• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anggaran Sektor Publik PERTEMUAN IV Dr Rilla Gantino, SE., AK., MM Akt-FEB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Anggaran Sektor Publik PERTEMUAN IV Dr Rilla Gantino, SE., AK., MM Akt-FEB"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Anggaran Sektor Publik PERTEMUAN IV

(2)

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Mahasiswa memahami anggaran sektor publik :

Proses Akuntansi Manajemen di SPKonsep Anggaran Sektor Publik

Siklus anggaran

Jenis - jenis anggaran

(3)

Akuntansi sbg alat

Perencanaan dan

Pengendalian

Informasi Akuntansi dalam proses

perencanaan

Tahap

dalam

perencanaan

dan

pengendalian

 Perencanaan atas tujuan dasar  Perencanaan Operasional

 Budgeting (Penganggaran)

 Pengendalian dan Pengukuran

(4)

1. Perencanaan Tujuan Dasar (aim

and objectives)

2. Perencanaan

Operasional

3. Budgeting

4. Pengendalian dan Pengukuran 5.

Pelaporan, analisis, dan Umpan Balik

Revisi Tujuan

Revisi Perencanaan Operasional

Revisi Budget

(5)

Tujuan Dasar (Aim dan

Objectives)

Menyusun

tujuan

organisasi

keseluruhan

Sektor private, Proft or shareholder

wealth Maximisation

Sektor publik, statutory requirement,

(6)

Siklus Perencanaan dan

Pengendalian Manajemen

 Perencanaan Operasional

 Merinci Tujuan dasar dalam bentuk serangkaian target

yang harus dicapai dan kegiatan yang akan dilaksanakan

 Waktu bervariasi antara satu sampai lima tahun kedepan  Financial dan non fnancial terms

 Budgeting

 Identifkasi atas kegiatan jangka pendek, yang

diwujudkan dalam fnancial terms menjadi anggaran/budget

 Pengendalian dan Pengukuran

 Pada Sektor Publik, Output measurement sulit

dibandingkan input measurement

 Membandingkan hasil yang dianggarkan dan hasil

sebenarnya

 Pelaporan, Analisis, dan Umpan Balik

(7)

Pengertian Anggaran

 Menurut Freeman (2003) anggaran adalah sebuah

proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya kepada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited demands).

 Anggaran dapat diartikan juga sebagai pernyataan

mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran fnansial

 Selain itu, anggaran juga merupakan rencana fnansial

yang menyatakan :

 Rencana – rencana organisasi untuk melayani

masyarakat atau aktivitas lain yang dapat mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan

 Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam

merealisasikan rencana tersebut

 Perkiraan sumber – sumber mana saja yang akan

(8)

Fungsi Anggaran

Alat perencanaan

, agar organisasi tahu

apa yang harus dilakukan dan ke arah

mana kebijakan dibuat

Alat pengendalian

, untuk menghindari

pengeluaran yang terlalu besar atau

penggunaan dana yang tidak semestinya

Alat kebijakan

, agar organisasi dapat

menentukan arah atas kebijakan tertentu

Alat

politik

,

Merupakan

komitmen

(9)

Fungsi Anggaran

Alat koordinasi dan komunikasi

, agar

bagian/unit

kerja

yang

lain

dapat

mengetahui apa yang harus dilakukan dan

apa yang akan dilakukan

Alat penilaian kinerja

, merupakan

ukuran apakah suatu bagian/unit kerja

telah memenuhi target yang ditetapkan

Alat motivasi,

alat komunikasi yang

(10)

Prinsip Penyusunan

Anggaran

 Otorisasi oleh legislatif

 Komprehensif/menyeluruh

 Keutuhan, artinya semua penerimaan dan

pengeluaran tercakup dalam satu dana umum

Nondiscretionary apropriasi, jumlah yang

disetujui legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis.

 Periodik  Akurat  Jelas

(11)

Jenis-jenis Anggaran

 Berdasarkan jenis aktivitas: anggaran operasional dan

anggaran modal (current budget vs capital budgets)

 Berdasarkan status hukumnya: anggaran tentative

dan anggaran enacted (tentative budget vs enacted budget)

 Berdasarkan tujuan penggunaan dana: anggaran dana

umum dan anggaran dana khusus (general budget vs special budgets)

 Berdasarkan jumlah appropriasi belanja: anggaran

tetap dan anggaran feksibel (fixed budget vs flexible budget)

 Berdasarkan penyusunnya: anggaran eksekutif dan

(12)

Anggaran operasional dan

anggaran modal

Anggaran operasional (current budget) adalah anggaran yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan dalam menjalankan operasi sehari-hari dalam kurun waktu satu tahun. Anggaran ini dapat dikelompokkan juga sebagai Revenue Expenditure

(Pengeluaran yang bersifat rutin dan jumlahnya kecil)

(13)

Anggaran tentatif dan

anggaran enacted

Anggaran tentatif (tentative budget) adalah anggaran yang tidak memerlukan pengesahan dari lembaga legislatif karena kemunculannya yang dipicu oleh hal-hal yang tidak direncanakan sebelumnya.

(14)

Anggaran dana umum dan

anggaran dana khusus

Anggaran dana umum (general budget)

adalah anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang bersifat umum dan sehari-hari

Anggaran dana khusus (special budget)

adalah anggaran yang

(15)

Anggaran tetap dan

anggaran feksibel

Dalam anggaran tetap (fixed budget), appropriasi belanja sudah ditentukan jumlahnya di awal tahun anggaran. Jumlah tersebut tidak boleh dilampaui meskipun ada pertambahan jumlah kegiatan. Digunakan untuk mengontrol pengeluaran/biaya

(16)

Anggaran eksekutif dan

anggaran legislatif

Anggaran eksekutif (executive budget), yaitu anggaran yang disusun oleh lembaga eksekutif, dalam hal ini pemerintah.

Anggaran legislatif (legislative budget), yaitu anggaran yang disusun oleh lembaga legislatif tanpa melibatkan pihak eksekutif.

Anggaran bersama (joint budget), yaitu anggaran yang disusun secara bersama-sama antara lembaga eksekutif dan legislatif.

Anggaran komite (committee budget),

(17)

Siklus Anggaran

Persiapan (Preparation)

Persetujuan (Enactment)

Administrasi (Administration) Pelaporan

(Reporting) Pemeriksaan

(18)

Siklus Anggaran - Persiapan

(

preparation

)

 Bagian anggaran menyiapkan format anggaran

yang akan dipakai,

 Berdasarkan format anggaran tersebut,

masing-masing unit di pemerintahan mengajukan anggaran di unit masing-masing,

 Bagian anggaran akan melakukan konsolidasi

terhadap anggaran masing-masing bagian/unit kerja

 Anggaran konsolidasi ini kemudian direview dan

diadakan dengar pendapat

 Persetujuan terhadap anggaran tersebut oleh

(19)

Siklus Anggaran - Persetujuan

lembaga legislatif (

legislative

enactment

)

 Anggaran yang telah disetujui oleh Kepala Pemerintahan diajukan ke lembaga legislatif  Lembaga legislatif (terutama komite

anggaran) akan mengadakan pembahasan guna memperoleh pertimbangan-pertimbangan untuk menyetujui atau menolak anggaran tersebut. Selain itu, akan diadakan juga dengar pendapat (public hearing)

(20)

Siklus Anggaran - Administrasi

administration

)

Tahapan ini merupakan tahapan setelah anggaran yang diajukan oleh eksekutif telah disetujui oleh legislatif

Pelaksanaan anggaran dimulai dari pengumpulan pendapatan yang ditargetkan maupun pelaksanaan belanja yang telah direncanakan.

(21)

Siklus Anggaran - Pelaporan

(

reporting

)

Pada akhir periode atau pada

waktu-waktu

tertentu

yang

ditetapkan

(22)

Siklus Anggaran - Pemeriksaan

(

post-audit

)

Laporan

yang

diberikan

atas

pelaksanaan

anggaran

kemudian

diperiksa (diaudit) oleh sebuah lembaga

pemeriksa independen.

Hasil

pemeriksaan

akan

menjadi

(23)
(24)

Pendekatan Penyusunan

Anggaran

Pendekatan Tradisional

Pendekatan Kinerja

Pendekatan

Sistem

Perencanaan,

Program

dan

Anggaran

Terpadu

(

Planning, Programming, and Budgeting

System—

PPBS)

Anggaran Berbasis Nol

(

Zero Based

(25)

Pendekatan Tradisional

Dua ciri utama dalam pendekatan tradisional adalah:

Penyusunannya berdasarkan pos-pos

belanja, dimana anggaran ditampilkan dalam perspektif sifat dasar dari sebuah pengeluaran atau belanja

Penggunaan konsep inkrementalisme,

(26)

Pengajuan permintaan anggaran dari pihak lembaga yang memerlukan kepada ketua eksekutif dan anggaran tersebut dirinci berdasarkan jenis pengeluaran yang hendak dibuat.

 Anggaran dari berbagai lembaga ini lalu

dikonsolidasi oleh kepala eksekutif dan hasilnya kemudian diajukan ke lembaga legislatif dengan menggunakan perincian yang sama dengan anggaran yang diajukan sebelumnya oleh lembaga-lembaga di bawahnya.

 Setelah merevisi jumlah permintaan anggaran, pihak legislatif kemudian menuliskan jumlah anggaran yang disetujui. Data-data mengenai program atau kinerja mungkin dimasukkan dalam anggaran, namun hanya sebagai suplemen atau pendukung dari permintaan anggaran yang dirinci dengan menggunakan metode tradisional tersebut.

(27)

Per orang Jumlah Total

Belanja Gaji

1 Kepala polisi 3.000.000 3.000.000

2 Kapten polisi 2.000.000 4.000.000

8 Staf administrasi 1.000.000 8.000.000 15.000.000

Belanja Persediaan

Persediaan kantor 4.000.000

Peralatan kebersihan 2.000.000

Bahan bakar 9.500.000

Seragam 2.000.000

Lain-lain 1.000.000 18.500.000

Belanja Makanan 7.500.000

Belanja Perjalanan 5.600.000

Belanja Lain-lain 1.400.000

Total Anggaran 48.000.000

(28)

 Sederhana, mudah dipersiapkan serta

dimengerti oleh orang yang berkepentingan.

 Cocok dengan pola akuntansi

pertanggungjawaban (responsibility accounting).

 Hampir semua pengeluaran memiliki sifat

tidak terhindarkan.

 Mudah dibandingkan dengan data tahun

sebelumnya.

 Karena aktivitas merupakan dasar dari unit

organisasi, biaya dari setiap aktivitas akan terakumulasi sebagai biaya dari unit organisasi yang bersangkutan.

(29)

 Tidak menyediakan dasar informasi yang memadai bagi pembuat keputusan.

 Terlalu berorientasi pengendalian dan kurang memerhatikan proses perencanaan dan evaluasi.

 Memberikan perhatian lebih pada jangka pendek dibandingkan jangka panjang

 Keputusan perencanaan penting cenderung diawali di tingkat manajemen terbawah di organisasi dan kemudian naik ke tingkat di atasnya.

Konsekuensinya???

 Lembaga legislatif diberikan rincian dari daftar pengeluaran (object of expenditure) dan tidak diberikan data mengenai fungsi, program, aktivitas, dan output dari lembaga legislatif.

 Mendorong pengeluaran daripada penghematan.

(30)

Pendekatan Kinerja

 Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi

berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.

 Pendekatan ini menggeser penekanan

penganggaran dari sebelumnya yang sangat menekankan pos belanja (object of expenditure) kepada kinerja terukur dari aktivitas dan program kerja.

 Fokus utama dari pendekatan ini adalah pada

(31)

 Akun akun dalam anggaran diklasifkasikan

berdasarkan fungsi dan aktivitas dan juga berdasarkan unit organisasi dan rincian belanja.

 Aktivitas diukur guna mendapatkan efsiensi

maksimum dan untuk mendapatkan standar biaya.

 Anggaran untuk periode yang akan datang

didasarkan atas biaya per unit standar dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan harus dilakukan pada periode tersebut. Total anggaran untuk suatu lembaga adalah jumlah dari perkalian dari biaya standar per unit dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan pada periode yang akan datang.

(32)
(33)

 Penekanan pada dimasukkannya deskripsi

secara naratif dari setiap aktivitas di setiap anggaran yang diajukan.

 Anggaran disusun berdasarkan aktivitas, dengan

permintaan yang didukung oleh estimasi biaya dan pencapaian yang diukur secara kuantitatif.

 Penekanannya pada kebutuhan untuk mengukur

output dan juga input.

 Menyediakan kepala eksekutif pengendalian

yang lebih terhadap bawahannya.

 Menekankan pada aktivitas yang memakai

anggaran daripada berapa jumlah anggaran yang terpakai.

(34)

 Hanya sedikit staf anggaran atau akuntansi

yang memiliki kemampuan memadai untuk mengidentifkasi unit pengukuran dan melaksanakan analisis biaya.

 Kadang kala, aktivitas langsung diukur

biayanya secara detil dan dilakukan pengukuran secara detil lainnya tanpa adanya pertimbangan memadai yang diberikan kepada perlu atau tidaknya aktivitas itu sendiri. Dengan kata lain, tidak ada pertimbangan untuk menentukan apakah aktivitas tersebut merupakan alat terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.

(35)

Pendekatan PPBS

Planning, Programming and Budgeting System:

”Suatu anggaran di mana pengeluaran secara primer dikelompokkan dalam aktivitas-aktivitas yang didasarkan pada program kerja dan secara sekunder didasarkan pada jenis atau karakter objek di satu sisi dan kinerja di sisi lainnya.”

Merupakan konsep luas yang memandang bahwa penyusunan anggaran bukanlah proses terpisah yang berdiri sendiri melainkan sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari proses perencanaan

dan perumusan program kegiatan suatu

(36)
(37)

 Berfokus pada identifkasi perencanaan

strategis organisasi dan menghubungkan semua aktivitas dengan perencanaan strategis tersebut.

 Implikasi di tahun tahun mendatang telah

diidentifkasi secara eksplisit.

 Semua biaya yang timbul telah

dipertimbangkan.

 Analisis sistematis dari alternatif dilakukan

(misalnya berupa analisis biaya-manfaat, analisis sistem dan riset operasi)

(38)
(39)

 Penekanan di perencanaan jangka panjang di mana tujuan utama dan tujuan jangka menengah

dinyatakan secara eksplisit dan biaya serta manfaat dari alternatif tindakan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut dievaluasi secara eksplisit. Dalam bentuk kuantitatif sepanjang memungkinkan dan secara naratif di semua kasus.

 Mengasumsikan bahwa semua program akan dievaluasi secara tahunan, jadi program yang “jelek” akan dibuang dan program baru akan ditambahkan.  Keputusan mengenai program dibuat pada tingkat

manajemen puncak untuk tujuan harmonisasi dan kesesuaian dengan rencana strategis untuk kemudian unit organisasi di bawahnya diharapkan untuk menyesuaikan aktivitas mereka untuk memenuhi tujuan dan sasaran yang telah disepakati.

(40)

 Cukup sulit untuk membuat pernyataan yang bermakna dan

eksplisit mengenai tujuan dan sasaran pemerintah yang dapat disetujui secara bersama oleh mereka yang berkepentingan.

 Periode waktu yang dipertimbangkan cukup relevan bagi

pejabat yang dipilih mungkin terbatas pada masa jabatannya yang tersisa.

 Seperti juga anggaran kinerja, PPBS mengasumsikan adanya

basis data (database) yang memadai dan kemampuan analitis yang siap untuk digunakan oleh organisasi sektor publik.

 Pengukuran yang bersifat objektif lebih menjadi masalah

dalam PPBS dibandingkan dalam pendekatan kinerja sebab baik biaya maupun manfaat dalam periode beberapa tahun, harus dapat diperkirakan.

 Berfokus pada program dan kegiatan yang selaras dengan

perencanaan strategis. Fokus ini sering kali berbeda dengan orientasi unit organisasi yang masih mempunyai paradigma tradisional (object of expenditure) baik legislatif maupun eksekutif.

(41)

Anggaran Berbasis Nol

(

Zero Based Budgeting—

ZBB)

 Pendekatan pembuatan anggaran ini adalah

bahwa setiap aktivitas atau program yang telah diadakan di tahun-tahun sebelumnya tidak secara otomatis dapat dilanjutkan.

 Setiap aktivitas harus dievaluasi setiap tahun

(42)

 Dapat membuat adanya review secara tahunan dari

semua program, aktivitas, dan pengeluaran.

 Menghemat biaya dengan mengidentifkasi dan

menghilangkan program yang sudah ketinggalan zaman atau pemberian jasa yang amat tinggi yang tidak diperlukan.

 Memfokuskan perhatian pada biaya dan manfaat dari

jasa yang diberikan.

 Mendorong pencarian cara baru untuk menyediakan

jasa dan mencapai tujuan organisasi.

 Meningkatkan kemampuan manajemen untuk

merencanakan dan mengevaluasi.

 Memberikan justifkasi yang lebih baik untuk

penyediaan anggaran.

 Meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat oleh

(43)

 Memerlukan banyak sumber daya seperti

dokumen-dokumen, menyita banyak waktu dari staf dan juga merepotkan karena harus mengidentifkasikan dan membuat ranking dari unit-unit keputusan.

 Sulit mendapatkan data yang diperlukan untuk

menghitung biaya dari aktivitas alternatif untuk mencapai tujuan organisasi.

 Ada faktor-faktor lain, misalnya pemerintah

telah memutuskan secara resmi untuk tetap menyediakan sejumlah tertentu dari anggaran untuk jasa tertentu, walaupun ZBB merekomendasikan bahwa jasa tersebut dihapus saja.

(44)

Latar Belakang KPJM

 Tidak jelasnya keterkaitan antara kebijakan,

perencanaan, dan penganggaran.

 Rendahnya kinerja penyediaan pelayanan

masyarakat karena penekanan diberikan pada kontrol terhadap input bukan pada pencapaian output dan outcomes, serta kurang memperhatikan prediktabilitas dan kesinambungan dari pendanaannya.

 Kurangnya disiplin fskal karena total belanja

(45)

Defnisi KPJM

PP 21/2004

pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam

(46)

Contoh KPJM tahun 2006 -

2008

Tahun anggaran berjalan

Tahun anggaran yang

sedang disusun Prakiraan Maju 2007-2008

Y O 2005

Y + 1 2006

Y + 2 2007

Referensi

Dokumen terkait

tepat sekali anda berkunjung ke halaman ini karena disinilah anda akan mendapatkan Pengobatan luka lecet atau sariawan pada kemaluan wanita atau vagina yang terbuat dari 100%

Hubungan balok dan kolom menyatu sehingga nilai Mpj adalah nilai terkecil di antara. M pc dan

Banyak sekali khasiat yang didapat dari obat ini untuk mengobati sipilis kencing nanah gonore, antara lain :Gang Jie dan Gho Siah mengandung antibiotik dan antiviral alami,

Untuk memperoleh daktilitas yang tinggi pada struktur gedung tinggi yang direncanakan, harus diupayakan agar sendi-sendi plastis yang terbentuk akibat beban gempa maksimum

Gejala Sipilis Fase Sekunder - Sipilis Sekunder ditandai dengan ruam yang menyebar yang seringkali muncul di telapak tangan dan tumit kaki, selain itu

In addition to his academic experience, his professional experience includes work within the air, space, and defense sectors, serving as primary subject matter expert on a

[r]

Windows Firewall with Advanced Security offers many more options for administrators, including configuring their own inbound, outbound, and connection security rules,