• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 7. Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelompok 7. Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 7 Anggota :

1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi

SOAL

1. Bagaimana teknik pengukuran multimeter? 2. Bagaimana prinsip kerjanya?

Jawab :

Teknik pengukuran multimeter 1. Mengukur tegangan DC  Atur Selektor pada posisi DCV.

 Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.

 Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.

 Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.  Baca hasil ukur pada multimeter.

2. Mengukur tegangan AC  Atur Selektor pada posisi ACV.

 Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.

 Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.

 Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.

 Baca hasil ukur pada multimeter. 3. Mengukur kuat arus DC

 Atur Selektor pada posisi DCA.

 Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.

(2)

 Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.

 Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.

 Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.

 Baca hasil ukur pada multimeter.

4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap  Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

 Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.

 Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur

 Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.

 Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.

5. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)  Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

 Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.

 Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.

 Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.

 Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.

6. Mengecek hubung-singkat / koneksi  Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.  Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).

 Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.

 Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus. 7. Mengecek diode

 Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

 Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

 Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.

(3)

 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.

 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.

8. Mengecek transistor NPN

 Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

 Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

 Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .

 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.

 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.

 Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.

 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.

 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.

 Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

 Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.

9. Mengecek transistor PNP

 Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

 Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

 Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.

 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.

 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.

 Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.

 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.

 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.

(4)

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.

 Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

 Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

10. Mengecek transistor PNP

 Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

 Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

 Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.

 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.

 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.

 Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.

 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.

 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.

 Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.

 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

 Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

Prinsip kerja (V dan I) Jawab :

1. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B.I. L.

Kemampuan amperemeter dapat ditingkatkan dengan memasang hambatan shunt secara parallel terhadap amperemeter. Besar hambatan shunt tergantung pada berapa kali

(5)

kemampuannya akan ditingkatkan. Misalnya mula-mula arus maksimumnya adalah I, akan ditingkatkan menjadi I’ = n.I, maka besar hambatan shunt.

RG = Hambatan galvanometer mula-mula

2. Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya juga terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan. Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.

Fungsi dari multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer tidak melebihi kapasitas maksimumnya, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul pada multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.

Jika kemampuannya ingin ditingkatkan menjadi n kali maka dapat ditentukan berapa besar hambatan multiplier yang diperlukan.

V = tegangan yang akan diukur

VG = Tegangan maksimum galvanometer RG = Hambatan galvanometer

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah puji dan syukur penulis paanjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Mengenai hal ini, apa yang telah dilaku- kan oleh pemerintah Iran bisa dijadikan bahan kajian yang tepat, yaitu karena konsekuensi atas pelarangan perkawinan sesama

Penelitian menggunakan 60 ekor ayam pedaging, dua puluh ekor ayam di awal penelitian diambil darahnya untuk pengamatan titer antibodi asal induk terhadap infeksi virus

Bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa

76 tahun 2012, disebutkan bahwa penegasan batas daerah adalah kegiatan penentuan titik-titik koordinat batasdaerah yang dapat dilakukan dengan metode kartometrik

Bidang ilmu statistika mempelajari tentang tahapan dalam memperoleh komposisi yang baik dengan cara mencari titik optimum pada formula jamu, titik tersebut terdiri

Subyek penelitian adalah orang – orang yang dapat memberikan sebuah informasi tentang sesuatu yang sedang di teliti. Peneliti akan memfokuskan penelitiannya

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, yang artinya secara simultan perubahan laba bersih, perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan