• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG Sani Selviani Sevira1)

Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi saniselviani@gmail.com

Eri Cahrial2)

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi eri.cahrial@yahoo.co.id

Hj. Enok Sumarsih3)

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi enoksumarsih@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Ranggon Kelurahan Setianagara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, dengan tujuan untuk mengetahui besarnya nilai tambah, keuantungan pengusaha dan penyerapan tenaga kerja dalam pengolahan mendong menjadi tikar songket, tikar mardani dan tikar ered. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada Perusahaan CV. Chahyati Craft. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan mendong menjadi tikar songket sebesar RP 4.507,41 per kilogram, tikar mardani sebesar Rp 2.410,57 per kilogram, dan tikar ered sebesar Rp 1.242,96 per kilogram. Keuntungan yang diperoleh pengusaha dari pengolahan mendong menjadi tikar songket sebesar Rp 2.132,92 per kilogram, tikar mardani sebesar Rp 495,42 per kilogram, dan tikar ered sebesar Rp 122,54 per kilogram. Sedangkan penyerapan kerja untuk mengolah mendong menjadi tikar songket sebesar 400 JKO per minggu, tikar mardani 486 JKO per minggu dan tikar ered 136 JKO per minggu.

Kata Kunci : Nilai tambah, keuntungan pengusaha, penyerapan tenaga kerja.

ABSTRACT

This research was conductedin Rnggon village, Cibeureum-Tasikmalaya, with intent to know performance of added value, entrepreneur benefit and worker recruitment in processing mendong into songket, mardani and ered. This method used

(2)

2

a case study at CV. Chahyati Craft. The result of this research show that added value derived from processing mendong into songket cost Rp. 4.507,41/kg, mardani cost Rp. 2.401,57/kg and ered cost Rp. 1.249,96/kg. The benefit from this mendong production for entrepreneur is Rp. 2.132,92/kg, mardani is Rp. 295,42/kg and ered is Rp. 122,54/kg. The recruitment of the worker to process mendong into songket are 400 JKO/week, mardani are 486 JKO/week, and ered are 136 JKO/week.

Key Word: Added value, entrepreneur benefit, worker recruitment in processing.

PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan negara agraris, dimana pertanian memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Keberhasilan pembangunan dibidang pertanian merupakan modal utama untuk melanjutkan pelaksanaan pembangunan sektor lainnya. Pembangunan pertanian dewasa ini tidak lagi bagaimana meningkatkan produksi, tetapi bagaimana sebuah komoditi mampu diolah sehingga diperoleh nilai tambah (value added) dari proses pengolahan tersebut.

Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, daya beli, taraf hidup, kapasitas dan kemandirian, serta akses masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi dan distribusi serta keanekaragaman hasil pertanian. Pembangunan pertanian ditujukan untuk menghasilkan produk-produk unggulan berdaya saing tinggi, menyediakan bahan baku bagi keperluan industri secara saling menguntungkan, memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha dan melalui upaya peningkatan usaha pertanian secara terpadu, dinamis, dan berbasis agroekosistem menuju terwujudnya agroindustri dan agrobisnis yang tangguh. (Dewan Pimpinan KUKMI, 1998).

Kota Tasikmalaya merupakan kota yang terkenal dengan berbagai macam hasil kerajinan tangannya. Tanaman mendong merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman perkebunan di Kota Tasikmalaya. Penetapan komoditas unggulan antara lain karenan mempunyai kesesuaian agroekosistem, secara teknis mudah dibudidayakan, pangsa pasar luas, dan memiliki nilai jual yang menguntungkan, serta mendorong pertumbuhan kesempatan berusaha dan menyerap tenaga kerja. Jenis tanaman ini

(3)

3

banyak dibudidayakan di Kecamatan Cibeureum, Purbaratu dan Tamansari. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya (2012), produksi mendong Kota Tasikmalaya tahun 2012 mencapai 1.269,74 ton (Tabel 1).

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Mendong di Kota Tasikmalaya

No. Kecamatan Luas/ Baku Lahan yang Luas Tanaman Areal (Ha) Produksi Rata-rata Produksi Ditempati (Ha)

TBM TM TT/R Jumlah (Ton) (Ton/Ha)

1. Cibeureum 141,00 2,20 101,50 37,30 141,00 819,64 8,08 2. Tamansari 26,50 2,40 8,20 15,40 26,00 27,65 3,37 3. Kawalu 8,00 - 1,00 7,00 8,00 2,00 2 4. Purbaratu 128,25 20,75 58,20 49,30 128,25 414,45 7,12 5. Bungursari 2,00 - 1,00 1,00 2,00 3,00 3,00 6. Indihiang 0,50 - 0,50 - 0,50 3,00 6,00 7. Tawang - - - - Total 306,25 25,35 170,40 110,00 305,75 1.269,74 7,45

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya, 2012 Keterangan :

TBM : Tanaman belum menghasilkan

TM : Tanaman menghasilkan

TT/R : Tanaman tua/rusak

Salah satu Kecamatan yang memproduksi mendong terbanyak dibandingkan Kecamatan lain di Kota Tasikmalaya ialah Kecamatan Cibeureum. Hal ini dibuktikan dengan nilai produksi tahun 2012 mencapai 819,64 ton. Salah satu daerah penghasil maupun perusahaan besar mendong di Kecamatan Cibeureum yaitu Dusun Ranggon, Kelurahan Setianagara.

Komoditi anyaman serta hasil lainnya yang terbuat dari mendong mempunyai prospek yang cukup baik. Untuk meningkatkan pendapatan pengrajin/petani, pengusaha, maupun pemerintah, kerajinan medong mempunyai prospek pemsaran yang cukup baik seiring dengan peningkatan program kepariwisataan yang mana diharapkan para wisatawan mancanegara maupun domestik akan memanfaatkan

(4)

4

barang-barang kerajinan termasuk dari mendong sebagai cinderamata dan pada akhirnya akan meningkatkan perolehan devisa dari sektor non-migas (D.Yadi Heryadi. dkk. 1991).

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Berapa besar nilai tambah dari pengolahan mendong menjadi tikar songket, tikar mardani, dan tikar ered ? (2) Berapa besar keuntungan pengusaha dari pengolahan mendong menjadi tikar songket, tikar mardani, dan tikar ered ? (3) Berapa besar penyerapan tenaga kerja untuk pengolahan mendong menjadi tikar ?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besarnya nilai tambah dari pengolahan mendong menjadi tikar songket, tikar mardani, dan tikar ered, mengetahui besarnya keuntungan pengusaha dari pengolahan mendong menjadi tikar songket, tikar mardani, dan tikar ered, dan untuk mengetahui berapa besarnya penyerapan tenaga kerja untuk pengolahan mendong menjadi tikar.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus di Dusun Ranggon, Kekurahan Setianagara, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive sampling) yakni dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan agroindustri mendong yang paling banyak memproduksi olahan tanaman mendong dengan berbagai variasi produk tikar di sentra produksi mendong Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis nilai tambah yang akan dihitung menggunakan metode Hayami. Perhitungan nilai tambah ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai tambah dari pengolahan mendong menjadi tikar. Selain itu dengan metode Hayami ini juga diketahui informasi mengenai besarnya koefisien tenaga kerja dan keuntungan. Analisis data yang dimaksud dijabarkan sebagai berikut :

(5)

5

Kerangka Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami.

Variabel Nilai

I.Output, Input dan Harga 1.Output (kg)

2.Input (kg)

3.Tenaga Kerja (satuan) 4.Faktor Konversi

5.Koefisien Tenaga Kerja (satuan/kg) 6.Harga output (Rp)

7.Upah Tenaga Kerja (Rp/kg)

(1) (2) (3) (4) = (1)/(2) (5) = (3)/(2) (6) (7) II.Penerimaan dan Keuntungan

8.Harga bahan baku (Rp/kg) 9.Sumbangan input lain (Rp/kg) 10.Nilai Output (Rp/kg)

11.a.Nilai Tambah (Rp/kg) b.Rasio Nilai Tambah (%)

12.a.Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/kg) b.Pangsa Tenaga Kerja (%)

13.a.Keuntungan (Rp/kg) b.Tingkat Keuntungan (%) (8) (9) (10) = (4)x(6) (11a) = (10)-(9)-(8) (11b) = (11a/10)x100% (12a) = (5)x(7) (12b) = (12a/11a)x100% (13a) = (11a)-(12a) (13b) = (13a/11a) x 100% III.Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi

14.Marjin (Rp/kg)

a.Pendapatan tenaga kerja b.Sumbangan Input Lain c.Keuntungan pengusaha

(14) = (10)–(8) (14a) = (12a/14)x100% (14b) = (9/14)x100% (14c) = (13a/14)x100% Sumber: Armand Sudiyono (2004)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Nilai Tambah dan Pengolahan Menjadi Tikar Mendong

Analisis nilai tambah digunakan untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang terdapat pada mendong yang diolah menjadi tikar. Besarnya analisis nilai tambah untuk satu kali proses produksi pada Perusahaan Chahyati Craft dapat dilihat pada Tabel 2.

Dari hasil perhitungan nilai tambah pada Tabel 2, diketahui bahwa hasil produksi/output untuk satu kali proses produksi pada tikar songket adalah 1350 kilogram, tikar mardani 1.870 kilogram dan tikar ered 902 kilogram dengan penggunaan bahan baku untuk tikar songket 1.800 kilogram, tikar mardani 2.550 kilogram dan tikar ered 1.230 kilogram. Bahan baku yang digunakan di sini adalah mendong yang diukur dalam satuan kilogram.

(6)

6

Tenaga kerja yang dihitung pada penelitian ini adalah semua tenaga kerja yang berperan dalam proses produksi tikar mendong. Tenaga kerja untuk memproduksi tikar songket sebanyak 400 JKO, tikar mardani 486 JKO dan tikar ered 136 JKO.

Faktor konversi merupakan hasil bagi antara hasil produksi (output) dengan jumlah bahan baku (input) yang digunakan, besarnya faktor konversi pada perhitungan di atas untuk tikar songket sebesar 0,75 yang berarti dari 1 kilogram bahan baku dapat dihasilkan 0,75 kilogramtikar, sedangkan tikar mardani dan ered sebesar 0,73 yang berarti 1 kilogram bahan baku dapat menghasilkan 0,73 kilogram tikar.

Tabel 2: Analisis Nilai Tambah Usaha Tikar Mendong (Songket, Mardani, Ered)

Variabel Tikar

Songket

Tikar Mardani Tikar Ered I.Output, Input dan Harga

1.Output (kilogram) 2.Input (kilogram) 3.Tenaga Kerja (JKO) 4.Faktor Konversi

5.Koefisien Tenaga Kerja 6.Harga output (Rp/kilogram) 7.Upah Tenaga Kerja (Rp/JKO)

1.350,00 1.800,00 400,00 0,75 0,22 21.111,11 10.793,12 1.870,00 2.550,00 486,00 0,73 0,19 17.045,45 10.079,73 902,00 1.230,00 136,00 0,73 0,11 12.500,00 10.185,66 II.Penerimaan dan Keuntungan

8.Harga bahan baku (Rp/kilogram) 9.Sumbangan input lain (Rp/kilogram) 10.Nilai Output (Rp/kilogram)

11.a.Nilai Tambah (Rp/kilogram) b.Rasio Nilai Tambah (%)

12.a.Pendapatan Tenaga Kerja

(Rp/kilogram)

b.Pangsa Tenaga Kerja (%) 13.a.Keuntungan (Rp/kilogram) b.Tingkat Keuntungan (%) 4.800,00 6.525,92 15.833,33 4.507,41 28,47 2.374,49 52,68 2.132,92 47,32 4.800,00 5.240,00 12.443,19 2.410,57 19,37 1.915,15 79,45 495,42 20,55 4.800,00 3.082,04 9.125,00 1.242,96 13,62 1.120,42 90,14 122,54 9,86 III.Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi

14.Marjin (Rp/kilogram) a.Pendapatan tenaga kerja b.Sumbangan Input Lain c.Keuntungan pengusaha 11.033,33 21,52 59,15 19,33 7.643,19 25,06 68,46 6,48 4.325,00 25,91 71,26 2,83 Sumber : Data Primer Diolah, 2013

(7)

7

Untuk menghasilkan 1 lembar tikar songket, mardani, dan ered dibutuhkan 0,8 kg mendong. Sedangkan dalam penggunaan benangdan kain parasitberbeda-beda setiap jenisnya. Untuk 1 lembar tikar songket menggunakan 0,8 kg benang dan 0,65 kg kain parasit, sedangkan untuk 1 lembar tikar mardani dan ered menggunakan 0,6 kg benang dan 0,8 kg.

Koefisien tenaga kerja merupakan hasil bagi antara tenaga kerja dengan jumlah bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi. Besarnya nilai koefisien tenaga kerja untuk tikar songket adalah 0,22 JKO yang berarti untuk mengolah 1 kilogram bahan baku dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 0,22 JKO. Besarnya nilai koefisien tenaga kerja untuk tikar mardani adalah 0,19 yang berarti untuk mengolah 1 kilogram bahan baku dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 0,19 JKO. Besarnya nilai koefisien tenaga kerja untuk tikar songket adalah 0,11 yang berarti untuk mengolah 1 kilogram bahan baku dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 0,11 JKO.

Harga output ketiga jenis tikar berbeda-beda. Harga output untuk tikar songket adalah Rp 21.111,11 per kilogram setara dengan Rp 47.500 per lembar, tikar mardani Rp 17.045,45 per kilogram setara dengan Rp 37.500 per lembar dan tikar ered Rp 12.500 per kilogram setara dengan Rp 27.500 per lembar.

Upah tenaga kerja untuk satu kali proses produksi untuk setiap tikar juga berbeda-beda, untuk tikar songket sebesar Rp 10.793,12, biaya ini terdiri dari tenaga kerja pencelupan (1 orang), tenaga kerja penyusunan (2 orang), tenaga kerja penenunan (10 orang), tenaga kerja penjahitan (1 orang) dan tenaga kerja pengemasan (1 orang). Upah tenaga kerja untuk tikar mardani sebesar Rp 10.079,73, biaya ini terdiri biaya tenaga kerja pencelupan (2 orang), tenaga kerja penyusunan (2 orang), tenaga kerja penenunan (9 orang), tenaga kerja penjahitan (2 orang) dan tenaga kerja pengemasan (2 orang). Dan yang terakhir upah tenaga kerja untuk tikar ered sebesar 10.185,66, biaya ini terdiri biaya tenaga kerja pencelupan (1 orang), tenaga kerja penyusunan (1 orang), tenaga kerja penenunan (4 orang), tenaga kerja penjahitan (1 orang) dan tenaga kerja pengemasan (1 orang).

Harga bahan baku atau input ketiga jenis tikar adalah Rp 4.800 per kilogram, bahan baku yang digunakan adalah mendong. Sumbangan input lain yang digunakan

(8)

8

dalam satu kali proses produksi per kilogram bahan baku adalah sebesar Rp 6.525,92 pada tikar songket, tikar mardani Rp 5.232,62dan tikar ered Rp 3.082,04.Sumbangan input lain ini meliputi benang, kain parasit dan pewarna tekstil.

Nilai output merupakan hasil kali dari faktor konversi dengan harga produk rata-rata.Besarnya nilai produk/output pada perhitungan nilai tambah tikar songket adalah Rp 15.833,33 per kilogram, tikar mardani Rp 12.443,19 dan tikar ered Rp 9.125,00.Nilai produk yang lebih besar adalah pada tikar songket, hal ini dikarenakan faktor konversinya yang lebih besar.

Hasil dari nilai produk tersebut dikurangi biaya dari sumbangan input lain dan biaya dari bahan baku maka diperoleh besarnya nilai tambah. Besarnya nilai tambah pada tikar songket sebesar Rp 4.507,41 per kilogram, tikar mardani Rp 2.410,57 per kilogram, dan tikar ered Rp 1.242,96 per kilogram.Apabila nilai tambah tersebut dibagi dengan nilaiproduk maka akan diperoleh rasio nilai tambah. Rasio nilai tambah tikar songket sebesar 28,47 persen, tikar mardani 19,37 persen dan tikar ered 13,62 persen. Nilai tambah tikar songket lebihbesar daripada tikar mardani dan ered, hal ini dikarenakan faktor konversi dan harga output tikar songket lebih besar dibandingkan dengantikar mardani dan ered.

Pendapatan tenaga kerja merupakan hasil perkalian antar koefesien tenaga kerja dengan upah rata-rata. Pada perhitungan nilai tambah di atas, pendapatan tenaga kerja yang diberikan dari setiap kilogram bahan baku mendong yang diolah menjadi tikar songket adalah Rp 2.374,49 dengan pangsa tenaga kerja dalam pengolahan sebesar 52,68 persen. Pendapatan tenaga kerja tikar mardani Rp 1.915,15 dengan pangsa tenaga kerja dalam pengolahan sebesar 79,45 persen. Pendapatan tenaga kerja tikar ered Rp 1.120,42 dengan pangsa tenaga kerja dalam pengolahan sebesar 90,14 persen.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(9)

9

1) Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan mendong menjadi tikar songket sebesar Rp 4.507,41 per kilogram, tikar mardani sebesar Rp 2.410,57 per kilogram dan tikar ered sebesar Rp 1.242,96 per kilogram.

2) Keuntungan yang diperoleh pengusaha dari pengolahan mendong menjadi tikar songket sebesar Rp 2.132,92 per kilogram. Tikar mardani sebesar Rp 495,42 per kilogram dan tikar ered sebesar Rp 122,54 per kilogram.

3) Penyerapan tenaga kerja untuk mengolah mendong menjadi tikar songket sebesar 400 JKO, tikar mardani sebesar 486 JKO dan tikar ered sebesar 136 JKO.

Saran

Saran dari hasil penelitian dan pembahasan pemasaran tembakau moleyaitu sebagai berikut :

1) Pemerintah disarankan untuk mempertimbangkan sumber bahan baku lokal guna mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan, serta meningkatkan kemampuan SDM tenaga kerja melalui pelatihan-pelatihan melalui instansi terkait.

2) Pengusaha membuat website guna meningkatkan promosi untuk menembus pasar ekspor yang lebih luas.

3) Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat meneliti manfaat sosial dari agroindustri mendong.

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Pimpinan KUKMI. 1998. Ketetapan-ketetapan MPR Republik Indonesia 1998. DPP KUKMI. Jakarta

Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalya. 2012. Kota Tasikmalaya dalam Angka Tahun 2012. Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya.

D.Yadi Heryadi, Dedi Darusman, Rina Nuryanti. 1991. Inventarisasi Potensi dan Prospek Pengembangan Tanaman Mendong (Fimbristilis globulosa) di Kabupaten Tasikmalaya. Faperta Unsil. Tasikmalaya.

Gambar

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Mendong di Kota Tasikmalaya

Referensi

Dokumen terkait

Rangkaian kegiatan Babak Final Lomba Eksplorasi Pendidikan Berbasis TIK Untuk Jenjang SMA/MA: 1. Peserta Kemah Ilmiah TIK Tahun 2017 memasuki area Kebun Binatang GembiraLoka

Perusahaan multinasional mungkin mempertimbangkan penduduk suatu negara sebagai faktor dalam keputusan mereka untuk berinvestasi di suatu negara karena ada beberapa

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel Kompetensi Professional Guru (X1), Motivasi kerja (X2) dan Disiplin Kerja (X3) secara simultan berpengaruh positif dan

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi pendidikan (rata-rata lama sekolah), PDRB per kapita harga konstan 2000, tingkat pengangguran terbuka dan jumlah

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa investor yang lebih pesimis memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap volume perdagangan daripada investor yang lebih optimis dan

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelasnya sendiri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

Rumusan ketahanan nasional sebagaimana disusun oleh Lemhamnas [3] adalah: Ketahanan Nasional Idonesia adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang