• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK MASTURBASI BAGI KESEHATAN PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS X DI SMK NEGERI 2 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK MASTURBASI BAGI KESEHATAN PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS X DI SMK NEGERI 2 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK MASTURBASI BAGI KESEHATAN PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS X DI SMK

NEGERI 2 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh :

PUTRI WAHYUNI 1114151

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke Hadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga diselesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat PengetahuanTentang Dampak Masturbasi Bagi Kesehatan Pada Remaja Laki-laki Kelas X Di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta”

Karya Tulis Ilmiah ini telah diselesaikan atas bimbingan, arahan dan bantuan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, dan dan pada kesempatan ini dengan rendah hati saya ucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes, selaku Ketua Stikes Jenderal Ahcmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Kebidanan Stikes Jenderal Ahcmad Yani Yogyakarta yang telah member izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun KaryaTulis Ilmiah ini.

3. Ekawati, S.SiT., M.Kes, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan bimbingan hingga tersusunnya KaryaTulis Ilmiah

4. Elvika Fit Ari Shanti, S.ST.,M.Kes, selaku penguji yang telah memberikan saran dan bimbingan.

5. Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Goden SlemanYogyakarta yang telah berkenan memberikan izin dan membantu dalam melaksanakan penelitian. 6. Kedua orang tua, adik dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan

doa untuk kelancaran penyusunan KaryaTulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman semuanya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu mencari data dan member semangat.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar diharapkan semoga Karya tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua.

Yogyakarta, Agustus 2017

(5)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

INTISARI ... ix ABSTRACK ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 8

B. Remaja ... 12

C. Masturbasi ... 15

D. Kerangka Teori ... 27

E. Kerangka Konsep Penelitian ... 28

F. Pertanyaan Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Definisi Operasional dan Skala Penelitian ... 31

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 32

G. Validitas dan Reliabilitas ... 33

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

I. Etika Penelitian ... 37

J. Jalannya Penelitian ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 44

C. Keterbatasan Penelitian... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 7

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 31

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ... 32

Table 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik umur ... 41

Table 4.2 Distribusi frekuensi tentang dampak masturbasi ... 42

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tentang dampak fisik ... 42

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tentang dampak psikologis ... 43

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori... 27 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 28

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 2 : Lembar Konsul KTI

Lampiran 3 : Pernyataan Menjadi Responden Lampiran 4 : Kuesioner

Lampiran 5 : Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 6 : Surat Izin Studi Pendahuluan Kesbangpol Sleman Yogyakarta Lampiran 7 : Surat Izin Studi Pendahuluan SMK Negeri 2 Godean Yogyakarta Lampiran 8 : Surat Rekomendasi Studi Pendahuluan

Lampiran 9 : Surat Izin Uji Validitas Kesbangpol Sleman Yogyakarta Lampiran 10 : Surat Izin Uji Validitas SMK Negeri 2 Godean Yogyakarta Lampiran 11 : Surat Rekomendasi Uji Validitas

Lampiran 12 : Surat Izin Penelitian Kesbangpol Sleman Yogyakarta Lampiran 13 : Surat Izin Penelitian SMK Negeri 2 Godean

Lampiran 14 : Surat Rekomendasi Penelitian Lampiran 15 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 16 : Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 17 : Hasil Olah Data Penelitian Lampiran 18 : Frequensi Table

(9)

ix

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK MASTURBASI BAGI KESEHATAN PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS X

DI SMK NEGERI 2 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

INTISARI

Putri Wahyuni 1, Ekawati 2

Latar belakang : Berdasarkan data hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMK

Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta pada tanggal 26 januari 2017 didapatkan data siswa laki-laki kelas X yaitu 30 orang (100%). Selanjutnya telah dilakukan wawancara kepada 10 siswa (33,33%) didapatkan hasil 8 siswa (80%) pernah melakukan masturbasi atau onani sampai air mani keluar dan ada juga yang melakukan pada saat mandi sedangkan 2 siswa (25%) tidak pernah melakukan masturbasi atau onani dan 10 siswa (33,33%) mengetahui masturbasi atau onani yaitu menggesek-gesek alat kemaluan pada perut,tetapi dari 10 siswa tersebut (33,33%) 9 siswa (90%) tidak tahu dampak dari masturbasi atau onani hanya 1 siswa (11,11%) yang tahu dampak dari masturbasi atau onani.

Tujuan : diketahuinya tingkat pengetahuan tentang dampak masturbasi bagi

kesehatan pada remaja laki-laki kelas X di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta.

Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, rancangan

penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Dengan jumlah sampel 30 siswa dan teknik pengambilan sampel total sampling.

Hasil : Tingkat pengetahuan remaja laki-laki tentang dampak masturbasi bagi

kesehatan adalah kategori cukup sebanyak 17 siswa (56,7%). Tingkat pengetahuan remaja laki-laki tentang dampak fisik masturbasi bagi kesehatan adalah kategori cukup sebanyak 15 siswa (50%). Tingkat pengetahuan remaja laki-laki tentang dampak psikologis masturbasi bagi kesehatan adalah kategori baik sebanyak 14 siswa (46,7%).

Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Masturbasi

1

Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta

2

(10)

x

LEVEL KNOWLEDGE ABOUT THE IMPACT OF MASTURBATION FOR

HEALTH IN ADOLESCENT CLASS X IN SMK NEGERI 2 GODEAN

SLEMAN YOGYAKARTA ABSTARCK

Putri Wahyuni 1, Ekawati 2

Background: Based on data of preliminary study conducted at SMK Negeri 2

Godean Sleman Yogyakarta on 26 january 2017 got data of male student of class X that is 30 person (100%). Furthermore, 10 students (33.33%) have been interviewed. 8 students (80%) had masturbation or masturbation until the semen came out and some did while bathing while 2 students (25%) never masturbated or 10 students (33.33%) 9 students (90%) do not know the impact of masturbation or masturbation only 1 student (33,33%) know masturbation or masturbation that is rubbing penal tool on abdomen, but from 10 student (11.11%) who know the impact of masturbation or masturbation.

Purpose: The purpose of this research is to know the level of knowledge about the

impact of masturbation for health on adolescent boys class X in SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta.

Research method: This research type is descriptive research, descriptive research

design with survey approach. With a sample size of 30 students and sampling total sampling technique.

Results: The level of knowledge of adolescent males about the impact of

masturbation for health is sufficient category as many as 17 students (56.7%). The level of knowledge of adolescent boys about the physical impact of masturbation for health is sufficient category as many as 15 students (50%). The level of knowledge of adolescent boys about the psychological impact of masturbation for health is good category as many as 14 students (46,7%).

Keywords: Knowledge, Teenagers, Masturbation

1

Students of DIII Midwifery STIKES A. Yani Yogyakrta

2

(11)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja (adolescence) dimulai dari usia 12-25 tahun, yaitu masa topan badai (strum and drand) yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai (Sarwono, 2008).

Remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan masa pubertas sampai tercapainya kematangan organ reproduksi. Transisi ke masa dewasa bervariasi ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang baik perubahan fisik, psikis, maupun psikososial. Dengan adanya perubahan ini remaja mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk aspek seksualnya (Aini, 2007).

Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks makhluk hidup bisa bertahan menjaga kelestarian keturunannya. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja kearah kematangan yang sempurna, muncul dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual. Beberapa remaja menyalurkan dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual biasanya dilakukan dengan bantuan orang lain seperti seks pranikah, namun sebagian besar remaja menyalurkan hasrat seksualnya tanpa bantuan orang lain yaitu dengan onani atau disebut juga masturbasi (Aini, 2007).

Hubeis (2005) mengungkapkan hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang dilakukan di tiga provinsi menunjukkan sebanyak 18,2% remaja pada rentang usia 15-18 tahun dilaporkan telah melakukan hubungan seksual. Sebanyak 81,8% sisanya tidak melakukan hubungan seksual tetapi sering melakukan

(12)

2

masturbasi (47%) dan 20% lainnya melakukan petting pada saat pacaran (Luthfie, 2008).

Pada beberapa kasus, kebiasaan masturbasi pada remaja diawali oleh rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat bagaimana melakukan masturbasi, mungkin karena mendapatkan cerita dari rekan sebayanya atau mendapati temannya melakukan masturbasi. Pada beberapa orang tertentu, rangsangan seksual ini sangat berarti dan dapat menjadikan seseorang menjadi habitual masturbator. Masturbasi pada usia remaja mesti mendapat parhatian yang bijaksana dari orang tua. Jika respon orang tua terlalu negatif terhadap proses ini, maka kemungkinan kegiatan masturbasi justru akan semakin menjadi-jadi pada remaja dan dapat bersifat psikotik/neurotik. Masturbasi dapat menyebabkan konflik emosional bagi mereka yang melakukannya karena rasa bersalah dan perasaan berdosa.

M. Rasyid (2007) mengatakan 50% remaja wanita melakukan masturbasi. Penelitian pada masyarakat barat menemukan 95% laki-laki dan 70% wanita pernah melakukan masturbasi dan ini sering terjadi pada masa awal pubertas. Penyebab lebih rendahnya wanita bermasturbasi dibanding pria karena wanita biasanya lebih mudah menyalurkan hasrat seksualnya secara psikis.

Menurut Kinsey di Amerika Serikat, menunjukkan hampir semua pria (> 90%) dan tiga perempat dari semua wanita (70%) melakukan masturbasi. Di indonesia sebuah survey yang dilaksanakan di 7 kota besar di Indonesia menunjukkan hasil 93% pria dan 56% wanita pada masa awal pubertas melakukan masturbasi (Achmanto M, 2008).

Studi yang dilakukan oleh pilar PKBI Jawa Tengah pada tahun 2005 menunjukkan sebanyak 4,7% responden mempunyai sikap yang baik, 35,8% responden mempunyai sikap sedang dan lebih dari setengah responden yaitu 58,4% memiliki sikap yang kurang baik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sarwono sikap remaja terhadap onani atau masturbasi 15% setuju, 3% cukup setuju dan 81,8% cenderung kurang setuju sampai sangat tidak setuju. Selain itu, hasil studi kasus Pilar

(13)

3

PKBI tentang onani tahun 2007 pada 500 mahasiswa perguruan tinggi di Semarang menunjukkan pula bahwa usia pertama kali mahasiswa melakukan onani yaitu pada rentang usia 15-19 tahun (139 pria dan 50 wanita).

Seorang mahasiswa seminar menyelidiki situasi di beberapa gereja di Surabaya. Hasilnya menunjukkan lebih 45% pria (umur 22 tahun) dan 22% wanita (umur 15-22 tahun) pernah melakukan masturbasi, dan 38% pria dan 16% wanita melakukannya secara rutin setiap minggu (dalam Fisher, 1994). Penelitian lain menunjukkan pula bahwa sebanyak 48,22% remaja melakukan masturbasi, yakni 46,62% melakukan masturbasi antara 1 sampai 2 kali sebulan, dan 10,98% melakukannya sebanyak 1 sampai 2 kali seminggu, atau kira-kira 4 sampai 8 kali sebulan. Bahkan sebanyak kira-kira 1,35% melakukan masturbasi setiap hari (Astaqauliyah, 2008).

Wijayanto (2006) yang melakukan penelitian pada mahasiswa di Yogyakarta mengatakan diantara 1.600 responden yang berusia 17-23 tahun hanya 3 orang yang mengaku sama sekali belum pernah melakukan kegiatan seks termasuk juga masturbasi (dalam Atmadi, 2007).

Remaja yang suka melakukan masturbasi biasanya akan ketagihan dari segi medis tidak benar bahwa masturbasi dapat menimbulkan kebutaan, kemandulan, atau gangguan syaraf. Namun dari segi psikolog, bisa menimbulakan rasa tertekan dan bersalah. Masturbasi yang dilakukan secara berlebihan atau menggunakan alat-alat tertentu bisa berakibat lecet yang kemudian menyebabkan infeksi atau juga keadaan infertil sementara (dimana produksi sperma semakin lama semakin berkurang karena dipaksa terus-menerus dikeluarkan) (Kusmiran, 2011).

Sangatlah merugikan bagi remaja apabila energi yang ada terbuang percuma melalui aktivitas masturbasi, padahal remaja sangat membutuhkannya mengingat tingginya aktivitas belajar dan tuntutan jaman yang mengharuskan remaja menguasai berbagai hal penting untuk masa depan (Astaqauliyah, 2008).

(14)

4

Sebagian besar pria yang melakukan masturbasi cenderung melakukannya lebih sering dibandingkan wanita. penyebab anak laki-laki lebih cenderung melakukan masturbasi antara lain nafsu laki-laki yang gampang melonjak. Penelitian menunjukkan bahwa masturbasi aman. Satu-satunya masalah adalah bila orang merasa berdosa melakukannya, sehingga setelah melakukannya akan timbul rasa bersalah. Secara medis tidak ada kerugian dari melakukan masturbasi namun tentu saja akan membahayakan tubuh jika menggunakan alat-alat yang bisa menimbulkan iritasi (Achmanto, 2008).

Bidan sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, memiliki kewenangan untuk memberikan Pelayanan Kesehatan (Kesehatan Reproduksi) salah satunya kepada remaja laki-laki. Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat terhadap peran aktif bidan dalam memberikan pelayanan terus meningkat.Ini merupakan bukti bahwa eksistensi Bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan penghargaan. Berdasarkan hal inilah, bidan di tuntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya termasuk pelayanan kesehatan reproduksi dengan cara memberikan penyuluhan tentang onani (Marmi, 2013).

Berdasarkan data hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta pada tanggal 26 januari 2017 didapatkan data siswa laki-laki kelas X yaitu 30 orang (100%). Selanjutnya telah dilakukan wawancara kepada 10 siswa (33,33%) didapatkan hasil 8 siswa (80%) pernah melakukan masturbasi atau onani sampai air mani keluar dan ada juga yang melakukan pada saat mandi sedangkan 2 siswa (25%) tidak pernah melakukan masturbasi atau onani dan 10 siswa (33,33%) mengetahui masturbasi atau onani yaitu menggesek-gesek alat kemaluan pada perut,tetapi dari 10 siswa tersebut (33,33%) 9 siswa (90%) tidak tahu dampak dari masturbasi atau onani hanya 1 siswa (11,11%) yang tahu dampak dari masturbasi atau onani.

(15)

5

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik ingin melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Tentang Dampak Masturbasi Bagi Kesehatan Pada Remaja Laki-laki Kelas X di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah yaitu “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Tentang Dampak Masturbasi Bagi Kesehatan Pada Remaja Laki-laki Kelas X di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang dampak masturbasi bagi kesehatan pada remaja laki-laki kelas X di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui tingkat pengetahuan tentang dampak fisik masturbasi bagi kesehatan pada remaja laki-laki kelas X di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta.

b. Diketahui tingkat pengetahuan tentang dampak psikologis masturbasi bagi kesehatan pada remaja laki-laki kelas X di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam ilmu kebidanan khususnya kesehatan reproduksi tentang masturbasi.

(16)

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi remaja laki-laki

Menambah wawasan tentang masturbasi dan diharapkan para remaja bisa hidup dengan prilaku seksual yang baik, sehat dan tidak menyimpang.

b. Bagi SMKN 2 Godean SlemanYogyakarta

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja laki-laki, serta bekerja sama dengan pihak kesehatan dalam memberikan penyuluhan atau konseling kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi khususnya masturbasi. c. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa maupun dosen dan dapat dijadikan sebagai wahana kepustakaan. d. Bagi peneliti

Meningkatkan pengetahuan atau wawasan peneliti dan aplikasi terhadap masalah-masalah yang ada dilapangan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi khususnya masturbasi dan dapat memberikan kerangka pemikiran pada penelitian yang akan datang, serta dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya.

(17)

7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian N o

Nama dan judul Metode Hasil penelitian Persamaan dan Perbedaan

1 .

Apriyani,Heni2009 Efektivitas pelatihan efikasi diri terhadap intensi masturbasi pada remaja Randomized pretest-posttest control group design-sampel dalam penelitian ini adalah purvosive sampling

Hasil uji analisis dengan uji 2 Sampel Independen Kolmogrov-Sminov didapatkan nilai AsympSig (I-tailed) (0.0025) < (0.05).Hal ini menunjukkan bahwa remaja yang mengikuti pelatihan efikasi diri lebih rendah tingkat intensi masturbasinya daripada remaja yang

tidak mengikuti

pelatihan efikasi diri.

Persamaan sama-sama meneliti tentang masturbasi perbedaan terletak pada Variabel, metode,tempat, waktu penelitian 2 .

Ardiani, Dina Wahyu 2009 Prilaku masturbasi pada remaja laki-laki ditinjau dari minat terhadap informasi tentang seksualitas Eksperiman dan sampel dalam penelitian adalah Incidental sampling

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara prilaku masturbasi pada remaja laki-laki dengan minat terhadap tentang seksualitas Persamaan sama-sama meneliti tentang masturbasi Perbedaan terletak pada Variabel, metode dan sampel penelitian, waktu, lokasi penelitian 3 .

Atmadi, Teja Tri 2007 minat masturbasi pada remaja laki-laki ditinjau dari prilaku cybersex

Deskriptif, sampel dalam penelitian ini adalah Incedental sampling Berdasarkan hasil analisis diketahui sumbangan efektif prilaku cybersex terhadap minat masturbasi adalah sebesar 10,6% Persamaan sama-sama meneliti tentang masturbasi Perbedaan terletak pada Variabel, sampel penelitian, tempat, waktu penelitian

(18)

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24-25 Juli 2017 dengan responden remaja laki-laki kelas X sebanyak 30 responden di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta yang terletak di Jl. Jae Sumantoro, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean berada sekitar 10 km barat daya dari Kabupaten Sleman.

SMK Negeri 2 Godean merupakan sekolah menengah kejuruan yang terdiri dari 2 jurusan yaitu Jasa Boga dan Busana Butik. Fasilitas pendukung yang dimiliki oleh SMK Negeri 2 Godean diantaranya Ruang Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Godean, 17 Ruang Kelas yang dilengkapi dengan komputer dan LCD Proyektor, Ruang Perpustakaan, Ruang Praktik, Ruang Guru, Ruang TU, Ruang BK, Musholah, Lapangan Olahraga, Kantin, serta Tempat parkir guru dan siswa.

Lokasi SMK Negeri 2 Godean cukup dekat dengan sumber informasi seperti media massa, media elektronik, internet dan memiliki karakteristik masyarakat yang bermacam-macam. Pengetahuan tentang dampak masturbasi belum pernah diperoleh dari Bimbingan Konseling (BK) dan di SMK Negeri 2 Godean pernah ada penyuluhan tentang kesehatan reproduksi tetapi bukan masturbasi.

2. Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Kelas X Berdasarkan Umur

No Umur F Persentase (%)

1 13-15 13 43,3

2 16-19 17 56,7

Jumlah 30 100,0

(19)

42

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 16-19 tahun sebanyak 17 orang (56,7%), berusia 13-15 tahun sebanyak 13 orang (43,3%).

3. Analisis Univariat

a. Tingkat pengetahuan tentang dampak masturbasi

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Dampak Masturbasi Bagi Kesehatan Pada Remaja

Laki-Laki Kelas X Di SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta Tahun 2017

No Pengetahuan F Persentase (%)

1 Baik 9 30,0

2 Cukup 17 56,7

3 Kurang 4 13,3

Jumlah 30 100,0

Sumber: Data Primer Tahun 2017

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja laki-laki memiliki pengetahuan kategori cukup sebanyak 17 siswa (56,7%).

b. Tingkat Pengetahuan Tentang Dampak Fisik Masturbasi

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Laki-Laki Tentang Dampak Fisik Masturbasi di SMK N 2 Godean

No Pengetahuan F Persentase (%)

1 Baik 8 26,7

2 Cukup 15 50,0

3 Kurang 7 23,3

Jumlah 30 100,0

(20)

43

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja laki-laki memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 15 siswa (50%).

c. Tingkat Pengetahuan Tentang Dampak Psikologis Masturbasi

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Laki-laki Tentang Dampak Psikologis Masturbasi di SMK N 2 Godean

No Pengetahuan F Persentase (%)

1 Baik 14 46,7

2 Cukup 13 43,3

3 Kurang 3 10,0

Jumlah 30 100,0

Sumber: Data Primer Tahun 2017

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja laki-laki memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 siswa (46,7%).

d. Tabulasi silang karakteristik responden

Berikut adalah hasil tabulasi silang karakteristik responden tentang dampak masturbasi bagi kesehatan pada remaja laki-laki kelas X :

Tabel 4.5

Tingkat Pengetahuan Tentang

Dampak Masturbasi Total

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F % 13-15 5 (16,7%) 7 (23,3%) 2 (6,7%) 14 (46,7%) Umur 16-19 4 (13,3%) 10 (33,3%) 2 (6,7%) 16 (53,3%) Total 9 (30,0%) 17 (56,7%) 4 (13,3%) 30 (100%)

(21)

44

B. Pembahasan 1. Tingkat Pengetahuan Tentang Dampak Masturbasi

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat pengetahuan remaja laki-laki kelas X di SMK Negeri 2 Godean tentang dampak masturbasi bagi kesehatan adalah kategori cukup sebanyak 17 orang (56,7%). Pengetahuan remaja laki-laki yang cukup dikarenakan kurang memiliki rasa ingin tahu, selain itu pengetahuan remaja laki-laki yang cukup tentang dampak masturasi bagi kesehatan dipengaruhi oleh faktor usia remaja laki-laki yang sebagian besar sudah pada masa remaja lanjut yaitu dengan usia 16-19 tahun sebanyak 17 orang (56,7%). Secara umum siswa belum memiliki pengetahuan yang baik berkaitan dengan pengetahuan remaja tentang dampak masturbasi atau onani, mereka hanya mengetahui masturbasi atau onani dilakukan dengan mengeluarkan air mani oleh tangan untuk mencapai orgasme atau kepuasan seksual. Menurut Budiman dan Riyanto (2014) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang di perolehnya semakin membaik.

2. Tingkat Pengetahuan Tentang Dampak Fisik Masturbasi

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja laki-laki kelas X tentang dampak fisik masturbasi di SMK Negeri 2 Godean dalam kategori cukup sebanyak 15 orang (50%). Pengetahuan remaja laki-laki tentang dampak fisik masturbasi dalam kategori cukup bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan setempat, teman bergaul dan kurangnya informasi tentang seks dari orang tua. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Dina Wahyu Ardiani (2009) dengan judul Perilaku Masturbasi Pada Remaja Laki-laki Ditinjau Dari minat Terhadap Informasi Tentang Seksualitas mendapatkan hasil sebesar 26,3% yang ada pada kategori cukup sedang dan 74,7% disebabkan oleh beberapa faktor lainnya seperti kurangnya informasi mengenai seks dari orang tua,

(22)

45

hilangnya nilai-nilai moral yang dianut. Sebagian besar pria yang melakukan masturbasi cenderung melakukannya lebih sering dibandingkan wanita. Penyebab anak laki-laki lebih cenderung melakukan masturbasi antara lain nafsu laki-laki yang gampang melonjak. Remaja laki-laki berfikir melakukan onani hanya untuk memuaskan kepuasan seksual tanpa berfikir dampak dari onani. Dampak onani atau masturbasi dari segi fisik yaitu masturbasi biasanya menyebabkan kelelahan pada individu karena masturbasi pada umumnya dilakukan tergesa-gesa untuk mencapai ejakulasi, penggunaan alat bantu secara berlebihan dan tidak tepat dapat menimbulkan luka atau infeksi pada alat kelamin, masturbasi secara tidak tepat dan tidak terkontrol dapat merusak selaput darah (keperawanan) pada wanita, dan pada pria dapat merusak atau memutuskan jaringan darah di phallus yang dapat mempengaruhi kekuatan ereksi yang semakin melemah, ejakulasi dini (Apriyani 2009). Sangatlah merugikan bagi remaja apabila energi yang ada terbuang percuma melalui aktivitas masturbasi, padahal remaja sangat membutuhkannya mengingat tingginya aktivitas belajar dan tuntutan jaman yang mengharuskan remaja menguasai berbagai hal penting untuk masa depan (Astaqauliyah, 2008).

3. Tingkat Pengetahuan Tentang Dampak Psikologis Masturbasi

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja laki-laki kelas X tentang dampak psikologis masturbasi di SMK Negeri 2 Godean dalam kategori baik sebanyak 14 orang (46,7%). Pengetahuan yang baik menunjukkan bahwa remaja laki-laki mampu mengetahui tentang dampak psikologis dari masturbasi yaitu masturbasi dapat menimbulkan perasaan bersalah dan malu, self control (kontrol diri) yang rendah, biasanya pelaku masturbasi terutama pada pria akan mengalami krisis kepercayaan diri (self confidence), masturbasi yang terlalu sering dapat menjadi suatu obsesi dalam diri individu, terisolasi (Apriyani 2009). Meskipun demikian, sebagian keil dari remaja tersebut menganggap masalah seputar masturbasi merupakan hal yang wajar dan tidak

(23)

46

tabuh lagi, bahkan mereka tidak canggung atau merasa malu untuk menceritakan hal tersebut kepada temannya, tetapi ada sebagian dari mereka yang memang belum pernah melakukannya walaupun dipaksa oleh temannya untuk mengakuinya, serta ada juga yang menutupi hal tersebut untuk tidak diceritakan kepada siapapun. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 26 Januari 2017 kepada 10 siswa didapatkan hasil 8 siswa (80%) pernah melakukan masturbasi atau onani sampai air mani keluar dan ada juga yang melakukan pada saat mandi, sedangkan 2 siswa (25%) tidak pernah melakukan masturbasi atau onani. Apabila masturbasi atau onani sering dilakukan oleh siswa dikhawatirkan masturbasi akan menjadi kebiasaan mereka sehingga, akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan seperti perasaan bersalah dan berdosa.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan dalam melakukan penelitian ini adalah dalam menentukan sekolah yang akan menjadi sampel. Hal itu disebabkan karena banyak sekolah yang keberatan untuk dilakukan penelitian di sekolah tersebut dengan alasan privacy. 2. Pada proses penelitian dalam mengerjakan kuesioner ada beberapa siswa yang

duduk berdekatan dan bertanya pada temannya, sehingga mempengaruhi jawaban kuesioner, untuk itu peneliti memberi teguran.

(24)

47

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 2 Godean dan pembahasan diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan remaja laki-laki tentang dampak masturbasi bagi kesehatan dalam kategori cukup sebanyak 17 siswa (56,7%).

2. Tingkat pengetahuan remaja laki-laki tentang dampak fisik masturbasi bagi kesehatan dalam kategori cukup sebanyak 15 siswa (50%).

3. Tingkat pengetahuan remaja laki-laki tentang dampak psikologis masturbasi bagi kesehatan dalam kategori baik sebanyak 14 siswa (46,7%).

B. SARAN

1. Bagi Remaja Laki-laki

Remaja laki-laki hendaknya lebih aktif mencari informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya masturbasi dan menanamkan pada diri sendiri bahwa masturbasi itu penting diketahui oleh remaja untuk mengetahui dampak yang akan terjadi.

2. Bagi SMK N 2 Godean

SMK N 2 Godean terutama guru BK untuk melakukan sosialisasi seperti melakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya masturbasi. 3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini hendaknya digunakan untuk menambah wawasan pembaca perpustakaan serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Peneliti yang akan datang hendaknya menyempurnakan hasil penelitian ini dan melakukan penelitian dengan metode lain sehingga mendapat hasil yang

(25)

48

lebih baik. Peneliti selanjutnya dapat melakukan pengkajian tentang peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks pada remaja khususnya masturbasi yang dapat meningkatkan pemahaman remaja tentang masturbasi.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Khusnul. 2007. Masturbasi Pada Remaja.

http://.stikku.ac.id/wpcontent/uploads/2011/02/Masturbasi-Pada-Remaja.pdf. Diakses tanggal 13 Desember 2013 pukul 20.22 Wita.

Achmanto, M. (2008). Pengaruh Masturbasi Terhadap Kesehatan Jiwa.

http://www.achmanto@yahoo.com diperoleh 1 Februari 2014.

Astaqauliyah. Referat Pengaruh Masturbasi Terhadap Kesehatan Mental, diakses dari http.//astaqauliyah.com/2007/02/12 referat-pengaruh-masturbasi-terhadap-kesehatanmental/. Pada tanggal 13 April 2008.

Apriyani. H (2009). Efektivitas Pelatihan Efikasi Diri Terhadap Intensi Masturbasi Pada Remaja. Psikologi. Universitas Diponegoro Semarang

Ardiani. D. W (2009). Perilaku Masturbasi Pada Remaja Laki-Laki Ditinjau Dari Minat Terhadap Informasi Tentang Seksualitas. Psikologi. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Atmadi. T. T (2007). Minat Masturbasi Pada Remaja Laki-laki Ditinjau Dari Perilaku Cybersexs. Psikologi. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Azwar, S. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. 2007

Budiman dan Riyanto (2014). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Fisher, D. I. Jalan Keluar Dari Jerat Masturbasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset. 1994 Ghozally, F., & Karim, J. (2009). Ensiklopedia Seks. Jakarta: Restu Agung

Hidayat, A.A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Kusmiran E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Kumalasari. I & Andhyantoro. I. (2012) Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika Luthfie, R.E. Seksualitas Remaja. diakses dari http.//www.bkkbn.go.id. Pada tanggal 13 April

2008

Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Notoatmodjo. S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Rineka Cipta: Jakarta.

(27)

Rosyid, Mohtar. (2007). Pendidikan Seks (Mengubah Seks Abnormal Menuju Seks Yang Lebih Bermoral). Semarang: Syiar Media Publishing.

Riwidigdo, H. (2009). Statistik Kesehatan Belajar Mudah Tekhnik Analisis data Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2012) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi. Bandung:

Alfabeta

Sarwono. S. W. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Widyastuti. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya.

(28)

L

A

M

P

I

R

A

N

(29)

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK MASTURBASI BAGI KESEHATAN PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS X

DI SMK NEGERI 2 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

Petunjuk :

1. Isilah identitas secara lengkap dan benar.

2. Bacalah dengan seksama pertanyaan sebelum menjawab.

3. Berilah jawaban yang benar dan sejujurnya menurut anda, agar diperoleh data yang benar, akurat dan obyektif.

4. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.

A. Data Responden 1. Nama (inisial) : 2. Umur : 3. Kelas : 4. Pendidikan terakhir : a. SD b. SMP c. SMA d. Perguruan Tinggi

(30)

B. Tingkat Pengetahuan Responden

No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah 1 Masturbasi bisa menyebabkan

kelelahan

2 Perasaan bersalah pada diri sendiri merupakan dampak segi fisik dari masturbasi

3 Masturbasi dapat

mengakibatkan infeksi

4 Penggunaan alat bantu secara berlebihan dapat menimbulkan luka

5 Ejakulasi dini adalah dampak negatif dari masturbasi secara psikis

6 Masturbasi boleh dilakukan pada usia 12 tahun keatas 7 Dengan melakukan masturbasi

dapat menyebabkan perkembangan organ-organ tubuh khususnya penis dan buah zakar menjadi tidak optimal

8 Masturbasi yang berlebihan dapat menyebabkan sakit pada tulang belakang (punggung) 9 Masturbasi yang dilakukan

secara teratur dapat melemahkan jaringan-jaringan otak yang mengakibatkan melemahnya daya tangkap otak

(31)

dapat menurunkan kecerdasan 11 Dengan bermasturbasi

seseorang akan menjadi mandul

12 Melakukan masturbasi dapat menyebabkan kelecetan atau rusaknya lapisan dan jaringan lain dari organ kelamin

13 Masturbasi dapat merusak atau memutuskan jaringan darah yang dapat mempengaruhi kekuatan ereksi

14 Dampak negatif dari masturbasi secara psikis merasa kebingungan

15 Melakukan masturbasi bisa menimbulkan rasa bersalah dan berdosa

16 Dengan sering melakukan masturbasi maka akan menjadi ketagihan

17 Fase akhir jika masturbasi tidak ditangani dengan tepat akan mengakibatkan impoten 18 Tidak bisa kontrol diri adalah

dampak masturbasi dari segi psikologis

19 Melakukan masturbasi bisa menyebabkan penyakit kelamin

20 Masturbasi bahkan dapat mengakibatkan kekacauan mental serta kegilaan

21 Masturbasi bisa menyebabkan penyakit menular seksual

(32)

22 Seseorang yang melakukan masturbasi akan merasa malu baik pada diri sendiri maupun orang lain

23 Masturbasi bisa menyebabkan luka, apabila luka tersebut sudah infeksi maka akan sulit untuk disembuhkan

24 Apabila masturbasi dilakukan terlalu sering remaja akan mengalami penurunan konsentrasi secara drastis 25 Masturbasi biasanya disertai

dengan khayalan

26 Masturbasi bisa menyebabkan konflik emosional di kemudian hari

27 Dampak yang timbul apabila kecanduan masturbasi dia akan memencilkan diri

(33)

KUNCI JAWABAN KUESIONER 1. B 11. S 21. B 2. S 12. B 22. B 3. B 13. B 23. B 4. B 14. B 24. B 5. S 6. S 7. B 8. B 9. B 10. B 15. B 16. B 17. S 18. B 19. B 20. B 25. B 26. B 27. B

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori........................................................................
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 16-19 tahun  sebanyak 17 orang (56,7%), berusia 13-15 tahun sebanyak 13 orang (43,3%)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas, dimana terjadi ketidakselarasan antara prinsip non-intervensi dengan tindakan Negara Perancis di Negara Mali, dimana Perancis

Untuk mendapatkan sel Leydig diperlukan proses purifikasi dan yang umum digunakan adalah gradien Percoll, namun dilaporkan bahwa Percoll dapat dimetabolisme oleh sel Leydig

dengan kata lain dalam tingkat signifikasi 95% faktor penutupan tanaman yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar bahan organik pada media

Auditor Trampil Pemula, dan Auditor Trampil Pratama serta Auditor Ahli Pratama sampai dengan Auditor Ahli Madya yang berada di Kantor Pusat, apabila dalam jangka waktu 6 (enam)

Namum dalam kenyataannya banyak perusahaan saat ini memiliki lingkungan kerja kurang mendukung dan kondusif yang akan menyebabkan ketidaknyamanan karyawan

Setelah menganalisis data yang didapat dari perusahaan, ditemukan beberapa permasalahan yaitu perhitungan harga perolehan aset tetap yang dilakukan perusahaan tidak

Maven is a new project management and comprehension tool which provides an elegant way to share build logic across projects.. In terms of capabilities, Maven is an improvement to

Adapun tujuan memperbanyak pembentukan pilot project pengelolaan sampah berbasis masyarakat/pengelolaan sampah mandiri adalah untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke