BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan oleh rakyat. Secara
sederhana, demokrasi merupakan sebuah metode politik dan mekanisme untuk
memilih pemimpin politik. Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih
salah satu diantara pemimpin-pemimpin yang bersaing meraih suara.Pemilihan
pemimpin dilakukan secara langsung yang dikenal dengan Pemilihan Umum
(Pemilu).1
Melalui Pemilihan Umum, masyarakat memunculkan para calon
pemimpin dan menyaring calon-calon tersebut berdasarkan nilai yang berlaku,
sehingga ada pemimpin yang memperoleh pengukuhan dan memperoleh
pengakuan dari masyarakat. Selain itu, Pemilu merupakan sarana paling
demokratis untuk membentuk representative government (pemerintahan
perwakilan). Pemilu merupakan the expression of democratic government dimana
rakyat menentukan siapa saja yang memerintah serta apa yang dikehendaki rakyat
untuk dilakukan pemerintah. 2
Hal ini senada dengan Anwar Khoirul yang mengatakan bahwa Pemilu
dalam negara demokratis merupakan prasyarat, dimana rakyat ikut berpartisipasi
1
Georg Sorensen. 2003. Demokrasi dan Demokratisasi (Proses dan Prospek dalam Sebuah Dunia yang Sedang berubah). Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal. 1
2
Miriam Budiardjo dan Ibrahim Ambong.1995. Fungsi Legislatif dalam Sistem Politik Indonesia.Jakarta : PT. Grafindo Persada. hal. 75
secara langsung untuk menentukan para pemimpinnya, baik level nasional
maupun daerah. Pemilu adalah perwujudan dari kemerdekaan sekaligus
kedaulatan rakyat yang sesungguhnya karena rakyat diberi kebebasan untuk
menentukan siapapun yang mereka kehendaki. 3
Secara konsepsional, pemilu merupakan proses seleksi pemimpin yang
akan menumbuhkan keterwakilan politik di kalangan masyarakat luas, sebab
pemimpin yang muncul disaring oleh pemilih. Pemilu juga berperan sebagai
sarana bagi masyarakat untuk menyeleksi kebijaksanaan sesuai dengan garis besar
kepentingan mereka. Sehingga masyarakat memberikan kepercayaan kepada
pemerintah dan sistem politik secara keseluruhan. Itu berarti pula bahwa melalui
lembaga tersebut anggota masyarakat dapat menyatakan ketidakpercayaan mereka
kepada sebagian atau keseluruhan unsur sistem politik tersebut. 4
Pemilu yang diselenggarakan salah satunya bertujuan memilih
wakil-wakil rakyat yang nantinya akan duduk di Dewan Perwakil-wakilan Rakyat (DPR), baik
pada tingkat nasional maupun daerah, yang akan bertanggung jawab mewujudkan
paham kedaulatan rakyat. Calon anggota DPR atau calon anggota legislatif yang
dipilih melalui pemilu, diusung oleh partai politik. Sehingga calon legislatif harus
merupakan anggota dari sebuah partai politik peserta pemilu.5
Partai politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam
mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi kebebasan yang
3
Khoirul Anwar dan Salviana Vina. 2006. Perilaku Partai Politik. Studi Perilaku Partai Politik dalam Kampanye dan Kecenderungan Pemilih pada Pemilu 2004.Malang : UMM Press. hal. 56
4
Arbi Sanit. 1985. Perwakilan Politik Indonesia.Jakarta : CV. Rajawali. hal. 193
5
bertanggung jawab. Salah satu tujuan dari partai politik adalah meningkatkan
pastisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan
kegiatan politik dan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi partai
politik yaitu sebagai sarana partisipasi politik warga negara Indonesia. Untuk
keikutsertaan masyarakat dalam politik, partai politik dapat menjalankan
fungsinya sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik
melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan
gender. 6
Rekrutmen pada partai politik berfungsi untuk menarik seseorang yang
dianggap berbakat untuk dijadikan kader Partai Politik ataupun untuk duduk di
lembaga pemerintahan yang ada. Rekrutmen pada partai politik merupakan proses
dimana partai mencari anggota baru dan mengajak orang yang berbakat untuk
berpartisipasi dalam proses politik melalui organisasi-organisasi massa yang
melibatkan golongan-golongan tertentu seperti golongan buruh, petani, pemuda,
mahasiswa, perempuan dan sebagainya. Juga untuk menarik golongan muda untuk
dididik menjadi kader di masa datang untuk menggantikan pimpinan lama. Maka
dapat disimpulkan bahwa rekrutmen politik merupakan fungsi yang dijalankan
oleh partai politik sebagai mediator untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam bidang politik dan pemerintahan. 7
Rekrutmen politik pada hakekatnya merupakan salah satu proses dalam
pemilihan dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk
6
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, Jakarta : Penerbit Cemerlang, hal 214
7
melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik dan pemerintahan.
Rekrutmen politik dapat pula menjamin kontinuitas dan kelestarian partai-partai
sekaligus merupakan salah satu cara untuk proses rekrutmen berdasarkan
mekanisme atau prosedur yang sebenarnya, sehingga hasil seleksi dapat memberi
arti positif bagi semua pihak, dan juga secara khusus kepada masyarakat. Fungsi
rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan
kekuasaan. Selain itu, fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi kelangsungan
sistem politik sebab tanpa elit yang mampu melaksanakan peranannya,
kelangsungan hidup sistem politik akan terancam. 8
Demokrasi tidak hanya diharapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga
dalam sistem yang dianut oleh sebuah partai politik. Demokrasi dalam
pengelolaan partai politik memiliki empat konsep yaitu : pertama, Partai politik
yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah partai yang dibentuk bukan dari kalangan
parlemen melainkan dari kalangan masyarakat. Kedua, Sistem kepartaian pluralis,
bahwa perlu ada dan dikembangkan sistem kepartaian yang dipandang cocok dan
sesuai dengan kemajemukan masyarakat Indonesia, tetapi dipihak lain dapat
menghasilkan pemerintahan yang efektif. Ketiga, Visi demokrasi pimpinan partai.
Partai politik hendaknya dikelola oleh para pemimpin dan aktivis yang
memahami demokrasi. Keempat, Partai politik tidak mengedepankan monopoli
dalam hal : defenisi kepentingan bersama sebagai bangsa, dimana partai bersedia
berdialog dengan masyarakat untuk menyepakati apa yang menjadi kepentingan
8
bersama, posisi dalam kekuasaan (legislatif, eksekutif, yudikatif dan
lembaga-lembaga negara lainnya).9
Pemilu 2014 yang akan datang diikuti oleh 12 partai yaitu Partai Nasdem,
PKB, PKS, PDIP, Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, HANURA,
PBB, PKPI. 10Partai Demokrat yang didirikan atas inisiatif Susilo Bambang Yudhoyono yang mengalami kekalahan dalam pemilihan Calon Wakil Presiden
dalam Sidang MPR tahun 2001.11Partai Demokrat pertama kali menjadi peserta pemilu pada tahun 2004, dan peringkat perolehan kursi di DPR RI yang
didapatkan Partai Demokrat cukup memuaskan. Adapun jumlah perolehan kursi
partai politik di DPR RI adalah Golkar (21,58%), PDIP (18,53%), PKB (10,57%),
PPP (8,15%) dan di peringkat kelima Partai Demokrat (7,45%). Bahkan, hasil
pemilu 2009 sangat memuaskan dengan perolehan suara Partai Demokrat 20,81%,
Golkar 14,45%, PDIP 14,01%, PKS 7,89%, PKB 4,95%.
Selain di pusat, Partai Demokrat juga memperoleh suara yang memuaskan
di daerah. Seperti di Kabupaten Karo yang menjadi lumbung suara Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan di setiap pemilu, pada pemilu 2009 Partai
Demokrat sudah dapat bersaing dengan PDIP. PDIP memperoleh 31496 suara,
disusul Partai Demokrat 18722 suara, PDS 17388 suara, Golkar 12884 suara,
PAN 6239 suara.
Namun beberapa tahun terakhir, Partai Demokrat mengalami penurunan.
Berdasarkan survei terakhir yang dilaksanakan oleh Lembaga Survei Indonesia,
9
Koirudin.Ibid. hal. 189
10
www.kpu.go.id/dmdocuments/15%20parpol%20peserta%20pemilu.pdf
11
elektabilitas Partai Demokrat sangat jauh menurun. Penurunan dukungan
demokrat terutama disebabkan oleh serangkaian skandal tingkat tinggi yang
melibatkan pimpinan teras partai. Pada saat yang sama, kekecewaan publik
terhadap kinerja pemerintahan juga meningkat. Keterpilihan Partai Demokrat
anjlok ke peringkat ketiga, kehilangan 12% suara yang dimenangkan pada 2009.
Sebaliknya, pada survei pada awal Oktober 2012, PDI dan Golkar mendapat
insentif elektoral dari kemerosotan Partai Demokrat.Sekitar 21% dari responden
memilih PDIP, jumlah ini jauh meningkat diatas perolehan pada 2009, sedangkan
19% memilih Golkar.12
Sama halnya dengan kasus yang menimpa Bupati Karo DR. (HC) Kena
Ukur Karo Jambi Surbakti selaku Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
dapat menurunkan minat masyarakat Kabupaten Karo terhadap Partai Demokrat.
Adapun beberapa masalah yang menimpa Ketua DPC Partai Demokrat ini adalah
tidak tanggap terhadap kondisi pengungsi Gunung Sinabung, kebijakan Bupati
yang memutasi pejabat daerah tanpa alasan yang jelas, etika moral bupati yang
selalu di dampingi seorang wanita berinisial MG dalam melakukan tugasnya baik
tugas di luar maupun di dalam kantornya, kasus Surat Keterangan Pengganti
Ijazah (SKPI). Akibat kasus-kasus tersebut DPRD Karo menggelar sidang
paripurna yang dilakukan DPRD Karo pada tanggal 13 maret 2014 yang
menghasilakan keputusan memberhentikan Kena Ukur Karo Jambi Surbakti
sebagai bupati karo lewat keputusan nomor 01 P/KHS/2014 DPR Karo, dan telah
12
di setujui MA (Mahkamah Agung) dengan di keluarkannya surat pemakzulan
nomor 172/P/09/1/2014.13 Jika Partai Demokrat gagal mengembalikan kepercayaan publik, terutama akibat kasus-kasus yang melibatkan elite partai,
maka prospek partai itu pada pemilu 2014 akan semakin buruk.
Untuk mengantisipasi semakin terpuruknya Partai Demokrat, Ketua
Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan 10
poin pakta integritas partainya. Salah satunya adalah pada poin ke tujuh yang
berbunyi “Sebagai pejabat publik, saya akan mencegah dan menghindarkan diri
dari perbuatan korupsi, termasuk suap yang melawan hukum dan merugikan
negara, serta dari narkoba, asusila, dan pelanggaran berat lainnya. Dalam hal saya
ditetapkan sebagai tersangka, terdakwa, dan terpidana, maka sesuai dengan kode
etik Partai Demokrat yang telah disahkan pada tanggal 24 Juli 2011 maka saya
akan menerima sanksi sesuai ketentuan partai yang telah ditetapkan oleh Dewan
Kehormatan Partai Demokrat.” Pakta integritas ditandatangani kader Partai
Demokrat sehingga setiap kader siap menerima sanksi organisasi jika melakukan
penyimpangan dan pelanggaran.14
Selain pimpinan pusat, Partai Demokrat Kabupaten Karo juga berusaha
meningkatkan minat masyarakat terhadap Partai Demokrat. Adapun usaha yang
dilakukan Partai Demokrat Kabupaten Karo menurut Bapak Ir. Irwan Sitepu
adalah kader partai tidak hanya melakukan tindakan pencitraan, tetapi melakukan
kerja nyata yang langsung dirasakan masyarakat secara umum tanpa memilih
13 http://www.medanbagus.com/news.php?id=20098
14
golongan seperti membantu daerah-daerah terkena dampak Gunung Sinabung.
Dalam proses perekrutan, partai juga menjaring seluruh lapisan masyarakat seperti
tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh yang signifikan untuk memperoleh
suara, anggota legislatif yang aktif di lembaga legislatif untuk memperjuangkan
aspirasi dan peduli pada masyarakat, dan bukan calon legislatif yang terlibat
dalam masalah hukum seperti masalah korupsi. Para calon legislatif juga tidak
ketinggalan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan,
agar dalam Pemilu mendatang Partai Demokrat memperoleh hasil yang
memuaskan.15
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana
Partai demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019,
apakah sistem rekrutmen calon legislatif sesuai dengan demokrasi pengelolaan
partai, dan apakah calon legislatif yang di rekrut partai demokrat itu bersih dari
hal-hal yang dapat menjatuhkan nama dan minat masyarakat atau menaikkan
minat masyarakat terhadap partai demokrat dan memberi kontribusi yang baik
bagi partai maupun Negara.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan dari gambaran latar belakang dan permasalahan yang telah
diuraikan, maka penelitian ini akan melihat “Demokratiskah Sistem Rekrutmen
Calon Legislatif yang dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo”
15
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk menggambarkan bagaimana sistem rekrutmen calon legislatif yang
dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
2. Untuk menganalisis demokratiskah sistem rekrutmen calon legislatif yang
dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo
D. Signifikansi Penelitian
1. Secara pribadi, penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam
melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan
pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri
2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai demokrasi, partai politik
dan rekrutmen calon legislatif.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu politik dan menjadi
referensi kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik – FISIP USU.
E. KERANGKA TEORI
E.1. Demokrasi
Secara leksikal demokrasi berasal dari kata Yunani yakni “demos” yang
sederhana, demokrasi dapat dimaknai sebagai kewenangan rakyat untuk
memerintah atau rakyat memiliki kedaulatan untuk memerintah. Menurut
Abraham Linclon, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana
kekuasaan politik tertinggi (supreme political authority) dan kedaulatan
(sovereignty) ada di tangan rakyat. Karena itu, pemerintahan yang demokratis
adalah pemerintahan yang mendapat persetujuan rakyat atau pemerintahan yang
sudah memiliki mandat untuk memerintah dari rakyat.16
Pengertian sederhana demokrasi dirumuskan oleh Joseph Schumpeter
yaitu sebuah metode politik, sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin
politik.Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih salah satu di antara
pemimpin-pemimpin politik yang bersaing meraih suara.Dalam pengertian yang
sangat luas, demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga sistem
sosial dan ekonomi.17
Ada empat prinsip utama demokrasi yaitu18 :
1. Freedom (kebebasan) yakni ketiadaan ruang bagi kemungkinan orang lain
untuk mengontrol kebebasan seorang individu dalam masyarakat. Dengan
kata lain, seseorang yang bebas adalah orang yang mampu menentukan
nasibnya sendiri tanpa campur tangan orang lain.
2. Equality (persamaan) yakni setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam bidang hokum, ekonomi, pemerintahan, dan
16
Gregorius Sahdan. 2004. Jalan Transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul : Pondok Edukasi. hal. 12.
17
Georg Sorensen. Ibid. hal 18
18
dalam bidang-bidang yang lainny sehingga setiap warga negara merasa
yakin dengan sistem demokrasi yang mereka terima
3. Justice (keadilan), ada dua macam keadilan yaitu keadilan yang
ditimbulkan dari transaksi dengan apa yang seharusnya diterima oleh
orang lain dan keadilan berdasarkan profesionalitas yang
menitik-beratkan pada hak dan kewenangan seseorang untuk memperoleh apa
adanya.
4. Humanity (kemanusiaan), pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia
merupakan cacat yang luar biasa bagi kehidupan demokratis. Masyarakat
demokratis merupakan masyarakat yang memiliki tingkat penghargaan
yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
E.1.1. Dimensi Demokrasi
Pemikiran Dahl berguna untuk mendefenisikan demokrasi sebagai sebuah
sistem politik.Dahl menekankan responsifitas pemerintah terhadap preferensi
warga negaranya, yang setara secara politis, sebagai sifat dasar demokrasi. Ada
beberapa jumlah jaminan kelembagaan yaitu sebagai berikut 19: 1. Kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi
2. Kebebasan mengeluarkan pendapat
3. Hak memilih
4. Kesempatan menjadi pejabat pemerintah
19
5. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan
5.a. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam meraih suara
6. Sumber – sumber informasi alternatif
7. Pemilihan umum yang bebas dan adil
8. Lembaga yang membuat kebijakan pemerintah tergantung pada perolehan
suara dan pengungkapan preferensi lainnya.
Dari kedelapan kondisi tersebut mencakup tiga dimensi utama demokrasi
politik yaitu :
1. Kompetisi bermakna diantara individu dan kelompok organisasi (partai
politik) pada seluruh posisi kekuasaan pemerintah yang efektif, dalam
jangka waktu yang teratur dan meniadakan penggunaan kekerasaan
2. Tingkat partisipasi politik yang inklusif dalam pemilihan pemimpin dan
kebijakan, paling tidak melalui pemilihan bebas secara teratur, dan tidak
ada kelompok sosial (dewasa) utama yang disingkirkan.
3. Tingkat kebebasan politik dan sipil kebebasan berpendapat, kebebasab
pers, kebebasan mendirikan dan menjadi anggota organisasi, cukup untuk
memastikan integritas partisipasi dan kompetisi politik
Dahl mengidentifikasikan dua jalan terpenting menuju demokrasi yaitu
jalan yang terfokus pada kompetisi dan jalan yang terfokus pada
partisipasi.Meningkatnya partisipasi (atau inklusifitas) berarti meningkatnya
Kompetisi (atau liberalisasi) menyangkut tersedianya hak-hak dan
kebebasan paling tidak bagi beberapa anggota sistem.Meningkatnya liberalisasi
berarti meningkatnya peluang bagi oposisi politik dan meningkatnya kompetisi
untuk meraih kekuasaan pemerintahan.
E.1.2. Indikator Demokrasi
Affan Gaffar memaparkan dua macam pemahaman tentang demokrasi,
yaitu pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empirik.Secara
normatif, demokrasi merupakan suatu ideal yang hendak dilaksanakan oleh
sebuah negara.Sedangkan, pemahaman demokrasi secara empirik adalah amatan
kita untuk mencermati apakah dalam suatu sistem pemerintahan memberikan
ruang gerak yang cukup bagi warga masyarakat untuk melakukan partisipasi guna
memformulasikan preferensi politik mereka melalui organisasi politik yang ada.
Robert Dahl mengajukan tujuh indikator dari demokrasi empirik yaitu 20:
1. Kontrol atas keputusan-keputusan pemerintah mengenai kebijakan yang
ditetapkan sesuai kontitusi dalam pemilihan pejabat-pejabat
2. Pejabat-pejabat terpilih, dipilih dan diganti dengan frekuensi yang relatif
sering, adil dan dengan pemilihan bebas
3. Warga negara memberikan suaranya dalam pemilihan umum
4. Warga negara memiliki hak untuk memasuki jabatan-jabatan public
dengan pencalonan – pencalonan pada pemilihan umum
20
5. Warga negara memiliki hak untuk mengemukakan kebebasan
berekspresinya, terutama kebebasan berekspresi secara politik
6. Warga negara memiliki akses terhadap sumber alternatif atas informasi
yang tidak dimonopoli oleh pemerintah atau kelompok tunggal lainnya.
7. Warga negara memiliki hak untuk membentuk dan bergabung dalam
perkumpulan yang otonom, termasuk perkumpulan politik, seperti
partai-partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan, yang mempengaruhi
pemerintah dengan cara berkompetisi dalam pemilu dan dengan cara-cara
damai lainnya.
E.2. Partai Politik
Menurut Miriam Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan
cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan
kebijaksanaan yang mereka miliki.
Menurut Sigmund Neumann, partai politik adalah dari aktivis-aktivis
politik yang berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat
atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan atau golongan-golongan
lain yang mempunyai pandangan berbeda. 21
21
Maka dapat di simpulkan bahwa partai politik adalah kumpulan orang
yang memiliki nilai dan cita-cita yang sama, terorganisir, dan memiliki tujuan
yang sama untuk meraih kekuasaan politik dalam pemerintahan negara.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, partai
politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan
cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
Secara garis besar, peran dan fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi
dua.Pertama, peran dan tugas internal organisasi.Dalam hal organisasi partai
politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan,
kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang
pendirian partai politik.Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih
bersifat eksternal organisasi.Disini peran dan fungsi organisasi partai politik
terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara.22
E.2.1. Tujuan Dan Fungsi Partai Politik
22
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, tujuan
umum dari partai politik adalah23 :
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945
2. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah :
1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan
2. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, fungsi
dari partai politik adalah 24 :
23
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, ibid, hal 218
24
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008.Ibid. hal 219
1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga
negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat
3. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam
merumuskan dan menetapkan kebijakan negara
4. Partisipasi politik warga negara Indonesia
5. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan
gender.
E.2.2. Klasifikasi Partai Politik
Marice Duverger mengemukakan klasifikasi partai politik berdasarkan
jumlah sistem partai yang ada dalam suatu negara, yaitu 25: 1. Sistem Partai Tunggal (One Party System)
Adalah sistem yang dipakai oleh negara baru merdeka, negara multi etnis,
dan negara komunis.Tujuannya adalah untuk meghindari terjadinya
gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha
pembangunan atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada
dalam suatu negara.
2. Sistem Dwi Partai (Two Party System)
25
Adalah bahwa suatu negara menganut dua partai politik atau adanya
beberapa partai tetapi hanya dua partai yang memiliki peranan dalam
negara.Negara yang menganut sistem ini adalah Inggris, Amerika Serikat,
dan Philipina.
3. Sistem Multi Partai (Multi Party System)
Penyebab adanya sistem banyak partai ini adalah karena adanya
keanekaragaman suku, agama, ras dan golongan yang ada dalam suatu
negara.Negara-negara yang menganut sistem ini antara lain Indonesia,
Malaysia, Belanda, Perancis, Swedia dan sebagianya.
E.3. Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik berasal dari dua (2) kata yaitu rekrutmen dan
politik.Rekrutmen berarti penyeleksian dan politik berarti urusan Negara.Jadi
rekrutmen politik adalah penyeleksian rakyat untuk melaksanakan urusan Negara.
Menurut KKBI , rekrutmen politik adalah pemilihan dan pengangkatan orang
untuk mengisi peran tertentu dalam sistem sosial berdasarkan sifat dan status
(kedudukan). Seperti suku, kelahiran, kedudukan sosial dan prestasi atau
kombinasi dari kesemuanya.26
Rekrutmen merupakan suatu proses dimana individu diseleksi untuk
menjalankan peranan-peranan politik dan pemerintahan melalui kriteria-kriteria
tertentu. Defenisi yang lebih lengkap mengenai rekrutmen adalah sebagai
26
pemilihan orang-orang untuk mengisi peran dalam sistem. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan suatu proses pemilihan terhadap
individu-individu yang dianggap mampu dan memiliki potensi serta kecakapan
yang memadai untuk dicalonkan menduduki jabatan-jabatan publik, terutama
untuk lembaga legislatif dan dalam tahap selanjutnya ditentukan oleh pilihan
masyarakat dalam melalui wadah pemilihan. 27
Tujuan dari rekrutmen politik adalah terpilihnya penyelenggara politik
(pemimpin pemerintahan Negara) dari tingkat pusat hingga tingkat terbawah
(lurah/desa) yang sesuai dengan kriteria (persyaratan) yang telah ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang ditentukan melalui
konvensi (hukum tidak tertulis) yang berlaku dalam masyarakat (rakyat)
Indonesia.28
Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban menjadi obyek dalam
rekrutmen politik adalah seluruh masyarakat Indonesia yang sah sebagai warga
negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Dengan kata lain setiap WNI, baik pria maupun wanita dengan tanpa
membedakan suku, agama, ras, warna kulit dan lainnya, memiliki kedudukan
yang sama untuk memperoleh kesempatan mengikuti rekrutmen politik diseluruh
tingkatan (hirarki) atau struktur politik yang ada.
27
Hesel Tangkilisan, ibid, hal. 157
28
Ada beberapa kriteria prestasi yang dapat digunakan dalam proses seleksi
elit politik yaitu :29
1. Keahlian teknis, dimana keahlian ini sangat dibutuhkan untuk
melaksanakan peranan-peranan politik yang rumit dalam kaitannya dengan
peranan dan proses sosial
2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting
untuk melaksanakan pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan
pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya
dibutuhkan keterampilan negosiasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang
terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya
3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan
politik dari berbagai kekuatan atau golongan di masyarakat, karena hal ini
akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik
Sistem politik menurut Nazaruddin Syamsudin dibagi menjadi 2 cara
yaitu30 ;
1. Rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan
kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut bersaing
dalam proses penyeleksian.
2. Rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan dapat
menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga negara, artinya
29
Hesel Tangkilisan. Ibid, hal. 158
30
hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk menempati
posisi dalam politik maupun pemerintahan, seperti dengan adanya
pertemanan, pertalian keluarga dan lainnya
Menurut Miftah Thoha ada tiga sistem yang digunakan dalam proses
rekrutmen yaitu :
1. Sistem patronit (patronage system) atau dikenal sebagai sistem setia
kawan yaitu proses rekrutmen berdasarkan kawan, dimana dalam
mengangkat seseorang untuk menduduki jabatan baik dalam bidang
pemerintahan maupun politik dengan pertimbangan yang bersangkutan
masih kawan dekat, sanak famili, dan ada juga karena daerah asal sama.
Sistem ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena memiliki
satu aliran politik, ideologi dan keyakinan yang sama tanpa
memperhatikan keahlian dan keterampilan
2. Sistem merita (merit system)
Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan seseorang dalam usaha
mengangkat atau menduduki pada jabatan tertentu sehingga sistem ini
lebih obyektif karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Penilaian
obyektif tersebut pada umumnya ukuran yang dipergunakan adalah ijasah
pendidikan, sistem ini sering dikenal dengan “spoil system”
Sistem ini dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu
kemajuan seseorang yang dicapai lewat usaha yang dilakukan secara dini
dalam kehidupannya baik dunia kerja maupun politik.
Guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Proses
rekrutmen dilakukan secara terbuka, semi tertutup, bahkan secara tertutup. Derajat
keterbukaan rekrutmen akan ditentukan oleh derajat pelaksanaan demokrasi dalam
sebuah negara. Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen
politik sebagai berikut :31
1. Partisipan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi
terhadap partai sehingga bias direkrut untuk menduduki jabatan strategis
2. Compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan pada
latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan social
politik seseorang, misalnya aktivis LSM
3. Immediate Survival yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas
pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan
direkrut
4. Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen berdasarkan
kemampuan dan loyalitas seseorang calon sehingga bias mendapatkan
kedudukan lebih penting atau tinggi.
Sedangkan Seligman memandang rekrutmen sebagai suatu proses yang
terdiri dari:
31
1. Penyaringan dan penyaluran politik yang mengarah pada eligibilitas
(pemenuhan syarat pencalonan)
Proses ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai wujud dari
sistem demokratisasi, dimana semua warga negara mempunyai hak untuk
terlibat secara langsung dalam proses pemilu baik sebagai pemilih maupun
yang akan dipilih.
2. Pencalonan atau proses dua tahap yang mensyaratkan inisiatif dan
penguatan. Pada tahap ini, tata cara pencalonan lebih ditentukan oleh
pemerintah dan panitia pemilu, sebab kedua struktur inilah yang
dimajukan konsestan memenuhi syarat yang diperlukan secara umum
didalam proses penentuan wakil rakyat.
3. Seleksi yakni pemilihan calon elit politik yang sebenarnya. Proses seleksi
merupaka tahap terakhir sebagai penentu. Pada tahap ini, mekanisme yang
digunakan seharusnya didasari pada berbagai syarat yang telah ditetapkan
seperti prestasi yang dimiliki calon, memiliki dedikasi yang tinggi serta
loyalitas.
F. Metode Penelitian
F.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang mencoba
mengungkapkan dan menggambarkan rekrutmen calon anggota legislatif DPC
Partai Demokrat Kabupaten Karo.Tujuan dari deskriptif adalah membuat,
masyarakat yang menjadi objek penelitian. Dengan menetapkan fokus pada
masalah yang akan diteliti diharapkan nantinya penelitian akan mendapat data
yang maksimal untuk menggambarkan fenomena aktual yang terjadi.
F.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai
Demokrat Kabupaten Karo yang bertempat di Jl. Sudirman No. 35 Kabanjahe –
Kabupaten Karo.
F.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu data primer dan
data sekunder.32 1. Data primer
Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung yang
ditujukan terhadap informan di lokasi penelitian dengan menggunakan
panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan melakukan
komunikasi secara langsung untuk mendapatkan informasi secara mendalam
dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada informasi yang mengacu
pada pedoman wawancara yang telah dirumuskan peneliti.Sehingga data yang
32
diperoleh dari hasil wawancara tersebut merupakan data pendukung bagi
terlaksananya penelitian.
Adapun informan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Ir. Irwan
Sitepu selaku Wakil Ketua II Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai
Demokrta Kabupaten Karo dan selaku Ketua tim pemenangan partai
Demokrat Kabupaten Karo, Masa Sinulingga selaku Sekretaris Dewan
Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Karo dan selaku Sekretaris Tim
Rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Nomon Tarigan selaku Ketua
tim rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Ferdinan Perangin-angin
selaku wakil ketua tim pemenangan partai Demokrat Kabupaten Karo,
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan
yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi, jurnal yang sesuai dengan
objek kajian penelitian serta berkaitan dengan permasalahan, dalam hal ini
mengenai bagaimana sistem rekrutmen dalam partai politik yang nantinya
akan dijadikan panduan dalam melakukan penelitian.
F.4. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
menggunakan jenis analisa data kualitatif, yaitu tanpa menggunakan alat bantu
rumus statistik. Penelitian ini bersifat deskripsi dengan tujuan member gambaran
Penulis mengumpulakan data-data dari buku dan situs internet yang berisi
tentang rekrutmen calon legislatif partai politik, khususnya Partai Demokrat,
kemudian melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh atau para pengurus partai
yang mepunyai kapasitas dan memahami tentang rekrutmen calon legislatif yang
dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan
BAB II : Deskripsi Partai Demokrat
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai Partai
Demokrat berupa Sejarah Partai Demokrat, Visi dan Misi Partai
Demokrat, Lambang dan Makna Lambang Partai Demokrat,
Struktur Organisasi Partai Demokrat, Struktur Pengurus DPC
Partai Demokrat Kabupaten Karo.
Pada bab ini berisi tentang Gambaran Singkat Pemilihan Umum
2014 di Indonesia, Pemilu, Partai Politik dan Demokrasi di
Indonesia, Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat,
Strategi Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat,
BAB IV : Kesimpulan dan Saran
Ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulam yang
diperoleh dari hasil-hasil pembahasan pada bab-bab
sebelumnya, serta berisi saran-saran yang berguna bagi penulis