• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agama dalam kacamata sosial dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Agama dalam kacamata sosial dalam "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH AGAMA

Agama Dalam Kacamata Sosial

Di Susun Oleh:

Luluk C.N.

A.102.10.040

Lutfila Fifi

A.102.10.041

AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salahsatu tugas yang diberikan dosen guna memenuhi nilai. Makalah ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari segala kekurangan maupun kelebihannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.

Surakarta, September 2014

(3)

Penulis

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Manusia memiliki kebebasan beragama. Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah membeda- bedakan golongan. Hal ini berlaku selama manusia itu mempergunakan akal pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Agama islam sangat mentoleransi kepada agama-agam lain.

Rumusan masalah

Untuk mengkaji dan mengulas tentang peran dan fungsi agama dalam kehidupan manusia, maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penyusun membuat rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah Pentingnya Peran, Fungsi dan Tujuan Agama

Islam Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat?

TUJUAN & MANFAAT

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas agama Islam sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nilai.

(4)

Bagaimanakah Pentingnya Peran, Fungsi dan Tujuan Agama

Islam Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat?

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat, antara lain adalah :

 Karena agama merupakan sumber moral

 Karena agama merupakan petunjuk kebenaran

 Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.

 Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.

(5)

“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya”.

Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan dari dalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu

 Godaan dan rayuan yang berusaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah atau kebaikan.

 Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan

Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.

Fungsi sosial agama secara umum

Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).

Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.

a. Fungsi Integratif Agama

(6)

didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.

b. Fungsi Disintegratif Agama.

Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.

Tujuan Agama

Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya ber-budipekerti dengan adab yang sempurna baik dengan tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat.semua agama sudah sangat sempurna dikarnakan dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta dibenarkan. keburukan cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarnakan ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama

Beberapa tujuan agama yaitu :

 Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (tahuit).

 Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.

 Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.

 Menyempurnakan akhlak manusia.

(7)

kemanusiaan.Masalahnya, di balik keyakinan para agamawan ini, mengintai kepentingan para politisi. Mereka yang mabuk kekuasaan akan melihat dengan jeli dan tidak akan menyia-nyiakan sisi potensial dari agama ini. Maka, tak ayal agama kemudian dijadikan sebagai komoditas yang sangat potensial untuk merebut kekuasaan.Yang lebih sial lagi, di antara elite agama (terutama Islam dan Kristen yang ekspansionis), banyak di antaranya yang berambisi ingin mendakwahkan atau menebarkan misi (baca, mengekspansi) seluas-luasnya keyakinan agama yang dipeluknya. Dan, para elite agama ini pun tentunya sangat jeli dan tidak akan menyia-nyiakan peran signifikan dari negara sebagaimana yang dikatakan Hobbes di atas. Maka, kloplah, politisasi agama menjadi proyek kerja sama antara politisi yang mabuk kekuasaan dengan para elite agama yang juga mabuk ekspansi keyakinan.Namun, perlu dicatat, dalam proyek “kerja sama” ini tentunya para politisi jauh lebih lihai dibandingkan elite agama. Dengan retorikanya yang memabukkan, mereka tampil (seolah-olah) menjadi elite yang sangat relijius yang mengupayakan penyebaran dakwah (misi agama) melalui jalur politik. Padahal sangat jelas, yang terjadi sebenarnya adalah politisasi agama.Di tangan penguasa atau politisi yang ambisius, agama yang lahir untuk membimbing ke jalan yang benar disalahfungsikan menjadi alat legitimasi kekuasaan; agama yang mestinya bisa mempersatukan umat malah dijadikan alat untuk mengkotak-kotakkan umat, atau bahkan dijadikan dalil untuk memvonis pihak-pihak yang tidak sejalan sebagai kafir, sesat, dan tuduhan jahat lainnya,disfungsi atau penyalahgunaan fungsi agama inilah yang seyogianya diperhatikan oleh segenap ulama, baik yang ada di organisasi-organisasi Islam semacam MUI. Ulama harus mempu mengembalikan fungsi agama karena Agama bukan benda yang harus dimiliki, melainkan nilai yang melekat dalam hati.Mengapa kita sering takut kehilangan agama, karena agama kita miliki, bukan kita internalisasi dalam hati. Agama tidak berfungsi karena lepas dari ruang batinnya yang hakiki, yakni hati (kalbu). Itulah sebab, mengapa Rasulullah SAW pernah menegaskan bahwa segala tingkah laku manusia merupakan pantulan hatinya. Bila hati sudah rusak, rusak pula kehidupan manusia. Hati yang rusak adalah yang lepas dari agama. Dengan kata lain, hanya agama yang diletakkan di relung hati yang bisa diobjektifikasi, memancarkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.Sayangnya, kita lebih suka meletakkan agama di arena yang lain: di panggung atau di kibaran bendera, bukan di relung hati.

(8)

dijelaskan bahwa ajaran Nabi Isa bin Maryam bukanlah seperti filsafat, teologi, atau etika. Disimpulkan, bahwa ajarannya berbeda sekali dari ajaran setiap orang sebelum dan sesudah dia.Ensiklopedi Alkitab Masa Kini menyatakan bahwa ajaran Yesus dapat diklasifikasikan dengan judul-judul sebagai berikut: etika, metafisika dan teologi, sosial, penyelamatan dan eskatologi (ajaran teologi mengenai akhir zaman, seperti hari kiamat, kebangkitan segala manusia dan sorga). Dan seluruh ajarannya menyatu pada dirinya sendiri. Inti ajarannya ialah pengumuman mengenai dirinya sebagai juruselamat dunia,dan yang kelima adalah Rasul Allah Muhammad saw. Ia adalah penerus ajaran para nabi Allah sebelumnya, nabi akhir dan penutup para nabi dan para rasul Allah, membenarkan keberadaan para nabi terdahulu dengan segala ajarannya, yang dideklarasikan sebagai pemegang kitab Allah, yang penganutnya disebut sebagai ahlul kitab.

Ajarannya mempunyai ciri:

a. Ajaran Tauhid, tentang keesaan Allah, yang harus diyakini setiap pemeluknya. b. Bersifat universal, yakni Islam untuk semua umat manusia tanpa batasan teritorial. c. Menghapus sistem perbudakan.

d. Persamaan hak bagi umat manusia.

e. Ajaran moral, sebagai sesuatu yang sangat penting dalam pergaulan umat manusia di dunia.

f. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, dengan wujudnya berbagai syareat yang mampu menciptakan tolong menolong antar sesama manusia.

g. Sikap adil dalam segala kehidupan, dan lain-lain kebaikan yang dapat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

Agama merupakan salah satu prinsip yang (harus) dimiliki oleh setiap manusia untuk mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka. Tidak hanya itu, secara individu agama bisa digunakan untuk menuntun kehidupan manusia dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari. Namun, kalau dilihat dari secara kelompok atau masyarakat, bagaimana kita memahami agama tersebut dalam kehidupan masyarakat?

Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama membantu kita memahami beberapa fungsi agama dalam masyarakat, antara lain:

(9)

Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran agama masing-masing.

2. Fungsi Penyelamat

Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat. Charles Kimball dalam bukunya Kala Agama Menjadi Bencana melontarkan kritik tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut Tuhan satu). Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya: Apakah umat di luat agamaku diselamatkan atau tidak? Apalagi bertanya bagaimana mereka bisa diselamatkan? Teologi (agama) harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit tersebut. Teologi mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka dan mungkin agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian. Bisa jadi agama-agama lain mempunyai pengertian dan sumbangan untuk menyelami rencana keselamatan Tuhan tersebut. Dari sinilah, dialog antar agama bisa dimulai dengan terbuka dan jujur serta setara.

3. Fungsi Perdamaian

Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup.

4. Fungsi Kontrol Sosial

Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.

(10)

Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar "Civil Society" (kehidupan masyarakat) yang memukau.

6. Fungsi Pembaharuan

Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

7. Fungsi Kreatif

Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.

8. Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi)

Ajaran agama mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah.

KESIMPULAN

Peran dan fungsi agama bagi manusia sangatlah berpengaruh terhadap kehidupannya,karena agama adalah suatu pedoman hidup seseorang untuk mencapai kebahagiaan dunia maupun akhiratnya

(11)

ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama.

Sumber:

1.

http://iissadiyah1.blogspot.com/2012/10/makalah-agama-peran-dan-fungsi-agama.html

di akses pada tanggal 12

September 2014

2.

Prof. Dr. H. Jalaluddin. 2007. PsikologiAgama. Jakarta: PT.

Referensi

Dokumen terkait

Mereview dan menyesuaikan seluruh usulan dari Unit Kerja terkait Akun Belanja, output/Sub kegiatan seperti yang tercantum di dalam format tabel RBA Draft Dokumen RBA 5 hari

dihadiri oleh Panitia Pengadaan Barang[asa pada Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Sabang Tahun Anggaran 2011 dan

Terlibat secara aktif dalam upaya pengentasan masalah pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efisien dan efektif.. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan

Teller di dua kantor cabang utama bank “X” kota Palembang dengan resilience at work yang rendah tidak akan memiliki motivasi dalam bekerja, selain itu Teller akan

Setelah pembuatan peta tematik tingkat ancaman untuk semua bencana dilakukan, dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan tujuan yang telah

Algoritma boyer-moore adalah algoritma untuk mempermudah pencarian string yang melakukan perbandingan karakter dari kanan ke kiri sehingga proses pencarian akan lebih cepat

kurangnya kelengkapan sarana dan prasrana yang dimiliki SMA 17 Pagelaran dikarenakan minimnya dana yang dimiliki sekolah untuk memenuhi standar kelengkapan sarana

10/16/PBI/2008 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah, musyarakah adalah