BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Logam berat adalah unsur-unsur yang memiliki kerapatan lebih dari 6
mg/m2. Logam berat juga didefenisikan sebagai logam yang memiliki berat atom
lebih besar dari 23 dan kerapatan lebih dari 5. Hingga saat ini logam berat hanya
didefenisikan atas dasar kerapatannya. Logam berat tidak terdegradasi, tetap stabil
di alam dalam waktu yang cukup lama dan bersifat meracun untuk organisme
hidup walaupun pada konsentrasi yang rendah. Sebagai contoh, waktu tinggal Cd
dalam tanah 75-380 tahun, Hg 500-1000 tahun dan untuk logam berat seperti Pb,
As, Ni, dan Zn memiliki waktu tinggal 1000-3000 tahun. Jadi polusi logam berat
dalam tanah memberikan pengaruh yang cukup lama. Saat ini mulai ada
peningkatan perhatian tentang keberadaan unsur mikro di lingkungan dalam
konsentrasi yang membahayakan kesehatan hewan. Banyak pupuk, terutama
pupuk P yang mengandung sejumlah unsur mikro seperti Pb, Hg, Ni, Cd, Co, Cr,
As, Mo, dan F.
Sumber antropogenik unsur mikro antara lain adalah industri peleburan
besi, limbah industri, lumpur buangan, limbah padat kota, pembakaran bahan
bakar fosil, air hujan dan lain sebagainya. Sumber antropogenik Pb dn As adalah
pembakaran bensin yang mengandung Pb dan penyemprotan pestisida yang
mengandung arsen. Pembakaran bensin yang ditambahkan timbal (Pb) merupakan
sumber utama logam di lingkungan dan mencemari tanah pada proporsi yang
cukup tinggi. Pengamatan pada periode 1966-1988, ternyata terjadi penurunan
kandungan Pb dari atmosfir yang berasal dari bensin 1,7 g/ha/thn. Hal ini terjadi
karena mulai adanya kesadaran akan bahaya pencemaran udara terutama oleh Pb
sehingga penggunaan bensin yang bebas timbal mulai digalakkan. Untuk dapat
memastikan suatu tanah telah terkontaminasi oleh suatu logam harus ada suatu
acuan tentang kandungan logam dalam tanah yang dapat dianggap telah
terkontaminasi. Sayangnya tidak ada pedoman yang benar-benar pasti sebagai
antisipasi konsentrasi unsur mikro tanah yang secara alamiah variasinya sangat
tinggi. Sebuah hasil penelitian melaporkan bahwa kisaran normal dari As : <5-40,
Cd : <1-2, Cu : 2-60, Mo : <1-5, Ni : 2-100, Pb : 10-150, Se : <1-2 , dan Zn :
25-200 ppm. Disamping itu peneliti lainnya memperkirakan batas dasar jumlah total
Zn : 50, Cu : 20, Cd : 0,06 dan Pb : 10 ppm. (Sarifuddin, 2011)
Analisa kadar logam timbal (Pb) yang dipaparkan pada karya tulis ini
merupakan salah satu logam berat beracun yang menyebabkan kerusakan pada
tanah khususnya untuk tanah tanaman. Bagaimana cara menganalisa logam Pb,
dan apa saja akibat yang ditimbulkannya jika melebihi ambang batas yang telah
ditetapkan merupakan pembahasan yang akan disampaikan pada karya ilmiah ini.
1.2Permasalahan
Tanah merupakan medium atau tempat tumbuhnya suatu tanaman untuk
dapat hidup. Apabila kadar unsur hara timbal (Pb) mengandung konsentrasi yang
tinggi akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman.
1.3. Tujuan
- untuk mengetahui metode analisis yang dipergunakan untuk menentukan kadar
logam timbal (Pb) pada tanah
- untuk mengetahui apakah logam timbal (Pb) terdapat di dalam tanah
- untuk mengetahui kadar logam timbal (Pb) yang terkandung pada tanah
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan
informasi bagaimana cara menganalisa kadar unsur timbal (Pb) pada tanah secara
laboratorium. Dan dengan mengetahui kadar timbal (Pb) dapat diketahui apakah
tanah tersebut baik atau tidak untuk dilakukan bercocok tanam.