• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Mata Pelajaran Matematika di SDN Kecamatan Mandau tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Mata Pelajaran Matematika di SDN Kecamatan Mandau tahun 2014/2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

Division (STAD) Pada Mata Pelajaran Matematika di SDN

Kecamatan Mandau tahun 2014/2015

Zulkarnain

Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau email: stoper65@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap basil belajar matematika siswa SDN Kecamatan Mandau tahun ajaran 2014/2015. Bentuk penelitian adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Kecamatan Mandau dengan sampel dua kelas IV SDN 13 Gajah Sakti dari kelompok atas, SDN 32 Balai Makam dari kelompok tengah, dan SDN 60 Petani dari kelompok bawah yang. berjumlah 78 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan 80 orang siswa sebagai kelas kontrol. Tc_knik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik tes dan observasi. Berdasarkan hasil analisis data observasi diperoleh model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan dampak yang baik dalam proses pembelajaran. Analisis data basil belajar menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan dampak yang, paling baik pada siswa SDN 60 Petani yang berasal dari kelompok bawah diikuti SD 32 Balai Makam dari kelompok tengah dan SDN 13 Gajah Sakti dari kelompok atas. Analisis data basil belajar antara kelompok eksperimen dan kontrol setiap kelompok sampel menunjukkan perbedaan yang signifikan, dimana basil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol.

Kata Kunci: Kooperatif, STAD, Matematika, Mandan

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Matematika membekali peserta didik untuk mempunyai kemampuan berfikir logic, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekeda sama. Oieh sebab itu, pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dimulai dad sekolah dasar ([3]). Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika di Pendidikan Dasar yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu : (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk mempeijelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa Main tahu, perhatian,

(2)
(3)
(4)

1.5 Hipotesis Penelitian

1. Terdapat perbedaan yang signifikan basil belajar matematika siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD tahun pelajaran 2014/2015 pada ketiga kelompok eksperimen.

2. Terdanat perbedaan yang, signifikan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap kelompok sekolah.

2. INIetode Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain pratest pascates yang dilakukan pada tiga kelompok kelas. Menurut [10], penelitian quasi eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari penczaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Rancangan penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok Sekolah Kelas Pretes Perlakuan Postes

Kelompok Atas Eksperimen I 01 X1

Kontrol I a.

Kelompok Teng,ah Eksperimen II X1 06

Kontrol II 0- Os

Kelompok Bawah Eksperimen III 09 X1 010

Kontrol III Ou

Modifika.si Bari [101

Keterangan:

01 : skor Pretes kelas eksperimen kelompok atas 03 : skor Pretes kelas kontrol kelompok atas 05 : skor Pretes kelas eksperimen kelompok tengah 07 : skor Pretes kelas kontrol kelompok tengah 09 : skor Pretes kelas eksperimen kelompok bawah

0 1, : skor Pretes kelas kontrol kelompok bawah

Xi : perlakuan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD 02 : skor Postes kelas eksperimen kelompok atas

04 : skor Postes kelas kontrol kelompok atas 06 : skor Postes kelas eksperimen kelompok tengah O$ : skor Postes kelas kontrol kelompok tengah 010 : skor Postes kelas eksperimen kelompok bawah 017 : skor Postes kelas kontrol kelompok bawah

Pelaksanaan pembelajaran, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan oleh guru SD tempat penelitian. Guru ini terlebih dahulu diberi latihan sehingga Guru tersebut mahir melaksanakan model pembelajaran. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV-B semester genap SDN 13 Gajah sakti Kecamatan Mandau beijumlah 27 °rang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IV-A semester genap SDN 13 Gajah sakti Kecamatan Mandau beijumlah 26 orang sebagai kelas kontrol (kelompok atas) , siswa kelas IV-A SDN 32 Balai makam Kecamatan Mandau beijumlah 30 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IV-B SDN 32 Balai makam Kecamatan Mandau berjumlah 31 orang sebagai kelas kontrol (kelompok tengah), serta siswa kelas IV-C SDN 60 Petani Kecamatan Mandau beijumlah 21 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IV-A SDN 60 Petani Kecamatan Mandau beijumlah 23 orang sebagai kelas kontrol (kelompok bawah) tahun pelajaran 2014/2015. Sampel ini diambil dengan menggunakan sampling acak sederhana. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrumen Pengumpu;an Data. Data dikumpulkan dengan melakukan pengamatan dan memberikan tes basil belajar matematika. Data yang diperoleh melalui

(5)

pengamatan dianalisis dengan analisis deskriptif dan data melalui tes hasil belajar dianalisis dengan menagunakan teknik analisis statistik inferensial uji anava satu arah dan uji-t pada e = 0.05 ([12]).

3.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

3.1

Hasil Penelitian

Hasil pengamatan selama penelitian memperlihatkan bahwa sudah terjadi perbaikan pada proses pembelajaran jika dibandinakan dengan sebelum perlakuan, dimana siswa diajar secara konvensional, siswa langsung menggunakan rumus yang dicatatkan guru tanpa ikut serta dalam menemukan rumus/konsep. Sebagian besar siswa sudah mengikuti proses pembelajaran denaan baik dan tenang karena auru sudah mampu untuk mengkondisikan kelas dan memantau kesiapan siswa dengan baik. Guru sudah mengkondisikan dan mengontrol waktu dengan baik, suasana kelas sudah tampak tenana, siswa sudah serius untuk belajar dan siswa juaa sudah berani dalam mempresentasekan materi di depan kelas. Kondisi ini memperlihatkan siswa senang belajar berkelompok. Siswa juaa terlibat secara aktif di dalam kelompok untuk menemukan rumus/konsep yang akan dipresentasikan nantinya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran setelah perlakuan menjadi lebih baik dari pembelajaran sebelum perlakuan.

Analisis data basil belajar siswa dilakukan denaan menaanalisis data hasil belajar matematika pretes dan postes. Data hasil belajar siswa dianalisis untuk menauji hipotesis penelitan. Uji anava satu arah dilakukan untuk menguji hipotesis: (1) Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD tahun pelajaran 2014/2015 pada ketiga kelompok eksperimen. Berikut ini disajikan data hasil belajar matematika siswa kelas IV pra dan pos ketiga kelompok eksperimen serta data hasil belajar matematika siswa kelas IV pra dan pos ketiga kelompok kontrol.

label 2. Data Hasil Belajar Matematika Hasil Penelitian

Kelompok Sekolah Kelas Rerata Pretes Rerata Postes Jumlah Siswa

Kelompok Atas Eksperimen I 71,3 79.9 7)7

Kontrol I 72,1 73,4 26

Kelompok Tengah Eksperimen II 59,8 74,1 30

Kontrol II 60,5 65,4 31

Kelompok Bawah Eksperimen III 47,1 68,8 21

Kontrol III 49.2 55.7 23

Sesuai denaan kelompok asal sekolah, nilai rata-rata siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau pada kelas eksperimen berbeda secara signifikan. Hal ini berarti ketiga kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang berbeda. Sementara itu pengolahan data postes denaan menggunakan uji anava satu arah dengan menggunakan data selisih postes dengan pretes mendapatkan nilai rata-rata siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau pada kelompok eksperimen berbeda secara signifikan. Kemudian nilai rata-rata selisih postes dan pretes diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil dan Fisher, didapatkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan penaaruh yang paling baik pada kelas eksperimen kelompok bawah diikuti kelas eksperimen kelompok tenaah dan terakhir kelas eksperimen kelompok atas.

Selanjutnya analisis data hasil belajar siswa dilakukan dengan menganalisis data hasil belajar matematika postes kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap kelompok sekolah. Data basil belajar siswa dianalisis untuk menguji hipotesis penelitan (2) Terdapat perbedaan yang signifikan basil belajar matematika siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap kelompok sekolah. Uji yang digunakan adalah uji-t

(6)

satu pihak. Hasil pengolahan data mendapatkan nilai rata-rata matematika siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau kelas eksperimen berbeda dengan nilai rata-rata matematika siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau kelas kontrol pada setiap kelonpok sekolah, dalam hal ini rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diberikan pada ketiga kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang, baik daripada pembelajaran konvensional.

3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data pada kelompok eksperimen di atas, dimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang paling baik pada kelas eksperimen kelompok bawah yang jumlah siswanya paling sedikit dari ketiga kelas kelompok eksperimen. Sementara itu basil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung di tiga kelas kelompok eksperimen diperoleh bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada kelas eksperimen kelompok bawah lebih baik dari kelas yang lain. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain faktor jumlah siswa yang paling sedikit yaitu 21 orang (kelompok lain 27 dan 30 orang), dimana guru lebih mudah mengelola kelas dan memberikan bimbingan dalam diskusi kelompok. Faktor keseriusan guru dalam mengajar juga menjadi faktor yang menentukan dalam keberhasilan penelitian ini. Hasil pengamatan mendapatkan bahwa guru yang mengajar di kelas kelompok eksperimen kelompok bawah memang terlihat lebih serius dari pada guru yang mengajar pada kelas eksperimen kelompok tengah dan atas. Penghargaan diberikan di setiap pertemuan maupun pelaksanaan ulangan harian pada kelas eksperimen membuat siswa semakin tennotivasi memberikan hasil yang terbaik bagi kelompoknya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa jika para siswa diberi penghargaan karena melakukan lebih baik dari apa yang mereka lakukan sebelumnya, mereka akan lebih termotivasi untuk berusaha daripada apabila mereka bare diberi penghargaan jika lebih baik dari yang lain, karena penghargaan atas kemajuan untuk meraih sukses bukanlah sesuatu yang terlalu sulit atau terlalu mudah untuk dilakukan siswa ([8]).

4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: (1) Nilai rata-rata siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau pada kelompok eksperimen berbeda secara siguifikan. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang paling baik pada kelas eksperimen kelompok bawah diikuti kelas eksperimen kelompok tengah dan terakhir kelas eksperimen kelompok atas. (2) Nilai rata-rata matematika siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandau kelas eksperimen berbeda dengan nilai rata-rata matematika siswa kelas IV SDN Kecamatan Mandan kelas kontrol pada setiap kelompok sekolah, dalam hal ini rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diberikan pada ketiga kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang, baik daripada pembelajaran konvensional..

4.2 Saran

Berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh selama melakukan penelitian maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kemampuan matematika yang lebih baik dan muaranya akan dapat meningkatkan basil belajar matematika siswa. (2) Keseriusan guru sangat diperlukan dalam pelaksanaan model

(7)

pembelajaran kooperatif tipe STAD khusunya dan kooperatif umumnya. Guru perlu meninc2katkanpemahaman terhadap model pembelajaran kooperatif jika main menammakan model pembelajarann ini.

Referensi

1. Balitbang: Survei Internasional TIMSS. http://litbancl.kemdikbud.2o.ididetail.ohp ?id=214. (5 Januari 2012) (2011)

2. Balitbang: Ujian Nasional. http://litban.q.kemdikbud.go.idihasiluniindex.php/hasilun . (5 Januari 2012) (2012) 3. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan): Standar Isi KTSP, Jakarta. (2006)

4. Fathani, A., H: Ensiklopedi Matematika, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta. (2008)

5. Nur, Muhammad: Realistic Mathematics Education. Makalah dalam seminar Tentang Contextual Learning Dalam Pendidikan Matematik di Unesa Surabaya. (2000).

6. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005: Standar Nasional Pendidikan,

http://www.oaudni.keindikbucl.2o.id/wo-content/upioacls/2012: 08/PP-no-19-th-2005-ttg.-standar-nasional-oendidikan.pdf. (5 Januari 2012) (2005).

7. Sanjaya, NV: Kurikulum clan Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. (2009).

8. Slavin, R. E: Cooperatif Learning Theori Resectrh and Practice, Terjemahan Narulita Yusron, Nusa Media, Bandung. (2010).

9. Sudjana, N: Dasar— Dasar Proses Bela jar Mengajar, Sinar Baru Alensindo, Bandung. (2000).

10. Sugiyono: A'Ietocle Penelitian Penclidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitcttif, clan R & D, Alfabeta, Bandung. (2010).

11. \VartaNewsJakarta: Alatematika Pelajarcni Tersulit UV 2011. httn::/w ,,,..,.v. wartanews.co min as io n al/3 cd a9501 -d5e6-1f5a-cS4d-731b1c1813241imatematika-pelaiaran-tersuiit-un-2011. (5 Januari 2012) (2011).

12. Zulkarnain dan Ritonga. Zulfan: Statistika Pendiclikan. Cendekia Insani, Pekanbaru. (2006).

Referensi

Dokumen terkait

Audiovisual Dalam Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II” adalah proses mental yang berhubungan dengan panca indera yang terjadi pada mahasiswa Program Studi

difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki Nomor Induk Asesor yang relevan, termasuk pada saat ujian. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi

Saudara diminta untuk menyiapkan seluruh data/dokumen penawaran dan kualifikasi perusahaan yang asli dan sah sesuai yang disampaikan dalam penawaran dan dapat

kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau

Tingkat kesamaan komposisi serangga kanopi pohon apel di Poncokusumo dan Bumiaji yang dikoleksi dengan perangkap bejana warna kuning dan biru pada musim berbunga dan

Setelah IPR diperoleh, untuk pemanfaatan ruang yang peruntukannya hunian perumahan lebih dari 3 (tiga) bangunan, komersial, jasa, perkantoran, pendidikan, industri,

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR