• Tidak ada hasil yang ditemukan

RE DESAIN SISTEM AKUNTANSI PENGISIAN BUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RE DESAIN SISTEM AKUNTANSI PENGISIAN BUK"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

RE-DESAIN SISTEM AKUNTANSI PENGISIAN BUKU

TAMU, PEMINJAMAN, DAN PENGEMBALIAN BUKU

PERPUSTAKAAN SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

Studi Kasus : Badan Perpustakaan dan Kearsipan (BAPERSIP) Provinsi

Jawa Timur

Disusun oleh :

Fina Putri Damayanthi 041211331047

ABSTRACT

(2)

With the passage of time and changing times , people increasingly rely and takes the role of technology in carrying out daily activities . Especially in the public service , the technology is an important part that can not be separated . But the most important thing that there is a basis in the application of technology , the system is used . Through data flowchart , flowchart elements , and design ( re - design ) the system structure , we will determines how an interconnected system , go hand in hand , and form the basis for the implementation of an activity in both the public and private services . Bapersip of East Java as a facility and public facilities provided by the local government should be able to model how much reflection and technological capabilities , applications , and systems development will be a benchmark of sophistication and advancement of the East Java Government for promoting technology in the service of society . It is based on the needs of the community is highly aware of library services are fast, accurate , efficient , and effective , especially for students , college students , and academics . On the other hand the challenge to continue to maintain the service quality through ease of search , search , data collection books , and updates the data book is another challenge that must be faced . Although current conditions are still lagging behind and does not yet meet expectations , Surabaya Bapersip still continue to do the development , renovation , and socialization to continue to improve the quality and community service .

(3)

DAFTAR ISI

I.

Pendahuluan...4

I.1. Latar Belakang...4

I.2. Rumusan Masalah...5

I.3. Tujuan dan Manfaat1...6

I.3.1. Tujuan Penelitian...6

I.3.2. Manfaat Penelitian...6

II.

Landasan Teori...7

II.1. Sistem Layanan Publik pada Bepersip...7

II.2. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas dalam Pelayanan Masyarakat...8

II.3. Flowchart...9

II.4. DFD (Data Flow Diagram)...9

II.5. ERD (Entity Relationship Digram)...10

II.6. Desain...11

III.

Pembahasan...12

III.1. Efektifitas dan Efisiensi dalam Pelayanan Publik di Bapersip Jatim...12

III.2. Rancangan Sistem Bapersip Jatim...13

III.2.1. Pengisian Buku Tamu dan Alur Layanan Perpustakaan...14

III.2.2. Perancangan Sistem...16

III.2.2.1. Rekomendasi Flowchart Bapersip...16

III.2.2.2. DFD (Data Flow Diagram)...18

III.2.2.3. ERD (Entity Relationship Diagram)...20

IV.

Penutup...22

IV.1. Kesimpulan...22

IV.2. Saran...22

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era yang serba canggih dan modern ini hampir seluruh aktivitas sehari-hari kita

menggunakan kecanggihan teknologi yang serba mudah, cepat, dan akurat. Mayoritas penduduk

Indonesia telah menyadari betapa pentingnya teknologi infromasi baru yang dapat membuka

wawasan sekaligus menunjang pekerjaan mereka sehari-hari. Oleh sebab itu, teknologi dan alat

komunikasi modern dalam bentuk apapun tidak pernah lepas dari jangkauan masyarakat di era

modern ini. Penggunaan teknologi infromasi semakin berkembang pesat seiring berjalannya

waktu. Perkembangan teknologi pun semakin tidak terelakkan.

Tidak hanya masyarakat saja yang sudah menyadari betapa pentingnya teknologi sejak

memasuki era modern ini, namun pemerintah juga turut serta dan berupaya mengaplikasikan

teknologi dalam pelayanan masyarakat dalam bidang apapun. Komputer, sistem online dengan

internet, wireless, dan piranti lunak (software) telah mendominasi fasilitas dan layanan

masyarakat yang telah disediakan oleh pemerintah. Namun dapat kita lihat masih banyaknya

kekurangan dalam pengaplikasian program tersebut sehingga masyarakat meilai segala bentuk

fasilitas dan layanan kurang maksimal atau terkesan masih ketinggalan jaman.

Contoh tersebut tercermin pada Bapersip (Badan Perpustakaan dan Kearsipan) Jawa

Timur yang masih menggunakan sistem manual dalam mengisi identitas buku tamu dan absensi

untuk anggota perpustakaan maupun non anggota. Selain itu, cara penelusuran, peminjaman, dan

pengembalian buku masih terbilang rumit dan kurang efisien. Sumberdaya manusia yang masih

(5)

menjadi hambatan dalam melakukan palayanan public yang cepat, mudah, efektif, dan efisien.

Bapersip seharusnya juga bisa menjadi sumber layanan, pengetahuan, dan sarana penunjang

proses pembelajaran yang disediakan bagi lebih dari 2.765.000 penduduk Jawa Timur sesuai

dengan visi Bapersip yakni “Jawa Timur Membaca dan tertib Arsip tahun 2014”. Meski

demikian, hingga tahun 2013 tercatat kurang lebih 41.100 anggota Bapersip Jatim.

Perpustakaan ini memiliki ketentuan yakni siapapun yang ingin masuk ke dalam

perpustakaan, harus mengisi data diri sebagai proses paling awal sebelum menitipkan tas dan

memasuki area ruang perpustakaan. Bagi non-anggota yang tidak memiliki kartu, tidak

diperkenankan untuk melakukan peminjaman buku. Sebagaimana yang kita tahu di ruang baca

Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta di perpustakaan Universitas Airlangga, untuk mengisi data

diri hanya perlu menggunakan scan barcode pada kartu tanda mahasiswa, lalu portal akan

terbuka secara otomatis. Hal tersebut mencerminkan efisiensi, efektifitas, dan maksimalisasi

penggunaan kartu berbasis teknologi. Cara pengisian data diri seperti itu mampu mereduksi dan

mencegah terjadinya antrian panjang ketika menunggu giliran untuk mengisi buku tamu seperti

kondisi yang selalu tercermin setiap harinya di perpustakaan daerah Surabaya.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam laporan ini ada dua rumusan masalah yang melandasi bab pembahasan

selanjutnya, antara lain :

1. Apakah yang dimaksud dengan efektiftas dan efisiensi dalam penerapan pelayanan public

di Bapersip Jawa Timur?

2. Bagaimanakah struktur dan jenis DFD, flowchart, dan ERD yang direkomendasikan

untuk perbaikan sistem layanan perpustakaan?

(6)

Dalam penelitian ini terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan tersebut

bersifat umum maupun khusus. Sedangkan manfaat dalam penelitian ini adalah berupa

output yang bersifat baru, inovatif, berbeda dari sebelumnya, dan berguna bagi kehidupan

sehari-hari baik saat ini maupun di masa yang akan datang.

1.3.1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui dan menjelaskan

secara umum (keseluruhan) sistem dan bagian-bagian apa sajakah dalam sistem yang

menjadi dasar pengoperasian suatu layanan public secara detail dan mendasar.

Secara khusus penelitian ini akan menjabarkan dan menjelaskan satu per satu

istilah efisiensi dan efektif dalam akses layanan perpustakaan, pengertian dalam

elemen-elemen flowchart, DFD (Daigram Arus Data Logika) yang digunakan oleh Bapersip Jawa

Timur. Selain itu penulis akan memberikan rekomendasi sistem baru yang lebih efektif

dan efisien.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah memperkaya gagasan akan rumusan

struktur sistem baru yang sistematis dan terus berkembang untuk mencapai suatu

efisiensi, efektifitas, keakuratan, kecepatan, dan kemudahan dalam input, process, dan

output data khususnya dalam hal pelayanan masyarakat. Hasil penelitian ini juga

diharapkan agar bisa dimanfaatkan dan digunakan oleh semua pihak baik dalam lingkup

akademis maupun non akademis demi pengembangan disiplin ilmu untuk kemajuan

bangsa.

BAB II

LANDASAN TEORI

(7)

Bapersip merupakan lembaga pemerintah yang menyediakan layanan buku-buku

berkualitas yang dapat diakses untuk umum, sumber pengetahuan, infromasi, dan

penunjang sarana pendidikan. Dalam kebijakan Bapersip tidak ada pungutan dana dalam

bentuk apapun utnuk anggota. Baik dalam hal pendaftaran anggota, peminjaman buku

maupun pengembalian buku yang terlambat. Untuk buku yang dikembalikan terlambat,

bapersip memiliki kebijakan untuk melakukan denda bukan dengan pungutan dana,

melainkan denda untuk tidak meminjam buku selama beberapa hari ke depan sesuai

dengan keterlambatan pengembalian.

Dalam setiap proses dan prosedur suatu tindakan pasti memiliki sebuah sistem.

Pengertian sederhana dari sistem adalah kerangka dasar yang menjadi suatu landasan atas

prosedur yang dijalankan. Sedangkan menurut Gelinas dalam bukunya memberika teori

A system is a set of interdependent elements that together accomplish specific

objectives”. Pernyataan tersebut berarti sebuah sistem adalah satu kesatuan yang terdiri

atas elemen interdependen yang tersusun bersama-sama menjadi suatu objek yang

spesifik dan nyata.

Menurut Noengroho (2002: 45) ada dua jenis sistem pelayanan yang digunakan

oleh perpustakaan. Dua sistem tersebut adalah sistem pelayanan terbuka (opened access)

dan sistem pelayanan tertutup (closed access). Penjebaran dari teori sistem pelayanan

terbuka (opened access) adalah sistem dimana pengunjung perpustakaan/ anggota

perpustakaan diberi kebebasan untuk mencari, melakukan penelusuran, dan mengambil

sendiri buku-buku yang mereka kehendaki sesuai nomor panggil buku. Sedangkan sistem

pelayanan tertutup (closed access) adalah sebaliknya, yaitu suatu sistem dimana para

(8)

buku/ bahan pustaka yang mereka kehendaki. maksudnya adalah hanya anggota/

pengunjung dengan kepentingan khusus dan dengan ijin lah yang diperkenankan untuk

melakukan pencarian dan membawa bahan pustaka tersebut. Selain itu pengunjung/

anggota tersebut harus didampingi oleh staff/ pegawai perpustakaan.

Masyarakat juga sangat menghendaki adanya pelayanan yang maksimal, cepat

dan mudah. sebab di jaman sekarang kemudahan adalah segalanya. Sudah sepatutnya

fasilitas public dilakukan perbaikan dalam hal sistem dan pelayanan demi kepentingan

masyarakat. Untuk mencapai target dan visi tersebut, perpustakaan, khususnya Bapersip

harus didukung dengan teknologi yang maju, sumberdaya manusia, sarana, serta

prasarana yang memadai.

2.2. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas dalam Pelayanan Masyarakat

Menurut Noegroho (2002: 56) ada beberapa aspek penting bagi pemerintah untuk

menyelenggarakan pelayanan public yang baik. Asas-asas tersebut antara lain

Transparanasi, akuntabilitas, kondisional (untuk mencapai efisiensi dan efektifitas),

partisipasi, kesamaan hak, dan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Sedangkan

prinsip yang harus dipegang teguh dalam pelayanan public antara lain kesederhanaan,

kejelasan, kepastian waktu, keakurasian, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana,

kemudahan akses, kedisiplinan, dan kenyamanan.

2.3. Flowchart (Bagan Alir)

Menurut Marshall (2006: 191), flowchart (bagan alir) adalah teknik analisis yang

(9)

ringkas, dan logis. Bagan ini juga menggunakan berbagai symbol standar untuk tujuan

deskripsi dan penjelasan melalui gambar prosedur pemrosesan transaksi yang seringkali

digunakan oleh perusahaan, dan arus data yang melalui sistem.

Flowchart mengenal empat symbol yang selalu digunakan, antara lain symbol

dasar, symbol input/ output yang spesifik, symbol proses khusus, dan symbol tambahan.

Sedangkan anak panah dalam pemakaian symbol-simbol tersebut adalah untuk tujuan

mempermudah dalam pemahaman aliran data.

2.4. DFD (Data Flow Diagram)

Secara umum, kita mengetahui tentang DFD atau Data Flow Diagram sebagai

sebuah grafis yang menggambarkan dan mendeskripisakn arus data di dalam suatu

sistem organisasi. “DFD dipergunakan untuk mendokumentasikan sistem yang telah ada

dan untuk merencanakan sebuah sistem yang baru.” (Marshall : 2006, 184)

Maksud dari kutipan di atas ialah DFD adalah penjelasan (deskripsi) dalam

bentuk sebuah grafik yang saling berkaitan yang memuat dokumentasi keseluruhan dari

autu sistem yang telah ada dan nantinya dapat digunakan untuk merancang, mengganti,

meperbaiki dan memperbarui sistem baru dengan yang lebih baik, efisien, efektif, dan

bisa jadi sistem tersebut lebih praktis. Dalam DFD, menurut Marshall tersusun dari empat

elemen dasar, yakni : sumber (source) dan tujuan (destination) data, arus data, proses

transformasi, dan penyimpanan data. Simbol-simbol dalam DFD memiliki dua tujuan

yang berbeda dari flowchart, yakni yang pertama untuk menekankan pada analisis aliran

data. Kedua untuk menekankan garis logika, bukan fisik.

Menurut Bodnar (2006: 48), tujuan penggunan DFD bagi perusahaan ialah untuk

(10)

secara fisik. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam proses penggunaan

infromasi bagi pengguna.

DFD juga merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data

dengan konsep dekomposisi yang dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun

rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh professional sistem kepada pemakai

(user) maupun pembuat program (programmer).

2.5. ERD(Entity Relationship Diagram)

Menurut Gelinas (2009) “Entities and relationships are determined through

systems analysis...”. Kutipan tersebut memiliki arti bahwa aentitas dan hubungan relasi

dapat ditentukan melalui analisis sistem.

Hal tersebut mengungkapkan bahwa komponen dari ERD (Entity Relatonship

Diagram) harus saling terkait, saling berhubungan, dan logis dalam penyajiannya. Ada 4

macam penggolongan entitas: sumber, event (kejadian), agen, dan lokasi. Selain itu, ada

lima tahapan penting dalam proses perancangan ERD : (1) Membuat tabel untuk setiap

entitas, (2) Menetukan kunci primer (primary key), (3) Menentukan atribut yang

digunakan, (4) Pengimplementasian relasi melalui kunci primer dan relationship, dan (5)

Mendefinisikan tabel relasi.

2.6. Redesain

Secara umum redesain terdiri dari dua suku kata, yakni re yang berarti

pengulangan atau kembali dan design dalam kamus bahasa Ingrris yang berarti

(11)

desain ulang. Redesain seringkali digunakan dalam perbaruan sebuah struktur lama

menjadi yang lebih baru, lebih inovatif, dan lebih bermanfaat.

BAB III

PEMBAHASAN

(12)

Pengertian efektifitas dan efisien menurut Siagian (2006: 4), efektifitas adalah

pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkansejumlah barang atas jasa kegiatan yang

dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya

sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti

makin tinggi efektivitasnya. Sedangkan Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara

input (masukan) dan output. Selain itu, efisiensi adalah sesuatu yang kita kerjakan saling

berkaitan dengan menghasilkan hasil yang optimal dengan tidak membuang banyak

waktu dalam proses pengerjaannya. Efektif belum tentu efisien dan begitu sebaliknya.

Dari definisi si atas, maka dapat kita simpulkan bahwa pentingnya efisensi dan

efektifitas dalam sistem pelayanan public adalah hal yang sangat mendasar. Semakin

maju peradaban jaman, semakin tinggi teknologi dunia, dan semakin meningkat

kemampuan sumberdaya manusia, maka akan semakin efektif dan efisien setiap

pekerjaan yang dilakukan.

Pemerintah juga turut mengambil peran dalam proses peningkatan kinerja mutu,

sebab pemerintah telah menyadari betapa peningnya peningkatan kinerja dan pelayanan

public. Hal tersebut seharusnya juga dapat di terapkan khususnya pada sarana dan

prasarana perdidikan seperti perpustakaan. Untuk mencapai visi “Surabaya Membaca

Tahun 2014”, peningkatan pelayanan mutu adalah hal yang tdak bisa diabaikan. Terhitung

sejak tiga tahun terakhir, Bapersip Jatim terus berupaya melakukan perubahan dan

perombakan. Hasil yang terlihat adalah perbaikan sarana yang telah memadai. Ruangan

sempit dan cenderung kurang cahaya menjadi tempat membaca yang nyaman dengan

(13)

Selain itu, pemerintah juga terus mendidik dan mendorong para pegawai perpustakaan

dengan seminar/ kuliah umum tentang penerapan teknologi dan peningkatan kualitas

sumberdaya manusia.

Namun, hingga mendekati tahun 2014 perombakan tersebut ternyata masih belum

sepenuhnya berubah. Perombakan dan perubahan tersebut hanya terjadi sekedar pada

fasilitas, sarana, dan prasarana saja. Sistem lama masih dianut dan belum mengalami

perubahan. Jika sebelum dilakukan perbaruan lingkungan, Bapersip masih menggunakan

proses manual dalam pengisian buku tamu, hal tersebut masih tetap sama hingga saat ini.

Maka sebaiknya Bapersip segera mengganti sistem tersebut menggunakan aplikasi/

software pendukung yang berfungsi untuk mempercepat pengisian buku tamu supaya

tidak terjadi penumpukan antrian di pintu masuk. Contohnya seperti sistem yang

diterapkan pada Perpustakaan Unair. Untuk mengisi buku tamu hanya menggunakan scan

barcode pada KTM. Lalu portal akan terbuka secara otomatis. Data yang terekam oleh

barcode akan masuk pada list buku tamu di layar monitor.

2.2. Rancangan Sistem Bapersip Jatim

Bab pembahasan ini akan menjelaskan secara detail dan menyeluruh bagaimana sistem

pengisisan buku tamu, pendaftaran anggota, peminjaman, hingga pengembalian buku

yang digunakan oleh Bapersip.

1. Pengisian Buku Tamu dan Alur Layanan Perpustakaan

Latar belakang penulis melakukan analisis terkait permasalahan ini ialah

(14)

tahun jumlah anggota Bapersip mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut

menendakan peningkatan minat baca dan mengunjungi perpustakaan oleh masyarakat

khususnya di Surabaya.. namun jika peningkatan tersebut tidak diimbangi juga

dengan peningkatan (upgrading) sistem dan teknologi pada Bapersip dalam rangka

perbaikan pelayanan public, maka hal tersebut dapat menjadi kendala dan hambatan

di kemudian hari.

Saat ini ada banyak sekali tersedia software yang dibuat untuk sistem

absensi. Jika pada industri/ perusahaan mayoritas menggunakan mesin absensi, ada

pula penggunaan software yang berfungsi untuk melakukan scanner barcode pada

kartu anggota. Meski scanner memiliki kelebihan mudah digunakan, praktis, dan

efisien, kelemahannya ialah jika terjadi kelalaian individu yang menyebabkan

kehilangan kartu sehingga membuka peluang individu lain untuk menyalahgunakan

kartu. Selain itu kelemahan dari scanner barcode ialah jika terjadi penyusupan dan

kerusakan sistem baik disengaja ataupun tidak, maka aplikasi tidak bisa digunakan

dan harus berpindah ke cara manual.

“Proses awal pengisisan adalah dengan scanner kartu anggota tepat pada barcode kartu anggota. Dalam barcode yang di sensor akan muncul identitas anggota. Identitas tersebut disimpan dalam database Bapersip dan terkunci dengan kode kemanan dan rahasia. Ketika data barcode terdeteksi, maka pada layar monitor antrian akan muncul identitas anggota berupa nama anggota, nomor anggota, alamat tempat tinggal, kategori anggota (pelajar, mahasiswa, dan umum), jenis kelamin, dan tempat tanggal lahir”. (Noegroho: 2002)

Dari penjabaran di atas, metode tersebut akan lebih efektif dan efisien

demi menghindari penumpukan antrian panjang dalam mengisi buku tamu. Faktor

(15)

Mengambalikan buku

merekomendasikan Bapersip untuk segera menerapkan aplikasi/ software untuk

meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan efektifitas dalam hal antrian pengisian buku

tamu. Prosedur selanjutnya adalah menitipkan barang bawaan pada loker yang

tersedia. Untuk mendapatkan kunci loker, anggota yang telah melakukan scan

barcode pada pintu masuk hanya perlu menukarkan kartu tanda pelajar, kartu

mahasiswa, atau kartu tanda penduduk. Jika belum memiliki kartu anggota, maka

terlebih dahulu diwajibkan mendaftar sebagai anggota. Jika sudah memiliki kartu

anggota, maka anggota baru dapat menggunakan layanan E-Search Library untuk

melakukan pencarian dan penelususran buku yang dikehendaki. Maka muncul

identitas buku dan nomor panggil. Selanjutnya untuk peminjaman buku, peminjam

hanya memerlukan kartu anggota perpustakaan dan membubuhkan tanda tangan pada

struk peminjaman buku. pengembalian buku sesuai dengan tanggal yang tertera di

halaman belakang buku. Gambar skema di bawah ini adalah alur pelayanan Bapersip

Jatim sesuai dengan analisis deskripsi di atas:

2. Perancangan Sistem

Setelah melakukan analisis dan penelitan, didapat beberapa elemen sistem

yang kurang tepat dan kurang efisien jika diterapkan. Oleh sebab itu penulis

(16)

Print Out

Browsing ke rak buku dengan nomor panggil

Anggota

Tanya petugas

Ye s

Buku + Kartu Agggota Serahkan pada Petugas

DAPAT DIPINJAM petugas

menjelaskan

2

Kembalikan kartu pada Anggota

Struk dan Bukti peminjaman Buku ditandatangani anggota

Terima Buku dan Kartu Anggota

Cek Validasi Anggota dan masa berlaku kartu

Kartu Tidak Valid, Expired, atau buku terlmabt dikembalikan

Input Identitas Anggota, Kode Kartu Anggota dan Kode Buku

MENCATAT NO ANGGOTA DAN TANGGAL KEMBALI PADA KARTU BUKU

SELESAI

melakukan redesain dan merekomendasikan konsep sistem baru yang dapat

diterapkan. Komponen rancangan sistem tersebut, antara lain:

1. Rekomendasi Flocwhart Bapersip

Setelah memperbaiki kesalahan dalam flowchart Bapersip, penulis

merancang ulang bagaimana sistem yang sebaiknya diterapkan melalui analisis

flowchart di bawah ini:

Anggota Perpustakaan Petugas Perpustakaan Database

(17)

Bagi anggota perpustakaan yang telah memiliki kartu anggota

diperkenankan meminjam buku. Sebelumnya mereka melakukan penelusuran

cepat menggunakan E-Search Library atas buku yang dicari/ dikehendaki. Jika

peminjam melakukan kesulitan dalam pencarian buku, mereka bisa meminta

bantuan dan bertanya pada petugas Bapersip. Selanjutnya adalah menyerahkan

buku yang dipinjam (minimum dua buku sesuai kebijakan Bapersip) beserta kartu

anggota. Ketika petugas menemukan keterlambatan pengembalian yang disimpan

dalam database, maka petugas mengembalikan kartu karena peminjam tersebut

terkena denda. Jika tidak ada keterlambatan pengembalian, maka petugas akan

melakukan input kode buku dan data peminjam dengan barcode scanner dan input

manual. Print-out struk peminjaman buku ditandatangani oleh peminjam,

selan-jutnya disimpan pada brankas dokumen Bapersip bersama dengan kartu buku.

Di bawah ini adalah flowchart untuk pengembalian buku dengan

perpanjangan/ tidak dngan perpanjangan:

(18)

Mulai

Verifikasi buku dan identitas peminjam

Mencatat tanggal perpanjangan

Secara ringkas, ilustrasi di bawah ini merupakan gambaran DFD tingkat

atas dari sebuah sistem prosedur pelayanan Bapersip.

Gambar 3.1.2.2 (a) DFD Tingkat 0 Layanan Bapersip

Yes

No

(19)

Proses DFD level 0 dimulai dari scan kartu anggota. Pada database

computer terjadi komparasi data. Identitas pada database enggota perpustakaan

dicocokkan dengan database peminjaman buku. Maka muncullah informasi yang

tersaji berupa laporan peminjaman buku yang berisi identitas anggota, data buku,

dan terkena denda/ tidak.

Gambar di atas menunjukkan perluasan DFD tingkat 0. DImulai dari

proses pendaftaran bagi anggota baru. Data pada formulir yang diisi diinput dalam

sistem database bapersip. Jika proses pendaftaran sudah selesai, maka anggota

tersebut akan mendapatkan kartu anggota. Pihak administrasi (pustakawan)

selanjutnya melakukan pencatatan terhadap buku yang dipinjam oleh anggota

secara manual, data tersebut selanjutnya disimpan pada database peminjaman

buku. Proses peminjaman dan pengembalian tergolong pada satu proses, yakni

pelayanan. Hasil akhir berupa laporan peminjaman, laporan pengembalian,

(20)

Tgl Peminjaman Buku

Anggota Bapersip Jangka Waktu

Pengembalian Transaksi

Peminjaman Buku

Pengembalian Buku Jenis Keanggotaan (pelajar, mahasiswa, umum)

Nomor Anggota laporan buku yang dipinjam, dan laporan petugas yang bertanggung jawab

mengurus layanan tersebut. Laporan tersebut akan diketahui oleh kepala

pustakawan dan disimpan pada database.

3. ERD (Entity Relationship Diagram)

Entity relationship digram merupakan sebuah diagram/ grafik yang

menggambarkan bagaimana antara satu entitas dengan entitas lainnya saling

berhubungan. dari masing-masing entitas tersebut memiliki komponen-komponen

penting sebagai komponen pembentuk entitas tersebut. Maka, ERD Bapersip

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar di atas menjelaskan bagaimana komponen-komponen atas entitas

(21)

transaksi yang terjadi, dan jangka waktu pengembalian buku. sebagaimana dalam

anggota Bapersip tersusun atas nama, nomor anggota, jenis keanggotaan, nama

institusi anggota (SMP/SMA/Universitas/Kantor), tempat dan tanggal lahir, jenis

kelamin, alamat, dan nomor telepon. Pada transaksi terdapat peminjaman dan

pengembalian buku beserta komponen lainnya. Yang terakhir untuk jangka waktu

pengembalian. Komponen di dalamnya terdiri atas tanggal peminjaman buku yang

nantinya sangat menetukan dalam penghitungan denda keterlambatan buku.

Denda tersebut berupa cekal untuk meminjam buku. Artinya dalam bebrapa

periode ke depan peminjam tidak diperkenankan untuk meminjam buku untuk

(22)

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jika semakin pendek dan

detail penggambaran flowchart, maka dapat dikatakan semakin efisien, sebab tidak perlu

melakukan berbagai proses tambahan yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Selain itu,

bagaimana Bapersip menerapkan teknologi untuk terus meningkatkan mutu layanan public

adalah hal penting, sebab dari data statistic perpustakaan dapat dilihat bahwa minat

masyarakat Suarabaya akan pengetahuan dan sumber referensi semakin meningkat dari tahun

ke tahun. jika hal tersebut tidak diimbangi dan diikuti dengan teknologi yang memadai dan

meningkatkan efisiensi pada sistem yang diterapkan, maka akan terjadi kemunduran layanan

mutu.

4.2. Saran

Peningkatan mutu layanan dengan mengedepankan prinsip efektifitas dan

efisiensi adalah hal penting dan diupayakan untuk segera dilakukan. Oleh sebab itu

penerapan software untuk mempermudah pengisian buku tamu juga sebagai aspek

penting. Selain itu, perubahan dalam sistem juga harus segera dilakukan demi tercapainya

(23)

DAFTAR

PUSTAKA

1. Bapersip. Visi dan misi [Online]. Available:

http://bapersip.jatimprov.go.id/bapersip/profil.jsp?id=4 (2011)

2. Bapersip. (2010, November 8). Retrieved Maret 25, 2012, from Badan Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Jawa Timur: http://bpadjawatimur.pnri.go.id/

3. Bodnar, George H. dan William S. Hoopwood. 2006. Sistem Infromasi Akuntansi; ed. 9.

Yogyakarta: Andi.

4. Gelinas, Ulric J, Richard B Dull, and Patrick R. Wheeler. 2006. Accounting Infromation

System, ed-8e. USA: Cengage Learning

5. http://duniaperpustakaan.com/2010/10/04/daftar-perpustakaan-online-di-seluruh-indonesia/

akses 20 September 2013

6. Nasution, Helfy. 2012. Analisis Efisiensi Waktu Layanan Pada Sistem Administrasi

Perpustakaan menggunakan Metode Sistem Antrian. Jurnal Fakultas Teknik

informatika, Jurusan Teknik Elektro. Universitas Tanjung Pura, 25 Desember 2012.

7. Noegroho, Ninda dkk.. 2002. Pedoman Teknis Layanan perpustakaan dan Infromasi. Jakarta:

perpustakaan Nasional

8. Romney, Marshall B. dan Paul John Stenbart. 2006. Accounting Information System; ed.

9. Jakarta: Salemba Empat.

9. Ridyandwyana, Ananda. 2012. Pengembangan Sistem Rekomendasi Peminjaman Buku

Berbasis Web Menggunakan Metode Self Organizing Map (SOM) Clustering

pada Bapersip Jatim. Jurnal Fakultas teknologi Informasi, Jurusan Sistem

Infromasi. Institut teknologi Sepuluh Nopember, Sepetember 2012.

10. Siagian, Sondang P. 2001. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Rineka Cipta. 11. Soenarto, Hendro Addy. 2010. Rancang Bangun Sistem Infromasi Transaksi peminjaman

(24)

AL Falah Surabaya). Jurnal Fakultas Ilmu Komputer, Jurusan Sistem Infromasi

Universitas Narotama Surabaya. Universitas Narotama, 12 Oktober 2011. 12. Wandi, N. 2012. Pengembangan Sistem Rekomendasi Penelusuran Buku dengan

Penggalian Association Rule Menggunakan Algoritma Priori (Studi Kasus

Bapersip Jatim). Jurnal Fakultas Teknologi Informasi, Furusan Sistem Infromasi

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). ITS Surabaya, Sepetember 2012

Gambar

Gambar 3.1.2.1 (a) Rekomendasi Flowchart
Gambar 3.1.2.2 (a) DFD Tingkat 0
Gambar 3.1.2.2 (b) DFD Tingkat 1 Layanan
Gambar 3.1.2.3. ERD Bapersip

Referensi

Dokumen terkait

yang Dibutuhkan Tubuh Manusia Vitamin dan mineral membuat tubuh manusia bekerja dengan baik. Meskipun tubuh mendapatkan vitamin dan mineral dari makanan yang dimakan setiap

Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah dalam meningkatkan kinerja guru dan staf adalah dengan membentuk tim kusus dan

Kepribadian dianggap sebagai “ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,

[r]

Hal ini sejalan dengan yang dilaporkan Sasa dan Syahromi (2006) bahwa masyarakat Jawa Barat yang menyatakan bahwa sistem minapadi telah diaplikasikan sejak satu abad yang lalu oleh

Sehingga dapat terlihat apakah remaja pelaku selfie (self portrait) di instagram memiliki konsep diri positif atau negatif dalam dirinya sebagai makhluk sosial.. Semua informan

Siegel dan Marconi (dalam Hafiz, 2007) menyatakan bahwa “keuntungan dari partisipasi adalah memacu peningkatan moral dan inisiatif bagi mereka untuk mengembangkan ide dan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran proses pengambilan keputusan pada individu yang telah memasuki tahap dewasa muda yang melakukan konversi agama karena