• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen stres menghadapi tuntutan hidu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "manajemen stres menghadapi tuntutan hidu"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata stres biasa digunakan untuk mengartikan reaksi seseorang dalam

mengahadapi suatu masalah. Stres bisa timbul akibat hal-hal sepele. Misalnya,

terjebak keadaan macet. Kejadian lebih serius dapat mengubah hidup seseorang,

misalnya kematian orang terdekat atau orang tercinta. Stress kerap kali disebut

sebagai penyebab masalah kesehatan nomor satu. Walau stress itu sendiri tak

dapat menyebabkan kematian, pengaruhnya bisa membuat kematian. Banyak

hal yang dapat menyebabkan stress dalam kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda

stress dapat muncul di tubuh dengan berbagai bentuk. Gejala-gejala stres

mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan

atau sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan

diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan

indikasi-indikasi dari gelaja stres. Stres sebenarnya positif bagi kita, asalkan

dalam porsi sedang-sedang saja, karena bisa membangkitkan sistem kekebalan

dan mengasah otak.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini masalah yang akan di kaji adalah, sebagai berikut : 1. Apakah Stres Itu ?

2. Apa saja Model – Model Stres ?

3. Mengetahui Sumber – sumber Stres, Gejala – gejala Stres dan Strategi Manajemen Stres ?

4. Mengetahui Hubungan Stres dengan Penyakit ? 1.3. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian stres

2. Untuk mengetahui gejala-gejala stres beserta modelnya

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya stress

4. Untuk mengetahui dampak negatif dan positif stres bagi kesehatan tubuh

5. Untuk mengetahui strategi untuk mengatur stres dalam suatu perusahaan

(2)

Dalam penyususnan makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu tinjauan pustaka dan media internet dan buku yang ber tajuk tentang stres. Kami mencari sumber dari berbagai media tersebut sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Manajemen Stres : Menghadapi Tuntutan Hidup dan Pekerjaan “

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRES

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Adapun pengertian stres menurut beberapa ahli1, yakni :

1. Menurut Robbins

stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

2. Handoko

stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

3. Hans Selye

Stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.

B. MODEL - MODEL STRES

(3)

Akar dan dampak stress dapat dipelajari dari sisi medis dan model teori perilaku. Model stress ini dapat digunakan untuk membantu pasien mengatasi respons yang tidak sehat dan tidak produktif terhadap stressor.

1. MODEL BERDASARKAN RESPON

Model stress ini menjelaskan respons atau pola respons tertentu yang dapat mengidentifikasikan stressor. Model stress yang dikemukakan oleh Selye, 1976, menguraikan stress sebagai respons yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang dihadapinya. Stress ditunjukkan oleh reaksi fisiologis tertentu yang disebut sindrom adaptasi umum ( general adaptation syndrome-GAS )

2. MODEL BERDASARKAN ADAPTASI

Model ini menyebutkan empat faktor yang menentukan apakah suatu situasi menimbulkan stress atau tidak ( Mechanic, 1962 ), yaitu:

1 . Kemampuan untuk mengatasi stress, bergantung pada pengalaman seserang dalam menghadapi stress serupa, system pendukung, dan persepsi keseluruhan terhadap stress.

2. Praktik dan norma dari kelompok atau rekan-rekan pasien yang mengalami stress. Jika kelompoknya menggap wajar untuk membicarakan stressor, maka pasien dapat mengeluhkan atau mendiskusikan hal tersebut. Respons ini dapat membantu proses adaptasi terhadap stress.

3. Pengaruh lingkungan social dalam membantu seseorang menghadapi stressor. Seorang mahasiswa yang resah menghadapi hasil ujian akhirnya yang pertama dapat mencari pertolongan dosennya. Dosen dapat memberikan penilaian dan selanjutnya memberikan referensi kepada asisten dosen tertentu yang menurutnya mampu membantu kegiatan belajar mahasiswa tersebut. Dosen dan asisten dosen dalam contoh ini merupakan sumber penurun tingginya stressor yang dialami mahasiswa tersebut.

4. Sumber daya dapat digunakan untuk mengatasi stressor. Misalnya, seorang penderits sakit yang kurang mampu dalam hal keuangan dapat memperoleh bantuan tunjangan Askes dari perusahaan tempatnya bekerja untuk kemudian berobat di rumah sakit yang memadai. Hal ini mempengaruhi cara pasien untuk mendapatkan askes ke sumber daya yang dapat membantunya mengatasi stresir fisiologis.

3. MODEL BERDASARKAN STIMULASI

Model ini berfokus pada karakteristik yang bersifat menggangu atau merusak dalam lingkungan. Riset klasik yang mengungkapkan stress sebagai stimulus telah menghasilkan skala penyesuaian ulang sosial, yang mengukur dampak dari peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan seseorang terhadap penyakit yang dideritanya (Holmes dan Rahe, 1976). Asumsi-asumsi yang mendasari model ini adalah:

1. Perisrtiwa-peristiwa yang mengubah hidup seseorang merupakan hal normal yang membutuhkan jenis dan waktu penyesuaian yang sama.

2. Orang adalah penerima stress yang pasif; persepsi mereka terhadap suatu peristiwa tidaklah relevan.

3. Semua orang memiliki ambang batas stimulus yang sama dan sakit akan timbul setelah ambang batas tersebut terlampaui.

(4)

Model ini memandang orang dan lingkungannya dalam hubungan yag dinamis, resiprokal, dan interaktif. Model ini dikembangkan oleh Lazarus dan Folkman ini menganggap stressor sebagai respons perceptual seseoarng yang berakar dari proses dan kognitif. Stress berasal dari hubungan antara orang dan lingkungannya

C. SUMBER - SUMBER STRES

Berdasarkan sumbernya, stres di bagi menjadi dua yaitu : 1. SUMBER STRES INTERNAL ( dari diri sendiri ) meliputi,

a. Penyakit

Menderita penyakit membawa tekanan serta tuntutan fisik dan psikologi pada orang yang menderitanya. Tinggi rendah dan berat ringanya tuntutan tergantung dari macam penyakit. Penyakit ringan pada umumnya mendatangkan stres yang pada umumnya mengakibatkan kadar stres yang lebih berat.

b. Konflik

Menurut slamet dan Markam bahwa konflik terjadi apabila suatu objek tujuan mempunyai nilai ganda bagi seseorang. Dalam proses memilih salah satu tujuan inilah yang mengakibatkan terjadinya konflik. Ada tiga jenis konflik yang mengakibatkan timbulnya sumber-sumber stres, yaitu : mendekat-mendekat ( aproach –aproach ), konflik menjauh – mendekat-mendekat ( avoidance – aproach), dan konflik menjauh menjauh( avoidance – avoidance )

c. Frustasi

Frustasi adalah suatu keadaan terhambat dalam mencapai tujuan hal ini telah di kemukakan oleh Slamet dan Markam. Definisi lain mengatakan bahwa frustasi adalah kegagalan dalam usaha memuaskan kebutuhan – kebutuhan atau dorongan naluri, sehingga timbul kekecewaan. Frustasi timbul bilamana suatu niat atau usaha terhalang dengan rintangan- rintangan yang tidak bisa terselesaikan yang menghambat kemajuan suatu cita – cita yang hendak di capai. Contoh sumber rintangan dari luar, yakni: kelaparan, kemarau, kematian. Sumber rintangan dari dalam, yakni: lelah, cacat mental, rasa rendah diri.

d. Krisis

Krisis adalah perubahan atau peristiwa yang timbul mendadak dan menggoncangkan keseimbangan seseorang di luar jangkauan daya penyesuaian sehari-hari. Misalnya: krisis dibidang usaha, hubungan keluarga dan lain-lain.

e. Tekanan

Stres juga dapat di timbulkan dari sebuah tekanan yang berhubungan dengan tanggung jawab yang besar yang harus di tanggunganya. Contohnya, dari dalam diri sendiri : cita –cita, kepala keluarga, dan lain-lain. Dan dari luar : istri yang terlalu menuntut, orang tua yang menginginkan anaknya berprestasi. 2. SUMBER STRES EKSTERNAL ( dari luar dari individu ) meliputi,

a. Keluarga

(5)

b. Di dalam komunitas dan lingkungan

Individu mempunyai dua lingkungan, yang pertama adalah lingkungan kerja dan yang kedua lingkungan hidup di sekitarnya.

1. Lingkungan kerja

Lingkungan juga dapat menjadi sumber strestermasuk lingkungan kerja. Misalnya, tuntutan kerja yang di luar kemampuan, tanggung jawab kerja yang besar, lingkungan fisik kerja, rasa kurang memiliki pengendalian, hubungan antara rekan kerja yang buruk, kurang pengakuan dan peningkatan jenjang karir, rasa kurang aman dalam kerja, mutasi, pemutusan hubungan kerja.

2. Lingkungan hidup

Seseorang juga bisa terkena stres yang muncul di tempat yang padat dimana ia tinggal. Karena tempat yang berjubel tersebt bisa penuh suara bising, kekurangan tempat bergerak dan menarik nafas segar serta menggangu privasi. Tetapi lingkungan yang tidak padatpun juga berpotensi menimbulkan stres bilamana di sekitar tempat tinggal kita tidak adanya sebuah interaksi apapun misalnya, sunyi dan sepi.

c. Hubungan interpersonal

Hubungan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami konflik. Misalnya, konflik bersama kekasih, konflik antara atasan dan bawaan. d. Keuangan

Masalah keuangan ( kondisi sosial ) yang tidak sehat. Misalnya, pendapatan lebih rendah dari pengeluaran, terliabat hutang, kebangkrutan usaha, dan soal warisan.

e. Hukum

Keterlibatan seseorang dengan masalah hukum dapat merupakan sumber stres. Misalnya, tuntutan hukum, pengadilan, penjara.

f. Perkembangan

Yanga di maksudkan perkembangan di sini adalah masalah perkembangan baik fisik maupun mental seseorang. Misalnya, masa remaja, masa dewasa, usia lanjut.

g. Lain-lain

Stressor kehidupan lainya. Misalnya, bencana alam, kebakaran, perkosaan, kehamilan di luar nikah. 2

D. GEJALA – GEJALA STRES

Beberapa gejala dan tanda-tanda umum dari stres adalah sebagai peringatan atau alarm untuk Anda sadari, semakin banyak tanda dan gejala yang terjadi pada diri Anda, semakin dekat Anda mengalami stres yang berat. Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain:

1. Gejala Psikis (Kognitif dan Emosi)

(6)

o Masalah memori

o Ketidakmampuan atau kurang konsentrasi

o Melihat hanya dari sisi negatif

o Pikiran-pikiran cemas dan tertekan

o Kekhawatiran yang meningkat dan terus menerus

o Murung dan gelisah

o Mudah ??marah

o Ketidakmampuan untuk relaks

o Merasa kewalahan

o Rasa kesepian dan isolasi

o Depresi dan frustrasi

o Mudah menyalahkan orang lain

o Sinis dan kasar

o Perasaan bersalah yang berlebihan

o Kekhawatiran atas kesehatan yang berlebih

o Merasa gagal

o Perasaan takut

o Keputusasaan / ketidakberdayaan

o Kritis diri atau orang lain

o Ketidaksabaran

o Keragu-raguan

o Hilangnya kepercayaan

o Rendah diri dan kurang percaya diri

(7)

o Perubahan suasana hati

o Berpikir pesimis

o Sensitif terhadap kritik

o Tegang 2. Gejala Fisik

o Sakit kepala

o Sakit dan nyeri otot

o Nyeri dada, denyut jantung cepat

o Kehilangan gairah seks

o Sering pilek/flu

o Sesak napas

o Diare / sembelit

o Ulu hati sakit

o Mulut kering

o Keringat berlebih

o Kelelahan

o Terengah-engah

o Gangguan pencernaan

o Asam lambung tinggi

o Impotensi

o Mual

o Palpitasi

o Pre menstrual syndrome

(8)

o Ketegangan sakit kepala

o Kesemutan di tangan/kaki

o Tremor di tangan/kaki

o Berat badan naik atau turun 3. Gejala Perilaku

o Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit

o Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit

o Mengisolasi diri dari orang lain

o Menunda-nunda atau mengabaikan tanggung jawab

o Menggunakan alkohol, rokok, atau obat-obatan untuk bersantai

o Kebiasaan saraf (misalnya menggigit kuku, mondar-mandir)

o Agresif

o Mudah sedih dan menangis

o Penurunan atau peningkatan seksualitas

o Kesulitan menjalin hubungan

o Kegiatan dilakukan dengan terburu-buru

o Perjudian

o Perilaku bermusuhan

o Menghindari Kontak mata

o Kebersihan pribadi kurang

o Tidak memperhatikan penampilan diri

o Manajemen waktu yang buruk

o Penarikan diri dari hubungan

(9)

Perlu diingat bahwa tanda-tanda dan gejala stres juga dapat disebabkan oleh masalah psikologis dan medis lainnya. Jika Anda mengalami salah satu dari tanda-tanda peringatan stres, penting untuk periksa ke dokter untuk evaluasi penuh, apakah memang penyakit medis atau memang gejala Anda yang terkait dengan stres.3

E. HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN PENYAKIT

Pengobatan modern sudah mempelajari hubungan kesehatan fisik dengan kondisi kejiwaan seseorang. Berbagai macam penyakit, termasuk sakit perut, gatal-gatal, dan bahkan penyakit jantung, terkait dengan efek stres emosional. Lalu bagaimana dengan hubungan stres dengan daya tahan tubuh itu sendiri? Mempelajari hubungan antara stres dan sistem kekebalan tubuh merupakan tantangan yang sulit. Hal ini dikarenakan stres sulit ditentukan standarnya. Apa yang mungkin menyebabkan stres bagi satu orang belum tentu bagi yang lain.

Ketika orang dihadapkan pada situasi yang mereka anggap membuat stres, sulit bagi mereka untuk mengukur berapa banyak stres yang mereka rasakan, dan sulit bagi ilmuwan untuk mengetahui apakah kesan subjektif seseorang dalam jumlah stres yang akurat. Ilmuwan hanya dapat mengukur hal-hal yang mungkin mencerminkan stres, seperti berapa kali jantung berdetak setiap menit, namun langkah-langkah tersebut juga dapat mencerminkan faktor-faktor lainnya.Sejumlah peneliti terus meneliti hubungan antara stres dan fungsi kekebalan tubuh, tetapi sejauh ini bukan hubungan itu yang menjadi tujuan utama yang ingin diketahui dalam penelitian immunologi. Kalaupun ada, para peneliti pun kebanyakan menemukan kendala untuk melakukan “percobaan terkontrol” tingkat stres pada manusia. Dalam percobaan terkontrol, peneliti bisa mengubah satu faktor sehingga mengetahuipengaruhnya pada faktor lain. Sedangkan pengubahan satu faktor saja sangat sulit dilakukan pada manusia, terlebih untuk mengukur stres.Meskipun demikian, banyak peneliti yang melaporkan bahwa situasi stres dapat mengurangi berbagai aspek dari respon imun seluler.

Studi para ahli dari Ohio State University misalnya, menunjukkan bahwa stres psikologis mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan mengganggu komunikasi antara sistem saraf, endokrin (hormon) sistem, dan sistem kekebalan tubuh. Ketiga sistem"berbicara" satu sama lain menggunakan pesan-pesan kimiawi alami, dan harus bekerja dalam koordinasi yang erat untuk menjadi efektif. Tim peneliti dari Ohio State ini berspekulasi bahwa stres jangka panjang menyebabkan tubuh mengeluarkan hormonstres - terutama glukokortikoid dalam jangka panjang. Hormon-hormon ini mempengaruhi timus, tempat limfosit (salah satu sel imun) diproduksi, dan menghambatproduksi sitokin dan interleukin yang merangsang dan mengkoordinasikan aktivitas sel darah putih. Selain itu, berikuta dalah laporan dari beberapa peneliti lain:

• Orang yang merawat pasien Alzheimer rata-rata memiliki lebih tinggi kadar kortisol, suatu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal, dalam tubuhnya. Kadar kortisol yang lebih tinggi membuat antibodi lebih lemah dalam menanggapi vaksin influenza.

• Aktivitas sel T telah ditemukan lebih rendah pada pasien depresi dibandingkan dengan pasien tanpa depresi, dan pada pria yang berpisah atau bercerai dibandingkan dengan laki-laki yang sudah menikah.

(10)

• Empat bulan setelah berlalunya badai Andrew di Florida, orang-orang yang tinggal di lingkungan yang paling rusak berat menunjukkan berkurangnya aktivitas di beberapa pengukuran sistem kekebalan tubuh. Hasil serupa ditemukan dalam studi karyawan rumah sakit setelah gempa bumi di Los Angeles. Dengan melihat dari beberapa studi ini, mungkin ada hubungan antara stres dan daya tahan tubuh, namun keseluruhan studi belum menunjukkan hubungan sebab-akibat.4

F. HUBUNGAN STRES DENGAN PERFORMANSI KERJA

Stress dapat sangat membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah (disfungsional)atau merusak prestasi kerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stress mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stress. Telah cukup banyak penelitian yang menyelidiki hubungan antara stress dan prestasi kerja. Hubungan yang menunjukkan hubungan antara stress dan prestasi kerja disebut model stress-prestasi kerja. Dari model stress-prestasi kerja ini dapat disimpulkan beberapa point penting, antara lain:5

1.Bila tidak ada stress, tantangan-tantangan kerja juga tidak ada, dan prestasi kerja cenderung rendah.

2.Sejalan dengan meningkatnya stress, prestasi kerja cenderung naik, karena stress membantu karyawan untuk mengerahkan segalasumberdaya dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerja.

3.Bila stress telah mencapai “puncak”, yang dicerminkan kemampuan pelaksanaan kerja harian karyawan, maka stress tambahan akan cenderung tidak menghasilkan perbaikan prestasi kerja.

4.Akhirnya, bila stress menjadi terlalu besar, prestasi kerja akan mulai menurun, karena stress mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya, menjadi tidak mampu untuk mengambil keputusan-keputusan dan perilakunya menjadi tidak teratur. Akibat paling ekstrim, adalah prestasi kerja menjadi nol, karena karyawan menjadi sakit atau tidak kuat bekerja lagi, putus asa, keluar atau “melarikan diri” dari pekerjaan dan mungkin diberhentikan. G. STRATEGI MANAJEMEN STRESS

Cara terbaik untuk mengurangi stress adalah dengan menangani penyebab-penyebabnya. Sebagai contoh, departemen personalia pada suatu organisasi atau perusahaan dapat membantu karyawan untuk mengurangi stress dengan memindahkan (transfer) ke pekerjaan lain, mengganti penyelia yang berbeda, dan menyediakan lingkungan kerja yang baru. Latihan dan pengembangan karier dapat diberikan untuk membuat karyawan mampu melaksanakan pekerjaan baru. Departemen personalia hendaknya juga membantu para

4 “ Hubungan Stres dengan Daya Tahan Tubuh “

http://health.kompas.com/read/2013/01/17/15121499/Hubungan.Stres.dengan.Daya.Tahan.Tubuh ( Di akses 8 oktober 2015 )

(11)

“http://kel6imkswa.blogspot.com/2009/06/pengaruh-karyawan untuk memperbaiki kemampuan mereka dalam menghadapi stress. Komunikasi yang lebih baik bisa memperbaiki pemahaman karyawan terhadap situasi-situasi stress, dan program-program latihan dapat diselenggarakan untuk mengembangkan ketrampilan dan sikap dalam menangani stress.

Bagaimana pun juga, pelayanan konseling mungkin merupakan cara paling efektif untuk membantu para karyawan,Salah satu pelayana konseling yakni :

1. Pendekatan-pendekatan Individual, Manajemen waktu, Latihan fisik, Latihan relaksasi, Dukungan sosial, Konseling karyawan nasihat, memahami kepercayan kembali (reassurance), komunikasi, pelepasan ketegangan emosi , menjernihkan pikiran, dan reorientasi.

2. Pendekatan Organisasi, Seleksi dan penempatan, Penetapan tujuan, Pendesainan kembali pekerjaan, Pengambilan keputusan secara partisipatife, Komunikasi organisasi, Program-program kebugaran, Begitu pula dengan arus pesan dalam suatu jaringan komunikasi yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain atau komunikasi organisasi harus berjalan seimbangan.

Di perlukan sebuah komunikasi untuk strategi dalam penanganan sistem kinerja pada setiap bawahan sampai atasan, dengan maksud untuk mengurangi tekanan pekerjaan yang berpotensi penyebab stres terhadap seorang karyawan. agar komunikasi ini berjalan dengan baik dann pesannya dapat diterima oleh karyawan maka diperlukan media-media yaitu, antara lain: buku pedoman, petunjuk teknis, majalah, surat kabar (media cetak) dan perintah lisan yang langsung atau instruksi-instruksi dari atasan, pidato-pidato, pertemuan-pertemuan, closed circuit televise, dan telepon. Adapun 3 jenis penyampaian yakni :

1. Komunikasi ke bawah: komunikasi dari pihak manajemen → bawahan, Petunjuk-petunjuk tugas yang spesifik, instruksi-instruksi pekerjaan yang jelas, Informasi yang didesain untuk menghasilkan pengertian tentang tugas dan hubungannya dengan tugas-tugas organisasi lainnya (rasionalitas pekerjaan), Informasi tentang kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaan operasionalnya (prosedur dan pratik organisasi), Umpan balik kepada para karyawan tentang kinerja mereka, Informasi tentang karakteristik ideology sebagai misi perusahaan dengan cara mengulang-ulang latihan dan pengajaran supaya bawahan terkesan dengan misi tersebut. 2. Komunikasi ke atas: komunikasi dari bawahan → atasan·Informasi tentang

(12)

dalam jaringan komunikasi pada umumnya merasa lebih puas dengan pekerjaannya, lebih berkomitmen pada perusahaannya, dan lebih berprestasi kerja daripada mereka yang tidak dilibatkan dalam proses komunikasi.

3. Komunikasi Horizontal: komunikasi antara karyawan Fungsi: memperbaiki tugas, pemecahan masalah pekerjaan, berbagi informasi, pemecahan konflik, membina hubungan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya. yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Bahwasannya stress itu ada dan berasal dari lingkungan, kondisi dirinya, serta pikiran. Penyebab stress dianggap suatu hal yang biasa dimana didalamnya dapat merespon apa yang terjadi pada hubungan stresor, dianggap positif karena adanya interaksi individu dan lingkungan. Stress dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan baik secara fisik, psikososial maupun spiritual serta dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arden B Jhon” , Bekerja Tanpa Strees,Buana Ilmu Populer,Indonesia, 2007, hlm 45

” Psikologi “.http://dedeh89-psikologi.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-stress.html ( Di akses 06 oktober 2015 ).

“ psikologi Islam “.http://www.psikologiku.com/sumber-stres-internal-dan-eksternal-dalam-psikologi/ ( Di akses 06 oktober 2015 )

“ Hubungan Stres dengan Daya Tahan Tubuh “

http://health.kompas.com/read/2013/01/17/15121499/Hubungan.Stres.dengan.Daya.Tahan.Tubuh ( Di akses 8 oktober 2015 )

Referensi

Dokumen terkait

Saat satu orang itu histeris, penumpang lain ikut men- jadi histeris.Praduga bahwa alat tersebut adalah detek- tor bom timbul karena Kumar yang membawanya, Ku- mar yang bertampang

Selama dekade terakhir ionic liquids (ILs) merupakan pelarut alternatif baru dengan campuran (kation dan anion) memiliki sifat fisik dan sifat larutan yang spesifik

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

Diperlukan komunikasi yang baik dalam melakukan cross selling agar nasabah atau calon nasabah tertarik untuk memakai produk dan jasa Bank DKI1. Namun, dalam

Hasil Penelitian keanekaragaman, kegunaan dan potensi jenis-jenis dari Piperaceae di kawasan Suaka Alam Maninjau Utara-Selatan Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat

Dapat memberikan penjelasan hubungan antara status gizi dengan usia Menarche pada remaja, sehingga dokter dapat mengkaitkan kejadian menstruasi yang berbeda-beda

8.2.4 Guru kelas perlu mengambil tindakan kepada murid yang tidak hadir ke sekolah 3 hari berturut-turut tanpa sebab dan makluman dari waris.. 8.2.5 Membudayakan ucapan salam

Hasil dari adanya penilaian kinerja diharapkan: (1) dapat memotivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik atau bahkan dapat menumbuhkan komunikasi lebih