Geografi Dialek Sunda
Kabupaten Bogor
;Oleh: . Agus SuriamihaIja
Hidayat Yoyo Mulyana Ny .Tiem Kartimi Sjahrul Sjaril
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Oepartemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
Pnpus t
Q
R
:P, .
1 11, jf
~
11·
.2.']
2.
,2.. '} '02.'
c2-j
91
6z.o
Naskah buku ini semula merupakan hasil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan DaerahJawa Barat 1980/1981, disunting dan diterbitkan dengan dana Proyek Penelitian Pusat.
Staf inti Proyek Pusat: Ora. Sri Sukesi Adiwimarta (pemirnpin), Drs. Hasjmi Dini (Benda-harawan), Drs. Lukam Hakim (Sekretaris), Prof. Dr. Haryati Soebadio, Prof. Dr. Affiran Halim dan Dr. Astrid Susanto (konsultan).
Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang digunakan atau diperbanyak dalarn bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali dalam hal kutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.
Alamat penerbit: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun
Jakarta TimUI
Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun
(1979/19801983/1984)
telah digariskan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional dalam berbagai seginya. Dalam kebijaksanaan ini, masalah kebahasa· an dan kesastraan merupakan salah satu masalah kebudayaan nasional yang perlu digarap dengan sungguhsungguh dan berencana sehingga tujuan akhirpembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, termasuk sastranya, tercapai. Tujuan akhlr itu adalah berkembangnya bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional dengan baik di kalangan masyarakat luas. Untuk mencapai tujuan akhir itu, perlu dilakukan kegiatan kebahasaan dan kesastraan, seperti
(1)
pembakuan ejaan, tata bahasa, dan peristilahan melalui penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, penyusunan ber -bagai kamus Indonesia dan kamus daerah, penyusunan ber-bagai kamus istiIah, serta penyusunan buku pedoman ejaan, pedoman tata bahasa, dan pedoman pembentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) peneIjemahan karya sastra daerah yang utama , sastra dunia, dan karya kebahasaan yang penting ke dalam bahasa Indonesia, (4) pengem-bangan pusat informasi kebahasaan dan kesastraan meWui penelitian, inven-tarisasi, perekaman, pendokumentasian, dan pembina:m jaringan inJ ormasi, dan (5) pengembangan tenaga, bakat, dan prestasi dalam bidang bahasa dan sastra melalui penataran, sayembara mengarang, serta pemberian bea siswa dan hadiah atau tanda penghargaan.Sebagai salah satu tindak lanjut kebijaksanaan itu, dibentuklah oleh Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Proyek Penelitian Pusat) pada tahun
1974.
Proyek itu bertugas mengadakan penelitian bahasa dan sastralndonesia dan daerah dalam segala aspeknya, termasuk peristilahan untuk berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
kau sejak tahun 1976 Floyek Penelitian Pusat e1itunjang oleh 10 proyek pene-litian tingkat daerah yang berkedudukan eli 10 propinsi, yaitu:
(1)
Daerah Istimewa Aceh, (2) Sumatra Barat, (3) Sumatra Selatan, (4) Jawa Barat, (5) Daerah Istimewa Yogyakarta, (6) Jawa Timur, (7)Kalimantan
Selatan, • (8) Sulawesi Selatan, (9) Sulawesi Utara, dan (l0) Bali. Selanjutnya, sejak tahun 1981 telah e1iadakan pula proyek peneUtian bahasa dl 5 propinsi lain , yaitu:(l)
Sumatra Vtara , (2) Kalimantan Barat, (3) Riau, (4) Sulawesi Tengah, dan (5) Maluku . Pada tahun 1983 ini telah diadakan pula proyek penelitian bahasa ill 5 propinsi lain, yaitu:(1)
Jawa Tengah, (2) Lampung, (3) Kalimantan Tengah, (4) Irian Jaya, dan (5) Nusa Tenggara Timur. Dengan demikian, pada saat ini terdapat 20 proyek penelitian tingkat daerah ill sarnping Proyek Penelitian Pusat , yang berkedudukan eli Jakarta.Program kegiatan proyek penelitian bahasa ill daerah dan proyek Pene· litian Pusat sebagian disusun berdasarkan Rencana Induk Pusat Pembina an dan Pengembangan Bahasa dengan memperhatikan isi buku Pelita dan usul· usul yang e1iaj ukan oleh daerah yang bersangkutan.
Proyek Penelitian Pusat bertugas, antara lain, sebagai koordinator, pengarah administratif d~ teknis proyek penelitian daerah serta menerbit· kan hasil penelitian bahasa dan sastra. Kepala Pusat Pembinaan dan Pengem· bangan Bahasa berkedudukan sebagai pembina proyek, baik proyek pene-litian tingkat daerah maupun Proyek Penelitian Pusat.
Kegiatan penelitian bhasa dilakukan atas dasar kerja sarna dengan perguruan tinggi balk di daerah maupun eli Jakarta.
Hingga tahun 1983 ini Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah telah menghasilkan Iebih kurang 652 naskah laporan penelitian bahasa dan sastra serta pengajaran bahasa dan sastJ.a, dan 43 naskah kamus dan daftar istilah berbagai bidang ilmu dan teknologi. Atas dasar pertimbang· an efisiensi kerj a sej ak: tallUn 1980 penelitian dan penyusunan kamus dan daftar istilah serta penyusunan kamus bahasa Indonesia dan bahasa daerah e1itangani oleh Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Dalam rangka penyeeliaan sarana kerja sarna buku·buku acuan bagi mahasiswa, dosen, guru, tenaga peneliti, serta masyarakat umum, naskah· naskah laporan hasil penelitian itu diterbitkan setelah dinilai dan disuntlng. Buku Geografi Dialek Bahllsa Sunda Kabupaten Bogor ini semula merupakan naskah lap oTan penelitian y ang berjudul "Geografi Dialek Bahasa Sunda Kabupaten Bogor", yang disusun tim peneliti FPBSIKIP Bandung
dan disunting oleh Drs. S.R.H. Sitanggang dari Pusat Pembinaan dan Pen gem-bangan Bahasa, naskah ini diterbitkan dengan dana yang disediakan oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta.
Akhirnya, kepada Dra. Sri Sukesi Adiwimarta, Pemimpin Proyek Pene-litian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta (Proyek PenePene-litian Pusat) beserta staf, tim peneliti, serta semua pihak yang memungkinkan ter-bitnya buku ini, kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga.
Mudah-mudahan buku
iili
bermanfaat bagi pembinaan dan pengembang-an bahasa dpengembang-an sastra di Indonesia.Jakarta, Januari 1984 Amran
Ha.1im
Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Laporan penelitian ini mcrupakan hasil kegiatan Proyek Penelitian BaJ1asa dan Sastra Indonesia dan ~aerah Jawa Barat, Departemen Pendidik-an dPendidik-an KebudayaPendidik-an.
Sejalan dengan pengarahan Pemimpill Proyek yang ditetapkan dalam pegangan kerja, laporan penelitian ini berusaha menggambarkan geografi diaJek Sunda di daerah Kabupaten Bogor yang dikclilingi oleh daerah kabupa-ten lain yang mempunyai ciri pemakaian bahasa yang diduga berbeda-beda, berdasarkan data dan informasi yang dapat diperoleh.
Penelitian dilaksanakan oleh sebuah tim yang diketuai oleh Drs. Agus Suriamiharja, dengan anggota Drs. Hidayat, Drs. Yoyo Mulyana , dan Ny. Tiem Kartini Sjahrul Sjarif, B.A., Dr. Ayatrohaedi dan Drs. Dudu Prawiraatmaja sebagai konsultan. Dalam pelaksanaan penelitian ini telah dimanfaatkan pengetahuan dan pengalaman singkat meneliti geografi dialek Sunda.
Berkat bantu an berbagai pihak, penelitian ini akhirnya dapat disclesai-kan dengan selamat. Oleh karena itu , pada tempatnyalah kami menyampaidisclesai-kan tcrima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada Pemimpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah di Jawa Barat dan di Ja-karta yang telah memberikan kepercayaan dan pengarahan kepada kami. Ucapan yang sarna kami sampaikan kepada Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat, Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor bcserta staf, para camat, para kepala desa, dan para informan di daerah Kabupaten Bogor yang telah memperlancar pelaksanaan penelitian ini. Demikian pula kepada Tatang Sumarsono, B.A., Edi Suhendar, B.A., dan semua pihak yang ~ara langsung atau tidak langsung memungkinkan tersclesaikannya
nUhnya menjadi tanggungjawab kami.
Mudah-mudahan hasilpenelitian ini bermanfaat bagi usaha melengkapi informasi kebahasaan , khususnya mengenai geografi dialek Sunda.
Bandung, 3 Maret 1981 Ketua Tim Peneliti
Halaman
PRAKATA
. . .... . . .
vKATA PENGANTAR . . . . .... . . .". . . . .
! iXDAFTAR DESA PADA PETA ... . " . . . . . . .. . .... . .
xxiii
DAFT AR lSI . . . . . . . . ... . .... ..
xiDA FTA R LAM BANG DAN SINGKATAN ... .. ... . .. . . . .. .
xiiiDAFTAR NAMAPETA ". .. . . . .. .. . . . . . ... . .
xvDAFTAR PET A UNSUR BAHASA . . . . . . . . . . . . . . . ..
xviiBab I Pendahuluan . . .. . . . . . . . . . ... 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah . . . 1
1.2 Tujuan dan Hasil yang Dicapai . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Kerangka Teori Acuan . . . . . . . . ... 4
1.4 Metode dan Teknik Penelitian . ... . . . . . . . . 4
1.5 Populasi dan Sam pel . . . . . . . 5
Bab Il Gambaran Umum Kabupaten Bogor .. .. . .. .. . . . . 6
2 .1 Ke adaan Umum . . . . . . . . . 6
2 .2 Ke adaan Bahasa Surrda . . . . . . . .. . . . . . . 11
Bab III Anahsis Data 19 3.1 Bahasan Pe ta 19 Dacrah Pakai Unsur Bahasa . .. . . . . .. . . . . ... . . 19
3.2 .1 Daerah Pakai nsur Bahasa Sunda Luiugu 'Baku ' _. . . . 22
3.2 .2 Daerah Pakai Unsur Bahasa Sunda Bogor . ... . . . . . .. .. . 211
3 .2.3 Daerah Pakai Un sur Bahasa
Lain .... . .. . . . . .. . . 238
3.3 Variasi Kc bahasaan
240
.. .z Macam Fonem dan Distribusinya ... . .. . . . . . . .. . .. . ... 249
4.3 Kekhasan;Unsur Bahasa Sunda. . . .. 253
4.4 Beberapa Gejala Bahasa . . . .. 267
Bab V Kesimpulan. .. . ... .. .. . . . . . .. . . .. .. ... . 271
DAFTAR RA.CAAN . . . .. 272
LAMPI RAN I DAERAH PAKAI UNSUR BAHASA SUNDA LULUGU 'BAKU' .. . . . . .. .. . ... . . .. ... . . 274
LAMPIRAN 2 DAERAH PAKAI UNSUR BAHASA SUNDA BOGOR . . . ... . . . . . . . ... . .. . .. 286
LAMPIRAN 3 DAERAH P AKA I UNSUR BAHASA LAIN . . . . .. 324
LAMPIRAN 4 DAFTAR INFORMAN . . . . .. . . . . . .. 326
Ortografis
Fonetis
a aka
lal
[?aka?]
b bibi
Ib l
[bibi?]
c cap/ak
lei
[capJak
1]d dangdeur
Idl
[d3l)d ~ r]e eteh
131
[?€t€h]
f fiqih
If I
[fiqih]g golojo
Igl
[g'JJoj'J?]
h kihkir
Ihl
[kihkir]
iy ep
Iii
[?iyapl]
j jaat
/j l
Ua?at']
k kukuk
Ikl
[kukuk
1]leor
III
[J€'Jr]
m :
mantangIml
[mantaD]
n kanas
Inl
[kanas]
0 ocoy
I'JI
[?'Jc'JY]
p panjak
Ipi
[panjak1]
q qori
Iql
[q'Jri?]
r rencok
Irl
[renc'Jk']
s suuk
lsi
[su?uk"]
terubuk
It I
[t~rubuk]u urak-arik
lui
[?urak1?arik']
I
v universitasIvl
[?universitas]
J
w :
cingcawIwl
[cir}.caw]
x : export
Iksl
[?€kspJr]
z zamzam eu: leukeur ny : nyai
ng : en to Ilg e derep
? lambang bunyi hamzah
, :
iambang konsonan letup katup BS bahasa SundaBSL bahasa Sunda lulugu 'baku' · BSB bahasa Sunda Bogor
BM
bahasa MelayuBI
bahasa IndonesiaBL
bahasa lain/z/ [ zamzam
J
/3/ [ l3k3r ]
/n/
[ ilai ?J
191
[?
anto~]/';1/
[ danp1 JHalaman
Peta Kecamatankecamatan di Kabupaten Bogor . . .. .. .. . . . 3 Peta II Dasar Penelitian Geografi Dialek Sunda di Kabupaten
Bogor . .. . . . ... .. . .. .. . . .. ... ... . .. ... . . . 7
Peta III WUayah Pemakaian Bahasa . . . .... .. .... . . . . .
8
Peta IV Daerah Pakai Kosa Kata Bahasa Lain ... .. .. .... . . 17 Peta V Jawa Barat (Lokasi Kabupaten Bog?r di Jawa Barat) ." .. .20
Peta VI Daerah Pakai Unsur Bahasa Sunda Bogor . . .. . . . . 21 Peta VII Daerah Pakai Kosa Kata Bahasa Sunda LulugU .. .. . ... . 23Halaman Peta
001,
[?aki?] 'kakek'.. .
. . · .·
. . .·
.
· ... · . . . · .. .25
Peta
002
[anak ?anj~g] 'anak anjing' . .·
. .. . . ... . . . · . · .26
Peta003
[?anak1ent:l g] 'anak bebek' ·. ... .
. . · . · . . . · .27
Peta
004
[?anak mundin] 'anak kerbau' · . · . . . · . ..·
. . . · . ·.
28
Peta00 5
[?ancin] 'makan sedikit. . . · . · . · . . . .. · . · . · .29
Peta006
[arisan] 'arisan' · . .... · . · . .... . . · . · . ·. .
30
Peta007
[?awug] 'pengiman' · . . . · . · . · . . ·.. .
· .. ·. .
31
Peta008
[bagbagan] ' tempat mencuci di tepi kolam' · ... ·. .
·..
32
Peta009
[baki? kuniI)an] 'baki kuningan' · .. · ...· . .
· . · .. .33
Peta010
[balig:l ? ] ' beligo' · . . . . · . · . · .· .. .
· . · . · . .. · . . .34
Peta all [bal:l!) bedah ku? ca?ah] 'bobol' · . · .. · . · . · . . ..35
Peta
012
[ba9baru9 ]
'balok kayu di bawah pintu' · . · .. . ·.
· .37
Peta013
[bal)ku? dipan] 'bangku' · . · . · . · . · .. · .. ·.
· .38
Peta014
[bapa?] 'bapa' · . ·. . .
· . · . . · . ·.
· . · .. .. · . .39
Peta
015 .
[b~d:lg"l 'golok' · . · . . ·. . . . ·
. · . ·..
· . · . 40 Peta01 6
[b31ikan] 'mudah tersinggung' · .... . . · .. .. . · .41
Peta017
[b31ut g<Jdfl?] 'belut besar' · .. · .. · ... · ...
42
Pe ta018
[b<Jnc:lY] 'sejenis duku' . ... ·.
· . · . .. . .. . .43
·
.Peta
020
[bilik1 'd inding barnbu' . .. · ... . .. · ... . .
. · . .45
Peta01 9
[bibi ? ] 'bib,' . . · . ·.. .
· . . · . · . ... . . ·. . . .
44Peta
021
[b:lb:lb? liHik '] 'bakul kecil ' · . · . · . · . · ... · .. . ..46
Peta022
[b,led1] 'ubi jalar' .. · . · . . ... . · . . . .. . .... · . ·.
48 Peta023
[boranan ] 'penakut' · . · . ·... ..
· . . .·
. . .. .49
Peta024
[b,r:lk nu n;jpi? ka? m:lbl)o?] 'borok yang daam'.... .
.
50
IPeta
026
[bu ruan] 'halaman' · .. · .·
. .
52 Peta027
[caman c€Jll€n] 'makan tidak berselera' · . · . ·.
·
..53
Peta028
[capla kl] 'penggaris petak sawah' · . ·.
· .54
Pe ta
029
[c €ce9kEI3n] ' kram ' . . . . . . · . · .·
. .. . . .. . . • • 4 •5S
Pe ta
030
[campeci1 ] ' penjepit dinding ' · . ·.
· . · . · .·
.56
Peta031
[c:>mralJ.] 'bunga honje' · . · .· ..
·
. .. ·..
57
Peta
032
[col}e?] 'congkek' · . · .·
..
·.
·.
· .·
.58
Peta
033
[c ulika?} 'j ahil' · ... · .·
.
· .· .
60
Peta
034
[di9klik1 ] 'bangku kecil'. .
· .. .. · ...· ..
·.
·
.
61
Pe ta035
[disiksik1
'diiris' . . · . . · ...·
. · . ·.
62
Peta
036
[dudukuy tO T:Jk tok'J
'sejenis topi' · . · . ·..
·.
63
Peta
037
l ? el:>danJ 'mudah terpengaruh' · . ·. .
·..
·
.
64
Peta038
[?elTI€s] 'emas' , · . · . · . · .6S
Peta
039
[?a nel}] 'pa'1ggilan untuk perempuan' · . · ...·
. . .66
Peta
040
~? €pesme?e r] 'ccngeng' · . · .·
. . · .·
.· ..
67
Peta
041
r :~?~rihil n] 'tersed usedu' .l · . · . · . ·..
·.
68
Peta042
[gagary sirib'] 'tangkai scjenis alat penangk ap ikan'69
Peta043
[galah] 'sejenis permainan' · .. · . ·.
71
Pe ta
044
[galar] ' ru uk rumah (kayu)' · .. ·.
·
. · . · . 72Peta
045
[galenu:>? ] ' ampa minyak kelapa' · ... · . ·.
73
Pe ta
046
19anas] 'nenas' . . ·. .
. ..· .
74
Pe ta
047
[gayoran] 'salan g' . . · . · .75
Pe ta
048
[g3bog ] ' batang pohon pisang ; sejenis ke ranjang7
Pe ta049
[g3n to1)] ' tempayan ' . . . . · . ·.
·
. · .. ·. . .. .
·
. 77 Pe ta050
[giribig 1 ] 'alas penjemu r padi' ·.
·
.·
. ·...
·. .
78
Peta051
[goba9J
'golok panjang' · .·
. · .·
..79
Peta
052
19obdog"J
' tangga rurnah'·
. · . · . · .·
.
80Pe ta
05 3
[gore? Jampah ] 'jelek kelakuan' .·
..·
. ·.
81Pe ta
054
[goyobod'] 'sejenis minuman' .. ·.
· . · .82
Peta
055
[gud a!)] 'gudang' ..
· . ·.
·. . .. .
·. . · . .
84 Pe ta056
[hajati]
'selamatan' · .·
..
· . ·. .. ·
. · .85
Peta
057
[hambur] 'boros' · . ... · .·
. · . · .86
Pe ta
058
[?indu1J] 'ibu' ... · . ·..
· .. . . ·. . ·
.87
Pe ta
059
[j ajal'}k r 1 'ay am jantan muua ' · . · . · .. ·.
· . ·.
88
Peta
060
[?anak1hayam] 'anak ayam'·
.
· .·
. · . .
·
.·
. · .89
Peta
061
[tai? h ayamJ ' tai ayam'·
..
·
. .
· .. 90 Peta062
[j arygeI1' bakaI op ak' . . ·. ..
· .. · .·
.91
Peta
063 (j3g3r]
'keras' .. . .
.. · ..·
.
·
.·
.
92
Peta 066 [j:>l)j:>l:>f)] 'sejenis ikan' ... . . . . .. . ... .. . . . 96
Peta 067 [jul)junan] 'ujung jala' .. .. . ... . . . . . 97
Peta 068 [kabayan] 'pesuruh di desa' . .. . . " . . . . 98
Peta 069 [kacal') b:>g:>r] 'sejenis ka cang' . . . . '" ... . 99
Peta 070 rkaeapi?] 'keeapi' . . . . .. .. ... .. . . . . .. 100
Peta 071 [lcalapa? dikar:>k'l 'kelapa dikukur' . ... . . . . . . . 101
Peta 072 [kaleked'] 'malas' . . . . . . . . . . . . . 102
Peta 073 [kalikiban ] 'kram usus' .. . . . . . . . . . ... . 103
Peta 074 [kapala? kampu!}] 'kepala kampung' . . . '" . 104 Peta 075 [karamba? hayam] 'sejenis alat untuk membawa ayam ., 105 Peta 076 [karamba? lauk'] 'tempat memelihara ikan di sungai; alat untuk membawa ikan . . ... . . .. . . . 106
Peta 08 3 [kandal)] 'gendang' .. . . . . . . i14
Peta 077 [karinjaryl] 'keranjang' . . . . . . .. .. . . . . . . 107
Peta 078 [kasamak"] 'apel berbedak' . . . . ... . . . . .. . . 109
Peta 079 (kaso? kas:>?] 'rusuk atap rumah' . . . .. . . . . . . 110
Peta 080 [katel gllde?] 'kuali besar' . . . .. . .. . . . 111
Peta 081 [kaciry] 'penaku t' . . . . . . .. . . . . . 112
Peta 082 [kadul] 'mal as' . . . , . . . . . . .. . 113
Peta 084 [kikir] 'kikir' .. . . . . . . ' . . . . ..
115
Peta 085 [bndalP' 'kendali kerbau' . . . .. . . . . . 116
Pf;ta 086 [braIJ
J
S .Jenis alal penyimpan ikan' . . . .. . . . . . ... . 117Peta 087 [bred'] 'kored' .. . . . . . . . . .. ... .. . 118
Peta 088 [btakan lOtik] 'p etak sa wah kecil' . . . . .. . 119
Peta 089 [kucam ] 'muka masam ' .. . . . . . . . .. . . .. .
120
Peta 090 [kukuh] ' kantong jala' . . . ... . . . .
122
Peta 091 [kuuliJn] 'tidak ada kemauan' . . . . 123
Peta 092 [lambit'l 'sejenis alat penangka p ikan' ... . . . . .. .. . 124
Peta 093 [lampit] 'sejenis tikar' . . . . . . " . . . .
125
Peta 094 [lanC./lk? awewe?] 'kakak perempuan' . .. . . . . 126
Peta 095 [laneok lalaki?] 'kakak lakiIaki' . . . . . . . . . 127
Peta 096 [lar)J<:>?] 'sejenis alat untuk memikuJ' . . . . 128
Peta 097 [ligar] ' mekar' . . .. '" . . . .. . . . ... .
129
Peta 098 (lili.I)ga?] 'bagian gamparan' . . . . . . . .. .. . . 130
Peta 099 [limp:(Jran ] 'pelupa' . . . . . . . . . .. . 132
Peta 100 [linear] 'penjepit dinding (besar)' ... . . . .. . 133
Peta 101 [Iitaran beas] 'literan beras' . . . . . . . . . . . . . ... . 134
Peta 103 [bg:lj:l?] 'algojo' . . . . .. . . 136
Pew 104 [btck 1] ' lolek' . . . . Peta 109 [nak:ll bhld digancaJ)k~ .n] 'memukul kentong . . . . 137
Peta 105 [mandalika?] 'sirsak' . . . 138
Peta 106 [m;)lag'] ' terhambat waktu menelan' . . . 139
Peta 107 [mintul] 'tumpul' . . . . . .. .. . . 140
Peta 108 [mutu?] 'mutu' . . . .. .. 141
142 Peta 110 [na:ln] 'apa' dengan cepat' . . . . .. ... . . . .. 144
Peta 111 [neneh ] 'nama kesayangan' . . 145
Peta 112 ll)inum tina? bd:l1)] 'minum daribumbung bambu' 146 Peta 113 [rppreK'] 'mencobauntuk mengetahui' .. . . 147
Peta 114 [nUll . . . ?] , nene k' . . . 148
Peta 115 [niru? J~tikl] 'niru kecil' . . . . .. . . 149
Peta 116 [pabeasan padariryan] 'tempat menyimpan beras' .. . 150
Peta 117 [pabcditl] 'tali yang kusut' . . . . 151
Peta 118 [pamatary] 'pemburu yang menggunakan anjing' .. 152
Peta 119 [panilJgaran] 'pemburu yang menggunakan bedil' .. .. 153
Peta 120 [paratag1 ] 'tempat (dari bambu) untuk menyimpan pot' .. 154
Peta 121 [papais] 'penganan' . . . . 155
Peta
122
[parupuyan] 'pedupaan' . . . . 157Peta 123 [p~~y sebry] 'petai cina' . . . 158
Peta 124 [p~~] 'tape' .. . . . . . . .. . . 159
Peta 125 [pipiti?] 'pipiti' . . . 160
Peta 126 [p:lntralJ] 'scjenis alat penyimpan makanan' ..
161
Pcta 127 [P:lS:ll)] 'perangkap ikan' . . . 162
Peta 128 [puas] 'puas' . . . . .. .. . . 163
Peta 129 [rambutan] 'rambutan' . . . .. . 164
Peta 130 [rancatan] 'pcmikul' . . .
165
Peta 131 [ral)inal)] ' rengginang' . . . 166
Peta 132 [ranjal) ] 'ranjang' ... . . . . . . . .. . . . . . .. ... .
167
Peta 133 [rampeyek'] 'rempeye' .. ... .. . ... . . . 169
Peta 134 [rinjil)
I
'keranjang' . . . . . .. , .. . .170
Peta 135 [sa~tikl
I
'sedikit' . . . . .. . . 171Peta 136 [said 'alat untuk menangkap ikan' 172 Pcta J37 [sak:lt;)I)J 'sejenis penganan' . . . . . . . .. . .. . . 173
Peta 138 [saladah] 'selada ' . . . .. . .. .
174
Peta. 139 [salal)] 'tali untuk memikul' . . . . .. . . .. . . . 175
Pc ta 142 [sawah gul udug1 ] 'sawah tada h huja n' . . . . . ,
178
Pcla 143 [sas~butan kar aWEwE ? bbt] 'panggilan untukwanita tua' . . .. ... . . .
179
Peta 144 [sasab utan k~r lalaki ? bbf"J 'panggilan untuk laki·laki
tua' . . .
180
Peta 145 [SESEIEkf.tl] 'menyelinap ' . . . ..
182
Peta 146[s.awo?]
'bagian dari sCjenb alat penangkap ikan'183
Peta 147 [siry;n] 'ce pat kaki ringan tangan ' . . .184
Peta 148 [sirib'l 'sejcnis alat penan gka p ik an' . . .185
Peta 149 [sisinari on ] 'tumbcn' . . . . ...186
Pcta 150 [s::Jr:md::JY ] ' bagian dari rumah yang menjorok' . . .187
Peta 151 [sraIJEIJE ? J ' matahari' . . . . . . . ... .188
Pcta J52
[surabi') ] 'serabi' . . .189
Peta153
[surUndE!)1
'sc rondcn g' .. .. . .. . . .. . .. ..190
Pcta 154 [su ?uk'] ' kacang tanah ' . . . . . . . . ..191
Peta155
['tai? ~mbE?] 'penganan' .. . .193
Pe ta156
[tapas] 'beranda' . . .. . . . . . . .194
Peta J 57 [t~ rbak al)] 'scjenis ikan . . . . . . . . . . . . . .. . ... .195
Pcta 15 8 [tiblak'] 'tcmpat makanan' . . . .. . . .. .196
Peta159
[tid ak Ij 'Iobang asa p' . . . ... . ..197
Peta160
[titi1)kuh on] 'kram kaki ' .. " ... . " ... .198
Peta 161 [tiwu? ~nd::JgI] 'terubuk' . .. .. . . . . . . .199
Peta162
[t.::Jbm~l}] 'sejenis keranjan g' . . . . . .. .200
Peta 163 [t)lomb::J9 kor
mawa? lauk gede?] 'sejerus keranjanguntuk membawa ikan yang besa r' ... . .. .. . .
201
Peta 164 [t::Jbmb::Jl} kor mawa lauk' lo..tikl] 'sejerus keranjanguntuk membawa ikan yang kecil' . . .
202
Peta165
[tumis sEsa?] 'sayur campur sisa kemarin' .... .. . .203
Peta 166 [?ujal))' 'panggilan untuk anak lelaki' .. . . . . .205
Peta 167 [ wadah Sf.?f.1) ] 'tempat da n dan g' .. . ... " .. .206
Peta168
[wajit1]'panganan' . . . ... . .. . .. .207
Peta 169 [wulu ku? ] 'bajak' " . . . . .. .. . .. .208
No.
Desa
Kecamatan
01 Babakan Raden Cariu
•
02
Bojongkulur Gunungputri03
Ciampea Ciampea04
Cibadung Gunungsindur05
Cigombong Cijeruk06
Cintamanik Cigudeg07
Cipinang Rumpin08
Curug Jasinga09
Gandoang CileungsiJO Gunungpicung Cibungbulang
II Kalongliud Leuwiliang
12
Karihkil Parung13 Kemang Semplak
14
Leuwimalang Cisarua15
Nanggerang Depok16
Sukanegara Jonggol17
Sukaraja Kedunghalang18
Sukaresll1i Ciomas19 Tajur
20
Tenjo Parungpanjang21
Pancawati Ciawi1.1 Latar Belakang dan Masalah
Sejak talmn 1976 Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jawa Barat melakukan sejumlah penelitian mengenai bahasa dan sastra Sunda serta pengajarannya, termasuk peneJitian geografi dialek. Penelitian ge-ografi dialek Sunda telah dilakukan di daerah kabupaten-kabupaten Sume-dang, Ciamis. Indrall1ayu, Kuningan, Majalengka , Cirebon , Cianjur, Serang, dan Bekasi.
Dalam rangka memperolch gall1baran yang lengkap dan ll1enyeluruh me-ngenai geografi dialek di lawa Barat dan lI1ungkin juga di daerah lain, peneli-tian geografi dialek perlu dilakukan pula di daerah-daerah kabupaten lainnya. Untuk itulah, daerah Kabupalcn Bogor dipilih sebagai daerah penelitian geog-rafi dialek Sunda.
Bogor bukan saja tcrkenal karena ll1emiliki kebun tumbuh-tumbuhan yang tertua dan tcrbesar di Indonesia melainkan juga terkenal karena memi-liki scjarah yang perlu dieatat. Pada zaman dahulu Uogor pernah menjadi pu-sat Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda. Bogor diduga mell1punyai latar belakang sosial budaya dialek Sunda yang perlu diteliti.
Dacrah Kabupaten Bogor diapit oleh daerah pemakaian dialek Sunda yang diduga bcrbcda. Daerah Kabupaten Bogor mungkin memiliki pula ke-khasan pcmakaian bahasa Sunda karena daerah itu ada yang beibatasan de-ngan daerah pemakaian bahasa Melayu. Sebagaimana diketahui, dacrah Kabu-paten Bogor sebelah barat berbatasan dengan daerah KabuKabu-paten Lebak , sebe-lah utara berbatasan dengan daerah Kabupaten Tanggerang, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta , daerah Kabupaten Bekasi; an tara sebelah timur dan utara bcrhntn san dengan daerah Kabupaten Karawang; antara sebelah timur dan sclatan berbatasan dengan daerah Kabupaten Cianjur, dan sebelah selatan ber-batasan dengan daerah Kabupaten Sukabumi.
I. I Latar Belakang dan Masalah
Sejak tahun 1976 Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah lawa Barat melakukan sejumlah penelitian mengenai bahasa dan sastra Sunda serta pengajarannya, termasuk penelitian geografi dialek. Penelitian ge-ografi dialek Sunda telah dilakukan di daerah kabupaten·kabupaten Sume-dang, Ciamis, Indramayu , Kuningan, Majalengka, Cirebon, Cianjur, Serang, dan Bekasi.
Dalal11 rangka memperoleh gambaran yang lengkap dan menyeluruh me-ngenai geografi dialek di lawa Barat dan l11ungkin juga di daerah lain, peneli-tian geografi dialek perlu dilakukan pula di daerah-daerah kabupaten lainnya. Untuk itulah , dacrah Kabupalcn Bogor dipilill sebagai daerah penelitian geog-rafi dialek Sunda .
Bogar bukan saja tcrkenal karena memiliki kebun tUl11buh-tumbuhan yang tertua dan terbesar di Indonesia melainkan juga terkenal karena memi-liki scjarah yang perlu dicatat. Pada zaman dahulu Bogar pernah menjadi pu-sat Kerajaan Tarul11anegara dan Kerajaan Sunda . Bogar diduga mempunyai latar belakang sosial budaya dialek Sunda yang perlu cliteliti.
Daerah Kabupaten Bogar diapit tlleh daerah pemakaian dialek Sunda yang diduga berbeda . Daerah Kabupaten Bogor mungkin memiliki pula ke-khasan pemakaian bahasa Sunda karena daerah itu ada yang berbatasan de-ngan daerah pel11akaian bahasa Melayu . Sebagaimana diketahui. daerah Kabu-paten Bogor sebelah barat berbatasan dengan daerah KabuKabu-paten Lebak, sebe-lah utara berbatasan dengan daerah Kabupaten Tanggerang, Daerah KllUSUS
lbu Kota lakarta, daerah Kabupaten Bekasi; an tara sebelah timur dan utara berh(1t~san dengan daerah Kabupaten Karawang; antara sebelah timur dan selatan berbatasan dengan daerah Kabupaten Cianjur, dan sebelah selatan ber-batasan dengan daerah Kabupaten Sukabumi.
Pcnclilian geugrafi dialck Sunda tidal.;: dapat dipisahkan dari pcnclitian bahasa Sunda . Bahasa Sunda Illcrniliki variasi bahasa, dan sa lah salu variasi itu ialah variasi gcografis. Sebagai akib,lt adanya variasi geugrafis itu , lahirlah bcrbagai geugrafi dialck . Pelllerian ge()grafi dialck Sunlia diharapkan dapat Il1clcngkapi pCll1eriaIl bahasa SlInda dalalll berbaga' lataran li nguistiknya . Gcugrafi dialck mcrllpakan salah s:.tlu caballg illlIu bahasa ballliingan. Oleh karcIla itu , penelitian geografi dialek cliharapkan dapat menunjang pencliti:.tn iltnll baha sa bandingan. Oalam hal ini , pcneii tian geografi dialek Suncl:.t di· harapkan dapilt Il1cl1lbantu pcnelitian iltllll bahas3 bandingan bahasabahasa Nu santara.
Di dalant kcnyataallnya, pCllclitial1 gcograCi di<llck pun tidak dap at ter-Icpas dari pcngaruh situasi kcba la5<1all. Sitllasi kebahasaan di Illdoncsia pada uillurnnya ada lah situasi kedwibahasaall. terutama sit uasi yang Illcnyang-kut Illasalah intcrferensi an lara bahasa yang akan diteli t i dl;!ngan bahasa· bahasa yallg ada di dacrah pcneIitian. PCIIelitia n bahasa. lerll1asuk pcnelitian geografi dialek. rnell1punyai pcranall . <Intara lain, ikut menciptakan iklill1 kc-bahasaan yang baik schingga tUlllbultialt situasi kebaltasaal1 yang saling me· nguntungkan dan saling l11elcngkapi.
llasil penclitian bahasa Sunda pada Ul11Llll1nya dan pcnclitian gcografi dialck Suntla pada. khll susnya diltarapbn dapat mcmberikan surnbangan yang berharga pada bahasa Ind unesia yang tcn"ah berkembang dabn sitllasi kcdwibahasaan scpcrti ilLl .
Schubungan den gan adanya hal-hal lc rtentu di atas, lerdapat hal-hal ya ng perlu digarap , yaitll hal·hal yan g hcrkcnaan dengan (1) keadaan variasi LlIISllr baltasa Sunda di Kabupatcn Bogor , ( 2) llnsur bahasa Sunda yang khas dipakai di dael'ah Kabupatcn Bugo r, clan 3) penycbaran unsur bahasa SlInda itu di dacrah Kabupaten Bogor.
I1sur bahasa yang ditcliti pada kcsetnpatan ini , tcrutarna adalah, unsur Icksikalnya.
1.2 Tujuan dan Hasil yang Dicapai
,/'\
}(ECAMATANKECAMATAN
Dr KABUPATEN BOGaR ( ,
\ I '\ ,.._ I I
I~ \ ' - : '"'\ - I I
( , ) , I I '\ ;' I
. ... , I _ ~ ' , ' J
I ·' .Parungpanjang :.' ,~/ ; " \ (!..
" '. Gunung··Sawangali:: .,:, '7' '~~ ¢: '
I • - - '. ... ClmangglS .· ... :
,
\ smdur !• .... ~~ .
..._--~::
.. .. . .. . . .~~~
, . / : . Parung ~4;'0~
, ',$'O " ...i
I
I Depok c.:~' "
Cileungsi " J' ... \
" J asinga \
Cigudeg Semplak '
, \
\ Citeureup Jonggol
C") \
\
I
'"
,
0.'"
,
\
Ceriu I
E: \
I
\"" co . Ciomas I
,
J G
~ ,
Leuwiliang co /
;;; ~
'"0 ... '...
OJ) Cisadane
I
,
c:;,
', , 0 :::J I
\
G
Cijeruk,
I
''-, /\
\ CiawiI
. ' , \:,._, I"
, J
"-
--'--
----"
, 'Skala
_
I) deskripsi mengenai :
a. keadaan umum daerah penelitian yang berhubungan dengan keadaan alam dan letak geografis, luas wilayah, jumlah penduduk, mata pen-caharian, agama, pendidikan, mobilitas penduduk, teknologi, dan bahasabahasa yang terdapa t di daerah peneJi tian;
b. keadaan bahasa Sunda di daerah Kabupaten Bogor yang meJiputi halhal wilayah pemakaian, jumlah pemakai , ciriciri khusus, hubu-ngan dehubu-ngan bahasabahasa lain, kedudukan dan peranan, sikap ke-bahasaan, tradisi sastra, variasi unsur leksikal, dan penyebaran unsur leksikal;
2) peta unsur leksikal bahasa Sunda Kabupaten Bogor; dan 3) tafsiran peta unsur leksikal bahasa Sunda Kabupaten Bogor.
1.3 Kerangka Teori Acuan
Teori aCl1an yang dipakai ialah teori yang dikemukakan oleh para ahli ilmu bahasa bandingan dan dialektologi, teru tama teori yang dikemukakan oleh Pop dan Jaberg (lihat Ayatrohaedi, 1978).
Teori yang dikemukakan oleh para ahli itu melukiskan cara pemerian unsurunsur bahasa, penyebaran unsurunsur bahasa itu, ciriciri unsurunsur bahasa, serta melukiskan cara memetakan unsurunsur bahasa itu. Kerangka tcori yang demikian relevan t:engan penelitian ini karena peneJitian ini pun mencoba mcnggambarkan unsurunsur bahasa seperti dinyatakan dalam teori di a tas.
Teori yang dikemukakan oleh para ahli itl1 sejauh ml1ngkin akan dite-rapkan dalam penelitian ini dengan tidak mengabaikan adanya penyimpangan sebagai akibat terbatasnya waktu, dana, sumber , clan kcmampuan peneliti. Penyimpangan ini terjadi dalam analisis, antara lain dalaI11 bahasan stratigrafi dan tafsiran. Peneliti belum dapat secara memadai menyajikan bahasan stra-tigrafi, baik onomasiologis maupun semasiologis beserta terbentl1knya lapisan-lapisan itl1 . Peneliti juga bell1I11 dapat menganalisis Jal<l sccara l11emadai ber-dasarkan scbabIuar bahas<t dengan berbagai lapisannY<J d3n s c bab-d~Jlalll ba-hasa dalam semua ta taran linguistiknya.
1.4 Metode dan Teknik Penelitian
(2) tanyaan \angsung , (3) tanyaan tak langsung, (4) pancingan jawaban, serta (5) tanyaan dan perolehan jawaban berganda. Pada pengelo\aan data dilaku-kan teknik klasifikasi, analisis, pem etaan , dan penafsiran (Ayatrohaedi , 1978: 87-111).
Metode pupuan lapan ga n yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah pen ea tatan langsllng , sedangkan tcknik yang dipergunakan dalalll pencliliun ini ialah teknikteknik seperti tertera di atas.
15 Populasi dan Sampe\
Yang dUadikan populasi penelitian ini ialah penguasaan leksikal bahasa Sunda penutur bah as a Sunda daerah Kabupaten Bogor. Y"n :~ Jijadikan
SClIll-pel penelitian ini ialab penguasaan leksikal bahasa Sunda penutur' bahasa Sunda daerah Kabupaten Bogor di desadesa yang dijadikan sanlpel.
Desa yang dUadikan sampel penelitian ini ialah dcsa-J cs ~ Babakan Raden, Bojongkulur , Ciampea, Cibadu·ng, Cigombong, Cintarnanik. Cipin,mg. Curug, Gandoang, Gunungpicung, Kalongliud, Karibkil. Kernan g. LCliwinl<J-lang, Nanggerang, Sukanegara, Sukaraja, Sukabllmi, Tajur, Tenju. d<ln Pancu-wati.
Dari setiap desa sampel itu , pemupu memperol eh data Jari lllinirnUlll sc-orang informan (pembahan) yang memenuhi bebcrapa persyaralan. yailu (I) umur tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, (2) diusahakan pcnduduk pri-bumi, (3) pendidikan tidak terlalu tin ggi, (4) bcrkeillampuan al3rni. dan (5) bahasanya belum banyak menerima pengaruh bailasu In in (i\ya I r·n ilacJi. 1978: 106 107).
2.1 Keadaan Dmum 2. 1.1 Letak Geografis
Kabupaten Bogor, secara administratif, termasuk ke dalam wilayah Pro-pinsi Jawa Barat. Daerah Kabupaten Bogor berbatasan dengan (i) daerah Ka-bupaten Tanggerang, wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, dan daerah Kabupaten Bekasi di sebelah utara, (2) daerah Kabupaten Karawang di sebe-lah timur laut , (3) daerah Kabupaten Cianjur di sebelah tenggara, (4) daerah Kabupaten/ Kotamadya Sukabumi di sebelah selatan , dan (5) daerah Kabupa-ten Lebak di sebelah barat. Ibu kota Kabupadaerah Kabupa-ten Bogor terletak 60 km sebe-lah selatan Jakarta.
Daerah Kabupaten Bogor bagian utara berupa da taran rendah dengan ketinggian kurang lebih 5075 m di atas permukaan laut. Semakin .ke selatan, daerah Kabupaten Bogor semakin meninggi , bergelombang, dan bergunung-gunung dengan ketinggian kurang lebih 2.211 m di atas permukaan laut.
Keadaan iklim daerah Kabupaten Bogor termasuk tipe iklim A dengan sifatnya yang amat basah . Curah hujan per tahun sebesar 4.140 mm. Hari hujan per tahun ratarata 218 hari. Keadaan yang demikian mengakibatkan sungaisungai di daerah ini memiliki potensi air yang berlimpah . Pada umum-nya sungaisungai berair sepanjang tahun.
2.1.2 Luas Wilayah
Luas wilayah administratif Kabupaten Bogor seluruhnya adalah ± 286.413 ha, yang berupa (1) rumah dan pekarangan (11%), (2) tanah sawah (25.8%), (3) pertanian kering dan perkebunan (27,4%), (4) hutan (19,3 %), dan (5 ) lainlain yang berupa sungai, jalan dan lainlain (16,5%).
DASAR PENELI TLAN GEOGRAFI DIALEK SUNDA DJ KABUPATEN BOGOR <;;' <T ~ I ,, '--\.
'.
lI
:1.. 1 .
. '
,
j i ..
. '.
./)i!;f
j
c/
\. :" :' ~ .
'.
' j ' . ' . '.
'.'
, :' ,.'
, i:' , ..... / , ) '.
,
.,' ,,: ..' i -' i' ,I
,
I
... . j
,
,
... .,..
..
i ,\ . , .
.. ~
' .
,
.... .'
:
_.", .., ...! ~i
,"
t.:··
".,
..
,~,
I , .
,
"...
-.
Skala·t
" ..,
;....'
,
.
,
'!!,
"
~,
.1
"
~ \'.1-I
,....
1_ ....,..·\,
,
,
i ,
.
, , ....-
"
... ,-~ ... ,-, -
...
--
..
, ...,,,'
Legcnda
Ibu KOla Kabupatcn Kecam at an
•
Balas Kabupaten
··=,... ....
= ::::o
16Km
Kccama landesa
•
•••••
PETA III
WILAYAH PEMAKAIAN BAHASA
19 -~16
II 17
J . 18
14 10
Skala
2 1 I I
0 16 km
Wilayah Pemakaian Bahasa Sunda
• •
.
...
• •• _tI"..;
Wilayah Pemakaian Bahasa Melayu Jakarta ~'
..
:
.
:
:.
Wilayah Dwibahasa Sunda Melayu Jakarta I • • •• •
2.1 .3 Penduduk
Sensus penduduk tahun 1961 me nu nj ukkan bahwa pe'ld uduk KaLlI-paten Bogor berj mJah 1.303 .59 jiwa yang terdiri dari 652. 192 orang laki-laki dan 651.406 orang percmpuan. Menurut
hasil
sensus pcnduduk. tahuu 197 1, sepuluh tahun !remudian , penduduk Kabupaten Bogar berjUJl'Jah 1.650.509 orang, yang terdiri dari 824.86 7 orang 1 kilaki dan 825.647. o.ao g perempuan. Dengan demikian, pendu duk Kabupate n Bogor benambah se-b!IIJ.yak )5 6 .911 orang, yang berarli bertamba11 27 ,4% se1ama 10 tahun atau 2 ,74% per tahun.Merrurut sensus penduduk tahun 19 73, jumlah pe ndud uk Kabupaten Bogor ebanyak 1.728.727 orang. Menuru t lap ran Bappemka Bogor , jumlah pendudukKabupaten Bogor tahun 1974 se anyak 1.79 1.98 3 ora.ng. Berdasar-kan rata·rata perta.mbahan pendu dllk ± 2 ,74% per tahun , jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 1480 adala.h seb anyak 1.791.983 orang
+
(6 . 2,74%)x
1.791.983oIang
= 2.086.58 5 orang.2.1.4 Mata PencahariaJl
Da ri 1 .79 1.983 ora.ng pendu du! Kabllpaten Bog r tahun 97L:' 662.2 51 orang yang mem iliki mata peneaharian . BidangbidulIg mat a pencaharian itu tereliIi dari pertanian. perdagangan , industri/ kerajilian, dan jasa. Ya ng bermata pencaharian di bidang pertani an sebaJly :;k 469 .626 orang (70,9%), di bidal1g perdagangan ada 147.824 ora ng (2 2,.
%),
ill bidang industrijkernjinan seba-nyak 37 .798 orang (5 ,7%). dan di bidang jasa ada 7.435 oral;g (~,l%).2.1.5 Agama
Penduduk Kabupaten Bogor mayoritas beragama I lam. <:eiebihnya me-meluk agamaagam a Kristen (Protestan dan Katolik) , Hindu , dan Buda .. Pe -rineian pemeluk agama eli Kabu paten Bogm berdasarkan da ta tahufl 1974 adalah se bavu berikut.
1) pemelukagama Islam se banyak. l .775.543 orang;
2) pemeluk agama Kristen (Frotestail) se banya 5 .847 orang; 3) pem eluk agama Kristen (Katolik) sebanyak 3.206 ora.ng ; 4) pemelukagama Hindu .banyak 2.366 orang ;
5) pemeluk agama Buda ebanyak 5 .021 fa g;
Safana peribadatan eli daerah Kabupaten Bogor tercat at : 1) mesjid sebanyak 2.320 buah ;
5) kelenter1g
sebanyal<9
buah.PendidiJran agama di Kabupaten Bogor, selain dilaksanal<an oleh Peme-tintah juga dilaksnaak an olch masyarakat. Pendidikan agama dilakukan di madrasah. pesantren, dan dalam pengajian bagi penduduk yang beragama
Islam.
2.1.6 Pendidikan
Paua tahun 1974 di daerah Kabupaten Bogo r tercatat anak usia sekolah sebanyak lOq . 3 .. orang u ntuk sekolah dasar. Dati jumlah itu ternyata se-banyak 239.572 orang anal< usia sekolah sekoiah dasar yang tidak bersekolah.
Jumlah guru ekolal dasar sebanyak 2.8 96 orang. Perbandingan guru dan mu rid rata·rata 1 : ' 8 .
ekolah lanjutan pcr tama, baik sekolab lanjutan pertama negeri mau-pun swasta . te reatat sebany ak 34 buah . Ju mla h mu rid yang dap at tertampung oleh jumlah sekolah it u ialah 4.908 orang. Jumlah guru seko1ah lanj utan se-banyak 298 orang. Rasio guru m urid rata rata 1 : 17.
Sekolah lanj utan at as yang ada di daerah Kabupaten Bogor . yaitu seko-lah pertanian menengah atas (SPMA), seko. yaitu seko-lah usaha perikanan menengah (SUPM ), sekolah menengah ekonomi atas (SMEA). sekolah menengah atas negeri (SMAN), dan SMA Muhammadyah .
Pembinaan generasi muda lebih bim yak dititikberatkan pada pembina-an kegiatpembina-an pramuka . Kegiatpembina-an ini dilakukpembina-an di se tiap SD . SLP. dpembina-an SLA. baik negeri maupun swasta. Sampai'dengan tahun 19 74 tereatat sebanyak 700 buah Gugus Depan Pramuka di Kabupaten Bogor.
2.1.7 Mobilitas Penduduk
MobiJitas penduduk Kabupaten Bogor, menurut pe ngaOlata , seeara umum dapat digambarkan sebagai berikut.
MolJilitas penduduk disebabkan oleh beberapa hal , antara lain, oleh dorongan sekolah, mencari nafkah, berniaga, dan dorongan mengusahakan penghidupan yang lebih baik.
Untuk mencari nafkah tidak sedikit pe ndu du k Kabu paten Bogor y ang meninggalkan desanya m enuj u ke kotakota. Mereka me ncari nafkah sebagai pekerja bangunan , buruh, kary awan , dan lainlain di Jakar ta atau Bandung. Dalam hal beruiaga, pendudu k desa ban yak yang pergi ke kotako ta untuk mem perdagang*'a n hasil pertanian 3tau perkeb unannya dan haJ yang se baliknya pu n dapat teIjadi Orang kota berniaga menjajakan baran g-barang-nya ke desa-desa atau menca ri barang dagangan da ri desa-desa untuk diper-jual belikan di kota. Jalan-jalan eko no mi yang telah dibangun yang rnenghu-bungkiU1 d sa dengan desa dan desa de ngan kota menam bah ramainya 111
bi-litas pe nd uduk";'
Ji ka dibandingkan clengan jum la h ke seluru han penduduk penduduk Kabup aten Bogo r relatif keeil yang bertransmigrasi. Pe nd ucluk yang bertran-smigra si ke Sum atra clan Kaliman tan , dari tahun 1968- 1974, hanya berj um-lah 56 kepala kel uarga atau 261 orang.
Penyebaran pendudll k di daerah Kabu pa ten Bogor ti dak merata . Pada umum nya pendu duk memadati daerah-d aerah yang diha rapka n dapat me-nguntungkan kehiclupan pribacli clan keluarganya. Kepadatan pcncl uduk di Kabu paten Bogor ra ta-rata adalah 62 6 orang per km persegi.
2_2
Keadaan Bahasa Sunda
2_2.1
Wilayah Pemakaian Bahasa Sunda
Wilayah pemak aia n bahasa ada yang be rdasarkan letak geografis; ada pula yang berd asark an pe makaian bahasa menllcu t lingkllngannya. Pemakai-an bahasa Su nda m en urut letak geografis dapat dilih at pada P ta U[ Wilayah Pemakaian Bah asa . Wilayah pemakaian bahasa Sunda ada;..~ wilayah yang bertanda arsir pada peta itu. l anda ti tik-titik menunjukkan wilay a.h pC'lOakai-an bahasa Melayu dialek Jakarta , tpC'lOakai-ancla arsir , dpC'lOakai-an titik-titik menllnjllkkpC'lOakai-an wilayah pemakaian dwibahasa antara bahasa Sunda , serta bahasan MelaYll dialek Jakarta.
Selain adanya pe makaian bahasa menllru t letak geografis, terdapat pula pem akaian bahasa meourut lingkll nga nnya. Mackey (1 968 : 554- 51:\4) melukiskan adanya empat hal yang dapat mendeskripsikan kedwibahasaan (bilingual isme), yaitu (1) tingkat kedwib ah asaan , (2) fungsi , (3 ) alte rnasi, dan (4) interferensi.
ba-hasa, bail< tisan maupu n tulisan dalam tataran grafik fonologis, gramatis, lek-is, semantik, dan gaya bahasa dalam bahasa ibunya, termasuk dalam bahasa lain yang menyebabkan Jia menjadi dwibahasawan . Dengan pengujian itu kita akan J apa t mcnent ukan tingkat kedwibahasaan seseorang.
Tingkat at,m der<!jat pemerolehan dalam setiap bahasa berdasarkan fungsinya, yaitu pc makaian bahasa itu dan kondisi pada saat dwibahasawan memakai ba hnsa itu. BerJasarkan hal itu, ada dua fungsi pemakaian bahasa, yaitu fungsi eksternal da n fun si internal. Fungsi eksternal ditentukan oleh banya.kl1ya daerah sentuh bahasa yang di tentukan oleh variasi masing-masing yang tcrdiri dari lama nya , kekerapannya , dan dorongan-dorongan yang me-nyebabka n 13hirnya s ntu h bahasa (kol1tak bahasa) . Dacrah sentuh bahasa mencakup semua med ia tnnpat bahasa-bahasa itu cliperoleh dan diperguna-kan. Sentuh bahas<I dwibah asawan mungkin terjadi d c n ~ an bahasa -bahasa ya ng dipaka i J i rumah, di Illasyarakat, di sekol ah. dahlill 111 l'Ji a musa komu-nikasi., dan dalam sura -menyurat. Persentuhan dengan ' II:IP d:Il'1":Jil sc ntuh
Ji :l tas l11ungkin bcrbeda dalam lamany a, kckerapann ya. dan dll r l lll ~:I I I · d ll r (l ngannya. Perscntuh all itu mungkin juga berbcda J ala m pClI1a kaial1 Sl' il :l l) 11:1-hasa untuk pcmailaman saja atau untuk peillahaman dan pcngungb p:II I Seluruh pcngaruh dari setiap daerah sentuh pa a kedwibahaan sese · orang bergantung pada Jamanya persentuhan. Selain itu , haru s dikctaJlUi pula frekuensi persentuhan yang terjadi.
Dalam setiap daerah scntuh terdapat sejumlah dorongan yang mcmpc-ngaruhi dwibahasawan dalam pemakaian suatu bahasa. Dorongan yang mem-pengaruhinya mungkin dorongan yang bersifat ekonomi , administ ra i, Pl [lo
tik, militer, sejarah, keagamaan, dan demografi.
Kedwibahasaan tidak hanya berhubungan dengan faktor-faktor cks ter-nal , tetapi juga berhubungan dengan faktor-faktor interter-nal. ungsi interter-nal meneakup pemakaian bahasa yang tidak komunikatif, seperti ujaran internal dan ekspresi bakat intrinsik yang mempengaruhi kemampu an sese orang dwi-bahasawan untuk menolak atau memanfaatkan situasi yang ada.
Kedwibahasaan seseorang tereermin dalaIll pemakaian setiap bahasanya seeara internal. Pemakaian bahasa seeara internal ini terjadi pada saat mem-bilang, berhitung! berdoa, menyumpah-nyumpah, bermimpi, menulis buku harian, atau meneatat.
Fungsi tiaptiap bahasa oalam keseluruhan tingkah laku dan tingkat pe -nguasaan bahasa ditentukan oleh alternasi yang terjadi dari suatu bahasa ke-pada bahasa lainnya. Ada tiga faktor utama yang terdapat ke-pada alternasi atau pemilihan pemakaian bahasa, yaitu , tokoh , dan tegangan. Setiap fak tor itu berbeda dalam kecepatan--alternasi dan proporsi bahasa yang dipakai yang di-berikan dalam situasi lisan atau tulisan.
Interferensi adalah pemakaian berbagai ciri milik suatu bahasa semen-tara berbicara atau menulis bahasa lain . Interferensi bisa terjadi dalam kebu-dayaan , semantik, kosa kata, tata bahasa , dan fonologi yang mencakup satu-an dsatu-an struktur intonasi, irama, penyekatsatu-an (katenasi), Qsatu-an artikulasi .
Melalui media masa yang intensif bahasa Indonesia serna kin jauh men-jangkau wilayah pemakaian dan lingkungan pemakaian bahasa daerah, ter ma-suk bahasa Sunda di daerah Kabupaten Bogor. Dengan demikian, makin lama pengaruh bahasa Indonesia, makin besar sehingga akan semakin bersentuhan dengan bahasa Sunda. Persentuhan bahasa ini merupakan salah satu se bab lahirnya kedwibahasaan. Kedwibahasaan menyebabkan lahirnya para dwi-bahasawan, yang dalam hal ini adalah dwibahasaan Sunda-Indonesia di da erah Kabupaten Bogor dalam tingkatan yang diduga pada umumnya masih dalam tingkatan kedwibahasaan yang belum terkoordinasikan. Kendatipun demi-kian , menu rut pengamatan, wilayah pemakaian bahasa Sunda di Ka bupaten Bogor masih luas , baik secara geografis maupun secara lingkungan pemakaian.
2.2.2 Jumlah Pemakai Bahasa Sunda
Jumlah pemakaian bahasa Sunda di daerah Kabupaten Bogor belum dapat diketahui dengan pasti. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para pejabat pemerintahan, baik pejabat tingkat kabupaten, ke camatan maupun pejabat tingkat desa, serta informasi dari para informan, mayoritas penduduk Kabupaten Bogor berbahasa Sunda. Ada beberapa wi/ayah yang penduduknya berbahasa ibu bahasa Melayu, antara lain di beberapa desa di daerah Depok, Gunungsindur, Rumpin, dan Cibinong. Namun, jika diban-dingkan dengan keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Bogor, penduduk yang berbahasa Melayu yang tersebar di daerah perbatasan dengan daerah Jakarta, Bekasi, dan Tanggerang itu relatif tidak besar jumJahnya. Pe nduduk yang berbahasa ibu bahasa Sunda masih merupakan pemakai bahasa Sunda dalam jumlah besar.
2.2.3 Ciri-ciri Khusus
bidang fonologi , morfologi , Ie sis , sintaksis , semantik , dan bebera pa cin prosodi seperti pitch, stress, d inamik, tempo jeda, in tonasi, dan kon tur. Keseluruhannya dipergunakan dalam pengucapa n bahasa Su nda seh ari-hari .
Dalam penelitian ini kami hanya menc oba mengungk apkan ciri-ciri khusus bahasa Suncla di claerah Kabupaten Bogor yang berke nan de ngan kosa kata. Kekhususan ciri-dri bahasa Sunda uaerah Kabu paten Bogor ya ng ber-ken aan dengan kosa kata itu aka n dapat dilihat pada bab an lisis . K khas n kosa kat a di suatu due ral1 antara lain dise bab kan oleh adanya pengaruh sen-tuh bahasa dengan bahasa atau de ngan di alek lain . Di daerah pakai bahasa Sunda yan g berbatasan d ngan clae rah paka i dialek Sunda-Banten ; misal nya, terdapat kekhasan pemai<.aiall kosa kata sebagai akibat adan ya persentuh an cle ngan d.ialek itll. De mi kiarl pula halnya de ngan kekhasa n pemakaian kosa kata di elaerah lainnya .
Di
daerah pak i bahasa Sunda y ang berbatasan dengan daerah paka i bahasa Mclayu dialek Jakarta te rdapat kekhasan pema ka ian llnsur bahasa ebagai akibat adanya persentuhan de ngan dialek itu .2 .2 .4 Status Bahasa Sunda
Status bahasa dalam hal ini climaksudkan sebagai suatu sistem lam bang nilai bu daya yang dirumusk an atas dasar nilai sosial yang dihubungkan de· ngan bahasa yang bersangku tan.
Stewart (1 962) menge mukakan bahwa suatu bahasa dia nggap baku jib
memiliki crupat hal. yaitu (l ) pe mbakuan , (2) oto nom i. (3) sejarah, uan (4) daya hidup.
upacaraupacara adat, seperti pernikahan, khitanan , selamatan; dalam pendidikan informal di rumah; dan dalam pemakaian yang non komunika-tif yang berkenaan dengan fungsi internal seperti yang telah disinggung di muka .
2.2 .5 Hubungan Bahasa Sunda dan Bahasa-bahasa lain
Di daerah Kabupaten Bogor terdapat sekurang-kurangnya tiga bal1asa yang laziin dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Sunda dip er-gunakan cIalam Kehidupan sehari-hari. Bahasa Sunda diperer-gunakan hampi r di seluruh daerah. Bahasa Indonesia dipakai dalam beberapa situasi tertentu ; juga dipergunakan hampir di seluruh daerah. Bahasa Melayu dialek Jakar ta dan bahasa Melayu dialek setempat dipakai di daerah yang berbatasan dengan daerah pemakaian bahasa Melayu dialek itu yaitu di daerah-daerah Gunung-sindur, Rumpin, Depok, dan Cibinong.
Ferguson (1 964) dalam tulisannya membahas diglosia, yait u pemakai-an bahasa menurut fungsinya dalam masyarakat. Diglosia terdapat pada ma-syarakat dwibahasa. Mama-syarakat di daerah Kabupaten Bogor , karena sangat intensifnya pemasyarakatan bahasa Indonesia, dalam suatu tingkat tertentu menjadi dwibahasawan. Oleh karena itu, diglosia terdapat pada masyarakat Kabupaten Bogor. Prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Ferguson kiranya akan dapat dipergunakan untuk mengetahui hubungan dua bahasa atau le bih dalam suatu wiJayah pemakaian bahasa seperti yang terjadi di daerah Kabu-paten Bogor.
Pada bagian 2 .2 .1 telah disinggung pemakaian bahasa Sunda di daerah Kabupaten Bogor menurut wilayah geografisnya dan menurut lingkungan pemakaian atau daerah sentuh bahasanya .
sehingga arlj ui an itu b~tu l · betul dapat diresap' oleh masyarakat. Hasilnya, menurut keterangaJi Hu , adalah relatif lebLIt baik jik a dibandingkan dengan ppnyampaia:l yang h any a dil aku kan dengan ballasa Indonesia .
Hubungan bah asa !ndonesia dan bah asa Sun da di daerah Kabup aten Bogor adalah saling Jengkapi dalam pem akaiannya agar pemakaian Iebm efektif dan saling menghargai fungsi dall k du dukan setiap bahasa itu. 2.2.6 Peranan dan Kedudukan Bahasa Sunda
Peranan dan ke d1l du kan bahasahahasa daerah , t ermasuk bahasa Sunda, teiah dirum usk a n da la m kesimpulan Sem inar Politik Bahasa Nasional (Halim Etlitor. 1976: 145146).
PeraIlan bahasa Sur,uH J i d a~H i h Ka hu paten Bogar, sesuai dengan ke-dud uhn nya se baga i hahasa claerah dan hubungannya
uengan
fungsi balusa Lidonesia . dianggap sa ngat pc n tmg o leh para pemakainya. Pemakaian bahasa Sunda disesua ikan de ngan sit uasi dan keperlti ngan pema kaian bahasa it u . Pe-ran an bahasa Sunda di daerah Kabu paten Bog r, m enuru t pengamatan dianggap sarlgat pe nting oieh para pcnu tu rnya . Di samping itll , mereka me-nyadari pula bahwa bah.asa Indonesia juga memiliki pera nan yan g pen ting dalarn kchidupan mereka .Keduduk an bahasa Sunda sepert: yang disimpulkan 01eh Se minar Politik Bahasa Nasional mem ang demikianlah ada nya . Ke impu lan semin ar itu hanyalah men gukuhkan dan /atau memantapkan kedudukan itu karena sebenarnY1 kedu dukan itu tela h sej ak lama ada dan dipertaha nk atl serta di-pclihara dengan baik. Pemelih araun ke duduka:l bahasa Su nda di daerah kabu-paten Bogor oleb para penuttl my a akan tercerm in dari sikap pa ra penutll r-nyr...
2.2.7 Sikllp
Kebahasaan
Menguku r sikap ebahasaan ti daklah m dah karena sikap le bih erat berjalin de ngan hal ·hal yang k ualitatif. Oleh karena itu , sikap itu sulit di-llkllr. Yang mungkin dapat iiukur ialah indikator-indikat r dad sikap itu. Walaupun demikian , l''ltuk dapat mengetahui dan me nguku r indika tor sikap
ke uahasa:>.n itu pun p .rlu adanya pe nelitian khusus, nllsalnya, penelitian so·
sio1ingui~tik dan peneiitian psikolingu istik . .
u-PETA IV
DAERAll PAKAI KOSA KATA BAHASA LAfN
Ska l a
I
I
•
I
o 16 k m
Lege ndj
D
1 311111 1111 1111111111 4 - 6
!<an bahasa ibunya dengan baik . Pada beberapa orang penduduk yang desa-nya dijadikan sam pel penelitian tergambar betapa besar penghargaan mereka terhadap bahasa Sunda . Ketika mereka mengetahui bahwa tengah dilakukan penelitian geografi dirriek Sunda di daerah Kabupaten Bogor, mere ka sangat bergembira karena menurut mereka, bahasa mereka merasa lebih diperhati-kan. Mereka mengharapkan agar bahasa Sunda dipelihara dengan lebih baik, terutama dalam pengajaran di sekolah-sekolah . Berdasarkan itu barangkali dapat dhafsirkan bahwa sikap kebahasaan mereka terhadap bahasa Sunda positif.
Menurut pengamatan pula, sikap masyarakat Kabupaten Bogor ter-hadap bahasa Indonesia dan juga terter-hadap bahasa Melayu dialek Jakarta cukup positif. Hal itu rupanya didasarkan pada kenyataan bahwa di daerah mereka dipakai pula kedua bahasa bahasa jtu, sedangkan pemakaian kedua bahasa itu, teru tama pemakaian bahasa Indonesia, dapat lebih meluaskan pergaulan dan pengetahuan _ Selain itu, mereka merasakan manfaat fungsi pemakaian bahasa-bahasa itu dalam hidup bersama sebagai suatu masyarakat Indonesia.
2.2 .8 Tradisi Sastra
Di
Indonesia terdapat sastra yang berbahasa daerah dan sastra yang berbahasa Indonesia . Sastra yang berbahasa daerah sudah sejak lama ada, yaitu setua bahasa daerah yang dipergunakan untuk mengungkapkan karya sastra itu .Sastra Sunda adalah salah satu sastra di Indonesia. Tradisi sastra Sunda sudah sejak lama ada dan sudah sejak lama pula tradisi sastra Sunda diungkap-kan dalam bahasa Sunda. Setelah orang Sunda mengenal tulisan, baik huruf Sunda, Arab maupun Latin, mereka rnengungkapkan karya sastra secara ter-tulis.
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak sastrawan nasional, sastrawan yang menulis dalam bahasa Indonesia, berasal dari suku Sunda. Nilai, inspirasi , dan aspirasi budaya Sunda sering diungkapkan dalam sastra nasional. Hal itu , antara lain, disebabkan oleh kekayaan dan bobot khazanah sastra Sunda.
Warisan pustaka Sunda yang berupa puisi, roman , drama, cerita pendek, cerita pantun , dongcng-dongeng rakyat, dan lain-Iainnya sering menjadi sumber pengambilan bahan untuk menu lis sastra Indonesia.
3.1
Bahasan
PetaPada asasny se tiap pe ta gcjala ata ll unsu r bahasa itu merupakan garn -baran hasil perkem bangan gejala atau unsur bahasa yang bersangkutan . Oleh karena itu . agar ga m b ran iLu dapat diperoleh sebaiknya tafsiran setiap pet~ diperbandi ngkan sesamanya . Dalam pem bandingan itu terdapa t pola llmll m perke mbanga n dan po[a penyim pa ngan . Pola penyim pangan terjadi clise bab-kan oleh faktor keb ahasaan dan fakt or nonkebahasaan . Faktor·fak tor non-kcbahasaan itu, an tara lain, ialah letak geografis dan keadaan alam, latar belakang sosial budaya l11asyarakat pel11;OOU bahasa , la tar belakang sej arah, dan ke adaan perhubungan ( Ayatrohae 4i, 1 78: 166 - 16 7).
Dalal11 penelitian in1 aka n digamb arkarr daerah pakai unSlli bahasa Sunda dan variasi kebahasaan beraasa rka n data yang dipe roleh.
3.2
Daerah Pakai Unsur Bahasa
JikI kita perhatikan peta Kabupaten Bogor akan tal11pak bahwa daerah Ka bupa ten Bogo r berbatasan dengan daerah kabupaten lainnya. Daerah Kabu-paten Boga r berbatasan dengan (l ) dae rah Ka bupaten Tanggetang , daerah Dae rah Kh usus Ibu Kota Jakarta, dan dae rah Kabupaten Bekasi di sebelah uta ra, 2) daerah Kabupaten Karawang di sebelah tirnur lau t, (3) daerah
Ka-bupaten t ianjur di sebelah tenggara,
(4)
daerah Ka bupa ten/Kotamadya Suka-bumi di sebelah selatan , dan (5) daerah Kab upaten Lebak di sebelah barat. Bahasa yang dipakai di daerah utara diduga berbeda dengan bahasa yang dipakai di daerah timur laut, t nggara, selatan, dan bara t. Perbedaan ini diduga disebabkan oleh adanya sentuh bahasa. Sentuh baha terjadi antara bahasa yang terd apat di daerah Kabupaten Bo o r dan bahasa-b ahasa di wi/a-yah yang berbatasan dengan dae rah Kabupaten Bogar.Di
daerah Perbatasa no
N
.,, '
.!J
to " t::> .."
,, '
<::\
"
x' legdnda!. Kab. Pandeglang 2. S ~ rang . 3. Leba!< 4. Tanggerang 5. K.b/Kodya Bogar 6. Bekasi 7. Kab/Kodya Sukabumi 8. Cianjuf 9. Karawang 10. Purwakarla. Il. 12. 13 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
•
<l ~ Laut Jawa
Skala
o
~~~60km" \
.
i
. J '_ . .;,~ . _ ./,~ . _ . _ . . . . "
1 (' • ·-· .... -br~ _ . _._C::::.: _ . _,
r/ ') 3 ' )
Y·'>._
/ "1