• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kesehatan dan Keselamatan Kerja doc"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.

Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2. Tujuan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

4. Kondisi Kerja Masa Kini

5. Keterkaitan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Produktivitas

(2)

1.3. Tujuan

Untuk Mengetahui:

1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2. Tujuan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

4. Kondisi Kerja Masa Kini

5. Keterkaitan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Produktivitas

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

2. Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

3. Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja

4. Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

5. Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

6. Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

7. Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. (Lalu Husni, 2003: 138).

(4)

2.2. Tujuan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Adapun uraian dalam tujuan manajemen K3 antara lain:

1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negri ataupun pekerja-pekerja bebas.

2. Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efesiensi dan daya produktifitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja, pelipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.

3. Lebih jauh,system ini dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari proses industrialisasi yang bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin di timbulkan oleh produk-produk industri.

2.3. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja,baik peyakit yang disebabkan oleh pekerjaan maupun kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa fktor, diantaranya :

1. Faktor fisik,yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain-lain. 2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan

benda-benda padat.

3. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun tumbuh-tumbuhan. 4. Faktor fisiologis, seperti kontruksi mesin, sikap, dan cara kerja.

5. Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan diantara pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya.

Faktor-faktor tersebut tentu bisa mengganggu ‘daya kerja’ seorang karyawan. Misalnya penerangan yang intensitasnya kurang biasanya akan berpengaruh pada kelelahan mata kemudian kegaduhan dan kebisingan berpengaruh pula pada daya ingat. Termasuk konsentrasi pikiran. Akibatnya terjadi kelelahan psikologi bahkan ketulian.

Kondisi kesehatan tempat kerja yang buruk dapat menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerja karyawan. Dengan demikian sangat perlu adanya upaya pengendalian untuk dapat mecegah, mengurangi, bahkan menekan terjadinya hal itu.

(5)

Kesejahterahan karyawan merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai baik pengusaha, lembaga pemerintah, maupun wiraswasta yang tugas pokoknya mengelola manusia. Salah satu aspek kesejahteraan manusia adalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tantangan dalam era industrialisasi akan semakin meningkat dengan digunakananya teknologi canggih dan beresiko tinggi. Tantangan tersebut harus dijawab dengan kesiapan tenaga kerja, baik dari segi pendidikan maupun keterampilan dan peralatan perlindungan kerja. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dikeluarkannya UU no.14-1969 dan UU no.1-1970 serta peraturan lain yang melengkapinya.

2.4. Kondisi Kerja Masa Kini

Perkembangan sector industri yang pesat ditandai dengan penerapan teknologi canggih. Penerapan ini di satu pihak akan memacu perkembangan ekonomi, akan tetapi dilain pihak bila tidak ditangani secara berencana dan terpadu dapat meningkatkan kecelakan kerja, penyakit akibat kerja, bahkan meningkatkan pengangguran.

Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam industri: 1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Penyebab kecelakaan kerja yang terbesar adalah faktor kesalahn manusia, yaitu kurangnya kesadaran pengusaha dan tenaga kerja, terutam dalam melaksanakan berbagai peraturan. Banyak pengusaha menganggap bahwa keselamatan dan kesehaatan kerja kurang bermanfaat dan hanya menambah biaya saja. Hal seperti ini menimbulkan sikap acuh tak acuh sehingga hanya dapat menurunkan produktivitas kerja, kenyamanan, serta keamanan dalam bekerja.

2. Memiliki fasilitas/peralatan built-in (melekat)

(6)

lingkungan seoptimal mungkin sebgai akibat dari penggunaan alat-alat dan bahan industry pengolahan yang melebihi nilai ambang batas tersebut.

4. Jabatan fungsional

Kecanggihan teknologi harus didukung dengan keterampilan pengawasan yang dapat memeriksa dan menguji semua instrument industry pengolahan. Jabatan fungsional perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya sehingga dengan pembinaan dan penyuluhan yang continue dapat mendeteksi semua resiko keselamatan dan kesehatan secara dini. Jabatan fungsional harus memperoleh pendidikan sesuai dengan penggunaan peralatan yang ada dan yang aka nada. Jabatan ini juga perlu diperhatikan dari faktor karier dan kesejahteraannya, seperti tenaga laboratorium yang mempunyai daya tahan tinggi.

5. Faktor gizi yang mendukung produktivitas

Karyawan membutuhkan makanan yang bergizi cukup. Tujuannya untuk memelihara kondisi tubuh agar selalu prima. Kekurangan zat gizi mengakibatkan gangguan kesehatan dan produktivitas kerja.

2.5. Keterkaitan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Produktivitas

Karyawanan memiliki kesejahteraan buruk akan mempengaruhi produktivitasnya lebih lanjut, mereka tidak mempunyai motivasi dan minat,apatis dalam bekerja, serta loyalitas kerja terhadap pekerjaankan berkurang.

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja. 1. Pengaturan jam kerja

Jam kerja normal adalah 40 jam seminggu.tidak semua pekerjaan jam kerja yang sama pekerjaan yang sama akan beresiko tinggi,seperti pelaut dan pekerja di industry kimia, tentu memiliki jam kerja yang berbeda dengan pekerjaan yang tidak banyak menaggung resiko, seperti pegawai administrasi kantor, misalnya.perusahaan paling tidak harus memikirkan pengaturan jam kerja yang tepat dan meminimalkan resiko, terutama untuk pekerjaan yang beresiko tinggi apabila jam kerja bisa berkurang,terutama untuk pekerjaan yang berbahaya dan menanggung resiko,maka tenaga kerja akan merasa lebih puas dan nyaman.hal ini mencerminkan kenyataan bahwa istirahat mingguan atau hari libur di akui sebagai suatu yang penting untuk kesejahteraan karyawan.antara jam kerja dan produktivitas kerja adalah bahwa kondisi karyawan dapat di pengaruhi oleh kurangnya istirahat yang memadai sehingga mengakibatkan kondisi psikis dan mental menurun.contohnya, karyawan di perkejakan dalam shift sewajarnya menerima fasilitas khusus seperti gaji ekstra,bonus,dan sebagainya.

2. Kemudahan menghemat waktu dan effesiensi kerja

(7)

apabila di kaji dengan standar untuk kerja dan volume pekerjaan akan di peroleh suatu jam kerja yang efesien dan efektif. Oleh karena itu, telah diadakan berbagai upaya pengurangan jam kerja untuk waktu istirahat dan libur sebagai konfensasinya.

Sistem shift yang didukung oleh upah shift

Contoh sistem ini adalah pengaturan waktu senggang pada pekerja di sector yang memakai alat-alat ketik,optic,alat yang mengandung radio aktif,bidang kontruksi, pengamatan dan sebagainya.

Organisasi sebaiknya mengatur hal-hal tersebut dalam kesepakatan kerja bersama berdasar peraturanan organisasi sehingga mutu dan kemampuan fisik pekerja dapat terjamin.biasanya pengaturan jam kerja yang efesien diikuti dengan tingkat upah yang berbeda menurut jenis pekerjaannya.

Kenyamanan kerja

Kenyaman kerja perlu diupayakan di semua sector mengingat jenis pekerjaan di setiap sector masing-masing memiliki kerawanan yang berbeda-beda, Contoh :

‒ Komunikasi menggunakan bahasa asing dan label dalam bahasa asing yang dapat disalah tafsirkan.

‒ Perbedaan model instrumen dan alat pengamanan yang tidak sesuai dengan kondisi fisik bangsa tertentu. Misalnya, alat pengaman untuk orang eropa belum tentu cocok bila digunakan oleh orang asia dan fisiknya cenderung lebih kecil.

‒ Perbedaan secarainterior ingkungan kerja, Interior sangat mempengaruhi kejiwaan karyawan,terutama dalam hal warna,luas ruangan,desain,dan sebagainya.orang eropa menyukai warna cerah, sedangkan orang asia menyukai warna kuning,emas,dan merah ( terutama etnis china ). Hal ini berpengaruh pada daya tahan mata tentu saja akan mempengaruhi produktivitas.

‒ Budaya dalam produktivitas. Sebagai contoh, orang Indonesia lebih menyukai atasan dari kultur yang mayoritas sama dengan bawahan. Hal ini berpengaruh pada kelancaran komunikasi antara atasn-bawahan.

Keamanan Kerja

Keamanan dalam melakukan suatu pekerjaan ditandai dengan adanya kesempurnaan dalam lingkungan kerja, alat kerja, dan bahan kerja yang di kendalikan oleh sebuah sistem manajemen yang baik.

Rasa keamanan dalam bekerja menjadi hal yang sangat vital bagi pekerja untuk memperbarui motivasi dalam menjalankan pekerjaan,Sebagai Contoh :

(8)

‒ Bahan baku yang menyebar partikel penyakit.

‒ Olahan limbah yang tidak terencana dengan baik sehingga mengakibatkan hal yang fatal bagi lingkungan sekitar.

‒ Penerapan sistem manajemen yang dapat mempengaruhi sistem kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja gaya baru (K3GB)

Pola K3 pada masa lau masih bersifat konvensional dan pasif terhadap teknologi. Jadi teknologi industry diciptakan terlebi dahulu, baru disusul dengan teknologi keselamatan dan kesehatan kerja. Dukungan kerja K3 pada peralatan yang ada bersifat suplemen sehingga aktifitas K3 cenderung lamban dalam mengikuti suatu teknologi baru.

Dalam K3GB ini setiap teknologi harus merupakan paket utuh (built-in) dengan teknologi yang dipakai dalam semua sector. Contohnya, pabrik gelas belum berfikir untuk membuat penutup gelas sehingga dalam upaya ekstensifikasi usaha dibuatlah gelas plus tutup yang serasi yang merupakan paket utuh. Oleh karena itu, paket utuh tersebut dirancang dari awal sehingga keselamatan dan kesehatan kerja dapat terjamin. Bagi Negara yang belum banyak menerapkan ternologi tersebut, hal-hal berikut dapat dijadikan pedoman yang nantinya akan disepakati.

‒ Kontrubusi biaya sebesar 0,5%-1% dari biaya produksi

Biaya dalam paketbyang utuh (built-in) antara teknologi canggih dan teknologi K3 merupakan perpaduan dalam biaya produksi yang menjamin peningkat mutu barang sebesar 0,5% untuk teknologi sederhana dan 1% untuk teknologi yang mahal. Kontrubusi biaya tersebut digunakan untuk pengujian dan pemeriksaan, baik di laboratorium ataupun uji coba teknologi. Biaya 0,5% dan 1% dari biaya produksi digunakan untuk memperluas aktivitas penelitian dan pengembangan untuk mencegah kecelakaan kerja. Seperti kasus pada Bhopal Unit Carbides India yang harus mengeluarkan $447 Juta untuk kecelakaan kerja dan kerugian yang dialami.

‒ Teknologi K3 yang teruji

Syarat dan K3GB adalah ditandai oleh teknologi K3 yang teruji seperti :

(9)

d. Keterampilan kerja telah teruji. e. Menetapkan standar kerja baru. f. Asuransi bagi pekerja.

2.6. Kebijaksanaan Terhadap Perlindungan Tenaga Kerja

1. Budayakan K3 melalui pendidikan formal dengan rancangan kurikulum dengan menampilkan simulasi program K3 yang lebih menarik dan menimbulkan etos kerja dan partisipasi.

2. Mempersiapkan tenaga ahli K3 di semua sektor perusahaan. 3. Memperkenalkan konsep K3GB lewat sistem built-in.

4. Perlu adanya pendelegasian wewenang tentang teknologi perlindungan K3 dan dikoordinasi departemen tenaga kerja.

5. Teknologi perlindungan K3 dapat menciptakan lapangan kerja baru. 6. Membuat standarisasi baru dengan tambahan komponen K3.

7. Meningkatkan pengawasan mutu melalui uji coba teknologi.

8. Perlu ada tinjauan untuk selalu memperbarui konsep K3 dalam periode pertama.

2.7. Kesejahteraan Tenaga Kerja

Secara prinsip, kesejahteraan para karyawan bukan saja terletak dari tingkat pendapatan (upah) yang diberikan pihak organisasi, akan tetapi faktor-faktor laiinnya pun cukup berperan penting, seperti perhatian dari pengusaha terhadap kesehatan dan jaminan keselamatan kerja.

Kesegaran jasmani dan rohani adalah merupakan faktor penunjang untuk meningkatkan produktivitas seseorang dalam bekerja. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus dipelihara selama bekerja bahkan sampai setelah bekerja. Kesegaran jasmani dan rohani tidak saja pencerminan kesehatan fisik dan mentak, tetapi juga gambaran adanya keserasian dan keselarasan antara seseorang dengan pekerjaannya, yang sangat dipengaruhi oleh kemamampuan pengalaman , pendidikan dan pengetahuan yang dimilikinya.

Tingkat gizi, terutama bagi parah buruh kasar dan berat, adalah faktor penentu derajat produktivitas kerjannya. Makanan yang bergizi dan sehat bagi pekerja berat ibarat mesin untuk kendaraan bermotor. Pekerja berat yang tentu saja memiliki beban kerja yang terlalu berat biasanya akan mengalami penurunan berat badan. Manusia dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkugan kerja merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kesatuan seperti itu dinamakan roda keseimbangan dinamis. Apabila keseimbangan ini tidak menguntungkan, akan terjadi keadaan labil yang menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit cacat, dan bahkan kematian.

Untuk mencegah gangguan kesehatan dan daya kerja, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar karyawan tetap produktif dan mendapatkan perlindungan keselamatan keerja, yaitu:

(10)

karyawan untuk mengetahui calon pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan yang akan diberikan kepadanya, baik fisik, maupun mentalnya.

2. Pemeriksaan dan kesehatan berkala untuk evaluasi. Apakah faktor-faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan kepada tubuh karyawan atau tidak.

3. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada karyawan secara continue. Itu penting agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.

4. Penerangan dan penjelasan sebelum bekerja, agar para karyawan mengetahui dan menaati peraturan-peraturan dan lebih berhati-hati. 5. Pakaian pelindung, misalnya masker, kaca mata, sarung tangan,

sepatu, topi pakaian kerja dan sebagainya.

6. Isolasi, yaitu mengisolasi operasi atau proses produksi dalam memperoleh yang membahayakan karyawan, misalnya mengisolasi mesin yang sangat berisik agar tidak menjadi mengganggu kinerja pekerja lain. Contoh lain adalah isolasi pencampuran bensin dengan tetra-etil- timah hitam.

7. Ventilasi setempat (local exhauster), ialah alat untuk menghisap udara suatu tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan dari suatu tempat dihisap dan dialirkan keluar.

8. Subsitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan yang kurang bahaya atau tidak berhaya sama sekali, misalnya Carbontetrachlorida diganti dengan trichlor etilen.

9. Ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut perhitungan kedalam ruang kerja. Hal tersebut bertujuan agar kadar dari bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini bisa lebih rendah hingga mencapai nilai ambang batas (NAB).

(11)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.

Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.

3.2. Saran

(12)

Daftar Pustaka

 http://hitamandbiru.blogspot.co.id/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html

Referensi

Dokumen terkait

Sitem produksi atau teknologi apapun yang dipakai, pekerjaan konstruksi pada dasarnya tetap memerlukan lebih banyak tenaga kerja. Pekerja yang lebih banyak

Menghilangkan / meminimalkan semua faktor yang dapat berlaku sebagai penyebab terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja..

Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.. Dengan

Kecenderungan wanita kawin untuk bekerja di atas jam kerja normal (lebih dari 40 jam dalam seminggu) lebih tinggi pada wanita yang berusia lebih muda, memiliki tingkat pendidikan

Kebutuhan pekerja terhadap pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan pembersihan kaca jendela yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap 10

Sitem produksi atau teknologi apapun yang dipakai, pekerjaan konstruksi pada dasarnya tetap memerlukan lebih banyak tenaga kerja. Pekerja yang lebih banyak menggunakan

Informasi Umum Ketentuan umum berlaku bagi seluruh tenaga kerja, umum maupun tamu pada tempat kegiatan konstruksi pekerjaan 1 Semua pekerja dan semua orang wajib mematuhi semua

Pada dasernya sistem penanganan keselamatan kerja adalah sama yaitu untuk melindungi pekerja dari kecelakaan kerja, namun banyak alasan kenapa orang kurang memperhatikan akan pentingnya