• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

~

llEPUBLIK. DIDOIOtSIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

KEMENTE~ANPEMBERDAYAANPEREMPUANDAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

DAN

KEMENTERIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL, PEREMPUAN DAN PENGENTASAN KEMISKINAN REPUBLIK FIJI

TENTANG

PEMBERDAY AAN PEREMPUAN, KESETARAAN GENDER DAN KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dan Kementerian Kesejahteraan Sosial, Perempuan dan Pemberantasan Kemiskinan Republik Fiji (selanjutnya disebut "Para Pihak");

Mengakui keinginan Para Pihak untuk memperkuat kerjasama yang telah terjalin antara kedua Negara;

Berkeinginan untuk mengembangkan dan meningkatkan kerjasama di bidang pemberdayaan, kesetaraan gender, kesejahteraan dan perlindungan anak dengan dasar kesetaraan, azas saling menghormati dan manfaat bersama;

Merujuk pada Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Fiji tentang Kerangka Kerjasama Pembangunan yang ditandatangani pada tanggal27 Mei 2011;

(2)

Sesuai

dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

masing-masing Negara;

Telah mencapai pengertian sebagai berikut:

PASALI

TUJUAN KERJASAMA

Para Pihak akan berupaya mengambillangkah-langkah yang diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan kerjasama pada bidang pemberdayaan, kesetaraan gender, kesejahteraan dan perlindungan perempuan dalam kerangka Memorandum Saling Pengertian ini (selanjutnya disebut sebagai "MSP").

PASAL II

RUANG LINGKUP KERJASAMA

Ruang lingkup ke~asama MSP ini meliputi:

1. Penguatan kapasitas dan produktivitas perempuan di bidang mata pencaharian dan ekonomi;

2. Peningkatan perlindungan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak;

3. Penguatan kapasitas di bidang pengarusutamaan gender; 4. Pengintegrasian pemenuhan hak anak dalam pembangunan.

PASAL Ill PELAKSANAAN

1. Untuk memfasilitasi pelaksanaan MSP ini, Para Pihak akan membuat pengaturan terpisah yang mencakup bidang-bidang seperti yang tercantum pada Pasalll.

(3)

2. Peraturan terpisah tersebut harus sesuai dengan isi MSP ini dan menggambarkan program atau jadwal proyek, personil yang terlibat, pengaturan keuangan, tanggung jawab Para Pihak dan hal-hal lain yang belum diatur dalam MSP ini.

PASAL IV

KELOMPOK KERJA BERSAMA

1. Para Pihak akan membentuk kelompok kerja bersama yang terdiri dari para perwakilan yang ditunjuk Para Pihak untuk merencanakan, mempersiapkan, dan merekomendasikan program serta memonitor dan mengevaluasi perkembangan program kerjasama di bawah MSP ini.

2. Kelompok Kerja Bersama wajib bertemu setiap satu tahun atau jangka waktu yang disepakati, di Indonesia atau di Fiji. Apabila pertemuan tersebut tidak dapat dilaksanakan dikarenakan keadaan tertentu, Para Pihak wajib saling tukar dokumen untuk menggantikan pertemuan dimaksud.

PASAL V

PENGATURAN KEUANGAN

Biaya kegiatan kerjasama dalam kerangka MSP ini akan didanai berdasarkan kesepakatan bersama yang ditentukan kasus per kasus dan tergantung pada ketersediaan dana serta personil Para Pihak.

PASAL VI

PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Para Pihak harus melindungi hak atas kekayaan intelektual Pihak lain sesuai dengan hukum dan peraturan domestik yang berlaku di masing-masing negara.

(4)

2. Dalam hal pengaturan khusus, program, atau proyek menghasilkan kekayaan intelektual, maka kekayaan intelektual dimaksud menjadi milik bersama dan Para Pihak wajib membuat pengaturan terpisah sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing Negara.

PASAL VII

KERAHASIAAN

1. Masing-masing Pihak wajib menjaga kerahasiaan dan keamanan berkas-berkas, informasi dan data yang diperoleh dari atau diberikan oleh Pihak lain dalam rangka pelaksanaan MSP ini.

2. Apabila salah satu Pihak ingin memberikan berkas-berkas dan informasi rahasia kepada pihak ketiga, Pihak tersebut harus mendapat izin tertulis dari Pihak lain.

3. Para Pihak setuju bahwa pasal aturan-aturan dari pasal ini tetap mengikat diantara Para Pihak tanpa mengesampingkan pengakhiran MSP ini.

PASAL VIII

PEMBATASAN KEGIATAN DAN PERSONIL

Semua orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan terkait dengan MSP ini

wajib menghormati kemerdekaan politik, kedaulatan dan integritas wilayah dari Negara tuan rumah, dan wajib tidak mencampuri urusan dalam negeri Negara tuan rumah dan akan menghindari kegiatan-kegiatan apapun yang bertentangan dengan maksud dan tujuan MSP ini.

(5)

PASAL IX

PENYELESAIAN SENGKETA

Setiap perbedaan yang timbul dari interpretasi, penerapan, atau pelaksanaan MSP ini akan diselesaikan secara damai dengan konsultasi atau negosiasi diantara Para Pihak melalui jalur diplomatik.

PASALX PERU BAHAN

MSP ini dapat dikaji ulang atau dirubah setiap saat atas persetujuan tertulis Para Pihak dan wajib mulai berlaku pada tanggal penandatanganan serta menjadi bagian tidak terpisahkan dari MSP ini.

PASAL XI

MASA BERLAKU DAN PEMBAT ALAN

1. MSP ini wajib mulai berlaku pada tanggal penandatangan dan wajib tetap berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama dengan persetujuan tertulis Para Pihak.

2. MSP ini dapat diakhiri setiap saat oleh salah satu Pihak dengan menyampaikan secara tertulis kepada Pihak lainnya mengenai keinginannya, 6 (enam) bulan sebelum tanggal pengakhiran.

3. Pengakhiran MSP ini tidak mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung di bawah MSP ini sampai selesainya kegiatan-kegiatan dimaksud.

SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, telah menandatangani MSP ini.

(6)

Dibuat dalam rangkap dua di Jakarta pada hari ke-Delapan Belas bulan Desember tahun Dua Ribu Tiga belas dalam bahasa Indonesia dan lnggris,

semua naskah memiliki kekuatan hukum yang sama. Apabila terjadi

perbedaan penafsiran, naskah dalam bahasa lnggris yang berlaku.

UNTUK KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN PERLIN DUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA,

Signed

LINDA A~ALIA SARI S.IP

ENTERI

UNTUK KEMENTERIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL, PEREMPUAN DAN PENGENTASAN

KEMISKINAN REPUBLIK FIJI,

Signed

DR. JIKO LUVENI

(7)

REPUBLIK. INDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN

THE MINISTRY OF WOMEN'S EMPOWERMENT AND CHILD PROTECTION OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

AND

THE MINISTRY OF SOCIAL WELFARE, WOMEN AND POVERTY ALLEVIATION OF THE REPUBLIC OF FIJI

ON

WOMEN EMPOWERMENT, GENDER EQUALITY AND CHILD WELFARE AND PROTECTION

The Ministry of Women's Empowerment and Child Protection of the Republic of Indonesia and the Ministry of Social Welfare, Women and Poverty Alleviation of the Republic of Fiji (hereinafter referred to as "the Parties");

Recognizing their desire to strengthen the existing friendly relations between the two countries;

Desiring to develop and promote co-operation in the field of women empowerment, gender equality and child welfare and protection on the basis of equality, mutual respect, and mutual benefit;

Referring to the Agreement between the Republic of Fiji and the Republic of

Indonesia on the Framework for Development Cooperation signed on 27th May2011;

Pursuant to the prevailing laws and regulations in their respective countries;

(8)

ARTICLE I

OBJECTIVE OF COOPERATION

The Parties will endeavor to take all necessary measures to promote and to develop cooperation in the field of women empowerment, gender equality and child welfare and protection within the framework of this Memorandum of Understanding (hereinafter referred to as the "MoU").

ARTICLE II

AREAS OF COOPERATION

Areas of Cooperation under this MoU are:

1. Strengthening capacity and productivity of women in livelihoods and economics;

2. Promotion of protection and prevention of violence against women and

children;

3. Strengthening capacities on gender mainstreaming through sharing of best practices in the respective countries;

4. Integration of child's rights in development.

ARTICLE Ill

IMPLEMENTATION

1. To facilitate the implementation of this MoU, the Parties may conclude separate arrangements within the terms of this MoU, which shall cover the fields as provided in Article II.

2. Such arrangements shall be in conformity with this MoU, and shall

describe program or project schedule, personnel involved, financial

arrangements, responsibilities undertaken by the Parties and other

(9)

ARTICLE IV

JOINT WORKING GROUP

1. The Parties may establish a joint working group composed of

representatives designated by the Parties, to plan, prepare and

recommend program as well as monitor and evaluate the progress of

cooperation under this MoU.

2. The Joint Working Group shall meet annually or otherwise as agreed, alternately in Indonesia or in Fiji, if the annual meeting could not be held in certain circumstances, documents shall be exchanged in lieu of such meeting.

ARTICLE V

FINANCIAL ARRANGEMENT

The costs of activities of co-operation under this MoU will be funded on terms to be mutually determined on case by case basis and will be subject to the availability of funds and personnel of the Parties.

ARTICLE VI

INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS

1. Each Party shall protect intellectual property rights of the other Party in accordance with the relevant domestic laws and regulations in force in their respective countries.

2. In case of specific arrangement, programs or projects result in

intellectual property, such property shall be jointly owned, and the Parties shall conclude separate arrangement in accordance with the laws and regulations of the respective countries.

(10)

ARTICLE VII

CONFIDENTIAL INFORMATION

1. Each Party shall undertake to observe the confidentiality and secrecy of documents, information and other data received from or supplied by the other Party for the implementation of this MoU.

2. If either Party wants to disclose the confidential documents and information to the third Party, the said Party shall ensure that prior written consent is obtained from the other Party.

3. The Parties agree that the provisions of this Article shall continue to be binding between the Parties notwithstanding the termination of this MoU.

ARTICLE VIII

LIMITATION OF PERSONNEL

All persons engaged in activities related to this MoU shall respect political independence, sovereignty, and territorial integrity of the host country, shall have a duty not to interfere on internal affairs of the host country and will avoid any activities inconsistent with the purpose of the MoU.

ARTICLE IX

SETILEMENT OF DIFFERENCES

Any difference arising out of the interpretation, application or implementation of this MoU will be settled amicably through consultation or negotiation between the Parties without reference to any third Party or tribunal.

ARTICLE X AMENDMENT

This MoU can be reviewed or amended at any time by mutual written consent of the Parties and shall enter into force on the date of its signing and shall constitute an integral part of this MoU.

(11)

ARTICLE XI

ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION

1. This MoU shall come into effect on the date of signature and shall remain in effect for a period of five (5) years and may be extended for the same period by mutual written consent of the Parties.

2. This MoU may be terminated at any time by either Party by giving six (6) months notice in writing of its intention to do so to the other Party.

3. The termination of this MoU shall not affect the activities under this MoU already in progress until the completion of such activities.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, have signed this MoU.

Done in duplicate at Jakarta on the Eighteenth day of December, in the year Two Thousand and Thirteen in Indonesian and English languages, both texts being equally authentic. In the case of any divergence of the interpretation of this MoU, the English text shall prevail.

FOR THE

MINISTRY OF WOMEN'S EMPOWERMENT AND CHILD

PROTECTION OF THE

REPUBLIC OF INDONESIA

Signed

LINDA AMALIA SARI, S.IP MINISTER

FOR THE

MINISTRY FOR SOCIAL WELFARE, WOMEN AND POVERTY

ALLEVIATION OF THE REPUBLIC OF FIJI

Signed

DR. JIKO LUVENI MINISTER

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Ketua Pokja Pengadaan Sepeda Motor pada DPPKAD Kabupaten Semarang Nomor : 027.1/009/Spd-Mtr/XI/2012 tanggal 7 Nopember 2012 tentang Penetapan Penyedia

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Pasir Gala pada Dinas Pengairan Kabupaten Aceh Tenggara Sumber Dana APBK Aceh Tenggara Tahun Anggaran

Strategi Guru Akidah Akhlak dalam Membina Akhlakul Karimah Tawadhu’ ... Strategi Guru Akidah Akhlak dalam Membina Akhlakul Karimah

1) Buku register pendaftaran pasien gawat darurat. Apa saja unsur pengendali di TPPGD?.. Diserahkannya KIB pada pasien baru. Digunakannya KIUP untuk mencari nomor RM pasien lama

Tabel 1. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran IPS di kelas V dianggap sulit, banyak hafalan, materinya terlalu banyak dan cara penyampaian materinya pun kurang menarik

Saat dilontarkan mengenai pertanyaan ketertarikan generasi muda mengikuti pembelajaran islam melalui media sosial, salah satu jawaban responden adalah sebagai

maka ulama berbeda pendapat tentang hukumnya. Namun sebagian besar mereka tidak menyukainya. Sebab para sahabat tidak mengulang shalatnya ketika shalat berada di belakang imam fajir

generador de niveles de vida superiores para toda la sociedad, sobre todo los