• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI DEBIT PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20142015 DI SDN 1 KARANGAN TRENGGALEK DENGAN MENERAPKAN METODE MAKE A MATCH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI DEBIT PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20142015 DI SDN 1 KARANGAN TRENGGALEK DENGAN MENERAPKAN METODE MAKE A MATCH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI

MATEMATIKA MATERI DEBIT PADA SISWA KELAS VI SEMESTER

I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SDN 1 KARANGAN

TRENGGALEK DENGAN MENERAPKAN METODE

MAKE A MATCH

Oleh: Sutikno

SDN 1 Karangan Trenggalek

Abstrak. Tujuan pembelajaran Make a match setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian yaitu penelitian tindakan. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek. Sedang-kan obyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trengga-lek Tahun 2014/2015 yang berjumlah 14 siswa. Berdasarkan pada hasil penelitian ini, dapat pene-liti rumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya: (1) Dalam Model belajar Make a match, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Model belajar Make a match dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam ke-giatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata pelajaran Matematika Pokok bahasan Pengerjaan hitung campuran. Hal yang perlu diingat dalam penggunaan Model belajar Make a match dalam kegiatan belajar mengajar adalah: (a) pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif, (b) pembelajaran dimulai dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, (c) bang-kitkan motivasi belajar dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan (d) guru harus selalu mengenali materi pelajaran dan metode pembela-jaran yang membuat siswa bosan, dan hal ini harus segera ditanggulangi. Hal ini dibuktikan dengan prestasi belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya yaitu pada sebelum siklus prestasi hasil belajar siswa sebesar 60,71 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 42,86%, pada siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 74,14 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,37% dan pada siklus II rata-rata hasil belajar sebesar 87,86 dengan ketuntasan mencapai nilai maksimal yaitu sebesar 100%.

Kata kunci: Make a match, Prestasi Belajar, Matematika, Kelas VI

Peranan penting dalam kegiatan pembela-jaran salah satunya dipegang oleh seorang guru sebagai penentu jalannya proses pem-belajaran. Guru sebagai pelaksana utama da-lam pembelajaran diharapkan mampu men-ciptakan strategi pembelajaran yang inova-tif. Guru dapat menggunakan beberapa cara dan strategi dalam mengatasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran.

Dengan menggunakan strategi belajar yang tepat diharapkan mampu mendorong siswa untuk memikirkan pengetahuan

(2)

Minat belajar adalah suatu dorongan atau keinginan individu dalam hal ini siswa, sebagai upaya untuk mencapai prestasi be-lajar yang dilakukan. Membangkitkan minat belajar pada siswa sulit dilaksanakan bila proses belajar hanya menekankan pada satu-an-satuan kurikulum, sistem kenaikan kelas, sistem ujian, yang mengutamakan kontinui-tas dan pendalaman belajar (Sukmadinata, 2001)

Belajar merupakan suatu proses ke-giatan yang dilakukan secara sadar oleh sis-wa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikhis yang ber-langsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Winkel, 1984).

Hilgard yang dikutip oleh Pasaribu (1983) berpendapat bahwa Learning in the process by wich an activity oreginiles or is changed trough responding to a situation provided the changed can not be attributed to growth or the temporary sate of the organisme as in fatique or under druges. Artinya belajar adalah suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktivitas baru atau peru-bahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan itu tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh perubahan atau sadaran sementara orang tersebut karena ke-lelahan atau karena obat-obatan, sehingga orang tersebut tidak sadar terhadap keadaan dirinya.

Menurut Hamalik (2001), prestasi be-lajarakan tampak pada setiap perubahan pa-da aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek terse-but meliputi: (1) pengetahuan, (2) pengerti-an, (3) kebiasapengerti-an, (4) ketrampilpengerti-an, (5) apre-siasi, (6) emosional, (7) hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etis dan budi pekerti, dan (10) sikap.

Woodworth (1951) mengatakan bah-wa prestasi (achivement) adalah actual ability and can be measured directly by use of test. Artinya prestasi menunjukkan suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes.

Menurut Gagne yang dikutip oleh Ba-dawi (1987) mengatakan bahwa prestasi be-lajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena prestasi belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi ver-bal, ketrampilan, dan nilai dan sikap.

Realita yang ditemui oleh peneliti dilapangan adalah prestasi belajar Matemati-ka pada siswa Kelas VI semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/ 2015 masih rendah.Banyak siswa yang berada di bawah KKM yang telah ditentukan pada sekolah tersebut. Hal ini diduga karena rendahnya minat belajar sis-wa pada bidang studi Matematika dan juga dapat disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah saja sehingga siswa kurang dapat fokus dalam pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif dida-sarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Se-dangkan menurut Ibrahim (2000:2) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mem-pelajari isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif menca-kup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, ta-nggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi pro-ses kelompok (Lie,Anita, 2008:30).

(3)

tindakan (action research) untuk meningkat-kan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga berpe-ngaruh secara langsung terhadap peningkat-an prestasi belajar siswa. Pada saat ini dalam kegiatan belajar dan mengajar guru sering menggunakan berbagai macam metode anta-ra lain metode ceanta-ramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut merupa-kan metode lama yang sudah sangat dikenal oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, ke-dangkalan penerapan metode tersebut nyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan me-rasa bosan karena sering melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam pembelajaran. Dalam hal ini peneliti selaku guru kelas VI menerapkan sebuah metode pembelajaran dengan menerapkan metode Make a match.

Pembelajaran kooperatif metode Make a match memberikan manfaat bagi siswa, di antaranya sebagai berikut: (1) Mampu men-ciptakan suasana belajar aktif dan menye-nangkan (2) Materi pembelajaran yang di-sampaikan lebih menarik perhatian siswa; (3) Mampu meningkatkan hasil belajar sis-wa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 85,00%; (4) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move); (5) Kerjasama antar sesa-ma siswa terwujud dengan dinamis; (6) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.

Pembelajaran kooperatif metode Make a match berdasarkan temuan di lapangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu: (1) Diperlukan bimbingan dari guru untuk me-lakukan kegiatan; (2) Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembe-lajaran; (3) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai; (4) Pada kelas yang

gemuk (<30 siswa/kelas) jika kurang bijak-sana maka yang muncul adalah suabijak-sana se-perti pasar dengan keramaian yang tidak ter-kendali. Tentu saja kondisi ini akan meng-ganggu ketenangan belajar kelas di kiri ka-nannya. Apalagi jika gedung kelas tidak ke-dap suara.Tetapi hal ini bisa diantisipasi de-ngan menyepakati beberapa komitmen ke-tertiban dengan siswa sebelum ‘pertunjukan’ dimulai. Pada dasarnya menendalikan kelas itu tergantung bagaimana kita memoti-vasinya pada langkah pembukaan.

Dengan strategi pembelajaran yang diterapkan siswa dituntut untuk lebih aktif. Fokus permasalahan yang diprioritaskan da-lam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan di-kembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika materi Debit.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti meng-gunakan pendekatan dan jenis penelitian yaitu penelitian tindakan. Sebagian peneliti beranggapan penelitian tindakan adalah su-atu bentuk penelaahan inkuiry melalui re-fleksi diri yang dilakukan oleh peserta ke-giatan pendidikan tertentu dalam situasi so-sial, untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan. Lokasi peneliti-an tindakpeneliti-an ini adalah SDN 1 Karpeneliti-angpeneliti-an Ka-bupaten Trenggalek. Sedangkan obyek pe-nelitian ini adalahsiswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa.

(4)

manusia dalam penelitian tindakan ini ada-lah guru Kelas VI, serta siswa Kelas VI Se-mester I tahun 2014/2015 SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan sumber data non manusia berupa dokumentasi hasil pengamatan dan catatan observasi peneliti, hasil evaluasi belajar, dan dokumen lain yang relevan dengan ruang lingkup pene-litian.

Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: (1) Observasi, dalam penelitian ini metode observasi yang dilakukan oleh peneliti ada-lah pengamatan berperan serta dalam se-rangkaian kegiatan penelitian; (2) Wawan-cara, dalam penelitian ini menggunakan je-nis wawancara mendalam yang tidak ter-struktur; (3) Dokumentasi, teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggal-an tertulis, terutama berupa arsip-arsip dpeninggal-an termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Dalam kegiatan analisis data tersebut, akan didapatkan dua jenis data yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil obeservasi yang dilakukan pada setiap tahap kegiatan, dan data kuantitatif berupa prestasi belajar atau prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa dalam melaku-kan proses pembelajaran dengan model be-lajar Make a match. Teknis analisis data da-lam penelitian ini adalah analisis data ku-alitatif yang bersifat linear (mengalir) mau-pun bersifat sirkuler. Dan kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian.

Pengecekan keabsahan data dimaksud-kan untuk membuat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih valid dan reli-abel. Pengecekan keabsahan data ini dilaku-kan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan cara mencek ulang atau cross cek dari hasil data penelitian yang dihasilkan dengan uji ulang ke lapangan atau lokasi penelitian dengan cara memperpanjang wak-tu observasi yang mendalam. Dalam peneli-tian tindakan ini, untuk mengecek keabsah-an data ykeabsah-ang diperoleh maka, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti, dian-taranya: (1) Perpanjang siklus kegiatan pe-nelitian; (2) Ketekunan Pengamatan; (3) Triangulasi.

Tindakan penelitian yang direncana-kan dalam penelitian tindadirencana-kan ini adalah sebagai berikut: (1) Menetapkan indikator desain model belajar Make a match yang digunakan dalam proses belajar mengajar; (2) Menyusun strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran dengan model belajar Make a match yang meliputi: meran-cang dan menyusun bahan ajar, meranmeran-cang satuan pelajaran yang digunakan dalam ke-giatan proses belajar mengajar; (3) Menyu-sun metode dan alat perekam data yang terdiri atas catatan lapangan, pedoman ob-servasi, pedoman analisis, dan catatan hari-an, dan; (4) Menyusun perencanaan teknik pengolahan data didasarkan pada model analisis data penelitian kualitatif.

Berkaitan dengan tindakan penelitian, maka diperlukan suatu langkah-langkah pe-nelitian, agar dalam pelaksanaan penelitian dapat terprogram dengan baik, diantaranya:

(5)

Tahap 2 Perencanaan. Merupakan fase perencanaan yang dilakukan setelah melakukan fase pertama, perlu mereview analisis awal yang harus dilakukan, tentang model belajar Make a match dalam kegiatan belajar mengajar pada siswa Kelas VI Se-mester I tahun 2014/2015SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek. Dalam tahap ini diharapkan (a) dapat menterjemahkan gam-baran yang jelas tentang model belajar Make a match dalam proses belajar mengajar, dan alasan pemilihan tema tersebut, (b) draf ker-ja tindakan tiap individu dan kelompok, (c) gambaran tentang pihak yang terlibat, (d) garis besar rencana program kerja (time schedulle), (e) memonitor perubahan saat penelitian berlangsung dan (1) gambaran awal tentang efisiensi data yang terkumpul. Tahap ini memastikan bahwa siswa Kelas VI Semester I tahun 2014/2015SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalekdijadikan sebagai obyek penelitian dengan pertim-bangan karakteristik yang dimiliki kelas ini sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas oleh peneliti.

Tahap 3 Tindakan Observasi. Tahap ini merupakan tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan dan mengamati jalannya tindakan. Menurut Nasution (1988) yang di-maksud dengan observasi adalah dasar se-mua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif. Dimaksud-kan untuk mengetahui keadaan obyek pene-litian sebelum peneliti melakukan penepene-litian sesuai dengan kenyataan yang ada.

Tahap 4 Refleksi Akhir. Tahap ini terdiri dari: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna, (d) eks-planasi, dan (e) membuat simpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus

Kegiatan prasiklus merupakan kegiat-an peneliti bersama observer mengkegiat-analisis kegiatan sebelum diterapkan metode baru dalam pembelajaran matematika. Dengan diadakannya prasikus peneliti dapat meng-identifikasi bahwa metode pembelajaran yang diterapkan guru selama ini masih be-lum berjalan dengan baik hal ini ditujukkan pada proses pembelajaran siswa masih be-lum bisa aktif, pembelajaran masih berlang-sung satu arah saja dan siswa belum dapat mengembangkan pengetahuan yang sudah didapat sehingga, hal ini berdampak pada nilai prestasi belajar siswa yang mengalami penurunan dengan ketuntasna belajar masih dibawah setandart yang ditentukan yaitu se-besar 85% maka dari itu guru bersama ob-server berusaha menerapkan metode pem-belajaran baru pada siswa kelas VI guna me-ningkatkan prestasi belajar siswa.

Refleksi Awal

(6)

Perencanaan

Peneliti berkolaborator dengan mitra guru merancang rencana tindakan pada siklus I yaitu: (1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran; (2) Mempersiap-kan lembar observasi siswa; (3) apkan lembar observasi guru; (4) Mempersi-apkan lembar penilaian; (5) MempersiMempersi-apkan lembar evaluasi.

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1

Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model belajar konstruktivisme, peneliti diskripsi-kan dalam langkah-langkah berikut ini:

Pertemuan 1

Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses siswa yang hadir di kelas; (c) Guru men-jelaskan metode yang akan diterapkan da-lam pembelajaran dan menjelaskan proses belajar mengajar yang akan diterapkan dengan menggunakan metode Make a match.

Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi be-berapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian katu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap peserta di-dik mendapatkan satu kartu; (c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (e) Setiap peserta didik yang dapat men-cocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan mendapatkan poin; (f)

Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; (g) Demikian seterusnya

Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksana-kan secara konsisten dan terprogram; (b) Penegasan catatan siswa masing-masing sis-wa mengerjakan lembar test individu

Pertemuan 2

Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai ke-giatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses sis-wa yang hadir di kelas; (c) Guru menjelas-kan metode yang amenjelas-kan diterapmenjelas-kan dalam pembelajaran dan menjelaskan proses bela-jar mengabela-jar yang akan diterapkan dengan menggunakan metode Make a match.

Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru me-nyiapkan beberapa kartu yang berisi bebe-rapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian katu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap peserta didik mendapatkan satu kartu; (c) Tiap pe-serta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap peserta di-dik mencari pasangan yang mempunyai kar-tu yang cocok dengan karkar-tunya (soal ja-waban); (e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan mendapatkan poin; (f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang ber-beda dari sebelumnya; (g) Demikian sete-rusnya.

(7)

Penegasan catatan siswamasing-masing siswa mengerjakan lembar test individu.

Pertemuan 3

Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai ke-giatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses sis-wa yang hadir di kelas.

Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru me-mbagikan lembar soal dan lembar jawaban pada siswa; (b) Guru membagikan lembar angket respon siswa pada siswa.

Kegiatan Akhir, meliputi: Guru mela-kukan penilaian atau refleksi terhadap ke-giatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

Pengamatan Siklus I

Bagi Kelas VISDN 1 Karangan Kabu-paten Trenggalek, siswa-siswi tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indi-kator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh prosentase rata-rata sebesar 66,25% dan termasuk dalam kategori aktivitas baik.

Tabel 1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

No Indikator SIKLUS I Jumlah

P1 P2

1 Sikap siswa saat guru melakukan apersepsi 3 2 5

2 Kerjasama siswa dalam kelompok 2 3 5

3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok 3 2 5

4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan 2 3 5

5 Komunikasi siswa dalam kelompok 3 2 5

6 Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari 3 3 6 7 Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru 3 3 6

8 Komunikasi siswa dengan guru 2 3 5

9 Komunikasi siswa dengan teman sebaya 3 2 5

10 Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan 3 3 6

Jumlah 53

% Rata-rata 66.25

Tabel 2 Hasil Observasi Keaktifan Guru Siklus I

No Aktivitas Siklus I

P1 P2 NA

1 Melakukan kegiatan apersepsi 3 3 6

2 Penguasaan materi pembelajaran 3 3 6

3 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran 2 3 5 4 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 2 3 5 5 Menggunakan dan memanfaatkan media secara efektif dan efisien 2 2 4 6 Menumbuhkan parstisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2 2 4 7 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa 2 2 4 8 Memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung 2 2 4 9 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 2 2 4

10 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan/kegiatan/tugas sebagai bagian dari

remidi/pengayaan 2 2 4

Jumlah 46

(8)

Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (a) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (b) Materi yang disam-paikan sesuai dengan sasaran yang diingin-kan; (c) Guru lebih mudah dalam mengarah-kan proses belajar mengajar; (d) Amengarah-kan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan mo-tivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum op-timal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata ak-tivitas sebesar 62,50% dan termasuk dalam kriteria baik.

Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upa-ya peningkatan prestasi belajar siswa me-lalui model belajar Make a match.

Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa model belajar Make a match berdampak positif ter-hadap minat belajar bidang studi Matema-tika, sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Kelas VI SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek pada bidang studi matematikapokok bahasan Debit.

Dalam penelitian tindakan ini, minat belajar siswa dapat didiskripsikan melalui keaktifan kegiatan siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran. Asumsi peneliti bila siswa aktif dalam kegiatan belajar, dipasti-kan bahwa minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran itu lebih besar. Demi-kian juga sebaliknya.Sedangkan prestasi be-lajar siswa ditunjukkan oleh nilai hasil eva-luasi setiap akhir kegiatan (akhir siklus).

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar meng-ajar pada tahap siklus I, dapat dicatat keak-tifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan model bela-jar Make a match yang disampaikan oleh peneliti. Adapun paparan hasil observasi ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus I

Riska Lailina Dwi

Rahayu 80 T -

20

Rizki Amalia Handayani

P 60 - TT

(9)

ketun-tasan yang peneliti harapkan yaitu sebesar 85% sehingga perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus berikutnya.

Refleksi

Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas VI SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar me-ngajar sebelumnya, (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampai-kan oleh guru, sehingga hasil evaluasi bela-jar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyam-paikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai.

Pada siklus I juga dilakukan pengisian angket tanggapan siswa mengenai pembela-jaran pada siklus I. Rekap persentase angket siswa ditampilkan pada Tabel 4.

Berdasarkan tabel angket diatas nunjukkan bahwa sebagian siswa tidak me-nyukai dengan model pembelajaran Make a match namun jika dibandingkan dengan yang menyukai pembelajaran dengan meng-gunakan model kooperatih lebih banyak sehingga metode Make a match lebih dapat dikembangkan lagi dengan tujuan siswa le-bih banyak yang merasa nyaman dengan menggunakan metode pembelajaran Make a match.

Selanjutnya untuk membuktikan ke-efektifan Model belajar Make a match da-lam kegiatan belajar mengajar dada-lam upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI SDN 1 Karangan, akan dijabarkan lebih lanjut pada kegiatan siklus II. Adapun paparan penjabaran hasil dari kegiatan pada siklus II ini adalah sebagai berikut: (a) Guru lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran; (b) Guru memotivasi siswa khsusnya siswa dengan kemampuan sedang dan rendah untuk lebih aktif adlam kegiatan diskusi.

Tabel 4 Hasil Angket Siswa Siklus I

No Indikator Jumlah Siswa

A B C

1 Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan

keinginanmu? 20 8 0 48

2 Apakah kamu merasa mudah belajar Matematika setelah guru menerapkan metode ini? 21 7 0 49

3 Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya

metode ini? 20 8 0 48

4 Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu? 20 8 0 48 5 Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu? 20 8 0 48

6 Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang

diajarkan oleh guru? 20 8 0 48

7 Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembagkan wawasan kamu setelah

diterapkannya metode ini? 19 9 0 47

8 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri

sendiri dan kelompok belajarmu? 19 9 0 47

9 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu? 18 10 0 46

10 Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk

bertanya/mengekuarkan gagasan? 18 10 0 46

(10)

Kegiatan Siklus II Perencanaan

Perencanaan tindakan yang dilaku-kan oleh peneliti pada siklus II, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja pada siklus ini ditambah dengan perbaikan tindakan yang telah di-susun oleh peneliti bersama kolaborator pa-da siklus sebelumnya.

Pelaksanaan Tindakan

Diksripsi dari proses pembelajaran pa-da siklus II peneliti tampilkan pa-dalam langkah-langkah pembelajaranberikut ini:

Pertemuan 1

Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai ke-giatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses sis-wa yang hadir di kelas; (c) Guru menje-laskan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran dan menjelaskan proses bela-jar mengabela-jar yang akan diterapkan dengan menggunakan metode Make a match.

Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru me-nyiapkan beberapa kartu yang berisi bebe-rapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian katu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap peserta didik mendapatkan satu kartu; (c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap peserta di-dik mencari pasangan yang mempunyai kar-tu yang cocok dengan karkar-tunya (soal jawab-an); (e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan mendapatkan poin; (f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya; (g) Demikian se-terusnya.

Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksana-kan secara konsisten dan terprogram; (b) Pe-negasan catatan siswa masing-masing siswa mengerjakan lembar test individu

Pertemuan 2

Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses siswa yang hadir di kelas; (c) Guru men-jelaskan metode yang akan diterapkan da-lam pembelajaran dan menjelaskan proses belajar mengajar yang akan diterapkan de-ngan menggunakan metode Make a match.

Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru me-nyiapkan beberapa kartu yang berisi bebe-rapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian katu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) Setiap peserta di-dik mendapatkan satu kartu; (c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (e) Setiap peserta didik yang dapat menco-cokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan mendapatkan poin; (f) Se-telah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; (g) Demikian seterusnya.

(11)

Pertemuan 3

Kegiatan Awal, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai ke-giatan belajar mengajar, doa dipimpin oleh ketua kelas; (b) Guru mulai mengabses sis-wa yang hadir di kelas.

Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab-an pada siswa; (b) Guru membagikjawab-an lem-bar angket respon siswa pada siswa.

Kegiatan Akhir, meliputi: Guru mela-kukan penilaian atau refleksi terhadap ke-giatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

Pengamatan

Berdasarkan paparan data kegiatan siklus II, maka diperoleh peningkatan minat belajar siswa melalui model belajar Make a match. Berdasarkan observasi yang dilaku-kan oleh peneliti dalam kegiatan belajar me-ngajar pada tahap siklus II, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan mo-del belajar Make a match yang disampaikan oleh peneliti. Adapun paparan hasil obser-vasi ditampilkan pada Tabel 5.

Berdasarkan data hasil penilaian pada siklus II pada Tabel 5 menunjukkan nilai rata-rata pada siklus II mencapai 87,86 dengan ketuntasan belajar sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus ke II.

Refleksi

Berdasarkan observasi dan penga-matan yang dilakukan oleh peneliti didapat-kan temuan sebagai berikut: (1) terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivi-tas dan presaktivi-tasi siswa dalam mengikuti ke-giatan belajar mengajar, (2) sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempela-jari materi yang disampaikan oleh guru, (3) sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam bela-jar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa mendapatkan hasil sebesar 87,50%, sedangkan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 81,25%.

Tabel 5 Nilai hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No Nama Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Ade Nova Saputra 80 T -

2 Afzal Haqqi Rayyan N 100 T -

3 Alifia Maratna Unanda 90 T -

4 Andyka Nutrisia R 80 T -

5 Bernat Kavanova R 80 T -

6 Denta Dwi R 100 T -

7 Deva Ari Nugroho 70 T -

8 Fransy Eka Ardiansyah 100 T -

9 Fresila Ayu Riantari 90 T -

10 Gita Ananda Putra 100 T -

11 Hogan Sulung Putra 90 T -

12 Iksan Budi Hartanto 100 T -

13 Irfan Fikhi Nugroho 70 T -

14 Kukuh Pradana Saputra 80 T -

(12)

No Nama Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

16 Oxi Candra Pradifa 100 T -

17 Putri Fadiar Pramesti 90 T -

18 Ravolusonera P.P 80 T -

19 Riska Lailina Dwi Rahayu 80 T -

20 Rizki Amalia Handayani P 100 T -

21 Sandy Aditya Nugroho 70 T -

22 Septi Kurniawan 100 T -

23 Taufiq Aditya Nugroho 90 T -

24 Vanio Nayottama Sokya 100 T -

25 Vernanda Oemardi H 90 T -

26 Yanuaris Dwi Purwanto 100 T -

27 Zulfa Mirza 70 T -

28 Rezita Yasmini 80 T -

Jumlah 1230 28 0

Rata-Rata 87.86 100.00 0.00

Tabel 6 Hasil Observasi Keaktivan Siswa Siklus II

No Indikator SIKLUS II Jumlah

P1 P2

1 Sikap siswa saat guru melakukan apersepsi 3 4 7

2 Kerjasama siswa dalam kelompok 3 4 7

3 Tanggung jawab siswa dalam kelompok 3 3 6

4 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau pertanyaan 4 3 7

5 Komunikasi siswa dalam kelompok 3 4 7

6 Kemampuan siswa menghubungkan materi dengan kegiatan sehari-hari 3 3 6 7 Ketepatan dan kecepatan siswa dalam menjawab persoalan yang diberikan oleh guru 4 4 8

8 Komunikasi siswa dengan guru 3 4 7

9 Komunikasi siswa dengan teman sebaya 4 3 7

10 Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan 4 4 8

Jumlah 70

% Rata-rata 87.5

Tabel 7 Hasil Observasi Keaktivan Guru Siklus II

No Kegiatan SIKLUS II Jumlah

P1 P2

1 Guru membuat RPP 3 4 7

2 Waktu yang digunakan sesuai rencana 4 2 6

3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP 3 4 7

4 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan 3 4 7 5 Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen 3 3 6

6 Guru merangsang interaksi antar siswa 3 4 7

7 Guru menggunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung 4 3 7 8 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas 2 3 5

9 Metode pembelajaran berpusat pada siswa 3 3 6

10 Guru melaksanakan evaluasi 3 4 7

Jumlah 65

%Rata-rata 81.25

Tabel 8 Hasil Angket Siswa Siklus II

No Indikator

Jumlah

Siswa Rata-rata A B C

1 Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru sesuai dengan

keinginanmu? 27 1 0 55

(13)

No Indikator

Jumlah

Siswa Rata-rata A B C

3 Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya

metode ini? 26 2 0 54

4 Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu? 26 2 0 54 5 Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu? 25 3 0 53

6 Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang

diajarkan oleh guru? 26 2 0 54

7 Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembagkan wawasan kamu setelah

diterapkannya metode ini? 25 3 0 53

8 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri

sendiri dan kelompok belajarmu? 25 3 0 53

9 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu? 25 3 0 53

10 Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk

bertanya/mengekuarkan gagasan? 25 3 0 53

19.18 1.92

Proses Penganalisis dan Refleksi

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke be-lakang tentang apa-apa yang sudah dilaku-kan di masa lalu. Siswa mengendapdilaku-kan apa yang baru dipelajarinya, sebagai struktur ngetahuan yang baru, yang merupakan pe-ngayaan atau revisi dari pengetahuan sebe-lumnya. Refleksi merupakan respon terha-dap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.

Dalam penelitian ini refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan tim peneliti ada-lah dengan cara mendiskusikan hasil kegiat-an ykegiat-ang dilakukkegiat-an dalam penelitikegiat-an ini. Kegiatan tersebut meliputi: (I) analisis, (2) sintesis, (3) pemaknaan, (4) penjelasan, dan (5) penyimpulan data dan informasi yang dikumpulkan.

Pada siklus II juga dilakukan pengisi-an pengisi-angket tpengisi-anggappengisi-an siswa mengenai pem-belajaran pada siklus II. Rekap persentase angket siswa ditampilkan pada Tabel 8.

Berdasarkan pada hasil angket siswa pada siklus II menunjukkan bahwa pada siklus II siswa banyak yang lebih menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode Make a match sehingga para siswa merasa

nyaman dan dengan menggunakan metode Make a match dapat meningkatkan prestasi belajaran siswa.

Hasil Pembahasan Penelitian

Berdasarkan pada pembahasan rumus-an masalah dalam penelitirumus-an tindakrumus-an ini, menunjukkan bahwa Model belajar Make a match dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika bagi siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek dimaksudkan untuk:

Meningkatkan Aktivitas Siswa

Setiap siswa memiliki berbagai kebu-tuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan do-rongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan, termasuk perbuatan belajar dan bekerja, dimaksudkan untuk memuas-kan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah.

(14)

salah satu pendekatan yang ditawarkan pe-neliti dalam pepe-nelitian tindakan kelas ini.

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain di dalam erlebnis (sumber pe-ngetahuan tentang hidup, kegiatan melaku-kan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu ke-giatan berpikir secara diam-diam, menemu-kan dirinya dalam orang lain.

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel mengambil dari taksonmi Blo-om, yaitu suatu taksonomi yang dikem-bangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahu-an, pemahampengetahu-an, penerappengetahu-an, analisis, sinte-sis, dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi.

Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan da-lam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat ke-dua adalah pemahaman penafsiran yaitu me-nghubungkan bagian-bagian terendah de-ngan yang diketahui berikutnya atau

meng-hubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.

Meningkatkan Prestasi Siswa

Prestasi Belajar merupakan segala pe-kerjaan yang berhasil dan prestasi me-nunjukkan kecakapan manusia yang telah di capai. Menurut Gagne yang dikutip oleh Ba-dawi (1987) mengatakan bahwa prestasi belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena prestasi belajar berupa keteram-pilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai dan sikap.

Berkaitan dengan usaha meningkatkan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut me-ngetahui hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi p-ada individu, maka perubahan-perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar.

(15)

Gambar 1 Perkembangan Hasil Nilai Belajar Siswa Hal ini menunjukkan bahwa model

be-lajar Make a match sangat efektif dalam me-ningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Ka-bupaten Trenggalek. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan grafik perkembangan bela-jar siswa pada Gambar 1.

PENUTUP Kesimpulan

Model belajar Make a match, meng-kondisikan siswa belajar dengan mening-katkan aktivitas, motivasi dan prestasi jar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi bela-jar siswa yang meningkat pada setiap si-klusnya yaitu pada sebelum siklus prestasi hasil belajar siswa sebesar 60,71 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 42,86%, pada siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 74,14 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,57% dan pada siklus II rata-rata hasil be-lajar sebesar 87,86 dengan ketuntasan men-capai nilai maksimal yaitu sebesar 100%.

Aktivitas belajar siswa mengalami pe-ningkatan dari 66,25% pada siklus I menjadi 87,50% pada siklus II. Sedangkan aktivitas guru juga mengalami peningkatan dari

62,50% pada siklus I menjadi 81,25% pada siklus II.

Hal ini menunjukkan bahwa model belajar Make a match sangat efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 semester I.

Saran

(16)

DAFTAR RUJUKAN

Anita Lie. 2008. Kooperatif Learning. Ja-karta: PT Grasindo

Badawi, As-Said Muhammad. 1987. Al-Kitabu Al-Asasy: Fi Ta'limi Al-Lugho-ti Al-'ArabiyyaAl-Lugho-ti Lighoiri An-Nathiqi-na Biha, Juz Tsani. Tunis: Adawaru Mihani.Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Simandjuntak, Pasaribu B. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata. 2001. Kurikulum dan Pembe-lajaran Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Gambar

Tabel 1 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus I
Tabel 4 Hasil Angket Siswa Siklus I
Tabel 5 Nilai hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

44 Sedangkan rukyat hilal dalam konteks penentuan awal bulan Kamariah adalah melihat hilal dengan mata telanjang atau dengan alat yang dilakukan setiap akhir bulan atau

pembinaan dan  pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, termasuk  sastranya,  tercapai.  Tujuan  akhlr itu adalah berkembangnya bahasa Indonesia 

Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik,

Tujuan dari watermarking audio digital adalah untuk melindungi data dari penggandaan dan penyebaran ilegal dengan penyisipan data tetapi tidak dapat diketahui

Dari hasil analisis pada tabel 2 menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat aktivitas fisik dengan libido seksual pada pria, namun secara statistik

Although the individual content elements of the appearance stream of an annotation can be marked up and associated with specific optional content groups or optional content

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh dari fat replacer berbasis protein terhadap sifat sensoris dan fisikokimia dari es krim temulawak rendah lemak..

Kisah baginda dan Abdullah bin Abbas ini dapat dijadikan panduan pendidikan akidah kepada kanak-kanak di Malaysia. Baginda menanam benih kecintaan yang jitu