• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV SISTEMA REPRODUKSI A. PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV SISTEMA REPRODUKSI A. PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gadjah Mada 1 BAB IV

SISTEMA REPRODUKSI

A. PENDAHULUAN

Pokok bahasan sistema reproduksi yang dibahas kali ini meliputi sistema reproduksi hewan jantan dan betina, juga beberapa hormon yang mempengaruhi sistem tersebut. Pokok bahasan dimulai dan penejelasan beberapa organ reproduksi kemudian diikuti dengan fisiologi reproduksi dan masing-masing.

Tidak seperti beberapa sistem organ lain di dalam tubuh, sistem reproduksi mempunyai dengan perbedaan mencolok antara jantan dan betina. Sistem reproduksi hewan jantan memproduksi sel sperma yang akan ditransfer ke dalam saluran kelamin hewan betina, sedangkan hewan betina memproduksi oosit yang siap untuk menerima spermatozoa. Selanjutnya keduanya akan menglami perkembangan di dalam uterus sampal waktu tertentu sebelum mahluk baru tersebut lahir.

B. PENYAJIAN

Sistema Reproduksi Hewan Jantan Skrotum.

1. Merupakan suatu kantung yang di dalamnya terdapat testis. Testis dapat disebut sebagai kelenjar reproduksi karena memproduksi hormone testosteron. Di samping itu, testis juga aktif menghasilkan spermatozoa.

2. Muskulus kremaster dan tunika dartos mengatur temperatur testis sedemikian rupa sehingga spermatogenesis berlangsung sempurna.

Testis

1. Bagian luar terdiri atas kapsuijaringan ikat yang disebut tunika albigenia.

2. Testis terbagi ke dalam 2 kompartemen yakni tubulus seminiferus dan sel Leydig . Sel-sel tubuli seminiferi aktif memperoduksi Sel-sel spermatozoa sedangkan Sel-sel Leydig menghasilkan hormon LH..

3. Dari tubuli seminiferi, spermatozoa yang telah diproduksi akan menuju ke rete testis, dan ke duktus eferent dan epididymis.

4. Dalam perkembangannnya, testis yang terletak di dalam cavitas abdomen menuju ke kanalis inguinalis sampai ke skrotum.

5. Proses pembentukan sel spermatozoa disebut spermatogenesis, dengan langkah-Iangkah sebagai berikut: bentuk awal adalah spermatogonia, membagi din secara mitosis membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer akan membelah secara

(2)

Universitas Gadjah Mada 2 meiosis menjadi bentuk spermatosit sekunder. Masih secara meiosis, spermatosit sekunder akan berubah ke dalam bentuk spermatid. Pada saat stadium mi (Spermatid), tudung akrosom serta flagelum mulai terbentuk., sampai akhirnya sel berubah menjadi spermatozoa dewasa.

Kelenjar

1. Epididymis merupakan suatu sistem tubulus dengan bentuk coiled (menggulung), terletak di dalam testis.

2. Duktus deferens terletak di antara epididymis ke cavum abdominalis.

3. Duktus ejakulatoris dibentuk oleh pertautan antara duktus deferens dengan duktus dan vesikel seminalis.

4. Urethra prostata, terpapar dan vesica urinaria, kemudian bergabung dengan ciuktus ejakulatoris untuk membetuk membrana urethra, yang selanjutnya dengan diaphragma urogenital akan menjadi spongi urethra yang melanjut ke penis.

5. Spermatic cord terdiri atas duktus deferens, darah dan pembuluh limfe, syaraf, dli. Spermatic cord memanjang melalui kanalis inguinalis ke dalam cavitas abdominal.

Penis

1. Terdiri atas jaringan erektil.

- Kedua korpora cavernosa membentuk dorsum beserta kedua sisi - Korpus spongiosum membentuk porsi ventral dan gland penis 2. Bagian akar (dasar) penis menyentuh coxae

3. Preprutium menutupi gland penis. Kelenjar Asesori

1. Vesikula seminalis menuju ke duktus ejakulatorius

2. Kelenjar prostata terdiri dan jaringan glandular dan muskular, menuju ke urethra 3. Kelenjar ulbourethralis terdiri atas kelenjar mukus yang menuju ke spongy urethra 4. Sekresi:

- Semen merupakan campuran dan kelenjar sekresi dan sel sperma

- Kelenjar bulbourethralis dan kelenjar mukus urethralis memeproduksi mukus yang berfungsi untuk menetralkan pH urethra

- Sekresi testis mengandung sel sperma

- Cairan vesica seminalis mengandung fruktose dan fibrinogen

- Sekresi prostat menetralkan semen. Faktor penjendalan mengaktifkan fibrinogen, sedangkan fibrinolisin memecab fibrin.

FISIOLOGI REPRODUKSI HEWAN JANTAN Pengaturan sekresi Hormon Reproduksi

(3)

Universitas Gadjah Mada 3 2. GnRH merangsang pelepasan LH dan FSH dan hipofisis

- LH merangsang sel Leydig untuk memproduksi testosterone - FSH merangsang spermatogenesis

3. Inhibin, diproduksi oleh sel sertoli, menghambat sekresi FSH Efek Testosteron

1. Testosteron diproduksi oleh sel Leydig, korteks adrenal, dan kemungkinan juga oleh sel Sertoli

2. Testosteroen mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kelenjar reproduks pejantan selama embrio dan merangsang proses desen den testis

3. Testsoteron meyebabkan pembesaran alat genital dan jugab sangat penting untuk proses spermatogenesis

4. Pengaruh lain testosteron:

- Merangsang pertumbuhan rambut

- Pembesaran larynx sehingga menimbulkan perubahan suara - Peningkatan ketebalan kulit dan melanin, serta kelenjar keringat - Peningkatan sintesis protein, serta laju metabolisme

SISTEMA REPRODUKSI HE WAN BETINA Ovarium

1. Terletak di dalam beberapa ligamentum yakni mesovarium, ligametum suspensorium, ligamnetum ovary

2. Tertutup oleh peritonium dan tunika albugenia

3. Terbagi atas bagian korteks (terdiri atas folikel) dan medula (berisi, darah, pembuluh limfe dan saraf)

4. Perkembangan folikel:

- Oogonia berploriferasi untuk menjadi oosit primer. Pembelahan secara meiosis dan dalam keadaan prophase

- Folikel primer adalah oosit primer yang berada di sekitar sel granulose - Selama pubertas, folikel primer akan berubah menjadi folikel sekunder

- Oosit primer akan melanjut secara melosis sampai metaphase II dan akan menjadi oosit sekunder di sekeliling zona pellucida. Bagian poros folikel terisi dengan cairan untuk membentuk antrum, sel granulose menigkat jumlahnya, sel theca membnetuk folikel sekunder

- Folikel Graaf adalah perbesaran yang barasal dan foleki sekunder 5. Ovulasi:

(4)

Universitas Gadjah Mada 4 - Pemeblaha meiosis yang kedua terjadi ketika oosit sekunder menyatu dengan sel

sperma untuk membentuk zigot 6. Nasib Folikel:

- Folikel Graafmenjadi korpus luteum

- Jika fertilisasi terjadi, korpus luteum persisten, jika tidak ada fetilisasi, akan menjadi korpus albicans

Tubulus Uterin

Tergantung di rnesosalphinx

1. Berfungsi untuk menstransport oosit atau zigot dan ovarium ke uterus

2. Tubulus uterin terdiri dari jaringan serosa (bagian luar), lapisan muskular (tengah), epithelium kolumnar (bagian dalam)

3. Pergerakan oosit:

- Cilia menggerakkan oosit melalui permukaan foimbriae ke infundibulum - Kontraksi peristaltik dan silia menggerakkan oosit di dalam tubulus uterin - Fertilisasi terjadi di dalam ampula dimana zigote berada untuk beberapa hari Uterus

1. Uterus terdiri atas badan, isthmus dan cervix.

2. Uterus tergantung /ditautkan oleh beberapa ligamentum antara lain: ligamenetum uterosakral

3. Dinding uterus terdiri atas: perimetnium, miometrium, dan endometrium Vagina :

1. Vagina menghubungkan uterus dengan vestibula

2. Vagina terdiri atas lapisan otot polos dan bagian dalam terdiri dari epithelium squamous

3. Vagina dilipat ke dalam rugaedan lipatan longitudinal 4. Hymen menutup vestibularis

Genitalia eksternal:

1. Vulva, atau pudendum adalah alat genitalia ekstemal

2. Vestibula adalah daerah yang akan tampak ketika vagina dan urethra terbuka 3. Jaringan erektil:

a. Clitoris dibentuk oleh dua corpora covernosum

b. . Bulbus vestibularis dibentuk oleh corpus spongiosum

4. Labia minor berlipat, menutup vestibula, dan membentuk prepuce. Glandula vestibularis memproduksi cairan mukus.

(5)

Universitas Gadjah Mada 5 FISIOLOGI REPRODUKSI HEWAN BETINA

Pubertas

1. Pubertas cliawali dengan adanya sikius estrus ataupun sikius. Menstruasi 2. Pubertas diawali denganpeningkatan GnRH

Siklus Estrus

1. Siklus Ovarium:

- FSH mengawali perkembangan folikel primer

- Folikel menyekresikan suatu substansi yang menghambat perkembangan folikel lain

- LH merangsang ovulasi dan menyelesaikan pembelahan meiotik pertama oleh oosit primer

- Lonjakan LH merangsang pembentukan koipus luteum. Jika terjadi fertilisasi, HCG merangsang korpus luteum untuk persist. Jika fertilisasi tidak terjadi, korpus luteum menjadi korpus albicans

2. Mekanisme feed back positive menyebabkan level FSH dan LH meningkat sampai sesaat sebelum ovulasi.

- Estrogen diproduksi oleh sel theca dan folikel untuk merangsang GnRH

- GnRH merangsang FSH dan LH , selanjutnya hormon tersebut juga akan merangsang sekresi estrogen dst.

- Hambatan sekresi GnRh akan mengakibatkan penurunan nFSH dan LH setelah ovulasi. Hambatan tersebut terjadi karena tingginya level estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh korpus luteum.

(6)

Universitas Gadjah Mada 6 C.PENUTUP

Untuk mengakhiri perkuliahan ini akan dicoba beberapa latihan sebagai berikut:

1. Sebutkan definisi semen. Jelaskan kontribusi semen di dalam kelenjar asesori, jelaskan pula masing-masing fungsi dan setiap sekresi!

2. Dimanakah sel-sel spermatozoa menglami pemasakan? Jelaskan pula proses spermatogenesis secara lengkap

3. Dimanakah testosteron diproduksi? Berikan penjelasan secara lengkap pengaruh testostero pada saat embrio, selama pubertas dan selama hewan telah dewasa

4. Kapan dan jelaskan bagairnana testis dapat mengalami proses discendens

5. Perubahan-perubahan apa yang terjadi (dalam hal produksi hormon) pada saat hewan mengalami pubertas!

6. Dimulai dan oogonia, ceritakan tentang perkembangan dan produksi folikel Graaf yang mengandung oosit sekunder

7. Jelaskan proses ovulasi

8. Apakah yang disebut korpus luteum? Apa yang terjadi seandainya terjadi fertilisasi dan bagaimana pula seandainya tidak terjadi fertilisasi

9. Dimanakah proses fertilisasi itu biasanya terjadi?

10. Jelaskan kapan hormon FSH dan LH dapat meningkat maupun menurun dalam setiap siklus?

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang didapatkan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa nilai trombosit dan hematokrit merupakan salah satu indikator yang bermakna dan perlu mendapat

Menyusun teks lisan Menyusun teks lisan dan tulis sed dan tulis sederhana tentang pe erhana tentang pemaparan jati maparan jati diri.. Chapter 1 Chapter 1 Talking about Talking

 Sebenarnya penyuaraan untuk menggunakan Malaysia Sentrik dalam penulisan Sejarah Malaysia adalah berkait rapat dengan faktor tauladan yang di pamerkan oleh

Selain mampu berperan sebagai agen biokontrol, konsorsium bakteri endofit juga berpotensi sebagai agen pemacu tumbuh tanaman, 1 isolat konsorsium bakteri endofit, yaitu

Dan dari hasil penelitian di lapangan keberhasilan pencapaian tujuan program Jamsostek TK-LHK Sektor Informal Kota Semarang ini belum bisa dikatakan berhasil

Hasil pengujian pada benda uji dengan naiknya kadar RAP nilai VFWA semakin tinggi hal tersebut terjadi karena aspal tercampur dengan aggregat Semakin tinggi kadar RAP nilai

Merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, data diperoleh dari populasi seluruh kendaraan yang parkir dengan sampel jenuh, menggunakan analisis karakteristik parkir