• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK (STUDI KASUS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK (STUDI KASUS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG)"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK

(STUDI KASUS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA

TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG

KABUPATEN REMBANG)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh: Heni Mulya Irwana

NIM 3201407023

JURUSAN GEOGRFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

(2)

ii Hari : Senin Tanggal : 18 Juli 2011 Pembimbing I Drs. Heri Tjahjono, M. Si NIP. 19680202 1999031 001 Pembimbing II Drs. Sutardji NIP. 19510402 1980121 001 Mengesahkan: Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP.19620904 1989011 001

(3)

iii Hari : Rabu Tanggal : 3 Agustus 2011 Penguji Utama Drs. Tjaturahono BS, M.Si. NIP. 19621019 198803 1 002 Penguji I

Drs. Heri Tjahjono, M.Si. NIP. 19680202 1999031 001

Penguji II

Drs. Sutardji

NIP. 19510402 1980121 001 Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Subagyo, M.Pd. NIP. 19510808 1980031 003

(4)

iv

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 18 Juli 2011

Heni Mulya Irwana NIM. 3201407023

(5)

v

mendatangkan keburukan, aku bersabar, karena bersabar menghadapi manis dan pahitnya masa sesungguhnya membiasakan diri lebih bersabar untuk lebih mendorong bersikap bijak. Dan jika mendatangkan kebaikan, aku bersyukur, karena dengan bersyukur akan mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman hati. (Heni Mulya Irwana)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (Q.S Al-Insyirah 94 : 6-8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

1. Bapak, Ibu, serta Mas Hendri yang selalu membimbingku dan juga adikku Aat yang selalu menyayangiku serta memberiku doa demi keberhasilanku.

2. Seorang yang berarti bagiku, Sinar Aji atas kasih sayangnya mendampingiku.

3. Keluarga besar Geografi, teman-teman Geo ’07, kos D’Grandle serta sahabat-sahabat terdekatku.

4. Dan semua pihak yang telah hadir dalam hidupku, untuk mengarungi seni kehidupan di kampus UNNES. Terima kasih semua.

(6)

vi

berjudul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (FIS UNNES).

Walaupun penyusunan skripsi ini telah diusahakan dengan maksimal namun masih ada kekurangan, karena itu dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik serta saran yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula kami ucapkan banyak terima kasih dan penghormatan setinggi tingginya kepada beliau yang terhormat :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Subagyo, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES. 3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, selaku Ketua Jurusan Geografi.

4. Drs. Heri Tjahjono, M.Si, Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingan dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Sutardji, Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Tjaturahono BS, M.Si. selaku penguji utama yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Para Dosen Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan selama menempuh studi di Jurusan Geografi.

8. Ibu Kuswati dan Ibu Kun, serta seluruh pegawai Jurusan Geografi atas bantuan dan motivasinya.

9. Kepala Desa dan keluarga besar Desa Tasikagung terkait yang telah membantu ijin dalam penelitian diwilayah penelitian skripsi ini.

(7)

vii

memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Tuhan YME yang maha pemurah memberikan balasan atas jasa-jasa yang telah diberikan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi yang mengkaji ilmu di Jurusan Geografi.

Semarang, 18 Juli 2011

(8)

viii Tjahyono, M.Si. Pembimbing II. Drs. Sutardji. Kata kunci: Peranan Keluarga, Pendidikan Anak.

Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor keluarga. Latar belakang keluarga akan mempengaruhi karakter dan pendidikan anaknya. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pendidikan keluarga nelayan?, bagaimana kondisi sosial-ekonomi keluarga nelayan?, dan bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan Di Desa TasikAgung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat pendidikan keluarga nelayan, (2) untuk mengetahui kondisi sosial-ekonomi keluarga nelayan, dan (3) untuk mengetahui peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tasikagung yang bekerja sebagai nelayan yaitu 880 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Double Sample dengan 2 responden sekaligus yaitu orang tua yang bekerja sebagai nelayan dan anaknya. Pengambilan sampel respondennya dilakukan secara acak dengan Random Sampling. Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah 88 responden orang tua dan anak. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal; kondisi sosial-ekonomi meliputi umur, jumlah anak, status perkawinan, jumlah tanggungan anak, pekerjaan, pendapatan, jenis tempat tinggal, dan pemilikan kekayaan; dan peranan keluarga dalam pendidikan anak meliputi pemilihan pendidikan anak, cara orang tua mendidik, suasana rumah, hubungan antara orang tua dengan anak, penyediaan fasilitas belajar, dan mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Metode pengumpulan data dengan metode dokumentasi, wawancara, dan angket/kuesionner. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif persentase.

Hasil dari penelitian ini adalah tingkat pendidikan rata-rata nelayan adalah tamat SD, pendidikan istri nelayan rata-rata adalah tamat SD. Pada pendidikan non formal, nelayan rata-rata tidak pernah mengikuti kursus. Kondisi sosial-ekonomi nelayan adalah sedang mencapai 62,2% dengan tingkat pendapatan rata-rata adalah Rp. 3.095.000,- dan pengeluaran untuk biaya hidup per bulan adalah Rp. 1.200.000,- serta biaya untuk pendidikan anak adalah Rp. 190.000,-. Rata-rata nelayan yang melaut berumur 46 tahun dengan jumlah anggota keluarga 5 orang dengan 3 orang anak. Rata-rata lama melaut adalah 25 hari, dan 5 hari lagi tinggal di rumah untuk mempersiapkan melaut lagi. Peranan keluarga dalam pemilihan pendidikan untuk anak adalah sedang, cara mendidik anak adalah sedang, suasana

(9)

ix

rendah yang akan berpengaruh terhadap kelanjutan pendidikan anak. Kondisi sosial-ekonomi nelayan rata-rata adalah sedang yang berpengaruh terhadap penyediaan fasilitas belajar dan dorongan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Peranan keluarga dalam pendidikan anak adalah tinggi berpengaruh terhadap kelancaran pendidikan dan keberhasilan anak. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah diharapkan pemikiran orang tua tentang dunia pendidikan anak lebih luas agar anak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan adanya pemberdayaan nelayan dan wanita nelayan agar dapat bekerja di sektor lain untuk membantu pembiayaan pendidikan anak, dan diharapkan peranan orang tua yang tinggi mendorong kelancaran dan keberhasilan anak serta dapat didukung oleh pemerintah dan kelompok nelayan dengan memberikan beasiswa.

(10)

x

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan ... 6 D. Manfaat ... 7 E. Penegasan Istilah ... 7 F. Sistematika Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak ... 12

B. Tingkat Pendidikan ... 17

C. Kondisi Sosial-Ekonomi ... 19

D. Belajar ... 23

E. Masyarakat Nelayan ... 25

F. Kajian Penelitian sebelumnya ... 27

G. Kerangka Pemikiran ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 31

(11)

xi

F. Metode Pengambilan Data ... 36

G. Metode Analisis Data ... 37

H. Diagram Alir Penelitian ... 38

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 40

2. Tingkat Pendidikan ... 48

3. Kondisi Sosial – Ekonomi ... 49

4. Peranan Keluarga dalam Pendidikan ... 61

B. Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(12)

xii

Tabel 2 Klasifikasi Pendapatan ... 21

Tabel 3 Daftar Kajian Penelitian Sebelumnya ... 28

Tabel 4 Kriteria Deskriptif Presentase ... 38

Tabel 5 Data Curah Hujan Kecamatan Rembang Th.2001-2010 ... 43

Tabel 6 Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 45

Tabel 7 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tasikagung berumur 7 tahun Ke atas tahun 2010 ... 46

Tabel 8 Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010 ... 47

Tabel 9 Tingkat Pendidikan Keluarga ... 48

Tabel 10 Pendidikan Non Formal Nelayan ... 49

Tabel 11 Umur Nelayan ... 50

Tabel 12 Umur Pernikahan ... 50

Tabel 13 Anggota Keluarga Inti ... 51

Tabel 14 Jumlah Anak Nelayan ... 51

Tabel 15 Bagian Pekerjaan Nelayan ... 52

Tabel 16 Lama Melaut ... 52

Tabel 17 Pekerjaan Istri ... 53

Tabel 18 Pendapatan Nelayan ... 54

Tabel 19 Pendapatan Istri Nelayan ... 56

Tabel 20 Pengeluaran Biaya Hidup... 57

Tabel 21 Pengeluaran untuk pendidikan anak ... 57

Tabel 22 Jenis Tempat Tinggal ... 58

Tabel 23 Pemilikan Barang-barang ... 60

Tabel 24 Pemilikan Kendaraan ... 60

(13)

xiii

Tabel 30 Penyediaan Fasilitas Belajar ... 65 Tabel 31 Mendorong Anak Untuk Melanjutkan Pendidikan ... 66

(14)

xiv

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian ... 39

Gambar 3 Peta Administrasi Desa Tasikagung ... 41

Gambar 4 Jumlah Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010 ... 47

Gambar 5 Istri Nelayan yang Bekerja Sebagai Buruh Ngenam ... 55

Gambar 6 Warung Sembako Istri Nelayan ... 56

Gambar 7 Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Batu Tertata ... 59

Gambar 8 Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Keramik ... 59

Gambar 9 Kondisi Sosial-Ekonomi Desa Tasikagung ... 61

(15)

xv

2. Kisi-kisi instrumen penelitian orang tua ... 78

3. Kisi-kisi instrumen penelitian anak ... 81

4. Instrumen penelitian orang tua ... 82

5. Instrumen penelitian anak ... 92

6. Uji validitas dan reliabilitas angket ... 97

7. Perhitungan validitas angket ... 100

8. Perhitungan reliabilitas angket ... 101

9. Daftar responden orang tua ... 102

10. Daftar responden anak ... 103

11. Tabel skor hasil angket orang tua ... 104

12. Tabel skor hasil angket anak ... 108

13. Tabel analisis skor hasil angket orang tua dan anak ... 110

(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang selalu mengalami perkembangan (Hasbullah, 2009: ix). Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dituangkan dalam pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Sehubungan dengan fungsi pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan bangsa telah disampaikan dalam pembukaan Undang-undang 1945 alenia ke-4.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Coser at all mengungkapkan “Education is the deliberate, formal transfer of knowledge, skill and values

(17)

merupakan pemindahan pengetahuan, ketrampilan dan nilai dari satu orang ke orang lain.

Tujuan umum pendidikan merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan, sedangkan salah satu tujuan khususnya yaitu perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, misalnya: tujuan khusus untuk masyarakat pertanian berbeda dengan masyarakat perikanan (Hasbullah, 2009: 14). Latar belakang keluarga yang berbeda akan mempengaruhi karakter dan pendidikan anaknya.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga (Hasbullah, 2009: 38). Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah penting untuk mendukung kelangsungan pendidikan anak. Seperti dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama.

Karena keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak, maka tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Mereka menginginkan agar pendidikan anak-anaknya lebih

(18)

tinggi atau setidaknya sama dengan pendidikan orangtua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan keberhasilan anaknya.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan masa yang akan datang karena dengan pendidikan yang lebih baik dapat diharapkan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sehingga mampu dalam mengembangkan taraf hidupnya (BKKBN, 1993: 60). Oleh karena itu, tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bergantung pada lingkungan baik fisik maupun non fisik. Seperti masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, mayoritas mereka bermata pencaharian sebagai nelayan. Nelayan adalah setiap orang yang penghidupannya baik sebagian maupun keseluruhan didasarkan atas hasil tangkapan ikan di laut (Dinas Perikanan dan Kelautan, 1984: 2).

Departemen Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa kondisi masyarakat pesisir di Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan sebesar 32,14 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Kondisi Umum Masyarakat Pesisir di Indonesia

No. Kondisi Masyarakat Pesisir Jumlah

1. Desa pesisir 8.090 desa

2. Masyarakat pesisir

- Nelayan - Pembudidaya

- Masyarakat pesisir lainnya

16.420.000 jiwa 4.015.320 jiwa 2.671.400 jiwa 9.733.280 jiwa

3. Prosentase yang hidup di bawah garis

kemiskinan (32,14 %)

5.254.400 jiwa Sumber: DKP (2007) dalam Arif Satria (2009: 25)

(19)

Masyarakat pesisir sangat lekat dengan sebutan masyarakat miskin. Menurut Badiran, dkk (2009) kemiskinan yang terjadi di masyarakat pesisir terdapat pada kehidupan nelayan antara lain adalah: (a) rendahnya tingkat pendidikan, (b) miskin pengetahuan dan teknologi untuk menunjang pekerjaannya, (c) kurang tersedianya wadah pekerjaan informal, (d) kurangnya daya kreativitas, dan (e) belum adanya perlindungan terhadap nelayan dari jeratan para tengkulak.

Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang merupakan daerah pesisir yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan. Jumlah penduduk desa Tasikagung adalah 3.836 jiwa, dengan kepala keluarga sebanyak 1.108 kepala keluarga Penduduk yang mata pencaharian sebagai nelayan adalah sebesar 880 orang (Monografi Desa Tasikagung, 2010). Tingkat pendidikan masyarakat nelayan Desa Tasikagung masih rendah yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya masyarakatnya yang berpendapat bahwa pendidikan bukanlah prioritas utama. Hal itu yang menyebabkan kurang adanya usaha dalam mengolah potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Ekaningdyah, 2005).

Desa Tasikagung yang sebagian besar masyarakatnya adalah nelayan, penduduk atau penghuni setiap harinya didominasi oleh wanita dan

anak-anak. Sedangkan lelaki baik bapak-bapak atau remaja, banyak

mempergunakan waktunya untuk melaut. Berdasarkan survei oleh ibu-ibu Darma Wanita Persatuan diberbagai daerah pesisir Propinsi Jawa Tengah,

(20)

didapatkan hasil bahwa pada umumnya kaum perempuan ditinggal melaut 1-2 minggu, sedangkan sisanya adalah nelayan biasa (melaut malam hari) dan sebagian lagi berlayar sampai sebulan atau lebih (ikut kapal besar), sehingga dapat dikatakan sebagian besar tanggung jawab kelangsungan hidup sehari-hari pada keluarga ada ditangan wanita sebagai ibu sekaligus ayah (Ekaningdyah, 2005).

Kesibukan orang tua yang bekerja sebagai nelayan, menyita waktu untuk keluarga dalam hal perkembangan pendidikan anak. Mereka menjadi kurang perhatian atau tidak mendapatkan perhatian penuh oleh kedua orang tuanya, dengan tidak pernah menanyakan ada pekerjaan rumah atau tidak dan tidak pernah menanyakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan sekolah. Hal itu terjadi karena orang tua mereka jarang di rumah dan juga mempunyai dasar pendidikan yang rendah. Pada kenyataanya peranan keluarga (orang tua) sangatlah penting dalam kelangsungan pendidikan anak dalam hal perhatian orang tua, cara orang tua mendidik dan lain sebagainya.

Keberadaan kondisi sosial ekonomi mempunyai dampak yang sangat luas dalam berbagai sendi kehidupan baik pada diri sendiri maupun pada anggota keluarga termasuk anak-anaknya baik berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan primer yang berupa pangan, sandang dan papan maupun kebutuhan sekunder termasuk didalamnya pendidikan.

Kondisi ekonomi nelayan yang masih miskin menjadi perhatian bagaimana dengan kondisi pendidikan anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan agar anaknya tidak mengikuti jejaknya sebagai nelayan, tetapi

(21)

ingin melihat anaknya sukses dengan pendidikan tinggi. Oleh karena itu diperlukan peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anak, agar anak mendapat kelangsungan hidup yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?

2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?

3. Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang? C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

2. Kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

(22)

3. Peranan keluarga terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, meliputi:

1. Bagi keluarga, dapat memberikan perhatian dan peranan yang lebih terhadap pendidikan anak, agar pendidikan anak menjadi lebih baik. 2. Bagi akademis, sebagai salah satu sumbangan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan penambah referensi karya tulis ilmiah agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi penelitian lain.

3. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan agar dapat menerapkan ilmu yang di dapat di bangku perkuliahan dan membuktikan kesesuaian teori dengan yang ada di lapangan.

E. Penegasan Istilah

Agar ruang lingkup permasalahan menjadi jelas, tidak terjadi penyimpangan arti dan dapat menjadi satu kesatuan makna, cara pandang dan anggapan mengenai sesuatu, serta menekan semaksimal mungkin kesalahpahaman dalam penelitian ini yang berjudul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)”, maka diperlukan batasan pengertian sebagai berikut.

(23)

1. Peranan

Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keikutsertaan atau keterlibatan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya, baik itu keterlibatan dalam hal mendampingi dan membimbing anak dalam belajar ataupun keterlibatan dalam pengadaan fasilitas yang mendukung pendidikan anak.

2. Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik (Slameto, 2003: 34).

Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu orang tua yang merupakan suatu lingkungan sosial terdekat yang berpengaruh dan memegang peranan penting dalam pendidikan anak yang dipengaruhi tingkat pendidikan dan kondisi sosial ekonomi keluarga.

3. Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Slameto, 2003: 4).

(24)

Pendidikan yang dimaksudkan dalam pendidikan ini adalah tingkat pendidikan formal yang diperoleh anak.

4. Anak

Anak yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak SD, SMP, SMA dari orang tua yang bekerja sebagai nelayan di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

5. Masyarakat nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan). Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (2000) nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan. Orang yang melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat atau perlengkapan kedalam perahu (kapal), mengangkut ikan dari perahu kapal, tidak dimasukkan sebagai nelayan. Istri, anak-anak dari orang tua nelayan yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan dilaut tidak dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, ahli listrik dan juru masak yang bekerja diatas kapal penangkapan ikan di laut dimasukkan sebagai nelayan walaupun mereka tidak secara langsung melakukan penangkapan.

Masyarakat nelayan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah semua orang yang bekerja menangkap ikan di laut dan orang-orang yang berhubungan dengan kapal dan hasil tangkapan ikan di laut, baik itu orang yang bekerja diatas kapal sebagia ahli mesin, ahli listrik dan juru masak, serta

(25)

orang yang mempunyai kapal baik yang ikut atau tidak dalam menangkap ikan.

Jadi judul skripsi dalam penelitian ini adalah “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)” yang artinya penelitian ini mengkaji tentang bagaimana peranan keluarga dari masyarakat nelayan dalam pendidikan anaknya.

F. Sistematika Skripsi

Pada Penulisan skripsi ini agar lebih mudah dipahami isinya bagi pembaca, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

Bagian awal penulisan ini berisi judul skripsi, abstrak, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/peta/gambar, dan daftar lampiran.

Bagian Isi terdiri dari:

BAB I Pendahuluan, yang berisi uraian tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

BAB II Kajian pustaka, berisi kajian teoritis yang mendukung penelitian yaitu membahas tentang peranan keluarga terhadap pendidikan anak, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat nelayan, kajian penelitian sebelumnya dan kerangka pemikiran penelitian.

(26)

BAB III Metode penelitian, berisi uraian tentang lokasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode analisis data, dan diagram alir penelitian.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang deskripsi daerah penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup, yang berisi uraian kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian.

Bagian akhir dari penulisan ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

(27)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan teori-teori yang mendukung, meliputi peranan keluarga dalam pendidikan anak, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat nelayan.

A. Peranan keluarga dalam pendidikan anak

Peranan suatu lembaga pendidikan yang mempengaruhi pendidikan anak adalah lembaga pendidikan keluarga. Peranan keluarga memegang peranan penting dalam pendidikan anak.

1. Peranan keluarga

Menurut para ahli psikologi, lingkungan yang banyak memberikan sumbangan dan besar pengaruhnya terhadap proses belajar maupun perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Karena lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal yang pertama dan utama yang dialami oleh anak.

Ahmadi (2004: 167) menyebutkan “keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi”. Keluarga dilihat dari segi pendidikan merupakan satu kesatuan hidup (sistem sosial), dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial) keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak mempunyai ikatan yang kuat dan saling kerja sama, dan

(28)

saling memberi kasih sayang (Hasbullah, 2009: 87). Keluarga menyediakan situasi belajar berarti bahwa anak membutuhkan bimbingan orang tua dalam kelangsungan pendidikannya. Karena orang tua memegang peran utama dari anak sejak kecil yang meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.

Peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya tidak hanya memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang yang cukup, tetapi juga dengan pengasuhan dari orang tua, dengan memberi perhatian, kasih sayang, kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga. Ada beberapa orang tua yang hanya memberikan anak berupa materi saja, mungkin karena kesibukan mereka bekerja mencari nafkah. Hal ini tergantung dari masing-masing orang tua dalam mendidik anak, semua akan berjalan dengan baik apabila orang tua mampu membagi waktu, dalam mendidik serta memberi pendidikan dan perhatian yang cukup bagi anak (Andriyani, 2010: 11-12).

Hubungan antara keluarga dengan anak harus terjalin dengan baik demi keberhasilan anak dengan perhatian dan kasih sayang yang cukup bagi anak. Menurut Hasbullah (2009: 88-89) tanggung jawab keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut.

a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan, minum dan perawatan agar dia dapat hidup secara berkelanjutan;

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya;

(29)

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain;

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim.

Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinue perlu dikembangkan kepada setiap keluarga agar pendidikan yang dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah.

Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan anak. Peranan itu dapat dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak dengan mendampingi serta membimbing anak dalam belajar. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara tidak berinteraksi secara langsung dengan anak, yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pendidikan anak, penyediaan sarana-prasarana, pemilihan pendidikan, menanyakan nilai rapor, pemberian kasih sayang, serta mendorong anak untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi (Andriyani, 2010: 15).

2. Pemilihan pendidikan

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil

(30)

peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikan (Ihsan, 2008: 1-2).

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang layak. Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang pendidikan yang luas akan memberikan pendidikan kepada anaknya yang terbaik. Philip H. Combs dalam Zahara (1984: 58-59) mengklasifikasikan pendidikan, meliputi pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan non formal.

a. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalan proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari kehidupan sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati. Seperti dalam keluarga, merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Waktu seseorang lebih banyak dirumah dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain.

b. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang teratur dan sistematis, berjenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi. Walaupun masa sekolah bukan satu-satunya untuk belajar namun kita menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang strategis bagi

(31)

pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya.

c. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tertib, terarah, terencana diluar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini tenaga pendidik, fasilitas, cara penyampaian dan waktu yang dipakai serta komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta didik supaya menciptakan hasil yang memuaskan.

Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat dan ketiganya biasa disebut dengan tripusat pendidikan (Syarah, Erie Siti, 2009).

Menurut Munib (2007: 75) menyebutkan bahwa salah satu masukan dalam sistem pendidikan adalah masukan lingkungan. Salah satunya adalah lingkungan pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

a. Lingkungan pendidikan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga inilah yang pertama ada. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang utama karena didalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan.

(32)

b. Lingkungan pendidikan sekolah

Karena perkembangan peradaban manusia, orang merasa tidak mampu untuk mendidik anaknya, pada masyarakat yang semakin komplek dan terspesialisasi, seorang anak memerlukan persiapan yang khusus untuk memasuki usia dewasa. Persiapan ini memerlukan waktu yang khusus, tempat yang khusus, dan proses yang khusus pula. Oleh karena itu, orang tua memerluakan lembaga yang disebut sekolah. Sekolah bukan menggantikan tugas orang tua sebagai pendidik tetapi sebagai pelengkap dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua.

c. Lingkungan pendidikan masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan pelengkap kedua dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Masyarakat melengkapi yang tidak ada di sekolah karena sekolah hanya mencetak manusia yang berkepribadian inovatif dan juga dapat menjadi motivator. Sedangkan masyarakatlah yang memiliki sumber daya yang memungkinkan untuk mengembangkan inovasi.

B. Tingkat pendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, jenjang pendidikan

adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang ingin dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada bab VI menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

(33)

1. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar dijabarkan dalam pasal 17 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarkan program pendididkan 6 tahun terdiri atas Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan program pendidikan 3 tahun setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.

2. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan menengah adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikan menengah terdiri atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada

jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan

(34)

3. Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister spesialis, doktor yang

disediakan oleh pergururan tinggi. Satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. C. Kondisi sosial - ekonomi

Kondisi sosial selalu mengalami perubahan melalui proses sosial. Proses sosial merupakan interaksi sosial yang terjadi karena adanya saling mengerti masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Interaksi sosial terjadi antar individu, antar kelompok, dan antar individu dengan kelompok (Abdulsyani, 2002: 153).

Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam upayanya untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal dalam memenuhi kebutuhan (Sriyadi, 2001: 2).

Menurut Badan penelitian dan pengembangan (2000: 22) Indikator kondisi sosial-ekonomi antara lain:

1. Umur

Umur merupakan karakteristik penduduk yang pokok. Struktur ini mempunyai pengaruh penting baik terhadap tingkah laku demografis maupun sosial ekonomi.

(35)

2. Jumlah anak

Jumlah tanggungan anak yaitu jumlah anak usia sekolah yang menjadi tanggung jawab orang tua. Semakin banyak tanggungan orang berarti semakin tinggi pula kebutuhan ekonomi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

3. Status perkawinan

Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di dunia ini berkembangbiak. Status perkawinan dapat dikelompokkan menjadi belum kawin, kawin, cerai, duda atau janda. Status perkawianan yang dimaksud adalah status perkawinan nelayan.

4. Pekerjaan/ mata pencaharian

Mata pencaharian merupakan jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh penduduk masyarakat. Kerja keras yang dilakukan dalam bekerja akan mendapat penghasilan atau pendapatan sehingga dapat mempertahankan kehidupannya. Mata pencaharian seseorang juga akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang diterima. Jenis pekerjaan atau mata pencaharian bermacam-macam sehingga masyarakat dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

Berbagai macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sambilan. Mata pencaharian penduduk dalam penelitian ini adalah penduduk yang bekerja sebagai nelayan, baik itu pekerjaan sambilan ataupun menjadi pekerjaan pokok.

(36)

5. Pendapatan

Seseorang yang telah bekerja akan memperoleh hasil kerjanya yang disebut sebagai upah atau gaji. Pada dasarnya sistem pengupahan terdiri dari 3 prinsip, yaitu pemberian imbalan atau nilai kerja, penyediaan investasi, dan jaminan kebutuhan hidup.

Setiap daerah mempunyai UMR (upah minimum regional) sesuai dengan kebutuhan dan tingkat konsumsi masing-masing daerah. Apabila penduduk daerah tersebutmempunyai rata-rata pendapatan perbulan > UMR tergolong tinggi dan < UMR tergolong rendah (Nurhidayah, 2007: 77). Berdasarkan survey dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, tingkat pendapatan rumah tangga di pedesaaan berdasarkan pengeluaran setiap bulan dari penduduk, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 2. Klasifikasi Pendapatan

No Klasifikasi pendapatan Jumlah pendapatan

1. Pendapatan tinggi > Rp. 1.370.000

2. Pendapatan menengah antara Rp. 1.075.000,- – < Rp. 1.370.000,-

3. Pendapatan sedang antara Rp. 780.000,- - < Rp. 1.075.000,-

4. Pendapatan rendah < Rp. 780.000,-

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2009. 6. Jenis tempat tinggalnya

Menurut Kaare dalam Irawati (2004: 12) untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari rumah tempat tinggalnya.

a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu. Keluarga yang kondisi ekonominya tinggi, pada umumnya menempati

(37)

rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen. c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati

pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya. 7. Pemilikan kekayaan

Pemilikan kekayaan adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang yang masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Kekayaan itu antara lain:

a. Barang-barang berharga

Pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas, dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat (Abdulsyani, 2002: 86). Kekayaan berupa barang-barang menunjukkan kondisi sosial ekonomi seseorang. Orang tua yang mempunyai pemilikan kekayaan yang lebih banyak akan mempunyai kemampuan yang lebih untuk mensejahterakan pendidikan anaknya.

b. Jenis-jenis kendaraan pribadi

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya kondisi sosial ekonomi seseorang. Seseorang yang mempunyai mobil akan lebih tinggi kondisi sosial ekonominya dibandingkan dengan yang hanya mempunyai sepeda motor.

Jadi, kondisi sosial ekonomi seseorang dapat diukur dengan pemilikan kekayaan baik berupa barang-barang maupun kendaraan, dan lain sebagainya.

(38)

Kondisi sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi pendidikan anak. Berdasarkan penelitian sebelumnya dikatakan bahwa tingkat kondisi sosial ekonomi orang tua yang lebih tinggi, pendidikan anaknya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah (Andriyani, 2010).

D. Belajar

Belajar merupakan proses penting dalam perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Anni, 2007: 2).

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar merupakan proses mental yang terjadi pada diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Berhasil atau tidaknya seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor .

Menurut Slameto (2003: 60) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor intern, faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

2. Faktor ekstern, faktor yang ada di luar individu yaitu faktor lingkungan, meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Faktor keluarga adalah faktor yang berpengaruh terhadap anak (siswa) yang belajar berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

(39)

suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

a. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya, karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Bimbingan dan penyuluhan orang tua memegang peranan penting terhadap pendidikan anak. Oleh karena itu keterlibatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan anak.

b. Relasi antara anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orang tua dengan anak. Selain itu relasi antara anak dengan saudaranya atau anggota keluarga yang lain juga turut mempengaruhi belajar anak. Relasi yang baik di dalam keluarga akan membantu dalam kelancaran dan keberhasilan anak. Pemberian pengertian dan kasih sayang yang penuh terhadap anak dapat menjadi cara untuk mensukseskan belajar anak. c. Suasana rumah tangga

Suasana rumah tangga dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di lingkungan keluarga dimana anak berada

(40)

dan belajar. Rumah yang sering dipakai untuk acara berkumpul atau sering dipakai keperluan-keperluan akan menganggu belajar anak. Akan berbeda jika suasana rumah tenang dan tentram, anak akan betah dirumah dan dapat belajar dengan baik.

d. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya tetapi juga kebutuhan akan fasilitas-fasilitas yang mendukung belajar anak, seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, buku-buku, dan lain sebagainya. Untuk mendukung belajar anak, diusahakan kebutuhan anak dapat tercukupi dengan baik.

e. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Terkadang anak mengalami patah semangat maka orang tua wajib memberikan semangat dan dorongan, serta membantu kesulitan anak.

f. Latar belakang kebudayaan.

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak dalam belajar. E. Masyarakat nelayan

Masyarakat menurut Mc Koachie dan Doyle (dalam Mudiyastuti, 2004: 11) adalah sekelompok manusia yang bergantung satu sama lain dan

(41)

yang telah memperkembangkan pola organisasi yang memungkinkan mereka hidup bersama dan dapat mempertahankan diri sebagai kelompok. Masyarkat terkecil adalah keluarga, masyarakat lebih besar adalah suku bangsa, dan masyarakat yang terbesar adalah umat manusia. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan).

Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (2000) nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan. Orang yang melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat atau perlengkapan kedalam perahu (kapal), mengangkut ikan dari perahu kapal, tidak dimasukkan sebagai nelayan. Istri, anak-anak dari orang tua nelayan yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan dilaut tidak dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, ahli listrik dan juru masak yang bekerja diatas kapal penangkapan ikan di laut dimasukkan sebagai nelayan walaupun mereka tidak secara langsung melakukan penangkapan.

Berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut, nelayan diklasifikasikan ke dalam 1) nelayan penuh, 2) nelayan sambilan utama, 3) nelayan sambilan tambahan. Pengertian klasifikasi nelayan adalah sebagai berikut; nelayan penuh adalah nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut. Nelayan sambilan utama adalah nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut. Disamping penangkapan ikan di laut sebagai

(42)

pekerjaan utamanya, nelayan ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain. Nelayan sambilan tambahan adalah nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut (Dinas Perikanan dan Kelautan, 2000: 20).

Profesi nelayan tetap menjadi pilihan terakhir masyarakat nelayan dikarenakan tidak adanya peluang kerja di daratan. Selain itu banyak yang menyatakan bahwa profesi nelayan diminati karena menarik dan relatif menguntungkan (Dahuri, 2003). Hal itu dikarenakan masyarakat menganggap bahwa profesi nelayan adalah profesi terakhir yang diturunkan dari generasi

atau kerap dinamakan dengan warisan dari orang tua (Prasetyo, 2008: 12).

F. Kajian Penelitian Sebelumnya

Untuk memperluas kajian pustaka peneliti menambahkan penelitian terdahulu sebagai pembanding, yang dilihat mulai dari judul penelitian, tujuan, variabel, metode, dan hasil penelitian pada tabel berikut.

(43)

No Nama Judul Tujuan Variabel Metode Hasil

1 Purwanto Kajian latar belakang

orang tua dan nilai belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS Geografi SMP N 29 Semarang tahun pelajaran 2006/2007 Mengetahui kajian latar belakang orang tua dan nilai belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS Geografi SMP N 29 Semarang tahun pelajaran 2006/2007 Pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, tempat tinggal orang tua, nilai belajar.

Deskriptif presentase dengan objek orang tua.

Gambaran latar belakang orang tua siswa kelas VII mata pelajaran IPS Geografi SMP N 29 Semarang

sebesar 57,61%, kriteria sedang dan siswa yang memiliki nilai belajar baik sebesar 63,33%

2 Ika

Andriyani

Peran serta orang tua terhadap kelangsungan pendidikan anak (Studi kasus pedagang di Pasar Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang) tahun 2010. Untuk mengetahui karakteristik orang tua yang bekerja sebagai pedagang dan peran serta (langsung dan tidak langsung) orang tua yang bekerja sebagai pedagang terhadap

kelangsungan

Karakteristik orang tua yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Tersono dan peran serta orang tua (langsung dan tidak langsung) yang bekerja sebagai pedagang terhadap Deskriptif presentase dengan objek orang tua.

Karakteristik orang tua yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang berkriteria tinggi (baik) dengan persentase 78,75%. Peran serta orang tua secara langsung tinggi, dan peran serta orang tua yang tiadank langsung sangat tinggi

(44)

pendidikan anak.

3 Purnawati Aspirasi dan

partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak (kasus pada pedagang kakilima di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Untuk mengetahui aspirasi orang tua dari berbagai jenis pedagang kakilima terhadap

pendidikan anak dan partisipasi orang tua dari berbagai jenis pedagang kakilima di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Batang. Aspirasi dan partisipasi orang tua. Metode reduksi data, penyajian data, kesimpulan.

Aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak yaitu pada pemilihan pendidikan sekolah, harapan orang tua setelah anaknya lulus sekolah, cita-cita dan tujuan orang tua terhadap

pendidikan. Partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak yaitu keterlibatan orang tua dengan peenuhan kebutuhan, biaya,

pendidikan, peranan orang tua dalam keluarga.

(45)

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Keluarga

Tingkat Pendidikan Kondisi Sosial-Ekonomi Peranan Keluarga

Tingkat Pendidikan Anak

SD / SMP / SMA / PT - Pendidikan Formal - Pendidikan Non Formal - Pemilihan Pendidikan Anak - Cara Orang Tua

Mendidik - Suasana Rumah - Hubungan Antara

Orang Tua dengan Anak - Penyediaan Fasilitas Belajar - Mendorong Anak untuk Melanjutkan Pendidikan yang Lebih Tinggi - Umur - Jumlah Anak - Status Perkawinan - Jumlah tanggungan - Pekerjaan/ Mata Pencaharian - Pendapatan - Jenis Tempat tingggalnya - Pemilikan Kekayaan

(46)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

B. Populasi

Populasi adalah seluruh subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang bekerja sebagai nelayan di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tasikagung adalah 3.836 jiwa, dengan kepala keluarga sebanyak 1.108 kepala keluarga. Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai nelayan adalah 880 orang. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah 880 orang (Monografi Desa Tasikagung, 2010).

C. Sampel dan teknik pengambilan sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006: 131). Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi jika dalam subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006: 134).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sampel kembar atau double sample yaitu dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi data atau untuk

(47)

melakukan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel yang pertama (Arikunto, 2006: 142). Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel orang tua dan sampel anak.

Populasi dari sampel orang tua dalam penelitian ini adalah orang tua yang bekerja sebagai nelayan yang berjumlah 880 nelayan. Jadi, besarnya sampel orang tua untuk penelitian ini diambil 10% dari populasi yaitu 88 responden. Besarnya sampel anak nelayan diambil anak dari jumlah responden orang tua yaitu 88 responden anak dari anak usia SD, SMP dan SMA dengan proporsi yang seimbang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel kembar atau double sample yaitu dua sampel sekaligus yaitu orang tua dan anak dengan pengambilan yang dilakukan secara acak atau random sampling. D. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau arah yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118).

Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Tingkat pendidikan orang tua

- Pendidikan formal

- Pendidikan non formal

2. Kondisi sosial-ekonomi

- Umur

- Jumlah anak

(48)

- Jumlah tanggungan

- Pekerjaan/ mata pencaharian

- Pendapatan

- Jenis tempat tinggalnya

- Pemilikan kekayaan

3. Peranan keluarga dalam pendidikan anak

- Pemilihan pendidikan anak

- Cara orang tua mendidik

- Suasana rumah

- Hubungan antara orang tua dengan anak

- Penyediaan fasilitas belajar

- Mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

E. Validitas dan reliabilitas instrumen

Setelah penyusunan instrumen penelitian, dilakukan analisis soal dengan menggunakan validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji instrumen penelitian.

1. Validitas instrumen

Untuk mencari validitas masing-masing butir soal digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut (Arikunto, 2006).

𝑟

𝑥𝑦 = 𝑁 ∑𝑥𝑦 − ∑𝑥 (∑𝑦)

𝑁∑𝑥2− ∑𝑥2 𝑁∑𝑦2− ∑𝑦2

Keterangan:

(49)

N = jumlah peserta tes

∑ x = jumlah skor butir soal

∑ y = jumlah skor total

∑ xy = jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total

∑ x2

= jumlah kuadrat skor butir soal ∑ y2

= jumlah kuadrat skor total

Untuk menentukan tingkat validitas instrumen suatu item adalah dengan mengkorelasikan hasil koefisien korelasi r dengan taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%.

Kriteria koefisien korelasi validitas:

0,000 – 0,200 : sangat rendah

0,201 – 0,400 : rendah

0,401 – 0,600 : cukup

0,601 – 0,800 : tinggi

0,801 – 1,000 : sangat tinggi

Berdasarkan hasil uji coba validitas instrumen penelitian sebanyak 60 butir pertanyaan semuanya dalam kategori valid, hal ini dikarenakan nilai r hitung pada seluruh item soal > r tabel dengan taraf signifikansi 5 %, dengan

kata lain nilai rxy > 0,396.

Berdasarkan kriteria koefisien korelasi validitas, dari 60 butir pertanyaan terdapat 8 pertanyaan termasuk kriteria tinggi , 39 pertanyaan termasuk kriteria cukup dan 12 pertanyaan termasuk kriteria rendah.

(50)

2. Reliabilitas instrumen

Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006).

𝑟

11= 𝑘−1 1− 𝑘 ∑𝜎𝜎2𝑏2 𝑡 Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varians butir

Σσ2

t = varians total

Kriteria tingkat reliabilitas:

0,000 – 0,200 : sangat rendah

0,201 – 0,400 : rendah

0,401 – 0,600 : cukup

0,601 – 0,800 : tinggi

0,801 – 1,000 : sangat tinggi

Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen selanjutnya adalah

harga r11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf

signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel maka soal bersifat reliabel.

Hasil dari perhitungan reliabilitas instrumen penelitian, diperoleh hasil

r11 sebesar 0, 659. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

n = 25 dan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0, 396. Karena r11 > r tabel

(0,659 > 0,396) maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan termasuk kedalam kriteria tingkat reliabilitas tinggi.

(51)

F. Metode pengambilan data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005: 74). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Dokumentasi

Merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan-peninggalan tertulis seperti catatan, buku, surat kabar, jurnal, maupun data-data atau arsip-arsip dari instasi setempat yang berhubungan dengan masalah penelitian. Metode ini dilakukan dengan cara menyerahkan surat ijin atau pengantar terlebih dahulu kepada instansi yang terkait, dan jika permohonan telah diterima dan disetujui, selanjutnya kita dapat mengambil data yang kita perlukan sesuai ketentuan.

2. Metode Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan melakukan wawancara secara langsung kepada masyarakat yang bekerja sebagai nelayan mengenai pendidikan anaknya.

3. Metode Angket/kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang mereka ketahui. Jadi dalam menggunakan metode angket, instrumen yang dipakai adalah angket (Arikunto, 2006: 151).

(52)

G. Metode analisis data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk mengetahui peranan keluarga dalam pendidikan anak. Rumus yang digunakan adalah sebagai beikut.

𝑫𝑷 = 𝒏

𝑵 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan

DP : Deskriptif Persentase

n : Nilai yang diperoleh

N : Jumlah seluruh nilai (skor maksimal/ideal)

Penelitian analisis deskriptif persentase dipakai untuk menguraikan

dan menjelaskan tujuan dari penelitian. Deskriptif persentase

menggambarkan keadaan suatu fenomena yang ada dalam suatu penelitian. Sebelum menggunakan rumus deskriptif persentase, jawaban diberi skor terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut.

1. Jawaban “a” skor 5 2. Jawaban “b” skor 4 3. Jawaban “c” skor 3 4. Jawaban “d” skor 2 5. Jawaban “e” skor 1

Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan kriteria karakterisrik peranan keluarga dalam pendidikan anak dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.

(53)

Persentase maksimal = (skor jawaban maksimal : skor maksimal) x 100% = (5 : 5) x 100 %

= 100 %

Persentase minimal = (skor jawaban minimal : skor maksimal) x 100 %

= (1 : 5) x 100 % = 20 %

Rentang persentase = Persentase maksimm – persentase minimum

= 100 % - 20 % = 80 %

Interval persentase = Rentang persentase : 5

= 80 % : 5 = 16 %

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diklasifikasikan kriteria persentasenya sebagai berikut.

Tabel 4. Kriteria Deskriptif Persentase

Interval presentase (%) Kriteria persentase

84,01 – 100,00 68,01 – 84,00 52,01 – 68,00 36,01 – 52,00 20,00 – 36,00 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

H. Diagram Alir Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap pra penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pasca penelitian. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

(54)

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Tahap 1 Pra Penelitian Tahap 2 Pelaksanaan Penelitian Tahap 3 Pasca Penelitian

Penyusunan Rancangan Penelitian Pengumpulan data sekunder

Penentuan populasi dan sampel Membuat instrumen penelitian

Menguji cobakan instrumen

penelitian

Melakukan wawancara dan menyebarkan angket penelitian

kepada objek penelitian (sampel penelitian)

Pembuatan peta administratif wilayah penelitian

Penulisan laporan hasil penelitian Analisis data dan

(55)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi daerah penelitian berada di Desa Tasikagung yang terletak di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada titik koordinat 111o 00′ – 111o30′ Bujur Timur dan 6o 30′ – 7o 6′ Lintang Selatan.

Secara administratif Desa Tasikagung berada di Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang yang berbatasan sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Kecamatan Lasem, sebelah selatan dengan Kecamatan Sulang, dan sebelah barat dengan Kecamatan Kaliori. Desa Tasikagung merupakan salah satu desa yang letaknya dekat dengan garis pantai sehingga disebut Desa Pantai atau Desa Pesisir. Jarak dari Desa Tasikagung menuju ke kota sejauh 3,2 km. Batas wilayah Desa Tasikagung:

1. Sebelah Utara : Laut Jawa

2. Sebelah Timur : Desa Pandean dan Desa Kutoharjo

3. Sebelah Selatan : Desa Sawahan

(56)
(57)

b. Kondisi Morfologi dan Penggunaan Lahan

Morfologi Desa Tasikagung adalah dataran rendah dengan ketinggian 4 meter di atas permukaan air laut dan mempunyai kemiringan antara 0-2 %. Penggunaan lahan keseluruhan di Desa Tasikagung sebagai pemukiman dan bangunan. Luas wilayah Desa Tasikagung adalah 54,05 Ha, terdiri dari tanah kering saja yang digunakan sebagai bangunan dan halaman sebesar 49,35 Ha dan lain-lain sebesar 4,70 Ha (BPS, 2010).

c. Kondisi Iklim

Kondisi iklim suatu daerah dapat dilihat dari kondisi curah hujan kurun waktu tertentu. Kondisi iklim dapat diklasifikasikan kedalam iklim tertentu dilihat dari data curah hujan. pembagian iklim di Indonesia dikemukakan oleh 2 ahli yaitu Mohr dan Schmidt Ferguson. Menurut Schmidt Ferguson pembagian iklim dihitung dengan mencari rata-rata bulan kering dan bulan basah. Sebagai dasar penggolongan, iklim Schimdt Ferguson menggunakan suatu rasio Q. Mencari Q dihitung dengan rumus :

𝑄 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt Ferguson menentukan tipe hujan di Indonesia menjadi beberapa golongan, yaitu:

Golongan A 0 ≤ Q < 0,143 sangat basah

Golongan B 0,143 ≤ Q < 0,333 basah

(58)

Golongan D 0,600 ≤ Q < 1,000 sedang

Golongan E 1,000 ≤ Q < 1,670 agak kering

Golongan F 1,670 ≤ Q < 3,000 kering

Golongan G 3,000 ≤ Q < 7,000 sangat kering

Golongan H 7,000 ≤ Q luar biasa kering

Jadi, makin kecil harga Q makin basah suatu tempat dan makin besar harga Q makin kering suatu tempat.

Berikut ini data curah hujan Kecamatan Rembang selama 10 tahun dari tahun 2001 - 2010.

Tabel 5. Data Curah Hujan Kecamatan Rembang Tahun 2001-2010 (mm) Bulan Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 ∑ Rata-rata 2001 136 197 139 50 0 145 40 0 0 75 205 65 1052 161,8 2002 273 222 165 43 80 4 0 19 0 0 88 204 1098 168,9 2003 136 197 139 56 0 145 40 0 0 75 205 65 1058 162,8 2004 205 242 312 50 0 161 20 0 0 49 130 89 1258 193,5 2005 274 286 484 43 0 177 0 0 0 23 56 114 1457 224,2 2006 272 209 234 0 0 0 0 0 0 0 0 95 810 124,6 2007 112 81 211 32 12 147 0 0 0 22 115 179 911 140,2 2008 178 493 162 120 0 0 0 0 0 53 135 230 1371 210,9 2009 214 394 188 60 0 0 0 0 0 26 152 212 1246 191,7 2010 250 295 215 0 0 0 0 0 0 0 170 195 1125 173,1 ∑ Bln. Basah 10 9 10 1 0 5 0 0 0 0 7 6 48 7,4 ∑ Bln. Kering 0 0 0 9 9 5 10 10 10 8 2 0 63 9,7 ∑ Bln. Lembab 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 1 4 9 1,4

Sumber: BPS, Rembang dalam Angka.

Berdasarkan data pada tabel 5, dari perhitungan perbandingan antara rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah diketahui nilai Q adalah 1,311. Berdasarkan penggolongan dari Schmidt

(59)

Ferguson kecamatan rembang termasuk kedalam golongan E yaitu agak kering.

Jadi, Kecamatan Rembang merupakan daerah dengan tipe hujan yang agak kering dengan perbandingan jumlah bulan kering lebih besar dari pada bulan basah. Terkadang terdapat 1 tahun dengan hujan yang tidak menentu sehingga di wilayah ini sering terjadi

kekeringan. Suhu rata-rata daerah ini adalah 230 C dengan suhu

maksimum 330 C.

d. Kondisi Kependudukan

Desa Tasikagung merupakan desa padat penduduk yang terletak di tepi pantai dan sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Berdasarkan data monografi desa, Jumlah penduduk Desa Tasikagung sebesar 3.836 orang dengan jumlah kepala keluarga 1.108 kepala keluarga dan yang bekerja sebagai nelayan adalah 880 orang. Berdasarkan data monografi desa jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki adalah 1909 orang, sedangkan jumlah penduduk perempuannya adalah 1927 orang. Desa Tasikagung mempunyai

kepadatan penduduk 8.207 per km2 dan sex ratio 91,78 (BPS, 2010).

Komposisi penduduk Desa Tasikagung menurut kelompok umur masih didominasi oleh penduduk dengan usia produktif yaitu dengan usia 15-59 tahun dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif yaitu usia 0-14 tahun dan > 59 tahun. Banyaknya usia

Gambar

Tabel 30 Penyediaan Fasilitas Belajar ............................................................
Tabel 1. Kondisi Umum Masyarakat Pesisir di Indonesia
Tabel 2. Klasifikasi Pendapatan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Keluarga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara adanya gangguan organ dengan prognosis (p = 0,03), pasien malaria falciparum berat dengan gangguan organ

Rasio keuangan dan metode EVA adalah metode yang saling melengkapi, oleh karena itu untuk menganalisis kondisi atau kinerja suatu perusahaan dapat menggunakan

Pelaksanaan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dalam Mendorong Kemandirian Anggota Kelompok Tani Bunda Asri Di Desa Karyawangi Kecamatan Parongpong.. Universitas

Approved by the Department of English, Faculty of Cultural Studies University of Sumatera Utara (USU) Medan as Thesis for the Sarjana

KEPEDULIAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN TSUNAMI DI KOTA SIBOLGA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu..

Based on the statement above, one of the advantages of playing online games is increasing one's ability in English language, because in playing online games, inadvertently we

governance ) yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, semua pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di rumah sakit dilakukan atas.. penugasan klinis

Sebagai bahan masukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay serta pengaruh audit delay itu sendiri terhadap reaksi investor pada