• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Koordinasi 2. 1. 1 Pengertian Koordinasi - Peranan Koordinasi Kerja Dan Komunikasi Serta Semangat Kerja Dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Kerja Pada Unit PT. PLN (PERSERO) Area Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Koordinasi 2. 1. 1 Pengertian Koordinasi - Peranan Koordinasi Kerja Dan Komunikasi Serta Semangat Kerja Dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Kerja Pada Unit PT. PLN (PERSERO) Area Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Koordinasi

2. 1. 1 Pengertian Koordinasi

Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan

kegiatan kepada anggota organisasi yang diberikan dalam menyelesaikan tugas.

Para manajer membagi kerja kedalam fungsi-fungsi atau departemen-departemen

khusus untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi perusahaan mereka.

Dengan adanya penyampaian informasi yang jelas pengkomunikasian yang tepat,

maka setiap individu akan dengan semangat dalam menyelesaikan tugasnya.

Tanpa adanya koordinasi setiap pekerjaan dari individu karyawan, tujuan

perusahaan tidak akan tercapai.

Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan

kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah(departemen-departemen atau

bidang-bidang fungsional) pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan

efektif (Handoko 2003:195).

Menurut E. F. L Brech dalam bukunya, the principle and practice of management yang dikutip Handayaningrat (2002:54) koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakan tim dengan memberikan lokasi kegiatan

pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu

(2)

Menurut Manulang (2001:72) koordinasi adalah usaha mengarahkan

kegiatan seluruh unit-unit organisasi agar tertuju untuk memberikan sumbangan

semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan,

dengan adanya koordinasi akan terdapat keselarasan aktivitas diantara unit-unit

organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan dan aktivitas didalam suatu

perusahaan atau organisasi agar mempunyai keselarasan didalam mencapai tujuan

yang ditetapkan. Dengan kordinasi ini diartiakan sebagai suatu usaha kearah

keselarasan kerja antara anggota organisasi sehingga tidak terjadi kesimpang

siuran , tumpang tindih. Hal ini berarti pekerjaan akan dapat dilaksanakan secara

efektif dan efisien.

Menurut winardi (2000:39) ciri-ciri koordinasi yaitu:

1. Seorang pimpinan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

koordinasi dengan baik, dibutuhkan kerja sama dari setiap komponen

organisasi.

2. Adanya proses yang berkesinambungan, sebab koordinasi adalah pekerjaan

pimpinan yang bersifat berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga

tujuan dapat tercapai dengan baik.

3. Koordinasi adalah konsep yang ditetapkan dalam kelompok, bukan terhadap

usaha individu, sejumlah individu yang bekerja sama menghasilkan suatu

usaha kelompok yang benar-benar dikerjakan dengan baik akan menghasilkan

(3)

4. Konsep kesatuan tidakan. Pimpinan harus dapat mengatur usaha dari tiap

kegiatan indivdu sehingga adanya keserasian dalam mencapai hasil.

5. Seorang pemimpin merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

koordinasi. untuk dapat menjalankan koordinasi dengan baik, dibutuhkan

suatu kerjasama dari setiap komponen organisasi.

Koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Empat cara utama

dalam usaha memelihara koordinasi adalah:

1. Mengadakan pertemuan resmi antara unsur-unsur atau unit yang harus

dikoordinasikan. Dalam pertemuan ini, dibahas dan diadakan pertukaran

pihak-pihak yang bersangkutan dengan tujuan mereka akan berjalan seiring

dan begandengan dalam mencapai suatu tujuan.

2. Mengangkat seseorang, suatu tim atau panitia koordinator yang khusus

bertugas melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi, seperti memberi penjelasan

atau bimbingan kepada unit-unit yang dikoordinasikan

3. Membuat buku pedoman yang berisi penjelasan tugas masing-masing unit.

Buku pedoman seperti itu diberikan setiap unit untuk dipedomani dalam

pelaksanaan tugas masing-masing.

4. Pimipan atau atasan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan bawahannya

dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan.

(Manulang,2001:72)

Melakukan kegiatan koordinasi dengan bebagai cara seperti tersebut diatas

(4)

konflik, mengurangi duplikasi tugas, meniadakan pengangguran, melenyapkan

kepentingan sendiri dan memperkukuh kerja sama.

2.1.2 Sifat-Sifat Koordinasi

Hasibuan (2006:87), berpendapat bahwa sifat-siafat koordinasi adalah :

1. Koordinasi bersifat dinamis bukan statis.

2. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh menyeluruh. oleh

seorang koordinator dalam rangka mencapai sasaran.

3. Koordinasi meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.

Asas koordinasi adalah asas skala (scalar principle = hirearki) artinya koordinasi dilakukan menurut jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggung jawab

yang disesuaikan dengan jenjang-jenjang yang berbeda satu sama lain. Asas

hierarki ini merupakan setiap atasan (koordinator) harus mengkoordinasi bawahan

secara langsung.

2. 13Tujuan Koordinasi

Tujuan yang paling tepat dari pengkoordinasian ialah untuk

mempermudah dalam melaksanakan kegiatan kerja. Oleh karena itu,

mengkoordinator segala kegiatan yang dilaksanakan bawahan dan menunjuk

orang yang tepat dan sesuai. Jika koordinasi dilakukan dengan efektif maka ada

beberapa manfaat yang didapatkan. Hasibuan (2006:86) berpendapat bahwa

(5)

1. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan kekembaran

idelaraskan dan atau kekosongan pekerjaan.

2. Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk

pencapaian tujuan perusahaan.

3. Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mnecapai tujuan.

4. Supaya semua unsur manajemen dan pekerjaan masing-masing individu

pegawai harus membantu tercapainya tujuan perusahaan.

5. Supaya semua tugas,kegiatan dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang

diinginkan.

2. 2. Komunikasi

2. 2. 1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan

atau komunikasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut

melibatkan lebih dari sekedar kat-kata yang di gunakan dalam percakapan, tetapi

juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan

yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang

mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada

ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dan

lain-lain)untuk membuat sukses pertukaran informasi.

Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi anatr individu

melalui suatu sistem yang (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal

(6)

suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol itu mengandung arti. Arti

atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi

komunikan sehingga ada umpan balik (feedback) bagi komunikan setelah mendapatkan pesan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif dan tujuan

komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat di

dalamnya mempunyai persepsi yang sam terhadap simbol. (Purwanto, 2006:3)

“Komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi yang

menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan untuk

mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses

komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu organisasi. ”

(Purwanto, 2003:20). Pentingnya peran komunikasi bagi perusahaan adalah

sebagai saluran untuk melakukan dan menerima pengaruh, dan juga sebagai alat

untuk mendorong atau mempertinggi motivasi sebagai sarana yang

memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.

Komunikasi memiliki peranan penting dalam memperlancar kegiatan

perusahaan, dapat terlihat dari beberapa hal berikut:

a) Fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan dapat tercapai.

b) Meningkatkan gairah dan kompetensi kerja.

c) Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan pengendalian

para pemimpin dapat mengetahui keadaan dari setiap bidang yang menjadi

(7)

d) Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan

atasan,bawahan dengan bawahan dan antara atasan, karena pengawasan yang

jelas dan mantap.

e) Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan,

peraturan dan ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemimpin.

Oleh sebab itu di dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat

didalamnya ketika melaksanakan tugas dan tanggung jawab, agar dapat terlaksana

dengan lancar dan harmonis, maka kerjasama harus senantiasa tercipta dengan

baik. Dengan terjadinya proses kerja sama maka unsur komunikasi pun dengan

sendirinya akan tercipta dalam sebuah organisasi, karena apapun bentuk instruksi,

informasi dari pimpinan ke bawahan maupun sebaliknya senantiasa dilakukan

melalui proses komunikasi.

2. 2. 2 Proses Komunikasi

Menurut Djoko Purwanto (2003:11) bahwa proses komunikasi terdiri dari

enam tahap yaitu:

1) Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan : sebelum proses penyampaian

pesan dilakukan, maka pengiriman pesan harus menyiapkan ide atau gagasan

yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Dimana ide tersebut dapat

diperoleh dari berbagai sumber.

2) Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan : dalam suatu proses komunikasi

tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Oleh

(8)

pesan harus memperhatikan beberapa hal yaitu subjek( apa yang ingin

disampaikan), maksud (tujuan) , audiens, gaya personal dan latar belakang

budaya.

3) Pengirim menyampaikan pesan

Dalam meyampaikan dan mengirim pesan dapat digunkan berbagai saluran

yang ada kepada si penerima pesan. Panjang pendeknya rantai saluran

komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektifitas

penyampaian pesan, dalam menyampaikan pesan dapat digunakan berbagai

media komunikasi baik media tulisan maupun lisan.

4) Penerima menerima pesan

Komunikasi antar seseorsng dengan orang lain akan terjadi bila pengirim

mengirimkan suatu pesan dan menerima pesan tersebut. komunikasi baru

akan terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

5) Penerima menafsirkan pesan

Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia

menafsirkan pesan. Suatu pesan dapat ditafsirkan secara benar bila penerima

pesan telah memahami isi pesan sebagaiman yang dimaksud oleh pengirim

pesan.

6) Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim

Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara

tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan

(9)

memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena ia memberi

kemungkinan bagi pengirim untuk menilai suatu pesan.

Sumber: Djoko Purwanto (2003:7)

Gambar 2. 1 Proses Komunikasi

2. 2. 3 Fungsi Komunikasi

Organisasi pada umumnya mempunyai tujuan yang akan diwujudkan

dalam perusahaan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan tersebut didukung oleh

adanya proses komunikasi yang berjalan lancar. Komunikasi sangat penting dalam

memperlancar kegiatan perusahaan, hal ini dapat terlihat dari beberapa hal:

1. Komunikasi merupakan proses dimana fungsi-fungsi manajemen yaitu:

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai.

2. Menimbulkan rasa kesetiakawanan.

3. Meningkatkan kegairahan dan motivasi kerja pegawai.

4. Komunikasi sebagai alat koordinasi dan pengendalian. Tahap 1

Pengirim mempunyaiide

Tahap 6

Penerima Mengirim Ide Pesan

(10)

5. Melalui komunikasi semua pegawai dapat mengetahui kebijakan, peraturan

yang telah ditetapkan oleh pimpinan.

Komunikasi sebagai saran hubungan antar orang didalam organisasi untuk

bersama. Sesungguhnya tanpa komunikasi tidak mungkin ada aktivitas kelompok

karena tanpa hal ini koordinasi dan perubahan tidak dapat dilakukan dengan baik.

Dengan kata lain, tanpa adanya komunikasi yang baik pekerjaan akan menjadi

simpang siur dan kacau balau sehingga tujuan perusahaan kemungkinan besar

tidak akan tercapai. Sebagai seorang manajer yang baik hendaknya dapat

menciptakan komunikasi yang baik dalam perusahaan sebab dapat dibayangkan

bagaimana akibatnya bagi perusahaan yang komunikasinya tidak dapat berjalan

dengan baik.

2. 2. 4 Saluran Komunikasi Dalam Organisasi

Pemahaman yang lebih baik tentang komunikasi dapat diperoleh dengan

mempelajari arah-arah dasar gerakkannya yang tampak dengan terbentuknya

salura-saluran komunikasi. Adapun saluran-saluran komunikasi formal yang biasa

terdapat dalam organisasi adalah:

1. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal terdiri dari komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai

rantai perintah. Komunikasi ke bawah (Downward Communication) di mulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan

manajemen sampai karyawan ini dan personalia paling bawah. Maksud utama

(11)

nasehat, sasaran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi

kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi

berita-berita kebawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan, dan biasanya

disampaikan melalui memo, laporan atau dokumen lain, pertemuan atau rapat dan

percakapan serta melalui interaksi. Dan manajemen seharusnya tidak memusatkan

perhatiannya pada usaha komunikasi ke bawah, tetapi juga komunikasi ke atas.

Komunikasi ke atas (Upward Communication) alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang

ingin disampaikan mula-mula berasal dari karyawan yang selanjutnya

disampaikan ke jalur yang ebih tinggi, yaitu bagian pabrik, ke manajer produksi,

dan akhirnya ke manajer umum. Tipe komunikasi ini mencakup laporan-laporan

periodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini

dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas.

2. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal meliputi hal-hal berikut ini:

a. Komunikasi di antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar

dalam suatu organisasi

b. Komunikasi yang terjadi antara dan di antara departemen-departemen

pada tingkatan organisasi yang sama.

Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif dan merupakan

hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang untuk

(12)

membantu koordinasi kegiatan-kegiatan horizontal, komunikasi tipe ini juga

menghindarkan prosedur pemecahan yang lambat.

3. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara

menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil

hubungan-hubungan departemen lini dan staf. Hubungan-hubungan yang ada

antara personalia dan staf dapat berbeda-beda yang akan membentuk beberapa

komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.

2. 2. 5 Hambatan Dalam Komunikasi

Struktur organisasi yang dirancang bangun secara buruk tidak

mengkomunikasikan hubungan organisasi secara jelas. Dengan demikian manajer

yang perspektif terlebih dahulu akan mencari sebab timbulnya masalah

komunikasi dan bukan sekedar menanggulangi masalah itu.

Menurut Daft (2003:157) hambatan komunikasi dapat hadir didalam

individu sebagi bagian dari organisasi:

1) Hambatan individu : terdapat hambatan interpersonal, hal ini termasuk

masalah dengan emosi dan persepsi yang disandang oleh karyawan.

2) Hambatan organisasi : hambatan ini menyangkut faktor-faktor pada

organisasi secara utuh yaitu masalah perbedaan status dan kekusasaan &

perbedaan antar departemen dalam bentuk mencampuri kebutuhan dan tujuan

(13)

2. 3 Semangat Kerja

2. 3. 1 Pengertian Semangat Kerja

Menurut Hasibuan (2003), semangat kerja adalah keinginan dan

kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin

untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Semangat kerja ini merangsang

seseorang untuk berkarya dan berkreatifitas dalam pekerjaannya. Semangat kerja

digunakan untuk menggambarkan suasana keseluruhan yang dirasakan para

pegawai dalam kantor. Apabila pegawai merasa bergairah, bahagia, optimis

menggambarkan bahwa pegawai tersebut mempunyai semangat kerja tinggi dan

jika pegawai suka membantah, menyakiti hati, kelihatan tidak tenang maka

pegawai tersebut mempunyai semangat kerja rendah. Semangat kerja

menggambarkan perasaan berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok,

kegembiraan, dan kegiatan. Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis

mengenai kegiatan dan tugas, serta ramah satu sama lain, maka pegawai itu

dikatakan mempunyai semangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila pegawai tampak

tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka

reaksi ini dikatakan sebagai bukti semangat yang rendah”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dilihat bahwa yang dimaksud

dengan semangat kerja adalah kemampuan atau kemauan setiap indivdu atau

sekelompok orang untuk saling bekerjasama dengan giat dan disiplin serta penuh

rasa tanggung jawab disertai kesukarelaan dan kesediaannya untuk mencapai

(14)

suatu organisasi adalah melalui presensi, kerjasama, tanggung jawab, kegairahan

dan hubungan yang harmonis.

Untuk memahami pengertian diatas penjelasannya sebagai berikut :

1) Presensi

Presensi merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan

kewajibannya. Pada umumnya suatu instansi/organisasi selalu mengharapkan

kehadiran pegawai tepat waktu dalam setiap jam kerja sehingga pekerjaannya

akan mempengaruhi terhadap produktivitas kerja, sehingga suatu organisasi

tidak akan mencapai tujuannya secara optimal.

a)Presensi / kehadiran pegawai dapat diukur melalui :

b) Kehadiran pegawai ditempat kerja

c)Ketepatan pegawai datang / pulang kerja

2) Kerjasama

Kerjasama adalah sikap dari individu atau sekelompok untuk saling

membantu atau menginformasikan agar dapat mencurahkan kemampuannya

secara menyeluruh. Kerjasama dapat menimbulkan dampak positif apabila

dilakukan dengan niat baik, tujuan baik dan dilakukan dengan cara yang baik

pula. Kerjasama ini sangat bermanfaat dan digunakan untuk memecahkan

berbagai masalah dengan berorganisasi sedangkan bekerjasama yang negatif

yaitu adalah kerjasama yang dilakukan dengan niat dan tujuan yang tidak

baik. Yaitu untuk mendapatkan kepentingan pribadi dengan cara yang dapat

(15)

Untuk mengukur adanya kerjasama dalam kantor digunakan kriteria

sebagai berikut :

a) Kesediaan pegawai untuk bekerjasama baik dengan teman sejawat maupun

pimpinan berdasarkan kesadaran untuk mencapai tujuan.

b) Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan pekerjaan.

c) Adanya kemauan untuk memberikan kritik atau menerima kritik dan saran

sehingga diperoleh cara yang baik.

3) Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban untuk melaksanakan suatu tugas

dan untuk apa seseorang dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan

tugas yang diserahkan. Tanggung jawab adalah penting dan harus ada dalam

setiap pelaksanaan”. Penyelesaian pekerjaan karena tangung jawab dan

mempunyai semangat kerja pegawai.

Dengan adanya tanggung jawab yang diberikan pimpinan maka pegawai

terdorong untuk melaksanakan pekerjaan tersebut apalagi jika pegawai

merasa ikut memiliki organisasi tersebut ia akan berusaha semaksimal

mungkin untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya sehingga

tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mengukur daya tangung jawab

dapat diukur dari :

a) Kesanggupan pegawai melaksanakan perintah dan kesanggupan dalam

bekerja.

(16)

c) Melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya.

4) Kegairahan Kerja

Setiap pegawai yang memiliki kesenangan yang mendalam (minat) terhadap

pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, pada umumnya memiliki semangat

kerja yang positif atau tinggi. Karena beban kerja, jenis dan sifat volume

pekerjaannya sesuai dengan minat dan perhatiannya yang akan menimbulkan

rasa senang dan bergairah dalam arti tidak merasa terpaksa dan tertekan dalam

bekerja.

5) Hubungan yang Harmonis

Pergaulan antara pimpinan dan pegawai yang dipimpin sangat besar

pengaruhnya terhadap semangat kerja. Pimpinan yang memperlakukan

pegawai secara manusiawi, dengan sikap saling menghormati, saling

menghargai, saling mempercayai dan saling menerima satu sama lain, baik

selama melakukan pekerjaan maupun di luar jam kerja akan menimbulkan

rasa senang yang dapat meningkatkan semangat kerja.

2. 4 Prestasi Kerja

2. 4. 1 Pengertian Prestasi Kerja

Prestasi kerja (performance) dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok (organisasi) dalam waktu tertentu.

Pencapaian tujuan perusahaan menjadi kurang efektif apabila banyak karyawan

(17)

Menurut Sutrisno (2009:150) prestasi kerja adalah hasil yang dicapai

seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Dan

setiap pencapaianya diikuti perolehan yang mempunyai nilai bagi karyawan yang

bersangkutan, baik berupa promosi, upah, teguran atau pekerjaan yang lebih baik.

Menurut Hasibuan (2003: 87) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Prestasikerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan

minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi

tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga

faktor diatas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara dalam Subekhi (2012:193) kinerja

(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Prestasi kerja karyawan yang umumnya kebanyakan pekerjaan meliputi

beberapa unsur sebagai berikut (Mathis dan Jackson dalam Subekhi, 2012:193):

kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran, dan

kemampuan untuk bekerja sama.

2. 4. 2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Menurut Sulistiyani, Ambar dan Rosidah (2003: 200) beberapa faktor

(18)

1) Pengetahuan, yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang berorientasi

pada intelegensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang lebih luas yang

dimiliki karyawan.

2) Keterampilan, yaitu kemampuan dan penguasan teknis operasional dibidang

yang dimiliki karyawan.

3) Abilities, yaitu kecakapan atau kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang karyawan.

4) Attitude, yaitu sikap atau suatu kebiasan yang terpolakan.

Menurut Moenir (2005: 9) terdapat beberapa faktor yang dapat dijadikan

standar prestasi kerja, yaitu :

1) Kualitas kerja yang meliputi ketepatan, ketelitian, keterampilan serta

kebersihan.

2) Kuantitas kerja yang meliputi output rutin serta output non rutin (ekstra).

3) Keandalan atau dapat tidaknya diandalkan yakni dapat tidaknya mengikuti

instruksi, kemampuan inisiatif, kehati-hatian serta kerajinan.

4) Sikap yang meliputi sikap terhadap perusahaan, karyawan lain, pekerjaan

serta kerja sama

2. 4. 3 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian hendaknya memberikan suatu gambaran akurat mengenai

prestasi kerja karyawan. Untuk mencapai tujuan ini, sistem-sistem penilaian harus

(19)

dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat diandalkan. Menurut Hasibuan

(2003: 91) menjelaskan beberapa syarat-syarat penilai, yaitu:

1) Penilai harus jujur, adil, objektif dan mempunyai pengetahuan mendalam

tentang unsur-unsur yang akan dinilai supaya penilaiannya sesuai dengan

realitas/fakta yang ada.

2) Penilai hendaknya mendasarkan penilaiannya atas benar atau salah, baik atau

buruk, terhadap unsur-unsur yang dinilai sehingga hasil penilaiannya jujur,

adil, dan objektif. penilai tidak boleh mendasarkan penilaiannya atas fisis rasa

supaya penilaian bukan didasarkan atas suka atau tidak suka.

3) Penilai harus mengetahui secara jelas uraian dari setiap pekerjaan karyawan

yang akan dinilai supaya hasil penilaiannya dapat dipertanggung jawabkan

dengan baik.

4) Penilai harus mempunyai keimanan supaya penilaiannya adil dan jujur.

Menurut Handoko (2001: 135) menjelaskan beberapa tujuan prestasi kerja,

yaitu:

1) Perbaikan Prestasi Kerja

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer, dan

departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk

memperbaiki prestasi

2) Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi

Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam

(20)

3) Keputusan-Keputusan Penempatan

Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa

lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan

terhadap prestasi kerja masa lalu.

4) Kebutuhan-Kebutuhan Latihan Dan Pengembangan

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian

juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus

dikembangkan.

5) Perencanaan Dan Pengembangan Karier

Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan kraier, yaitu tentang

jenjang karier tertentu yang harus diteliti.

6) Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing

Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkam kekuatan atau kelemahan

prosedur staffting departemen personalia. 7) Ketidak-Akuratan Informasional

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan

informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia atau

komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia.

Menguntungkan diri pada informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan

keputusan-keputusan personalia yang diambil tidak tepat.

8) Kesalahan-Kesalahan Desain Pekerjaan

Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam

desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan

(21)

9) Kesempatan Kerja Yang Adil

Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan

penempatan internaldiambil tanpa diskriminasi.

10)Tantangan-Tantangan Eksternal

Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar

lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-

masalah pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi departemen personalia

mungkin dapat menawarkan bantuan.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2. 1

Judul Penelitian Hasil Penelitian

Sarah, Prestasi PT. Telkomsel Branch Medan.

Variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan.

Variabel koordinasi dan

pendelegasian wewenang secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) PT Perkebunan Nusantara IV

Variabel semangat kerja dan disiplin kerja berpengaruhpositif dan signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan sebesar 65,9%.

(22)

2.6 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini secara teoritis juga menjelaskan yaitu terdapat tiga

variabel bebas yaitu koordinasi kerja, komunikasi, dan semangat kerja serta satu

variabel terikat yaitu prestasi kerja. Adapun hubungan antar variabel yaitu :

Menurut Hasibuan (2006:85) berpendapat bahwa : “koordinasi adalah

kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, mengkoordinasikan unsur-unsur

manajemen dan pekerjaan – pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan

organisasi”. Manfaat koordinasi kerja sangat menentukan terselenggaranya usaha

yang telah diprogramkan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam pencapaian

prestasi kerja karyawan. Tetapi apabila koordinasi kerja tidak dilakasanakan maka

akan menimbulkan setiap bagian organisasi yang berjalan sendiri-sendiri tanpa

ada kesatuan arah. Untuk mencapai prestasi kerja karyawan yang optimal

diperlukan adanya integrasi antara kesatuan kerja, komunikasi dan disiplin.

Dimana jika keseluruhan faktor tersebut sudah terarah maka dapat mencapai

prestasi yang diharapkan.

Menurut Purwanto (2003:20) “Komunikasi adalah suatu proses komunikasi

yang menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan

untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui

proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu

organisasi. ” Apabila cara menyampaikan pesan dan mengembangkan pesan tidak

terdapat masalah-masalah dan si penerima pesan juga dapat menerima pesan dan

(23)

kerja karyawan akan meningkat karena karyawan telah mengerti pesan yang

disampaikan kepadanya.

Menurut Purwanto (2006:37-38), dalam upaya mencapai prestasi kerja

karyawan yang tinggi, sangat diperlukan terjalinnya komunikasi yang baik

antarunit yang ada dalam organisasi tersebut, baik komunikasi antara pimpinan

dan bawahan, maupun komunikasi antarkaryawan.

Menurut Hasibuan (2003:94) “Semangat kerja adalah keinginan dan

kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin

untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Semangat kerja ini akan

merangsang seseorang untuk berkarya dan berkreativitas dalam pekerjaannya”.

Sehingga karyawan dapat mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya

dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya untuk mencapai

prestasi kerja yang maksimal.

Menurut Hasibuan (2003:87) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Prestasikerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan

minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi

tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga

faktor diatas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan.

Berdasarkan uraian diatas maka model kerangka konseptual dalam

(24)

Gambar 2. 2 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian”. (Sugiyono, 2012:93).

Sehubungan dengan perumusan masalah dan kerangka kosneptual, maka

dapat dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Koordinasi kerja dan

komunikasi serta semangat kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan

pada PT. PLN (Persero) Area Medan. ” Koordinasi kerja ( )

Komunikasi ( ) Prestasi kerja (Y)

Gambar

Gambar 2. 1 Proses Komunikasi
Tabel 2. 1
Gambar 2. 2

Referensi

Dokumen terkait

• Set iap t ransaksi keluar dari kas harus dit ulis: Tanggal t ransaksi, jenis t ransaksi di Kas, kode bukt i, uraian t ransaksi, sumber dana, nama kegiat an sekolah, komponen

Perancangan sistem pada bagian penggajian ini akan menghasilkan output yang sangat berguna baik bagi karyawan, perusahaan maupun bagi pengolah data itu sendiri. Sistem ini

Dengan pendekatan tersebut, dibuatlah program yang berbasiskan pengetahuan medis, untuk mendiagnosa penyakit yang terjadi di saluran pernafasan dengan lima gejala umum yaitu

Dalam perancangan database ini , query dimanfaatkan untuk melihat tentang informasi yang dibutuhkan , misalnya untuk melihat informasi pembelian, penjualan maupun untuk

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.. RENCANA KERJA

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1/W3, 2013 SMPR 2013, 5 – 8 October 2013, Tehran, Iran.. This contribution

Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Peringatan Hari Kesadaran Nasional Serta hari - Hari Besar

Therefore, spatial data infrastructure for developing common standards and data sharing mechanism between different organization, and public participation through producing