• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Wahyudi, S.Si bin M syabri, umur 42 tahun, agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Muhammad Wahyudi, S.Si bin M syabri, umur 42 tahun, agama"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

S A L I N A N P U T U S A N

Nomor : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili

pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah

menjatuhkan putusan atas perkara cerai gugat yang diajukan oleh:

Lely Wahyuningsih, S.Si binti Nurlen, umur 33 tahun, agama Islam,pekerjaan PNS ( pada Bagian Humas dan Protokoler

) Sekda Kab. Karangasem, bertempat tinggal di Br. Dinas

Kecicang Bali Blok C, Kelurahan Bungaya Kangin,

Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, sebagai

Penggugat;

M e l a w a n

Muhammad Wahyudi, S.Si bin M syabri, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS ( pada UPTD Puskesmas

Karangasem I ), bertempat tinggal di Br. Dinas Kecicang

Bali Blok B. No. 21, Kelurahan Bungaya Kangin,

Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem,

selanjutnya disebut sebagai Tergugat ;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca dan meneliti berkas perkara yang bersangkutan;

Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat di Persidangan ;

Telah memeriksa bukti bukti Penggugat di persidangan ;

TENTANG DUDUK PERKARA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya bertanggal 21 Maret

2017 yang telah mengajukan cerai gugat dan gugatan tersebut telah

terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem dengan

register Nomor : 8/Pdt.G/2017/PA.Kras yang isi pokoknya sebagai

berikut :

(2)

dilaksanakan dan dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara

sebagaimana tercatat dalam Buku Nikah Seri : CE Nomor :

549/45/IX/2005 Tanggal 22 September 2005 ;

2. Bahwa pada waktu akad nikah dilaksanakan, Penggugat berstatus Perawan dan Tergugat berstatus Jejaka;

3. Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah kediaman Tergugat di Br. Dinas Kecicang Bali Blok B. No. 21 Kel.

Bungaya Kangin, Kec. Bebandem dari Bulan Oktober 2005;

4. Bahwa selama masa perkawinan, Penggugatdan Tergugat telah bergaul sebagaimana layaknya suami-isteri (ba’da dukhul), dan

dikaruniai anak yang bernama :

- Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir pada tanggal 20 Agustus 2006;

Anak tersebut saat ini tinggal bersama Penggugat ;

5. Bahwa kebahagiaan yang dirasakan Penggugat setelah berumah tangga dengan Tergugat hanya berlangsung sampai dengan bulan

November tahun 2012, karena sejak bulan berikutnya ketenteraman

rumah tangga antara Penggugatdan Tergugat sering terjadi

perselisihan, yang penyebabnya antara lain:

- Karena Kegiatan Tergugat dalam melaksanakan ibadah agama

dan dilaksanakan hampir tiap malam dan pulang dari kegiatan

agama tersebut larut malam atau dini hari dan terkadang anak

Penggugat dan Tergugat dibawa ;

- Adanya pihak-pihak yang tidak berkepentingan yang mengetahui

masalah antara Penggugat dan Tergugat yang pada akhirnya

Penggugat mengetahui pihak-pihak tersebut mendapatkan cerita

dari Tergugat sendiri;

- Sudah tidak ada komunikasi aktif lagi selalu bertengkar dan saling

menghindar;

- Merasa tidak tenang di rumah karena kuatir terjadi pertengkaran

(3)

- Jika terjadi pertengkaran maka anak Penggugat dan Tergugat

selalu menangis, terkadang terdiam/bengong dan ketakutan ;

6. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai seorang anak yang mumayyiz (belum Baliqh) maka Penggugat mohon agar anak

tersebut berada dibawah perawatan dan pengasuhan Penggugat;

7. Bahwa pertengkaran ini juga menyebabkan sudah tidak melakukan hubungan suami istri sejak Tahun 2013 ( 3 (tiga) tahun yang lalu )

meskipun Penggugatdan Tergugat masih satu rumah;

8. Bahwa atas permasalahan dan kemelut rumah tangga yang dihadapi, Penggugat dan Tergugat telah mencoba memusyawarahkan dengan

keluarga Penggugat dan Tergugat untuk mencari penyelesaian dan

demi menyelamatkan perkawinan, namun usaha tersebut tidak

membuahkan hasil;

9. Bahwa puncak perselisihan terjadi pada bulan November tahun 2015 antara Penggugat dan Tergugat disebabkan hal yang sama, dan sejak

itu antara Penggugatdan Tergugat telah pisah rumah;

10. Bahwa mulai Oktober 2015 atau 18 (delapan belas) bulan yang lalu Tergugat telah tidak memberikan nafkah wajib kepada Penggugat dan

anak ;

11. Bahwa Penggugat dan Tergugat merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan telah melakukan Pembinaan Pegawai oleh Tim

Pertimbangan Kepegawaian Pemerintah Kabupaten Karangasem

untuk melalukan izin cerai dan telah medapatkan persetujuan (izin

untuk melakukan perceraian) dari Bupati Karangasem;

12. Bahwa ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana yang diuraikan diatas sudah sulit dibina untuk

membentuk suatu rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah

sebagaimana maksud dan tujuan dari suatu perkawinan, sehingga

lebih baik diputus bercerai.

Primer :

(4)

2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat (Muhammad Wahyudi,

S.Si) terhadap Penggugat (Lely Wahyuningsih, S.Si);

3. Menetapkan Penggugat sebagai pemegang hak hadlanah anak yang

bernama ; Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir pada tanggal 20 Agustus

2006;

4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk memberikan kepada

Penggugat biaya alimentasi anak minimal sebesar Rp.

700.000,-(tujuh ratus ribu rupiah) untuk setiap bulannya diluar biaya pendidikan,

kesehatan dan sandang sampai anak Dewasa;

5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Karangasem

untuk mengirimkan salinan putusan kepada Kantor Urusan Agama

yang mewilayah tempat tinggal Penggugat dan Tergugat dan Kantor

Urusan Agama tempat pernikahan Penggugat dan Tergugat

dilangsungkan untuk dicatat dalam register yang tersedia untuk itu :

6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini

sesuai hukum yang berlaku

Subsider ;

Dan atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang

seadil-adilnya

Menimbang bahwa, pada hari-hari sidang yang telah di tentukan

,Penggugat dan Tergugat telah datang menghadap persidangan secara

inperson , sebelum memasuki tahap mediasi majelis mendamaikan kedua

belah pihak yang berperkara namun tidak berhasil selanjutnya kedua

belah pihak telah diperintahkan untuk menempuh usaha mediasi dan para

pihak menyerahkan kepada Majelis hakim untuk menunjuk

mediator,selanjutnya Ketua majelis menunjuk Hakim mediator

Abdurrahman,S.Ag ;

Bahwa, usaha mendamaikan kedua belah pihak melalui mediator

tidak berhasil mencapai kesepakatan baik pada pokok materi cerai gugat

maupun kumulasi gugatan lainnya, demikian pula usaha perdamaian

setiap persidangan yang dilaksanakan oleh Majelis Hakim juga tidak

(5)

Bahwa pada persidangan bertanggal 3 Mei 2017 Penggugat dan

Tergugat hadir,selanjutnya persidangan ditunda sampai tanggal 14 Juni

2017 dan kepada kedua belah pihak diberitahukan agar hadir pada

persidangan tersebut namun Tergugat tidak hadir tanpa alasan yang sah

,selanjutnya Tergugat dipanggil lagi untuk mengikuti persidangan

bertanggal 12 Juli 2017 akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di

persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai

kuasanya meskipunTergugat telah telah dipanggil secara resmi dan

patut sedangkan tidak ternyata bahwa ketidak hadirannya di pengadilan

didasarkan pada suatu alasan yang sah yang dibenarkan oleh hukum,

oleh karenanya sidang dilanjutkan secara kontradiktoir ;

Bahwa sidang dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan

Penggugat tanggal 21 Maret 2017 yang telah terdaftar di kepaniteraan

Pengadilan Agama Karangasem nomor : 8/Pdt.G/2017/PA.Mn tanggal 21

Maret 2017 dimana isi dan maksud gugatan Penggugat tetap

dipertahankan dengan penjelasan sebagaimana dalam berita acara

persidangan ;

Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan

jawaban secara tertulis bertanggal 11 April 2017 yang dikirimkannya

melalui jasa pos yang pada inti pokoknya mengakui bahwa rumah

tangganya tidak harmonis ;

Bahwa, karena Tergugat tidak pernah hadir lagi dipersidangan

maka proses pemeriksaan perkara dilanjutkan untuk pembuktian dalil dalil

gugatan Penggugat :

Bahwa, untuk meneguhkan kebenaran dalil-dalil gugatannya ,

Penggugat dipersidangan telah mengajukan alat-alat bukti tertulis

berupa :

1. Bukti surat berupa:

a. Fotokopi Kutipan Akta Nikah dengan Nomor : 549/45/IX/2005 Tanggal

22 September 2005, yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan,

(6)

bernasegelen dan bermaterai cukup, yang selanjutnya diberi tanda

P1 ;

b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang dikeluarkan oleh Provinsi

Bali Kabupaten Karangasem tanggal 30 Juni 2012 atas nama Lely

Wahyuningsih ,yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya , telah

bernasegelen dan bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda P2 ;

c. Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran atas nama Riza Wahyu Aufa lahir

tanggal 20 Agustus 2006 anak dari pasangan suami isteri bernama

Muhammad Wahyudi – Lely Wahyuningsih yang dikeluarkan oleh

yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas dan Kependudukan dan

Pencatatan Sipil dan KLH Kabupaten Karangasem Nomor :

244/Um/2006 bertanggal 30 Agustus 2006 September 2010, bukti

tersebut telah bernasegelen, bermeterai cukup dan telah dicocokkan

sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P3 ;

d. Fotokopi surat keputusan Bupati Karangasem Nomor ;

474.2/210/402.203/2012 tentang Surat keputusan pemberian ijin

melakukan perceraian bertanggal 10 Desember 2012 atas nama

Lely Wahyuningsih, S.Si ( sebagai Penggugat ) dengan suaminya

Muhammad Wahyudi, S.Si ( sebagai Tergugat )selanjutnya bukti tersebut telah bernasegelen, bermeterai cukup dan telah dicocokkan

sesuai dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P4 ;

e. Fotokopi surat rekomendasi perceraian yang dikeluarkan oleh

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem Nomor ;

800/1538/Diskes bertanggal 09 Mei 2017 atas nama Muhammad

Wahyudi,S.Si ( sebagai Tergugat ) dengan isterinya Lely

Wahyuningsih, S.Si ( sebagai Penggugat ) bukti tersebut telah bernasegelen, bermeterai cukup dan telah dicocokkan sesuai

dengan aslinya selanjutnya diberi tanda P5 ;

f. Fotokopi daftar pembayaran gaji induk PNS ( Dinas Kesehatan )

Puskesmas Karangasem I bulan Juli 2017 atas nama Muhammad

(7)

bermeterai cukup dan telah dicocokkan sesuai dengan aslinya

selanjutnya diberi tanda P6 ;

2. Bukti saksi :

a. Saksi I: WIDODO BIN SUGIONO, umur 44 tahun, agama Islam,

pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Br. Dinas Kecicang ,

Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten

Karangasem, di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan

keterangan di bawah sumpahnya yang pada intinya sebagai berikut :

- Bahwa saksi mengaku kenal dengan Penggugat karena saksi

teman dekat Tergugat bermain bulu tangkis dan kenal Penggugat

karena bertetangga ;

- Bahwa saksi mengenal Tergugat sejak 12 tahun yang lalu , pada

saat itu kedua belah pihak tinggal di perumahan Blok B Kecicang

Islam , saat kenal tersebut keduanya sudah berstatus menikah

menikah dan pula menyatakan keduanya orang perantauan dan

tidak mempunyai keluarga yang tinggal di Karangasem atau Bali ;

- Bahwa dari pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai

seorang anak laki laki bernama Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir

pada 2006,saat ini anak tersebut tinggal bersama Penggugat ;

- Bahwa , anak tersebut tinggal bersama Penggugat dalam keadaan

sehat dan kelihatan nyaman, anak tersebut bersekolah kelas VI

setingkat SD ;

- Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat berstatus PNS,

ketika anak sekolah berangkat pulang diantar oleh Penggugat ;

- Bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat

berlangsung harmonis, namun sejak 2012, keadaan rumah

tangga Penggugat dan Tergugat mulai terindikasi terjadi

pertengkaran yang berkelanjutan menjadi perselisihan hingga

sekarang ;

- Bahwa yang menjadi penyebabnya adalah karena sikap tergugat

yang lebih banyak mementingkan kepentingan dirinya sendiri

(8)

melakukan ibadah diluar rumah , tergugat beribadah beserta

kelompoknya dilakukannya hampir tiap malam mulai bakda sholat

Isya’ sampai tengah malam bahkan pagi ;

- Bahwa dalam peribdatan tersebut tergugat sambil membawa

anaknya sehingga karenanya sering menimbulkan pertengkaran ;

- Bahwa saksi mendengar curhatan dari Tergugat bahwa benar

rumah tangganya tidak harmonis karena Penggugat sering

melakukan komunikasi dengan laki laki lain sehingga

menimbulkan kecemburuan Tergugat ;

- Bahwa saksi mendengar curhatan dari Penggugat penyebab

ketidakharmonisannya dengan tergugat karena tergugat sering

menyebarkan isi kejelekan Penggugat sebagai isteri yang tidak

bersedia masak dan keras kepala ;

- Bahwa puncak perselisihan terjadi November tahun 2015 antara

Penggugat dan Tergugat , Penggugat yang meninggalkan tempat

kediaman bersama dan memilih tinggal kost di Br. Dinas Kecicang

Bali Blok C, Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem,

Kabupaten Karangasem sampai sekarang ;

- Bahwa, kondisi rumah tangga Penggugat dan tergugat yang tidak

harmonis sudah diupayakan damai oleh tokoh masyarakat

bernama H Miryanto dan pula saksi sudah berupaya

mendamaikan kedua belah pihak namun tidak berhasil karena

masing masing tetap pada sikap dan pendiriannya ;

b. Saksi II : DWI RATNA NINGZASWATI,S.Pd,M.Pd., BINTI SUHADI,

umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat

tinggal di Br. Dinas Kecicang , Kelurahan Bungaya Kangin,

Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, di hadapan

persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah

sumpahnya yang pada intinya sebagai berikut :

- Bahwa saksi mengaku kenal dengan Penggugat karena

(9)

- Bahwa saksi mengenal Tergugat suaminya pada saat itu kedua

belah pihak tinggal di perumahan Blok B No 21 Kecicang Islam ,

saat kenal tersebut keduanya sudah berstatus menikah ;

- Bahwa dari pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai

seorang anak laki laki bernama Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir

pada 2006,saat ini anak tersebut tinggal bersama Penggugat ;

- Bahwa , anak tersebut tinggal bersama Penggugat dalam

keadaan sehat dan kelihatan nyaman, anak tersebut bersekolah

kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Subagan ;

- Bahwa ketika Penggugat dan Tergugat sudah berpisah tempat

kediaman saksi pernah menanyakan kepada anak bernama

Riza Wahyu Aufa menyatakan ingin tinggal bersama Penggugat ;

- Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat berstatus

PNS, ketika anak sekolah berangkat pulang diantar oleh

Penggugat ;

- Bahwa saksi mengetahui keadaan rumah tangga Penggugat

dan Tergugat semula berlangsung harmonis, namun sejak tahun

2015 keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai

terindikasi tidak harmonis karena Penggugat meminta informasi

kepada saksi untuk mencari rumah kontrakan karena akan

berpisah tempat tinggal dengan Tergugat ;

- Bahwa yang menjadi penyebabnya adalah karena sikap tergugat

yang lebih banyak mementingkan kepentingan dirinya sendiri

daripada kepentingan keluarga, yakni Tergugat sering

melakukan ibadah diluar rumah , tergugat beribadah beserta

kelompoknya dilakukannya hampir tiap malam mulai bakda

sholat Isya’ sampai tengah malam bahkan pagi ;

- Bahwa dalam peribadatan tersebut dilakukannya dari masjid ke

masjid bahkan sambil membawa anaknya sehingga karenanya

sering menimbulkan pertengkaran ;

- Bahwa saksi mendengar curhatan dari Penggugat penyebab

(10)

menyebarkan isi kejelekan Penggugat sebagai isteri yang tidak

bersedia masak dan keras kepala ;

- Bahwa puncak perselisihan terjadi November tahun 2015 antara

Penggugat dan Tergugat , Penggugat yang meninggalkan

tempat kediaman bersama dan memilih tinggal kost di Br. Dinas

Kecicang Bali Blok C, Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan

Bebandem, Kabupaten Karangasem sampai sekarang ;

- Bahwa, saksi sudah berupaya menasehati Penggugat agar tetap

mempertahankan perkawinannya dengan Tergugat namun tidak

berhasil karena Penggugat tetap pada sikap dan pendiriannya ;

Bahwa atas keterangan saksi tersebut Penggugat menyatakan

tidak keberatan dan menerimanya ;

Bahwa penggugat menyatakan sudah tidak mengajukan alat bukti

lagi dan telah mencukupkan bukti sebagaimana tersebut diatas ;

Bahwa , Penggugat menyampaikan kesimpulan akhir secara lesan

yang pada inti pokoknya tetap pada dalil dan pendiriannya untuk

dikabulkan seluruh gugatannya ;

Bahwa semua peristiwa yang terjadi dalam persidangan telah dicatat

dalam berita acara persidangan perkara ini dan merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang bahwa, maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagaimana tersebut diatas ;

Menimbang, bahwa perkara ini mengenai gugatan perceraian, cerai

gugat dan kumulasi hak hadlanah serta beaya hadlanah yang diajukan

oleh pihak yang beragama Islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal 49

(a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua

dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara a quo

merupakan kewenangan absolut peradilan agama;

Menimbang bahwa, pada hari sidang yang telah ditetapkan

(11)

perdamaian terhadap kedua belah pihak yang berperkara di persidangan

namun belum berhasil selanjutnya kepada pihak yang berperkara telah

diperintahkan untuk menempuh jalur mediasi, untuk itu para pihak

menyerahkan kepada majelis Hakim,selanjutnya ketua majelis hakim

menunjuk Abdurrahman,S.Ag sebagai mediator namun tidak berhasil

mencapai kesepakatan damai, oleh karenanya majelis hakim berpendapat

prosedur persidangan tersebut telah sesuai dengan maksud Peraturan

Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2016 ;

Menimbang, bahwa upaya damai /penasehatan yang dilakukan

oleh Majelis Hakim pada tiap-tiap permulaan sidang, agar Penggugat

kembali hidup rukun dengan Tergugat tidak berhasil, upaya damai mana

telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan

ketentuan pasal 82 ayat (1) Undang-undang No. 7 tahun 1989 jo pasal 31

ayat (1) PP. No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum

Islam di Indonesia, kemudian segala sesuatu yang berkaitan dalam duduk

perkaranya akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam pertimbangan

hukum ;

Menimbang, bahwa pada persidangan yang telah ditentukan

Tergugat pernah hadir,selanjutnya pada tahapan persidangan berikutnya

Tergugat tidak pernah hadir ,kepadanya telah dipanggil lagi untuk

mengikuti persidangan akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di

persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai

kuasanya meskipunTergugat telah telah dipanggil secara resmi dan

patut sedangkan tidak ternyata bahwa ketidak hadirannya di pengadilan

didasarkan pada suatu alasan yang sah yang dibenarkan oleh hukum,

oleh karenanya berdasarkan ketentuan pasal 151 R.bg Jo 81 RV perkara

ini akan diputus secara kontradiktoir ;

Menimbang, meskipun Tergugat telah menyampaikan jawabannya

secara tertulis namun jawaban tersebut tidak disampaikannya secara

langsung di persidangan , jawaban tergugat disampaikan dengan

mengirimkannya via pos , dari jawaban tersebut diketahui tidak berkaitan

(12)

dengan hokum acara perdata , jawaban tersebut tidak dipertimbangkan

dan harus dikesampingkan ;

Menimbang, bahwa yang menjadi alasan Penggugat mengajukan

perceraian ini adalah bahwa semula rumah tangga Penggugat dengan

Tergugat dalam kondisi rukun dan harmonis dan telah dikaruniai seorang

anak namun sejak November tahun 2012 rumah tangganya mulai tidak

harmonis , sering terjadi perselisihan, yang penyebabnya antara lain

Tergugat melaksanakan kegiatan keagamaan diluar rumah hampir tiap

malam dan pulang larut malam atau dini hari dan terkadang membawa

anak,akibat kegiatan tersebut menimbulkan sering putusnya komunikasi

antara kedua belah pihak dan berakibat pula berhentinya hubungan

layaknya suami istri sejak Tahun 2013 dan puncaknya Oktober 2015

Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah dan pula Tergugat melalaikan

kewajibannya memberikan nafkah wajib kepada Penggugat dan anak ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pokok

masalahnya adalah apakah benar dalam rumah tangga Penggugat

dengan tergugat telah terjadi pertengkaran yang berkelanjutan menjadi

perselisihan yang terus menerus sifatnya , apakah benar penyebabnya

karena kegiatan ibadah yang dilakukan Tergugat hampir tiap hari dan

semalam penuh diluar rumah tempat kediaman bersama, apakah benar

kedua belah pihak telah berpisah tempat kediaman dan putus

komunikasinya ;

Menimbang, bahwa pada atas gugatan penggugat majelis hakim

telah memerintahkan wajib bukti kepada Penggugat sebagai pihak yang

mendalilkan gugatan, untuk itu Penggugat telah mengajukan bukti tertulis

dan saksi saksinya sebagaimana dalam duduk perkara tersebut diatas ;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya itu

Penggugat mengajukan bukti P-1 (Fotokopi Kutipan Akta Nikah) dikaitkan

dengan ketentuan pasal 7 ayat ( 1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia

tahun 1991, maka secara hokum telah terbukti antara Penggugat dan

tergugat adalah pasangan suami isteri yang sah , dan karena bukti

(13)

telah cocok dengan aslinya, maka oleh karena itu bukti tersebut telah

memenuhi Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan

Pasal 1888 KUHPerdata, sehingga bukti tersebut mempunyai kekuatan

bukti yang sempurna dan mengikat;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas

terbukti bahwa Penggugat adalah isteri sah Tergugat dengan demikian

Penggugat berkualitas sebagai subjek hukum (legitima persona standi in

judicio) dalam perkara a quo ;

Menimbang, bahwa dari bukti P2 diketahui Penggugat sebagai

penduduk yang beralamat di Br. Dinas Kecicang Bali Blok C, Kelurahan

Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

Berdasarkan bukti P2 tersebut dan tempat tinggal penggugat dikaitkan

dengan ketentuan pasal 73 ayat 1 UU Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana

diubah dalam UU Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan agama

disebutkan “ Gugatan perceraian oleh isteri atau kuasanya kepada

pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Penggugat

kecuali apabila Penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat

kediaman bersama tanpa ijin Tergugat “, maka berdasarkan bukti tersebut

telah terbukti bahwa tempat tinggal Penggugat tersebut dikaitkan dengan

Yurisdiksi Pengadilan Agama Karangasem, maka tempat kediaman

Penggugat tersebut termasuk kompetensi relative Pengadilan Agama

Kota Madiun berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.3 diketahui merupakan

akta otentik sebagai bukti anak sah dari pasangan suami isteri bernama (

Muhammad Wahyudi – Lely Wahyuningsih ) dan karena bukti tersebut

telah bermeterai cukup dan telah cocok dengan aslinya serta telah

memenuhi Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan

Pasal 1888 KUHPerdata, sehingga bukti tersebut mempunyai kekuatan

bukti yang sempurna dan mengikat bahwa anak bernama Riza Wahyu

Aufa adalah anak sah dari Penggugat dan Tergugat ;

Menimbang , bahwa dari bukti P4 Penggugat diketahui berstatus

(14)

perkawinan dan perceraian bagi PNS pasal 3 ( ayat 1) Junto PP 45 tahun

1990 tentang perubahan atas PP 10 1983, pasal 3 ayat (1) disebutkan

PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih

dahulu dari pejabat “ . Berdasarkan ketentuan tersebut dikaitkan dengan

bukti P3 berupa surat tentang pemberian ijin melakukan perceraian PNS

atas nama Lely Wahyuningsih oleh Bupati Karangasem maka terbukti secara administratif kedua belah pihak telah memenuhi ketentuan yang

dimaksud dalam PP 10 1983 Junto PP 45 tahun 1990 ;

Menimbang , bahwa dari bukti P5 diketahui Tergugat berstatus

sebagai PNS maka berlaku ketentuan pasal 3 ayat (2) PP 45 tahun

1990 berbunyi “ Bagi PNS yang berkedudukan sebagai penggugat

atau bagi PNS yang berkedudukan sebagai tergugat untuk memperoleh

ijin atau surat keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus

mengajukan permintaan secara tertulis . berdasarkan ketentuan

tersebut dikaitkan dengan bukti P.5 berupa surat tentang pemberian

rekomendasi melakukan perceraian PNS atas Muhammad Wahyudi

yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, maka

terbukti secara administratif Tergugat telah memenuhi ketentuan yang

dimaksud dalam PP 10 1983 Junto PP 45 tahun 1990 ;

Menimbang, bahwa dari bukti P.6 diketahui bukti berupa lampiran

daftar gaji atas nama Muhammad Wahyudi, dan kawan kawan, dari

bukti tersebut menunjukkan bahwa tergugat berstatus sebagai PNS

pada Puskemas Karangasem I dengan besaran gaji sekitar

Rp.3.700.000,- ( tiga juta tujuh ratus ribu rupiah ) ditambah tunjangan

remunerasi daerah karangasem sebesar Rp 760.000,- ( tujuh ratus

enam puluh ribu rupiah ) ;

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti tertulis pihak

Penggugat juga mengajukan dua orang saksi yang akan

dipertimbangkan sebagaimana berikut dibawah ini :

Menimbang, bahwa yang menjadi alasan Penggugat mengajukan

cerai gugat adalah dengan alasan perselisihan dan pertengkaran yang

(15)

dalam rumah tangga,maka proses pemeriksaan perkara cerai

g u g a t berdasarkan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No.9

tahun 1975 dan Pasal 116 huruf f. Intruksi Presiden No.1 Tahun 1991

Kompilasi Hukum Islam Indonesia, haruslah sesuai dengan petunjuk Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1975,

perceraian baru dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi

Pengadilan mengenai sebab perselisihan dan pertengkaran itu

dan setelah mendengar keterangan pihak keluarga serta orang-orang

yang dekat dengan suami isteri itu. Hal ini dilakukan setelah usaha

damai yang sungguh-sungguh tidak berhasil sesuai dengan Pasal 31

Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 dan Pasal 82 ayat (4)

Undang-undang No.3 tahun 2006.dan Peraturan Mahkamah Agung RI. No.2

tahun 2004 ;

Menimbang, bahwa Penggugat telah diperintahkan untuk

menghadirkan saksi dari pihak keluarga namun penggugat tidak

mempunyai keluarga yang tinggal di Karangasem/Bali karenanya yang

dihadirkan dipersidangan adalah teman dan tetangga dekat Penggugat,

dan karenanya saksi yang dihadirkan Penggugat telah sesuai dengan

asas doktrin “lex specialis derogate lex generalis”, merupakan

pengecualian dari apa yang diatur dalam Pasal 174 Rbg, khusus berlaku

dalam perkara perceraian dengan alasan Pasal 19 huruf f Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum

Islam, dan tidak diterapkan pada alasan perceraian selainnya ;

Menimbang, bahwa para saksi adalah dari unsur orang orang

dekat Penggugat telah memberikan keterangan sebagaimana telah

diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana keterangan para

saksi yakni sebagian keterangan yang diberikan tidak berdasarkan

pengetahuannya secara langsung sebagaimana yang digariskan pasal

308 ayat (1) Rbg) dan Pasal 1907 ayat (1) KUH Perdata sehingga

keterangannya tidak diterima ( in admissable ) sebagai alat bukti, namun

Majelis berpendapat bahwa keterangan tersebut dikategorikan

(16)

testimonium de auditu tidak dapat digunakan sebagai bukti

langsung tetapi penggunaan kesaksian yang bersangkutan sebagai

persangkaan yang dari persangkaan itu dibuktikan sesuatu (Putusan

MARI No. 308 K/Sip/1959 tanggal 11 Nopember 1959), jadi dalam hal

ini penggunaannya tidak dilarang ;

Menimbang, bahwa selain pertimbangan tersebut diatas majelis

hakim berpendapat bahwa saksi dalam kategori Testimonium de audito

dapat saja diterapkan secara eksepsional kususnya dalam kasus

perceraian,dan pula perkara perceraian adalah perkara yang rumit, gaya

hidup yang individulistis, acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar, hidup

jauh dari keluarga, dan tenggelam dengan kesibukan masing-masing,

membuat sukarnya menemukan saksi yang tidak tergolong kesaksian

testimonium de auditu, oleh karenanya perkara perceraian pada dasarnya

adalah perkara personel recht (berhubungan dengan orang),sehingga

persoalan yang jamak terjadi sekarang ini adalah sulitnya menemukan

saksi-saksi yang benar-benar melihat dan mendengar langsung dalam hal

pembuktian adanya unsur-unsur yang menunjukkan adanya keretakan

dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat ;

Menimbang, bahwa meskipun demikian kesaksian yang

diberikan oleh saksi Widodo majelis tetap menilai dan telah

menelaahnya secara rasional dan objektif dan dikaitkan dengan

kondisi riil atas keterangan Penggugat , hal ini menunjukkan hati suami

istri sudah pecah dan sudah sampai pada kualitas terjadinya

pertengkaran terus-menerus yang tidak dapat didamaikan lagi “ , dengan

demikian keterangan saksi penggugat tersebut dapat diterima sebagai

saksi yang telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai seorang

saksi ;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan keterangan saksi Kedua (

Dwi Ratna Ningzaswati ) majelis hakim menilai saksi mengetahui sendiri

akibat pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat dengan akibat

Penggugat pergi meninggalkan tempat kediaman bersama dan tinggal di

(17)

formil juga telah terpenuhi syarat materiilnya sebagaimana diatur dalam

pasal 308 dan 309 R.Bg ;

Menimbang, bahwa para saksi telah memberikan keterangan

sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana

keterangan diberikan berdasarkan pengetahuannya langsung dan

keterangan satu sama lainnya tidak saling bertentangan, selain itu saksi

saksi yang dihadirkan Penggugat juga telah memenuhi kriteria sebagai

saksi keluarga dan atau orang dekat sebagaimana dikehendaki dalam

ketentuan pasal 22 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975

dan dari sebab telah ternyata, terdapat unsur kesesuaian dan kecocokan

antara keterangan saksi yang satu dengan saksi yang lain yang pada

intinya bahwa dalam rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat

telah tidak harmonis karena adanya pertengkaran dan berakibat adanya

perselisihan yang terus menerus yang tidak ada penyelesaian, maka

Majelis yang memeriksa perkara ini berpendapat berdasarkan ketentuan

pasal 308 ayat (1) Rbg) kesaksiannya , dengan demikian secara formil

dan materiil dapat diterima sebagai alat bukti ;

Menimbang, bahwa berdasarkan dalil dalil gugatan Penggugat

serta alat bukti tertulis dan keterangan saksi saksinya dipersidangan

majelis hakim menemukan fakta sebagai berikut dibawah ini ;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami isteri yang

sah,keduanya menikah pada tanggal 21 September 2005 ( 17

Sya’ban 1426) dan dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara

sebagaimana tercatat dalam Buku Nikah Seri : CE Nomor :

549/45/IX/2005 Tanggal 22 September 2005 ,selama menikah bakda

dukhul namun belum pernah bercerai ;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat membina rumah tangga di

Karangasem ,keduanya tinggal bersama di di Br. Dinas Kecicang Bali

Blok B. No. 21, Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem,

Kabupaten Karangasem, dalam keadaan rukun dan telah dikaruniai

(18)

bersama Penggugat :

- Bahwa , anak tersebut tinggal bersama Penggugat dalam keadaan

sehat dan kelihatan nyaman, anak tersebut bersekolah kelas VI

Madrasah Ibtidaiyah ( setingkat SD) dan Penggugat yang selalu antar

jemput ke sekolah ;

- Bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat semula

berlangsung harmonis, namun sejak 2012, keadaan rumah tangga

mulai terindikasi terjadi pertengkaran yang berkelanjutan menjadi

perselisihan hingga sekarang ;

- Bahwa yang menjadi penyebabnya adalah karena sikap Tergugat yang

lebih banyak mementingkan kepentingan dirinya sendiri daripada

kepentingan keluarga, Tergugat bersama kelompoknya sering

melakukan ibadah diluar rumah dari masjid ke masjid dilakukannya

hampir tiap malam mulai bakda sholat Isya’ sampai tengah malam

bahkan pagi bahkan terkadang tergugat membawa anaknya ;

- Bahwa pemicu ketidakharmonisan juga disebabkan tergugat sering

menyebarkan kejelekan Penggugat sebagai isteri yang tidak bersedia

masak dan keras kepala namun hal tersebut dibantahnya serta pula

adanya sikap cemburu tergugat yang berlebihan terhadap Penggugat ;

- Bahwa puncak perselisihan terjadi November tahun 2015 antara

Penggugat dan Tergugat , Penggugat yang meninggalkan tempat

kediaman bersama dan memilih tinggal kost di Br. Dinas Kecicang Bali

Blok C, Kelurahan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem,

Kabupaten Karangasem sampai sekarang ;

- Bahwa, berbagai pihak sudah mendamaikan agar rumah tangganya

kembali rukun dan mempertahankan perkawinannya namun tidak

berhasil karena masing masing tetap pada sikap dan pendiriannya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas

majelis hakim berpendapat bahwa tujuan pernikahan yang dilakukan

oleh Penggugat dan tergugat untuk membentuk rumah tangga yang

sakinah, mawaddah wa rahmah, sejahtera lahir dan batin semakin jauh

(19)

hilang dan berganti dengan kebencian, yang melahirkan pertengkaran dan

perselisihan yang terus menerus sifatnya , majelis hakim berkesimpulan

rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah retak dan pecah

sedemikian rupa yang berarti hati kedua belah pihak telah pecah dan tidak

mungkin dipersatukan kembali, sehingga tujuan pernikahan sebagaimana

dikehendaki dalam rumusan pasal 1 ayat (1) Undang-undang nomor : 1

tahun 1974 Jo pasal 3 Kompilasi hukum Islam di Indonesia 1991 tidak

lagi dapat terwujud ;

Menimbang bahwa, berdasarkan fakta tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah

tidak harmonis, fakta mana menunjukkan kejadian yang sebenarnya,

bahwa rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak

sejalan lagi dengan tujuan perkawinan yang suci yakni untuk membentuk

rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah dengan demikian

Majlis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugat dengan

Tergugat sudah dalam suasana yang tidak tentram, tidak terbina dengan

baik, oleh karena itu untuk menghindari madlorot yang lebih besar dalam

hubungan keluarga, maka perceraian merupakan pilihan yang dianggap

lebih ringan madlorotnya. Hal ini sejalan dengan qoidah fiqhiyah yaitu :

ﺎ ﻣﮭﻔﺧا ل ﺿﻓ نارر ﺿ ضرﺎ ﻌﺗ اذا

Artinya : “ Apabila ada dua hal yang sama-sama mengandung madlorot,

maka harus dipilih satu diantaranya yang lebih kecil madlorotnya

Menimbang, bahwa memperhatikan keadaan rumah tangga antara

Penggugat dan tergugat seperti tersebut diatas, Majelis yang memeriksa

perkara ini berpendapat bahwa, perceraian lebih maslahat dan memberi

kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan, bahkan meneruskan

perkawinan dalam keadaan seperti tersebut di atas dikhawatirkan akan

mendatangkan madlorot yang lebih besar bagi Penggugat dan tergugat ,

sedangkan kemadlorotan harus dihapuskan, sesuai dengan qoidah

fiqhiyah :

(20)

Artinya :Mencegah kerusakan/ kemadlorotanharus didahulukan dari pada

mengambil suatu manfaat ;

Menimbang bahwa selanjutnya, Majelis perlu mengetengahkan

doktrin hukum Islam sebagai berikut di bawah ini :

Dalam Kitab Fiqih Ash Shawi jilid IV Halaman 204:

ن ﺈ ﻓ

Artinya : “Maka jika telah terjadi perselisihan dengan tidak diperoleh

diantara keduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraian

Menimbang, bahwa dengan pertimbangan diatas maka rumah

tangga Penggugat dan Tergugat tersebut benar-benar telah pecah, dan

sulit untuk dirukunkan kembali karena keduanya telah berpisah tempat

tinggal dan selama berpisah keduanya tidak lagi saling mengunjungi

,memperdulikan, berkomunikasi sebagaimana layaknya suami isteri atau

orang berumah tangga karena itu Majelis berpendapat bahwa

berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomer 379K/AG/1995

tanggal 26 Maret 1997 : “ Suami isteri yang tidak berdiam serumah lagi

dan tidak ada harapan rukun kembali, maka rumah tangga tersebut telah

terbukti retak dan pecah dan telah memenuhi alasan cerai pasal 19 huruf (

f ) Peraturan Pemerintah Nomer 9 Tahun 1975”;

Menimbang, bahwa selain pertimbangan tersebut diatas telah

disebutkan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor

38.K/AG/1990, dapat diangkat suatu abstrak hukum, bahwa perceraian

dengan alasan adanya perselisihan dan pertengkaran terus menerus,

tidak harus dengan mempersoalkan apa dan siapa penyebabnya, akan

tetapi semata-mata ditujukan pada pecahnya perkawinan itu sendiri,

sehingga apabila hakim telah yakin bahwa perkawinan tersebut telah

pecah berarti hati kedua belah pihak telah pecah dan terpenuhilah

ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;

Menimbang, bahwa dengan terbuktinya kondisi rumah tangga

Penggugat dengan Tergugat sebagaimana tersebut di atas, berarti

alasan perceraian yang diajukan Penggugat harus dianggap telah

(21)

(2) huruf (f) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 19 huruf (f)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 huruf (f)

Kompilasi Hukum Islam ;

Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbukti

sesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975 serta Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha

perdamaian sesuai dengan Pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 juncto Pasal 31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ternyata tidak berhasil, maka

dalam hal ini perceraian dipandang sebagai tasrih bi ihsan, maka

gugatan penggugat mempunyai dasar hukum dan beralasan, maka

gugatan penggugat yang pada petitumnya mohon dikabulkan

sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan sebagaimana amar

putusan di bawah ini ;

Menimbang, bahwa selama pernikahan Penggugat dengan

Tergugat telah dukhul dan belum pernah bercerai, maka terhadap

petitum angka 2 gugatan Penggugat dapat dikabulkan, dan sesuai

maksud pasal 119 ayat (2) huruf c Kompilasi Hukum Islam maka perlu

ditetapkan jatuhnya talak satu bain shughra Tergugat terhadap

Penggugat;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan maksud pasal 84 Undang

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana

yang telah dirubah dengan Undang Undang Nomor 03 tahun 2006 dan

perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 50 tahun 2009, serta

sesuai dengan ketentuan pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun

1975 maka majelis berpendapat secara ex officio majelis hakim akan

memasukkan dalam amar putusan tentang kewajiban Panitera dalam hal

ini Panitera Pengadilan Agama Kota Madiun untuk menyampaikan salinan

putusan ini jika telah mempunyai kekuatan hukum tetap tanpa materai.

Kepada pejabat terkait ( Pegawai Pencatat Nikah ) guna mencatatkan

(22)

Menimbang, bahwa perihal gugatan pokok penggugat disertai

dengan kumulasi guagatan lainnya , dan karena gugatan pokoknya telah

dikabulkan oleh majelis hakim maka gugatan kumulasi yang menyertai

gugatan pokok ini dapat dipertimbangkan lebih lanjut ;

Menimbang, bahwa menyertai gugatan pokok penggugat

berupa gugatan tentang hak pemeliharaan dan pengasuhan seorang

anak bernama Riza Wahyu Aufa, laki-laki, lahir pada tanggal 20 Agustus

2006 dimana anak tersebut saat ini tinggal bersama Penggugat dan

menuntut Tergugat agar dihukum untuk memberikan nafkah anak sebesar

minimal Rp.700.000,- ( Tujuh ratus ribu rupiah ) untuk setiap bulannya di

luar biaya pendidikan, kesehatan dan sandang sampai anak dewasa ;

Menimbang, bahwa berdasarkan aspek yuridis perihal

penggabungan gugatan berdasarkan pasal 86 ayat (1) Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan

kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 di sebutkan

Gugatan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta

bersama suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan

perceraian ataupun sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan

hukum tetap. “ , dengan demikian berdasarkan posita dan petitum

gugatan penggugat , maka gugatan kumulasi tersebut dapat

dipertimbangkan lebih lanjut karena telah berdasarkan hokum ;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum hak asuh/hadlanah

oleh Penggugat atas nama seorang anak bernama Riza Wahyu Aufa lahir

tanggal 20 Agustus 2006 ( umur saat ini hampir 11 tahun ) tinggal

bersama Penggugat dapat dipertimbangkan berikut dibawah ini ;

Menimbang,bahwa esensinya hadlanah adalah semata-mata

untuk kepentingan anak itu sendiri, terpenuhinya kebutuhan sandang dan

pangan, kasih sayang demi kelangsungan hidup sebagai hak asasinya.

Menimbang, bahwa berdasarkan aspek yuridis berdasarkan Pasal

105 Inpres No.1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

(23)

berumur 12 tahun adalah hak ibunya “, pasal tersebut secara spesifik

mengatur bahwa hak asuh anak di bawah usia 12 tahun harus

diberikan kepada ibunya, hal ini sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad

SAW, yang berbunyi:

ت ﻧ ا ق ﺣ ا ﮫﺑ م ﻟ ﺎ ﻣ ﻲ ﺣ ﻛ ﻧ ﺗ

Artinya: “ Engkau /ibu lebih berhak terhadap anakmu selama engkau

belum menikah” ;

Menimbang, bahwa Ketentuan di atas dilatarbelakangi oleh

beberapa faktor sebagai berikut :

1. faktor kasih sayang ,tanpa mengurangi bahwa ayah juga

menyayangi anak, namun secara alamiah dan kudrati di manapun

dan sejak kapanpun, ibu jauh lebih mampu mengembangkan kasih

sayangdankelembutan kepada anak dibanding ayah.

2. faktor kemanusiaan (humanity) , bila ditinjau dari segi

kemanusiaan (humanity), sangat menyayat hati nurani apabila anak

yang masih kecil harus ditarik, dipisahkan dan dijauhkan dari

pangkuan ibu kandungnya, terlebih jika anak tersebut masih

harus menyusu (mendapatkan ASI) ibunya.

Menimbang bahwa selain pertimbangan tersebut para ulama

bersepakat bahwa “ hak mengasuh anak yang belum akhil balig

harus diutamakan kepada ibunya. Ini mengingat kaum wanita

dianggap lebih memiliki jiwa keibuan, dibandingkan kaum lelaki ,

Pendapat tersebut memiliki dasar hukum yang kuat yakni hadis nabi

Muhammad SAW yang artinya ’’Seorang perempuan berkata kepada

Rasulullah, ’’Wahai Rasulullah, anakku ini, aku yang mengandungnya, air

susuku yang diminumnya, dan di bilikku tempat berkumpulmya

bersamaku, ayahnya telah menceraikanku dan ingin memisahkannya

dariku.’’ Maka Rasulullah bersabda, ’’Kamulah yang lebih berhak

memeliharanya selama kamu tidak menikah.’’ (HR Ahmad, Abu

Dawud,danal-Hakim mensahihkannya , pendapat tersebut selanjutnya

diambil alih menjadi pendapatnya majelis hakim sebagai berikut dibawah

(24)

Menimbang.bahwa berdasarkan fakta dipersidangan anak aquo

tinggal bersama Penggugat dalam kondisi nyaman sehat dan ceria

walaupun penggugat sebagai wanita karir saat ini bekerja sebagai PNS di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Karangasem namun masih perhatian

pada anak tersebut ;

Menimbang, bahwa dengan demikian maka hak pemeliharaan anak

bernama Riza Wahyu Aufa yang belum mumayyiz maka majelis hakim

Pengadilan Agama Karangasem berpendapat Penggugat berhak untuk

mendapatkan hak asuh sehingga karenanya anak tersebut tetap berada

pada ibunya (pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam),dengan

demikian petitum gugatan Penggugat point 3 dapat dikabulkan ;

Menimbang,bahwa meskipun hak hadhanah berada pada

Penggugat namun Penggugat tidak diperbolehkan mengurangi atau

menghalang-halangi Tergugat untuk memberikan hak dan kewajibannya

sebagai seorang ayah memberikan yang terbaik demi kepentingan anak

,seperti menjenguk,mengajak jalan jalan,membantu mendidik dan

mencurahkan kasih sayangnya ;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum point 4 gugatan

Penggugat yang menuntut agar Tergugat dihukum untuk membayar

beaya hadlanah terhadap anak bernama Riza Wahyu Aufa sebesar

Rp.700.000.,- ( Tujuh ratus ribu rupiah) perbulannya sampai dengan

anak tersebut dewasa/mandiri majelis hakim mempertimbangkannya

berikut dibawah ini :

Menimbang, bahwa untuk memberikan kepastian bagi si anak ke

depannya tentang kebutuhan biaya kehidupan dan kesejahteraan maka

pada prinsipnya semua biaya hak asuh dan nafkah anak merupakan

tanggung jawab ayahnya. Tanggung jawab tersebut harus dilaksanakan

sesuai dengan kemampuannya, dan berlangsung sampai anak tersebut

dewasa (21 tahun) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangkan tersebut diatas

dikaitkan dengan ketentuan Pasal 41 a dan b Undang-Undang Nomor 1

(25)

memelihara dan mendidik anak-anaknya semata-mata berdasarkan

kepentingan anak,bapak yang bertanggungjawab atas semua biaya

pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu. Apa yang

ditentukan dalam pasal tersebut mengandung pengertian bahwa biaya

pemeliharaan dan pendidikan anak harus diberikan oleh bapak kepada

anaknya secara proporsional sesuai dengan tahap perkembangan

anak-anak itu sendiri. Rationya semakin anak-anak itu bertambah besar semakin

banyak biaya yang diperlukan, demikian pula semakin bertambah tinggi

jenjang pendidikannya semakin besar pula biayanya, sehingga dalam

diktum putusan yang akan dibebankan majelis hakim kepada Tergugat

adalah beaya minimal dalam setiap bulannya . sehingga nantinya untuk

kebutuhan lain yang sifatnya insidentil dan mendesak tergugat juga

masih mempunyai kewajiban beaya, disamping itu juga kewajiban

Penggugat untuk membantu beaya hadlanah anak yang diasuhnya

karena saat ini bekerja sebagai PNS di Pemerintah Kabupaten

Karangasem ;

Menimbang, bahwa untuk melengkapi dasar kewajiban Tergugat

terhadap anaknya perlu diketengahkan dalil syar’i yang berbunyi :

1. Innatutthalibin juz IV halaman 99

ب ا ىﺎﻋ ﮫﺗﻘﻔﻧﻗ ماو ب ا ﮫﻟ نﻣ

Artinya : seorang yang mempunyai ayah dan ibu, maka tanggungjawab

nafkah kepada ayahnya.

2. Hikmatut Tasyri wa falsafatuhan juz II halaman 100 yang berbunyi :

م ﺣ ر ﻟ ا ي ذ ن ﻣ ق ﺎ ﻘ ﻧ ﻻ ا ك ر ﺗ ن ا ك ﺷ ﻻ و

ﮫﺗ ر دﻗ ﻊﻣ مرﺣﻣﻟا

كرﺗﻟا مرﺣ ا ذاو م ارﺣ وھو مﺣرﻟا ﻊطﻗ ﻰﻟا ضﻔﯾ ﮫﯾﻠﻋ

ة ر و ر ﺿ ﻟ ﺎ ﺑ ل ﻌ ﻔ ﻟ ا ب ﺟ و

Artinya : Orang tua yang mampu memberi nafkah anak tetapi tidak

dibayarnya mengacu memutuskan kasih sayang ( م ﺣ ر ﻟ ا ﻊ ط ﻗ )

dan ini hukumnya haram, apabila haram tidak memberi nafkah

maka hal tersebut wajib untuk di laksanakan dengan pasti.

Menimbang, bahwa selain mempertimbangkan aspek yuridis

(26)

aspek sosiologis dimana kemampuan Tergugat dan kebutuhan hidup

kedepannya pasca perceraiannya dengan Penggugat dan kelayakan

hidup seorang anak ,dimana Tergugat bekerja sebagai PNS di

lingkungan Dinas Kesehatan Karangasem dengan penghasilan

perbulannya Rp. 3.700.000,- ( Tiga juta tujuh ratus ribu rupiah ) dan

tamahan remunerasi daerah Karangasem sebagaimana bukti P6 ;

Menimbang,bahwa majelis hakim juga mempertimbangkan kondisi

kemampuan Penggugat sebagai PNS di Dinas Infokom Kabupaten

Karangasem yang mempunyai penghasilan tetap dan fihak yang telah

diberi hak asuh anak tersebut , maka sangatlah adil dan memberikan

kepastian hokum dan kemanfaatan bagi kedua belah pihak bila Tergugat

dibebani kewajiban memberi nafkah beaya hadlonah yang besarnya akan

ditetapkan dalam diktum putusan , oleh karenanya gugatan penggugat

point 4 dapat dikabulkan seluruhnya ;

Menimbang, bahwa Penggugat dalam petitum subsidernya mohon

agar Pengadilan memberikan putusan yang seadil adilnya ( ex aequo et

bono), maka majelis hakim berpendapat tuntutan subsider dapat

dipertimbangkan lebih lanjut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung

R.I., tanggal 12 Agustus 1972, nomor : 140 K/Sip/1971 yang menyatakan

bahwa : _ putusan yang subsidair (putusan yang seadil-adilnya,

secara bagaimanapun menurut hukum) dapat dikabulkan asal masih

dalam kerangka yang serasi dengan petitum primer, dan dalam hal ini

khususnya berkaitan dengan beaya hak asuh anak, untuk memenuhi rasa

keadilan dan tujuan hokum yaitu putusan yang memberikan kemanfaatan

kedepannya bagi anak Penggugat dan Tergugat Majelis hakim

mempertimbangkan penambahan prosentase beaya hadhonah ;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan beaya hadlanah anak

bernama Riza Wahyu Aufa sebesar Rp. 700.000,- ( Tujuh ratus ribu

rupiah ) tiap bulannya, yang volume besaran beaya hadlanah tersebut

ditambahkan atau dinaikkan 10 % dari beaya hadlanah yang telah

(27)

berpendapat bahwa senyatanya berdasarkan aspek sosiologis dalam

kehidupan social ekonomi maupun dalam dinamika kebutuhan hidup

selalu mengalami fluktuasi ekonomi/moneter sampai dengan saat ini

masih belum stabil ;

Menimbang, bahwa bersamaan dengan dinamika perkembangan

atau pertumbuhan anak serta kebutuhan hidup anak Penggugat dan

Tergugat semakin tambah usia secara rasional semakin bertambah pula

akan kebutuhan finansial , seiring pula dalam kenyataannya di masyarakat

harga barang kebutuhan pokok senantiasa mengalami kenaikan harga

sehingga oleh karenanya Majelis Hakim memandang layak dan adil

menambah 10% setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari hari anak anak tersebut , hal ini juga sejalan dan sesuai dengan

prinsip hokum ekonomi serta memberikan rasa keadilan bagi semua

pihak, dan sesungguhnya secara filosofis beaya hadhanah adalah semata

mata untuk kepentingan anak, untuk itu guna memberikan kepastian

hokum bagi kedua belah pihak maka Majelis hakim akan memasukkan

penambahan prosentase tersebut dalam diktum putusan ;

Menimbang, bahwa kumulasi gugatan Penggugat termasuk bidang

perkawinan, maka sesuai pasal 89 ayat (1) Undang Undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana yang telah dirubah

dengan Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua

dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009 , biaya perkara

dibebankan kepada Penggugat ;

Mengingat, pasal 49 Undang Undang Nomor 7 tahun 1989

tentang Peradilan Agama ,sebagaimana yang telah dirubah dengan

Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan

Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, serta segala ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, dan dalil syar’i yang bersangkutan

dengan perkara ;

M E N G A D I L I

(28)

2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat ( Muhammad

Wahyudi, S.Si bin M syabri ) terhadap Penggugat ( Lely

Wahyuningsih, S.Si binti Nurlen ) ;

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk

mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap

kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan

Karangasem , Kabupaten Karangasem dan Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan,

selanjutnya untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk

itu;

4. Menetapkan Penggugat adalah sebagai pemegang hak hadhonah

terhadap anak bernama Riza Wahyu Aufa bin Muhammad Wahyudi,

lahir pada tanggal 20 Agustus 2006 ;

5. Menghukum Tergugat membayar beaya hadhanah seorang anak

bernama Riza Wahyu Aufa bin Muhammad Wahyudi tiap bulan

minimal sebesar Rp.700.000,- ( Tujuh ratus ribu rupiah ) dengan

penambahan setiap tahunnya 10 % di luar beaya pendidikan dan

kesehatan sampai anak tersebut dewasa melalui Penggugat ;

6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar beaya perkara

sebesar Rp. 536.000,- ( Lima ratus tiga puluh enam ribu

rupiah ) ;

Demikian Putusan ini dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan

Majelis Pengadilan Agama Karangasem pada hari Rabo tanggal 19 Juli

2017 Masehi bertepatan dengan tanggal 25 Syawal 1438 Hijriah, dan

pada hari itu juga penetapan tersebut dibacakan dalam sidang yang

terbuka untuk umum oleh Drs. AMANUDIN, S.H., M. Hum. sebagai Ketua

Majelis, ABDURRAHMAN,S.Ag dan NURUL LAILY, S.Ag., masing masing

sebagai Hakim Anggota serta IRWAN ROSYADI,S.H.I. sebagai Panitera

(29)

HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,

ttd ttd

ABDURRAHMAN,S.Ag. Drs. AMANUDIN,SH.,M.Hum.

HAKIM ANGGOTA,

ttd

NURUL LAILY, S.Ag.

PANITERA PENGGANTI,

ttd

IRWAN ROSYADI,S.H.I.

.

Perincian Biaya Perkara :

Pendaftaran Rp

30.000,-Proses Rp

50.000,-Panggilan Rp

445.000,-Redaksi Rp

5.000,-Meterai Rp

6.000,-JUMLAH Rp

536.000,-Salinan sesuai aslinya Pengadilan Agama Karangasem

Panitera,

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara kondisi lingkungan dan praktik pencegahan dengan kejadian leptospirosis di Kota Semarang adalah

Bahwa Tim Pemeriksa Lanjutan telah menemukan fakta yang menyatakan Terlapor IV atau Panitia Tender adalah pejabat yang bertugas untuk menyeleksi penawaran dari para pelaku

Hal yang paling penting di dalam perumusan masalah analisis cluster ialah pemilihan variabel-variabel yang akan digunakan untuk pengklasteran.. (pembentukan

Bentuk wisata di Desa Punten melalui peningkatan Sumber Daya Alam (SDA) yaitu agrowisata dengan sektor wisata edukasi pertanian jeruk keprok punten sebagai pengganti wisata

[r]

Pada penentuan daerah kerja yang dilakukan terhadap larutan standar Fe 12 ppm diperoleh daerah kerja yang memberikan puncak spektrum unsur Fe pada panjang gelombang

Gold (2004) berpendapat bahwa volume perdagangan memberikan dampak terhadap return saham karena: Pertama, bahwa perubahan volume perdagangan berhubungan dengan

• Untuk mendapatkan efek yang sama pada curah jantung, volume infus cairan kristaloid setidaknya tiga kali lebih banyak dari volume infus cairan