• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekrutmen Calon Legislatif 2014 -2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rekrutmen Calon Legislatif 2014 -2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan oleh rakyat. Secara

sederhana, demokrasi merupakan sebuah metode politik dan mekanisme untuk

memilih pemimpin politik. Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih

salah satu diantara pemimpin-pemimpin yang bersaing meraih suara.Pemilihan

pemimpin dilakukan secara langsung yang dikenal dengan Pemilihan Umum

(Pemilu).1

Melalui Pemilihan Umum, masyarakat memunculkan para calon

pemimpin dan menyaring calon-calon tersebut berdasarkan nilai yang berlaku,

sehingga ada pemimpin yang memperoleh pengukuhan dan memperoleh

pengakuan dari masyarakat. Selain itu, Pemilu merupakan sarana paling

demokratis untuk membentuk representative government (pemerintahan

perwakilan). Pemilu merupakan the expression of democratic government dimana

rakyat menentukan siapa saja yang memerintah serta apa yang dikehendaki rakyat

untuk dilakukan pemerintah. 2

Hal ini senada dengan Anwar Khoirul yang mengatakan bahwa Pemilu

dalam negara demokratis merupakan prasyarat, dimana rakyat ikut berpartisipasi

       1

Georg Sorensen. 2003. Demokrasi dan Demokratisasi (Proses dan Prospek dalam Sebuah Dunia yang Sedang berubah). Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal. 1

2

Miriam Budiardjo dan Ibrahim Ambong.1995. Fungsi Legislatif dalam Sistem Politik Indonesia.Jakarta : PT. Grafindo Persada. hal. 75

(2)

secara langsung untuk menentukan para pemimpinnya, baik level nasional

maupun daerah. Pemilu adalah perwujudan dari kemerdekaan sekaligus

kedaulatan rakyat yang sesungguhnya karena rakyat diberi kebebasan untuk

menentukan siapapun yang mereka kehendaki. 3

Secara konsepsional, pemilu merupakan proses seleksi pemimpin yang

akan menumbuhkan keterwakilan politik di kalangan masyarakat luas, sebab

pemimpin yang muncul disaring oleh pemilih. Pemilu juga berperan sebagai

sarana bagi masyarakat untuk menyeleksi kebijaksanaan sesuai dengan garis besar

kepentingan mereka. Sehingga masyarakat memberikan kepercayaan kepada

pemerintah dan sistem politik secara keseluruhan. Itu berarti pula bahwa melalui

lembaga tersebut anggota masyarakat dapat menyatakan ketidakpercayaan mereka

kepada sebagian atau keseluruhan unsur sistem politik tersebut. 4

Pemilu yang diselenggarakan salah satunya bertujuan memilih

wakil-wakil rakyat yang nantinya akan duduk di Dewan Perwakil-wakilan Rakyat (DPR), baik

pada tingkat nasional maupun daerah, yang akan bertanggung jawab mewujudkan

paham kedaulatan rakyat. Calon anggota DPR atau calon anggota legislatif yang

dipilih melalui pemilu, diusung oleh partai politik. Sehingga calon legislatif harus

merupakan anggota dari sebuah partai politik peserta pemilu.5

Partai politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam

mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi kebebasan yang

       3

Khoirul Anwar dan Salviana Vina. 2006. Perilaku Partai Politik. Studi Perilaku Partai Politik dalam Kampanye dan Kecenderungan Pemilih pada Pemilu 2004.Malang : UMM Press. hal. 56

4

Arbi Sanit. 1985. Perwakilan Politik Indonesia.Jakarta : CV. Rajawali. hal. 193

5

(3)

bertanggung jawab. Salah satu tujuan dari partai politik adalah meningkatkan

pastisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan

kegiatan politik dan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi partai

politik yaitu sebagai sarana partisipasi politik warga negara Indonesia. Untuk

keikutsertaan masyarakat dalam politik, partai politik dapat menjalankan

fungsinya sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik

melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan

gender. 6

Rekrutmen pada partai politik berfungsi untuk menarik seseorang yang

dianggap berbakat untuk dijadikan kader Partai Politik ataupun untuk duduk di

lembaga pemerintahan yang ada. Rekrutmen pada partai politik merupakan proses

dimana partai mencari anggota baru dan mengajak orang yang berbakat untuk

berpartisipasi dalam proses politik melalui organisasi-organisasi massa yang

melibatkan golongan-golongan tertentu seperti golongan buruh, petani, pemuda,

mahasiswa, perempuan dan sebagainya. Juga untuk menarik golongan muda untuk

dididik menjadi kader di masa datang untuk menggantikan pimpinan lama. Maka

dapat disimpulkan bahwa rekrutmen politik merupakan fungsi yang dijalankan

oleh partai politik sebagai mediator untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam bidang politik dan pemerintahan. 7

Rekrutmen politik pada hakekatnya merupakan salah satu proses dalam

pemilihan dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk       

6

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, Jakarta : Penerbit Cemerlang, hal 214

7

(4)

melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik dan pemerintahan.

Rekrutmen politik dapat pula menjamin kontinuitas dan kelestarian partai-partai

sekaligus merupakan salah satu cara untuk proses rekrutmen berdasarkan

mekanisme atau prosedur yang sebenarnya, sehingga hasil seleksi dapat memberi

arti positif bagi semua pihak, dan juga secara khusus kepada masyarakat. Fungsi

rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan

kekuasaan. Selain itu, fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi kelangsungan

sistem politik sebab tanpa elit yang mampu melaksanakan peranannya,

kelangsungan hidup sistem politik akan terancam. 8

Demokrasi tidak hanya diharapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga

dalam sistem yang dianut oleh sebuah partai politik. Demokrasi dalam

pengelolaan partai politik memiliki empat konsep yaitu : pertama, Partai politik

yang dapat dikontrol oleh rakyat adalah partai yang dibentuk bukan dari kalangan

parlemen melainkan dari kalangan masyarakat. Kedua, Sistem kepartaian pluralis,

bahwa perlu ada dan dikembangkan sistem kepartaian yang dipandang cocok dan

sesuai dengan kemajemukan masyarakat Indonesia, tetapi dipihak lain dapat

menghasilkan pemerintahan yang efektif. Ketiga, Visi demokrasi pimpinan partai.

Partai politik hendaknya dikelola oleh para pemimpin dan aktivis yang

memahami demokrasi. Keempat, Partai politik tidak mengedepankan monopoli

dalam hal : defenisi kepentingan bersama sebagai bangsa, dimana partai bersedia

berdialog dengan masyarakat untuk menyepakati apa yang menjadi kepentingan

       8

(5)

bersama, posisi dalam kekuasaan (legislatif, eksekutif, yudikatif dan

lembaga-lembaga negara lainnya).9

Pemilu 2014 yang akan datang diikuti oleh 12 partai yaitu Partai Nasdem,

PKB, PKS, PDIP, Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, HANURA,

PBB, PKPI. 10Partai Demokrat yang didirikan atas inisiatif Susilo Bambang Yudhoyono yang mengalami kekalahan dalam pemilihan Calon Wakil Presiden

dalam Sidang MPR tahun 2001.11Partai Demokrat pertama kali menjadi peserta pemilu pada tahun 2004, dan peringkat perolehan kursi di DPR RI yang

didapatkan Partai Demokrat cukup memuaskan. Adapun jumlah perolehan kursi

partai politik di DPR RI adalah Golkar (21,58%), PDIP (18,53%), PKB (10,57%),

PPP (8,15%) dan di peringkat kelima Partai Demokrat (7,45%). Bahkan, hasil

pemilu 2009 sangat memuaskan dengan perolehan suara Partai Demokrat 20,81%,

Golkar 14,45%, PDIP 14,01%, PKS 7,89%, PKB 4,95%.

Selain di pusat, Partai Demokrat juga memperoleh suara yang memuaskan

di daerah. Seperti di Kabupaten Karo yang menjadi lumbung suara Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan di setiap pemilu, pada pemilu 2009 Partai

Demokrat sudah dapat bersaing dengan PDIP. PDIP memperoleh 31496 suara,

disusul Partai Demokrat 18722 suara, PDS 17388 suara, Golkar 12884 suara,

PAN 6239 suara.

Namun beberapa tahun terakhir, Partai Demokrat mengalami penurunan.

Berdasarkan survei terakhir yang dilaksanakan oleh Lembaga Survei Indonesia,       

9

Koirudin.Ibid. hal. 189 

10

www.kpu.go.id/dmdocuments/15%20parpol%20peserta%20pemilu.pdf

11

(6)

elektabilitas Partai Demokrat sangat jauh menurun. Penurunan dukungan

demokrat terutama disebabkan oleh serangkaian skandal tingkat tinggi yang

melibatkan pimpinan teras partai. Pada saat yang sama, kekecewaan publik

terhadap kinerja pemerintahan juga meningkat. Keterpilihan Partai Demokrat

anjlok ke peringkat ketiga, kehilangan 12% suara yang dimenangkan pada 2009.

Sebaliknya, pada survei pada awal Oktober 2012, PDI dan Golkar mendapat

insentif elektoral dari kemerosotan Partai Demokrat.Sekitar 21% dari responden

memilih PDIP, jumlah ini jauh meningkat diatas perolehan pada 2009, sedangkan

19% memilih Golkar.12

Sama halnya dengan kasus yang menimpa Bupati Karo DR. (HC) Kena

Ukur Karo Jambi Surbakti selaku Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

dapat menurunkan minat masyarakat Kabupaten Karo terhadap Partai Demokrat.

Adapun beberapa masalah yang menimpa Ketua DPC Partai Demokrat ini adalah

tidak tanggap terhadap kondisi pengungsi Gunung Sinabung, kebijakan Bupati

yang memutasi pejabat daerah tanpa alasan yang jelas, etika moral bupati yang

selalu di dampingi seorang wanita berinisial MG dalam melakukan tugasnya baik

tugas di luar maupun di dalam kantornya, kasus Surat Keterangan Pengganti

Ijazah (SKPI). Akibat kasus-kasus tersebut DPRD Karo menggelar sidang

paripurna yang dilakukan DPRD Karo pada tanggal 13 maret 2014 yang

menghasilakan keputusan memberhentikan Kena Ukur Karo Jambi Surbakti

sebagai bupati karo lewat keputusan nomor 01 P/KHS/2014 DPR Karo, dan telah

       12

(7)

di setujui MA (Mahkamah Agung) dengan di keluarkannya surat pemakzulan

nomor 172/P/09/1/2014.13 Jika Partai Demokrat gagal mengembalikan kepercayaan publik, terutama akibat kasus-kasus yang melibatkan elite partai,

maka prospek partai itu pada pemilu 2014 akan semakin buruk.

Untuk mengantisipasi semakin terpuruknya Partai Demokrat, Ketua

Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan 10

poin pakta integritas partainya. Salah satunya adalah pada poin ke tujuh yang

berbunyi “Sebagai pejabat publik, saya akan mencegah dan menghindarkan diri

dari perbuatan korupsi, termasuk suap yang melawan hukum dan merugikan

negara, serta dari narkoba, asusila, dan pelanggaran berat lainnya. Dalam hal saya

ditetapkan sebagai tersangka, terdakwa, dan terpidana, maka sesuai dengan kode

etik Partai Demokrat yang telah disahkan pada tanggal 24 Juli 2011 maka saya

akan menerima sanksi sesuai ketentuan partai yang telah ditetapkan oleh Dewan

Kehormatan Partai Demokrat.” Pakta integritas ditandatangani kader Partai

Demokrat sehingga setiap kader siap menerima sanksi organisasi jika melakukan

penyimpangan dan pelanggaran.14

Selain pimpinan pusat, Partai Demokrat Kabupaten Karo juga berusaha

meningkatkan minat masyarakat terhadap Partai Demokrat. Adapun usaha yang

dilakukan Partai Demokrat Kabupaten Karo menurut Bapak Ir. Irwan Sitepu

adalah kader partai tidak hanya melakukan tindakan pencitraan, tetapi melakukan

kerja nyata yang langsung dirasakan masyarakat secara umum tanpa memilih

      

13 http://www.medanbagus.com/news.php?id=20098 

14

(8)

golongan seperti membantu daerah-daerah terkena dampak Gunung Sinabung.

Dalam proses perekrutan, partai juga menjaring seluruh lapisan masyarakat seperti

tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh yang signifikan untuk memperoleh

suara, anggota legislatif yang aktif di lembaga legislatif untuk memperjuangkan

aspirasi dan peduli pada masyarakat, dan bukan calon legislatif yang terlibat

dalam masalah hukum seperti masalah korupsi. Para calon legislatif juga tidak

ketinggalan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan,

agar dalam Pemilu mendatang Partai Demokrat memperoleh hasil yang

memuaskan.15

Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana

Partai demokrat melakukan rekrutmen terhadap calon legislatif 2014-2019,

apakah sistem rekrutmen calon legislatif sesuai dengan demokrasi pengelolaan

partai, dan apakah calon legislatif yang di rekrut partai demokrat itu bersih dari

hal-hal yang dapat menjatuhkan nama dan minat masyarakat atau menaikkan

minat masyarakat terhadap partai demokrat dan memberi kontribusi yang baik

bagi partai maupun Negara.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan dari gambaran latar belakang dan permasalahan yang telah

diuraikan, maka penelitian ini akan melihat “Demokratiskah Sistem Rekrutmen

Calon Legislatif yang dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo”

      

15

(9)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menggambarkan bagaimana sistem rekrutmen calon legislatif yang

dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

2. Untuk menganalisis demokratiskah sistem rekrutmen calon legislatif yang

dilakukan DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo

D. Signifikansi Penelitian

1. Secara pribadi, penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam

melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan

pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri

2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan

mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai demokrasi, partai politik

dan rekrutmen calon legislatif.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu politik dan menjadi

referensi kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik – FISIP USU.

E. KERANGKA TEORI

E.1. Demokrasi

Secara leksikal demokrasi berasal dari kata Yunani yakni “demos” yang

(10)

sederhana, demokrasi dapat dimaknai sebagai kewenangan rakyat untuk

memerintah atau rakyat memiliki kedaulatan untuk memerintah. Menurut

Abraham Linclon, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana

kekuasaan politik tertinggi (supreme political authority) dan kedaulatan

(sovereignty) ada di tangan rakyat. Karena itu, pemerintahan yang demokratis

adalah pemerintahan yang mendapat persetujuan rakyat atau pemerintahan yang

sudah memiliki mandat untuk memerintah dari rakyat.16

Pengertian sederhana demokrasi dirumuskan oleh Joseph Schumpeter

yaitu sebuah metode politik, sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin

politik.Warga negara diberikan kesempatan untuk memilih salah satu di antara

pemimpin-pemimpin politik yang bersaing meraih suara.Dalam pengertian yang

sangat luas, demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga sistem

sosial dan ekonomi.17

Ada empat prinsip utama demokrasi yaitu18 :

1. Freedom (kebebasan) yakni ketiadaan ruang bagi kemungkinan orang lain

untuk mengontrol kebebasan seorang individu dalam masyarakat. Dengan

kata lain, seseorang yang bebas adalah orang yang mampu menentukan

nasibnya sendiri tanpa campur tangan orang lain.

2. Equality (persamaan) yakni setiap warga negara memiliki hak dan

kewajiban yang sama dalam bidang hokum, ekonomi, pemerintahan, dan

       16

Gregorius Sahdan. 2004. Jalan Transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul : Pondok Edukasi. hal. 12.

17

Georg Sorensen. Ibid. hal 18

18

(11)

dalam bidang-bidang yang lainny sehingga setiap warga negara merasa

yakin dengan sistem demokrasi yang mereka terima

3. Justice (keadilan), ada dua macam keadilan yaitu keadilan yang

ditimbulkan dari transaksi dengan apa yang seharusnya diterima oleh

orang lain dan keadilan berdasarkan profesionalitas yang

menitik-beratkan pada hak dan kewenangan seseorang untuk memperoleh apa

adanya.

4. Humanity (kemanusiaan), pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia

merupakan cacat yang luar biasa bagi kehidupan demokratis. Masyarakat

demokratis merupakan masyarakat yang memiliki tingkat penghargaan

yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

E.1.1. Dimensi Demokrasi

Pemikiran Dahl berguna untuk mendefenisikan demokrasi sebagai sebuah

sistem politik.Dahl menekankan responsifitas pemerintah terhadap preferensi

warga negaranya, yang setara secara politis, sebagai sifat dasar demokrasi. Ada

beberapa jumlah jaminan kelembagaan yaitu sebagai berikut 19: 1. Kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi

2. Kebebasan mengeluarkan pendapat

3. Hak memilih

4. Kesempatan menjadi pejabat pemerintah

      

19

(12)

5. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan

5.a. Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam meraih suara

6. Sumber – sumber informasi alternatif

7. Pemilihan umum yang bebas dan adil

8. Lembaga yang membuat kebijakan pemerintah tergantung pada perolehan

suara dan pengungkapan preferensi lainnya.

Dari kedelapan kondisi tersebut mencakup tiga dimensi utama demokrasi

politik yaitu :

1. Kompetisi bermakna diantara individu dan kelompok organisasi (partai

politik) pada seluruh posisi kekuasaan pemerintah yang efektif, dalam

jangka waktu yang teratur dan meniadakan penggunaan kekerasaan

2. Tingkat partisipasi politik yang inklusif dalam pemilihan pemimpin dan

kebijakan, paling tidak melalui pemilihan bebas secara teratur, dan tidak

ada kelompok sosial (dewasa) utama yang disingkirkan.

3. Tingkat kebebasan politik dan sipil kebebasan berpendapat, kebebasab

pers, kebebasan mendirikan dan menjadi anggota organisasi, cukup untuk

memastikan integritas partisipasi dan kompetisi politik

Dahl mengidentifikasikan dua jalan terpenting menuju demokrasi yaitu

jalan yang terfokus pada kompetisi dan jalan yang terfokus pada

partisipasi.Meningkatnya partisipasi (atau inklusifitas) berarti meningkatnya

(13)

Kompetisi (atau liberalisasi) menyangkut tersedianya hak-hak dan

kebebasan paling tidak bagi beberapa anggota sistem.Meningkatnya liberalisasi

berarti meningkatnya peluang bagi oposisi politik dan meningkatnya kompetisi

untuk meraih kekuasaan pemerintahan.

E.1.2. Indikator Demokrasi

Affan Gaffar memaparkan dua macam pemahaman tentang demokrasi,

yaitu pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empirik.Secara

normatif, demokrasi merupakan suatu ideal yang hendak dilaksanakan oleh

sebuah negara.Sedangkan, pemahaman demokrasi secara empirik adalah amatan

kita untuk mencermati apakah dalam suatu sistem pemerintahan memberikan

ruang gerak yang cukup bagi warga masyarakat untuk melakukan partisipasi guna

memformulasikan preferensi politik mereka melalui organisasi politik yang ada.

Robert Dahl mengajukan tujuh indikator dari demokrasi empirik yaitu 20:

1. Kontrol atas keputusan-keputusan pemerintah mengenai kebijakan yang

ditetapkan sesuai kontitusi dalam pemilihan pejabat-pejabat

2. Pejabat-pejabat terpilih, dipilih dan diganti dengan frekuensi yang relatif

sering, adil dan dengan pemilihan bebas

3. Warga negara memberikan suaranya dalam pemilihan umum

4. Warga negara memiliki hak untuk memasuki jabatan-jabatan public

dengan pencalonan – pencalonan pada pemilihan umum

       20

(14)

5. Warga negara memiliki hak untuk mengemukakan kebebasan

berekspresinya, terutama kebebasan berekspresi secara politik

6. Warga negara memiliki akses terhadap sumber alternatif atas informasi

yang tidak dimonopoli oleh pemerintah atau kelompok tunggal lainnya.

7. Warga negara memiliki hak untuk membentuk dan bergabung dalam

perkumpulan yang otonom, termasuk perkumpulan politik, seperti

partai-partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan, yang mempengaruhi

pemerintah dengan cara berkompetisi dalam pemilu dan dengan cara-cara

damai lainnya.

E.2. Partai Politik

Menurut Miriam Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok yang

terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan

cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan

merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan

kebijaksanaan yang mereka miliki.

Menurut Sigmund Neumann, partai politik adalah dari aktivis-aktivis

politik yang berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat

atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan atau golongan-golongan

lain yang mempunyai pandangan berbeda. 21

       21

(15)

Maka dapat di simpulkan bahwa partai politik adalah kumpulan orang

yang memiliki nilai dan cita-cita yang sama, terorganisir, dan memiliki tujuan

yang sama untuk meraih kekuasaan politik dalam pemerintahan negara.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, partai

politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok

warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan

cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,

masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945.

Secara garis besar, peran dan fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi

dua.Pertama, peran dan tugas internal organisasi.Dalam hal organisasi partai

politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan,

kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang

pendirian partai politik.Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih

bersifat eksternal organisasi.Disini peran dan fungsi organisasi partai politik

terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara.22

E.2.1. Tujuan Dan Fungsi Partai Politik

      

22

(16)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, tujuan

umum dari partai politik adalah23 :

1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945

2. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dan

menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia

4. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia

Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah :

1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka

penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan

2. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara

3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, fungsi

dari partai politik adalah 24 :

       23

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, ibid, hal 218

24

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008.Ibid. hal 219

(17)

1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga

negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat

3. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam

merumuskan dan menetapkan kebijakan negara

4. Partisipasi politik warga negara Indonesia

5. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui

mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan

gender.

E.2.2. Klasifikasi Partai Politik

Marice Duverger mengemukakan klasifikasi partai politik berdasarkan

jumlah sistem partai yang ada dalam suatu negara, yaitu 25: 1. Sistem Partai Tunggal (One Party System)

Adalah sistem yang dipakai oleh negara baru merdeka, negara multi etnis,

dan negara komunis.Tujuannya adalah untuk meghindari terjadinya

gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha

pembangunan atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada

dalam suatu negara.

2. Sistem Dwi Partai (Two Party System)       

25

(18)

Adalah bahwa suatu negara menganut dua partai politik atau adanya

beberapa partai tetapi hanya dua partai yang memiliki peranan dalam

negara.Negara yang menganut sistem ini adalah Inggris, Amerika Serikat,

dan Philipina.

3. Sistem Multi Partai (Multi Party System)

Penyebab adanya sistem banyak partai ini adalah karena adanya

keanekaragaman suku, agama, ras dan golongan yang ada dalam suatu

negara.Negara-negara yang menganut sistem ini antara lain Indonesia,

Malaysia, Belanda, Perancis, Swedia dan sebagianya.

E.3. Rekrutmen Politik

Rekrutmen politik berasal dari dua (2) kata yaitu rekrutmen dan

politik.Rekrutmen berarti penyeleksian dan politik berarti urusan Negara.Jadi

rekrutmen politik adalah penyeleksian rakyat untuk melaksanakan urusan Negara.

Menurut KKBI , rekrutmen politik adalah pemilihan dan pengangkatan orang

untuk mengisi peran tertentu dalam sistem sosial berdasarkan sifat dan status

(kedudukan). Seperti suku, kelahiran, kedudukan sosial dan prestasi atau

kombinasi dari kesemuanya.26

Rekrutmen merupakan suatu proses dimana individu diseleksi untuk

menjalankan peranan-peranan politik dan pemerintahan melalui kriteria-kriteria

tertentu. Defenisi yang lebih lengkap mengenai rekrutmen adalah sebagai

       26

(19)

pemilihan orang-orang untuk mengisi peran dalam sistem. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan suatu proses pemilihan terhadap

individu-individu yang dianggap mampu dan memiliki potensi serta kecakapan

yang memadai untuk dicalonkan menduduki jabatan-jabatan publik, terutama

untuk lembaga legislatif dan dalam tahap selanjutnya ditentukan oleh pilihan

masyarakat dalam melalui wadah pemilihan. 27

Tujuan dari rekrutmen politik adalah terpilihnya penyelenggara politik

(pemimpin pemerintahan Negara) dari tingkat pusat hingga tingkat terbawah

(lurah/desa) yang sesuai dengan kriteria (persyaratan) yang telah ditentukan dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang ditentukan melalui

konvensi (hukum tidak tertulis) yang berlaku dalam masyarakat (rakyat)

Indonesia.28

Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban menjadi obyek dalam

rekrutmen politik adalah seluruh masyarakat Indonesia yang sah sebagai warga

negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan

lainnya. Dengan kata lain setiap WNI, baik pria maupun wanita dengan tanpa

membedakan suku, agama, ras, warna kulit dan lainnya, memiliki kedudukan

yang sama untuk memperoleh kesempatan mengikuti rekrutmen politik diseluruh

tingkatan (hirarki) atau struktur politik yang ada.

       27

Hesel Tangkilisan, ibid, hal. 157

28

(20)

Ada beberapa kriteria prestasi yang dapat digunakan dalam proses seleksi

elit politik yaitu :29

1. Keahlian teknis, dimana keahlian ini sangat dibutuhkan untuk

melaksanakan peranan-peranan politik yang rumit dalam kaitannya dengan

peranan dan proses sosial

2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting

untuk melaksanakan pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan

pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya

dibutuhkan keterampilan negosiasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang

terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya

3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan

politik dari berbagai kekuatan atau golongan di masyarakat, karena hal ini

akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan

politik

Sistem politik menurut Nazaruddin Syamsudin dibagi menjadi 2 cara

yaitu30 ;

1. Rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan

kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut bersaing

dalam proses penyeleksian.

2. Rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan dapat

menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga negara, artinya

       29

Hesel Tangkilisan. Ibid, hal. 158

30

(21)

hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut untuk menempati

posisi dalam politik maupun pemerintahan, seperti dengan adanya

pertemanan, pertalian keluarga dan lainnya

Menurut Miftah Thoha ada tiga sistem yang digunakan dalam proses

rekrutmen yaitu :

1. Sistem patronit (patronage system) atau dikenal sebagai sistem setia

kawan yaitu proses rekrutmen berdasarkan kawan, dimana dalam

mengangkat seseorang untuk menduduki jabatan baik dalam bidang

pemerintahan maupun politik dengan pertimbangan yang bersangkutan

masih kawan dekat, sanak famili, dan ada juga karena daerah asal sama.

Sistem ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena memiliki

satu aliran politik, ideologi dan keyakinan yang sama tanpa

memperhatikan keahlian dan keterampilan

2. Sistem merita (merit system)

Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan seseorang dalam usaha

mengangkat atau menduduki pada jabatan tertentu sehingga sistem ini

lebih obyektif karena atas dasar pertimbangan kecakapan. Penilaian

obyektif tersebut pada umumnya ukuran yang dipergunakan adalah ijasah

pendidikan, sistem ini sering dikenal dengan “spoil system”

(22)

Sistem ini dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu

kemajuan seseorang yang dicapai lewat usaha yang dilakukan secara dini

dalam kehidupannya baik dunia kerja maupun politik.

Guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Proses

rekrutmen dilakukan secara terbuka, semi tertutup, bahkan secara tertutup. Derajat

keterbukaan rekrutmen akan ditentukan oleh derajat pelaksanaan demokrasi dalam

sebuah negara. Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen

politik sebagai berikut :31

1. Partisipan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi

terhadap partai sehingga bias direkrut untuk menduduki jabatan strategis

2. Compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan pada

latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan social

politik seseorang, misalnya aktivis LSM

3. Immediate Survival yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas

pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan

direkrut

4. Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen berdasarkan

kemampuan dan loyalitas seseorang calon sehingga bias mendapatkan

kedudukan lebih penting atau tinggi.

Sedangkan Seligman memandang rekrutmen sebagai suatu proses yang

terdiri dari:

       31

(23)

1. Penyaringan dan penyaluran politik yang mengarah pada eligibilitas

(pemenuhan syarat pencalonan)

Proses ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai wujud dari

sistem demokratisasi, dimana semua warga negara mempunyai hak untuk

terlibat secara langsung dalam proses pemilu baik sebagai pemilih maupun

yang akan dipilih.

2. Pencalonan atau proses dua tahap yang mensyaratkan inisiatif dan

penguatan. Pada tahap ini, tata cara pencalonan lebih ditentukan oleh

pemerintah dan panitia pemilu, sebab kedua struktur inilah yang

dimajukan konsestan memenuhi syarat yang diperlukan secara umum

didalam proses penentuan wakil rakyat.

3. Seleksi yakni pemilihan calon elit politik yang sebenarnya. Proses seleksi

merupaka tahap terakhir sebagai penentu. Pada tahap ini, mekanisme yang

digunakan seharusnya didasari pada berbagai syarat yang telah ditetapkan

seperti prestasi yang dimiliki calon, memiliki dedikasi yang tinggi serta

loyalitas.

F. Metode Penelitian

F.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang mencoba

mengungkapkan dan menggambarkan rekrutmen calon anggota legislatif DPC

Partai Demokrat Kabupaten Karo.Tujuan dari deskriptif adalah membuat,

(24)

masyarakat yang menjadi objek penelitian. Dengan menetapkan fokus pada

masalah yang akan diteliti diharapkan nantinya penelitian akan mendapat data

yang maksimal untuk menggambarkan fenomena aktual yang terjadi.

F.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai

Demokrat Kabupaten Karo yang bertempat di Jl. Sudirman No. 35 Kabanjahe –

Kabupaten Karo.

F.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu data primer dan

data sekunder.32 1. Data primer

Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung yang

ditujukan terhadap informan di lokasi penelitian dengan menggunakan

panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan melakukan

komunikasi secara langsung untuk mendapatkan informasi secara mendalam

dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada informasi yang mengacu

pada pedoman wawancara yang telah dirumuskan peneliti.Sehingga data yang       

32

(25)

diperoleh dari hasil wawancara tersebut merupakan data pendukung bagi

terlaksananya penelitian.

Adapun informan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Ir. Irwan

Sitepu selaku Wakil Ketua II Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai

Demokrta Kabupaten Karo dan selaku Ketua tim pemenangan partai

Demokrat Kabupaten Karo, Masa Sinulingga selaku Sekretaris Dewan

Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Karo dan selaku Sekretaris Tim

Rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Nomon Tarigan selaku Ketua

tim rekrutmen Partai Demokrat Kabupaten Karo, Ferdinan Perangin-angin

selaku wakil ketua tim pemenangan partai Demokrat Kabupaten Karo,

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan

yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi, jurnal yang sesuai dengan

objek kajian penelitian serta berkaitan dengan permasalahan, dalam hal ini

mengenai bagaimana sistem rekrutmen dalam partai politik yang nantinya

akan dijadikan panduan dalam melakukan penelitian.

F.4. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

menggunakan jenis analisa data kualitatif, yaitu tanpa menggunakan alat bantu

rumus statistik. Penelitian ini bersifat deskripsi dengan tujuan member gambaran

(26)

Penulis mengumpulakan data-data dari buku dan situs internet yang berisi

tentang rekrutmen calon legislatif partai politik, khususnya Partai Demokrat,

kemudian melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh atau para pengurus partai

yang mepunyai kapasitas dan memahami tentang rekrutmen calon legislatif yang

dilakukan oleh DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penulisan

BAB II : Deskripsi Partai Demokrat

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai Partai

Demokrat berupa Sejarah Partai Demokrat, Visi dan Misi Partai

Demokrat, Lambang dan Makna Lambang Partai Demokrat,

Struktur Organisasi Partai Demokrat, Struktur Pengurus DPC

Partai Demokrat Kabupaten Karo.

(27)

Pada bab ini berisi tentang Gambaran Singkat Pemilihan Umum

2014 di Indonesia, Pemilu, Partai Politik dan Demokrasi di

Indonesia, Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat,

Strategi Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrat,

BAB IV : Kesimpulan dan Saran

Ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulam yang

diperoleh dari hasil-hasil pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, serta berisi saran-saran yang berguna bagi penulis

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum pelaksanaan praktik mengajar di kelas, mahasiswa PPL harus membuat skenario atau langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan di kelas yang meliputi

Skripsi ini membahas tentang analisis komparatif kinerja keuangan perusahaan pada sub sektor jalan tol, bandara, pelabuhan yang terdaftar pada bursa efek indonesia pada

Dari nilai korelasi antara fekunditas dan panjang total serta berat tubuh ikan dapat disimpulkan bahwa fekunditas ikan sumpit lebih berhubungan dengan berat tubuh ikan karena

Selain kecanggihan penggunaan rekam medik dan resep obat elektronik, serta cara untuk mendeteksi kanker yang memberikan pengaruh baik dalam derajat kesehatan

Pada dasarnya, pemerintah telah membuat berbagai kebijakan agar seluruh lapisan masyarakat dapat berobat di tempat-tempat medis, seperti Rumah Sakit, Puskesmas,

Bagi para praktisi yang berkecimpung dalam bidang psikologi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi untuk melakukan analisa dalam

Pertanyaan riset mengenai “Pengaruh Persepsi Kemudahan Pengguna an, Kepercayaan Dan Risiko Terhadap Niat Pembayaran Iuran BPJS Kesehatan Menggunakan Internet Banking

Ada perbedaan yang sangat signifikan intensitas penggunaan SMS untuk berbincang-bincang (p = 0.000) dan perbedaan yang signifikan intensitas penggunaan SMS untuk