• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geografi Dialek Sunda Kabupaten Bogor - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Geografi Dialek Sunda Kabupaten Bogor - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan"

Copied!
355
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Geografi  Dialek Sunda 

Kabupaten  Bogor 

;Oleh: .  Agus SuriamihaIja 

Hidayat  Yoyo Mulyana  Ny .Tiem  Kartimi Sjahrul Sjaril 

Pusat  Pembinaan  dan  Pengembangan  Bahasa 

Oepartemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan 

Jakarta 

(5)

Pnpus t

R

:P, .

1   11, j

f

~

11·

.2.'] 

2.

,2.. '} ­' 

02.'

c2-j

91

6z.o

Naskah  buku ini semula  merupakan  hasil  Proyek  Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia  dan  Daerah­Jawa  Barat  1980/1981,  disunting  dan  diterbitkan  dengan  dana  Proyek  Penelitian Pusat. 

Staf inti Proyek Pusat:  Ora.  Sri Sukesi Adiwimarta (pemirnpin), Drs.  Hasjmi Dini (Benda-harawan),  Drs.  Lukam  Hakim (Sekretaris),  Prof.  Dr.  Haryati Soebadio, Prof. Dr.  Affiran  Halim dan Dr.  Astrid Susanto (konsultan). 

Sebagian  atau  seluruh  isi  buku  ini  dilarang  digunakan  atau  diperbanyak  dalarn  bentuk  apa  pun  tanpa  izin  tertulis  dari  penerbit  kecuali  dalam  hal kutipan  untuk  keperluan  penulisan artikel atau  karangan ilmiah. 

Alamat penerbit: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa  Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun 

Jakarta TimUI 

(6)

Dalam  Rencana  Pembangunan  Lima  Tahun 

(1979/1980­1983/1984) 

telah  digariskan  kebijaksanaan  pembinaan  dan  pengembangan  kebudayaan  nasional  dalam  berbagai  seginya.  Dalam  kebijaksanaan  ini, masalah kebahasa·  an  dan  kesastraan  merupakan  salah  satu  masalah  kebudayaan  nasional  yang  perlu  digarap  dengan  sungguh­sungguh  dan  berencana sehingga  tujuan akhir

pembinaan dan  pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, termasuk  sastranya,  tercapai.  Tujuan  akhlr itu adalah berkembangnya bahasa Indonesia  sebagai  sarana komunikasi  nasional  dengan  baik  di kalangan masyarakat  luas.  Untuk  mencapai  tujuan akhir itu, perlu  dilakukan kegiatan kebahasaan  dan  kesastraan,  seperti 

(1) 

pembakuan  ejaan,  tata  bahasa,  dan  peristilahan  melalui  penelitian  bahasa  dan  sastra  Indonesia  dan  daerah,  penyusunan  ber -bagai kamus Indonesia dan kamus daerah, penyusunan ber-bagai kamus istiIah, serta penyusunan buku pedoman ejaan, pedoman tata bahasa, dan pedoman pembentukan istilah, (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) peneIjemahan karya sastra daerah yang utama , sastra dunia, dan karya kebahasaan yang penting ke dalam bahasa Indonesia, (4) pengem-bangan pusat informasi kebahasaan dan kesastraan meWui penelitian, inven-tarisasi, perekaman, pendokumentasian, dan pembina:m jaringan inJ ormasi, dan (5) pengembangan tenaga, bakat, dan prestasi dalam bidang bahasa dan sastra melalui penataran, sayembara mengarang, serta pemberian bea siswa dan hadiah atau tanda penghargaan.

Sebagai salah satu tindak lanjut kebijaksanaan itu, dibentuklah oleh Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Proyek Penelitian Pusat) pada tahun

1974.

Proyek itu bertugas mengadakan penelitian bahasa dan sastralndonesia dan daerah dalam segala aspeknya, termasuk peristilahan untuk berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

(7)

kau  sejak  tahun  1976 Floyek Penelitian Pusat e1itunjang oleh 10 proyek pene-litian  tingkat  daerah  yang  berkedudukan  eli  10  propinsi,  yaitu: 

(1) 

Daerah  Istimewa  Aceh,  (2)  Sumatra  Barat,  (3)  Sumatra  Selatan,  (4)  Jawa  Barat,  (5)  Daerah  Istimewa  Yogyakarta, (6) Jawa  Timur, (7) 

Kalimantan 

Selatan,  •   (8)  Sulawesi  Selatan,  (9) Sulawesi  Utara,  dan  (l0)  Bali.  Selanjutnya,  sejak  tahun  1981  telah  e1iadakan  pula  proyek  peneUtian  bahasa  dl  5  propinsi  lain ,  yaitu: 

(l) 

Sumatra  Vtara , (2) Kalimantan  Barat, (3)  Riau, (4) Sulawesi  Tengah,  dan  (5)  Maluku .  Pada  tahun  1983  ini  telah  diadakan  pula  proyek  penelitian  bahasa ill 5  propinsi  lain,  yaitu: 

(1) 

Jawa Tengah,  (2) Lampung,  (3) Kalimantan Tengah,  (4) Irian Jaya, dan (5) Nusa Tenggara Timur. Dengan  demikian,  pada  saat  ini  terdapat  20  proyek  penelitian  tingkat  daerah ill sarnping Proyek Penelitian Pusat , yang berkedudukan eli Jakarta. 

Program  kegiatan  proyek penelitian  bahasa ill daerah dan proyek Pene·  litian  Pusat  sebagian  disusun  berdasarkan  Rencana  Induk  Pusat  Pembina an  dan  Pengembangan  Bahasa  dengan  memperhatikan  isi  buku Pelita dan usul·  usul yang e1iaj ukan oleh daerah yang bersangkutan. 

Proyek  Penelitian  Pusat  bertugas,  antara  lain,  sebagai  koordinator,  pengarah  administratif d~ teknis  proyek  penelitian  daerah  serta  menerbit·  kan hasil  penelitian  bahasa  dan  sastra.  Kepala  Pusat Pembinaan  dan Pengem·  bangan  Bahasa  berkedudukan  sebagai  pembina  proyek,  baik  proyek  pene-litian tingkat daerah maupun Proyek Penelitian Pusat. 

Kegiatan  penelitian  bhasa  dilakukan  atas  dasar  kerja  sarna  dengan  perguruan  tinggi  balk di daerah maupun eli Jakarta. 

Hingga  tahun  1983  ini  Proyek Penelitian  Bahasa dan Sastra  Indonesia  dan  Daerah  telah  menghasilkan  Iebih  kurang  652  naskah laporan  penelitian  bahasa  dan  sastra  serta  pengajaran  bahasa  dan  sastJ.a,  dan  43  naskah  kamus  dan  daftar  istilah  berbagai bidang  ilmu dan teknologi. Atas dasar pertimbang·  an  efisiensi  kerj a  sej ak:  tallUn  1980  penelitian dan penyusunan kamus dan daftar  istilah  serta  penyusunan  kamus  bahasa  Indonesia  dan  bahasa  daerah  e1itangani  oleh  Proyek  Pengembangan  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia  dan Daerah, Pusat  Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 

Dalam  rangka  penyeeliaan  sarana  kerja  sarna  buku·buku  acuan  bagi  mahasiswa,  dosen,  guru,  tenaga  peneliti,  serta  masyarakat  umum,  naskah·  naskah  laporan hasil  penelitian  itu  diterbitkan setelah  dinilai  dan disuntlng.  Buku  Geografi Dialek Bahllsa Sunda Kabupaten Bogor ini semula  merupakan  naskah lap oTan  penelitian y ang berjudul  "Geografi Dialek Bahasa  Sunda  Kabupaten  Bogor",  yang  disusun  tim  peneliti  FPBS­IKIP  Bandung 

(8)

dan  disunting  oleh Drs.  S.R.H. Sitanggang dari Pusat Pembinaan dan Pen  gem-bangan Bahasa, naskah ini diterbitkan dengan dana yang disediakan oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta.

Akhirnya, kepada Dra. Sri Sukesi Adiwimarta, Pemimpin Proyek Pene-litian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta (Proyek PenePene-litian Pusat) beserta staf, tim peneliti, serta semua pihak yang memungkinkan ter-bitnya buku ini, kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga.

Mudah-mudahan buku

iili

bermanfaat bagi pembinaan dan pengembang-an bahasa dpengembang-an sastra di Indonesia.

Jakarta, Januari 1984 Amran

Ha.1im

Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

(9)
(10)

Laporan  penelitian  ini  mcrupakan  hasil  kegiatan  Proyek  Penelitian  BaJ1asa  dan  Sastra  Indonesia  dan ~aerah Jawa  Barat,  Departemen  Pendidik-an dPendidik-an KebudayaPendidik-an.

Sejalan dengan pengarahan Pemimpill Proyek yang ditetapkan dalam pegangan kerja, laporan penelitian ini berusaha menggambarkan geografi diaJek Sunda di daerah Kabupaten Bogor yang dikclilingi oleh daerah kabupa-ten lain yang mempunyai ciri pemakaian bahasa yang diduga berbeda-beda, berdasarkan data dan informasi yang dapat diperoleh.

Penelitian dilaksanakan oleh sebuah tim yang diketuai oleh Drs. Agus Suriamiharja, dengan anggota Drs. Hidayat, Drs. Yoyo Mulyana , dan Ny. Tiem Kartini Sjahrul Sjarif, B.A., Dr. Ayatrohaedi dan Drs. Dudu Prawiraatmaja sebagai konsultan. Dalam pelaksanaan penelitian ini telah dimanfaatkan pengetahuan dan pengalaman singkat meneliti geografi dialek Sunda.

Berkat bantu an berbagai pihak, penelitian ini akhirnya dapat disclesai-kan dengan selamat. Oleh karena itu , pada tempatnyalah kami menyampaidisclesai-kan tcrima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada Pemimpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah di Jawa Barat dan di Ja-karta yang telah memberikan kepercayaan dan pengarahan kepada kami. Ucapan yang sarna kami sampaikan kepada Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat, Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor bcserta staf, para camat, para kepala desa, dan para informan di daerah Kabupaten Bogor yang telah memperlancar pelaksanaan penelitian ini. Demikian pula kepada Tatang Sumarsono, B.A., Edi Suhendar, B.A., dan semua pihak yang ~ara langsung atau tidak langsung memungkinkan tersclesaikannya

(11)

nUhnya menjadi tanggungjawab kami.

Mudah-mudahan hasilpenelitian ini bermanfaat bagi usaha melengkapi informasi kebahasaan , khususnya mengenai geografi dialek Sunda.

Bandung, 3 Maret 1981 Ketua Tim Peneliti

(12)

Halaman 

PRAKATA 

. . .... . . .  

v

KATA PENGANTAR  . . .  .  .... .  . ­ .". . .  . . 

! iX  

DAFTAR DESA PADA PETA  ... .  " . . . . . . .. . .... . . 

xxiii  

DAFT AR  lSI  . . .  . . . .  .  ... . .... .. 

xi

DA FTA R LAM BANG  DAN  SINGKATAN  ... .. ... . .. . . . .. . 

xiii  

DAFTAR  NAMAPETA  ".  .. . . .  .. .. .  .  .  .  . ... .  . 

xv  

DAFTAR PET A UNSUR  BAHASA  .  .  .  . .  . .  . .  .  .  . .  .  .  .. 

xvii  

Bab   I  Pendahuluan  .  .  .. . . .  . . .  .  .  .  ...  1  

1.1   Latar  Belakang  dan  Masalah  .  .  .  1  

1.2  Tujuan dan  Hasil yang Dicapai  . . .  .  . . .  .  .  .  .  . . .   2  

­ 1.3  Kerangka Teori  Acuan  . . .  .  . . .  .  ...  4  

1.4   Metode dan  Teknik Penelitian  .  ... . . .  . . . .  .  4  

1.5   Populasi  dan  Sam pel  .  .  .  . .  .  .  5  

Bab   Il  Gambaran  Umum  Kabupaten  Bogor  .. .. .  .. .. . . .  .  6  

2 .1   Ke adaan  Umum  .  .  .  . .  . .  .  .  6  

2 .2   Ke adaan  Bahasa  Surrda  . . .  .  .  . .  .. . . . .  . .  11  

Bab   III  Anahsis  Data  19   3.1   Bahasan  Pe ta  19   Dacrah Pakai  Unsur Bahasa  .  .. .  . . .  .. . . .  .  ... .  .  19  

3.2 .1  Daerah  Pakai  nsur  Bahasa  Sunda Luiugu 'Baku '  _. . .  .  22  

3.2 .2  Daerah Pakai  Unsur  Bahasa  Sunda Bogor  .  ... .  . . . .  .. .. .  211  

3 .2.3  Daerah Pakai  Un sur  Bahasa 

Lain  .... . .. .  . . .  .. .  .  238  

3.3   Variasi  Kc bahasaan 

240  

(13)

..­­ .z  Macam  Fonem  dan Distribusinya  ... .  .. . . . .  .  .  .. .  .. .  ...  249  

4.3  Kekhasan;Unsur Bahasa Sunda.  .  .  ..  253  

4.4  Beberapa Gejala  Bahasa  .  .  .  ..  267  

Bab  V  Kesimpulan.  .. . ... .. .. . . . . .  .. . . .. .. ... .  271  

DAFTAR  RA.CAAN  .  .  .  ..  272  

LAMPI RAN  I  DAERAH  PAKAI  UNSUR  BAHASA  SUNDA   LULUGU 'BAKU'  .. . . . .  .. .. .  ... .  .  .. ... .  .  274  

LAMPIRAN  2  DAERAH  PAKAI  UNSUR  BAHASA  SUNDA   BOGOR  . . .  ... . . .  .  . . .  ... .  .. .  ..  286  

LAMPIRAN  3  DAERAH P AKA I UNSUR BAHASA  LAIN  . . . .  ..  324  

LAMPIRAN  4  DAFTAR INFORMAN  . . .  .  .. .  . . .  .  ..  326  

(14)

Ortografis 

Fonetis 

a aka

lal

[?aka?] 

b bibi

Ib l

[bibi?] 

c cap/ak

lei

[capJak

1]

d dangdeur

Idl

[d3l)d ~ r] 

e eteh

131

[?€t€h] 

f fiqih

If I

[fiqih] 

g golojo

Igl

[g'JJoj'J?] 

h kihkir

Ihl

[kihkir] 

iy ep

Iii

[?iyapl] 

j jaat

/j l

Ua?at'] 

k kukuk

Ikl

[kukuk

1]

leor

III

[J€'Jr] 

m :

mantang

Iml

[mantaD] 

n kanas

Inl

[kanas] 

ocoy

I'JI

[?'Jc'JY] 

p panjak

Ipi

[panjak1] 

q qori

Iql

[q'Jri?] 

r rencok

Irl

[renc'Jk'] 

suuk

lsi

[su?uk"] 

terubuk

It I

[t~rubuk]

u urak-arik

lui

[?urak1?arik'] 

I

v universitas

Ivl

[?universitas] 

w : 

cingcaw

Iwl

[cir}.caw] 

x : export

Iksl

[?€kspJr] 

(15)

zamzam eu: leukeur ny : nyai

ng : en to Ilg e derep

?  lambang  bunyi hamzah 

,  : 

iambang konsonan letup  katup  BS  bahasa Sunda 

BSL  bahasa Sunda lulugu 'baku'  · BSB  bahasa Sunda  Bogor 

BM

bahasa  Melayu 

BI

bahasa  Indonesia 

BL

bahasa lain 

/z/  [ zamzam 

J

/3/  [ l3k3r ] 

/n/

[ ilai ? 

J

191

[? 

anto~]

/';1/ 

[ danp1 J 
(16)

Halaman

Peta  Kecamatan­kecamatan di  Kabupaten  Bogor  .  .  .. .. .. . .  .  3   Peta  II  Dasar  Penelitian  Geografi  Dialek  Sunda  di  Kabupaten  

Bogor  . .. . . .  ... .. . .. .. . .  .. ... ... . .. ... . .  .  7

Peta  III  WUayah Pemakaian  Bahasa  .  .  .  .... .. .... .  . . .  . 

8  

Peta  IV  Daerah Pakai Kosa  Kata  Bahasa  Lain  ... .. .. .... .  .  17   Peta  V  Jawa  Barat (Lokasi  Kabupaten Bog?r di  Jawa  Barat)  ." .. . 

20  

Peta  VI  Daerah Pakai Unsur  Bahasa  Sunda  Bogor  .  . .. . . .  .  21   Peta  VII  Daerah Pakai  Kosa  Kata  Bahasa Sunda LulugU .. .. . ... . 23  
(17)
(18)

Halaman  Peta 

001, 

[?aki?]  'kakek' 

.. .

. . · .

·

. . .

·

.

· ... · . . . · .. .

25  

Peta 

002 

[anak ?anj~g] 'anak anjing'  . .

·

. .. . . ... . . . · . · .

26  

Peta 

003 

[?anak1ent:l g]  'anak bebek'  ·

. ... .

. . · . · . . . · .

27  

Peta 

004 

[?anak mundin]  'anak kerbau'  · . · . . . · . ..

·

. . . · . ·

.

28  

Peta 

00 5 

[?ancin]  'makan sedikit.  . . · . · . · . . . .. · . · . · .

29  

Peta 

006 

[arisan]  'arisan'  · . .... · . · . .... . . · . · . ·

. .

30  

Peta 

007 

[?awug]  'pengiman'  · . . . · . · . · . . ·

.. .

· .. ·

. .

31  

Peta 

008 

[bagbagan]  ' tempat mencuci di  tepi kolam'  · ... ·

. .

·

..

32  

Peta 

009 

[baki? kuniI)an]  'baki kuningan'  · .. · ...

· . .

· . · .. .

33  

Peta 

010 

[balig:l ? ]  ' beligo'  · . . . . · . · . · .

· .. .

· . · . · . .. · . . .

34  

Peta  all  [bal:l!)  bedah ku? ca?ah]  'bobol'  · . · .. · . · . · . . ..

35  

Peta 

012 

[ba­9baru

9 ] 

'balok kayu di bawah pintu'  · . · .. . ·

.

· .

37  

Peta 

013 

[bal)ku? dipan]  'bangku'  · . · . · . · . · .. · .. ·

.

· .

38  

Peta 

014 

[bapa?]  'bapa'  · . ·

. . .

· . · . . · . ·

.

· . · .. .. · . .

39  

Peta 

015 . 

[b~d:lg"l 'golok'  · . · . . ·

. . . . ·

. · . ·

..

· . · . 40 Peta 

01 6 

[b31ikan]  'mudah tersinggung'  · .... . . · .. .. ­. · .

41  

Peta 

017 

[b31ut  g<Jdfl?]  'belut besar'  · .. · .. · ... · ­

...

42  

Pe ta 

018 

[b<Jnc:lY]  'sejenis duku'  . ... ·

.

· . · . .. . .. . .

43  

·

.

Peta 

020 

[bilik1  'd inding barnbu'  . .. · ... . .. · ..

. . .

. · . .

45  

Peta 

01 9 

[bibi ? ]  'bib,'  . . · . ·

.. .

· . . · . · . ... . . ·

. . . .

44  

Peta 

021 

[b:lb:lb?  liHik ']  'bakul kecil '  · . · . · . · . · ... · .. . ..

46  

Peta 

022 

[b,led1]  'ubi jalar'  .. · . · . . ... . · . . . .. . .... · . ·

.

48   Peta 

023 

[boranan ]  'penakut'  · . · . ·

... ..

· . . .

·

. . .. .

49  

Peta 

024 

[b,r:lk nu n;jpi?  ka? m:lbl)o?]  'borok yang daam' 

.... .

.

50  

I
(19)

Peta 

026 

[bu ruan]  'halaman'  · .. · .

·

. .

52  Peta 

027 

[caman c€Jll€n]  'makan tidak berselera'  · . · . ·

.

·

..

53 

Peta 

028 

[capla kl]  'penggaris petak sawah'  · . ·

.

· .

54 

Pe ta 

029 

[c €ce9kEI3n]  ' kram '  . . . .  .  .  · . · .

·

. .. . . .. . . •  •  4  • 

5S

Pe ta 

030 

[campeci1 ]  ' penjepit dinding '  · . ·

.

· . · . · .

·

.

56

Peta 

031 

[c:>mralJ.]  'bunga honje'  · . · .

· ..

·

. .. ·

..

57 

Peta 

032 

[col}e?]  'congkek'  · . · .

·

..

·

.

·

.

· .

·

.

58 

Peta 

033 

[c ulika?} 'j ahil' · ... · .

·

.

· .

· .

60 

Peta 

034 

[di9klik1 ] 'bangku kecil' 

. .

· .. .. · ...

· ..

·

.

·

.

61 

Pe ta 

035 

[disiksik

1

'diiris'  . . · . . · ...

·

. · . ·

.

62

Peta 

036 

[dudukuy  tO T:Jk tok' 

'sejenis  topi'  · . · . ·

..

·

.

63 

Peta 

037 

l ? el:>danJ  'mudah terpengaruh'  · . ·

. .

·

..

·

.

64

Peta 

038 

[?elTI€s]  'emas' , · . · . · . · .

6S 

Peta 

039 

[?a nel}]  'pa'1ggilan untuk perempuan'  · . · ...

·

. . .

66 

Peta 

040 

~? €pesme?e r]  'ccngeng'  · . · .

·

. . · .

·

.

· ..

67 

Peta 

041 

r :~?~rihil n] 'tersed u­sedu'  .l  · . · . · . ·

..

·

.

68 

Peta 

042 

[gagary  sirib']  'tangkai scjenis alat  penangk ap  ikan' 

69 

Peta 

043 

[galah]  'sejenis permainan'  · .. · . ·

.

71 

Pe ta 

044 

[galar]  ' ru  uk rumah (kayu)'  · .. ·

.

·

. · . · . 72

Peta 

045 

[galenu:­>? ]  ' ampa  minyak  kelapa'  · ... · . ·

.

73 

Pe ta 

046 

19anas]  'nenas'  . . ·

. .

. ..

· .

74 

Pe ta 

047 

[gayoran]  'salan g'  . . · . · .

75 

Pe ta 

048 

[g3bog ] ' batang pohon  pisang ; sejenis ke ranjang 

Pe ta 

049 

[g3n to1)]  ' tempayan '  . . . . · . ·

.

·

. · .. ·

. . .. .

·

. 77  Pe ta 

050 

[giribig 1 ] 'alas  penjemu r padi'  ·

.

·

.

·

. ·

...

·

. .

78 

Peta 

051 

[goba

9J

'golok panjang'  · .

·

. · .

·

..

79 

Peta 

052 

19obdog 

"J 

' tangga rurnah' 

·

. · . · . · .

·

.

80 

Pe ta 

05 3 

[gore? Jampah ]  'jelek kelakuan'  . 

·

..

·

. ·

.

81 

Pe ta 

054 

[goyobod']  'sejenis minuman'  ..  ·

.

· . · .

82 

Peta 

055 

[gud a!)]  'gudang'  .

.

· . ·

.

·

. . .. .

·

. . · . .

84  Pe ta 

056 

[hajat 

i] 

'selamatan'  · .

·

..

· . ·

. .. ·

. · .

85 

Peta 

057 

[hambur]  'boros'  · . ... · .

·

. · . · .

86 

Pe ta 

058 

[?indu1J]  'ibu'  ... · . ·

..

· .. . . ·

. . ·

.

87 

Pe ta 

059 

[j ajal'}k  r  1  'ay am jantan muua '  · . · . · .. ·

.

· . ·

.

88 

Peta 

060 

[?anak1hayam]  'anak ayam' 

·

.

· .

·

. · . .

·

.

·

. · .

89 

Peta 

061 

[tai?  h ayamJ  ' tai ayam' 

·

..

·

. .

· .. 90  Peta 

062 

[j arygeI1'  bakaI op ak'  . . ·

. ..

· .. · .

·

.

91 

Peta 

063  (j3g3r] 

'keras'  .

. . .

.. · ..

·

.

·

.

·

.

92 

(20)

Peta  066  [j:>l)j:>l:>f)]  'sejenis ikan'  ... .  .  .  .  ..  .  ...  ..  .  .  .  96  

Peta  067  [jul)junan]  'ujung jala'  ..  ..  .  ... . . .  .  .  97  

Peta  068  [kabayan]  'pesuruh di  desa'  .  .. .  .  "  . . .  .  98  

Peta  069  [kacal')  b:>g:>r]  'sejenis ka cang'  .  .  .  .  '"  ... .  99  

Peta  070  rkaeapi?]  'keeapi'  . . .  .  ..  .. ... .. .  . . .  ..   100  

Peta  071  [lcalapa?  dikar:>k'l  'kelapa dikukur'  .  ... . . .   .  .  .  .  101  

Peta  072  [kaleked']  'malas'  .  .  .  .  .  .  . .  .  . . .  .  102  

Peta  073  [kalikiban  ]  'kram usus'  ..  .  .  . . . .   .  .  .  ... .   103  

Peta  074  [kapala? kampu!}]  'kepala  kampung'  . . .   '"  .   104  Peta  075  [karamba? hayam]  'sejenis alat  untuk membawa ayam  .,  105   Peta  076  [karamba? lauk']  'tempat memelihara ikan di  sungai;   alat untuk membawa ikan  . .  ...  .  .  .. . .  .  106  

Peta  08 3  [kandal)]  'gendang'  ..  .  .  . . .  .  i14  

Peta  077  [karinjaryl]  'keranjang'  .  .  .  .  .  .  ..  ..  .  . . . .  .  107  

Peta  078  [kasamak"]  'apel  berbedak'  .  .  .  .  ... . . . .  .. .  .  109  

Peta  079  (kaso? kas:>?]  'rusuk atap rumah' .  .  .  ..  .  .  . . .  .  110  

Peta  080  [katel gllde?]  'kuali besar'  .  .  .  ..  .  .. . .  .  111  

Peta  081  [kaciry]  'penaku t'  . . .   .  .  .  ..  .  . . .  .  112  

Peta  082  [kadul]  'mal as'  .  .  .  ,  . .  .  . . . .. .  113  

Peta  084  [kikir]  'kikir'  ..  . .  .  .  . .  '  . . . .   .. 

115  

Peta  085  [bndalP'  'kendali kerbau'  .  .  .  ..  .  . . .  .  116  

Pf;ta  086  [braIJ 

S .Jenis alal  penyimpan ikan'  .  .  .  .. . . . .  .  ... .  117

Peta  087  [bred']  'kored'  ..  .  . . .  .  . . .  .. ... .. .  118

Peta  088  [btakan lOtik]  'p etak sa wah  kecil'  . . .   .  .. .  119  

Peta  089  [kucam  ]  'muka masam '  ..  . . . .   .  .  .  ..  .  .  .. . 

120  

Peta  090  [kukuh]  ' kantong jala'  .  .  .  ... . . .  . 

122  

Peta  091  [kuuliJn]  'tidak ada kemauan'  .  .  .  .   123  

Peta  092  [lambit'l  'sejenis alat  penangka p  ikan'  ... . . . .  .. .. .   124  

Peta  093  [lampit]  'sejenis tikar'  . . .  .  .  .  "  .  .  .  .  

125  

Peta  094  [lanC./lk?  awewe?]  'kakak perempuan'  .  .. . . .  .   126  

Peta  095  [laneok  lalaki?]  'kakak laki­Iaki'  .  .  .  . . . .  .  .   127  

Peta  096  [lar)J<:>?]  'sejenis alat untuk memikuJ'  .  .  .  .   128  

Peta  097  [ligar]  ' mekar'  .  .  ..  '"  .  .  .  .. . . .  ... .  

129  

Peta  098  (lili.I)ga?]  'bagian gamparan'  . . .  . .  .  .  .. .. .  .   130  

Peta  099  [limp:(Jran  ]  'pelupa'  .  .  .  . . .  .  .  .  .. .   132  

Peta  100  [linear]  'penjepit dinding (besar)'  ... .  .  .  .. .   133  

Peta  101  [Iitaran  beas]  'literan beras'  . . .  .  .  .  . . . .  .  .  .  ... .   134 

(21)

Peta  103  [bg:lj:l?]  'algojo'  .  .  .  . ..  .  .  136  

Pew  104  [btck 1] ' lolek'  .  .  .  .  Peta  109  [nak:ll bhld digancaJ)k~ .n] 'memukul kentong   . . . .  137  

Peta  105  [mandalika?]  'sirsak'  .  .  .  138  

Peta  106  [m;)lag']  ' terhambat waktu  menelan'  .  .  .  139  

Peta  107  [mintul]  'tumpul'  .  .  .  . .  ..  ..  .  .  140  

Peta  108  [mutu?]  'mutu'  .  .  .  .. ..  141  

142   Peta  110  [na:ln]  'apa'  dengan  cepat'  .  .  .  .   ..  ...  .  .  .  ..  144  

Peta  111  [neneh  ]  'nama kesayangan'  .  .  145  

Peta  112  ll)inum  tina?  bd:l1)]  'minum daribumbung bambu'  146   Peta  113  [rppreK']  'mencobauntuk mengetahui'  ..  .  .  147  

Peta  114  [nUll . .  . ?]  , nene k' .  .  .  148  

Peta  115  [niru? J~tikl] 'niru kecil'  .  .  .  .  .. .  .  149  

Peta  116  [pabeasan  padariryan]  'tempat  menyimpan  beras'  .. .  150  

Peta  117  [pabcditl]  'tali  yang kusut'  .  .  .  .  151  

Peta  118  [pamatary]  'pemburu yang menggunakan anjing'  ..  152  

Peta  119  [panilJgaran]  'pemburu  yang menggunakan bedil'  ..  ..  153  

Peta  120  [paratag1 ]  'tempat (dari  bambu) untuk menyimpan  pot'  ..  154  

Peta  121  [papais]  'penganan'  .  .  .  .  155  

Peta 

122 

[parupuyan]  'pedupaan'  . . .  .  157  

Peta  123  [p~~y sebry]  'petai cina'  .  .  .  158  

Peta  124  [p~~] 'tape'  ..  . . .  . .  . ..  .  .  159  

Peta  125  [pipiti?]  'pipiti'  .  .  .  160  

Peta  126  [p:lntralJ]  'scjenis alat  penyimpan makanan'  .. 

161  

Pcta  127 [P:lS:ll)]  'perangkap ikan'  .  .  .  162  

Peta  128  [puas]  'puas'  .  .  .  .  ..  ..  .  .  163  

Peta  129  [rambutan]  'rambutan'  .  .  .  .. .  164  

Peta  130  [rancatan]  'pcmikul'  .  .  . 

165  

Peta  131  [ral)inal)]  ' rengginang'  .  .  .  166  

Peta  132  [ranjal)  ]  'ranjang'  ... .  .  .  . . . .  .. . . . .  .  .. ... . 

167  

Peta  133  [rampeyek']  'rempeye'  ..  ...  .. .  ... .  .  .  169  

Peta  134  [rinjil)

I

'keranjang'  .  .  .  . .  .. ,  ..  .  . 

170  

Peta  135  [sa~tikl

I

'sedikit'  . .  .  .  ..  .  .  171  

Peta  136  [said  'alat untuk menangkap ikan'  172 Pcta  J37  [sak:lt;)I)J  'sejenis  penganan'  . . .  .  .  .  .  .. .  ..  .  .  173  

Peta  138  [saladah]  'selada '  .  .  .  ..  .  .. . 

174  

Peta.  139  [salal)]  'tali untuk memikul'  .  .  .  .  ..  .  .  .. .  .  .  175  

(22)

Pc ta  142  [sawah  gul udug1 ] 'sawah  tada h huja n'  . . .  .  .  , 

178  

Pcla  143  [sas~butan kar aWEwE ? bbt]  'panggilan  untuk  

wanita  tua'  .  .  ..  ... .  .  . 

179  

Peta  144  [sasab utan k~r lalaki  ?  bbf"J  'panggilan  untuk  laki·laki  

tua'  .  .  . 

180  

Peta  145  [SESEIEkf.tl]  'menyelinap '  .  .  .  .. 

182  

Peta  146 

[s.awo?]

'bagian dari sCjenb alat penangkap ikan' 

183  

Peta  147  [siry;n]  'ce pat kaki  ringan tangan '  .  .  . 

184  

Peta  148  [sirib'l  'sejcnis  alat  penan gka p ik an'  .  .  . 

185  

Peta  149  [sisinari on  ]  'tumbcn'  . .  .  .  ... 

186  

Pcta  150  [s::Jr:md::JY ]  ' bagian  dari  rumah  yang  menjorok'  .  .  . 

187  

Peta  151  [sraIJEIJE ? J ' matahari'  .  .  .  .  . . . ... . 

188  

Pcta  J

52 

[surabi') ]  'serabi'  .  .  . 

189  

Peta 

153 

[surUndE!) 

1

'sc rondcn g'  ..  .. . ..  .  .  ..  .  .. .. 

190  

Pcta  154  [su ?uk']  ' kacang  tanah '  .  .  .  . . .  .  .  .. 

191  

Peta 

155 

['tai? ~mbE?] 'penganan'  ..  .  . 

193  

Pe ta 

156 

[tapas]  'beranda'  . .  ..  .  .  . . . .  . 

194  

Peta  J 57  [t~ rbak al)] 'scjenis  ikan  . .  .  .  .  . .  .  . .  .  . .  .. . ... . 

195  

Pcta  15 8  [tiblak']  'tcmpat makanan'  .  .  .  ..  .  .  .. . 

196  

Peta 

159 

[tid ak Ij  'Iobang asa p'  .  .  .  ...  .  .. 

197  

Peta 

160 

[titi1)kuh on]  'kram kaki '  .. "  ... .  "  ... . 

198  

Peta  161  [tiwu? ~nd::JgI] 'terubuk'  .  ..  .. . . .  .  . .  . 

199  

Peta 

162 

[t.::Jbm~l}] 'sejenis keranjan g'  . .  .  .  .  .. . 

200  

Peta  163  [t)lomb::J9­ k 

or 

mawa? lauk gede?]  'sejerus keranjang  

untuk  membawa ikan  yang  besa r'  ... .  ..  ..  .  . 

201  

Peta  164  [t::Jbmb::Jl}  kor mawa lauk' lo..tikl]  'sejerus keranjang  

untuk membawa ikan  yang  kecil'  .  .  . 

202  

Peta 

165 

[tumis sEsa?]  'sayur campur sisa  kemarin'  .... .. .  . 

203  

Peta  166  [?ujal))'  'panggilan untuk anak lelaki'  .. .  . . .  . 

205  

Peta  167  [ wadah Sf.?f.1)  ]  'tempat da n dan g'  .. . ...  "  .. . 

206  

Peta 

168 

[wajit1]'panganan'  .  .  .  ... .  ..  . .. . 

207  

Peta  169  [wulu ku? ]  'bajak'  "  .  .  .  . ..  ..  .  .. . 

208  

(23)
(24)

No.

Desa 

Kecamatan  

01  Babakan  Raden  Cariu 

02 

Bojongkulur  Gunungputri 

03 

Ciampea  Ciampea 

04 

Cibadung  Gunungsindur 

05 

Cigombong  Cijeruk 

06 

Cintamanik  Cigudeg 

07 

Cipinang  Rumpin 

08 

Curug  Jasinga 

09 

Gandoang  Cileungsi 

JO Gunungpicung  Cibungbulang 

II Kalongliud  Leuwiliang 

12 

Karihkil  Parung 

13  Kemang  Semplak 

14 

Leuwimalang  Cisarua 

15 

Nanggerang  Depok

16 

Sukanegara  Jonggol 

17 

Sukaraja  Kedunghalang 

18 

Sukaresll1i  Ciomas 

19­ ­ Tajur 

20 

Tenjo  Parungpanjang 

21 

Pancawati  Ciawi 
(25)
(26)

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Sejak  talmn  1976  Proyek  Penelitian  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia  dan  Daerah  Jawa  Barat melakukan sejumlah  penelitian mengenai  bahasa dan  sastra  Sunda  serta  pengajarannya,  termasuk peneJitian geografi  dialek.  Penelitian  ge-ografi dialek Sunda telah dilakukan di daerah kabupaten-kabupaten Sume-dang, Ciamis. Indrall1ayu, Kuningan, Majalengka , Cirebon , Cianjur, Serang, dan Bekasi.

Dalam rangka memperolch gall1baran yang lengkap dan ll1enyeluruh me-ngenai geografi dialek di lawa Barat dan lI1ungkin juga di daerah lain, peneli-tian geografi dialek perlu dilakukan pula di daerah-daerah kabupaten lainnya. Untuk itulah, daerah Kabupalcn Bogor dipilih sebagai daerah penelitian geog-rafi dialek Sunda.

Bogor bukan saja tcrkenal karena ll1emiliki kebun tumbuh-tumbuhan yang tertua dan tcrbesar di Indonesia melainkan juga terkenal karena memi-liki scjarah yang perlu dieatat. Pada zaman dahulu Uogor pernah menjadi pu-sat Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda. Bogor diduga mell1punyai latar belakang sosial budaya dialek Sunda yang perlu diteliti.

Dacrah Kabupaten Bogor diapit oleh daerah pemakaian dialek Sunda yang diduga bcrbcda. Daerah Kabupaten Bogor mungkin memiliki pula ke-khasan pcmakaian bahasa Sunda karena daerah itu ada yang beibatasan de-ngan daerah pemakaian bahasa Melayu. Sebagaimana diketahui, dacrah Kabu-paten Bogor sebelah barat berbatasan dengan daerah KabuKabu-paten Lebak , sebe-lah utara berbatasan dengan daerah Kabupaten Tanggerang, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta , daerah Kabupaten Bekasi; an tara sebelah timur dan utara bcrhntn san dengan daerah Kabupaten Karawang; antara sebelah timur dan sclatan berbatasan dengan daerah Kabupaten Cianjur, dan sebelah selatan ber-batasan dengan daerah Kabupaten Sukabumi.

(27)

I. I Latar Belakang dan Masalah

Sejak  tahun  1976  Proyek  Penelitian  Bahasa  dan  Sastra  Indonesia  dan  Daerah  lawa  Barat  melakukan  sejumlah penelitian mengenai  bahasa  dan  sastra  Sunda  serta  pengajarannya,  termasuk  penelitian geografi  dialek.  Penelitian  ge-ografi dialek Sunda telah dilakukan di daerah kabupaten·kabupaten Sume-dang, Ciamis, Indramayu , Kuningan, Majalengka, Cirebon, Cianjur, Serang, dan Bekasi.

Dalal11 rangka memperoleh gambaran yang lengkap dan menyeluruh me-ngenai geografi dialek di lawa Barat dan l11ungkin juga di daerah lain, peneli-tian geografi dialek perlu dilakukan pula di daerah-daerah kabupaten lainnya. Untuk itulah , dacrah Kabupalcn Bogor dipilill sebagai daerah penelitian geog-rafi dialek Sunda .

Bogar bukan saja tcrkenal karena memiliki kebun tUl11buh-tumbuhan yang tertua dan terbesar di Indonesia melainkan juga terkenal karena memi-liki scjarah yang perlu dicatat. Pada zaman dahulu Bogar pernah menjadi pu-sat Kerajaan Tarul11anegara dan Kerajaan Sunda . Bogar diduga mempunyai latar belakang sosial budaya dialek Sunda yang perlu cliteliti.

Daerah Kabupaten Bogar diapit tlleh daerah pemakaian dialek Sunda yang diduga berbeda . Daerah Kabupaten Bogor mungkin memiliki pula ke-khasan pemakaian bahasa Sunda karena daerah itu ada yang berbatasan de-ngan daerah pel11akaian bahasa Melayu . Sebagaimana diketahui. daerah Kabu-paten Bogor sebelah barat berbatasan dengan daerah KabuKabu-paten Lebak, sebe-lah utara berbatasan dengan daerah Kabupaten Tanggerang, Daerah KllUSUS

lbu Kota lakarta, daerah Kabupaten Bekasi; an tara sebelah timur dan utara berh(1t~san dengan daerah Kabupaten Karawang; antara sebelah timur dan selatan berbatasan dengan daerah Kabupaten Cianjur, dan sebelah selatan ber-batasan dengan daerah Kabupaten Sukabumi.

(28)

Pcnclilian  geugrafi  dialck  Sunda  tidal.;:  dapat  dipisahkan  dari  pcnclitian  bahasa  Sunda .  Bahasa  Sunda  Illcrniliki  variasi  bahasa,  dan  sa lah  salu  variasi  itu  ialah  variasi  gcografis.  Sebagai  akib,lt  adanya  variasi  geugrafis  itu , lahirlah  bcrbagai  geugrafi  dialck .  Pelllerian  ge()grafi  dialck  Sunlia  diharapkan  dapat  Il1clcngkapi  pCll1eriaIl  bahasa  SlInda  dalalll  berbaga'  lataran  li nguistiknya .  Gcugrafi  dialck  mcrllpakan  salah  s:.tlu  caballg  illlIu  bahasa  ballliingan.  Oleh  karcIla  itu ,  penelitian  geografi  dialek  cliharapkan  dapat  menunjang pencliti:.tn  iltnll  baha sa  bandingan.  Oalam  hal  ini ,  pcneii tian  geografi  dialek  Suncl:.t  di·  harapkan  dapilt  Il1cl1lbantu  pcnelitian  iltllll  bahas3  bandingan  bahasa­bahasa  Nu santara. 

Di  dalant  kcnyataallnya,  pCllclitial1  gcograCi  di<llck  pun  tidak  dap at  ter-Icpas dari pcngaruh situasi kcba la5<1all. Sitllasi kebahasaan di Illdoncsia pada uillurnnya ada lah situasi kedwibahasaall. terutama sit uasi yang Illcnyang-kut Illasalah intcrferensi an lara bahasa yang akan diteli t i dl;!ngan bahasa· bahasa yallg ada di dacrah pcneIitian. PCIIelitia n bahasa. lerll1asuk pcnelitian geografi dialek. rnell1punyai pcranall . <Intara lain, ikut menciptakan iklill1 kc-bahasaan yang baik schingga tUlllbultialt situasi kebaltasaal1 yang saling me· nguntungkan dan saling l11elcngkapi.

llasil penclitian bahasa Sunda pada Ul11Llll1nya dan pcnclitian gcografi dialck Suntla pada. khll susnya diltarapbn dapat mcmberikan surnbangan yang berharga pada bahasa Ind unesia yang tcn"ah berkembang dabn sitllasi kcdwibahasaan scpcrti ilLl .

Schubungan den gan adanya hal-hal lc rtentu di atas, lerdapat hal-hal ya ng perlu digarap , yaitll hal·hal yan g hcrkcnaan dengan (1) keadaan variasi LlIISllr baltasa Sunda di Kabupatcn Bogor , ( 2) llnsur bahasa Sunda yang khas dipakai di dael'ah Kabupatcn Bugo r, clan 3) penycbaran unsur bahasa SlInda itu di dacrah Kabupaten Bogor.

I1sur bahasa yang ditcliti pada kcsetnpatan ini , tcrutarna adalah, unsur Icksikalnya.

1.2 Tujuan dan Hasil yang Dicapai

(29)

,/'\ 

}(ECAMATAN­KECAMATAN 

Dr  KABUPATEN  BOGaR  (  ,  

\ I '\ ,.._  I  

I~ \ ' - : '"'\ - I I

( , ) , I I '\ ;' I

. ... , I _ ~ ­ ' ,   J

I ·' .Parungpanjang  ­­­­­­:.­­­­­'  ,~/ ; " \   (!.. 

"  '.  Gunung··Sawangali::  .,:,  '7' '~~ ¢:  ' 

I • - - '. ... ClmangglS  .·  ...  : 

­

,

\  smdur  !• ....  ~~ .

..._--~::

.. .. . .. . . .

~~~

 

, ­ ­ . / : .   Parung  ~4;'0~

, ',$'O " ...i

I

I Depok  c.:~'

Cileungsi  " J' ... \

"  J asinga  \

Cigudeg  Semplak  ­' 

, \

\ Citeureup  Jonggol 

C") \

\

I

'"

,

0.

'" 

,

Ceriu I

E: \

I

\"" co  . Ciomas  I

,

J G

~ ,

Leuwiliang  co  /

;;; ~ ­

­­

'"

­0  ... ­'­...

OJ) Cisadane 

I

,

c:;

,

'­, , ­0 :::J  I

\

Cijeruk 

,

I

­

'­'-­, 

\  Ciawi 

I

. '  , \  

:,._, I"

, J

"-

--'--

----"

­ , '  

Skala 

_

(30)

I)   deskripsi  mengenai  : 

a.   keadaan  umum  daerah  penelitian yang berhubungan dengan  keadaan  alam  dan  letak  geografis,  luas  wilayah, jumlah  penduduk, mata pen-caharian,  agama,  pendidikan,  mobilitas  penduduk,  teknologi,  dan  bahasa­bahasa  yang  terdapa t di  daerah  peneJi tian; 

b.   keadaan  bahasa  Sunda  di  daerah  Kabupaten  Bogor  yang  meJiputi  hal­hal  wilayah  pemakaian,  jumlah  pemakai ,  ciri­ciri  khusus,  hubu-ngan  dehubu-ngan  bahasa­bahasa  lain,  kedudukan  dan  peranan,  sikap  ke-bahasaan,  tradisi  sastra,  variasi  unsur  leksikal,  dan  penyebaran  unsur  leksikal; 

2)   peta unsur leksikal  bahasa  Sunda Kabupaten  Bogor; dan  3)  tafsiran  peta  unsur leksikal  bahasa  Sunda  Kabupaten Bogor. 

1.3 Kerangka Teori Acuan

Teori  aCl1an  yang  dipakai  ialah  teori  yang  dikemukakan  oleh  para  ahli  ilmu  bahasa  bandingan  dan  dialektologi,  teru tama  teori  yang  dikemukakan  oleh Pop  dan  Jaberg (lihat  Ayatrohaedi,  1978). 

Teori  yang  dikemukakan  oleh  para  ahli  itu  melukiskan  cara  pemerian  unsur­unsur  bahasa,  penyebaran  unsur­unsur  bahasa  itu,  ciri­ciri  unsur­unsur  bahasa,  serta  melukiskan  cara  memetakan  unsur­unsur  bahasa  itu.  Kerangka  tcori  yang  demikian  relevan  t:engan  penelitian  ini  karena  peneJitian  ini  pun  mencoba  mcnggambarkan  unsur­unsur  bahasa  seperti  dinyatakan  dalam  teori  di  a tas. 

Teori  yang  dikemukakan  oleh  para  ahli  itl1  sejauh  ml1ngkin  akan  dite-rapkan  dalam  penelitian  ini  dengan  tidak  mengabaikan adanya  penyimpangan  sebagai  akibat  terbatasnya  waktu,  dana,  sumber ,  clan  kcmampuan  peneliti.  Penyimpangan  ini  terjadi  dalam  analisis,  antara  lain  dalaI11  bahasan  stratigrafi  dan  tafsiran.  Peneliti  belum  dapat  secara  memadai  menyajikan  bahasan  stra-tigrafi,  baik  onomasiologis  maupun  semasiologis  beserta  terbentl1knya  lapisan-lapisan  itl1 .  Peneliti  juga  bell1I11  dapat  menganalisis  Jal<l  sccara  l11emadai  ber-dasarkan  scbab­Iuar  bahas<t  dengan  berbagai  lapisannY<J  d3n s c bab-d~Jlalll ba-hasa  dalam  semua  ta taran  linguistiknya. 

1.4 Metode dan Teknik Penelitian

(31)

(2)  tanyaan  \angsung , (3)  tanyaan  tak  langsung,  (4) pancingan jawaban, serta  (5)  tanyaan  dan  perolehan  jawaban  berganda.  Pada  pengelo\aan  data  dilaku-kan  teknik  klasifikasi,  analisis,  pem etaan ,  dan  penafsiran  (Ayatrohaedi ,  1978: 87-111).

Metode  pupuan  lapan ga n  yang  dipergunakan  dalam  penelitian  ini  ialah  pen ea tatan  langsllng ,  sedangkan  tcknik  yang  dipergunakan  dalalll  pencliliun  ini  ialah  teknik­teknik  seperti  tertera  di  atas. 

15 Populasi dan Sampe\

Yang  dUadikan  populasi  penelitian  ini  ialah  penguasaan  leksikal  bahasa  Sunda  penutur  bah as a  Sunda  daerah  Kabupaten  Bogor. Y"n :~ Jijadikan 

SClIll-pel  penelitian ini ialab  penguasaan  leksikal  bahasa  Sunda  penutur'  bahasa  Sunda daerah Kabupaten Bogor di desa­desa yang dijadikan sanlpel. 

Desa  yang  dUadikan  sampel  penelitian  ini  ialah  dcsa-J cs ~ Babakan  Raden,  Bojongkulur , Ciampea,  Cibadu·ng,  Cigombong,  Cintarnanik. Cipin,mg.  Curug,  Gandoang,  Gunungpicung,  Kalongliud,  Karibkil.  Kernan g.  LCliwinl<J-lang,  Nanggerang,  Sukanegara, Sukaraja,  Sukabllmi,  Tajur,  Tenju.  d<ln  Pancu-wati. 

Dari  setiap  desa  sampel  itu , pemupu  memperol eh  data  Jari  lllinirnUlll  sc-orang  informan  (pembahan)  yang  memenuhi  bebcrapa  persyaralan.  yailu (I) umur  tidak  terlalu  muda  dan  tidak  terlalu  tua, (2) diusahakan  pcnduduk  pri-bumi, (3)  pendidikan  tidak  terlalu  tin ggi, (4) bcrkeillampuan  al3rni.  dan (5) bahasanya  belum  banyak  menerima  pengaruh  bailasu  In in  (i\ya I r·n ilacJi.  1978:  106­ 107). 

(32)

2.1   Keadaan  Dmum  2. 1.1  Letak Geografis 

Kabupaten  Bogor,  secara administratif, termasuk ke  dalam wilayah Pro-pinsi  Jawa  Barat.  Daerah  Kabupaten  Bogor berbatasan dengan (i)  daerah Ka-bupaten  Tanggerang,  wilayah  Daerah  Khusus  Ibu  Kota  Jakarta,  dan  daerah  Kabupaten  Bekasi  di  sebelah  utara, (2)  daerah  Kabupaten  Karawang  di  sebe-lah  timur  laut , (3) daerah  Kabupaten  Cianjur  di  sebelah  tenggara, (4) daerah  Kabupaten/ Kotamadya  Sukabumi  di  sebelah  selatan ,  dan (5)  daerah Kabupa-ten  Lebak  di  sebelah  barat.  Ibu  kota  Kabupadaerah Kabupa-ten  Bogor  terletak 60 km  sebe-lah selatan  Jakarta. 

Daerah  Kabupaten  Bogor  bagian  utara  berupa  da taran  rendah  dengan  ketinggian  kurang lebih 50­75 m di  atas permukaan laut. Semakin .ke  selatan,  daerah  Kabupaten  Bogor  semakin  meninggi ,  bergelombang,  dan  bergunung-gunung  dengan  ketinggian  kurang  lebih  2.211  m  di  atas  permukaan  laut. 

Keadaan  iklim  daerah  Kabupaten  Bogor  termasuk  tipe  iklim A dengan  sifatnya  yang  amat  basah .  Curah  hujan  per  tahun  sebesar 4.140 mm.  Hari  hujan  per  tahun  rata­rata  218  hari.  Keadaan  yang  demikian  mengakibatkan  sungai­sungai  di  daerah  ini  memiliki  potensi  air  yang berlimpah . Pada umum-nya  sungai­sungai  berair sepanjang tahun. 

2.1.2  Luas  Wilayah 

Luas  wilayah  administratif  Kabupaten  Bogor  seluruhnya  adalah  ± 286.413  ha, yang berupa (1) rumah dan pekarangan (11%), (2) tanah sawah  (25.8%),  (3)  pertanian  kering  dan  perkebunan  (27,4%),  (4)  hutan  (19,3 %),  dan (5 )  lain­lain  yang berupa sungai, jalan dan lain­lain (16,5%). 

(33)

DASAR PENELI TLAN GEOGRAFI  DIALEK SUNDA DJ  KABUPATEN  BOGOR  <;;' <T  ~ I ,, '--\. 

'.

l

I

:1.. 1 .

. '

,

j i ..

. '.

./)i!;f

j

c/ 

\. :" :' ~ .

'.

' j ' . ' . '.

'.'

, :' ­

,.'

, i:' , .

.... / , ) '.

,

.,' ,,: ..' i -' i' ,

I

,

I

...  . j

,

,

... .,..

­

..

i ,\  . , .  

.. ~

' .

,

.

...  .'

­: 

_.", .., ...! ~

i

," 

t.:··

".,

.. 

,

~,

I , .

,

... 

­

-.

Skala 

·t

" ..

,

;....

,

.

,

'!!

,

"

~

,

.1 

"

~ \

'.1-I

,....

1_ ....,..·\

,

,

,

i ,

.

, , ­....

-

"

... ,-~ ... ,-, -

...

--

..

, ...

,,­,'  

Legcnda

Ibu KOla Kabupatcn Kecam at an

Balas Kabupaten

··=,... ....

= ::::

o

16

Km

Kccama lan

desa

(34)

• 

•••••

PETA  III  

WILAYAH PEMAKAIAN  BAHASA  

19  -~16

II 17 

J .  18 

14 10 

Skala 

2 1  I I

0  16 km 

Wilayah Pemakaian  Bahasa Sunda 

• •

.

...

• •• _tI"..

;  

Wilayah Pemakaian  Bahasa  Melayu  Jakarta  ~

'

.. 

.

:

:.

Wilayah  Dwibahasa Sunda­ Melayu  Jakarta I • •  •• ­ •

(35)

2.1 .3 Penduduk 

Sensus  penduduk  tahun 1961  me nu nj ukkan bahwa  pe'ld uduk  KaLlI-paten Bogor  berj  mJah 1.303 .59  jiwa  yang  terdiri dari  652. 192  orang  laki-laki  dan 651.406 orang  percmpuan. Menurut 

hasil 

sensus pcnduduk. tahuu  197 1,  sepuluh  tahun  !remudian ,  penduduk  Kabupaten  Bogar  berjUJl'Jah  1.650.509 orang, yang terdiri dari 824.86 7 orang 1 ki­laki dan 825.647. o.ao g  perempuan.  Dengan  demikian,  pendu duk  Kabupate n  Bogor  benambah  se-b!IIJ.yak )5 6 .911 orang,  yang berarli bertamba11 27 ,4% se1ama  10  tahun atau  2 ,74% per tahun. 

Merrurut  sensus  penduduk  tahun  19 73, jumlah  pe ndud uk  Kabupaten  Bogor  ebanyak  1.728.727  orang. Menuru t  lap  ran Bappemka Bogor , jumlah  pendudukKabupaten  Bogor tahun  1974 se  anyak 1.79 1.98 3 ora.ng. Berdasar-kan  rata·rata perta.mbahan  pendu dllk ± 2 ,74% per tahun , jumlah  penduduk  Kabupaten  Bogor  tahun  1480  adala.h  seb anyak  1.791.983  orang 

+

(6  .  2,74%) 

1.791.983 

oIang 

= 2.086.58 5 orang. 

2.1.4 Mata PencahariaJl 

Da ri  1 .79 1.983 ora.ng pendu du!  Kabllpaten Bog  r tahun  97L:' 662.2 51  orang  yang mem iliki  mata peneaharian .  Bidang­bidulIg  mat a  pencaharian  itu  tereliIi  dari pertanian. perdagangan , industri/ kerajilian,  dan jasa.  Ya ng  bermata  pencaharian  di bidang pertani an sebaJly :;k 469 .626  orang (70,9%),  di  bidal1g  perdagangan  ada 147.824 ora ng (2 2,. 

%), 

ill bidang industrijkernjinan  seba-nyak  37 .798  orang  (5 ,7%).  dan  di  bidang  jasa  ada  7.435  oral;g  (~,l%).

2.1.5  Agama 

Penduduk Kabupaten  Bogor  mayoritas beragama I  lam. <:eiebihnya  me-meluk agama­agam a  Kristen  (Protestan  dan Katolik) , Hindu ,  dan  Buda .. Pe -rineian  pemeluk  agama  eli  Kabu paten  Bogm  berdasarkan  da ta  tahufl  1974  adalah se bavu berikut. 

1)  pemelukagama Islam se banyak.  l .775.543 orang; 

2)  pemeluk  agama Kristen (Frotestail) se banya  5 .847 orang;  3)  pem eluk  agama Kristen (Katolik) sebanyak 3.206 ora.ng ;  4)  pemelukagama Hindu  .banyak 2.366  orang ; 

5)  pemeluk agama Buda  ebanyak 5 .021  fa  g; 

Safana  peribadatan eli daerah Kabupaten Bogor tercat at :  1)  mesjid  sebanyak 2.320 buah ; 

(36)

5)  kelenter1g 

sebanyal< 

buah. 

PendidiJran  agama  di Kabupaten  Bogor,  selain  dilaksanal<an  oleh Peme-tintah  juga  dilaksnaak an  olch  masyarakat.  Pendidikan  agama  dilakukan  di  madrasah.  pesantren,  dan  dalam  pengajian  bagi  penduduk  yang  beragama 

Islam. 

2.1.6   Pendidikan 

Paua  tahun 1974  di daerah Kabupaten Bogo r tercatat anak usia  sekolah  sebanyak  lOq . ­3 ..  orang  u ntuk  sekolah  dasar.  Dati  jumlah  itu  ternyata  se-banyak 239.572  orang anal<  usia  sekolah sekoiah dasar yang tidak bersekolah. 

Jumlah  guru  ekolal  dasar  sebanyak  2.8 96  orang.  Perbandingan  guru  dan  mu rid  rata·rata 1  :  ' 8 . 

ekolah  lanjutan  pcr tama,  baik  sekolab  lanjutan  pertama  negeri  mau-pun  swasta .  te reatat sebany ak 34 buah . Ju mla h  mu rid  yang dap at  tertampung  oleh  jumlah  sekolah  it u  ialah  4.908  orang. Jumlah  guru  seko1ah lanj utan  se-banyak 298 orang. Rasio guru ­m urid  rata ­rata  1  :  17. 

Sekolah  lanj utan  at as  yang  ada  di daerah Kabupaten  Bogor . yaitu seko-lah  pertanian  menengah  atas  (SPMA),  seko. yaitu seko-lah  usaha  perikanan  menengah  (SUPM ),  sekolah  menengah  ekonomi  atas  (SMEA).  sekolah  menengah  atas  negeri (SMAN),  dan SMA Muhammadyah . 

Pembinaan  generasi  muda  lebih  bim yak  dititikberatkan  pada  pembina-an  kegiatpembina-an  pramuka .  Kegiatpembina-an  ini  dilakukpembina-an  di  se tiap  SD .  SLP.  dpembina-an  SLA.  baik negeri maupun swasta.  Sampai'dengan  tahun  19 74 tereatat sebanyak 700  buah Gugus  Depan Pramuka di Kabupaten Bogor. 

2.1.7   Mobilitas Penduduk 

MobiJitas  penduduk  Kabupaten  Bogor,  menurut  pe ngaOlata  ,  seeara  umum dapat digambarkan sebagai berikut. 

MolJilitas  penduduk  disebabkan  oleh  beberapa  hal ,  antara  lain,  oleh  dorongan  sekolah,  mencari  nafkah,  berniaga,  dan  dorongan  mengusahakan  penghidupan yang lebih  baik. 

(37)

Untuk  mencari  nafkah  tidak  sedikit  pe ndu du k  Kabu paten  Bogor  y ang  meninggalkan  desanya  m enuj u  ke  kota­kota.  Mereka  me ncari  nafkah  sebagai  pekerja  bangunan ,  buruh,  kary awan ,  dan  lain­lain  di  Jakar ta  atau  Bandung.  Dalam hal beruiaga,  pendudu k  desa  ban yak  yang  pergi  ke  kota­ko ta  untuk  mem perdagang*'a n  hasil  pertanian  3tau  perkeb unannya  dan  haJ  yang  se baliknya  pu n  dapat  teIjadi  Orang  kota  berniaga  menjajakan  baran g-barang-nya ke desa-desa atau menca ri barang dagangan da ri desa-desa untuk diper-jual belikan di kota. Jalan-jalan eko no mi yang telah dibangun yang rnenghu-bungkiU1 d sa dengan desa dan desa de ngan kota menam bah ramainya 111

bi-litas pe nd uduk";'

Ji ka dibandingkan clengan jum la h ke seluru han penduduk penduduk Kabup aten Bogo r relatif keeil yang bertransmigrasi. Pe nd ucluk yang bertran-smigra si ke Sum atra clan Kaliman tan , dari tahun 1968- 1974, hanya berj um-lah 56 kepala kel uarga atau 261 orang.

Penyebaran pendudll k di daerah Kabu pa ten Bogor ti dak merata . Pada umum nya pendu duk memadati daerah-d aerah yang diha rapka n dapat me-nguntungkan kehiclupan pribacli clan keluarganya. Kepadatan pcncl uduk di Kabu paten Bogor ra ta-rata adalah 62 6 orang per km persegi.

2_2

Keadaan Bahasa Sunda

2_2.1

Wilayah Pemakaian Bahasa Sunda

Wilayah pemak aia n bahasa ada yang be rdasarkan letak geografis; ada pula yang berd asark an pe makaian bahasa menllcu t lingkllngannya. Pemakai-an bahasa Su nda m en urut letak geografis dapat dilih at pada P ta U[ Wilayah Pemakaian Bah asa . Wilayah pemakaian bahasa Sunda ada;..~ wilayah yang bertanda arsir pada peta itu. l anda ti tik-titik menunjukkan wilay a.h pC'lOakai-an bahasa Melayu dialek Jakarta , tpC'lOakai-ancla arsir , dpC'lOakai-an titik-titik menllnjllkkpC'lOakai-an wilayah pemakaian dwibahasa antara bahasa Sunda , serta bahasan MelaYll dialek Jakarta.

Selain adanya pe makaian bahasa menllru t letak geografis, terdapat pula pem akaian bahasa meourut lingkll nga nnya. Mackey (1 968 : 554- 51:\4) melukiskan adanya empat hal yang dapat mendeskripsikan kedwibahasaan (bilingual isme), yaitu (1) tingkat kedwib ah asaan , (2) fungsi , (3 ) alte rnasi, dan (4) interferensi.

(38)

ba-hasa,  bail<  tisan  maupu n  tulisan  dalam  tataran  grafik  fonologis, gramatis,  lek-is, semantik, dan gaya bahasa dalam bahasa ibunya, termasuk dalam bahasa lain yang menyebabkan Jia menjadi dwibahasawan . Dengan pengujian itu kita akan J apa t mcnent ukan tingkat kedwibahasaan seseorang.

Tingkat at,m der<!jat pemerolehan dalam setiap bahasa berdasarkan fungsinya, yaitu pc makaian bahasa itu dan kondisi pada saat dwibahasawan memakai ba hnsa itu. BerJasarkan hal itu, ada dua fungsi pemakaian bahasa, yaitu fungsi eksternal da n fun si internal. Fungsi eksternal ditentukan oleh banya.kl1ya daerah sentuh bahasa yang di tentukan oleh variasi masing-masing yang tcrdiri dari lama nya , kekerapannya , dan dorongan-dorongan yang me-nyebabka n 13hirnya s ntu h bahasa (kol1tak bahasa) . Dacrah sentuh bahasa mencakup semua med ia tnnpat bahasa-bahasa itu cliperoleh dan diperguna-kan. Sentuh bahas<I dwibah asawan mungkin terjadi d c n ~ an bahasa -bahasa ya ng dipaka i J i rumah, di Illasyarakat, di sekol ah. dahlill 111 l'Ji a musa komu-nikasi., dan dalam sura -menyurat. Persentuhan dengan ' II:IP d:Il'1":Jil sc ntuh

Ji :l tas l11ungkin bcrbeda dalam lamany a, kckerapann ya. dan dll r l lll ~:I I I · d ll r (l ­ ngannya. Perscntuh all itu mungkin juga berbcda J ala m pClI1a kaial1 Sl' il :l l) 11:1-hasa untuk pcmailaman saja atau untuk peillahaman dan pcngungb p:II I Seluruh pcngaruh dari setiap daerah sentuh pa a kedwibahaan sese · orang bergantung pada Jamanya persentuhan. Selain itu , haru s dikctaJlUi pula frekuensi persentuhan yang terjadi.

Dalam setiap daerah scntuh terdapat sejumlah dorongan yang mcmpc-ngaruhi dwibahasawan dalam pemakaian suatu bahasa. Dorongan yang mem-pengaruhinya mungkin dorongan yang bersifat ekonomi , administ ra i, Pl [lo

tik, militer, sejarah, keagamaan, dan demografi.

Kedwibahasaan tidak hanya berhubungan dengan faktor-faktor cks ter-nal , tetapi juga berhubungan dengan faktor-faktor interter-nal. ungsi interter-nal meneakup pemakaian bahasa yang tidak komunikatif, seperti ujaran internal dan ekspresi bakat intrinsik yang mempengaruhi kemampu an sese orang dwi-bahasawan untuk menolak atau memanfaatkan situasi yang ada.

Kedwibahasaan seseorang tereermin dalaIll pemakaian setiap bahasanya seeara internal. Pemakaian bahasa seeara internal ini terjadi pada saat mem-bilang, berhitung! berdoa, menyumpah-nyumpah, bermimpi, menulis buku harian, atau meneatat.

(39)

Fungsi  tiap­tiap  bahasa  oalam  keseluruhan  tingkah laku dan  tingkat pe -nguasaan bahasa ditentukan oleh alternasi yang terjadi dari suatu bahasa ke-pada bahasa lainnya. Ada tiga faktor utama yang terdapat ke-pada alternasi atau pemilihan pemakaian bahasa, yaitu , tokoh , dan tegangan. Setiap fak tor itu berbeda dalam kecepatan--alternasi dan proporsi bahasa yang dipakai yang di-berikan dalam situasi lisan atau tulisan.

Interferensi adalah pemakaian berbagai ciri milik suatu bahasa semen-tara berbicara atau menulis bahasa lain . Interferensi bisa terjadi dalam kebu-dayaan , semantik, kosa kata, tata bahasa , dan fonologi yang mencakup satu-an dsatu-an struktur intonasi, irama, penyekatsatu-an (katenasi), Qsatu-an artikulasi .

Melalui media masa yang intensif bahasa Indonesia serna kin jauh men-jangkau wilayah pemakaian dan lingkungan pemakaian bahasa daerah, ter ma-suk bahasa Sunda di daerah Kabupaten Bogor. Dengan demikian, makin lama pengaruh bahasa Indonesia, makin besar sehingga akan semakin bersentuhan dengan bahasa Sunda. Persentuhan bahasa ini merupakan salah satu se bab lahirnya kedwibahasaan. Kedwibahasaan menyebabkan lahirnya para dwi-bahasawan, yang dalam hal ini adalah dwibahasaan Sunda-Indonesia di da erah Kabupaten Bogor dalam tingkatan yang diduga pada umumnya masih dalam tingkatan kedwibahasaan yang belum terkoordinasikan. Kendatipun demi-kian , menu rut pengamatan, wilayah pemakaian bahasa Sunda di Ka bupaten Bogor masih luas , baik secara geografis maupun secara lingkungan pemakaian.

2.2.2 Jumlah Pemakai Bahasa Sunda

Jumlah pemakaian bahasa Sunda di daerah Kabupaten Bogor belum dapat diketahui dengan pasti. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para pejabat pemerintahan, baik pejabat tingkat kabupaten, ke camatan maupun pejabat tingkat desa, serta informasi dari para informan, mayoritas penduduk Kabupaten Bogor berbahasa Sunda. Ada beberapa wi/ayah yang penduduknya berbahasa ibu bahasa Melayu, antara lain di beberapa desa di daerah Depok, Gunungsindur, Rumpin, dan Cibinong. Namun, jika diban-dingkan dengan keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Bogor, penduduk yang berbahasa Melayu yang tersebar di daerah perbatasan dengan daerah Jakarta, Bekasi, dan Tanggerang itu relatif tidak besar jumJahnya. Pe nduduk yang berbahasa ibu bahasa Sunda masih merupakan pemakai bahasa Sunda dalam jumlah besar.

2.2.3 Ciri-ciri Khusus

(40)

bidang  fonologi ,  morfologi ,  Ie  sis ,  sintaksis ,  semantik ,  dan  bebera pa  cin  prosodi  seperti  pitch, stress, d inamik,  tempo  jeda,  in tonasi,  dan  kon tur.  Keseluruhannya  dipergunakan  dalam  pengucapa n  bahasa  Su nda  seh ari-hari .

Dalam penelitian ini kami hanya menc oba mengungk apkan ciri-ciri khusus bahasa Suncla di claerah Kabupaten Bogor yang berke nan de ngan kosa kata. Kekhususan ciri-dri bahasa Sunda uaerah Kabu paten Bogor ya ng ber-ken aan dengan kosa kata itu aka n dapat dilihat pada bab an lisis . K khas n kosa kat a di suatu due ral1 antara lain dise bab kan oleh adanya pengaruh sen-tuh bahasa dengan bahasa atau de ngan di alek lain . Di daerah pakai bahasa Sunda yan g berbatasan d ngan clae rah paka i dialek Sunda-Banten ; misal nya, terdapat kekhasan pemai<.aiall kosa kata sebagai akibat adan ya persentuh an cle ngan d.ialek itll. De mi kiarl pula halnya de ngan kekhasa n pemakaian kosa kata di elaerah lainnya .

Di

daerah pak i bahasa Sunda y ang berbatasan dengan daerah paka i bahasa Mclayu dialek Jakarta te rdapat kekhasan pema ka ian llnsur bahasa ebagai akibat adanya persentuhan de ngan dialek itu .

2 .2 .4 Status Bahasa Sunda

Status bahasa dalam hal ini climaksudkan sebagai suatu sistem lam bang nilai bu daya yang dirumusk an atas dasar nilai sosial yang dihubungkan de· ngan bahasa yang bersangku tan.

Stewart (1 962) menge mukakan bahwa suatu bahasa dia nggap baku jib

memiliki crupat hal. yaitu (l ) pe mbakuan , (2) oto nom i. (3) sejarah, uan (4) daya hidup.

(41)

upacara­upacara  adat,  seperti  pernikahan,  khitanan ,  selamatan;  dalam  pendidikan  informal  di  rumah;  dan  dalam  pemakaian  yang  non  komunika-tif yang berkenaan dengan fungsi internal seperti yang telah disinggung di muka .

2.2 .5 Hubungan Bahasa Sunda dan Bahasa-bahasa lain

Di daerah Kabupaten Bogor terdapat sekurang-kurangnya tiga bal1asa yang laziin dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Sunda dip er-gunakan cIalam Kehidupan sehari-hari. Bahasa Sunda diperer-gunakan hampi r di seluruh daerah. Bahasa Indonesia dipakai dalam beberapa situasi tertentu ; juga dipergunakan hampir di seluruh daerah. Bahasa Melayu dialek Jakar ta dan bahasa Melayu dialek setempat dipakai di daerah yang berbatasan dengan daerah pemakaian bahasa Melayu dialek itu yaitu di daerah-daerah Gunung-sindur, Rumpin, Depok, dan Cibinong.

Ferguson (1 964) dalam tulisannya membahas diglosia, yait u pemakai-an bahasa menurut fungsinya dalam masyarakat. Diglosia terdapat pada ma-syarakat dwibahasa. Mama-syarakat di daerah Kabupaten Bogor , karena sangat intensifnya pemasyarakatan bahasa Indonesia, dalam suatu tingkat tertentu menjadi dwibahasawan. Oleh karena itu, diglosia terdapat pada masyarakat Kabupaten Bogor. Prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Ferguson kiranya akan dapat dipergunakan untuk mengetahui hubungan dua bahasa atau le bih dalam suatu wiJayah pemakaian bahasa seperti yang terjadi di daerah Kabu-paten Bogor.

Pada bagian 2 .2 .1 telah disinggung pemakaian bahasa Sunda di daerah Kabupaten Bogor menurut wilayah geografisnya dan menurut lingkungan pemakaian atau daerah sentuh bahasanya .

(42)

sehingga  arlj ui an  itu  b~tu l · betul dapat  diresap'  oleh  masyarakat.  Hasilnya,  menurut  keterangaJi  Hu ,  adalah  relatif  lebLI­t baik jik a  dibandingkan  dengan  ppnyampaia:l yang h any a dil aku kan  dengan  ballasa  Indonesia . 

Hubungan  bah asa  !ndonesia  dan  bah asa  Sun da di daerah  Kabup aten  Bogor  adalah  saling  Jengkapi  dalam  pem akaiannya  agar  pemakaian  Iebm  efektif dan saling menghargai  fungsi  dall k du dukan setiap bahasa itu.  2.2.6 Peranan dan Kedudukan Bahasa Sunda

Peranan  dan  ke d1l du kan  bahasa­hahasa  daerah , t ermasuk bahasa Sunda,  teiah  dirum usk a n  da la m  kesimpulan  Sem inar  Politik  Bahasa  Nasional (Halim  Etlitor.  1976: 145­­146). 

PeraIlan  bahasa  Sur,uH  J i d a~H i h Ka hu paten  Bogar,  sesuai  dengan  ke-dud uhn nya se baga i hahasa claerah dan hubungannya

uengan

fungsi balusa Lidonesia . dianggap sa ngat pc n tmg o leh para pemakainya. Pemakaian bahasa Sunda disesua ikan de ngan sit uasi dan keperlti ngan pema kaian bahasa it u . Pe-ran an bahasa Sunda di daerah Kabu paten Bog r, m enuru t pengamatan dianggap sarlgat pe nting oieh para pcnu tu rnya . Di samping itll , mereka me-nyadari pula bahwa bah.asa Indonesia juga memiliki pera nan yan g pen ting dalarn kchidupan mereka .

Keduduk an bahasa Sunda sepert: yang disimpulkan 01eh Se minar Politik Bahasa Nasional mem ang demikianlah ada nya . Ke impu lan semin ar itu hanyalah men gukuhkan dan /atau memantapkan kedudukan itu karena sebenarnY1 kedu dukan itu tela h sej ak lama ada dan dipertaha nk atl serta di-pclihara dengan baik. Pemelih araun ke duduka:l bahasa Su nda di daerah kabu-paten Bogor oleb para penuttl my a akan tercerm in dari sikap pa ra penutll r-nyr...

2.2.7 Sikllp 

Kebahasaan

Menguku r sikap ebahasaan ti daklah m dah karena sikap le bih erat berjalin de ngan hal ·hal yang k ualitatif. Oleh karena itu , sikap itu sulit di-llkllr. Yang mungkin dapat iiukur ialah indikator-indikat r dad sikap itu. Walaupun demikian , l''ltuk dapat mengetahui dan me nguku r indika tor sikap

ke uahasa:>.n itu pun p .rlu adanya pe nelitian khusus, nllsalnya, penelitian so·

sio1ingui~tik dan peneiitian psikolingu istik . .

(43)

u-PETA IV

DAERAll PAKAI KOSA KATA BAHASA LAfN

Ska l a 

I

• 

I  

o  16 k m

Lege ndj 

1 ­ 3  

11111 1111 1111111111 4 - 6

(44)

!<an bahasa ibunya dengan baik . Pada beberapa orang penduduk yang desa-nya dijadikan sam pel penelitian tergambar betapa besar penghargaan mereka terhadap bahasa Sunda . Ketika mereka mengetahui bahwa tengah dilakukan penelitian geografi dirriek Sunda di daerah Kabupaten Bogor, mere ka sangat bergembira karena menurut mereka, bahasa mereka merasa lebih diperhati-kan. Mereka mengharapkan agar bahasa Sunda dipelihara dengan lebih baik, terutama dalam pengajaran di sekolah-sekolah . Berdasarkan itu barangkali dapat dhafsirkan bahwa sikap kebahasaan mereka terhadap bahasa Sunda positif.

Menurut pengamatan pula, sikap masyarakat Kabupaten Bogor ter-hadap bahasa Indonesia dan juga terter-hadap bahasa Melayu dialek Jakarta cukup positif. Hal itu rupanya didasarkan pada kenyataan bahwa di daerah mereka dipakai pula kedua bahasa bahasa jtu, sedangkan pemakaian kedua bahasa itu, teru tama pemakaian bahasa Indonesia, dapat lebih meluaskan pergaulan dan pengetahuan _ Selain itu, mereka merasakan manfaat fungsi pemakaian bahasa-bahasa itu dalam hidup bersama sebagai suatu masyarakat Indonesia.

2.2 .8 Tradisi Sastra

Di

Indonesia terdapat sastra yang berbahasa daerah dan sastra yang berbahasa Indonesia . Sastra yang berbahasa daerah sudah sejak lama ada, yaitu setua bahasa daerah yang dipergunakan untuk mengungkapkan karya sastra itu .

Sastra Sunda adalah salah satu sastra di Indonesia. Tradisi sastra Sunda sudah sejak lama ada dan sudah sejak lama pula tradisi sastra Sunda diungkap-kan dalam bahasa Sunda. Setelah orang Sunda mengenal tulisan, baik huruf Sunda, Arab maupun Latin, mereka rnengungkapkan karya sastra secara ter-tulis.

Kenyataan menunjukkan bahwa banyak sastrawan nasional, sastrawan yang menulis dalam bahasa Indonesia, berasal dari suku Sunda. Nilai, inspirasi , dan aspirasi budaya Sunda sering diungkapkan dalam sastra nasional. Hal itu , antara lain, disebabkan oleh kekayaan dan bobot khazanah sastra Sunda.

Warisan pustaka Sunda yang berupa puisi, roman , drama, cerita pendek, cerita pantun , dongcng-dongeng rakyat, dan lain-Iainnya sering menjadi sumber pengambilan bahan untuk menu lis sastra Indonesia.

(45)

3.1 

Bahasan

Peta 

Pada  asasny  se tiap  pe ta  gcjala  ata ll  unsu r  bahasa  itu  merupakan  garn -baran hasil perkem bangan gejala atau unsur bahasa yang bersangkutan . Oleh karena itu . agar ga m b ran iLu dapat diperoleh sebaiknya tafsiran setiap pet~ diperbandi ngkan sesamanya . Dalam pem bandingan itu terdapa t pola llmll m perke mbanga n dan po[a penyim pa ngan . Pola penyim pangan terjadi clise bab-kan oleh faktor keb ahasaan dan fakt or nonkebahasaan . Faktor·fak tor non-kcbahasaan itu, an tara lain, ialah letak geografis dan keadaan alam, latar belakang sosial budaya l11asyarakat pel11;OOU bahasa , la tar belakang sej arah, dan ke adaan perhubungan ( Ayatrohae 4i, 1 78: 166 - 16 7).

Dalal11 penelitian in1 aka n digamb arkarr daerah pakai unSlli bahasa Sunda dan variasi kebahasaan beraasa rka n data yang dipe roleh.

3.2

Daerah Pakai Unsur Bahasa

JikI kita perhatikan peta Kabupaten Bogor akan tal11pak bahwa daerah Ka bupa ten Bogo r berbatasan dengan daerah kabupaten lainnya. Daerah Kabu-paten Boga r berbatasan dengan (l ) dae rah Ka bupaten Tanggetang , daerah Dae rah Kh usus Ibu Kota Jakarta, dan dae rah Kabupaten Bekasi di sebelah uta ra, 2) daerah Kabupaten Karawang di sebelah tirnur lau t, (3) daerah

Ka-bupaten t ianjur di sebelah tenggara,

(4)

daerah Ka bupa ten/Kotamadya Suka-bumi di sebelah selatan , dan (5) daerah Kab upaten Lebak di sebelah barat. Bahasa yang dipakai di daerah utara diduga berbeda dengan bahasa yang dipakai di daerah timur laut, t nggara, selatan, dan bara t. Perbedaan ini diduga disebabkan oleh adanya sentuh bahasa. Sentuh baha terjadi antara bahasa yang terd apat di daerah Kabupaten Bo o r dan bahasa-b ahasa di wi/a-yah yang berbatasan dengan dae rah Kabupaten Bogar.

Di

daerah Perbatasa n
(46)

N

.,, '

.!J 

to " t::> .. 

"

,, '

<::\ 

"

x' l­egdnda 

!. Kab.  Pandeglang  2.  S ~ rang . 3.  Leba!<  4.  Tanggerang  5.  K.b/Kodya Bogar  6.  Bekasi  7.  Kab/Kodya Sukabumi  8.  Cianjuf  9.  Karawang 10.  Purwakarla.  Il. 12.  13  14.  15.  16.  17.  18.  19.  20. 

<l  ~ Laut  Jawa 

Skala 

~~~60km

" \

.

i

. J '_ . .;,~ . _ ./,~ . _ . _ .  . . .   " 

1­ ('  • ·-· .... -br~ _ . _._C::::.: _ . _,

r/ ') 3 ' )

Y·'>._

/ "1

Referensi

Dokumen terkait

Interested in it, and agreed that any successful learning is an independent learning, the writer arranged this study to find out the effect of pathway to the first

nggak mau pulpen itu balik kemuka saya garu-gara saya ribut sama kamu.. : Gere cuma mau ngomons

Guru sebagai pelaksana pembelajaran harus berusaha maksimal agar tercapai tujuan pengajaran. Dalam kegiatan ini guru menguraikan materi sesuai tema sedangkan siswa

Dari daftar merk produk mi irstan yang ada di bawah ini: - Beri tanda ({) untuk merk yang paling Anda ketahui.. - Kemudian berikan urutan untuk merk-merk tersebut berdasarkan

Abstract —This paper reports the application of new developed “Tool for Electricity Energy Planning” (TEEP), an accounting framework based bottom-up model to simulate long-term

peseria didiknya, namun upaya tersebut kurang optimal terhadap prestasi belajar peserta didik dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam, sshingga rumusan rnasaiah vang

Dari hasil penelitian yang pertama, membahas mengenai pengaruh marketing syariah terhadap kepuasan nasabah , sedangkan yang akan peneliti lakukan bukan hanya

Dari hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab anak putus sekolah di MI Mathla’ul Anwar Kota Jawa Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran