• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvens

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvens"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

33

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental jenis

Quasi Experimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2006: 87),

eksperimen semu merupakan pengembangan dari true experiment.

Eksperimen semu ini mempunyai kelompok kontrol akan tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-varibel luar yang dapat

mempengaruhi pelaksanaan penelitian seperti halnya pada true experiment.

Hal ini sejalan dengan pendapat Budiyono (2003: 82) yang menyatakan

bahwa tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk mendapatkan

informasi yang bisa didapatkan pada penelitian true experiment tetapi

keadaan tidak memungkinkan dilaksanakannya true experiment, yakni

ketidakmungkinan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel

yang relevan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa pada

dasarnya, eksperimen semu ini digunakan jika peneliti dapat mengontrol

berbagai variabel yang berpengaruh pada penelitiannya, tetapi tidak cukup

untuk melakukan penelitian true experiment. Dalam penelitian eksperimen

semu, sampel penelitian tidak bisa diambil dengan teknik random. Dalam arti

bahwa subjek penelitian tidak dikelompokkan secara acak tetapi dipilih

berdasarkan kelompok-kelompok yang telah terbentuk sebelumnya. Hal ini

dilakukan karena jika kelompok yang telah terbentuk sebelumnya diacak

kembali, maka akan mengacaukan jadwal pelajaran yang telah ada di sekolah.

Selain itu, peneliti juga akan kesulitan untuk mendapatkan persetujuan dari

pihak sekolah.

3.1.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian

(2)

dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Akan

tetapi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol ini tidak dipilih secara

random (Sugiyono, 2006: 79). Sebelum treatment dilakukan, subjek diberi

pengukuran awal untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pengukuran awaldikatakan baik jika

tidak ada perbedaan secara signifikan antara kedua kelompok tersebut.

Setelah diberikan pengukuran awal kemudian kelompok eksperimen

diberikan treatment yaitu pembelajaran PKn dengan model pembelajaran

VCT, sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode konvensional.

Setelah proses pembelajaran selesai, kemudian diadakan pengukuran akhir.

Adapun desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dapat

digambarkan dengan tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pengukuran

awal Treatment

Pengukuran akhir

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan :

O1 : pengukuran awal kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan

awal

O2 : hasil pengukuran akhirkelompok eksperimen

O3 : pengukuran awal kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan

awal

O4 : hasil pengukuran akhir kelompok kontrol

X1 : treatment kelompok eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran VCT

3.1.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di

(3)

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai yang melekat

pada orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2015: 3). Terdapat tiga varibel dalam penelitian ini, yaitu varibel

bebas (X1), variabel terikat (Y), dan variabel kovariat (X2). Variabel bebas

(independent) merupakan variabel yang menjadi sebab terhadap

berubahnyanvariabel terikat. (dependent). Variabel kovariat adalah variabel

yang digunakan untuk memfilter semua perlakuan tidak terkontrol yang dapat

mempengaruhi variabel terikat. Pada penelitian ini, pengukuran awalberperan

sebagai variabel kovariat (X2). Variabel bebas (X1) adalah penerapan model

VCT dan konvensional, sementara hasil belajar PKn pada ranah afektif sebagai

variabel terikat (Y).

Definisi operasional merupakan hal penting yang harus ada dalam

penelitian. Definisi operasional ini menjelaskan tentang karakteristik variabel

yang terdapat dalam penelitian. Model pembelajaran VCT merupakan suatu

model pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang

mempunyai dilema nilai, kemudian siswa diminta untuk menganalisis

permasalahan tersebut sesuai dengan nilai yang dimilikinya untuk kemudian

didiskusikan untuk mendapatkan target nilai yang telah ditentukan, dengan

langkah: penentuan stimulus, penyajian stimulus, penentuan pilihan, menguji

alasan, penyimpulan dan pengarahan, dan tindak lanjut (follow up). Model

pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang sehari-hari

dilakukan oleh guru kelas.

Pengukuran awal merupakan pemberian instrument skala sikap model

Likert tentang globalisasi, berupa pernyataan dalam bentuk skala sikap kepada

siswa sebelum diberikan perlakuan berupa model pembelajaran VCT dan

konvensional. Hasil belajar aspek sikap merupakan hasil belajar berkenaan

dengan sikap yang ditunjukkan siswa setelah menerima pembelajaran. Sikap

belum menunjukkan tindakan/aktifitas, tetapi berupa kesiapan dan

(4)

diamati secara langsung, melainkan harus ditafsirkan terlebih dahulu dari

tingkah laku yang tampak baik verbal maupun non verbal. Di dalam sikap

terdapat 3 komponen penting, yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi

berhubungan dengan keyakinan (ide dan konsep), afeksi berhubungan dengan

kehidupan emosional seseorang, dan komponen konasi merupakan

kecenderungan untuk berperilaku.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Wiratna dan

Poli, 2012: 13). Berdasarkan definisi tersebut, populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas tinggi di SD Negeri Gendongan 01

Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Pada kelas tinggi ini terdapat 3 kelas

yaitu kelas 4, 5 dan 6. Berikut disajikan daftar kelas tinggi di SD Negeri

Gendongan 01.

Tabel 3.2

Daftar Kelas Tinggi di SDN Gendongan 01

No. Kelas Jumlah Siswa

1. 4 36 siswa

2. 5 29 siswa

3. 6 18 siswa

Jumlah 83 siswa

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Bagian ini bisa mencakup jumlah

dan atau karakteristik dari suatu populasi. Pengambilan sampel dilakukan

dengan pertimbangan bahwa tidak mungkin dilakukan penelitian dengan

populasi yang besar. Sehingga akan diambil sampel untuk kemudian

digunakan sesuai dengan tujuan penelitian. Apa yang dipelajari dari sampel,

(5)

yang diambil harus representatif atau mewakili (Sugiyono, 2015: 62). Agar

didapatkan sampel yang representatif, maka peneliti dapat menggunakan

teknik-teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik Purposive Sampling.

Dalam penelitian ini, sampel yang dipilih yaitu siswa kelas 4 SD

Negeri Gendongan 01. Dengan pertimbangan peneliti sedang dalam proses

magang di SD tersebut dan bertugas mengajar di kelas 4. Dalam

pengelompokannya, siswa kelas 4 yang terdiri dari 36 siswa dibagi menjadi 2

kelas. Kelas A sebagai kelompok kontrol dan kelas B sebagai kelompok

eksperimen. Pembagian kelompok ini berdasarkan nilai tes tengah semester

mata pelajaran PKn. Peneliti membuat pengelompokan secara heterogen,

artinya bahwa masing-masing kelompok terdiri dari siswa yang berprestasi

hingga yang kurang berprestasi. Berikut tabel sampel yang dipilih oleh

peneliti.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah

Siswa Kelompok

1. 4 B 18 Eksperimen

(VCT)

2. 4 A 18 Kontrol

(Konvensional)

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk

memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk penelitian. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik non tes, berupa

observasi dan skala sikap model Likert.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar

obeservasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar

(6)

konvensional, serta lembar angket berupa skala sikap. Berikut dipaparkan

kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam menerapkan model

VCT.

3.4.2.1 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Tabel 3.4

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran VCT

No. Aktivitas Guru Nomor

Item Pertemuan ke-1

1. Guru menyampaikan scenario pembelajaran PKn yang

akan dilaksanakan hari ini

1

2. Guru memberikan soal pengukuran awal 2

3 Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi globalisasi

3

4. Guru menyajikan materi tentang globalisasi 4

5. Guru menjelaskan tata cara pembelajaran VCT 5

6. Guru menyajikan masalah dilematik nilai 6

Pertemuan Ke-2

1 Guru membagi siswa kedalam kelompok 1

2 Guru meminta siswa mengidentifikasi masalah yang disajikan

2

3 Guru meminta siswa menanggapi secara tertulis permasalahan yang disajikan

3

4 Guru meminta siswa berargumentasi secara lisan 4

5 Guru memamtau argumentasi siswa dan meluruskan sesuai target nilai

5

6 Guru bersama dengan siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari dan diarahkan pada target nilai

6

7 Guru memberikan soal pengukuran akhir 7

8 Guru mengawasi pelaksanaan pengukuran akhir 8

9 Guru melakukan pengkoreksian bersama siswa 9

10 Guru meluruskan kesalahpahaman siswa 10

(7)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Menerapkan Model Pembelajaran VCT

No. Aktivitas Guru Nomor

Item Pertemuan ke-1

1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang skenario pembelajaran PKn yang akan dilaksanakan hari ini

1

2. Siswa mengerjakan soal pengukuran awal 2

3 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi globalisasi

3

4. Siswa menyimak penjelasan guru tentang globalisasi 4

5 Siswa menyimak penjelasan guru tentang tata cara pembelajaran VCT

5

6 Siswa memperhatikan masalah dilematik nilai yang disampaikan guru

6

Pertemuan Ke-2

1 Siswa dibagi kedalam kelompok 1

2 Siswa diminta untuk mengidentifikasi masalah yang disajikan

2

3 Siswa diminta untuk menanggapi secara tertulis permasalahan yang disajikan

3

4 Siswa diminta untuk berargumentasi secara lisan 4

5 Siswa berargumentasi dan diarahkan guru sesuai target nilai

5

6 Siswa bersama dengan guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari dan diarahkan pada target nilai

6

7 Siswa diberikan soal post-test 7

8 Siswa melaksanakan post-test 8

9 Siswa bersama dengan guru mengkoreksi hasil postest 9

10 Siswa diberi penguatan 10

(8)

3.4.2.2 Skala Sikap model Likert

Penelitian ini menggunakan instrumen skala sikap berbentuk

angket yang berupa pernyataan dengan lima alternative pilihan yang harus

dipilih oleh siswa. Terdapat dua jenis pernyataan dalam angket ini yaitu

pernyataan favourable dan unfavourable.

Pernyataan favourable adalah pernyataan yang berisi hal-hal

positif mengenai objek sikap atau pernyataan yang bersikap mendukung

terhadap objek sikap yang hendak diungkap. Sebaliknya pernyataan

unfavourable adalah pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif

mengenai objek sikap atau yang tidak mendukung terhadap objek sikap

yang hendak diungkap (Azwar, 2011: 107).

Sistem penilaian kedua item itu dibedakan sebagai berikut :

Tabel 3.6 Skala Likert

Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju

(STS)

1 5

Sumber : Sugiyono (2009: 94)

Penelitian ini menggunakan penyebaran kuisioner uji coba

dengan 45 pernyataan skala sikap yang memuat aspek-aspek sikap yaitu

kognitif, afektif dan konatif. Dari setiap pernyataan tersebut akan

diketahui sikap siswa dalam pembelajaran PKn baik untuk kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen.

Untuk membuat skala Likert, peneliti perlu membuat tabel

spesifikasi sebagai pedoman dalam merangkai pernyataan-pernyataan.

Langkah pertama dalam menyusun pernyataan dimulai dengan

(9)

peristiwa, lembaga, idea, norma, nilai, budaya, dll. Penentuan obyek

sikap ini ditentukan dengan menganalisis KD dalam silabus

pembelajaran. Temuan hasil analisis yang dominan ke arah ranah

afektif merupakan indikator adanya obyek sikap yang akan

dikembangkan menjadi instrumen skala sikap. Dalam penelitian ini

obyek sikap yang digunakan adalah globalisasi.

Langkah kedua adalah memberikan batasan dan tujuan yang

berkaitan dengan obyek sikap. Dalam penelitian ini, peneliti

memberikan batasan terhadap globalisasi yaitu globalisasi sebagai suatu

proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling

berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang

melintasi batas negara yang dapat berdampak positif maupun negatif

sehingga harus disikapi dengan bijaksana, waspada, selektif dan

menerapkan nilai-nilai agama. Dengan mengacu pada batasan ini

kemudian ditentukan indikator dari obyek. Dalam penelitian ini

indikator obyek sikapnya yaitu (1) hakikat globalisasi; (2) dampak

positif; (3) dampak negatif; (4) bijaksana; (5) waspada; (6) selektif; (7)

menerapkan nilai-nilai agama; (8) menerapkan nilai-nilai budaya.

Langkah ketiga menyusun tabel spesifikasi atau kisi-kisi

komponen/indikator variabel globalisasi. Tabel berikut merupakan

model tabel kisi-kisi yang digunakan dalam perancangan Skala Sikap

(Azwar, 2011: 110) :

Tabel 3.7

Kisi-kisi Skala Sikap untuk pengukuran awal dan akhir Kelas IV Semester II

Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi

di lingkungannya

Kompetensi Dasar : 4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh

globalisasi yang terjadi di lingkungannya.

Obyek Sikap : Globalisasi

(10)

antar individu, antar kelompok, dan antar

negara saling berinteraksi, bergantung,

terkait, dan memengaruhi satu sama lain

yang melintasi batas negara.yang dapat

berdampak positif maupun negatif

sehingga harus disikapi dengan bijaksana,

waspada, selektif dan menerapkan

nilai-nilai agama.

Komponen Indikator Obyek Sikap

Komponen Sikap

Jumlah % Kognisi Afeksi Konasi

Hakikat globalisasi 2 0 0 2 4

3.5 Uji Reliabilitas dan Validitas Instrumen 3.5.1 Reliabilitas

Untuk mengetahui bahwa instrumen layak digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian, maka instrument harus diuji validitas

dan reliabilitasnya terlebih terlebih dahulu. Instrumen yang valid dan

reliable merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid

dan reliable pula (Sugiyono, 2015: 348). Tahapan pengujian instrumen ini

yaitu: 1) penyusunan kisi-kisi soal, 2) uji coba instrument soal, 3) uji daya

pembeda, 4) uji validitas, dan 5) uji reliabilitas.

Uji validitas soal dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 pada

kelas tinggi dengan jumlah responden 30 siswa. Berdasarkan hasil uji coba

(11)

(kesahihan) dan reliabilitas (keterpercayaan) dengan bantuan program SPSS

Ver. 16.00.

Azwar (2011: 98), berpendapat bahwa sebuah instrument tes yang

memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,6 kurang baik, 0,7 dapat diterima,

dan lebih dari 0,8 dinyatakan reliable. Sehingga penulis mengikuti

ketentuan tersebut. Setelah melakukan perhitungan menggunakan SPSS

Ver. 16.0, diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0,713. Angka koefisien

reliabilitas Alpha ini berada pada kategori reliable. Artinya instrument tes

buatan peneliti ini akan memberikan hasil yang relatif sama apabila

dilakukan tes berulang-ulang, oleh karena itu soal tes ini dapat digunakan

untuk penelitian.

3.5.2 Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan valid jika

instrument tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,

2015: 348).

Berkaitan dengan uji validitas soal, butir soal dianggap valid apabila

mencapai nilai koefisisen korelasi setiap skor dengan skor totalnya lebih

besar dari 0,30. Sedangkan apabila koefisien korelasi kurang dari 0,30 maka

item tersebut dianggap tidak valid atau harus dihilangkan (Azwar, 2011:

158). Peneliti menggunakan pendapat Azwar tersebut sebagai acuan dalam

menentukan batas minimal koefisien korelasi, yaitu 0,30.

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan diperoleh data

yaitu 20 item soal memiliki koefisien korelasi skor butir dengan skor total

berada dalam kategori valid (≥0,30). Koefisien korelasi validitas item ke-20

soal tersebut bergerak antara 0,30 sampai dengan 0,538. Oleh karena itu,

soal-soal inilah yang akan digunakan dalam penelitian. Nomor-nomor soal

yang valid adalah soal nomor 2, 4, 9, 12, 15, 16, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 29,

(12)

3.6 Prosedur Pemberian Perlakuan

3.6.1 Prosedur Pembentukan Kelompok

Berdasarkan pertimbangan karakteristik siswa SD pada kelas tinggi

relatif sama, peneliti menggunakan siswa kelas tinggi yaitu kelas 4, 5 dan 6

sebagai populasi penelitian. Kelas yang dipilih sebagai sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Gendongan 01 yang berjumlah 36

siswa. Pembentukan kelompok beracuan pada jumlah siswa, sehingga

jumlah siswa kelompok kontrol seimbang/tidak jauh berbeda dengan

kelompok eksperimen. Siswa kelas 4 ini dibagi menjadi 2 kelompok.

Kelompok A sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 18 siswa, diberikan

perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional dalam

pembelajaran PKn. Kelompok B sebagai kelompok eksperimen dengan

jumlah 18 siswa, diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran

VCT (Value Clarificatin Technique) dalam pembelajaran PKn.

3.6.2 Pemberian Perlakuan

Kelompok kontrol diberikan perlakuan menggunakan model

pembelajaran konvensional. Pada pertemuan pertama, siswa diberikan

pengukuran awal untuk memfilter semua perlakuan yang tidak terkontrol.

Setelah diberikan pengukuran awal, guru memberikan ulasan materi

mengenai globalisasi. Pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk

mengerjakan soal yang ada pada buku. Setelah itu, siswa diberikan

pengukuran akhir.

Kelompok eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model

pembelajaran VCT dengan melalui beberapa langkah. Model pembelajaran

VCT ini mempunyai 6 tahapan, yaitu (1) penentuan stimulus, (2) penyajian

stimulus, (3) penentuan pilihan, (4) menguji alasan (5) penyimpulan dan

pengarahan, (6) tindak lanjut. Pada pertemuan pertama, siswa diberikan

pengukuran awal untuk memfilter semua perlakuan yang tidak terkontrol.

Setelah diberikan pengukuran awal, guru memberikan ulasan materi

globalisasi sebagai bekal untuk berdiskusi kelompok. Kemudian guru

(13)

melalui LCD. Pada pertemuan kedua, siswa dibentuk kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4 siswa. Masing-masing kelompok diberi lembar kerja

yang berisi cerita berdilema moral dan beberapa pertanyaan. Siswa diminta

berdiskusi untuk menentukan pilihan nilai. Kemudian guru meminta siswa

untuk berargumentasi, kelompok yang lain bisa menanggapi dan saling

beradu argumentasi. Guru menjadi fasilitator selama kegiatan berlangsung

dan mengarahkan kegiatan adu argumentasi ke target nilai. Guru dan siswa

membuat kesimpulan. Setelah itu, siswa diberikan soal pengukuran akhir.

Kelompok kontrol yaitu siswa kelas 4 kelompok A. Pemberian

perlakuan pada pertemuan pertama dilaksanakan oleh Serafina Desy (rekan

peneliti) yang dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016 di ruang

kelas 1 SDN Gendongan 01 dengan diamati oleh Agus Ari Wibisono (rekan

peneliti). Pertemuan kedua diksanakan oleh Serafina Desy (rekan peneliti)

yang dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2016 di ruang kelas 1

SDN Gendongan 01 dengan diamati oleh Agus Ari Wibisono (rekan

peneliti).

Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas 4 kelompok B. Pemberian

perlakuan pada pertemuan pertama dilaksanakan oleh Sara Puspitaning

Tyas (peneliti) yang dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016 di

ruang kelas 4 SDN Gendongan 01 dengan diamati oleh Niken Indriani

(rekan peneliti). Pertemuan kedua diksanakan oleh Sara Puspitaning Tyas

(peneliti) yang dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2016 di ruang

kelas IV SDN Gendongan 01 dengan diamati Niken Indriani (rekan

peneliti).

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data hasil penelitian ini dianalisis dengan teknik

deskriptif dan statistik inferensial ANCOVA. Teknik statistik ANCOVA

dilakukan jika memenuhi uji prasyarat : a) uji normalitas, b) uji homogenitas,

dan c) uji linieritas data. Apabila salah satu uji prasyarat tisak terpenuhi, maka

akan dilakukan pengujian dengan teknik statistik non parametricKolomogorov

(14)

3.7.1 Uji Normalitas

Untuk mengetahui setiap kelas mempunyai data yang terdistribusi

normal atau tidak, maka di perlukan uji normalitas. Apabila data

berdistribusi normal maka dapat digunakan statistika parametrik, sedangkan

apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistika

nonparametrik. Acuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai

signifikansi/probabilitas > 0,05. Jika nilai signifikansi probabilitas kurang

dari 0,05 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal. Dalam uji

normalitas data ini bisa menggunakan bantuan software SPSS 16.00 for

Windows yaitu:

a. Copy total skor ke SPSS di Var 002

b. Kemudian di Var 001 dibuat angka 1 untuk kelompok pertama dan

2 untuk kelompok kedua untuk membedakan jenis kelompoknya

c. Klik Analyze – nonparametric test – Legacy Dialogs – 1-sample KS

d. Masukkan total skor –OK

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian digunakan untuk mengetahui apakah varian

kedua kelompok homogen atau tidak. Varian data kedua kelompok

dikatakan homogen jika nilai probabilitas/signifikansi lebih dari 0,05. Jika

nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka data dikatakan tidak homogen.

Analisis uji homogenitas varian ini bisa dilakukan menggunakan software

SPSS 16.00 for Windows yaitu:

a. Copy total skor ke SPSS di Var002

b. Lalu di Var001 dibuat angka 1 untuk kelompok pertama dan 2 untuk

kelompok kedua untuk membedakan jenis kelompoknya

c. Klik Analyze-Compare Means-One way Anova

d. Memasukkan total skor ke kotak Dependent List, dan kelompok subjek

ke kotak faktor

(15)

3.7.3 Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linier

Uji homogenitas koefisien regresi hakikatnya adalah menguji

kehomogenitasan koefisien regresi semua kelompok eksperimen sebagai

persyaratan analisis kovarian, dimana antara variabel kovariat dengan

variabel terikat berkorelasi cukup tinggi. Lazimnya, pada kasus analisis

kovariansi, koefisien korelasi 0.60 pada masing-masing kelompok sudah

dianggap cukup memadai (Budiyono, 2009: 300). Dalam penelitian

eksperimen ini, variabel yang akan diuji sebagai prasyarat analisis

ANCOVA adalah koefisien korelasi antara pengukuran awal dan

pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok. Uji homogenitas

koefisien regresi dilakukan dengan teknik analisis kovarian satu jalan,

dengan memperhatikan nilai koefisien beta (B) pada tabel output parameter

estimasi dan nilai t serta signifikansi/probabilitasnya. Syarat yang lain

adalah bahwa nilai beta (B) haruslah lebih besar sama dengan 0,60

(Budiyono, 2009: 300). Jika probabilitas < 0,05, maka koefisien regresi inier

kedua sampel homogen.

Langkah-langkahnya adalah:

a. Pada menu Toolbar SPSS dipilih Analyze, kemudian dipilih General

Linear ModelUnivariate;

b. Memasukkan variabel Y pada posisi Dependent Variable;

c. Memasukkan variabel Model Pembelajaran pada Fixed Factor (s);

d. Memasukkan variabel kovariat, yaitu pengukuran awal pada posisi

Covariates(s);

e. Pada Model: dipilih Full Factorial. Kemudian di-Klik Continue;

f. Pada Option: pilih Parameter Estimates, Klik Continue;

g. Kemudian dipilih OK

Disamping uji prasyarat penelitian seperti telah dibahas di atas,

peneliti juga melakukan pengendalian terhadap validitas internal dan

eksternal. Menurut Punaji Setyorini (2013: 155-171), menyebutkan bahwa

variabel dependen bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut

(16)

statistik, mortalitas, stabilitas, seleksi yang berbeda, interaksi faktor-faktor,

dan persaingan kelompok kontrol dengan si pemberi perlakuan, pengaruh

bias seleksi, latar belakang, persoalan perlakuan waktu. Pendapat yang

dikemukakan oleh Punaji (2013) tersebut dipersempit oleh Gay yang

mengatakan bahwa pengontrolan variabel di luar treatment pada The

Nonequivalent Control Group Design cukup mengontrol 4 hal yaitu history,

maturation, testing, possible regression and interaction betwen selection.

Untuk menyeimbangkan secara statistik, maka sebaiknya dilakukan

menggunakan ANCOVA (Analysis of Covariance) (Gay, 1987: 289).

3.7.4 Uji ANCOVA

Pada penelitian eksperimen, terdapat banyak variabel luar yang

mempengaruhi variabel terikat. Ada beberapa variabel yang dapat dikontrol

secara eksperimental, tetapi masih banyak yang tidak dapat dikontrol, atau

bahkan tidak terdeteksi sama sekali. Pada dasarnya kelompok eksperimental

dan kelompok kontrol pada suatu eksperimen harus dibuat ekuivalen

(setara) pada awal eksperimen. Namun dalam beberapa hal penyetaraan itu

sulit dilakukan atau tidak perlu dilakukan. Analisis kovariansi dapat

digunakan untuk membandingkan rerata prestasi belajar antar kelompok

dengan secara statistik mengontrol pengaruh variabel kovariat (Budiyono,

2011: 299).

ANCOVA (Analysis of Covariance) merupakan gabungan antara

analisis regresi dengan analisis varian (ANAVA). Setelah uji prasyarat

analisis terpenuhi yakni data berdistribusi normal, data homogen, dan model

regresi linier, maka uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau uji

kombinasi analisis regresi dan varians. ANCOVA adalah analisis kovarian

dengan memasukkan kovariat ke dalam model analisis. Pada analisis

kovariansi, koefisien korelasi lebih dari 0.60 sudah dianggap cukup tinggi

Budiyono, (2011: 300). Gay (1987: 279) menyatakan: “The analysis of

covariance is a statistical method for equating formed groups on one or

(17)

dependent variable for initial differences on some other variable, such as

pengukuran awal scores, IQ, reading readiness..”

Pendapat Gay ini sejalan dengan pendapat Hair, Anderson, Tatham

& Black (1999: 273) yang menyatakan bahwa pelibatan variabel kovariat

dalam pengolahan hasil eksperimen menggunakan teknik ANCOVA adalah

untuk menyesuaikan skor variabel terikat (dependent) dengan cara

mengeliminir bias dampak treatment. Tujuannya untuk menurunkan error

variance dengan cara mengontrol pengaruh variabel kovariat yang diyakini

membuat bias hasil analisis. Analisis of Covariance secara statistik dapat

digunakan untuk menyetarakan kelompok-kelompok dilihat dari pengaruh

variabel diluar variabel treatment. Model analisis yang dapat menyetarakan

kondisi kelompok-kelompok eksperimen hanya ada pada teknik Analisis of

Covariance,tidak terdapat pada uji t atau ANAVA. Pilihan teknik analisis

ANCOVA penting khususnya dalam penelitian yang sampel tidak diambil

secara acak sebagaimana dalam eksperimen penerapan model pembelajaran

konvensional dan VCT ini. Peneliti berpendapat bahwa variabel kovariat

pretest (pengukuran awal) merupakan kompetensi awal siswa yang

berpengaruh terhadap hasil posttest (pengukuran akhir).

Langkah-langkahnya adalah:

a. Pada menu Toolbar SPSS dipilih Analyze, kemudian dipilih General

Linear Model Univariate;

b. Memasukkan variabel Y pada posisi Dependent Variable;

c. Memasukkan variabel Model Pembelajaran pada Fixed Factor (s);

d. Memasukkan variabel kovariat, yaitu pretest pada posisi Covariates(s);

e. Pada Model: dipilih Full Factorial. Kemudian di-Klik Continue;

f. Pada Option: pilih Descriptive statistics, Estimates of effect size, dan

Parameter Estimates. Klik Continue;

g. Kemudian dipilih OK

3.7.5 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji ANCOVA, kemudian dilakukan analisis uji

(18)

prosedur sebagai berikut. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis

menggunakan kriteria: H0 diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas

kesalahan (α) > 0,05. Sebaliknya H0 ditolak dan Ha diterima apabila nilai

signifikansi atau nilai probabilitas kesalahan (α) < 0,05. Hipotesis yang akan

diuji dalam penelitian eksperimen ini adalah:

H0:µ1 ≤µ2 Hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasai pada

pembelajaran PKn menggunkan VCT tidak lebih tinggi

secara signifikan dibandingkan dengan hasil pembelajaran

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Ha:µ1 > µ2 Hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasai pada

pembelajaran PKn menggunkan VCT lebih tinggi secara

signifikan dibandingkan dengan hasil pembelajaran

Gambar

Tabel 3.2 Daftar Kelas Tinggi di SDN Gendongan 01
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam
+3

Referensi

Dokumen terkait

siswa aktif dalam pembelajaran karena setiap siswa harus mengerti dan paham betul tentang ka-tegori-kategori materi yang telah disiap-kan. Langkah-langkah pelaksanaan

No Nama NIM IPK Lama Studi Jurusan Pembimbing Skripsi Pembimbing..

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa modul elektronik yang dikembangkan, jika ditinjau dari aspek media telah memiliki kriteria sangat baik dan sebagian kecil

Untuk masalah kesehatan anak ”Z” yang mengalami kurang gizi,ibu merasa takut dengankondisi tersebutsehingga ibu tidak mau lagi untuk membawa ke posyandu.karena ibu merasa anaknya

Pada saat kalibrasi alat ukur laju alir yang digunakan pada percobaan kali ini ialah orifice didapat hubungan semakin besar beda tekan maka laju alir fluida semakin besar juga

- Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan

On-board Hydrogen Production in a Hybrid Electric Vehicle by Bio-Ethanol Oxidative Steam Reforming over Ni and Noble Metal Based Catalysts.. Effect

Dalam analisis fungsional ada banyak topik yang mengacu pada ruang, misal ruang Hilbert, dalam ruang Hilbert ada beberapa konsep dasar yang perlu diketahui terlebih dahulu yaitu