• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dan merupakan bagian dari Pendidikan Pertanian untuk tingkat rendah diselenggarakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dan merupakan bagian dari Pendidikan Pertanian untuk tingkat rendah diselenggarakan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV.1 Sejarah Singkat Balai Diklat Kehutanan Makassar

Sebelum tahun 1939 Balai Diklat Kehutanan adalah tempat Pendidikan Kehutanan dan merupakan bagian dari Pendidikan Pertanian untuk tingkat rendah diselenggarakan oleh Cultur School (CS) di Sukabumi, untuk tingkat menengah diselenggarakan oleh Middelbare Landbouw School (MLS) di Bogor. Dan pada tahun 1935 didirikanlah Middelbare Boschouw School (MBS) di Madiun Jawa Timur, namun pada tahun 1942 Middelbare Boschouw School (MBS) Madiun ditutup dan didirikan Ringyoo Tyoo Jokoo atau Sekolah Kehutanan Menengah Tinggi (SKMT) di Bogor Jawa Barat. Lalu tahun 1946 dipindahkan ke Kaliurang yang kemudian diungsikan ke Yogyakarta.

Tahun 1948 didirikanlah Middelbare Landboschbouw School (MLBS) di Makassar, MLBS jurusan Kehutanan ditutup pada tahun 1949 dan dipindahkan ke Bogor dengan nama Middelbare boschbouw School (MBS). Setelah itu pada tahun 1950 didirikan Sekolah Polisi Kehutanan (SPK) di Makassar dan berada dibagian Pendidikan dan Penyuluhan Jawatan Kehutanan.

Dengan adanya Reorganisasi di Jawatan Kehutanan pada tahun 1962 bagian Pendidikan dan Penyuluhan Kehutanan dirubah menjadi Lembaga Pendidikan Kehutanan, sejak itu SPK berada dibawah Lembaga Pendidikan Kehutanan (LPK).

LPK diubah menjadi Direktorat Pendidikan dan Penyuluhan Kehutanan pada tahun 1966 yang kemudian dirubah lagi menjadi Direktorat Pendidikan dan Pengembangan Tenaga Kehutanan. SPK berada di bawah Direktorat tersebut, lalu Direktorat Pendidikan dan Pengembangan Tenaga dirubah menjadi Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Tenaga (LPPT) yaitu tahun 1967.

Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian No. 168/Kpts/org/H/71. tahun 1971, LPPT ditiadakan dan tugas wewenangnya dilimpahkan kepada bagian Pendidikan ,

(2)

Sekertaris Direktorat Jendral Kehutanan. Dengan adanya reorganisasi tersebut, SPK berada dibawah bagian Pendidikan Sekertaris Jenderal Kehutanan. Dan tahun 1973 Sekolah Polisi Kehutanan Ujung Pandang ditutup.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan Nomor 30/Kpts/DJ/1974, tanggal 9 Maret 1974 didirikan Pusat Pendidikan dan Latihan Kehutanan (Pusdiklat Kehutanan) di Ujung Pandang.

Pada tahun 1975 berdasarkan Surat keputusan Menteri Pertanian Nomor 190/Kpts/org/5/75, tanggal 2 Mei 1975, semua kegiatan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan dari Masing-masing Direktorat Jenderal dalam Lingkungan Departemen Pertanian Diselenggarakan dan dikoordinir oleh Badan Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian (BPLP).

Pada tanggal 29 November 1976 bertempat dipusat Pendidikan atauLatihan Kehutanan Ujung Pandang diadakan serah terima fungsi, Wewenang dan Tanggungjawab pembinaan Pusat Pendidikan/Latihan Kehutanan Ujung Pandang dan Direktorat Jenderal Kehutanan kepada Kepala Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian.

Dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 35/Kpts/org/l/1978 tanggal 26 Januaril978 Pusdiklat Kehutanan dirubah menjadi Balai Latihan Kehutanan (BLK). Dengan terbentuknya Departemen Kehutanan pada tanggal 16 Maret 1983, maka pada tanggal 23 Mei 1083 Balai Latihan Kehutanan Ujung Pandang diserahkan dari Departemen Latihan ke Departemen Kehutanan.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 094/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984, Balai Latihan Kehutanan Ujung Pandang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat Pendidikan dan Latihan Kehutanan di bidang Latihan Kehutanan. Lalu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.6173/Kpts-II/2002, tnggal 10 Juni 2002 Balai Latihan Kehutanan berubah menjadi Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan (BDK Makassar) hingga pada saat ini.

(3)

IV.2 Fungsi dan Tugas Pokok Balai Diklat Kehutanan Makassar

Sebelum diketengahkan mengenai tugas Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian dari pada tugas pokok tersebut. Tugas pokok adalah sasaran yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai.

Pada umumnya, bertambah besar organisasi yang disusun umum pula tugas pokok dapat dirumuskan. sebaliknya, semakin kecil organisasi makin kongkrit dan terbatas pula tugas pokoknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan tugas pokok sebagai berikut:

a. Tugas pokok merupakan bagian dari tujuan untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu.

b. Tugas pokok harus memperhitungkan batas kemampuan yang ada dan mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok adalah sebagai landasan penyelenggaraan kegiatan selanjutnya, artinya bahwa setiap kegiatan yang dilakukan dalam organisasi berdasarkan tugas pokok.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor P. 39 / Menhut - II / 2005, tentang nama jabatan dan uraian jabatan struktural dan non struktural Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar, maka Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya perlu adanya nama jabatan dan uraian jabatan struktural dan non struktural guna memahami tugas-tugas yang menjadi kewajiban setiap pegawai.

Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar mempunyai tugas pokok membantu pemerintah dalam melakukan pendidikan dan pelatihan kehutanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4)

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, fungsi yang diemban oleh Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berupa teori dan praktek sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b. Melakukan bimbingan kepada peserta pendidikan dan pelatihan di bidang pembinaan fisik, mental dan disiplin secara terpimpin dan intensif di dalam dan di luar Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar.

c. Melakukan hubungan kerja sama dengan dunia usaha dan masyarakat dalam rangka praktek kerja nyata.

d. Melakukan urusan Tata Usaha, rumah tangga dan perlengkapan pendidikan.

Selanjutnya dalam menyelenggarakan fungsi Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar juga daftar nama dank ode jabatan Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar.

1. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan; 2. Kepala sub bagian bagian tata usaha;

3. Kepala seksi penyelenggara pendidikan dan pelatihan. 4. Kepala seksi sarana dan prasarana hutan dan Diklat.

Adapun susunan uraian jabatan pada Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar, mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kehutanan bagi pegawai dan non pegawai dibidang kehutanan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, ketua menyelenggarakan fungsi:

(5)

a. Member petunjuk tentang pelaksanaan tugas kepada bawahan tentang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan dan realisasi pelaksanaan yang dilaporkan.

b. Membuat rencana penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berdasarkan ketersediaan sumberdaya ke-diklatan yang ada pada Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar.

c. Membuat rancangan pengembangan pendidikan dan pelatihan agar dapat dijadikan pedoman dasar dalam pengembangan diklat kehutanan.

d. Memberi petunjuk tentang penyusunan rencana dan program berdasarkan rencana dan realisasi kerja tahun lalu kepada bawahan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas.

e. Mengkoordinasikan tugas bawahan agar terjalin kerja sama yang baik, serasi dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas organisasi.

f. Melakukan koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan pelatihan dengan pihak-pihak terkait di wilayah pelayanan diklat.

g. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan topik pekerjaan dan lingkup tugas bawahan.

h. Mengusulkan penilaian angka kredit bagi pejabat fungsional kepada kepala Pusat Diklat Kehutanan sesuai dengan prestasi kerja pejabat fungsional serta kelengkapan dokumen hasil pekerjaan.

i. Menandatangani lembar kurikulum Surat Tanda Penyelesaian Pendidikan dan Pelatihan (STPPP) dan mengusulkan kepada Kepala Pusat Diklat Kehutanan untuk menandatangani STPPP yang dilaksanakan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan.

(6)

j. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan berdasarkan lingkup tugas masing-masing, serta mengadakan pengecekan atas pelaksanaan tugas yang telah dibagi habis kepada bawahan.

k. Memeriksa, mengoreksi dan menandatangani konsep surat yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. l. Memberi layanan informasi dan data kepada instansi/pihak-pihak yang

membutuhkan layanan informasi dan data Diklat.

m. Mengikuti rapat/pertemuan dengan pihak-pihak terkait baik dilingkup Dephut maupun dengan instansi lain di wilayah pelayanan sebagai bagian dalam rangka koordinasi penyelenggaraan Diklat.

n. Menilai pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang objektif dalam melaksanakan pembinaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang belaku.

o. Membuat laporan dan menyampaikan laporan tersebut kepada atasan/pimpinan serta pihak-pihak terkait lain atas hasil pelaksanaan tugas Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan dalam penyelenggaraan Diklat kehutanan, baik berupa laporan berkala maupun laporan insidentil. p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan pimpinan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

2. Kepala sub bagian tata usaha, mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, persuratan, perlengkapan, kearsipan dan rumah tangga Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala sub bagian tata usaha menyelenggarakan fungsi:

(7)

a. Membuat rencanakegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan Subbagian Tata Usaha sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.

b. Membagi tugas kepada bawahan dengan mempelajari peraturan perundangan, pedoman, petunjuk dan isi surat dan laporan serta disposisi atasan yang berkaitan dengan urusan kepegawaian, persuratan, perlengkapan, rumah tangga sebagai dasar untuk pelaksanaan tugas bagi bawahan.

c. Memberi petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan penerimaan, pencatatan, pendistribusian, pengetikan, penggandaan, penyimpanan surat, dokumen, penyiapan bahan urusan kepegawaian, perlengkapan, dan pengelolaan keuangan Balai Diklat Kehutanan.

d. Membimbing, mengarahkan dan menilai pelaksanaan tugas bawahan dalam rangka peningkatan kinerja bawahan, bahan pengisian DP3 dan penentuan kondite bawahan.

e. Mengontrol dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan dengan mengikuti perkembangannya, agar pelaksanaan tugas dapat diselesaikan dengan benar dan tepat waktu.

f. Menyiapkan bakan/konsep surat dan dokumen yang berkaitan dengan urusan kepegawaian, keuangan, surat menyurat, perlengkapan dan rumah tangga Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan.

g. Melakukan pengelolaan urusan barang inventaris, operasional kendaraan, kebersihan kantor, kepustakaan, pengamanan kantor, pengadministrasian dan penghapusan barang inventaris serta kerumahtanggaan dan penggajian pegawai Balai Diklat Kehutanan.

h. Mengevaluasi pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha Balai Diklat Kehutanan sebagai bahan masukan bagi atasan dan perencanaan kegiatan yang akan dating.

(8)

i. Mengatur pelaksanaan kegiatan keamanan, kebersihan, ketertiban kantor untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik.

j. Mengarahkan dan memantau kegiatan pengurusan surat lingkup Balai agar diperoleh kelancaran arus distribusi surat.

k. Menyusun koncep usulan Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK) pejabat fungsional.

l. Menyampaikan laporan serta saran tindak lanjut permasalahan kepada atasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Subbagian Tata Usaha sebagai bahan evaluasi bagi atasan.

m. Melaksanakan tugas lain sesuai perintah atasan baik lisan maupun tertulis. 3. Kepala seksi penyelenggara pendidikan dan pelatihan, mempunyai tugas

menyusun konsep rencana kerja dan anggaran pendidikan dan pelatihan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pendidikan dan pelatihan, melaksanakan pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan sarana pendidikan dan pelatihan. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala seksi penyelenggara pendidikan dan pelatihan, mempunyai fungsi:

a. Membagi tugas kepada bawahan dengan mempelajari isi surat dan disposisi atasan yang berkaitan dengan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pendidikan dan pelatihan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan sarana pendidikan dan pelatihan sebagai dasar pelaksanaan tugas bagi bawahan.

b. Memberi petunjuk pelaksana kegiatan pengumpulan dan pengelolaan bahan penyusunan rencana kerja dan anggaran pendidikan dan pelatihan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan

(9)

pendidikan dan pelatihan serta pengelolaan sarana pendidikan dan pelatihan.

c. Membimbing, mengarahkan dan menilai pelaksanaan tugas bawahan dalam rangka peningkatan karier, bahan pengisian DP-3 dan penentuan kondite bawahan.

d. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan bawahan dengan mengikuti perkembangannya, agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan dengan benar dan tepat waktu.

e. Menibuat konsep dokumen rencana kerja dan anggaran Balai Diklat Kehutanan sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

f. Membuat konsep pelaporan Balai Diklat Kehutanan sesuai dengan pedoman/petunjuk teknis, baik berupa laporan berkala maupun laporan insidentail serta laporan pelaksanaan diklat.

g. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan berdasarkan rencana dan realisasi pelaksanaannya.

h. Melaksanakan proses diklat mulai proses persiapan sampai dengan penyusunan laporan sesuai pedoman/petunjuk teknis, rencana kerja dan anggaran yang tersedia.

i. Menyusun konsep surat yang berhubtmgn tugas seksi penyelenggara diklat dan petunjuk/disposisi atasan.

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan baik tertulis maupun lisan. 4. Kepala seksi sarana Hutan pendidikan dan pelatihan, mempunyai tugas

melakukan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan di hutan pendidikan dan pelatihan. Dalam memaksakan tugasnya, kepala seksi Sarana Hutan pendidikan dan pelatihan, mempunyai fungsi:

(10)

a. Menyusun rencana detail kegiatan jadwal pelaksanaan kegiatan seksi sarana hutan pendidikan dan pelatihan sebagai acuan pelaksanaan kerja bawahan. b. Membagi tugas dan petunjuk kepada bawahan dengan mempelajari isi surat

dan disposisi atasan yang berkaitan dengan pengelolaan sarana dan prasarana diklat sebagai dasar pelaksanaan tugas bagi bawahan.

c. Membimbing, mengarahkan dan menilai pelaksanaan tugas bawahan dalam rangka peningkatan karier, bahan pengisian DP-3 dan penentuan kondite bawahan.

d. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan bawahan dengan mengikuti perkembangannya, agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan dengan benar dan tepat waktu.

e. Menata tanaman dan tegakan di dalam hutan diklat sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai saran diklat.

f. Mengatur penggunaan sarana dan prasarana hutan diklat untuk berbagi kepentingan utamanya sebagai tempat praktek diklat kehutanan pada Balai Diklat Kehutanan.

g. Menjada keberadaan sumberdaya aim yang ada di dalam kawasan hutan diklat sehingga tetap berfungsi sesuai dengan tujuan penetapan hutan diklat.

h. Membimbing dan membina masyarakat di dalam dan sekita kawasan hutan diklat sehingga dapat berperan aktif dalam menjaga dan memanfaatkan hutan diklat berdasarkan azas kelestarian dan kesejahteraan.

i. Menyusun konsep surat yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana di hutan diklat.

j. Membuat laporan kepada atasan atas pelaksanaan tugas pengelolaan hutan diklat.

(11)

IV.3 Keadaan Pegawai dan Tata Kerja Balai Diklat Kehutanan Makassar

Pengadaan personalia dalam satu instansi tidak terlalu dituntut beberapa jumlah personalianya akan tetapi klasifikasi pendidikan yang dimiliki oleh setiap personil atau kemampuan mereka sehingga dapat menempati posisi sesuai dengan tugas yang dibebankan pada mereka dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab

Personal orang sering menghubungkan dengan pegawai baik instansi pemerintah maupun swasta. Pengertian antara personil dengan pegawai sama yaitu berfungsi sebagai pelaksanaan seluruh kegiatan dalam organisasi, dan mereka dianggap marnpu memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas yang dibebankan pada mereka.

Personalia merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan manusia atau pendayagunaan tenaga manusia, kendatipun saat ini perkembangan teknologi semakin canggih, akan tetapi anggapan sebagian orang bahwa, tenaga manusia dapat digantikan dengan robot, ternyata tidak seluruhnya benar.

Untuk mengetahui jumlah personil dan pendidikan para aparat yang ada pada Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar, berikut ini penulis akan menguraikan sebagai berikut:

1. Jumlah personilnya

Personil yang ada pada Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar berjumlah 76 orang yang masing-masing berbeda golongan.

(12)

- Golongan I berjumlah 0 orang - Golongan II berjumlah 28 orang - Golongan III berjumlah 32 orang - Golongan IV berjumlah 16 orang Tabel 5

Keadaan pegawai menurut golongan.

Sumber data Kantor Balai Diklat Kehutanan Makassar. 2012 b. Pendidikan

Tinggi rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh personil atau pegawai sangat menentukan aktifitas mereka setiap hari di kantor. Jumlah personil atau pegawai pada Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar untuk S3 berjumlah 1 orang, untuk S2 berjumlah 14 orang, dan untuk Sarjana (SI/D4) 25 orang, namun tidak mengurangi aktifitas atau kegiatan mereka di kantor setiap harinya.

Untuk lebih jelasnya kalsifikasi pendidikan pada Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar, penulis akan melampirkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 6

Keadaan pegawai menurut pendidikannya.

NO KLASIFASI PENDIDIKAN JUMLAH (ORANG) 1 2 3 4 Sekolah Dasar S L T P / Sederajat S L T A / Sederajat Sarjana Muda / D3 APBN

6 Orang 7 Orang 21 Orang

2 Orang

NO PANGKAT JUMLAH KET

1 2 3 4 GOL IV GOL III GOL II GOL I 16 Orang 32 Orang 28 Orang 0 Orang JUMLAH 76 Orang

(13)

5 6 7 Sarjana (S1) Master (S2) S3 25 Orang 14 Orang 1 Orang JUMLAH 76 Orang

Sumber Data Kantor Balai Diklat Kehutanan Makassar, 2012.

IV. 4 Struktur Organisasi

Sebelum penulis membahas mengenai struktur organisasi pemerintahan pada Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar terlebih dahulu penulis menguraikan beberapa pengertian organisasi dan struktur organisasi.

Organisasi adalah bentuk kerja sarna antara sekelompok orang berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama. Selain itu juga organisasi merupakan suatu sub konsep atau ketata negaraan sebagai suatu proses dan dirumuskan sebagai suatu rangkaian penataan yang berupa penyusunan suatu rangkaian yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan kerja sama dengan jalan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan membagi tugas untuk mencapai tujuan.

Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi pada hakekatnya dapat dipandang sebagai wadah atau sarana untuk mencapai tujuan. Agar tujuan itu dapat berhasil maka dalam wadah tersebut harus ada sekelompok orang yang bekerja sama.

Selanjutnya struktur organisasi adalah menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi, maupun orang menunjukkan kedudukan tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi.

Dari pengertian di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa struktur organisasi merupakan segenap aktifitas meliputi:

(14)

1. Menyusun bentuk dan pola kerja sama. 2. Membagi pekerjaan menjadi tugas pekerjaan

3. Menetapkan hubungan kerja saluran perintah dan tanggung jawab diantara mereka.

Berikut ini penulis akan memaparkan susunan organisasi Kantor Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar.

Susunan Organisasi Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Makassar: 1. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1) Pramu acara/sekretaris 2) Agendaris

3) Pengetikan 4) Caraka

5) Penata usaha arsip

6) Penata usaha kepegawaian

7) Penata usaha mutasi kepegawaian 8) Penata usaha keuangan

9) Bendahara

10) Pemverifikasi keuangan 11) Pembuat daftar gaji

12) Penata usaha perlengkapan dan rumah tangga 13) Mekanik

14) Pengemudi 15) Pramu kantor

16) Pemelihara pekarangan dan tanaman 17) Petugas keamanan

(15)

18) Pramu asrama 19) Pramu menu

3. Kepala seksi penyelenggaran pendidikan dan pelatihan 1) Pengumpul dan pengelola rencana kerja dan anggaran 2) Penelaah dan penyaji data rencana kerja dan anggaran 3) Pengumpul dan pengelolah data evaluasi dan pelaporan 4) Penelaah dan penyaji data evaluasi dan pelaporan 5) Penata usaha kesiswaan

6) Penata usaha pengajaran

7) Penata usaha sarana dan metode pengajaran 8) Pramu pustaka

4. Kepala seksi sarana hutan Pendidikan dan Pelatihan 1) Penata usaha sarana dan prasarana hutan diklat 2) Pengatur tanaman/tegakan

3) Penyuluh lapangan 4) Penjaga hutan 5. Kelompok fungsional

i. Widyaiswara Pertama ii. Widyaiswara Muda iii. Widyaiswara Madya

(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan koordinasi dengan KBP, Tim Teknis Pemda untuk PLPBK dan Koordinator Kabupaten/Kota dalam memberikan arahan dan masukan kepada Tim inti Perencanaan PLPBK dalam

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti melalui proses analisis faktor diperoleh dari ke tujuh variabel yang

yang luas itu, yang diatas nya berkaparan tubuh%tubuh yang gugur, prajurit%prajurit yang baik, nya berkaparan tubuh%tubuh yang gugur, prajurit%prajurit yang baik, yang

Demikian juga halnya dengan Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang menyatakan bahwa, perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Hal ini dapat berarti bahwa, sekalipun telah

Pada motif g² dan g³ merupakan pengulangan dari birama ke dua pada motif g¹ yang tidak beraturan akan tetapi terstruktur dan dalam suasana yang sama, yang mengalamin

Prinsip dasar dari algoritma LZMA sama dengan LZ77, hanya saja LZMA telah mengalami perkembangan pada beberapa fitur, diantaranya adalah ditingkatkannya rasio

penambang merupakan akibat dari aktivitas memikul beban yang dilakukan oleh penambang belerang. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil foto rontgen dan aktivitas

Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara