• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH INDONESIA MASA AWAL KEMERDEKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH INDONESIA MASA AWAL KEMERDEKAAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH INDONESIA MASA AWAL KEMERDEKAAN

SAMPAI ORDE LAMA

“RANGKUMAN MAKALAH KELOMPOK”

SAKA MUKHAMAD SURYA 4415133812

PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

KELOMPOK 1

KONFLIK IDEOLOGI 1945-1959

A. Demokrasi Parlementer (Liberal)

Kabinet parlementer adalah kabinet yang kekuasaan tertingginya dipegang oleh seorang Perdana Menteri. Dalam masa Kabinet Parlementer ini, konflik antar partai di Indonesia sangat tinggi sehingga kabinet terpaksa jatuh bangun. Konflik ini didasari oleh perbedaan ideologi yang dianut berbagai partai politik.

B. Kondisi Indonesia Pada Tahun 1945-1959

Pada masa tahun 1945-1959, terbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), kembali Ke Negara Kesatuan, adanya ideologi yang berkembang dalam partai, adanya system multi politik, jatuh bangunnya kabinet, diadakannya pemilihan umum tahun 1955, munculnya dekrit presiden pada tahun 1959

C. Ideologi di Indonesia tahun 1945-1959 a. Ideologi Nasionalisme

Ideologi Nasionalisme menjadi dasar perjuangan Partai nasional Indonesia. PNI mempunyai tujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas. PNI pada dekade 1950-an menjadi Partai yang selalu mendominasi struktur kabinet. PNI memperoleh keuntungan banyak dengan mengaitkan namanya dengan Soekarno.Setelah kejatuhan Soekarno, PNI menjadi bulan-bulanan kekuatan politik lain, akibat hubungannya dengan Soekarno

b. Ideologi Komunisme

Komunisme di Indonesia sering dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada Februari 1948 PKI dan Partai Sosialis membentuk front bersama, yaitu Front Demokrasi Rakyat. Pada 1960, Soekarno melancarkan slogan Nasakom yang merupakan singkatan dari Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Dengan demikian peranan PKI sebagai mitra dalam politik Soekarno dilembagakan.

c. Ideologi Sosialisme

(3)

bersama Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno atas pertimbangan Mahkamah Agung melalui Penetapan Presiden No. 7/1960

d. Ideologi Agama (Pan-Islamisme)

Ideologi ini diwakilkan oleh partai Masyumi dan NU. Setelah pemilu tahun 1955 selesai, terjadi Pertentangan antara kelompok Islam dengan kelompok nasionalis sekuler mulai terlihat dalam majelis konstituante. Banyak terjadi pertentangan antara partai Islam dan juga partai non Islam. Partai islam dianggap ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang berazaskan Islam

D. Sistem Multi Partai

Demokrasi Liberal membuat diberlakuannya Sistem Parlementer yang kemudian memicu munculnya sistem multi partai karena adanya Maklumat Hatta No. X. Dalam menjalankan peran dan fungsi partai adanya benturan-benturan ideologi dan pemanfaatan isu nasional yang melahirkan Konflik Antar Partai. Sistem multi partai dikatakan sebagai sumber konflik nasional pada saat itu, dikarenakan konsekuensi dari sistem tersebut yaitu terjadinya konflik horizontal antar partai yang membuat situasi politik yang tidak stabil.

E. Pemilihan Umum 1955

Dilaksanakan oleh Kabinet Burhanuddin Harahap pada bulan September 1955 untuk memilih anggota DPR dan bulan Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Dilatarbelakangi oleh pergantian kabinet pada tahun 1950-1955. Para politisi Jakarta mencari dukungan rakyat dengan daya tarik ideologi. Pemilihan umum 1955 tidak menyelesaikan konflik ideologi antar partai, yang terjadi hanyalah pembuktian adanya empat partai besar. Akhirnya, Soekarno mengeluarkan dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 dengan membubarkan konstituante dan memberlakukan kembali Undang-undang Dasar 1945.

KELOMPOK 2

KONFERENSI ASIA AFRIKA

A. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika

(4)

Persiapan pertama dilakukan di Kolombo pada tanggal 28 April – 2 Mei 1954. Persiapan kedua dilakukan di Bogor pada tanggal 29 Desember 1954.

1. Konferensi Kolombo

Pada tanggal 28 April-2 Mei 1954 diadakan konferensi di Colombo. Dalam konferensi Colombo ini diputuskan antara lain sebagai berikut.

1. Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan Perancis. 2. Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko.

3. Menyetujui dan mengusahakan adanya konferensi Asia-Afrika dan memilih Indonesia sebagai penyelenggara.

2. Konferensi Bogor

Pada tanggal 28-31 Desember 1954 diadakan Konferensi di Bogor. Rekomendasi yang diajukan dalam sidang ini adalah sebagai berikut.:

1. Mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung dalam bulan April 1955. 2. Menetapkan kelima negara peserta konferensi Colombo sebagai negara sponsor. 3. Menetapkan 25 negara-negara Asia-Afrika yang akan diundang.

4. Menentukan 4 tujuan pokok dari konferensi Asia-Afrika. 3. Konferensi Asia Afrika

Dari Konferensi ini dihasilkan 10 prinsip yang disepakati bersama dengan nama Dasa Sila Bandung, yang tercantum dalam Declaration On The Promotion Of World Peace and Cooperation.

B. Pengaruh Konferensi Asia Afrika 1. Secara Global

a. Mempererat solidaritas yang terjadi antara para anggota KAA.

b. Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa asia afrika untuk menggalang persatuan.

c. Banyak negara asia-afrika yang merdeka kemudia masuk menjadi anggota PBB DLL.

2. Secara Nasional

(5)

2. Di tandatanganinya persetutujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan RCC (seseorang yang memegang dwi kewarganegaraan harus memilih salah satu dan tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan)

3. Indonesia di anggap sebagai negara yang berperan aktif dalam terciptanya perdamaian di dunia DLL.

KELOMPOK 3 PEMIKIRAN SOEKARNO

A. Soekarnoisme; sebuah pemikiran tentang “persahabatan” ideologi

Soekarno berpendapat bahwa Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme menjadi Rohnya pergerakan nasional Indonesia. Dasar pemikiran Soekarno adalah dasar tradisional Indonesia yang tidak menerima keharusan untuk memilih.

B. Nasakom

Gagasan Nasakom ini bermaksud untuk mempersatukan kalangan bangsa Indonesia untuk bersatu sebagai konsepsi pemikiran yang digunakan untuk melawan penjajahan dan penindasan atau Imperialisme. Gagasan Nasakom dikeluarkan pada masa Demokrasi Terpimpin yang terkandung dalam pidato yang selanjutnya dikenal sebagai Manipol USDEK. Proses penyisipan misi Nasakom ini mengalami hambatan tidak berjalan seperti apa yang diharapkan oleh Soekarno. Penolakan TNI AD terhadap gagasan Nasakom merupakan puncak dari pertentangan antara Presiden Soekarno dengan TNI AD. Penentangan ini lebih ditujukan pada tidak sesuainya konsep Nasionalisme dan konsep Agama disetarakan bahkan disatukan dengan konsep komunis.

C. Marhaenisme

(6)

KELOMPOK 4

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN TERPIMPIN A. Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara pada 3 Juli 1922 mendirikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Tujuannya adalah membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.

B. Pendidikan Sebagai Alat Politik Atau Sebagai Alat Mencerdaskan

Politik pendidikan sendiri pada masa era Soekarno dapat di bagi seiring dinamika politik yang mempengaruhinya: 1) Periode 1945-1950 diwarnai oleh semangat revolusi, Untuk menanamkan semangata jiwa patriotisme; 2) Periode 1950 -1959 diwarnai oleh demokrasi liberal. Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia sosial yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertangung jawab tentang kesejahteran masyarakat dan tanah air. 3) Periode 1959-1966 yang di warnai dengan Manipol-Usdek, dimana pendidikan bertujuan melahirkan warganegara Sosialis Indonesia yang bersusila Pendidikan nasional pada Orde Lama yang berlangsung sejak 1945 hingga 1966 tetap berdasarkan pancasila. C. KURIKULUM PANCAWARDANA

(7)

KELOMPOK 5

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. KONSEP KEBUDAYAAN INDONESIA

1. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan adalah suatu pemahaman Perasaan suatu bangsa (kelompok) dari hasil akal manusia yang bersifat sangat kompleks yang meliputi aspek-aspek kehidupan sebagai unsur –unsur kebudayaan.

2. Ciri – Ciri Kebudayaan Indonesia

Bangsa Indonesia baru muncul pada abad 20 yang muncul atas kesadaran nasional yang timbul dari kesamaan nasib. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa baik itu Jawa Sunda Betawi madura, dll yang bisa memicu perpecahan atau disintegrasi. Kebudayaan Nasional belum terwujud, masih terus berproses sampai sekarang, yang perlu sekarang adalah dengan pembauran atau dileburkan yang ditranformsikan ke kebudayaan Indonesia.

3. Mencari Jati Diri Kebudayaan Indonesia (Kongres Kebudayaan)Kongres Kebudayaan (1945-1965)

Kongres Kebudayaan 1948

Dilaksanakan dimagelang (20-24 agust 1948), isi meletakkan dasar –dasar kebudayaan, didirikan LKI.

Kongres Kebudayaan 1951

Dilaksanakan di Bandung yakni membahahas kesusastraan, hak cipta dan film.

Kongres Kebudayaan 1954

Surakarta tanggal 18-23 sept 1954 , masalah pendidikan kebudayaan bagi kaum terpelajar, masy. Kota ,dan buruh tani.

Kongres Kebudayaan 1957

(8)

Kongres Kebudayaan 1960

Berisi pernyataan sikap BMKN terhadap tuduhan LEKRA. B. PERDEBATAN DI RANAH KEBUDAYAAN INDONESIA 1945 - 1965

1. Angkatan 45

Periode Angkatan 45 dimulai tahun 1942, tidak lama sesudah masuknya Jepang ke Indonesia. Periode ini merupakan pengalaman dan saat yang penting dalam sejarah bangsa dan juga sastra Indonesia. Penamaan angkatan ini dengan nama Angkatan 45 didasarkan pada peristiwa politik, yaitu kemerdekaan Indonesia.

2. Surat Kepercayaan Gelanggang (SKG)

Sebagai manifesto kebudayaan pertama yang muncul setelah Indonesia merdeka, SKG tidaklah dihasilkan oleh sebuah organisasi kebudayaan. Redaksi ruang kebudayaan Gelanggang adalah Asrul Sani dan Rivai Apin. Pernyataan SKG sendiri pertama kali muncul dalam rubrik Cahier Seni dan Sastera yang juga bernama “Gelanggang” dari Majalah Siasat edisi Oktober 1950. SKG menganggap seni dan kebudayaan pada umumnya adalah universal.

3. Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA)

a. Lahirnya Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) Tahun 1950

Pada tanggal 17 Agustus 1950 didirikan sebuah Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) di rumah H.B. Jassin dihadiri antara lain oleh H.B. Jassin, D.N. Aidit, dan Njoto serta tokoh kebudayaan lainnya. Lekra didirikan untuk menghimpun kekuatan yang taat dan teguh mendukung revolusi.”

Mukadimah Lekra berusaha membongkar bangunan penindasan yang fondasinya adalah kebudayaan. Konsep-konsep kebudayaan Rakyat yang termaktub dalam Mukadimah Lekra merupakan siasat “...mempertahankan dan memperkuat benteng kebudajaan Rakjat (kultur Rakjat)”.

b. Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) Tahun 1959-1965

(9)

membantah pendapat bahwa kesenian dan ilmu bisa terlepas dari masyarakat, Lekra mengajak pekerja-pekerja kebudayaan untuk dengan sadar mengabdikan dayacipta, guna kemajuan Indonesia, Lekra tidak hanya menyambut sesuatu yang baru; Lekra memberikan bantuan yang aktif untuk memenangkan setiap yang baru dan maju, Lekra menerima dengan kritis peninggalan-peninggalan nenek moyang kita dan bangsa lain, mempelajari dengan seksama segala segi peninggalan-peninggalan itu, menolak sifat anti-kemanusiaan dan anti- sosial dari kebudayaan bukan-rakyat, dan menolak perkosaan terhadap kebenaran dan terhadap nilai-nilai keindahan.

4. Manifes Kebudayaan

a. Lahirnya Manifes Kebudayaan

Naskah Manifes Kebudayaan didirikan di Jakarta pada 17 Agustus 1963 dan disetujui pada 23 Agustus 1963. Tokoh–tokohnya : (1) Trisno Sumardjo, (2) Zaini, (3) H.B. Jassin, (4) Wiratmo Soekito, (5) Bokor Hutasuhut, (6) Goenawan Mohamad, (7) Bur Rasuanto, (8) A. Bastari Asnin (datang dari Yogya), (9) Ras Siregar, (10) Djufri Tanissan, (11) Soe Hok Djin (Arief Budiman), (12) Sjahwil (dari Sanggar Bambu), dan (13) D.S. Moeljanto. Inti dari Mukhadimah Manifes Kebudayaan, yaitu : Pancasila sebagai Falsafah Kebudayaan, Kepribadian dan Kebudayaan Nasional, Politisi dan Estetisi.

b. Pembubaran Manifes Kebudayaan

Presiden Soekarno dalam pernyataannya yang dikeluarkan tanggal 18 Mei menyatakan Manikebu terlarang, dengan alasan Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai pancaran Pancasila telah menjadi Garis Besar Haluan Negara dan tidk mungkin di damping dengan Manifesto lain.

C. Pergeseran Budaya Ke Arah Anti–Barat

(10)

KELOMPOK 6

SISTEM DEMOKRASI TERPIMPIN A. Latar Belakang Diberlakukannya Demokrasi Terpimpin

Latar belakangnya ialah munculnya gerakan-gerakan separatisme yang menyebabkan ketidakstabilan politik dalam negeri, sehingga selain mengacaukan keamanan juga dapat menyebabkan disintegrasi bangsa atau perpecahan. Kehidupan politik pada masa Demokrasi Liberal juga ditandai dengan jatuh bangunnya kabinet sehingga menimbulkan munculnya ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah sebab banyak program kerja dan masing-masing kabinet tidak dapat direalisasikan dengan baik.

B. Konsep Demokrasi Terpimpin

Demokrasi Terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Pemberlakuan demokrasi terpimpin dimulai setelah dikeluarkannya dekrit Presiden 5 Juli 1959. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila.

C. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin

Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin ialah berupa dibentuknya Front Nasional. Selain itu Demokrasi terpimpin menjadikan Undang- Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai landasan serta pedoman dalam menjalankan roda pemerintahan dan munculnya Gagasan Nasakom

D. Tokoh Demokrasi Terpimpin

Presiden Soekarno memperkenalkan demokrasi terpimpin pada saat perayaan proklamasi kemerdekaan tahun 1959 dengan pidato beliau yang berupa “Penemuan kembali Revolusi kita”

E. Penyebab Kegagalan Demokrasi Terpimpin

(11)

KELOMPOK 7

SISTEM DEMOKRASI LIBERAL (1945-1959) A. Konsep Demokrasi Liberal di Eropa

Demokrasi Liberal mulai berkembang pada abad ke-18 di Eropa yaitu, pada masa pencerahan (Enligtenment) oleh penggagas Teori Kontrak Sosial seperti Thomas Hobbes, Jhon Locke, montesquieu, Jean Jacques Rousseau dan lainnya.

Konsep Demokrasi Liberal Di Indonesia

Konsep dasar dari politik demokrasi liberal Indonesia adalah sistem multi partai sesuai dengan Maklumat X Wakil presiden bulan oktober tahun 1945 dan juga Maklumat yang dikeluarkan di bulan November, yang berisi tentang Pembentukan badan legislatif (parlemen), perintah pembentukan partai politik dan pergantian sistem demokrasi dari sistem demokrasi Presidensil menjadi demokrasi parlementer.

B. Latar Belakang Diterapkannya Demokrasi Liberal Indonesia

Latar belakang diterapkannya demokrasi liberal bermula pada perubahan sistem negara Indonesia pada saat itu yaitu RIS yang berbentuk negara perserikatan diubah menjadi negara kesatuan pada 17 agunstus 1950, atau bertepatan dengan ulang tahun ke 5 negara Repulik Indonesia.

C. Penerapan Demokrasi Liberal di Indonesia (1949-1950)

Di Indonesia demokrasi liberal atau demokrasi konstitusi pada masa itu demokrasi liberal lebih banyak di identikkan dengan demokrasi parlementer. Tahapan menuju demokrasi parlementer yaitu: Maklumat no. X tanggal 16 oktober 1945: presidensial ke parlementer dan Maklumat no X pada tanggal 3 november 1945: mendirikan partai politik.  Sistem Presidensiial (1945-1950)

Sistem kabinet presidensial berlandaskan pada UUD 1945 (Undang-Undang Dasar tahun 1945) dan kekuasaan tertinggi negara ditempati oleh lembaga eksekutif, yaitu Presiden.

 Masa peralihan dari presidensial ke parlementer

(12)

 Sistem Parlementer (1950-1959)

Penerapan system parlementer di mulai semenjak dicetuskannya konstitusi RIS tahun 1949.

D. Kritik Terhadap Demokrasi Liberal

Demokrasi liberal tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia hingga akhirnya mengalami keruntuhan adalah karena dominannya politik aliran sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik, basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah, struktur sosial yang masih sangat hirarkis. Adapun dampak dari demokrasi liberal bagi pemerintahan adalah: Pembangunan tidak berjalan lancar karena Kabinet selalu silih berganti, karena masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partaiatau golongannya, tidak ada partai yang dominan maka seorang kepala negara terpaksa bersikap mengambang diantara kepentingan banyak partai.

E. Tokoh Penggagas dan penentang Demokrasi Liberal  Tokoh Penggagas

Mohammad Hatta termasuk dalam tokoh yang menerapkan demorkasi liberal di dalam bentuk sistem demokrasi parlementer yang di mana ketika itu ia mengeluarkan maklumat no X tanggal 16 oktober dan 3 november 1945 bersama Syahrir.

 Tokoh Penentang

Demokrasi Liberal banyak ditentang terutama dari kelompoknya Tan Malaka, bahkan oleh Soekarno pada masa-masa berikutnya.

F. Partai dan Kabinet Masa Demokrasi Liberal

(13)

G. Dampak Dari Demokrasi Liberal

Dampak yang dirasakan salah satunya yaitu sistem pembangunan yang tidak stabil. Hal ini akibat dari tidak konsistennya suatu kebijakan yang telah ditetapkan oleh suatu pemerintahan. Adanya krisis percayaan kepada pihak pemerintah. Dampak yang lain yaitu dalam aspek ekonomi inflasi yang berkelanjutan.

Pro kontra dari Demokrasi Liberal

Pro : Moh.Hatta, maklumat no. X tgl. 16 Oktober dan 3 November 1945, menekankan hak-hak politik rakyat. Syahrir, atas dasar pendelegasian kekuasaan kepada Perdana Menteri yang hanya mengatasi kesulitan pemerintahan untuk sementara waktu. Kontra : Tan Malaka, pendelegasian kekuasaan oleh perdana menteri dianggap sebagai

suatu ancaman persatuan.

KELOMPOK 8

SISTEM EKONOMI INDONESIA A. Pengertian Sistem, Ekonomi, dan Sistem Ekonomi

Sistem

Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu secara holistik, yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri.

Ekonomi

Ekonomi merupakan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kekeluargaan dalam hal cara menambah, menggunakan, dan mengatur kekayaan kebendaan.

Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalan-persoalanekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara.

B. Perkembangan Sistem Ekonomi Di Indonesia Pada Masa Orde Lama

(14)

Situasi perekonomian Indonesia sekitar tahun 1945-1950-an sangat tidak menguntungkan bagi pemerintahan Republik Indonesia. Sistem perekonomian pada masa tersebut merupakan ekonomi perang gerilya terhadap penjajahan, bahkan ekonomi masih dimonopoli oleh perusahaan-perusaahn Belanda.

Ekonomi terpimpin dalam masyarakat sosialis Indonesia mengacu pada “Pasal 33 UUD 1945” Soekarno mengatakan bahwa Ekonomi terpimpin menghendaki kegotong royongan di bidang ekonomi. Menurut Soekarno sistem ekonomi itu mengandung tiga unsur yakni kepentingan bersama yang ditetapkan bersama, usaha bersama yang dilaksanakan bersama, dan pemimpin bersama yang dimufakati bersama.1

C. Kebijakan Ekonomi Pada Masa Orde Lama

Beberapa kebijakan ekonomi pada masa Orde Lama yakni: a. Pembentukan Bappenas

b. Deklarasi Ekonomi c. Devaluasi

Selain kebijakan – kebijakan yang dilakukan pemerintah guna mengatasi permasakah ekonomi Indonesia di atas, ada beberapa kebijakan lain yakni :

1) Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri. 2) Pembentukan Front Nasional.

3) Pembentukan Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi (KESOP)

D. Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Perekonomian Indonesia

Kegagalan pembangunan ekonomi pada masa demokrasi liberal membuat Soekarno membuat rencana dan program kebijakan ekonomi yang berhaluan dari Manipo- Usdek. Tantangan pembangunan ekonomi adalah mengimplementasikan perubahan paradigma “ekonomi liberal “ ke “ekonomi terpimpin” . Ditambah kondisi perekonomian Indonesia 1959-1960 cukup memprihatinkan.

E. Upaya Untuk Meperbaiki Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Lama

Upaya untuk memperbaiki perekonomian Indonesia pada masa Orde Lama ialah melalui: Gunting Sjafruddin, Program Benteng (benteng group), Nasionalisasi de javasche

(15)

bank, Sistem Ekonomi Ali-Baba, Persetujuan Finansial Ekonomi (Finek), Rencana Pembangunan Lima tahun (RPLT), dan Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap).

KELOMPOK 9

PERANG IDEOLOGI 1959-1965 A. Indonesia Maasa Demokrasi Terpimpin

Pada Konfilk Ideologi pada tahun 1959 – 1969, yang ada di masa sistem pemerintahan demokrasi terpimpin dengan dibawah pimpinan Ir. Soekarno. Dimana di tengah-tengah krisis tahun 1957 diambilah langkah-langkah pertama menuju suatu bentuk pemerintahan yang oleh Soekarno dinamakan “Demokrasi Terpimpin”. Dimulai dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, ternyata berimplikasi luas pada perubahan sistem ketatanegaraan dan peta politik Indonesia. Pertama, tindakan tersebut mengakhiri tugas kabinet, parlemen, dan periode sistem parlementer itu sendiri. Kedua, berakhirnya periode parlementer tersebut sekaligus mengakibatkan berakhirnya pula periode pemerintahan oleh partai politik. Pada 17 Agustus 1959, Sukarno menguaraikan ideologi demokrasi terpimpin, yang beberapa bulan kemudian dinamakan Manipol (Manifestasi Politik). Pada 1960 ,ditambahkannya kata USDEK, yang berarti Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme ala Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin, dan kepribadian Indonesia. Setelah dijalankannya Manipol-USDEK , mulai terjadi kekacauan ekonomi sehingga mata uang Rupiah di devaluasikan. Pada 5 Maret 1960 DPR dibubarkan dan digantikan oleh DPR-GR pada 24 Juni 1960 yang ditunjuk oleh Presiden. Tugas DPR-GR adalah melaksanakan MANIPOL, merealisasi dan melaksanakan Demokrasi Terpimpin. Beberapa partai politik tidak setuju dengan pembubaran DPR dan para tokoh partai oposisi tersebut membentuk Liga Demokrasi

B. Lakon dalam Perang Ideologi 1959-1965

 Soekarno

 PKI

 Militer

C. Keterlibatan Angkatan Darat

(16)

menganggap mereka punya hak moral untuk memerintah dan Komunis merupakan ancaman di RI baik dalam jangka pendek maupun panjang. Selama masa perang ideologi, AD sempat berada di posisi yang kuat. Ada 2 faktor yang membuat posisi AD menguat antara lain : Dikeluarkannya SOB (Undang-Undang Keadaan Bahaya) bulan Maret 1957 dan Kepemimpinan A.H Nasution di AD. Posisi AD yang sempat kuat untuk mengimbangi dinamika politik di Indonesia ternyata mengalami penurunan. Ada 2 faktor menurunnya posisi AD dalam masa perang ideologi antara lain : Pencabutan pemberlakuan SOB bulan Mei 1963 dan Penggantian KSAD dari A.H Nasution ke Ahmad Yani.

D. Pengaruh Perang Ideologi bagi Indonesia 1959-1965

Perang ideology tahun 1959-1965 telah membuat PKI menjadi partai rakyat jelata yang dinilai pro rakyat dan PKI menduduki peringkat keempat dalam pemilu. Selain itu, pengaruh lain adalah dibentuknya DPR GR pada tahun 1960.

KELOMPOK 10

PEMBERONTAKAN PKI 1948 DAN 1965 A. Faktor yang Mendorong Pemberontakan 1948

a. Sebagai Dampak Hasil Perundingan Renville & Dibetuknya FDR (Front Demokrasi Rakyat)

b. Reorganisasi dan Rasionalisasi (ReRa) Angakatan Perang RI c. Kembalinya Muso ke Indonesia

d. Kondisi Eropa pada tahun 1947 B. Pemberontakan PKI Musso di Madiun

(17)

C. Akhir Pemberontakan PKI Madiun 1948

Pemerintah yang telah menyaksikan pemberontakan ini akhirnya mulai melakukan aksi tegas, salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah adalah digalakkannya operasi militer terhadap kaum komunis di Madiun. Setelah berakhirnya peristiwa pemberontakan PKI Madiun 1948, berbagai tanggapan mengenai peristiwa itu pun muncul. Presiden Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 28 Oktober 1948 sekaligus memperingati hari sumpah pemuda, mengatakan bahwa pemberontakan tersebut terjadi karena mereka tidak berdiri lagi pada dasar Pancasila.

Gagalnya gerakan revolusioner milik PKI disebabkan oleh berbagai hal yakni, ketidaksesuaian antara tujuan dan pelaksanaannya, kekurangan kekuatan penanaman ideologi pada tubuh kaum komunis, sistem militer yang kurang memadai, adanya oknum komunis yang memiliki sifat fanatik.

D. Tantangan, Krisis, dan kemunculan Orde Lama 1959-1965

Pada awal tahun 1960an Sukarno berhasil membubarkan parlemen dan kontituante, kemudian berhasil mengambil alih kekuasaan yang kemudian membawa Indonesia mengambil langkah-langkah menuju suatu bentuk pemerintahan yang oleh soekarno dinamakan “Demokrasi Terpimpin”. Pada tahun 1959 situasi politik semakin rumit dan mengkristal antara Militer, PKI dan juga Sukarno sendiri. Soekarno memberikan penekanan dan juga menghendaki persatuan antara nasionalisme, islam dan marxis. tema itu dinamakan doktrin nasakom (dari nasionalisme, agama dan komunisme) bahwa doktrin ini mengandung PNI nasionalisme, NU untuk agama sedangkan PKI untuk komunisme. Ketiga golongan tersebut akan sama-sama berperan dalam segala tingkatan, sehingga mereka menghasilkan suatu system yang antara lain koalisi pusat yang terdapat di jawa. Karena PNI dan NU sudah benar-benar terwakili, ada satu masalah yang ditimbulkan oleh Nasakom pada tahap ini dimasukkanya para menteri PKI kedalam tubuh Kabinret Presiden. Inilah yang tidak disetujui oleh pihak militer2

E. Konfrontasi dan Kestabilan Politik

Hubungan Indonesia dengan Malaya bersifat ambivalen sejak kemerdekaan Malaya pada tahun 1957. Banyak pemimpin Indonesia bahwa Malaya belum benar-benar merdeka karena masih banyak pangkalan Inggris yang berada disana, hal ini membuka peluang

(18)

komunitas Cina yang dinamis dari Singapura untuk mendominasi Negara baru itu. Pada tanggal 16 Sebptember 1963 di umumkan bahwa Malaysia yang terbentuk ini merupakan penghinaan besar terhadap Indonesia. Pada tanggal 23 September 1963 Sukarno menyerukan “Ganyang Malaysia” Cina dan Uni Soviet memuji kebijakan Sukarno. Pada akhir tahun 1963, PKI melancarkan “Aksi Sepihak” guna memanfaatkan undang-undang Land Refrom dari tahun 1959-1960. Perasaan Anti Amerika Semakin bergelora pada tahun 1964. Sukarno melakukan Kerja sama dengan Cina pada tahun 1964. Pada bulan Mei tahun 1965 Cina datang ke Indonesia untuk meminta kepasa Sukarno dibuatkan Angkatan ke lima. Aidit menyarankan agar Angkatan kelima berisi buruh dan tani. A. Yani dan Nasution mengulur waktu tentang angkatan ke lima pada bulan tanggal 31 Mei 1965. Pada bulan tanggal 9 Agustus 1965 Singapura lepas dari Malaysia. Pada pidatonya tanggal 17 Agustus Sukarno menyatakan Poros Jakarta-Phonomphen-Hanoi-Beijing-Pyongyang yang anti imperialisme. Pada tanggal 27 September A. Yani mewakili angkatan darat menyatakan tidak setuju dibuatkan nya “angkatan kelima” atau nasakomisasi militer dalam artian structural.

F. Gerakan 30 September dan Peralihan Kekuasaan

Pada tanggal 30 September 1965, malam itu 7 Jendral di culik. Usaha Kudeta bermarkas di pangkalan Halim Perdanakusuma. Pada tanggal 1 Oktober Suharto memegang kendali atas Militer. Pada tanggal 2 Oktober 1965 PKI bergerak dan usaha-usaha mendukung gerakan 30 September. Pada tanggal 2 Otober dibawah komando Suharto mulai menyelidiki G30S. Secara prematur Suharto Menyatakan bahwa pelaku dalang G30S adalah PKI. Supersemar menjadi anti Klimaks dari dunia panggung politik ini. Pada tanggal 12 Maret 1966 Suharto membubarkan Partai PKI dan membrantas anggota-anggota PKI di seluruh Indonesia.

G. Situasi Politik Pasca G30S

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan PPIP tingkat kebocoran dana sangat kecil, karena bantuan langsung diserahkan kepada masyarakat dan pengelolaan dilakukan oleh OMS.. Bahkan, setelah melakukan

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Tulungagung Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

SNI ISO 105-C06(2010)-tentang ketahanan luntur warna terhadap pencucian Salah satu syarat penting dari suatu bahan tekstil adalah sifat daya tahan luntur warnanya pada

Grafik-grafik distribusi tegangan hoop pada pipa utama dan pipa cabang yang diperoleh pada orientasi β = 0 o disajikan pada gambar 3 dan 4 untuk rasio diameter pipa

Melalui hasil penelitian dapat diketahui bahwa Peranan POLRI dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Senjata Api oleh Masyarakat Sipil di Kota Surakarta, dalam hal ini

Memasuki tahun 2008, peningkatan harga komoditas internasional mulai Memasuki tahun 2008, peningkatan harga komoditas internasional mulai mempengaruhi perekonomian daerah

[r]

dilakukan review artikel dengan tujuan penelitian untuk memberikan tinjauan umum terkait pembelajaran online pada masa pandemic COVID-19 di Indonesia.. Ini penting