• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikometri. Statistika untuk Psikometri. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Psikometri. Statistika untuk Psikometri. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Psikometri

(2)

Modul ke:

Fakultas Program Studi

Psikometri

Statistika untuk Psikometri

Arie Suciyana S., S.Si., M.Si.

Psikologi

(3)

Modul ke:

Psikometri

(4)

4

Hasil pengukuran psikologis umumnya dalam angka

Æ statistika diperlukan untuk menjelaskan,

melakukan perbandingan, dan membuat kesimpulan

dari hasil pengukuran tersebut

Statistika merupakan alat untuk mengorganisasikan

data menjadi informasi yang memiliki makna

Statistika digunakan untuk membangun, menguji,

menganalisa, merevisi instrumen pengukuran (alat

tes) psikologis

(5)

Penelitian Æ proses sistematis yang meliputi

analisis, kategorisasi, dan kuantifikasi fenomena

yang dapat diamati

Penelitian Psikologis melibatkan Pengukuran

Pengukuran (Measurement) melibatkan

penggunaan alat serta aturan tertentu yang

dapat digunakan untuk mengamati obyek astau

(6)

Variabel dan Data Hasil Pengukuran

DATA Diskrit Kontinuum Skala Nominal Skala Ordinal Skala Rasio VARIABEL Skala Interval 6

(7)

Variabel Diskrit

variabel yang hasil pengukuran (data)nya terpisah

atau terpilah (diskrit), dan tidak dapat dibagi Æ data

yang dihasilkan selalu dalam bilangan bulat, dan

tidak memiliki nilai yang ada di antara dua nilai hasil

pengukuran yang bersebelahan.

(8)

8

Variabel Diskrit dapat dibedakan menjadi:

Dichotomous variables (variabel dikotomi) Î

variabel diskrit yang hanya memiliki

kemungkinan 2 nilai. Contoh: jawaban kusioner

‘true–false’ atau hasil pelemparan koin

‘gambar-angka’

Polytomous variables (variabel politomus) Î

variabel diskrit yang memiliki kemungkinan nilai

lebih dari 2. Contoh: status perkawinan

‘lajang-menikah-duda/janda’; ras

‘Asisa-Afrika-Kaukasia’; golongan darah ‘A-B-AB-O’; dll

(9)

Variabel kontinuum (Continous Variable):

variabel yang bervariasi menurut tingkatannya Æ

data yang dihasilkan dapat berupa bilangan bulat

atau pecahan Æ di antara dua nilai hasil pengukuran

atau datanya memiliki (kemungkinan) nilai antara

(10)

10

Properti dari skala

Magnitude

Equal Intervals

Nol absolut

(11)

Alat identifikasi sebagai label (penamaan) Data

Kategorikal

Tidak bisa menjadi urutan/ranking Ætidak

menunjukkan perbedaan kualitas atau besaran

atributnya

Bilangan tidak dimanipulasi untuk perhitungan

Skala Pengukuran:

(12)

12

Angka menunjukkan urutan;

Tidak diketahui “berapa banyak” suatu atribut

dimiliki oleh objek.

Menunjukkan penjenjangan/ urutan tetapi tidak

menunjukkan jarak yang sama Æ Jarak dari satu

urutan dengan urutan lainnya dalam atribut

tertentu tidak diketahui (jaraknya belum tentu

sama).

Tidak dapat dilakukan perhitungan aritmetika

(penjumlahan & perkalian).

Contoh: Ranking sekolah

Skala Pengukuran:

Ordinal

(13)

Equal Unit Scale (skor dalam unit dan jarak yang sama)

Urutan (order/ ranking) objek dalam atribut tertentu

diketahui.

Diketahui berapa jauh jarak satu objek dengan objek

lain.

Tidak ada nilai nol mutlak

Skala Pengukuran:

Interval

(14)

14

Skor berada dalam unit dan jarak yang sama

Rank order menurut atribut tertentu diketahui

Interval antara orang yang satu dan yang lain

diketahui

Memiliki Titik Nol absolut

Semua metoda statistika bisa digunakan

Contoh: Jarak; Waktu

Skala Pengukuran:

Rasio

(15)
(16)

16

Mean

Median

Modus

(17)

Range (R) atau Jangkauan

Kuartil (K): K1; K2; K3

Varians

Standard Deviasi

(18)

18

(19)

bell shaped

bilaterally symmetrical

its limits extend to ± infinity (±∞)

Unimodal

mean, median, and mode at the center of the that divides

the curve into two equal halves

(20)

20

• Statistika Deskriptif Æ posisi skor

• Statistika Inferensial:

ƒ Distribusi Sampel

ƒ Estimasi Parameter Populasi

ƒ Varians

(21)

• Statistika Inferensial:

ƒ Standard Deviasi:

atau

ƒ Standard Error of the Mean (SEM)

(22)

22

(23)

Dalam Pengukukuran Psikologis:

ƒ

Uji Reliabilitas

ƒ

Uji Validitas

(24)

Reliabilitas dan Validitas

Reliability: consistency of the measuring tool:

the perfectly reliable measuring tool consistently

measures in the same way

Validity Æ A test is considered valid for a

particular purpose if it does, in fact, measure

what it purports to measure

(25)

Konsep Dasar

Pada penelitian terhadap pengaruh ‘Motivasi’ terhadap ‘Tingkat Produktifitas’ Pekerja di Jakarta. Dipilih 100 orang untuk diambil data-datanya. Jika

1. Sampel dan populasi? 2. IV dan DV?

(26)

Konsep Dasar

Hipotesa

• H0: Pernyataan yang menyatakan “tidak ada hubungan antara IV dan DV”

• Ha/H1: Pernyataan yang menyatakan “ada hubungan antara IV dan DV”

Kesalahan Tipe I (Type I Error) dan Kesalahan Tipe II (Type II Error)

• Type I Error: Kesalahan membuat kesimpulan “menolak H0” padahal seharusnya “H0 gagal ditolak”

• TypeII Error: Kesalahan membuat kesimpulan “ H0 gagal ditolak”

(27)

Konsep Dasar

• Mean: nilai bersama yang dimiliki suatu kelompok, yang didapatkan melalui teknik aritmatika dengan cara

menjumlahkan semua anggota atau nilai yang dimiliki oleh

kelompok dan membaginya dengan jumlah anggota kelompok tersebut.

• Median:Titik yang membagi suatu distribusi frekuensi atas dua bagian yang sama, yang masing-masing terdiri atas 50% kasus

(28)

Konsep Dasar

• Distribusi Normal: distribusi data yang ditandai oleh bentuk seperti lonceng yang sempurna

• Standard Deviasi:nilai tunggal yang mewakili semua perbedaan individual yang dihitung berdasarkan

penyimpangan individu-individu dari nilai rata-rata mereka

(29)
(30)

Memilih Uji Statistika yang Tepat

• Jika dalam penelitian menghasilkan data IV dengan skala nominal dan data DV dengan skala kontinuum; melibatkan

hanya 1 IV dan melibatkan dua kelompok data (sampel dan

populasi), yang dimaksudkan untuk melihat bagaimana sampel mewakili populasi; serta diketahui Mean Î Uji t sampel

tunggal (single sample t-test)

• Jika dalam penelitian menghasilkan data IV dengan skala nominal dan data DV dengan skala kontinuum; melibatkan

hanya 1 IV dan 1 DV yang dimaksudkan untuk

membandingkan dua data yang berasal dari sampel yang sama (pengukuran berulang) Î Uji t sampel berpasangan (paired

samples t-test)

(31)

Memilih Uji Statistika yang Tepat

• Jika dalam penelitian menghasilkan data IV dengan skala nominal dan data DV dengan skala kontinuum;

melibatkan hanya 1 IV dan 1 DV yang dimaksudkan untuk membandingkan dua data yang berasal dari sampel yang berbeda Î Uji t sampel independen (independent

(32)

Memilih Uji Statistika yang Tepat

• Jika dalam penelitian ditujukan untuk melakukan uji

hipotesa yang membandingkan nilai rata-rata dari 2 data atau lebih yang berasal dari sampel (partisipan) yang

sama (pengukuran berulang terhadap sampel yang sama Î Uji One-Way ANOVA within Subjects

• Jika dalam penelitian dilakukan uji terhadap beberapa hipotesa (1 IV atau lebih terhadap 2 DV atau lebih) Î Uji

Two-Way ANOVA between subjects

(33)

Memilih Uji Statistika yang Tepat

• Jika penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ‘prediksi’ antara dua variabel kontinuum (1 IV terhadap 1 DV)

yang diakibatkan hubungan sebab-akibat Î Uji Regresi

(34)

Memilih Uji Statistika yang Tepat

Uji Korelasi Ganda (multiple correlation) Æ uji atau

analisa statistika yang digunakan untuk mendapatkan nilai F yang lebih bersih

Uji Korelasi Parsial (partial correlation) Æ uji atau

analisa statistika yang digunakan untuk

memperhitungkan IV mana yang paling mempengaruhi DV

(35)

Memilih Uji Statistika yang Tepat

Uji Kovariansi (Co-Variance Analysis) Æ uji atau analisa

statistika yang digunakan untuk memperhitungkan dan memprediksi seberapa besar variabel-variabel di luar penelitian (Co-Variance) mempengaruhi DV

(36)

Kesimpulan Uji Statistika

t-test

t hitung > t tabel Î H0 ditolak; Ha/H1 diterima Æ ‘ada hubungan antara IV dan DV’

t hitung < t tabel Î H0 gagal ditolak Æ ‘tidak ada hubungan antara IV dan DV

(37)

Kesimpulan Uji Statistika

• ANOVA

F hitung > F tabel Î H0 ditolak; Ha/H1 diterima Æ ‘ada hubungan antara IV dan DV’

(38)

Kesimpulan Uji Statistika

• Regresi

F hitung > F tabel Î H0 ditolak; Ha/H1 diterima Æ ‘ada hubungan antara IV dan DV’

F hitung < F tabel Î H0 gagal ditolak Æ ‘tidak ada hubungan antara IV dan DV

(39)

Kesimpulan Uji Statistika dengan SPSS

Lihat nilai ‘Sig.’ terlebih dahulu

Jika nilai ‘Sig’ < 0,05 Î H0 ditolak, Ha/H1 diterima

Æ’ada hubungan antara IV dan DV’ Æ lihat nilai sesuai dengan uji statistikanya (lihat slide sebelumnya)

(40)

Metode Penelitian dan Pengukuran Psikologis:

Korelasi

Korelasi Æ Teknik Statistika Korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk memperlihatkan

hubungan antara:

ƒ

skor-skor ‘tes’ yang berbeda dari partisipan yang sama;

ƒ

skor-skor ‘tes’ terhadap skor-skor variabel ‘non-tes’;

ƒ

skor-skor dari bagian tes yang berbeda atau antar ‘item’

dari tes yang sama;

ƒ

skor-skor bagian ‘tes’ atau ‘item’ terhadap variabel

‘non-tes’; serta

ƒ

skor-skor tiap bagian ‘tes ‘ atau ‘item-item’ dari alat

‘tes’ yang sama

(41)

Metode Penelitian dan Pengukuran Psikologis:

Korelasi

(42)

Metode Penelitian dan Pengukuran Psikologis:

Korelasi

Korelasi Pearson Product Momment

Æ melihat hubungan antara 2 variabel

yang memiliki skala interval atau rasio

Rumus:

atau

(43)

Metode Penelitian dan Pengukuran Psikologis:

Korelasi

Korelasi Spearman Rho Æ melihat

hubungan antara 2 variabel yang

memiliki skala ordinal denganjumlah

sampel kecil (kurang dari 30 orang)

(44)

Metode Penelitian dan Pengukuran Psikologis:

Regresi

Francis Galton Æ

Orangtua tinggi cenderung

memiliki anak yang tinggi Æ Galton

menyebutnya sebagai regression toward the

mean (berulang) Æ Extreme scores of parents on

one variable tended to be associated with scores

that were closer to the mean in the offspring.

(45)

Analisa Data

‰

A correlation coefficient identifies the size and

direction of a relationship

9

Size/magnitude

Ranges from 0.00 – 1.00

(46)

Koefisien Korelasi

Ketika “hasil uji korelasi” dikuantifikasikan Æ nilai korelasi antara IV dan DV ditunjukkan dalam: Koefisien Korelasi (r)

Koefisien Korelasi (r) adalah: “Angka yang menggambarkan bagaimana variasi pada satu variabel diikuti oleh variasi pada variabel yang lain”

Koefisien korelasi (r) berkisar antara – 1 dan + 1

(47)

Arah Korelasi

Korelasi antara variabel memiliki dua arah:

• Korelasi Positif Æ korelasi yang ditunjukkan ketika salah satu variabel memiliki ‘nilai (skor)’ tinggi, maka variabel lainnya juga akan memiliki ‘nilai (skor)’ tinggi

(48)

Arah Korelasi

(a) Korelasi Positif (b) Korelasi Negatif

(49)

Besaran Korelasi

• Cohen (1988) mempublikasikan besaran korelasi menurut nilai koefisien korelasinya (r)

Besaran Korelasi Koefisien Korelasi (r)

(50)

Garis Regresi

Dalam uji statistika korelasi, hubungan antara X (IV) dan Y (DV) dinyatakan dalam persamaan garis, yaitu garis regresi

Y = f(X) Y = bX + a

Persamaan garis berguna apabila kita ingin membuat peramalan

(51)
(52)

Skema Grafik

52

(53)

Skema Grafik

(54)

Jenis-jenis Uji Korelasi

Dalam materi ini akan dijelaskan 3 jenis korelasi:

Uji Korelasi Pearson product moment,

Uji Korelasi Spearman atau Korelasi Tata Jenjang (rho)

• Uji Korelasi Lainnya: Uji Korelasi Serial (terutama Korelasi Biserial dan Korelasi Point Biserial).

(55)
(56)

Contoh

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah jenis film yang ditonton memiliki hubungan dengan tingkat dorongan

psikologis. Dari hasil pengukuran diperoleh data

56

Dorongan Psikologis setelah menonton film Drama:

22 24 3 20 13 13 15 11 16 14 5 19 10 19 16 15 18 23 13 7

Dorongan Psikologis setelah menonton film Aksi:

37 18 30 14 20 32 25 21 16 24 31 31 28 21 36 22 27 35 23 14

(57)
(58)

Klik: [Analyze] Æ [Correlate] Æ [Bivariate]

(59)

Pindahkan variabel-variabel yang akan diuji

statistiska ke kotak: [Variable(s)] Æ klik: [Pearson]

[Two-tailed]dan [Flag significant correlations]

(60)

Klik: [Options] Æ Klik: [Means and standard

deviation] dan [Exclude cases listwise] Æ

Klik: Continue

(61)
(62)

Hasil

(63)

Daftar Pustaka

Bordens, K.S. & Abbott, B.B. (2011). Research designs and

methods: A process approach. New York: McGraw-Hill

Cozby, P.C. & Bates, S. (2011). Methods in behavioral research. 11th ed. New Jersey: McGraw-Hill.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS. Third Edition Gravetter, F.J. & Forzano, L.B. (2012). Research methods for the

behavioral sciences. California: Wadsworth Cengage Learning Kerlinger, F.N., 2000, Foundation of Behavioral Research. New Jersey:

(64)

Daftar Pustaka

Cohen, R. J., & Swerdlik, M. E. (2010). Psychological testing and

assessment: An introduction to test and measurement.

(7th ed.). Boston: McGraw Hill.

Kaplan, R.M. & Saccuzzp, D.P. (2009). Psychological testing: Principles, applications, and issues. California:

Wadsworth Cengage Learning

Urbina, S. (2004). Essentials of psychological testing. New York: John Wiley & Sons, Inc.

(65)

Referensi

Dokumen terkait