengan krietria 2 (dua) brondolan setiap kg berat tandan yang akan dipanen pada luasan (kapveld/ sektion) tertentu yang diperiksa/ dihitung 1 hari sebelum panen (Anonim, 2010).

3. Peralatan Panen

Alat pemotong tandan buah segar di atas sepuluh tahun menggunakan egrek yang disambung gala. selain itu alat panen, alat lain yang harus disiapkan diantaranya gancu untuk menarik tandan yang sudah jatuh ke tanah, ember, karung goni untuk mengisi brondolan di pinggir kelapa sawit dan kampak untuk memotong gagang kelapa sawit, serta karung goni atau keranjang pikul untuk mengumpulkan tandan hasil panen (Anonim, 2013) 4. Cara Panen

Berdasarkan tinggi tanaman, ada tiga cara panen umum yang dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat dodos, sedangkan tanaman dengan ketinggian 5-10 m dipanen dengan cara berdiri dan menggunakan alat kapak siam. Cara egrek digunakan untuk tanaman yang tingginya lebih dari 10 m dengan menggunakan alat arit bergagang panjang. Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyanggah buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi ditengah

(25)

gawangan. Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya maksimal 2 cm. Tandan buah yang telah dipotong diletakkan teratur di piringan dan brondolan dikumpulkan terpisah dari tandan. Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Diisyaratkan proporsi kotoran tidak melebihi 0,3% dari berat tandan (Wahyudi dan Roni, 2013)

5. Rotasi panen

Menurut Anonim (2010), rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya 1 areal panen harus dimasuki (diancak) oleh pemilik setiap 7 hari. Rotasi panen diangap baik bila buah tidak lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7. Artinya, dalam 1 minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulanggi (dipanen) 7 hari berikutnya. Dikenal dua sistem ancak panen yaitu ancak giring dan ancak tetap

Untuk rotasi panen dipergunakan sebagai berikut : 7/5 artinya dalam 7 hari dilakukan 5 X panen

a) Sistem giring

Pada sistem ini, apabila ada suatu ancak telah selesai dipanen, pemanen pindah ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, begitu seterusnya. Sistem ini memudahkan pengawasan pekerjakan para pemanen dan hasil panen lebih cepat sampai di TPH dan pabrik. Namun,

(26)

ada kecenderungan pemanen akan memilih buah yang mudah dipanen sehingga ada tandan buah atau brondolan yang tertingal karena pemanennya menggunakan sistem borongan.

b) Sistem tetap

Sistem ini sangat baik diterapkan pada areal perkebunan yang sempit, topografi berbukit atau curam, dan dengan tahun tanaman yang berbeda. Pada sistem ini pemann diberi ancak dengan luas tertentu dan tidak berpindah - pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan yang optimal. Rendemen minyak yang dihasilkan pun tinggi. Namun, kelemahan sistem ini adalah buah lebih lambat sehingga lambat juga sampai ke pabrik.

D. Tahapan Kegiatan Panen

Menurut Wahyudi dan Roni (2013), tahapan kegiatan panen adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan panen a) Pemotongan buah

Tandan yang dipotong adalah tandan yang telah memenuhi kriteria matang panen, apabila tandan buah segar ( TBS), brondol sudah jatuh satu brondol per kg TBS, jadi bila berat tandan 20 kg baru boleh panen bila dijumpai brondolan minimum 20 butir dipiringan maka pemotongan buah atau dipanen karena sudah memasuki kriteria masa panen, tetapi sebelum melakukan pemotongan sebaiknya pelepah diturunkan dengan menyisakan songgo 2 tujuannya agar dapat proses pemotongan tandan

(27)

buah segar lebih mudah b) Pengutipan brondol

Semua brondolan yang ada dipiringan harus dikutip dengan bersih setelah brondol terkumpul sebaiknya langsung di bawa TPH.

c) Pemotongan gagang tandan

Gagang TBS dipotong kurang lebih 1 cm pangkal berbentuk v (cangkang kodok) dan dilakukan di piringan atau di TPH. Tujuan agar minyak pada gagang buah tersebut tidak terlalu banyak dan kadar airnya pun kurang sehingga minyak yang dihasilkan bisa normal.

2. Pemeriksaan panen di TPH

a. Pemeriksaan di lapangan setelah panen 1. Tandan matang tidak dipanen

Tandan matang yang tidak terpanen itu biasanya karena kurang telitinya pemanen itu sendiri, buah yang seharusnya masuk keriteria matang panen tetapi tidak dipanen oleh pemanen biasanya mandor atau asisten afdeling melihat maka pemanen tersebut diharuskan kembali ke blok dan mengambil buah yang tadinya tidak terpanen (Marihat, 1992).

2. Perhitungan buah di TPH

Menurut Sunarko (2009), buah dilakukan oleh kerani pemanen dengan tujuan agar mempermudah Perhitunggan dalam pengangkutan mengetahui jumlah buah panen pada hari itu yang ke tempat penimbangan, dan kerani panen ingin mengetahui berapa hasil yang

(28)

dicapai 1 orang karyawan dalam satu hari kerja karena perusahaan sudah menentukan target dalam satu hari kerja pemanen harus mencapai 117 janjang.

b. Pemeriksaan di TPH

Pemeriksaan di TPH dimaksudkan agar tandan yang dikirim ke pabrik minyak sawit dalam kondisi segar dan mentah (memiliki kandungan miynak yang maksimal). Pemeriksaan di lapangan meliputi:

1) Tandan mentah

Tandan mentah biasanya didapatkan di perusahan, disebabkan oleh kurang telitinya pemanen dan kurang pengawasan dari mandor panen dan juga karena mengejar target harian tersebut, sehingga buah yang dipanen masih masuk keriteria belum matang.

2) Pengangkutan ke TPH

Pengangkutan TBS di dalam blok ke TPH itu tanggung jawab bagi pemanen tetapi apabila jaraknya jauh bukan tanggung jawab pemanen tapi melainkan tanggung jawab perusahaan. biasa perusahaan menggunakan beberapa alternatif yaitu ada yang menggunakan kereta sorong(angkong) dan di pikul dengan alat karung goni itu biasa digunakan untuk medan yang curam atau jurang. Dari semua alternatif tersebut bertujuan agar buah TBS biar cepat sampai ke TPH dan menghindari terjadinya restan buah biasanya diawasi oleh mandor panen (Aritonang, 1992).

(29)

3) Pengangkutan TBS dan brondolan ke dalam truk

Pengangkutan TBS dan brondolan harus dilakukan pada hari itu juga. Pasalnya, membiarkan hasil panen terlalu lama akan meningkatkan ALB dan juga rawan pencurian. Karena itu harus dipastikan kesiapan alat angkut, dalam hal ini adalah truk besar dengan bak terbuka yang dilengkapi dengan jaringan pengaman untuk menghindari buah tercecer di jalan dan di awasi oleh kerani sampai ke pabrik (Sunarko, 2009).

(30)

III. METODE KAJIAN

A. Tempat dan Waktu

Tempat kegiatan dilaksanakan di Plasma Inti Rakyat PT. Kota Bangun Plantation Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Waktu pelaksanaan penyusunan proposal, pelaksanaan kajian, hingga pembuatan laporan dilakukan selama 6 bulan, dihitung mulai dari Februari sampai dengan Juli 2014.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan kajian pemanen adalah:

1. Alat

a) Dodos berukuran 14 cm.

Kegunaan dodos untuk memotong buah kelapa sawit yang berumur 3-4 tahun

b) Tojok

Keguanaan tojok ini yaitu untuk mengangkat buah ke dalam jonder pada Karung Goni Karung ini fungsi nya untuk mengambil berondolan yang tertinggal di piringan atau pun di TPH

c) Kamera kegunaanya untuk mengambil gambar pada saat melakukan kegiatan di lapangan

d) Alat tulis dan Buku,untuk masukkin data dari hasil wawancara pada mandor karyawan.

(31)

2. Bahan

a) Tandan Buah Segar b) Brondolan

C. Prosedur Pengambilan Data

Prosedur pengambilan data dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan, wawancara terhadap petugas di lapangan dan yang ada di kantor. Data primer terdiri dari : kriteria matang, kegiatan panen, rotasi panen. Data sekunder yaitu pengambilan data panen di kantor.

D. Pengolahan data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengambilan data langsung dikantor yaitu data primer dan data sekunder.

(32)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Kriteria matang panen

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pemanen masih ada yang memanen buah kelapa sawit pada fraksi 1 yaitu kurang matang. Hal ini dikarenakan peanen harus mengejar target yang sudah ditentukan oleh perusahaan, dalam 1 hari pemanen harus mendapatkan buah sebanyak 117 janjang buah.

2. Rotasi panen

Rotasi panen yang di lakukan di Plasma Inti Sari PT. Kota Bangun Plantation adalan 7/5 .Hal ini sesuai degan Standar Operasional Perusahaan. (Anonim, 2010)

3. Pengutipan brondol

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, brondolan yang jatuh di piringan tidak dipungut semua. Hasil di lapanga tidak sesuai seperti yang diinginkan masih banyak brondol yang tercecer di piringan maupun di jalan 4. Tahapan Kegiatan Panen

a) Pemotongan buah

Tandan yang dipotong adalah tandan yang telah memenuhi kriteria matang panen, apabila tandan buah segar (TBS), brondol sudah jatuh satu brondol per kg TBS. Sebelum melakukan pemotongan, pelepah diturunkan dengan menyisakan songgo 2 tujuannya agar dapat proses pemotongan tandan buah segar lebih mudah

(33)

b) Pengutipan brondolan

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, brondolan yang jatuh di piringan tidak dipungut semua. Hasil di lapangan tidak sesuai seperti yang diinginkan masih banyak brondol yang tercecer di piringan maupun di jalan

B. Pembahasan

1. Kriteria matang panen

Kriteria matang panen yang dilakukan di perusahaan masih ada yang tidak sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan, yaitu pemanen ada yang melakukan pemanenan buah kelapa sawit pada fraksi 1 yaitu buah yang kurang matang, tetapi dari pihak perusahaaan diharuskan pemanen memanen buah pada fraksi 2 dan 3 yaitu matang 1 dan matang 2. Hal ini dikarenakan pemanen tersebut mengejar target yang ditentukan pleh perusahaan yaitu dalam 1 hari pemanen harus mendapatkan buah sebanyak 17 janjang.

Menurut, Wahyudi, Roni. (2013), Kriteria matang panen yang baik adalah jatuhnya 2-3 brondol yaitu dari faraksi 2 dan faraksi 3 hal ini agar buah tersebut tidak terlewat matang.

2. Rotasi panen

Rotasi panen yang dilakukan di Perusahaan PT. Kota Bangun Plantation yaitu melakukan pemanenan pada tanaman kelapa sawit dalam 1 minggu 5 kali panen. Hal ini sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan yang menentukan bahwa rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat

(34)

matang, yaitu dengan menggunakan sistem 7/5. Artinya, dalam 1 minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya (Anonim, 2010).

3. Tahapan Kegiatan Panen

Kegiatan pemanenan yang dilakukan di perusahaan berupa pemotongan buah apabila dalam 1 janjang terdapat 2 atau 3 brondol yang jatuh maka buah tersebut sudah masuk kriteria masa panen, sebelum melakukan pemotongan buah sebaiknya pelepah tersebut dipotong terlebih dahulu agar memudahkan pemanen untuk memanen buah.

Pengutipan brondol yang dilakukan oleh pemanen agar brondol tersebut tidak tercecer di jalan, apabila brondolan tidak dikutip semua maka perusahaan akan mengalami kerugian, karena harga 1 buah brondol 25 rupiah, akan tetapi hasil di lapangan tidak sesuai seperti yang diinginkan.

Menurut Utoyo (2012), apabila sudah selesai melakukan pemanen maka brondolan yang jatuh piringan atau tercecer di jalan harus dipungut agar tidak akan merugikan perusahaan.

(35)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kajian di Plasma Inti Sari PT. Kota Bangun Plantation adalah:

1. Tahapan panen di lapangan pada umumnya sudah sesuai dengan SOP PT. Kota Bangun Plantation, kecuali pada tahap penentuan kriteria matang panen dan pengutipan brondolan. Buah kelapa sawit masih ada yang dipanen pada fraksi 1, dan brondolan yang jatuh tidak semua dikutip.

2. Untuk rotasi panen di PT Kota Bangun Plantation sudah sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan.

B. Saran

1. Untuk PT. Kota Bangun Plantation agar panen buah sesuai dengan prosedur perusahaan maka diupayakan melakukan pengawasan pada pemanen agar tidak memanen buah kelapa sawit pada fraksi 1 yaitu kurang matang.

2. Melakukan pengawasan pada pemanen agar brondolan yang jatuh bisa dikutip semua, karena harga 1 brondol 25 rupiah, jika brondolan tidak dikutip semuah maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan diupayakan dari pihak perusahaan perlu menambahkan tenaga kerja.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim," Kursus Penyegar Produksi dan Manajemen Kelapa Sawit," Lembaga Pendidikan dan Perkebunan Medan, 1986

Anonim," (1995). Budidaya Dan Pengolahan Kebun Dengan Sistem

Kemitraan. Bogor.

Anonim," 2010. Petunjuk Teknik Budidaya Kelapa Sawit. PT. Kota Bangun Plantation.

Anonim," (20013). Budidaya Kelapa Sawit. PT. Kota Bangun Plantation

Aritonang, D,.(1992). Potensi Perkebunan Kelapa Sawit Sebagai Sumber Baha Makanan ternak di indonesi.

Dewi dan Utoyo, (2012). Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Malang: Wineka Media.

Djoehana, S. (2010). Kelapa Sawit Penebar Kasianus. Yogyakarta

Lubis Aldin U, Kelapa Sawit ( Elaeis guneensis Jacq) di Indonesia , Bandar Kuala Pusat Penelitian Marihat , 1992

M Ragis, Rio dan Hariyadi. (2008). Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Gunung Kemasan Estate, Pt. Bersama Sejahtera Sakti, Minamas Plantati Riniarti,

Pahan, (2010). Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta

Subbang, (2013). Tanaman_kebun/modul/manajemen panen sawit. pdf diakses tanggal 29 April 2013

Sunarko, (2009). Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit. Dengan sistem kemitraan. PT. Agromedia pustaka.

Sunarko, (2008). Budidaya Pengolahan Kelapa Sawit. Penebar Agromedia pustaka.

Suyatno, (2004). Panen Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. Wahyudi, Roni. (2013). Panen dan Proses Panen Kelapa Sawit.

Wijayanto. (2008). Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Lampung: Balai Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan

(37)
(38)
(39)

Lampiran 2 Produksi Kelapa Sawit PT. Kota Bangun Plantation Bulan Januari-Mei 2014

Bulan Produksi (janjang buah) Janjang kirim ( janjang buah) Berat buah yang dikirim (kg) Restan janjang Januari 9000,28 8957, 97 17.958,2 42,31 Februari 3250,65 3222,79 6.473,44 27,86 Maret 4550,83 4284,96 8.835,79 265,87 April 3710,33 3607,75 7.318,08 10,258 Mei 3020,65 3019,659 6.040,3 0, 991 Total 23532, 74 23093,12, 46.625,81 kg 347,28

Keterangan : Produksi panen tanaman kelapa sawit di perusahaan PT. Kota Bangun Plantation dari bulan Januari sampai Mei adalah 23532, 74 janjang buah. Janjang kirim merupakan jumlah janjang buah yang dibawa ke tempat penimbangan sebelum dibawa ke pabrik. Jumlah produksi yang dibawa ke tempat penimbangan dari bulan Januari sampai Mei 2014 adalah 23093,12 janjang buah atau seberat 46.625,81 kg. Sedangkan jumlah buah restannya 347,28 janjang.

(40)

Lampiran 3. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Kota Bangun Plantation Jembayan Estate merupakan cabang dari PT. Mahakam Sawit Plantation Group di Kabupaten Kutai Kartanegara PT. Kota Bangun Plantation bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang mempunyai luas ±7000 Ha . Areal yang telah ditanam seluas ± 1713, 06 Ha, sedangkan areal sisanya masih dalam pembukan lahan.

PT. Kota Bangun Plantation terletak di desa Jembayan kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Letak geografis PT. Kota Bangun Plantation berbatasan

Utara : Desa Jembayan Timur : Desa Jembayan Barat : Bakungan

(41)

Gambar 1. Panen buah sawit

(42)

Gambar 3. Penyusunan buah sawit fraksi 2 dan 3 di TPH

(43)

Gambar 6. Mengangkut buah ke TPH

(44)

Gambar 8. Pengangkutan TBS ke dalam jonde

(45)

Gambar 9 Pengutipan brondolan di TPH

Gambar

Gambar 1. Panen buah sawit
Gambar 3. Penyusunan buah sawit fraksi 2 dan 3 di TPH
Gambar 6. Mengangkut buah ke TPH
Gambar 8.   Pengangkutan TBS ke dalam jonde
+2

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.5.2 Sketch Karya 5 Desain X-Banner Profil Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016 Sketsa desain Banner penjurian sebagai konsultasi atau gambaran awal media promosi acara

[r]

[r]

Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘ etika ’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma- norma yang menjadi pegangan bagi

- Pengadaan Peralatan Kantor PBJ 1 Paket Bandar Lampung 200.000.000 APBD-P Oktober 2012 Oktober - Desember 2012 Pengadaan Langsung - Pengadaan Perlengkapan Kantor PBJ 1 Paket

[r]

Sunarto dan Hartono (Rosita, 2013) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial anak adalah lingkungan anak. Interaksi sosial terbentuk

Pada penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah rumus korelasi Chi Square yaitu untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan harga diri